1. ORIENTASI KURIKULUM PAI
(KERANGKA DASAR DAN PRINSIP PENYUSUNAN PAI)
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pengembangan kurikulum PAI
Dosen Pengampu: Mualimul Huda, M. Pd.I
Disusun olehkelompok 2:
1. Anis Maghfiroh (1410110040)
2. Rois Mansur (1410110042)
3. Laili Fitriyatul Ula (1410110053)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2015
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum pendidikan amatlah penting di suatu negara, meskipun di
setiap negara mempunyai kurikulum yang berbeda-beda namun mempunyaai
tujuan yang sama yakni agar mempunyai arah yang jelas mau di kemankan
lulusan muda generasi penerus bangsa yang akan datang, khususnya di tanah air
kita sendiri yakni Indonesia.
Namun tidak bisa kita pungkiri berdirinya dan terbentuknya kurikulum
itu tidak lepas dari banyaknya proses yakni biasa disebut orientasi kurikulum
pendidikan khususnya pendidikan agama islam, suatu kurikulum tidak akan
mampu berdiri kokoh jikalau tidak mempunyai kerangka dasar yang mampu
menjadikan pondasi suatu kurikulum tersebut, karna yang menentekun baik
buruknya suatu kurikulum itu tergantung pada kekuatan kerangka dasarnya.
Tetapi kurikulum tidak bisa dikatakan sempurna jikalau tidak di barengi
dengan prinsi-prinsip penyusunan yang sistematis dan terarah, oleh karna itu
adanya kurikulum pasti di dalamnya terdapat kerangka dan prinsip-prinsip
penyusunannya, dari ke dua komponen itulah yang menentukan akan jadi baik
atau burukkah arah kurikulum tersebut.
Namun lebih lanjutnya pemakalah akan mengupas lebih dalam tentang
orientasi kurikulum PAI (apa saja kerangka dsar PAI dan apa saja yang termasuk
kedalam prinsip-prinsip kurikulum PAI.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari orientasi kurikulum PAI?
2. Bagaimana kerangka dasar kurikulum PAI?
3. Bagaimana prinsip kurikulum PAI?
3. C. Tujuan
1. Untuk memahami orientasi kurikulum PAI
2. Untuk memahami kerangka dasar kurikulum PAI
3. Untuk memahami prinsip kurikulum PAI
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Orientasi
Orientasi secara umum adalah peninjauan untuk menentukan sikap
(arah, tempat, dsb) yg tepat dan benar. Orientasi kurikulum pendidikan
agama islam menurut Mahmud bahawa orientasi kurikulum pendidikan
agama islam mencakup tiga hal yaitu orientasi pada perkembangan peserta
didik, orientasi pada lingkungan sosial dan orientasi pada perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
1. Orientasi perkembangan pada peserta didik
Konsep perkembangan kurikulum yang berorientasi pada peserta didik akan
berdampak pada bahwa kurikulum harus dikembangkan dengan
memperhatikan tiga kecerdasan peserta didik . sebagaimana dikatakan oleh
Blloom dalam Ahmad Tafsir mencakup tiga domain yaitu domain kognitif,
domain afektif dan domain psekomotor. Ketiga hal ni mesti berkembang
secara sseimbang.
a. Domain Kognitif, berkenaan dengan prilaku yang berhubungan dengan
hubungan berfikir, mengetahui dn memecahkan masalah. Atau dengan
kata lain domain kognitif mencakup kemampuan-kemampuan intlektual
yang terdiri atas enam kemampuan yang disususn secara hirarki, mulai
dari tingkatan yang rendah sampai tingkatan yang tinggi. Keenam
tingkatan tersebut terdiri atas:
1. Knowledge (Pengetahuan), kemampuan yang berhubungan dengan
mengingat pada bahan yang sudah di pelajari sebelumnya atau di
sebut dengan recall (konsep-konsep yang khusus dan umum).
2. Comprehension (Pemahamman), kemampuan memahami arti suatu
bahan pelajaran, seperti menafsirkan, menjelaskan atau
meringkas/merangkum pengertian.
5. 3. Application (Penerapan),kemampuan menggunakan atau menafsirkan
suatu bahan yang sudah di pelajari kedalam situasi baru atau situasi
yang konkrit, seperti kemampuan menerapkan metode, konsep,
prinsip, dalil atau teori.
4. Analysis (Analisis), kemampuan menguraikan atau menjabarkan
sesuatu ke dalam bagian-bagian, sehingga susunannya dapat
dimengerti.
5. Syenthesis (Sintesis), kemampuan menunjukkan kepada upaya
menghimpun bagian kedalam suatu keseluruhan. Seperti
merumuskan tema rencana atau melihat hubungan abstrak dan
berbagai informasi atau fakta.
6. Evaluation (Evaluasi), kemampuan yang berkenaan dengan
kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan pada
maksud atau kriteria tertentu, baik yang bersifat intern maupun
ekstern.
b. Domain Afektif , mencakup kemampuan emosional dalamm mengalami
dan menghayati sesuatu hal. Kemampuan ini menurut Bloom mencakup
lima kemampuan yang disusun secara hirarki mulai dari yang tidak
mengikat pribadinya hingga yang mengikat pribadinya. Kelima
kemapuan itu mencakup:
1. Kesadaran, yaitu kemampun untuk memperhatikan sesuatu.
2. Partisipasi, yaitu kemampuan untuk turut serta dalam suatu hal.
3. Penghayatan nilai, yaitu kemampuan menerima nilai dan mengikat
dirinya pada nilai.
4. Mengorganisasikan nilai, yaitu kemampuan untuk memiliki system
nilai dalam dirinya.
5. Karakterisasi diri, yaitu kemampuan untuk memiliki pola hidup,
yaitu system nilai yang terbentuk dalam dirinya yang mampu
mengawasi tingkah lakunya.
6. c. Domain Psikomotor, mencakup enam kemampuan sebagai berikut:
1. Gerakan reflex, yaitu kemampuan untuk melakukan tindakan-
tindakan yang terjadi secara tidak sengaja dalam merespon sesuatu.
2. Gerakan dasar, yaitu kemampuan melakukan pola-pola gerakan yang
bersifat pembawaan yang tebentuk kombinasi dari gerakan reflex.
3. Kemampuan perceptual, yaitu kemampuan menerjemahkan
perangsang yang diterima melaluui alat indra menjadi gerakan yang
tepat.
4. Kemampuan jasmani, yaitu kemampuan dan gerakan-gerakan dasar
yang merupakan inti untuk memperkembangkan gerakan-gerakan
yang terlatih.
5. Gerakan terlatih, yaitu gerakan yang mantap dan efesien.
6. Komunikasi non-deskursi, yaitu kemampuan melakukan komunikasi
dengan isyarat gerak badan.
Selain ketiga hal diatas, pengembangan kurikulum pendidikan islam
hendaknya diorientasikan pada pengembangan kecerdasan peserta didik, bukan
haannya kecerdasan intlektual, tetapi juga kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual. Ketiga kecerdasan ini perlu dikembaangkan sehingga
tidak hanya menghadirkan peserta didik yang pintar secara intlektual, tetapi
juga pintar secara emosional dan pintar secara spiritual.
Pengembangan ketiga kecerdaasan dalam kurikulum pendidikan islam
ini mengikis pendapat sementara orang yang beranggapan bahwa IQ
merupakan penentu kesuksesan belajar dan hidup seseorang. Seperti adanya
anggapan bahwa jika peserta didik IQnya tinggi maka ia akan sukses dalam
kehidupan nyata. Namun anggapan itu kini mulai terkikis. Sebab betapa banyak
orang yang IQnya tinggi tetapi gagal dalm kehidupannya, maka disadari bahwa
meskipun IQnya tinggi namun bukan segala-galanya. Perlu disadari pula
dengan penemuan SQ dan EQ maka perlu beriringan IQ, EQ dan SQ agar
seseorang berhasil.
7. 2. Orientasi Pada Lingkungan Sosial
Kurikulum pendidikan islam pada dasarnya merupakan jawaban atas
berbagai kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pendidikan. Dengan
demikian, output dari lembaga pendidikan islam mampu menjawab dan
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Terkait dengan orientasi pada lingkungan sosial masyarakat ini, para
pengembang kurikulum hendaknya memperhatikan hal-hal sebagaimana
dikatakan oleh Mahmud sebagai berikut:
a. Memusatkan tujuan pendidikan pada perhatian dan kebutuhan
masyarakat
b. Menggunakan buku-buku dan sumber-sumber dari masyarakat sebanyak-
banyaknya.
c. Mempraktikkan dan menghargai paham demokrasi.
d. Menyusun dan mendisain kurikulum berdasarkan kehidupan manusia.
e. Memupuk jiwa pemimpin dalam lapangan keidupan masyarakat.
f. Mendorong peserta didik untuk aktif kerjasama dan saling mengenal arti
sesama.
Dengan demikian, kurikulum pendidikan Islam hendaknya
dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat. Tidak hanya
berorientaasi duniawi yang bersifat sementara, tetapi juga harus berorientaasi
pada akhirat yang bersifat abadi. Dengan mengacu pada orientasi tersebut
maka kurikulum pendidikan Islam akaan lebih menyeimbangkan antara
kedua kebutuhan tersebut.
3. Orientasi Pada Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pengembangan kurikukum pendidikan Islam harus lebih fleksibel dan
adaptable dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
merupakan warisan umat anusia yang ditumpuk selama berabad-abad dan
masih terus dikembangkan selama manusia hidup diatas muka bumi ini.
Mempelajari ilmu pengetahuan juga berarti melaksanakan perinyah-Nya,
8. karena dalam banyak ayat Allah telah menyuruh kita untuk mempelajari
ilmu tiada henti. Selain itu, mempelajari ilmu pengetahuan berarti turut
menikmati harta kekayaan manusia sambil meningkatkan intelektual. 1
B. KERANGKA DASAR KURIKULUM
Kerangka Dasar Kurikulum berisi landasan filosofis, sosiologis,
psikopedagogis, dan yuridis sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan yang
berfungsi sebagai acuan pengembangan Struktur Kurikulum pada tingkat
nasional dan pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah serta pedoman
pengembangan kurikulum pada Satuan Pendidikan.
Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang dijadikan pedoman
dalam penyusunan kurikulum KTSP dan silabusnya pada setiap suatu
pendidikan. Kerangka dasar kurikulum merupakan pedoman dan penyusunan
kurikulum yang terdiri dari kelompok mata pelajaran, prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum dan prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum.
Kerangka dasar dan struktur kurikulum merupakan bagian dari Standar
Isi yang merupakan salah satu bagian dari delapan (8) standar nasional
pendidikan sebagaimana tertuang dalam Bab II pasal 2 (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Secara keseluruhan komponen standar nsional pendidikan tersebut meliputi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Mata pelajaran PAI termasuk dalam kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia dan dimasukkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia.cakupan materi pelajaran PAI meliputi etika, budi pekerti, atau moral
1 Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: Alfabeta, 2012, hal.
23-29.
9. sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Guna mewujudkan harapan
tersebut kurikulum disusun oleh sekolah dan komite sekolah dengan
berpedoman pada SI-SKL-SK-KD, serta panduan penyusunan kurikulum yang
disusun oleh badan standar nasional pendidikan dengan mengacu pada prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum. Kurikulum PAI telah dikembangkan di
sekolah selanjutnya dilaksanakan oleh guru PAI pada setiap satuan pendidikan
dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.2
Di dalam al-Qur’an dan Hadits ditemukan kerangka dasar dan dapat
dijadikan sebagai pedoman dan penyusunan kurikulum pendidikan Islam.
Kerangka dasar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sesuai dengan al-Qur’an bahwa yang menjadi kurikulum ini (intra
curiculer) pendidikan Islam adalah “Tauhid” dan harus dimantapkan
sebagai unsur pokok yang tidak dapat dirubah. Pemantapan kalimat
tauhid sudah dimulai semenjak bayi dilahirkan dengan
memperdengarkan adzan dan iqomah terhadap bayi yang dilahirkan.
2. Kurikulum inti (Intra Curiculer) selanjutnya adalah perintah ‘Membaca’
ayat-ayat Allah yang meliputi 3 macam ayat yaitu : (1) ayat Allah yang
berdasarkan wahyu. (2) ayat Allah yang ada pada diri manusia, dan (3)
ayat Allah yang terdapat di dalam alam semesta di luar diri manusia.
Firman Allah SWT:
Artinya : “Bacalah! Dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmulah yang
maha Pemurah yang mengajarkan (manusia) dengan perantara kalam. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q.S. al-Alaq : 1-5).
2
Rahmat Raharjo, Inovasi Kurikulum Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Magnum, 2010),hal.35-74
10. Kelima ayat tersebut pada dasarnya telah mencakup kerangka kurikulum
pendidikan Islam yang wajib dijabarkan sebagai berikut :
1. Bacalah! Dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.
Tekanan yang terkandung dalam ayat ini adalah kemampuan membaca
yang dihubungkan dengan nama Tuhan sebagai Pencipta. Hal ini erat
hubungannya dengan ilmu naqli (perennial knowledge).
2. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Ayat tersebut
mendorong manusia untuk mengintropeksi menyelidiki tentang dirinya
dimulai dari proses kejadian dirinya. Manusia ditantang dan dirangsang
untuk mengungkapkan hal itu mulai imaginasi maupun pengalamannya
(acquired knowledge).
3. Bacalah! Dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajarkan
manusia dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya. Motifasi yang terkandung dalam ayat ini
adalah agar manusia terdorong untuk mengadakan eksplorasi alam dan
sekitarnya dengan kemampuan membaca dan menulisnya.3
C. Prinsip Dasar Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam
Tentang prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar penyusunan
kurikulum pendidikan Islam, diantaranya:4
1. Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian pendidikan dengan
lingkungan hidup murid, relevansi dengan kehidupan masa sekarang dan
akan datang, dan relevansi dengan tuntutan pekerjaan.
2. Prinsip efektifitas adalah agar kurikulum dapat menunjang efektifitas
guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar.
3. Prinsip efisiensi adalah agar kurikulum dapat mendayagunakan waktu,
tenaga,dana, dan sumber lain secara cermat, tepat, memadai dan dapat
memenuhi harapan.
3
Eneng Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta : PT. Diadit Media, 2010, Hlm. 80-81.
4 Sudiyono.H.M. Drs; Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, Hlm. 67
11. 4. Prinsip kesinambungan adalah saling hubungan dan jalin menjalin antara
berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.
5. Prinsip fleksibilitas artinya ada semacam ruang gerak yang memberikan
sedikit kebebasan di dalam bertindak yang meliputi fleksibilitas dalam
memilih program pendidikan, mengembangkan program pengajaran,
serta tahap-tahap pengembangan kurikulum.
6. Prinsip integritas antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman, dan
aktivitas yang terkandung di dalam kurikulum, begitu pula dengan
pertautan antara kandungan kurikulum dengan kebutuhan murid dan
masyarakat.
Selanjutnya menurut Prof. H. M. Arifin, MEd., bahwa prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan pada waktu menyusun kurikulum mencakup 4
macam, yaitu:5
1. Kurikulum pendidikan yang sejalan dengan identitas Islam.
2. Berfungsi sebagai alat yang efektif mencapai tujuan tersebut.
3. Kurikulum yang bercirikan Islam.
4. Antara kurikulum, metode dan tujuan pendidikan Islam harus saling
berkaitan dan saling menjiwai dalam proses mencapai produk yang
bercita-citakan menurut ajaran Islam.
Al-Ghazali merinci lagi menjadi 4, yaitu:
1. Ilmu-ilmu Al Qur’an dan ilmu agama seperti Fiqih, Hadis dan Tafsir.
2. Ilmu bahasa, seperti nahwu saraf, makhraj, dan lafal-lafalnya yang
membantu ilmu agama.
3. Ilmu-ilmu yang fardu kifayah, terdiri dari berbagai ilmu yang
memudahkan urusan kehidupan duniawi.
4. Ilmu kebudayaan, seperti syair, sejarah, dan beberapa cabang filsafat.
5
Uhbiyati Nur .Hj.Dra ; Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia , 2005,Hlm. 23
12. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orientasi secara umum adalah peninjauan untuk menentukan sikap (arah,
tempat, dsb) yg tepat dan benar. Orientasi kurikulum pendidikan agama islam
menurut Mahmud bahawa orientasi kurikulum pendidikan agama islam
mencakup tiga hal yaitu orientasi pada perkembangan peserta didik, orientasi
pada lingkungan sosial dan orientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Di dalam al-Qur’an dan Hadits ditemukan kerangka dasar dan dapat
dijadikan sebagai pedoman dan penyusunan kurikulum pendidikan Islam.
Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang dijadikan pedoman
dalam penyusunan kurikulum KTSP dan silabusnya pada setiap suatu
pendidikan. Kerangka dasar dan struktur kurikulum merupakan bagian dari
Standar Isi yang merupakan salah satu bagian dari delapan (8) standar nasional
pendidikan sebagaimana tertuang dalam Bab II pasal 2 (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Secara keseluruhan komponen standar nsional pendidikan tersebut meliputi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tentang prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar penyusunan
kurikulum pendidikan Islam, diantaranya: Prinsip relevansi, Prinsip efektifitas,
Prinsip efisiensi, Prinsip kesinambungan, Prinsip fleksibilitas, Prinsip integritas
antara mata pelajaran.
13. B. Saran
Demikianlah pemaparan makalah tentang “orientasi kurikulum (kerangka
dasar dan prinsip penyusunan kurikulum PAI)” . kami berharap semoga masih
ada sedikit banyaknya memberkan manfaan kepada kita semua kami
menyadari dan meminta maaf bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan
dalam penulisannya.