SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 28
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PARADIGMA & TEORI
KEBIJAKAN SOSIAL
Sesi VIII – Kebijakan & Perencanaan Sosial
Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
M. Izzul Haq, M.Sc
PARADIGMA
PARADIGMA







Berasal dari Yunani "παράδειγμα" (paradeigma) yang berarti:
“pola, contoh, model”
Merupakan “Pandangan mendasar dari ilmuwan tentang: apa yang
menjadi pokok kajian yang seharusnya dipelajari sebagai disiplin
ilmu pengetahuan; dan apa yang seharusnya ditanyakan; serta
bagaimana jawabannya”
Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai,
dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam
sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual
Keragaman paradigma dapat terjadi karena perbedaan filosofis.
PERSPEKTIF dalam KEBIJAKAN SOSIAL
1. ASPEK KEBIJAKAN SOSIAL
2. DIMENSI IDEOLOGI KEBIJAKAN SOSIAL KAPITALISTIK
3. PENDEKATAN KEBIJAKAN SOSIAL
4. MODEL KEBIJAKAN SOSIAL
Aspek-Aspek dalam Kebijakan Sosial
1.

Policy as a process
Kebijakan sosial sebagai suatu rangkaian tindakan yang berisi prinsip-prinsip
atau pedoman untuk melaksanakan kebijakan

2.

Policy as a product
Kebijakan sosial sebagai suatu produk yang berisi dokumen, ketentuan, aturan
yang dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan

3.

Policy as a rulers or regulation
Kebijakan sosial sebagai peraturan perundang-undangan

4.

Policy as planning for social redistribution
Kebijakan sosial sebagai suatu perencanaan sosial untuk mencapai tujuan
pemerataan, baik pemerataan sumber-sumber pemerataan pendapatan
maupun pemilihan pemerataan pemanfaatan sosial.
Dimensi Ideologis Kebijakan Sosial Kapitalistik
Egalitarian
Menekankan pada pengentasan
kesenjangan sosial

Liberal

Liberal sosial

Demokrasi sosial

Republikan
Menekankan
pada solidaritas
sosial

Menekankan
pada kebebasan
individu

Neo-konservatif

Konservatif sosial

Konservatif
Menekankan
pemeliharaan tata
sosial yang ada


Egalitarian/Liberal, Liberal Sosial
a.
Mengacu pada etos individualisme, bukan kolektivis/solidaritas
b.
Menekankan peran spesifik tetapi terbatas dari suatu negara
c.
Tidak untuk menghapus kesenjangan sosial secara sempurna, melainkan
untuk menjamin kebutuhan minimum setiap warga negara sehingga setiap
individu bebas mengembangkan dirinya
d.
Contoh : negara kesejahteraan di AS (1935 – 1980an), Inggris (1948 –
1980an)



Egalitarian/Republikan, Demokrasi Sosial
a.
Berpaham kolektivis
b.
Merupakan sosialisme moderat
c.
Tidak menolak kapitalisme, melainkan berupaya mengubahnya secara
demokratis dengan menjadikan kapitalisme lebih egaliter.
d.
Secara umum dikaitkan dengan gerakan buruh dan serikat pekerja.
e.
Contoh: negara kesejahteraan di kawasan Skandinavia


Konservatif/Republikan, Konservatif Sosial
a.
Lebih mengutamakan keutuhan sosial dibanding kesetaraan sosial
b.
Mengakomodasi kapitalisme dengan mempertahankan kedermawanan
kebijakan sosial dengan tujuan memelihara, bukan mengubah, masyarakat.
c.
Dimotori oleh Otto von Bismarck (Kanselir Jerman 1871 – 1890). Inisiator
kebijakan asuransi sosial yang bertujuan untuk melemahkan pengaruh
serikat pekerja dan melumpuhkan beberapa nilai tradisional dengan
kekuatan negara.
d.
Contoh : partai Demokrat Kristen di beberapa negara Eropa, partai
Konservatif di Inggris.



Konservatif/Liberal, Neo-konservatif
a.
Mengacu pada gagasan yang menekankan ekonomi bebas dan negara kuat.
b.
Mengkominasikan liberalisme ekonomi dengan otoritarianisme moral dan
pembentukan perilaku individu.
c.
Contoh : keberadaan Poor Law yang bersifat residualis dan menciptakan
stigma bagi individu penyandang masalah kesejahteraan di Inggris sebelum
1948, yang kemudian gagasan ini muncul lagi dengan model negara
kesejahteraan di AS era Presiden Reagan dan di Inggris era PM Margaret
Thatcher (1980an – 1990an).
Kebijakan Sosial Holistik*
Aktor

Kelompok Target/Tujuan

Negara
(sentralisasi/desentralisasi)

Individual, rumah tangga,
komunitas

Masyarakat sipil (LSM,
masyarakat, gerakan sosial)

Peningkatan kesejahteraan bagi
semua, peningkatan modal
manusia/human capital, daya
saing pekerja secara
internasional, membangun
kohesi sosial dan melawan
eksklusi (karena kelas, gender,
etnis dsb)

Sektor bisnis swasta
(domestik, supranasional,
transnasional)

Institusi pembangunan
internasional (multilateral,
bilateral, agensi PBB, badan
regional)

Kebijakan-kebijakan

Pelayanan sosial dasar
(kesehatan, pendidikan,
perumahan, jaminan sosial)
Jaring pengaman/dana sosial
Bantuan untuk keberlanjutan
mata pencaharian/sustainable
livelihood

Pendekatan silang sektor
Entitlements, hak sosial,
kapabilitas

Partisipatif/inklusif
Akuntabilitas
* Hall, A dan Midgley, J (2004) Social Policy for Development. London: Sage, hal. 38.
Model Kebijakan Sosial*
Berdasarkan
Pelaksanaan dan
Pembuatan
Kebijakan

Model
Imperatif

Kebijakan sosial terpusat, yakni seluruh tujuan-tujuan sosial, jenis,
sumber dan jumlah pelayanan sosial seluruhnya ditentukan oleh
pemerintah

Indikatif

Kebijakan sosial yang mengupayakan kesamaan visi dan aspirasi seluruh
masyarakat. Disebut pula sebagai kebijakan sosial partisipatif.

Ruang lingkup
/Cakupan
(coverage)

Universal

Kebijakan sosial secara menyeluruh tanpa membedakan usia, jenis
kelamin, dan status sosial. Berprinsip pada pencapaian ‘social minimum’

Selektivitas

Kebijakan sosial yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sosial warga
masyarakat tertentu (PMKS/PPKS)

Keberlanjutan/
Keajegan
Pelayanan Sosial

Residual

Kebijakan sosial diperlukan ketika lembaga-lembaga alamiah tidak dapat
menjalankan peranannya. Disebut sebagai model kuratif.

Institusional

Kebijakan sosial dalam bentuk pelayanan sosial yang melembaga dan
Berkesinambungan. Disebut sebagai model antisipatif.

Jenis
Permasalahan /
Sasarannya

Kategorikal

Kebijakan yang hanya difokuskan mengatasi suatu permasalahan sosial
berdasarkan sektor permasalahan tertentu, bersifat spesifik dan parsial

Komprehensif

Kebijakan yang diarahkan tidak hanya untuk mengatasi satu bidang
masalah saja, melainkan beberapa masalah sosial yang terkait dalam satu
formulasi kebijakan sosial terpadu

* Suharto, Edi (2010) Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, hal. 69 – 76.
TEORI






Teori ‘a set of concept and ideas that explains and predict
physical and social phenomena’ (Schermerhorn)
Teori terbagi atas dua pemahaman
1. Lay theory, merupakan teori yang dikembangkan dari
pengalaman, atau menurut Schermerhorn sebagai developed
by themselves or learned from others over time and as a result of
their experience.
2. Scientific theory, merupakan teori yang dikembangkan melalui
metode-metode ilmiah, atau that are developed through
scientific methods.
Teori kebijakan sosial dikembangkan dari best practices, yang
kemudian diverifikasi, divalidasi, dan kemudian dikodifikasikan.
Mengapa ‘Teori’ Kebijakan Sosial?




Teori memainkan peran penting dalam pembentukan
keputusan mengenai sebuah kebijakan sosial
Ide-ide teoritis mempengaruhi kebijakan sosial
Kebijakan sosial berangkat dari asumsi mengenai
bagaimana masalah dan kebutuhan sosial tertangani
TEORI KEBIJAKAN SOSIAL*

1.

TEORI REPRESENTASIONAL

2.

TEORI EKSPLANATORI / ANALITIS

3.

TEORI NORMATIF

* Hall, A dan Midgley, J (2004) Social Policy for Development. London: Sage, hal. 24.
TEORI REPRESENTASIONAL


Berkaitan dengan klasifikasi.
Berupaya menyederhanakan fenomena kebijakan sosial yang rumit dalam serangkaian
kategori untuk menjelaskan pendekatan kebijakan sosial yang beragam. Kategori
tersebut disebut juga dengan tipologi atau model.



Beberapa tipologi kebijakan sosial :



model‘residual dan institusional’ (Wilensky & Lebeaux, 1965) ditambah dengan model
‘industrial achievement-performance’ (R. Titmuss, 1972), tentang tipologi kebijakan sosial
‘three worlds of welfare capitalism’ (Esping-Andersen,1990) tentang tipe kebijakan
sosial di 29 negara maju yang menjadi anggota OECD (Organization for Economic Cooperation & Development)
‘welfare regime’ (Ian Gough, 2004) tentang tipe kebijakan sosial di negara berkembang
‘empat kategori negara’ (Suharto, 2006) tentang tingkat penerapan sistem negara
kesejahteraan di negara / spektrum pembangunan kesejahteraan sosial di daerah
TIPOLOGI AWAL
Wilensky & Lebeaux “ Residual & Institusional”
RESIDUAL WELFARE STATE
mengasumsikan tanggung jawab negara sebagai penyedia
kesejahteraan berlaku jika dan hanya jika keluarga dan pasar
gagal menjalankan fungsinya serta terpusat pada kelompok
tertentu dalam masyarakat
INSTITUTIONAL WELFARE STATE
bersifat universal, mencakup semua populasi warga, serta
terlembaga dalam basis kebijakan sosial yang luas dan vital
bagi kesejahteraan masyarakat
kemudian disempurnakan oleh...
Residual welfare state, Institutional
welfare state, & Industrial
Achievement-Performance welfare
state

Richard Titmuss
WELFARE REGIME
/ Rezim Kesejahteraan
Mengacu pada pola interaksi
dan saling keterkaitan dalam
produksi dan alokasi
kesejahteraan antara negara,
sistem pasar, dan
keluarga/rumah tangga*
Welfare regime = Welfare mix (pola
kebijakan sosial negara dan pola
penyediaan kesejahteraan secara luas di
masyarakat) + Welfare outcomes (derajat
dekomodifikasi) + Dampak stratifikasi
* Ian Gough (2000) Welfare Regime in East Asia & Europe, University of Bath
WELFARE REGIME NEGARA BERKEMBANG
No

Model

Tipikal

Contoh

1

Proto-welfare
State Regime

Mulai adanya komitmen negara
secara ekstensif terhadap penyediaan
kesejahteraan.

Israel, Kostarika, negara-negara
eks-Uni Soviet, negara-negara
industri di Amerika Latin

2

Successful
Informal
Security
Regime

Pengeluaran sosial negara masih
rendah namun welfare outcome dan
output pelayanan sosial relatif baik

Cina, negara-negara di Asia Timur
dari Korea sampai Thailand, Iran,
Turki, negara-negara di Amerika
Tengah

3

Failing Informal
Security Regime
a. High
Illiteracy

Ditandai dengan rendahnya
pendapatan dan banyaknya buta
aksara, khususnya bagi perempuan
meski memiliki demokrasi yang
ekstensif dan kesetaraan pendapatan

India, Pakistan, Bangladesh, Nepal

b.

Kebijakan sosial mulai diperluas,
melek aksara cukup tinggi tetapi
angka kematian sangat tinggi karena
HIV/AIDS

Afrika Selatan, Namibia,
Botswana, Zimbabwe, Kenya

Tiadanya maknisme jaminan sosial
informal

Negara Sub-Sahara Afrika (Benin,
Ethiopia, Mali, Senegal dsb)

4

High
Morbidity

Insecurity
Regime
CONTOH TIPOLOGI KEBIJAKAN SOSIAL
Residual
Wilensky
& Lebeaux
Richard
Titmuss

Institusional
IndustrialAchievement
Performance
Liberal

Gosta
Esping Andersen

Demokrasi
Sosial

Konservatif

Kebijakan sosial yang terbatas dan secara kuantitas sedikit. Contoh
kebijakan sosial era kolonial dan era program penyesuaian struktur (SAP)
Kebijakan sosial yang memainkan peran di garis depan untuk
mempromosikan cakupan universal dan penyediaan pelayanan sosial
secara ekstensif.
Kebijakan sosial yang terkait dengan ekonomi dan menyediakan pelayanan
kesejahteraan atas dasar prestasi, kinerja, dan produktivitas

Dicirikan dengan jaminan sosial yang terbatas, residual, dan dorongan pada
pasar untuk mengurus pelayanan-pelayanan umum.
Dicirikan dengan jaminan sosial yang bersifat universal dan komprehensif
dalam berbagai tunjangan serta kebijakan aktif negara mencegah
ketergantungan tenaga kerja pada mekanisme pasar.
Kebijakan sosial yang dicirikan dengan sistem jaminan sosial yang segmented
(berbeda-beda sesuai jenis pekerjaan) dan familialisme (bertumpu pada peran
keluarga sebagai penyedia utama).

Negara/Daerah
Sejahtera
Edi
Suharto*

Negara/Daerah yang memiliki PDB/PAD tinggi dan belanja sosial yang tinggi.

Negara/Daerah
Dermawan

Negara/Daerah yang memiliki PDB/PAD rendah dan belanja sosial yang
tinggi.

Negara/Daerah
Pelit

Negara/Daerah yang memiliki PDB/PAD tinggi dan belanja sosial yang
rendah.

Negara/Daerah
Lemah

Negara/Daerah yang memiliki PDB/PAD rendah dan belanja sosial yang
rendah.
TEORI EKSPLANATORI / ANALITIS


Teori yang berupaya menjawab berbagai pertanyaan mengenai
asal muasal kebijakan sosial, fungsinya di dalam masyarakat, dan
alasan munculnya kebijakan sosial.



Mengapa muncul kebijakan sosial? Beberapa alasan…
1.
2.

3.
4.

Peran industrialisasi memotivasi pemerintah untuk memperluas
pelayanan kesejahteraan sosial.
Kelompok kepentingan memainkan peran vital dalam memelihara
ekspansi kebijakan sosial.
Pemerintah benar-benar ingin meningkatkan kondisi sosial dan
mempromosikan kesejahteraan warganya.
Diadopsi oleh pemerintah karena bisa mencegah keresahan politik dan
menjaga ketertiban.
TEORI NORMATIF





Menyediakan kerangka nilai untuk kebijakan sosial.
Berguna untuk mengidentifikasi kebijakan sosial yang terkait
dengan keragaman nilai, ideologi dan tujuan, baik politik maupun
non-politik (budaya/agama).
Teori normatif memainkan peran penting dalam kebijakan sosial
karena mempengaruhi keputusan kebijakan sosial yang disusun
oleh partai politik, pemerintah, LSM, gerakan sosial populer, dan
lembaga internasional.
Ideologi Normatif dan Implikasi bagi Praktek Kebijakan Sosial*

Kolektivis

Masyarakat terbaik adalah masyarakat yang saling bekerjasama dan bersama-sama untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Ide ini menginspirasi tokoh gerakan Reformasi Liberal,
Demokrasi Sosial dan Marxisme yang percaya bahwa kemampuan negara mengontrol
dan mengendalikan sumber daya secara kolektif dapat berguna untuk mempromosikan
kesejahteraan. Ideologi yang melahirkan institusionalisme ini menjadi dasar pendekatan
statisme (bertumpu pada peran negara) dalam kebijakan sosial. Paham ini dominan dalam
praktek kebijakan sosial pasca PD II. Dipromosikan oleh PBB, organisasi lainnya, dan
banyak pemerintahan negara berkembang.

Individu memegang peranan penting dalam kehidupan sosial. Berakar dari Reformasi
Protestan, kebangkitan rasionalisme di era Renaisans dan kebebasan individu dari
otoritas feodal tradisional selama Revolusi Prancis & Amerika berlangsung. Ideologi ini
Individualis mengusung doktrin laissez-faire dalam bidang ekonomi dan menjadi dasar bagi
pendekatan enterprise dalam kebijakan sosial yang mulai dominan sejak 1980an. Ideologi
ini melahirkan residualisme dalam praktek kebijakan sosial dan berpandangan bahwa
kebijakan sosial harus sesuai dengan ekonomi pasar.

Populis

Keterlibatan masyarakat berikut nilai umum, kepercayaan, dan budaya mereka berperan
penting dalam formulasi kesejahteraan sosial. Bentuk dari ideologi ini berupa Nasionalisme
yang menekankan peran pelayanan sosial dari negara untuk membentuk kohesi nasional
dan memperkuat kapasitas masyarakat menghadapi ancaman luar. Bentuk lain adalah
Tradisionalisme yang muncul dari nilai dan kepercayaan agama seperti Islam, Hindu,
Konghucu, atau Katolik Roma yang secara khusus mempengaruhi praktek kebijakan
sosial di negara-negara berkembang.

* Hall, A dan Midgley, J (2004) Social Policy for Development. London: Sage, hal. 28 - 36.
Rujukan
Fahrudin, Adi (2012). Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama, hal.75-76
Hall, A dan Midgley, J (2004) Social Policy for Development. London: Sage, hal. 24 – 36.
Nugroho, Riant (2012) Social Policy for the Developing Countries, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal. 56 – 93.

Suharto, Edi (2008) Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, hal. 56 – 69.
Suharto, Edi (2010) Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, hal. 69 – 76.
Triwibowo, D dan Bahagijo, S (2006) Mimpi Negara Kesejahteraan. Jakarta: LP3ES, hal. 101-105.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosialPertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosialUIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
 
Tipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanTipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanNuzulul Putri
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
 
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdPerkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdFrans Dione
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikDian Herdiana
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikSiti Sahati
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanZakiah dr
 
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)Islamic University
 
Nurul khaiva kebijakan publik sp
Nurul khaiva kebijakan publik spNurul khaiva kebijakan publik sp
Nurul khaiva kebijakan publik spnurul khaiva
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalDadang Solihin
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam PembangunanPartisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam PembangunanAtika Rusli
 

Was ist angesagt? (20)

kebijakan dan perencanaan sosial
 kebijakan dan perencanaan sosial kebijakan dan perencanaan sosial
kebijakan dan perencanaan sosial
 
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosialPertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Materi Kebijakan publik
Materi Kebijakan publikMateri Kebijakan publik
Materi Kebijakan publik
 
Tipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanTipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakan
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdPerkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan Publik
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
 
Nurul khaiva kebijakan publik sp
Nurul khaiva kebijakan publik spNurul khaiva kebijakan publik sp
Nurul khaiva kebijakan publik sp
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakanPertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
 
Materi Analisis sosial
Materi Analisis sosialMateri Analisis sosial
Materi Analisis sosial
 
Partai politik
Partai politikPartai politik
Partai politik
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
PROSES KEBIJAKAN PUBLIK
PROSES KEBIJAKAN PUBLIKPROSES KEBIJAKAN PUBLIK
PROSES KEBIJAKAN PUBLIK
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam PembangunanPartisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
 
Pertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosial
Pertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosialPertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosial
Pertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosial
 

Andere mochten auch

Linguistik Historis Komparatif “Perbandingan Bahasa Bali Kuna dengan Bahasa J...
Linguistik Historis Komparatif “Perbandingan Bahasa Bali Kuna dengan Bahasa J...Linguistik Historis Komparatif “Perbandingan Bahasa Bali Kuna dengan Bahasa J...
Linguistik Historis Komparatif “Perbandingan Bahasa Bali Kuna dengan Bahasa J...Undergraduate Degree Alumnae
 
Analisis kebijakan sosial
Analisis kebijakan sosialAnalisis kebijakan sosial
Analisis kebijakan sosialppnibb
 
Tipologi bahasa
Tipologi bahasaTipologi bahasa
Tipologi bahasaItsuna Tse
 
Linguistik perbandingan
Linguistik perbandinganLinguistik perbandingan
Linguistik perbandinganruzita zieta
 
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF  “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF  “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...Undergraduate Degree Alumnae
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologyTina Lestary
 
Inovasi dan Inisiatif Program Legislasi
Inovasi dan Inisiatif Program LegislasiInovasi dan Inisiatif Program Legislasi
Inovasi dan Inisiatif Program LegislasiTri Widodo W. UTOMO
 

Andere mochten auch (8)

Linguistik Historis Komparatif “Perbandingan Bahasa Bali Kuna dengan Bahasa J...
Linguistik Historis Komparatif “Perbandingan Bahasa Bali Kuna dengan Bahasa J...Linguistik Historis Komparatif “Perbandingan Bahasa Bali Kuna dengan Bahasa J...
Linguistik Historis Komparatif “Perbandingan Bahasa Bali Kuna dengan Bahasa J...
 
Analisis kebijakan sosial
Analisis kebijakan sosialAnalisis kebijakan sosial
Analisis kebijakan sosial
 
Tipologi bahasa
Tipologi bahasaTipologi bahasa
Tipologi bahasa
 
Teori normatif
Teori normatifTeori normatif
Teori normatif
 
Linguistik perbandingan
Linguistik perbandinganLinguistik perbandingan
Linguistik perbandingan
 
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF  “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF  “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Inovasi dan Inisiatif Program Legislasi
Inovasi dan Inisiatif Program LegislasiInovasi dan Inisiatif Program Legislasi
Inovasi dan Inisiatif Program Legislasi
 

Ähnlich wie Pertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosial

PPT SMA SOSIOLOGI KELAS 10 kumer BAB 1.ppt
PPT SMA SOSIOLOGI KELAS 10 kumer BAB 1.pptPPT SMA SOSIOLOGI KELAS 10 kumer BAB 1.ppt
PPT SMA SOSIOLOGI KELAS 10 kumer BAB 1.pptMelkiAndreas
 
Nota_Slide_Pengenalan_Sosiologi_dlm_Pendidikan_pdf.pdf
Nota_Slide_Pengenalan_Sosiologi_dlm_Pendidikan_pdf.pdfNota_Slide_Pengenalan_Sosiologi_dlm_Pendidikan_pdf.pdf
Nota_Slide_Pengenalan_Sosiologi_dlm_Pendidikan_pdf.pdfPDPPPI11022YusnidaBi
 
2.Sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan.ppt
2.Sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan.ppt2.Sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan.ppt
2.Sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan.pptannajihachannel
 
Resume perubahan sosial
Resume perubahan sosialResume perubahan sosial
Resume perubahan sosialJef Ri
 
Sosiologi%20 pendidikan[1]
Sosiologi%20 pendidikan[1]Sosiologi%20 pendidikan[1]
Sosiologi%20 pendidikan[1]Zubidah Naim
 
Sosiologi pendidikan (1)
Sosiologi pendidikan (1)Sosiologi pendidikan (1)
Sosiologi pendidikan (1)Jean Dcedric
 
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)NurSyaqina
 
Ideologi ideologi politik
Ideologi ideologi politikIdeologi ideologi politik
Ideologi ideologi politikdinnianggra
 
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...FakhrurraziSHIMSiFak
 
Sosiologi Sebagai Ilmu Tentang Masyarakat
Sosiologi Sebagai Ilmu Tentang MasyarakatSosiologi Sebagai Ilmu Tentang Masyarakat
Sosiologi Sebagai Ilmu Tentang MasyarakatGhina Maudy
 
Bab 1 Pengenalan Sekolah dan Masyarakat.pptx
Bab 1 Pengenalan Sekolah dan Masyarakat.pptxBab 1 Pengenalan Sekolah dan Masyarakat.pptx
Bab 1 Pengenalan Sekolah dan Masyarakat.pptxamal319877
 
Resume sosiologi dan politik
Resume sosiologi dan politikResume sosiologi dan politik
Resume sosiologi dan politikJef Ri
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik norma 28
 
Buku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdf
Buku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdfBuku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdf
Buku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdfNoorLailyFitriyati
 
vdocuments.net_materi-analisis-sosial.ppt
vdocuments.net_materi-analisis-sosial.pptvdocuments.net_materi-analisis-sosial.ppt
vdocuments.net_materi-analisis-sosial.pptkasman13
 

Ähnlich wie Pertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosial (20)

PPT SMA SOSIOLOGI KELAS 10 kumer BAB 1.ppt
PPT SMA SOSIOLOGI KELAS 10 kumer BAB 1.pptPPT SMA SOSIOLOGI KELAS 10 kumer BAB 1.ppt
PPT SMA SOSIOLOGI KELAS 10 kumer BAB 1.ppt
 
Nota_Slide_Pengenalan_Sosiologi_dlm_Pendidikan_pdf.pdf
Nota_Slide_Pengenalan_Sosiologi_dlm_Pendidikan_pdf.pdfNota_Slide_Pengenalan_Sosiologi_dlm_Pendidikan_pdf.pdf
Nota_Slide_Pengenalan_Sosiologi_dlm_Pendidikan_pdf.pdf
 
2.Sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan.ppt
2.Sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan.ppt2.Sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan.ppt
2.Sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan.ppt
 
sosio bab 1 plus.pdf
sosio bab 1 plus.pdfsosio bab 1 plus.pdf
sosio bab 1 plus.pdf
 
Resume perubahan sosial
Resume perubahan sosialResume perubahan sosial
Resume perubahan sosial
 
Sosiologi%20 pendidikan[1]
Sosiologi%20 pendidikan[1]Sosiologi%20 pendidikan[1]
Sosiologi%20 pendidikan[1]
 
Sosiologi pendidikan (1)
Sosiologi pendidikan (1)Sosiologi pendidikan (1)
Sosiologi pendidikan (1)
 
Paradigma sosiologi
Paradigma sosiologiParadigma sosiologi
Paradigma sosiologi
 
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)
 
Ideologi ideologi politik
Ideologi ideologi politikIdeologi ideologi politik
Ideologi ideologi politik
 
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
 
Sosiologi Sebagai Ilmu Tentang Masyarakat
Sosiologi Sebagai Ilmu Tentang MasyarakatSosiologi Sebagai Ilmu Tentang Masyarakat
Sosiologi Sebagai Ilmu Tentang Masyarakat
 
Bab 1 Pengenalan Sekolah dan Masyarakat.pptx
Bab 1 Pengenalan Sekolah dan Masyarakat.pptxBab 1 Pengenalan Sekolah dan Masyarakat.pptx
Bab 1 Pengenalan Sekolah dan Masyarakat.pptx
 
Resume sosiologi dan politik
Resume sosiologi dan politikResume sosiologi dan politik
Resume sosiologi dan politik
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
 
Buku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdf
Buku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdfBuku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdf
Buku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdf
 
ANSOS
ANSOSANSOS
ANSOS
 
ANSOS
ANSOSANSOS
ANSOS
 
vdocuments.net_materi-analisis-sosial.ppt
vdocuments.net_materi-analisis-sosial.pptvdocuments.net_materi-analisis-sosial.ppt
vdocuments.net_materi-analisis-sosial.ppt
 
Ideologi dan jenis
Ideologi dan jenisIdeologi dan jenis
Ideologi dan jenis
 

Kürzlich hochgeladen

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

Pertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosial

  • 1. PARADIGMA & TEORI KEBIJAKAN SOSIAL Sesi VIII – Kebijakan & Perencanaan Sosial Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta M. Izzul Haq, M.Sc
  • 3. PARADIGMA     Berasal dari Yunani "παράδειγμα" (paradeigma) yang berarti: “pola, contoh, model” Merupakan “Pandangan mendasar dari ilmuwan tentang: apa yang menjadi pokok kajian yang seharusnya dipelajari sebagai disiplin ilmu pengetahuan; dan apa yang seharusnya ditanyakan; serta bagaimana jawabannya” Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual Keragaman paradigma dapat terjadi karena perbedaan filosofis.
  • 4. PERSPEKTIF dalam KEBIJAKAN SOSIAL 1. ASPEK KEBIJAKAN SOSIAL 2. DIMENSI IDEOLOGI KEBIJAKAN SOSIAL KAPITALISTIK 3. PENDEKATAN KEBIJAKAN SOSIAL 4. MODEL KEBIJAKAN SOSIAL
  • 5. Aspek-Aspek dalam Kebijakan Sosial 1. Policy as a process Kebijakan sosial sebagai suatu rangkaian tindakan yang berisi prinsip-prinsip atau pedoman untuk melaksanakan kebijakan 2. Policy as a product Kebijakan sosial sebagai suatu produk yang berisi dokumen, ketentuan, aturan yang dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan 3. Policy as a rulers or regulation Kebijakan sosial sebagai peraturan perundang-undangan 4. Policy as planning for social redistribution Kebijakan sosial sebagai suatu perencanaan sosial untuk mencapai tujuan pemerataan, baik pemerataan sumber-sumber pemerataan pendapatan maupun pemilihan pemerataan pemanfaatan sosial.
  • 6. Dimensi Ideologis Kebijakan Sosial Kapitalistik Egalitarian Menekankan pada pengentasan kesenjangan sosial Liberal Liberal sosial Demokrasi sosial Republikan Menekankan pada solidaritas sosial Menekankan pada kebebasan individu Neo-konservatif Konservatif sosial Konservatif Menekankan pemeliharaan tata sosial yang ada
  • 7.  Egalitarian/Liberal, Liberal Sosial a. Mengacu pada etos individualisme, bukan kolektivis/solidaritas b. Menekankan peran spesifik tetapi terbatas dari suatu negara c. Tidak untuk menghapus kesenjangan sosial secara sempurna, melainkan untuk menjamin kebutuhan minimum setiap warga negara sehingga setiap individu bebas mengembangkan dirinya d. Contoh : negara kesejahteraan di AS (1935 – 1980an), Inggris (1948 – 1980an)  Egalitarian/Republikan, Demokrasi Sosial a. Berpaham kolektivis b. Merupakan sosialisme moderat c. Tidak menolak kapitalisme, melainkan berupaya mengubahnya secara demokratis dengan menjadikan kapitalisme lebih egaliter. d. Secara umum dikaitkan dengan gerakan buruh dan serikat pekerja. e. Contoh: negara kesejahteraan di kawasan Skandinavia
  • 8.  Konservatif/Republikan, Konservatif Sosial a. Lebih mengutamakan keutuhan sosial dibanding kesetaraan sosial b. Mengakomodasi kapitalisme dengan mempertahankan kedermawanan kebijakan sosial dengan tujuan memelihara, bukan mengubah, masyarakat. c. Dimotori oleh Otto von Bismarck (Kanselir Jerman 1871 – 1890). Inisiator kebijakan asuransi sosial yang bertujuan untuk melemahkan pengaruh serikat pekerja dan melumpuhkan beberapa nilai tradisional dengan kekuatan negara. d. Contoh : partai Demokrat Kristen di beberapa negara Eropa, partai Konservatif di Inggris.  Konservatif/Liberal, Neo-konservatif a. Mengacu pada gagasan yang menekankan ekonomi bebas dan negara kuat. b. Mengkominasikan liberalisme ekonomi dengan otoritarianisme moral dan pembentukan perilaku individu. c. Contoh : keberadaan Poor Law yang bersifat residualis dan menciptakan stigma bagi individu penyandang masalah kesejahteraan di Inggris sebelum 1948, yang kemudian gagasan ini muncul lagi dengan model negara kesejahteraan di AS era Presiden Reagan dan di Inggris era PM Margaret Thatcher (1980an – 1990an).
  • 9.
  • 10. Kebijakan Sosial Holistik* Aktor Kelompok Target/Tujuan Negara (sentralisasi/desentralisasi) Individual, rumah tangga, komunitas Masyarakat sipil (LSM, masyarakat, gerakan sosial) Peningkatan kesejahteraan bagi semua, peningkatan modal manusia/human capital, daya saing pekerja secara internasional, membangun kohesi sosial dan melawan eksklusi (karena kelas, gender, etnis dsb) Sektor bisnis swasta (domestik, supranasional, transnasional) Institusi pembangunan internasional (multilateral, bilateral, agensi PBB, badan regional) Kebijakan-kebijakan Pelayanan sosial dasar (kesehatan, pendidikan, perumahan, jaminan sosial) Jaring pengaman/dana sosial Bantuan untuk keberlanjutan mata pencaharian/sustainable livelihood Pendekatan silang sektor Entitlements, hak sosial, kapabilitas Partisipatif/inklusif Akuntabilitas * Hall, A dan Midgley, J (2004) Social Policy for Development. London: Sage, hal. 38.
  • 11. Model Kebijakan Sosial* Berdasarkan Pelaksanaan dan Pembuatan Kebijakan Model Imperatif Kebijakan sosial terpusat, yakni seluruh tujuan-tujuan sosial, jenis, sumber dan jumlah pelayanan sosial seluruhnya ditentukan oleh pemerintah Indikatif Kebijakan sosial yang mengupayakan kesamaan visi dan aspirasi seluruh masyarakat. Disebut pula sebagai kebijakan sosial partisipatif. Ruang lingkup /Cakupan (coverage) Universal Kebijakan sosial secara menyeluruh tanpa membedakan usia, jenis kelamin, dan status sosial. Berprinsip pada pencapaian ‘social minimum’ Selektivitas Kebijakan sosial yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sosial warga masyarakat tertentu (PMKS/PPKS) Keberlanjutan/ Keajegan Pelayanan Sosial Residual Kebijakan sosial diperlukan ketika lembaga-lembaga alamiah tidak dapat menjalankan peranannya. Disebut sebagai model kuratif. Institusional Kebijakan sosial dalam bentuk pelayanan sosial yang melembaga dan Berkesinambungan. Disebut sebagai model antisipatif. Jenis Permasalahan / Sasarannya Kategorikal Kebijakan yang hanya difokuskan mengatasi suatu permasalahan sosial berdasarkan sektor permasalahan tertentu, bersifat spesifik dan parsial Komprehensif Kebijakan yang diarahkan tidak hanya untuk mengatasi satu bidang masalah saja, melainkan beberapa masalah sosial yang terkait dalam satu formulasi kebijakan sosial terpadu * Suharto, Edi (2010) Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, hal. 69 – 76.
  • 12. TEORI
  • 13.    Teori ‘a set of concept and ideas that explains and predict physical and social phenomena’ (Schermerhorn) Teori terbagi atas dua pemahaman 1. Lay theory, merupakan teori yang dikembangkan dari pengalaman, atau menurut Schermerhorn sebagai developed by themselves or learned from others over time and as a result of their experience. 2. Scientific theory, merupakan teori yang dikembangkan melalui metode-metode ilmiah, atau that are developed through scientific methods. Teori kebijakan sosial dikembangkan dari best practices, yang kemudian diverifikasi, divalidasi, dan kemudian dikodifikasikan.
  • 14. Mengapa ‘Teori’ Kebijakan Sosial?    Teori memainkan peran penting dalam pembentukan keputusan mengenai sebuah kebijakan sosial Ide-ide teoritis mempengaruhi kebijakan sosial Kebijakan sosial berangkat dari asumsi mengenai bagaimana masalah dan kebutuhan sosial tertangani
  • 15. TEORI KEBIJAKAN SOSIAL* 1. TEORI REPRESENTASIONAL 2. TEORI EKSPLANATORI / ANALITIS 3. TEORI NORMATIF * Hall, A dan Midgley, J (2004) Social Policy for Development. London: Sage, hal. 24.
  • 16. TEORI REPRESENTASIONAL  Berkaitan dengan klasifikasi. Berupaya menyederhanakan fenomena kebijakan sosial yang rumit dalam serangkaian kategori untuk menjelaskan pendekatan kebijakan sosial yang beragam. Kategori tersebut disebut juga dengan tipologi atau model.  Beberapa tipologi kebijakan sosial :  model‘residual dan institusional’ (Wilensky & Lebeaux, 1965) ditambah dengan model ‘industrial achievement-performance’ (R. Titmuss, 1972), tentang tipologi kebijakan sosial ‘three worlds of welfare capitalism’ (Esping-Andersen,1990) tentang tipe kebijakan sosial di 29 negara maju yang menjadi anggota OECD (Organization for Economic Cooperation & Development) ‘welfare regime’ (Ian Gough, 2004) tentang tipe kebijakan sosial di negara berkembang ‘empat kategori negara’ (Suharto, 2006) tentang tingkat penerapan sistem negara kesejahteraan di negara / spektrum pembangunan kesejahteraan sosial di daerah
  • 17. TIPOLOGI AWAL Wilensky & Lebeaux “ Residual & Institusional” RESIDUAL WELFARE STATE mengasumsikan tanggung jawab negara sebagai penyedia kesejahteraan berlaku jika dan hanya jika keluarga dan pasar gagal menjalankan fungsinya serta terpusat pada kelompok tertentu dalam masyarakat INSTITUTIONAL WELFARE STATE bersifat universal, mencakup semua populasi warga, serta terlembaga dalam basis kebijakan sosial yang luas dan vital bagi kesejahteraan masyarakat
  • 18. kemudian disempurnakan oleh... Residual welfare state, Institutional welfare state, & Industrial Achievement-Performance welfare state Richard Titmuss
  • 19.
  • 20.
  • 21. WELFARE REGIME / Rezim Kesejahteraan Mengacu pada pola interaksi dan saling keterkaitan dalam produksi dan alokasi kesejahteraan antara negara, sistem pasar, dan keluarga/rumah tangga* Welfare regime = Welfare mix (pola kebijakan sosial negara dan pola penyediaan kesejahteraan secara luas di masyarakat) + Welfare outcomes (derajat dekomodifikasi) + Dampak stratifikasi * Ian Gough (2000) Welfare Regime in East Asia & Europe, University of Bath
  • 22. WELFARE REGIME NEGARA BERKEMBANG No Model Tipikal Contoh 1 Proto-welfare State Regime Mulai adanya komitmen negara secara ekstensif terhadap penyediaan kesejahteraan. Israel, Kostarika, negara-negara eks-Uni Soviet, negara-negara industri di Amerika Latin 2 Successful Informal Security Regime Pengeluaran sosial negara masih rendah namun welfare outcome dan output pelayanan sosial relatif baik Cina, negara-negara di Asia Timur dari Korea sampai Thailand, Iran, Turki, negara-negara di Amerika Tengah 3 Failing Informal Security Regime a. High Illiteracy Ditandai dengan rendahnya pendapatan dan banyaknya buta aksara, khususnya bagi perempuan meski memiliki demokrasi yang ekstensif dan kesetaraan pendapatan India, Pakistan, Bangladesh, Nepal b. Kebijakan sosial mulai diperluas, melek aksara cukup tinggi tetapi angka kematian sangat tinggi karena HIV/AIDS Afrika Selatan, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Kenya Tiadanya maknisme jaminan sosial informal Negara Sub-Sahara Afrika (Benin, Ethiopia, Mali, Senegal dsb) 4 High Morbidity Insecurity Regime
  • 23. CONTOH TIPOLOGI KEBIJAKAN SOSIAL Residual Wilensky & Lebeaux Richard Titmuss Institusional IndustrialAchievement Performance Liberal Gosta Esping Andersen Demokrasi Sosial Konservatif Kebijakan sosial yang terbatas dan secara kuantitas sedikit. Contoh kebijakan sosial era kolonial dan era program penyesuaian struktur (SAP) Kebijakan sosial yang memainkan peran di garis depan untuk mempromosikan cakupan universal dan penyediaan pelayanan sosial secara ekstensif. Kebijakan sosial yang terkait dengan ekonomi dan menyediakan pelayanan kesejahteraan atas dasar prestasi, kinerja, dan produktivitas Dicirikan dengan jaminan sosial yang terbatas, residual, dan dorongan pada pasar untuk mengurus pelayanan-pelayanan umum. Dicirikan dengan jaminan sosial yang bersifat universal dan komprehensif dalam berbagai tunjangan serta kebijakan aktif negara mencegah ketergantungan tenaga kerja pada mekanisme pasar. Kebijakan sosial yang dicirikan dengan sistem jaminan sosial yang segmented (berbeda-beda sesuai jenis pekerjaan) dan familialisme (bertumpu pada peran keluarga sebagai penyedia utama). Negara/Daerah Sejahtera Edi Suharto* Negara/Daerah yang memiliki PDB/PAD tinggi dan belanja sosial yang tinggi. Negara/Daerah Dermawan Negara/Daerah yang memiliki PDB/PAD rendah dan belanja sosial yang tinggi. Negara/Daerah Pelit Negara/Daerah yang memiliki PDB/PAD tinggi dan belanja sosial yang rendah. Negara/Daerah Lemah Negara/Daerah yang memiliki PDB/PAD rendah dan belanja sosial yang rendah.
  • 24. TEORI EKSPLANATORI / ANALITIS  Teori yang berupaya menjawab berbagai pertanyaan mengenai asal muasal kebijakan sosial, fungsinya di dalam masyarakat, dan alasan munculnya kebijakan sosial.  Mengapa muncul kebijakan sosial? Beberapa alasan… 1. 2. 3. 4. Peran industrialisasi memotivasi pemerintah untuk memperluas pelayanan kesejahteraan sosial. Kelompok kepentingan memainkan peran vital dalam memelihara ekspansi kebijakan sosial. Pemerintah benar-benar ingin meningkatkan kondisi sosial dan mempromosikan kesejahteraan warganya. Diadopsi oleh pemerintah karena bisa mencegah keresahan politik dan menjaga ketertiban.
  • 25. TEORI NORMATIF    Menyediakan kerangka nilai untuk kebijakan sosial. Berguna untuk mengidentifikasi kebijakan sosial yang terkait dengan keragaman nilai, ideologi dan tujuan, baik politik maupun non-politik (budaya/agama). Teori normatif memainkan peran penting dalam kebijakan sosial karena mempengaruhi keputusan kebijakan sosial yang disusun oleh partai politik, pemerintah, LSM, gerakan sosial populer, dan lembaga internasional.
  • 26. Ideologi Normatif dan Implikasi bagi Praktek Kebijakan Sosial* Kolektivis Masyarakat terbaik adalah masyarakat yang saling bekerjasama dan bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ide ini menginspirasi tokoh gerakan Reformasi Liberal, Demokrasi Sosial dan Marxisme yang percaya bahwa kemampuan negara mengontrol dan mengendalikan sumber daya secara kolektif dapat berguna untuk mempromosikan kesejahteraan. Ideologi yang melahirkan institusionalisme ini menjadi dasar pendekatan statisme (bertumpu pada peran negara) dalam kebijakan sosial. Paham ini dominan dalam praktek kebijakan sosial pasca PD II. Dipromosikan oleh PBB, organisasi lainnya, dan banyak pemerintahan negara berkembang. Individu memegang peranan penting dalam kehidupan sosial. Berakar dari Reformasi Protestan, kebangkitan rasionalisme di era Renaisans dan kebebasan individu dari otoritas feodal tradisional selama Revolusi Prancis & Amerika berlangsung. Ideologi ini Individualis mengusung doktrin laissez-faire dalam bidang ekonomi dan menjadi dasar bagi pendekatan enterprise dalam kebijakan sosial yang mulai dominan sejak 1980an. Ideologi ini melahirkan residualisme dalam praktek kebijakan sosial dan berpandangan bahwa kebijakan sosial harus sesuai dengan ekonomi pasar. Populis Keterlibatan masyarakat berikut nilai umum, kepercayaan, dan budaya mereka berperan penting dalam formulasi kesejahteraan sosial. Bentuk dari ideologi ini berupa Nasionalisme yang menekankan peran pelayanan sosial dari negara untuk membentuk kohesi nasional dan memperkuat kapasitas masyarakat menghadapi ancaman luar. Bentuk lain adalah Tradisionalisme yang muncul dari nilai dan kepercayaan agama seperti Islam, Hindu, Konghucu, atau Katolik Roma yang secara khusus mempengaruhi praktek kebijakan sosial di negara-negara berkembang. * Hall, A dan Midgley, J (2004) Social Policy for Development. London: Sage, hal. 28 - 36.
  • 27.
  • 28. Rujukan Fahrudin, Adi (2012). Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama, hal.75-76 Hall, A dan Midgley, J (2004) Social Policy for Development. London: Sage, hal. 24 – 36. Nugroho, Riant (2012) Social Policy for the Developing Countries, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal. 56 – 93. Suharto, Edi (2008) Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, hal. 56 – 69. Suharto, Edi (2010) Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, hal. 69 – 76. Triwibowo, D dan Bahagijo, S (2006) Mimpi Negara Kesejahteraan. Jakarta: LP3ES, hal. 101-105.