SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 78
Downloaden Sie, um offline zu lesen
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
OBYEK YANG DIKENAKAN PPN DAN
PPnBM
Pada dasarnya, PPN adalah pajak yang dikenakan
atas semua barang dan jasa di dalam daerah
pabean, kecuali yang dikecualikan menurut
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Kelompok barang yang dikecualikan / tidak
dikenakan PPN menurut Pasal 4A UU PPN adalah
:
 Barang Hasil Pertambangan/pengeboran yang
diambil langsung dari sumbernya.
 Barang Kebutuhan Pokok Berupa beras/gabah,
jagung,sagu,kedelai,garam,daging,telur,susu,b
uah-buahan, dan sayur-sayuran
 Makanan dan minuman yang disajikan di
hotel, restoran, rumah makan, warung, dan
sejenisnya
 Uang, Emas batangan, dan surat berharga
Kelompok jasa yang dikecualikan / tidak
dikenakan PPN menurut Pasal 4A UU PPN
adalah :
 Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik
 Jasa di bidang pelayanan sosial
 Jasa di bidang pengiriman surat dengan
perangko
 Jasa di bidang keuangan , asuransi, sewa guna
usaha dengan hak opsi
 Jasa di bidang keagamaan
 Jasa di bidang pendidikan
 Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang
telah dikenakan pajak tontonan
 Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat
iklan
 Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di
air
 Jasa di bidang tenaga kerja
 Jasa di bidang Perhotelan
 Jasa yang disediakan pemerintah dalam
rangka
Menjalankan pemerintahan secara umum
 Jasa Penyediaan tempat parkir
 Jasa Telepon Umum dengan menggunakan
uang logam
 Jasa pengiriman uang dengan wesel pos
 Jasa boga atau katering
SELAIN ITU ADA BEBERAPA FASILITAS
BERUPA PEMBEBASAN PPN YAITU ATAS :
 Barang Kena Pajak (BKP) dan
Jasa Kena Pajak (JKP) tertentu
sebagaimana diatur dalam PP
146/2000 sebagaimana telah
diubah terakhir dengan PP
38/2003 diantaranya adalah :
senjata dan alat angkut untuk
TNI Polri, buku pelajaran
umum/agama dan kitab suci
 BKP Tertentu yang bersifat strategis
sebagaimana diatur dalam PP 12/2001
sebagaimana telah diubah terakhir
dengan PP 46/2003 diantaranya adalah
: makanan ternak dan bahan baku
makanan ternak, bibit atau benih
Beberapa barang yang atas
impor/penyerahannya diberi fasilitas
pembebasan PPN harus mensyaratkan
adanya Surat Keterangan Bebas (SKB)
PPN
TIDAK DILAKUKAN PEMUNGUTAN PPN
DAN PPnBM OLEH BENDAHARA ATAS :
 Pembayaran yang tidak melebihi Rp. 1
juta termasuk PPN dan PPnBM
 Untuk Pembebasan Tanah
 Pembayaran atas BKP/JKP yang menurut
ketentuan perundang-undangan mendapat
fasilitas PPN Tidak Dipungut atau
Dibebaskan
 BBM dan Non-BBM oleh PERTAMINA
 REKENING TELEPON
 Jasa Angkutan Udara yang diserahkan
perusahaan penerbangan
 Untuk Penyerahan BKP/JKP yang menurut
ketentuan perundang-undangan tidak
dikenakan PPN
CATATAN
Atas pembayaran tagihan termasuk PPN
dan PPnBM yang tidak melebihi Rp. 1
juta, tetap terutang PPN dan PPnBM
dan faktur pajak tetap dibuat oleh
rekanan. PPN dan PPnBM harus
dipungut dan disetor oleh REKANAN
(bukan//tidak bendahara seperti
dalam bahasan ini) sesuai ketentuan
yang berlaku umum dan dilaporkan
oleh rekanan dengan menggunakan SPT
Masa PPN dan PPnBM (Form 1195)
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN
PPN bendaharawan
Pemungutan PPN dan PPnBM oleh Bendahara
dilakukan pada saat pembayaran dengan
cara pemotongan langsung dari tagihan
Pengusaha Kena Pajak rekanan.
Bendahara wajib menyetor PPN dan PPnBM
yang dipungut tersebut ke Bank
Persepsi atau Kantor Pos paling lambat
7 (tujuh) hari setelah berakhirnya
bulan terjadinya pembayaran tagihan.
Dalam hal hari ke-7 jatuh pada hari
libur, maka penyetoran dilakukan pada
hari kerja berikutnya.
Dalam hal PPN dan PPnBM telah
dipungut langsung oleh KPPN,
bendahara tidak perlu memungut dan
menyetor PPN dan PPnBM.
Adapun cara pemungutan dan penyetoran
yang diatur dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003
adalah sebagai berikut :
 PKP rekanan membuat Faktur Pajak dan
SSP saat menyampaikan tagihan
 SSP diisi dengan NPWP dan identitas
PKP rekanan, tetapi penandatanganan
dilakukan oleh :
 Bendahara pemerintah dalam hal disetor oleh
Bendahara, atau
 KPPN dalam hal dipotong langsung oleh KPPN
Faktur Pajak dibuat dalam rangkap 3
dengan peruntukkan :
 Lembar ke-1 untuk Bendahara atau KPPN
 Lembar ke-2 untuk arsip PKP rekanan
 Lembar ke-3 untuk KPP melalui Bendahara atau
KPPN
 Dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM
dilakukan oleh Bendaharawan, SSP
dibuat rangkap 5
 Dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM
dilakukan oleh KPPN, SSP dibuat
rangkap 4
 Pada Setiap lembar Faktur Pajak dibubuhi :
Cap “Disetor tanggal.......” dan ditandatangani
oleh Bendahara, dalam hal pemungutan dan
penyetoran PPN dan PPnBM dilakukan oleh
bendahara, atau
Dicantumkan nomor dan tanggal advis SPM oleh
KPPN dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM
dilakukan langsung oleh KPPN dan SSP Lembar ke-1
dan Lembar Ke-2 dibubuhi cap “Telah Dibukukan”
oleh KPPN
 Faktur Pajak dan SSP merupakana
bukti pemungutan dan penyetoran PPN
dan PPnBM
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN
(SPT) MASA PPN bendaharawan
Wajib Pajak Bendaharawan wajib menyampaikan
SPT Masa PPN bagi pemungut (form 1101 PUT)
setiap bulan selambat-lambatnya akhir
bulan berikutnya.
Apabila kewajiban tersebut tidak
dilaksanakan, Wajib Pajak dikenakan sanksi
administrasi berupa denda (Pasal 7 UU KUP)
sebesar Rp. 500.000,-
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
CONTOH PENGHITUNGAN PPN
PEMBAYARAN ATAS BKP YANG DIPUNGUT PPN
Atas pengadaan barang berupa komputer dengan
nilai barang Rp. 10 juta dan PPN Rp 1 juta
Harga Barang Rp. 10 juta
PPN Rp. 1 juta
Total tagihan dari rekanan Rp. 11 juta
PPh Pasal 22 yang dipungut
1,5% * Rp. 10 juta = (Rp. 150.000)
PPN Dipungut
10% * Rp. 10 juta = (Rp. 1 juta)
Total PPN dan PPh Yang dipungut (Rp 1.150.000)
Dibayar kepada rekanan (oleh bendahara)
Rp. 11 juta – Rp 1.150.000 = Rp 9.850.000
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
PANDUAN PRAKTISPANDUAN PRAKTIS
PEMUNGUTAN PPN DANPEMUNGUTAN PPN DAN
PPnBM BAGI BENDAHARAPPnBM BAGI BENDAHARA
PEMERINTAHPEMERINTAH
KEWAJIBAN BENDAHARA
Bendahara wajib memungut Pajak Pertambahan
Nilain (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah (PPnBM) atas pengadaan Barang Kena
Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP)
sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 tentang
Penunjukkan Bendahara Pemerintah Dan
Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Untuk
Memungut, Menyetor dan Melaporkan Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah Beserta Tata Cara
Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporannya.
Pemungutan PPnBM dilakukan terhadap
pengadaan BKP yang tergolong mewah di
dalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha yang menghasilkan BKP tersebut
(rekanan yang merupakan pabrikan BKP)
sehingga pada umumnya bendahara jarang
melakukan pemungutan PPnBM
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
PANDUAN PRAKTISPANDUAN PRAKTIS
PEMUNGUTAN PPN DANPEMUNGUTAN PPN DAN
PPnBM BAGI BENDAHARAPPnBM BAGI BENDAHARA
PEMERINTAHPEMERINTAH
KEWAJIBAN BENDAHARA
Bendahara wajib memungut Pajak Pertambahan
Nilain (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah (PPnBM) atas pengadaan Barang Kena
Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP)
sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 tentang
Penunjukkan Bendahara Pemerintah Dan
Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Untuk
Memungut, Menyetor dan Melaporkan Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah Beserta Tata Cara
Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporannya.
Pemungutan PPnBM dilakukan terhadap
pengadaan BKP yang tergolong mewah di
dalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha yang menghasilkan BKP tersebut
(rekanan yang merupakan pabrikan BKP)
sehingga pada umumnya bendahara jarang
melakukan pemungutan PPnBM
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
OBYEK YANG DIKENAKAN PPN DAN
PPnBM
Pada dasarnya, PPN adalah pajak yang dikenakan
atas semua barang dan jasa di dalam daerah
pabean, kecuali yang dikecualikan menurut
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Kelompok barang yang dikecualikan / tidak
dikenakan PPN menurut Pasal 4A UU PPN adalah
:
 Barang Hasil Pertambangan/pengeboran yang
diambil langsung dari sumbernya.
 Barang Kebutuhan Pokok Berupa beras/gabah,
jagung,sagu,kedelai,garam,daging,telur,susu,b
uah-buahan, dan sayur-sayuran
 Makanan dan minuman yang disajikan di
hotel, restoran, rumah makan, warung, dan
sejenisnya
 Uang, Emas batangan, dan surat berharga
Kelompok jasa yang dikecualikan / tidak
dikenakan PPN menurut Pasal 4A UU PPN
adalah :
 Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik
 Jasa di bidang pelayanan sosial
 Jasa di bidang pengiriman surat dengan
perangko
 Jasa di bidang keuangan , asuransi, sewa guna
usaha dengan hak opsi
 Jasa di bidang keagamaan
 Jasa di bidang pendidikan
 Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang
telah dikenakan pajak tontonan
 Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat
iklan
 Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di
air
 Jasa di bidang tenaga kerja
 Jasa di bidang Perhotelan
 Jasa yang disediakan pemerintah dalam
rangka
Menjalankan pemerintahan secara umum
 Jasa Penyediaan tempat parkir
 Jasa Telepon Umum dengan menggunakan
uang logam
 Jasa pengiriman uang dengan wesel pos
 Jasa boga atau katering
SELAIN ITU ADA BEBERAPA FASILITAS
BERUPA PEMBEBASAN PPN YAITU ATAS :
 Barang Kena Pajak (BKP) dan
Jasa Kena Pajak (JKP) tertentu
sebagaimana diatur dalam PP
146/2000 sebagaimana telah
diubah terakhir dengan PP
38/2003 diantaranya adalah :
senjata dan alat angkut untuk
TNI Polri, buku pelajaran
umum/agama dan kitab suci
 BKP Tertentu yang bersifat strategis
sebagaimana diatur dalam PP 12/2001
sebagaimana telah diubah terakhir
dengan PP 46/2003 diantaranya adalah
: makanan ternak dan bahan baku
makanan ternak, bibit atau benih
Beberapa barang yang atas
impor/penyerahannya diberi fasilitas
pembebasan PPN harus mensyaratkan
adanya Surat Keterangan Bebas (SKB)
PPN
TIDAK DILAKUKAN PEMUNGUTAN PPN
DAN PPnBM OLEH BENDAHARA ATAS :
 Pembayaran yang tidak melebihi Rp. 1
juta termasuk PPN dan PPnBM
 Untuk Pembebasan Tanah
 Pembayaran atas BKP/JKP yang menurut
ketentuan perundang-undangan mendapat
fasilitas PPN Tidak Dipungut atau
Dibebaskan
 BBM dan Non-BBM oleh PERTAMINA
 REKENING TELEPON
 Jasa Angkutan Udara yang diserahkan
perusahaan penerbangan
 Untuk Penyerahan BKP/JKP yang menurut
ketentuan perundang-undangan tidak
dikenakan PPN
CATATAN
Atas pembayaran tagihan termasuk PPN
dan PPnBM yang tidak melebihi Rp. 1
juta, tetap terutang PPN dan PPnBM
dan faktur pajak tetap dibuat oleh
rekanan. PPN dan PPnBM harus
dipungut dan disetor oleh REKANAN
(bukan//tidak bendahara seperti
dalam bahasan ini) sesuai ketentuan
yang berlaku umum dan dilaporkan
oleh rekanan dengan menggunakan SPT
Masa PPN dan PPnBM (Form 1195)
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN
PPN bendaharawan
Pemungutan PPN dan PPnBM oleh Bendahara
dilakukan pada saat pembayaran dengan
cara pemotongan langsung dari tagihan
Pengusaha Kena Pajak rekanan.
Bendahara wajib menyetor PPN dan PPnBM
yang dipungut tersebut ke Bank
Persepsi atau Kantor Pos paling lambat
7 (tujuh) hari setelah berakhirnya
bulan terjadinya pembayaran tagihan.
Dalam hal hari ke-7 jatuh pada hari
libur, maka penyetoran dilakukan pada
hari kerja berikutnya.
Dalam hal PPN dan PPnBM telah
dipungut langsung oleh KPPN,
bendahara tidak perlu memungut dan
menyetor PPN dan PPnBM.
Adapun cara pemungutan dan penyetoran
yang diatur dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003
adalah sebagai berikut :
 PKP rekanan membuat Faktur Pajak dan
SSP saat menyampaikan tagihan
 SSP diisi dengan NPWP dan identitas
PKP rekanan, tetapi penandatanganan
dilakukan oleh :
 Bendahara pemerintah dalam hal disetor oleh
Bendahara, atau
 KPPN dalam hal dipotong langsung oleh KPPN
Faktur Pajak dibuat dalam rangkap 3
dengan peruntukkan :
 Lembar ke-1 untuk Bendahara atau KPPN
 Lembar ke-2 untuk arsip PKP rekanan
 Lembar ke-3 untuk KPP melalui Bendahara atau
KPPN
 Dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM
dilakukan oleh Bendaharawan, SSP
dibuat rangkap 5
 Dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM
dilakukan oleh KPPN, SSP dibuat
rangkap 4
 Pada Setiap lembar Faktur Pajak dibubuhi :
Cap “Disetor tanggal.......” dan ditandatangani
oleh Bendahara, dalam hal pemungutan dan
penyetoran PPN dan PPnBM dilakukan oleh
bendahara, atau
Dicantumkan nomor dan tanggal advis SPM oleh
KPPN dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM
dilakukan langsung oleh KPPN dan SSP Lembar ke-1
dan Lembar Ke-2 dibubuhi cap “Telah Dibukukan”
oleh KPPN
 Faktur Pajak dan SSP merupakana
bukti pemungutan dan penyetoran PPN
dan PPnBM
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN
(SPT) MASA PPN bendaharawan
Wajib Pajak Bendaharawan wajib menyampaikan
SPT Masa PPN bagi pemungut (form 1101 PUT)
setiap bulan selambat-lambatnya akhir
bulan berikutnya.
Apabila kewajiban tersebut tidak
dilaksanakan, Wajib Pajak dikenakan sanksi
administrasi berupa denda (Pasal 7 UU KUP)
sebesar Rp. 500.000,-
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
CONTOH PENGHITUNGAN PPN
PEMBAYARAN ATAS BKP YANG DIPUNGUT PPN
Atas pengadaan barang berupa komputer dengan
nilai barang Rp. 10 juta dan PPN Rp 1 juta
Harga Barang Rp. 10 juta
PPN Rp. 1 juta
Total tagihan dari rekanan Rp. 11 juta
PPh Pasal 22 yang dipungut
1,5% * Rp. 10 juta = (Rp. 150.000)
PPN Dipungut
10% * Rp. 10 juta = (Rp. 1 juta)
Total PPN dan PPh Yang dipungut (Rp 1.150.000)
Dibayar kepada rekanan (oleh bendahara)
Rp. 11 juta – Rp 1.150.000 = Rp 9.850.000
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
PANDUAN PRAKTISPANDUAN PRAKTIS
PEMUNGUTAN PPN DANPEMUNGUTAN PPN DAN
PPnBM BAGI BENDAHARAPPnBM BAGI BENDAHARA
PEMERINTAHPEMERINTAH
KEWAJIBAN BENDAHARA
Bendahara wajib memungut Pajak Pertambahan
Nilain (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah (PPnBM) atas pengadaan Barang Kena
Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP)
sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 tentang
Penunjukkan Bendahara Pemerintah Dan
Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Untuk
Memungut, Menyetor dan Melaporkan Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah Beserta Tata Cara
Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporannya.
Pemungutan PPnBM dilakukan terhadap
pengadaan BKP yang tergolong mewah di
dalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha yang menghasilkan BKP tersebut
(rekanan yang merupakan pabrikan BKP)
sehingga pada umumnya bendahara jarang
melakukan pemungutan PPnBM
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
OBYEK YANG DIKENAKAN PPN DAN
PPnBM
Pada dasarnya, PPN adalah pajak yang dikenakan
atas semua barang dan jasa di dalam daerah
pabean, kecuali yang dikecualikan menurut
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Kelompok barang yang dikecualikan / tidak
dikenakan PPN menurut Pasal 4A UU PPN adalah
:
 Barang Hasil Pertambangan/pengeboran yang
diambil langsung dari sumbernya.
 Barang Kebutuhan Pokok Berupa beras/gabah,
jagung,sagu,kedelai,garam,daging,telur,susu,b
uah-buahan, dan sayur-sayuran
 Makanan dan minuman yang disajikan di
hotel, restoran, rumah makan, warung, dan
sejenisnya
 Uang, Emas batangan, dan surat berharga
Kelompok jasa yang dikecualikan / tidak
dikenakan PPN menurut Pasal 4A UU PPN
adalah :
 Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik
 Jasa di bidang pelayanan sosial
 Jasa di bidang pengiriman surat dengan
perangko
 Jasa di bidang keuangan , asuransi, sewa guna
usaha dengan hak opsi
 Jasa di bidang keagamaan
 Jasa di bidang pendidikan
 Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang
telah dikenakan pajak tontonan
 Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat
iklan
 Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di
air
 Jasa di bidang tenaga kerja
 Jasa di bidang Perhotelan
 Jasa yang disediakan pemerintah dalam
rangka
Menjalankan pemerintahan secara umum
 Jasa Penyediaan tempat parkir
 Jasa Telepon Umum dengan menggunakan
uang logam
 Jasa pengiriman uang dengan wesel pos
 Jasa boga atau katering
SELAIN ITU ADA BEBERAPA FASILITAS
BERUPA PEMBEBASAN PPN YAITU ATAS :
 Barang Kena Pajak (BKP) dan
Jasa Kena Pajak (JKP) tertentu
sebagaimana diatur dalam PP
146/2000 sebagaimana telah
diubah terakhir dengan PP
38/2003 diantaranya adalah :
senjata dan alat angkut untuk
TNI Polri, buku pelajaran
umum/agama dan kitab suci
 BKP Tertentu yang bersifat strategis
sebagaimana diatur dalam PP 12/2001
sebagaimana telah diubah terakhir
dengan PP 46/2003 diantaranya adalah
: makanan ternak dan bahan baku
makanan ternak, bibit atau benih
Beberapa barang yang atas
impor/penyerahannya diberi fasilitas
pembebasan PPN harus mensyaratkan
adanya Surat Keterangan Bebas (SKB)
PPN
TIDAK DILAKUKAN PEMUNGUTAN PPN
DAN PPnBM OLEH BENDAHARA ATAS :
 Pembayaran yang tidak melebihi Rp. 1
juta termasuk PPN dan PPnBM
 Untuk Pembebasan Tanah
 Pembayaran atas BKP/JKP yang menurut
ketentuan perundang-undangan mendapat
fasilitas PPN Tidak Dipungut atau
Dibebaskan
 BBM dan Non-BBM oleh PERTAMINA
 REKENING TELEPON
 Jasa Angkutan Udara yang diserahkan
perusahaan penerbangan
 Untuk Penyerahan BKP/JKP yang menurut
ketentuan perundang-undangan tidak
dikenakan PPN
CATATAN
Atas pembayaran tagihan termasuk PPN
dan PPnBM yang tidak melebihi Rp. 1
juta, tetap terutang PPN dan PPnBM
dan faktur pajak tetap dibuat oleh
rekanan. PPN dan PPnBM harus
dipungut dan disetor oleh REKANAN
(bukan//tidak bendahara seperti
dalam bahasan ini) sesuai ketentuan
yang berlaku umum dan dilaporkan
oleh rekanan dengan menggunakan SPT
Masa PPN dan PPnBM (Form 1195)
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN
PPN bendaharawan
Pemungutan PPN dan PPnBM oleh Bendahara
dilakukan pada saat pembayaran dengan
cara pemotongan langsung dari tagihan
Pengusaha Kena Pajak rekanan.
Bendahara wajib menyetor PPN dan PPnBM
yang dipungut tersebut ke Bank
Persepsi atau Kantor Pos paling lambat
7 (tujuh) hari setelah berakhirnya
bulan terjadinya pembayaran tagihan.
Dalam hal hari ke-7 jatuh pada hari
libur, maka penyetoran dilakukan pada
hari kerja berikutnya.
Dalam hal PPN dan PPnBM telah
dipungut langsung oleh KPPN,
bendahara tidak perlu memungut dan
menyetor PPN dan PPnBM.
Adapun cara pemungutan dan penyetoran
yang diatur dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003
adalah sebagai berikut :
 PKP rekanan membuat Faktur Pajak dan
SSP saat menyampaikan tagihan
 SSP diisi dengan NPWP dan identitas
PKP rekanan, tetapi penandatanganan
dilakukan oleh :
 Bendahara pemerintah dalam hal disetor oleh
Bendahara, atau
 KPPN dalam hal dipotong langsung oleh KPPN
Faktur Pajak dibuat dalam rangkap 3
dengan peruntukkan :
 Lembar ke-1 untuk Bendahara atau KPPN
 Lembar ke-2 untuk arsip PKP rekanan
 Lembar ke-3 untuk KPP melalui Bendahara atau
KPPN
 Dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM
dilakukan oleh Bendaharawan, SSP
dibuat rangkap 5
 Dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM
dilakukan oleh KPPN, SSP dibuat
rangkap 4
 Pada Setiap lembar Faktur Pajak dibubuhi :
Cap “Disetor tanggal.......” dan ditandatangani
oleh Bendahara, dalam hal pemungutan dan
penyetoran PPN dan PPnBM dilakukan oleh
bendahara, atau
Dicantumkan nomor dan tanggal advis SPM oleh
KPPN dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM
dilakukan langsung oleh KPPN dan SSP Lembar ke-1
dan Lembar Ke-2 dibubuhi cap “Telah Dibukukan”
oleh KPPN
 Faktur Pajak dan SSP merupakana
bukti pemungutan dan penyetoran PPN
dan PPnBM
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN
(SPT) MASA PPN bendaharawan
Wajib Pajak Bendaharawan wajib menyampaikan
SPT Masa PPN bagi pemungut (form 1101 PUT)
setiap bulan selambat-lambatnya akhir
bulan berikutnya.
Apabila kewajiban tersebut tidak
dilaksanakan, Wajib Pajak dikenakan sanksi
administrasi berupa denda (Pasal 7 UU KUP)
sebesar Rp. 500.000,-
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
CONTOH PENGHITUNGAN PPN
PEMBAYARAN ATAS BKP YANG DIPUNGUT PPN
Atas pengadaan barang berupa komputer dengan
nilai barang Rp. 10 juta dan PPN Rp 1 juta
Harga Barang Rp. 10 juta
PPN Rp. 1 juta
Total tagihan dari rekanan Rp. 11 juta
PPh Pasal 22 yang dipungut
1,5% * Rp. 10 juta = (Rp. 150.000)
PPN Dipungut
10% * Rp. 10 juta = (Rp. 1 juta)
Total PPN dan PPh Yang dipungut (Rp 1.150.000)
Dibayar kepada rekanan (oleh bendahara)
Rp. 11 juta – Rp 1.150.000 = Rp 9.850.000
BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN
INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG
MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT
MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT
REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI
ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU
BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN
HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT,
ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Psak 46 pajak penghasilan 25032015
Psak  46 pajak penghasilan 25032015Psak  46 pajak penghasilan 25032015
Psak 46 pajak penghasilan 25032015
PPA FEUI
 
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Yudhi Aldriand
 
Daftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal PerpajakanDaftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Hengky Manurung
 
Presentasi bphtb
Presentasi bphtbPresentasi bphtb
Presentasi bphtb
Giyono Gi
 
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
Ahmad Abdul Haq
 
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah IILatihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Muhammad Amri
 

Was ist angesagt? (20)

Pph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPTPph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPT
 
PPN Fasilitas
PPN  FasilitasPPN  Fasilitas
PPN Fasilitas
 
Seri KUP :: Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan
Seri KUP :: Tindak Pidana Di Bidang PerpajakanSeri KUP :: Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan
Seri KUP :: Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan
 
Psak 46 pajak penghasilan 25032015
Psak  46 pajak penghasilan 25032015Psak  46 pajak penghasilan 25032015
Psak 46 pajak penghasilan 25032015
 
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitas
 
Contoh ngisi spt ppn 1111
Contoh ngisi spt ppn 1111Contoh ngisi spt ppn 1111
Contoh ngisi spt ppn 1111
 
Sri suwanti jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan Daerah
Sri suwanti    jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan DaerahSri suwanti    jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan Daerah
Sri suwanti jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan Daerah
 
Akuntabilitas Keuangan Daerah. (Local Finance Accountability)
Akuntabilitas Keuangan Daerah. (Local Finance Accountability)Akuntabilitas Keuangan Daerah. (Local Finance Accountability)
Akuntabilitas Keuangan Daerah. (Local Finance Accountability)
 
Pph badan
Pph badanPph badan
Pph badan
 
Hukum acara peradilan pajak
Hukum acara peradilan pajakHukum acara peradilan pajak
Hukum acara peradilan pajak
 
Akuntansi pajak...
Akuntansi pajak...Akuntansi pajak...
Akuntansi pajak...
 
Daftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal PerpajakanDaftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal Perpajakan
 
Presentasi bphtb
Presentasi bphtbPresentasi bphtb
Presentasi bphtb
 
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di IndonesiaPemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
 
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
 
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah IILatihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
 
Presentasi pph
Presentasi pphPresentasi pph
Presentasi pph
 
Penyidikan Pajak
Penyidikan PajakPenyidikan Pajak
Penyidikan Pajak
 
Undang undang nomor 9 tahun 2018 tentang penerimaan negara bukan pajak
Undang undang nomor 9 tahun 2018 tentang penerimaan negara bukan pajakUndang undang nomor 9 tahun 2018 tentang penerimaan negara bukan pajak
Undang undang nomor 9 tahun 2018 tentang penerimaan negara bukan pajak
 

Andere mochten auch

Perpajakan
PerpajakanPerpajakan
Perpajakan
extria
 
Personal Tax Management
Personal Tax ManagementPersonal Tax Management
Personal Tax Management
Ankur Pandey
 

Andere mochten auch (14)

Metode Penyusutan
Metode PenyusutanMetode Penyusutan
Metode Penyusutan
 
Perpajakan
PerpajakanPerpajakan
Perpajakan
 
Transfer Pricing Vikram Sankhala
Transfer Pricing   Vikram SankhalaTransfer Pricing   Vikram Sankhala
Transfer Pricing Vikram Sankhala
 
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
 
konsultan pajak info
konsultan pajak infokonsultan pajak info
konsultan pajak info
 
Workshop Perpajakan Bisnis Properti
Workshop Perpajakan Bisnis PropertiWorkshop Perpajakan Bisnis Properti
Workshop Perpajakan Bisnis Properti
 
Personal Tax Management
Personal Tax ManagementPersonal Tax Management
Personal Tax Management
 
Buku bendahara mahir pajak__
Buku bendahara mahir pajak__Buku bendahara mahir pajak__
Buku bendahara mahir pajak__
 
Buku p ph upload
Buku p ph uploadBuku p ph upload
Buku p ph upload
 
Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21
 
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaSimulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
 
Strata title dan SHM Sarusun
Strata title dan SHM SarusunStrata title dan SHM Sarusun
Strata title dan SHM Sarusun
 
Pajak penghasilan pasal 26
Pajak penghasilan pasal 26Pajak penghasilan pasal 26
Pajak penghasilan pasal 26
 
6. transfer pricing
6. transfer pricing6. transfer pricing
6. transfer pricing
 

Ähnlich wie Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan

KEWAJIBAN Bendahara
KEWAJIBAN Bendahara KEWAJIBAN Bendahara
KEWAJIBAN Bendahara
Roko Subagya
 
Materi sosialisasi bendahara pemerintah 2012
Materi sosialisasi bendahara pemerintah 2012Materi sosialisasi bendahara pemerintah 2012
Materi sosialisasi bendahara pemerintah 2012
Kppkp Bangil
 
8 ketentuan umum dan tatacara perpajakan
8 ketentuan umum dan tatacara perpajakan8 ketentuan umum dan tatacara perpajakan
8 ketentuan umum dan tatacara perpajakan
natal kristiono
 

Ähnlich wie Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan (20)

Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasi
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasi
 
KEWAJIBAN Bendahara
KEWAJIBAN Bendahara KEWAJIBAN Bendahara
KEWAJIBAN Bendahara
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPN
 
01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia
01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia
01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia
 
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tatacara PerpajakanKetentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
 
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBNResume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
 
P ajak
P ajakP ajak
P ajak
 
Materi sosialisasi bendahara pemerintah 2012
Materi sosialisasi bendahara pemerintah 2012Materi sosialisasi bendahara pemerintah 2012
Materi sosialisasi bendahara pemerintah 2012
 
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang PribadiS-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
 
(2) pajak bendaharawan
(2) pajak bendaharawan (2) pajak bendaharawan
(2) pajak bendaharawan
 
8 ketentuan umum dan tatacara perpajakan
8 ketentuan umum dan tatacara perpajakan8 ketentuan umum dan tatacara perpajakan
8 ketentuan umum dan tatacara perpajakan
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1
NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1
NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1
 
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op KaryawanNpwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
 
Materi Webinar ARC Mengupas PMK Pelaksana UU HPP.pdf
Materi Webinar ARC Mengupas PMK Pelaksana UU HPP.pdfMateri Webinar ARC Mengupas PMK Pelaksana UU HPP.pdf
Materi Webinar ARC Mengupas PMK Pelaksana UU HPP.pdf
 
Aspek perpajakan yayasan pendidikan
Aspek perpajakan yayasan pendidikanAspek perpajakan yayasan pendidikan
Aspek perpajakan yayasan pendidikan
 
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakDasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
 
Kup I
Kup IKup I
Kup I
 
pajak.pptx
pajak.pptxpajak.pptx
pajak.pptx
 

Mehr von Roko Subagya

Mehr von Roko Subagya (20)

Seri kup tindak pidana di bidang perpajakan
Seri kup   tindak pidana di bidang perpajakanSeri kup   tindak pidana di bidang perpajakan
Seri kup tindak pidana di bidang perpajakan
 
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap IIIAmnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
 
Kewajiban bendaharawan pemerintah
Kewajiban bendaharawan pemerintahKewajiban bendaharawan pemerintah
Kewajiban bendaharawan pemerintah
 
Bisnis Pulsa dan Intelijen Maya Termurah
Bisnis Pulsa dan Intelijen Maya TermurahBisnis Pulsa dan Intelijen Maya Termurah
Bisnis Pulsa dan Intelijen Maya Termurah
 
Uuno.28 tahun 2007 tentang kup
Uuno.28 tahun 2007 tentang  kupUuno.28 tahun 2007 tentang  kup
Uuno.28 tahun 2007 tentang kup
 
Uu no.36 tahun 2008 tentang pph
Uu no.36 tahun 2008 tentang  pphUu no.36 tahun 2008 tentang  pph
Uu no.36 tahun 2008 tentang pph
 
Uu no.11 th 2016 pengampunan pajak
Uu no.11 th 2016 pengampunan pajakUu no.11 th 2016 pengampunan pajak
Uu no.11 th 2016 pengampunan pajak
 
::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN
::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN
::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN
 
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
 
Pendaftaran NPWP Orang Pribadi Pelaku Kegiatan Usaha via internet
Pendaftaran NPWP Orang Pribadi Pelaku Kegiatan Usaha via internetPendaftaran NPWP Orang Pribadi Pelaku Kegiatan Usaha via internet
Pendaftaran NPWP Orang Pribadi Pelaku Kegiatan Usaha via internet
 
SEQUEL ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-Undang
SEQUEL  ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-UndangSEQUEL  ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-Undang
SEQUEL ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-Undang
 
Pmk 29.pmk03.2015
Pmk   29.pmk03.2015Pmk   29.pmk03.2015
Pmk 29.pmk03.2015
 
UNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIA
UNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIAUNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIA
UNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIA
 
8500+ ALAMAT EMAIL:::: Daftar Alamat Surat Elektronik Gmail, YAHOOMAIL,HOTMAI...
8500+ ALAMAT EMAIL:::: Daftar Alamat Surat Elektronik Gmail, YAHOOMAIL,HOTMAI...8500+ ALAMAT EMAIL:::: Daftar Alamat Surat Elektronik Gmail, YAHOOMAIL,HOTMAI...
8500+ ALAMAT EMAIL:::: Daftar Alamat Surat Elektronik Gmail, YAHOOMAIL,HOTMAI...
 
pmk 90-pmk.03-2015 ::::: tentang perubahan pmk-253-pmk.03-2015
pmk 90-pmk.03-2015 ::::: tentang perubahan pmk-253-pmk.03-2015pmk 90-pmk.03-2015 ::::: tentang perubahan pmk-253-pmk.03-2015
pmk 90-pmk.03-2015 ::::: tentang perubahan pmk-253-pmk.03-2015
 
PER: 17/PJ/ 2015 ::: NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
PER: 17/PJ/  2015 ::: NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETOPER: 17/PJ/  2015 ::: NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
PER: 17/PJ/ 2015 ::: NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
 
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
 
PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
 PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online  PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
 
PER :44/PJ/2015 :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...
PER :44/PJ/2015  :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...PER :44/PJ/2015  :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...
PER :44/PJ/2015 :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...
 
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT TahunanPER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
 

Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan

  • 1. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 2. OBYEK YANG DIKENAKAN PPN DAN PPnBM Pada dasarnya, PPN adalah pajak yang dikenakan atas semua barang dan jasa di dalam daerah pabean, kecuali yang dikecualikan menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok barang yang dikecualikan / tidak dikenakan PPN menurut Pasal 4A UU PPN adalah :  Barang Hasil Pertambangan/pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya.
  • 3.  Barang Kebutuhan Pokok Berupa beras/gabah, jagung,sagu,kedelai,garam,daging,telur,susu,b uah-buahan, dan sayur-sayuran  Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya  Uang, Emas batangan, dan surat berharga
  • 4. Kelompok jasa yang dikecualikan / tidak dikenakan PPN menurut Pasal 4A UU PPN adalah :  Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik  Jasa di bidang pelayanan sosial  Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko  Jasa di bidang keuangan , asuransi, sewa guna usaha dengan hak opsi  Jasa di bidang keagamaan
  • 5.  Jasa di bidang pendidikan  Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan  Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan  Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air  Jasa di bidang tenaga kerja  Jasa di bidang Perhotelan  Jasa yang disediakan pemerintah dalam rangka
  • 6. Menjalankan pemerintahan secara umum  Jasa Penyediaan tempat parkir  Jasa Telepon Umum dengan menggunakan uang logam  Jasa pengiriman uang dengan wesel pos  Jasa boga atau katering
  • 7. SELAIN ITU ADA BEBERAPA FASILITAS BERUPA PEMBEBASAN PPN YAITU ATAS :  Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) tertentu sebagaimana diatur dalam PP 146/2000 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PP 38/2003 diantaranya adalah : senjata dan alat angkut untuk TNI Polri, buku pelajaran umum/agama dan kitab suci
  • 8.  BKP Tertentu yang bersifat strategis sebagaimana diatur dalam PP 12/2001 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PP 46/2003 diantaranya adalah : makanan ternak dan bahan baku makanan ternak, bibit atau benih Beberapa barang yang atas impor/penyerahannya diberi fasilitas pembebasan PPN harus mensyaratkan adanya Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN
  • 9. TIDAK DILAKUKAN PEMUNGUTAN PPN DAN PPnBM OLEH BENDAHARA ATAS :  Pembayaran yang tidak melebihi Rp. 1 juta termasuk PPN dan PPnBM  Untuk Pembebasan Tanah  Pembayaran atas BKP/JKP yang menurut ketentuan perundang-undangan mendapat fasilitas PPN Tidak Dipungut atau Dibebaskan  BBM dan Non-BBM oleh PERTAMINA  REKENING TELEPON  Jasa Angkutan Udara yang diserahkan perusahaan penerbangan
  • 10.  Untuk Penyerahan BKP/JKP yang menurut ketentuan perundang-undangan tidak dikenakan PPN
  • 11. CATATAN Atas pembayaran tagihan termasuk PPN dan PPnBM yang tidak melebihi Rp. 1 juta, tetap terutang PPN dan PPnBM dan faktur pajak tetap dibuat oleh rekanan. PPN dan PPnBM harus dipungut dan disetor oleh REKANAN (bukan//tidak bendahara seperti dalam bahasan ini) sesuai ketentuan yang berlaku umum dan dilaporkan oleh rekanan dengan menggunakan SPT Masa PPN dan PPnBM (Form 1195)
  • 12. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 13. PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PPN bendaharawan Pemungutan PPN dan PPnBM oleh Bendahara dilakukan pada saat pembayaran dengan cara pemotongan langsung dari tagihan Pengusaha Kena Pajak rekanan. Bendahara wajib menyetor PPN dan PPnBM yang dipungut tersebut ke Bank Persepsi atau Kantor Pos paling lambat 7 (tujuh) hari setelah berakhirnya bulan terjadinya pembayaran tagihan. Dalam hal hari ke-7 jatuh pada hari libur, maka penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya.
  • 14. Dalam hal PPN dan PPnBM telah dipungut langsung oleh KPPN, bendahara tidak perlu memungut dan menyetor PPN dan PPnBM. Adapun cara pemungutan dan penyetoran yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 adalah sebagai berikut :  PKP rekanan membuat Faktur Pajak dan SSP saat menyampaikan tagihan  SSP diisi dengan NPWP dan identitas PKP rekanan, tetapi penandatanganan dilakukan oleh :
  • 15.  Bendahara pemerintah dalam hal disetor oleh Bendahara, atau  KPPN dalam hal dipotong langsung oleh KPPN Faktur Pajak dibuat dalam rangkap 3 dengan peruntukkan :  Lembar ke-1 untuk Bendahara atau KPPN  Lembar ke-2 untuk arsip PKP rekanan  Lembar ke-3 untuk KPP melalui Bendahara atau KPPN  Dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM dilakukan oleh Bendaharawan, SSP dibuat rangkap 5  Dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM dilakukan oleh KPPN, SSP dibuat rangkap 4
  • 16.  Pada Setiap lembar Faktur Pajak dibubuhi : Cap “Disetor tanggal.......” dan ditandatangani oleh Bendahara, dalam hal pemungutan dan penyetoran PPN dan PPnBM dilakukan oleh bendahara, atau Dicantumkan nomor dan tanggal advis SPM oleh KPPN dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM dilakukan langsung oleh KPPN dan SSP Lembar ke-1 dan Lembar Ke-2 dibubuhi cap “Telah Dibukukan” oleh KPPN  Faktur Pajak dan SSP merupakana bukti pemungutan dan penyetoran PPN dan PPnBM
  • 17. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 18. PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PPN bendaharawan Wajib Pajak Bendaharawan wajib menyampaikan SPT Masa PPN bagi pemungut (form 1101 PUT) setiap bulan selambat-lambatnya akhir bulan berikutnya. Apabila kewajiban tersebut tidak dilaksanakan, Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda (Pasal 7 UU KUP) sebesar Rp. 500.000,-
  • 19. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 20. CONTOH PENGHITUNGAN PPN PEMBAYARAN ATAS BKP YANG DIPUNGUT PPN Atas pengadaan barang berupa komputer dengan nilai barang Rp. 10 juta dan PPN Rp 1 juta Harga Barang Rp. 10 juta PPN Rp. 1 juta Total tagihan dari rekanan Rp. 11 juta PPh Pasal 22 yang dipungut 1,5% * Rp. 10 juta = (Rp. 150.000) PPN Dipungut 10% * Rp. 10 juta = (Rp. 1 juta)
  • 21. Total PPN dan PPh Yang dipungut (Rp 1.150.000) Dibayar kepada rekanan (oleh bendahara) Rp. 11 juta – Rp 1.150.000 = Rp 9.850.000
  • 22. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 23. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 24. PANDUAN PRAKTISPANDUAN PRAKTIS PEMUNGUTAN PPN DANPEMUNGUTAN PPN DAN PPnBM BAGI BENDAHARAPPnBM BAGI BENDAHARA PEMERINTAHPEMERINTAH
  • 25. KEWAJIBAN BENDAHARA Bendahara wajib memungut Pajak Pertambahan Nilain (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) atas pengadaan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 tentang Penunjukkan Bendahara Pemerintah Dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Untuk Memungut, Menyetor dan Melaporkan Pajak
  • 26. Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Beserta Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporannya. Pemungutan PPnBM dilakukan terhadap pengadaan BKP yang tergolong mewah di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan BKP tersebut (rekanan yang merupakan pabrikan BKP) sehingga pada umumnya bendahara jarang melakukan pemungutan PPnBM
  • 27. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 28. PANDUAN PRAKTISPANDUAN PRAKTIS PEMUNGUTAN PPN DANPEMUNGUTAN PPN DAN PPnBM BAGI BENDAHARAPPnBM BAGI BENDAHARA PEMERINTAHPEMERINTAH
  • 29. KEWAJIBAN BENDAHARA Bendahara wajib memungut Pajak Pertambahan Nilain (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) atas pengadaan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 tentang Penunjukkan Bendahara Pemerintah Dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Untuk Memungut, Menyetor dan Melaporkan Pajak
  • 30. Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Beserta Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporannya. Pemungutan PPnBM dilakukan terhadap pengadaan BKP yang tergolong mewah di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan BKP tersebut (rekanan yang merupakan pabrikan BKP) sehingga pada umumnya bendahara jarang melakukan pemungutan PPnBM
  • 31. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 32. OBYEK YANG DIKENAKAN PPN DAN PPnBM Pada dasarnya, PPN adalah pajak yang dikenakan atas semua barang dan jasa di dalam daerah pabean, kecuali yang dikecualikan menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok barang yang dikecualikan / tidak dikenakan PPN menurut Pasal 4A UU PPN adalah :  Barang Hasil Pertambangan/pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya.
  • 33.  Barang Kebutuhan Pokok Berupa beras/gabah, jagung,sagu,kedelai,garam,daging,telur,susu,b uah-buahan, dan sayur-sayuran  Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya  Uang, Emas batangan, dan surat berharga
  • 34. Kelompok jasa yang dikecualikan / tidak dikenakan PPN menurut Pasal 4A UU PPN adalah :  Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik  Jasa di bidang pelayanan sosial  Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko  Jasa di bidang keuangan , asuransi, sewa guna usaha dengan hak opsi  Jasa di bidang keagamaan
  • 35.  Jasa di bidang pendidikan  Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan  Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan  Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air  Jasa di bidang tenaga kerja  Jasa di bidang Perhotelan  Jasa yang disediakan pemerintah dalam rangka
  • 36. Menjalankan pemerintahan secara umum  Jasa Penyediaan tempat parkir  Jasa Telepon Umum dengan menggunakan uang logam  Jasa pengiriman uang dengan wesel pos  Jasa boga atau katering
  • 37. SELAIN ITU ADA BEBERAPA FASILITAS BERUPA PEMBEBASAN PPN YAITU ATAS :  Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) tertentu sebagaimana diatur dalam PP 146/2000 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PP 38/2003 diantaranya adalah : senjata dan alat angkut untuk TNI Polri, buku pelajaran umum/agama dan kitab suci
  • 38.  BKP Tertentu yang bersifat strategis sebagaimana diatur dalam PP 12/2001 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PP 46/2003 diantaranya adalah : makanan ternak dan bahan baku makanan ternak, bibit atau benih Beberapa barang yang atas impor/penyerahannya diberi fasilitas pembebasan PPN harus mensyaratkan adanya Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN
  • 39. TIDAK DILAKUKAN PEMUNGUTAN PPN DAN PPnBM OLEH BENDAHARA ATAS :  Pembayaran yang tidak melebihi Rp. 1 juta termasuk PPN dan PPnBM  Untuk Pembebasan Tanah  Pembayaran atas BKP/JKP yang menurut ketentuan perundang-undangan mendapat fasilitas PPN Tidak Dipungut atau Dibebaskan  BBM dan Non-BBM oleh PERTAMINA  REKENING TELEPON  Jasa Angkutan Udara yang diserahkan perusahaan penerbangan
  • 40.  Untuk Penyerahan BKP/JKP yang menurut ketentuan perundang-undangan tidak dikenakan PPN
  • 41. CATATAN Atas pembayaran tagihan termasuk PPN dan PPnBM yang tidak melebihi Rp. 1 juta, tetap terutang PPN dan PPnBM dan faktur pajak tetap dibuat oleh rekanan. PPN dan PPnBM harus dipungut dan disetor oleh REKANAN (bukan//tidak bendahara seperti dalam bahasan ini) sesuai ketentuan yang berlaku umum dan dilaporkan oleh rekanan dengan menggunakan SPT Masa PPN dan PPnBM (Form 1195)
  • 42. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 43. PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PPN bendaharawan Pemungutan PPN dan PPnBM oleh Bendahara dilakukan pada saat pembayaran dengan cara pemotongan langsung dari tagihan Pengusaha Kena Pajak rekanan. Bendahara wajib menyetor PPN dan PPnBM yang dipungut tersebut ke Bank Persepsi atau Kantor Pos paling lambat 7 (tujuh) hari setelah berakhirnya bulan terjadinya pembayaran tagihan. Dalam hal hari ke-7 jatuh pada hari libur, maka penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya.
  • 44. Dalam hal PPN dan PPnBM telah dipungut langsung oleh KPPN, bendahara tidak perlu memungut dan menyetor PPN dan PPnBM. Adapun cara pemungutan dan penyetoran yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 adalah sebagai berikut :  PKP rekanan membuat Faktur Pajak dan SSP saat menyampaikan tagihan  SSP diisi dengan NPWP dan identitas PKP rekanan, tetapi penandatanganan dilakukan oleh :
  • 45.  Bendahara pemerintah dalam hal disetor oleh Bendahara, atau  KPPN dalam hal dipotong langsung oleh KPPN Faktur Pajak dibuat dalam rangkap 3 dengan peruntukkan :  Lembar ke-1 untuk Bendahara atau KPPN  Lembar ke-2 untuk arsip PKP rekanan  Lembar ke-3 untuk KPP melalui Bendahara atau KPPN  Dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM dilakukan oleh Bendaharawan, SSP dibuat rangkap 5  Dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM dilakukan oleh KPPN, SSP dibuat rangkap 4
  • 46.  Pada Setiap lembar Faktur Pajak dibubuhi : Cap “Disetor tanggal.......” dan ditandatangani oleh Bendahara, dalam hal pemungutan dan penyetoran PPN dan PPnBM dilakukan oleh bendahara, atau Dicantumkan nomor dan tanggal advis SPM oleh KPPN dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM dilakukan langsung oleh KPPN dan SSP Lembar ke-1 dan Lembar Ke-2 dibubuhi cap “Telah Dibukukan” oleh KPPN  Faktur Pajak dan SSP merupakana bukti pemungutan dan penyetoran PPN dan PPnBM
  • 47. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 48. PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PPN bendaharawan Wajib Pajak Bendaharawan wajib menyampaikan SPT Masa PPN bagi pemungut (form 1101 PUT) setiap bulan selambat-lambatnya akhir bulan berikutnya. Apabila kewajiban tersebut tidak dilaksanakan, Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda (Pasal 7 UU KUP) sebesar Rp. 500.000,-
  • 49. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 50. CONTOH PENGHITUNGAN PPN PEMBAYARAN ATAS BKP YANG DIPUNGUT PPN Atas pengadaan barang berupa komputer dengan nilai barang Rp. 10 juta dan PPN Rp 1 juta Harga Barang Rp. 10 juta PPN Rp. 1 juta Total tagihan dari rekanan Rp. 11 juta PPh Pasal 22 yang dipungut 1,5% * Rp. 10 juta = (Rp. 150.000) PPN Dipungut 10% * Rp. 10 juta = (Rp. 1 juta)
  • 51. Total PPN dan PPh Yang dipungut (Rp 1.150.000) Dibayar kepada rekanan (oleh bendahara) Rp. 11 juta – Rp 1.150.000 = Rp 9.850.000
  • 52. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 53. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 54. PANDUAN PRAKTISPANDUAN PRAKTIS PEMUNGUTAN PPN DANPEMUNGUTAN PPN DAN PPnBM BAGI BENDAHARAPPnBM BAGI BENDAHARA PEMERINTAHPEMERINTAH
  • 55. KEWAJIBAN BENDAHARA Bendahara wajib memungut Pajak Pertambahan Nilain (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) atas pengadaan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 tentang Penunjukkan Bendahara Pemerintah Dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Untuk Memungut, Menyetor dan Melaporkan Pajak
  • 56. Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Beserta Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporannya. Pemungutan PPnBM dilakukan terhadap pengadaan BKP yang tergolong mewah di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan BKP tersebut (rekanan yang merupakan pabrikan BKP) sehingga pada umumnya bendahara jarang melakukan pemungutan PPnBM
  • 57. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 58. OBYEK YANG DIKENAKAN PPN DAN PPnBM Pada dasarnya, PPN adalah pajak yang dikenakan atas semua barang dan jasa di dalam daerah pabean, kecuali yang dikecualikan menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok barang yang dikecualikan / tidak dikenakan PPN menurut Pasal 4A UU PPN adalah :  Barang Hasil Pertambangan/pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya.
  • 59.  Barang Kebutuhan Pokok Berupa beras/gabah, jagung,sagu,kedelai,garam,daging,telur,susu,b uah-buahan, dan sayur-sayuran  Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya  Uang, Emas batangan, dan surat berharga
  • 60. Kelompok jasa yang dikecualikan / tidak dikenakan PPN menurut Pasal 4A UU PPN adalah :  Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik  Jasa di bidang pelayanan sosial  Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko  Jasa di bidang keuangan , asuransi, sewa guna usaha dengan hak opsi  Jasa di bidang keagamaan
  • 61.  Jasa di bidang pendidikan  Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan  Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan  Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air  Jasa di bidang tenaga kerja  Jasa di bidang Perhotelan  Jasa yang disediakan pemerintah dalam rangka
  • 62. Menjalankan pemerintahan secara umum  Jasa Penyediaan tempat parkir  Jasa Telepon Umum dengan menggunakan uang logam  Jasa pengiriman uang dengan wesel pos  Jasa boga atau katering
  • 63. SELAIN ITU ADA BEBERAPA FASILITAS BERUPA PEMBEBASAN PPN YAITU ATAS :  Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) tertentu sebagaimana diatur dalam PP 146/2000 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PP 38/2003 diantaranya adalah : senjata dan alat angkut untuk TNI Polri, buku pelajaran umum/agama dan kitab suci
  • 64.  BKP Tertentu yang bersifat strategis sebagaimana diatur dalam PP 12/2001 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PP 46/2003 diantaranya adalah : makanan ternak dan bahan baku makanan ternak, bibit atau benih Beberapa barang yang atas impor/penyerahannya diberi fasilitas pembebasan PPN harus mensyaratkan adanya Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN
  • 65. TIDAK DILAKUKAN PEMUNGUTAN PPN DAN PPnBM OLEH BENDAHARA ATAS :  Pembayaran yang tidak melebihi Rp. 1 juta termasuk PPN dan PPnBM  Untuk Pembebasan Tanah  Pembayaran atas BKP/JKP yang menurut ketentuan perundang-undangan mendapat fasilitas PPN Tidak Dipungut atau Dibebaskan  BBM dan Non-BBM oleh PERTAMINA  REKENING TELEPON  Jasa Angkutan Udara yang diserahkan perusahaan penerbangan
  • 66.  Untuk Penyerahan BKP/JKP yang menurut ketentuan perundang-undangan tidak dikenakan PPN
  • 67. CATATAN Atas pembayaran tagihan termasuk PPN dan PPnBM yang tidak melebihi Rp. 1 juta, tetap terutang PPN dan PPnBM dan faktur pajak tetap dibuat oleh rekanan. PPN dan PPnBM harus dipungut dan disetor oleh REKANAN (bukan//tidak bendahara seperti dalam bahasan ini) sesuai ketentuan yang berlaku umum dan dilaporkan oleh rekanan dengan menggunakan SPT Masa PPN dan PPnBM (Form 1195)
  • 68. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 69. PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PPN bendaharawan Pemungutan PPN dan PPnBM oleh Bendahara dilakukan pada saat pembayaran dengan cara pemotongan langsung dari tagihan Pengusaha Kena Pajak rekanan. Bendahara wajib menyetor PPN dan PPnBM yang dipungut tersebut ke Bank Persepsi atau Kantor Pos paling lambat 7 (tujuh) hari setelah berakhirnya bulan terjadinya pembayaran tagihan. Dalam hal hari ke-7 jatuh pada hari libur, maka penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya.
  • 70. Dalam hal PPN dan PPnBM telah dipungut langsung oleh KPPN, bendahara tidak perlu memungut dan menyetor PPN dan PPnBM. Adapun cara pemungutan dan penyetoran yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 adalah sebagai berikut :  PKP rekanan membuat Faktur Pajak dan SSP saat menyampaikan tagihan  SSP diisi dengan NPWP dan identitas PKP rekanan, tetapi penandatanganan dilakukan oleh :
  • 71.  Bendahara pemerintah dalam hal disetor oleh Bendahara, atau  KPPN dalam hal dipotong langsung oleh KPPN Faktur Pajak dibuat dalam rangkap 3 dengan peruntukkan :  Lembar ke-1 untuk Bendahara atau KPPN  Lembar ke-2 untuk arsip PKP rekanan  Lembar ke-3 untuk KPP melalui Bendahara atau KPPN  Dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM dilakukan oleh Bendaharawan, SSP dibuat rangkap 5  Dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM dilakukan oleh KPPN, SSP dibuat rangkap 4
  • 72.  Pada Setiap lembar Faktur Pajak dibubuhi : Cap “Disetor tanggal.......” dan ditandatangani oleh Bendahara, dalam hal pemungutan dan penyetoran PPN dan PPnBM dilakukan oleh bendahara, atau Dicantumkan nomor dan tanggal advis SPM oleh KPPN dalam hal pemungutan PPN dan PPnBM dilakukan langsung oleh KPPN dan SSP Lembar ke-1 dan Lembar Ke-2 dibubuhi cap “Telah Dibukukan” oleh KPPN  Faktur Pajak dan SSP merupakana bukti pemungutan dan penyetoran PPN dan PPnBM
  • 73. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 74. PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PPN bendaharawan Wajib Pajak Bendaharawan wajib menyampaikan SPT Masa PPN bagi pemungut (form 1101 PUT) setiap bulan selambat-lambatnya akhir bulan berikutnya. Apabila kewajiban tersebut tidak dilaksanakan, Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda (Pasal 7 UU KUP) sebesar Rp. 500.000,-
  • 75. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT
  • 76. CONTOH PENGHITUNGAN PPN PEMBAYARAN ATAS BKP YANG DIPUNGUT PPN Atas pengadaan barang berupa komputer dengan nilai barang Rp. 10 juta dan PPN Rp 1 juta Harga Barang Rp. 10 juta PPN Rp. 1 juta Total tagihan dari rekanan Rp. 11 juta PPh Pasal 22 yang dipungut 1,5% * Rp. 10 juta = (Rp. 150.000) PPN Dipungut 10% * Rp. 10 juta = (Rp. 1 juta)
  • 77. Total PPN dan PPh Yang dipungut (Rp 1.150.000) Dibayar kepada rekanan (oleh bendahara) Rp. 11 juta – Rp 1.150.000 = Rp 9.850.000
  • 78. BEBERAPA KETENTUAN DALAM PANDUAN INI DAPAT BERUBAH MENGIKUTI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. WAJIB PAJAK YANG MEMERLUKAN BANTUAN DAPAT MENGHUBUNGI PETUGAS ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) YANG ADA DI SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI ATAU PETUGAS HELP DESK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SETEMPAT,ATAU BIDANG PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS KANTOR WILAYAH DJP SETEMPAT, ATAU PETUGAS DI KP2KP SETEMPAT