1. Pendekatan matematika realistik didasarkan pada anggapan bahwa matematika adalah kegiatan manusia dan pembelajarannya dimulai dari masalah kontekstual dunia nyata.
2. Terdapat 5 karakteristik pendekatan ini, yaitu pembelajaran dimulai dari masalah kontekstual, menjembatani dunia nyata dan abstrak melalui model, memberi kesempatan siswa menggunakan bahasa sendiri, prosesnya interaktif, s
1. Persentase : Metodologi Pembelajaran Matematika
Pendekatan Matematika Realistik
Di persentasekan pada kuliah Metodologi Pembelajaran Matematika
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Prodi Pendidikan Matematika
T. A 2013-2014
Oleh :
Rizki Kurniawan Rangkuti
(NIM : 8136171045)
2. Realistic mathematics education, yang
diterjemahkan sebagai pendidikan
matematika realistik (PMR), adalah sebuah
pendekatan belajar matematika yang
dikembangkan sejak tahun 1971 oleh
sekelompok ahli matematika dari
Freudenthal Institute, Utrecht University di
Negeri Belanda. Pendekatan ini didasarkan
pada anggapan Hans Freudenthal (1905 –
1990) bahwa matematika adalah kegiatan
manusia.
3.
4.
5.
6.
7. Karakteristik Pendekatan Matematika Realistik
Ada 5 karakteristik utama pendekatan matematika realistik
sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran
matematika. Kelima karakteristik itu adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran harus dimulai dari masalah kontekstual yang
diambil dari dunia nyata.
2. Dunia abstrak dan nyata harus dijembatani oleh model.
3. Siswa dapat menggunakan strategi, bahasa, atau simbol
mereka sendiri dalam proses mematematikakan dunia
mereka.
4. Proses pembelajaran harus interaktif.
5. Hubungan di antara bagian-bagian dalam matematika,
dengan disiplin ilmu lain, dan dengan masalah dari dunia
nyata diperlukan sebagai satu kesatuan yang saling kait
mengait dalam penyelesaian masalah.
8. Prinsip pendekatan matematika realistik merupakan gabungan
pendekatan konstruktivisme dan kontekstual dalam arti
memberi kesempatan kepada siswa untuk membentuk
(mengkonstruksi) sendiri pemahaman mereka tentang ide dan
konsep matematika, melalui penyelesaian masalah dunia nyata
(kontekstual).
9. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik
1. Memahami masalah kontekstual
Guru memberikan masalah kontekstual dalam
kehidupan sehari-hari kepada siswa dan meminta siswa
untuk memahami masalah tersebut, serta memberi
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan masalah
yang belum di pahami.
2. Menjelaskan masalah kontekstual
Jika dalam memahami masalah kontekstual siswa
mengalami kesulitan, maka guru menjelaskan situasi
dan kondisi dari soal dengan cara memberikan
petunjuk-petunjuk atau berupa saran seperlunya.
10. 3. Menyelesaikan masalah
Siswa mendeskripsikan masalah kontekstual, melakukan
interpretasi aspek matematika yang ada pada masalah yang
dimaksud, dan memikirkan strategi pemecahan masalah.
4. Membandingkan jawaban
Guru meminta siswa membentuk kelompok secara
berpasangan dengan teman sebangkunya, bekerja sama
mendiskusikan penyelesaian masalah-masalah yang telah
diselesaikan secara individu (negosiasi, membandingkan,
dan berdiskusi).
5. Menyimpulkan
Dari hasil diskusi kelas, guru mengarahkan siswa untuk
menarik kesimpulan suatu rumusan konsep/ prinsip dari
topik yang dipelajari.
11. Peranan Alat Peraga
Sesuai dengan teori belajar Bruner, pembelajaran matematika di
sekolah dasar terutama di kelas bawah sangat memerlukan benda
kongkrit yang dapat diamati dan dipegang langsung oleh siswa
ketika melakukan aktivitas belajar. Karena itu, peranan alat peraga
dalam pembelajaran matematika realistik tidak boleh dilupakan.
Dalam hal ini alat peraga dapat menjembatani konsep abstrak
matematika dengan dunia nyata. Di samping itu, alat peraga juga
dapat membantu siswa menemukan strategi pemecahan masalah.
Dari penggunaan alat peraga ini siswa dapat membangun sendiri
pengetahuannya, memahami masalah, dan menemukan strategi
pemecahan masalah.