”Wujudkan generasi sehat, bebas hiv aids dan seks bebas”
Menggugat kepemimpinan politik demokrasi
1. 20/12/13
GEMA Pembebasan | Menggugat Kepemimpinan Politik Demokrasi
Menggugat Kepemimpinan Politik Demokrasi
Diposting Oleh Pengurus: GEMA Pembebasan Wilayah Jakarta Raya
Rubrik: Idealogika - Dibaca: 24 kali
Tak terasa beberapa waktu lagi tahun 2013 akan berakhir.
Semarak menyambut tahun baru, semangat baru, dan harapan
baru sudah mulai terasa. Akan tetapi, dibalik euforia kegembiraan
itu
masih
terasa
hambar
karena
melihat
sepak
pemerintahan politik Indonesia yangamburadul.
terjang
Indonesia,
sebagai negara yang menyatakan dirinya telah 68 tahun merdeka
mengalami kemerosotan sejak awal tahun 2013. Masih ingatkah
kita dengan peristiwa banjir Jakarta di awal tahun 2013 ? Peristiwa
banjir, tata lingkungan yang rusak, hingga aspek ekonomi, politik,
kesehatan, dan lain sebagainya telah mengalami kemorosotan
bahkan kerusakan.
Kini, kesejahteraan sudah menjadi harapan
kosong masyarakat. Pemimpin yang dipilih secara demokratis telah
mengkhianati rakyatnya sendiri. Jika ini yang terjadi dan nyatanya
adalah benar terjadi, apakah arti sebuah kemerdekaan ? Apakah
negeri ini sudah benar-benar merdeka ? Atau mungkin ini hanya
sekedar acara formal yang harus diselenggarakan setiap tahun?
Inilah kisah negeri penuh ironi…
Trias politica, Trias Koruptika
Indonesia akan mengakhiri 2013 dengan meninggalkan citra buruk pada wajah perpolitikan. 3 pilar lembaga politik yang dipercaya sebagai
lembaga terpercaya masyarakat untuk menjalankan roda pemerintahan telah rusak oleh ulah tangan mereka sendiri. Masih segar di telinga
kita kasus dugaan terlibatnya SBY dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Edhie Baskoro, terkait kasus Hambalang beberapa waktu lalu.
SBY dan Edhie diduga terlibat dalam proyek senilai Rp 2,5 triliun. (voa-islam.com) Selain itu, lembaga legislatif, DPR, juga ikut tercemar akibat
kasus korupsi.
CN, atau singkatan dari Chairunnisa, tertangkap tangan KPK terkait kasus korupsi anggaran pengadaan Al-Qur’an di
Kementerian Agama, yang juga menjerat anggota DPR rekan satu partainya di Golkar, Zulkarnaen Djabar. (republika.co.id 03/10/13)
Kemudian, kasus yang paling panas hingga saat ini, yang mencemarkan lembaga tertinggi, yang seharusnya menjadi tonggak hukum
Indonesia yang paling utama, justru ikut jatuh di lubang yang sama. Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Aki Mochtar, secara resmi dinyatakan
sebagai tersangka dengan barang bukti uang sekitar Rp 3 milyar dalam mata uang asing dan rupiah. (radioaustralia.net.au)
Ekonomi Kapitalis, Sadis !
Tidak hanya permasalahan politik, ekonomi pun sudah raut maut.
Diterapkannya ekonomi kapitalis yang menguntungkan pengusaha
bermodal menjadi musibah besar Indonesia. Diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asian Pasific Economic Cooperation (APEC) pada
5-7 Oktober di Bali merupakan sebuah pertemuan besar demi terciptanya pelegalan liberalisasi perdagangan besar-besaran di Indonesia. Hal
ini tergambar dari salah satu keputusan APEC yang dibacakan oleh SBY. Yaitu, kerja sama di dunia usaha antarnegara APEC yang katanya
sangat penting untuk mencapai free and open trade investment. (kompas.com 08/10/13)
Dan ini tidak lain merupakan pernyataan “halus” SBY bahwa Indonesia siap membuka perdagangan bebas. Arti dari free and open trade
investment itu sendiri adalah investasi perdagangan bebas dan terbuka. Akibat keputusan SBY ini, Indonesia nanti akan dibanjiri produkproduk luar negeri yang harganya jauh lebih murah. Selain itu juga, para pengrajin, produsen, dan pekerja akan bersaing dengan produkproduk asing. Hal ini akan mengakibatkan tingkat daya saing tinggi dan menjadikan produk asing lebih dominan dari produk dalam negeri.
gemapembebasan.or.id/id344-menggugat-kepemimpinan-politik-demokrasi.html
1/4
2. 20/12/13
GEMA Pembebasan | Menggugat Kepemimpinan Politik Demokrasi
Sehingga permintaan hasil produk Indonesia mulai terkikis dan berdampak pada jumlah upah yang diterima pekerja. Dan ujung dari semua ini
akan meningkatkan jumlah angka kemiskinan dan jatuhnya perekonomian Indonesia akibat free trade tersebut.
Kesehatan yang Mengkhawatirkan
Di akhir tahun 2013, masalah kesehatan pun bergejolak. Salah satunya adalah masalah kehalalan obat yang diabaikan oleh pemerintah.
Tercatat hampir semua jenis obat di Indonesia memiliki kemungkinan tidak halal. Salah satu penyebabnya adalah 90 persen bahan baku obat
di Indonesia berasal dari impor yang belum mempertimbangkan kehalalan dalam proses produksinya. Dalam masalah ini, Dosen Fakultas
Farmasi UGM, Sumantri, mengatakan bahwa seharusnya semua obat di Indonesia sudah bisa diproduksi secara halal.
Beliau juga
menjelaskan bahwa Singapura yang berpenduduk Muslimnya minoritas justru persentase produk obat halal lebih tinggi dari pada Indonesi.
Kemudian, Kanada justru saat ini berupaya untuk memproduksi obat halal. Bagaimana dengan Indonesia ? (Republika 16/12/13)
Mimpi Ketahanan Pangan
Masyarakat saat ini juga sedang di PHP mengenai ketahanan dan swasembada pangan.
Pasalnya, pemerintah akan berusaha
meningkatnya ketahanan pangan Indonesia. Akan tetapi, bahan makanan pokok terus melambung tinggi pasca kenaikan BBM beberapa
waktu lalu. Terhitung mulai Sabtu (22/6), harga jual premium yang semula Rp 4.500 per liter kini menjadi Rp 6.500 per liter. Sedangkan
harga solar yang semula Rp 4.500 per liter menjadi Rp 5.500 per liter. (merdeka.com 21/06/13)
Dengan adanya kenaikan harga BBM ini, hampir seluruh kebutuhan pokok masyarakat, seperti daging, cabai, bawang, dan sebagainya ikut
merangkak naik. Sampai saat ini, rakyat masih memimpikan harga pangan murah. Namun, mimpi itu hanya sekedar impian dan sulit untuk
bisa diwujudkan hingga akhir tahun. Belum lagi, hasil dari Konferensi Tingkat Menteri (KTM) World Trade Organization (WTO) 3-6 Desember
di Bali akan menjadikan petani Indonesia sebagai korban liberalisasi perdagangan. Menurut Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel
Muhammad menilai jika Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang tidak mampu berswasembada pangan. Menurutnya, hal itu
dikarenakan banyak dipengaruhi oleh skema liberalisasi perdagangan WTO.
Dijelaskan lagi bahwa pada era SBY, Indonesia telah menyedot anggaran lebih dari Rp125 triliun untuk mengimpor kebutuhan pangan.
Seperti daging sapi, gandum, beras, kedelai, ikan, garam, kentang, dan komoditas pangan lain yang pada akhirnya hanya semakin
mematikan pertanian Indonesia. Kemudian, nampak jelas lagi bahwa perbandingan impor kedelai sebelum dan sesudah Indonesia bergabung
dengan WTO dan IMF jauh berbeda. Pada 1990, saat Indonesia belum mengikuti WTO dan IMF, impor kedelai hanya sebesar 541 ton.
Sedangkan impor kedelai tahun 2013 (Januari-Juli 2013) sudah mencapai impor 1,1 juta ton atau senilai US$ 670 juta (Rp 6,7 triliun).
(metrotvnews.com 02/12/13)
Energi dan Sumber Daya Alam Punya Siapa ?
Cengkeraman asing juga semakin kuat hingga akhir tahun 2013.
SekretarisIndonesian Islamic Bussiness Forum, Aswandi As’an,
mencontohkan beberapa potensi ekonomi dalam negeri yang saat ini sudah dikuasai asing. Ia mengungkapkan data, 80 persen pasar tekstil
sudah dikuasai asing, 80 persen pasar farmasi juga sudah dikuasai asing. Sedangkan 92 persen produk teknologi adalah impor dan di Pasar
Induk Cipinang sudah tidak ada lagi beras lokal. Ekonomi Indonesia dinilai sudah tidak mempunyai daya saing. Terbukti pada 2005 saja ada
429 perusahaan tekstil yang kolaps, 200 industri gulung tikar dan di 2010 defisit perdagangan Indonesia dengan Cina mencapai Rp 53 triliun.
Untuk produk minuman, di Indonesia ada sekitar 400.00 outlet minuman dan asing mampu menguasai 40 persen pasar minuman ringan di
Indonesia. Asing juga dinilai menguasai 93 persen pasar air minum dalam kemasan (AMDK). Di sektor susu, asing juga telah mengatur 80
persen petani susu lokal dan menguasai 50 persen pasar susu di Indonesia. Padahal transaksi susu di Indonesia bisa mencapai Rp 200 triliun
per tahun.
Kerusakan Moral dan Budaya
Di tengah-tengah maraknya permasalah multidimensi di Indonesia, generasi muda yang diharapkan sebagai agen pengubah pun kini
gemapembebasan.or.id/id344-menggugat-kepemimpinan-politik-demokrasi.html
2/4
3. 20/12/13
GEMA Pembebasan | Menggugat Kepemimpinan Politik Demokrasi
perlahan rusak dan tidak bisa diharapkan. Para pemuda senantiasa diberikan kenyamanan dan kebahagiaan hidup dalam benak-benak
mereka. food, fun, film, and free sex tidak henti-hentinya merusak pemikiran dan perilaku para pemuda dan remaja. Sehingga tidak heran,
angka seks bebas, narkoba, kerusakan moral terus meningkat.
diselenggarakan menjadi ajang pelegalan seks bebas.
Belum lagi ma Pekan Kondom Nasional (PKN) di akhir tahun ini
Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, menyatakan bahwa memberikan kondom itu
mengurangi mudarat. (tempo.co 14/08/12) Padahal fakta yang terjadi kondomisasi tidaklah menyelesaikan masalah yang ada. Masih banyak
perzinaan dan kerusakan moral akibat seks bebas. Masya Allah
Demokrasi Biang Keladi !
Inilah bukti nyata bahwa kepemimpinan politik demokrasi yang diterapkantelah GAGAL !Demokrasi menjadikan manusia menjadi pembuat
hukum dan bebas melakukan apa saja sesuai dengan kehendaknya. Uang menjadi sandaran hidup dan jalan utama untuk meraih sebuah
kekuasaan.
Selain itu, Demokrasi juga memiliki 2 aspek yang sangat bertentangan dengan Islam.
Pertama, dalam tinjauan syari’ah,
sesungguhnya jalan Demokrasi itu bertentangan dengan hukum syariah. Demokrasi adalah sistem kufur , karena mengajarkan bahwa
kedaulatan (siyadah, sovereignty) ada di tangan rakyat. Artinya, manusia –bukan Allah SWT- adalah satu-satunya pihak yang sah dan
berhak membuat hukum. Allah SWT dianggap tidak perlu ada dalam pengaturan kehidupan. Konsep kedaulatan yang kufur inilah yang
mendasari seluruh kekuasaan dalam sistem demokrasi : baik legislatif, eksekutif, maupun yudikatif.
Kedua, asas demokrasi adalah
liberalisme. Artinya rakyat bebas melakukan suatu perbuatan sesuai kehendaknya asalkan tidak mengganggu kepentingan umum dalam
sebuah negara. Dan ini merupakan sebuah asas yang bathil berdasarkan akidah Islam !
Campakkan Demokrasi, Tegakkan Ideologi Islam
Cacatnya demokrasi sudah dirasakan ummat.
Kerusakan dan kekejaman sistem kepemimpinan politik ala demokrasi sudah tidak bisa
diharapkan. Sudah saatnya manusia kembali kepada fitrahnya, yaitu Islam. Dalam Islam, hanya Allah SWT Sang pembuat hukum bagi
manusia, bukan yang lain ! Allah SWT berfirman dalam Surat Al-An’am ayat 57 :
Katakanlah (Muhammad), “Aku (berada) di atas keterangan yang nyata (Al-Qur’an) dari Tuhanku sedang kamu mendustakannya.
Bukanlah kewenanganku (untuk menurunkan azab) yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan (hukum itu) hanyalah
hak Allah. Dia menerangkan kebenaran dan Dia Pemberi keputusan yang terbaik
Islam sebagai ideologi itulah jawabannya. Karena Islam bukanlah hanya diturunkan sebagai agama ritual yang sama dengan agama
lainnya. Islam diturunkan oleh Allah SWT sebagai rahmatan lil ‘aalamiin.
Artinya, hanya Islam yang pantas dijadikan sandaran dalam
kehidupan manusia. Mulai dari kehidupan individu bahkan masyarakat.
Sekarang, apalagi yang kita harapkan ? Ideologi Sosialisme-Komunisme telah hancur akibat pemahamannya sendiri. Kapitalis-sekuler saat
ini telah dihujat dan digugat oleh masyarakat dunia di negeranya sendiri. Seperti Amerika Serikat, Inggris, dan negara kapitalis lainnya. Kini,
sudah saatnya kita menegakkan Ideologi yang berasal dari Sang khaliq. Yaitu Allah SWT. Bukan berasal dari akal picik manusia! Itulah
ideologi Islam yang menjadi harapan bagi kesejahteraan ummat manusia.
Penegakkan ideologi Islam dalam naungan sebuah institusi
pemersatu ummat, Khilafah. Wallahu a’lam []
Muhammad Alauddin Azzam (Kadiv. Kajian Strategis GEMA Pembebasan Wilayah D.I.Yogyakarta)
Share:
2
Baca juga:
APBN 2014: RAMPOK UANG RAKYAT, BUAH BUSUK LIBERALISME-DEMOKRASI.!
gemapembebasan.or.id/id344-menggugat-kepemimpinan-politik-demokrasi.html
3/4
4. 20/12/13
GEMA Pembebasan | Menggugat Kepemimpinan Politik Demokrasi
"Mewaspadai Gerakan Mahasiswa Pragmatis Alat Elit Politik Busuk"
Dialogika Kampus Pekan Kondom Nasional Sesat
Gerakan Mahasiswa Pembebasan dan Forum Mahasiswa Tolak Siloam (FMTS)
AKSI DAMAI TOLAK PEKAN KONDOM NASIONAL : GANTI REZIM GANTI SISTEM SEKULER DENGAN KHILAFAH!
gemapembebasan.or.id/id344-menggugat-kepemimpinan-politik-demokrasi.html
4/4