1. PERKEMBANGAN MASA ANAK-ANAK AWAL DAN AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Dosen Pengampu: Prawidya Lestari, M.Pd. I
Disusun Oleh:
Rizki Alfi Altati
2086208024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
PURWOREJO
2021
2. ii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kebutuhan Dasar Anak-Anak Awal dan Akhir ........................................3
B. Aspek Perkembangan Anak......................................................................4
C. Periode Golden Age..................................................................................6
D. Permainan dan Tingkah Laku Bermain.....................................................8
E. Prinsip Belajar Anak Pada Masa Anak-Anak Awal dan Akhir ...............10
F. Tugas-Tugas Perkembangan Masa Anak-Anak Awal dan Akhir.............12
G. Strategi Guru Dalam Pembelajaran Anak Sekolah Dasar........................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................18
B. Saran..........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................19
3. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa anak merupakan masa Golden Age atau disebut juga masa
keemasan. Masa ini ditandai dengan perubahan yang cepat dalam
perkembangan baik fisik, sosial, kognitif maupun emosional. Berbagai
penelitian menyebutkan bahwa pada masa ini seluruh aspek perkembangan
kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual mengalami
perkembangan yang sangat luar biasa.
Pendidikan anak merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motoric halus dan kasar), kecerdasan (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional
(sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan
keunikan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak (Sujiono,
2009:7)
Secara teoritis berdasarkan aspek perkembangannya seorang anak
dapat berkembang belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknnya
terpenuhi dan anak akan merasa aman serta nyaman sacara psikologis.
Selain itu yang perlu diperhatikan adalah anak membangun pengetahuannya
sendiri, anak belajar melalui interkasi sosial dengan orang dewasa dan anak-
anaknya, anak belajar melalui bermain, minat anak dan rasa
keingintahuannya memotivasi untuk berlajar sambal bermain serta terdapat
variasi individu dalam perkembangan belajar.
Pengembangan fisik motorik merupakan salah satu pengembangan
kemampuan dasar. Kegiatan pengembangan fisik mtorik mencakup
kegiatan yang mengarah pada kegiatan untuk melatih motorik kasar dan
halus yang terdiri dari gerakan jari-jari, lompat, senam, ketrampilan, latihan
ritmis, dan gerakan gabungan. Tanpa adanya kematangan kontrol motorik
kemampuan motorik anak tidak akan berkembang. Jika tidak diimbangi
4. 2
dengan gerakan anggota tubuh tanpa dengan latihan fisik maka motorik
tidak akan optimal. Program pengembangan ketrampilan motoric anak usia
dini seringkali terabaikan atau dilupakan oleh orang tua, pembimbing
bahkan guru sendiri. Hal ini dikarenakan mereka belum memahami bahwa
pengembangan program ketrampilan motorik menjadi bagian yang tak
terpisahkan dalam penedidikan anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang menjadi kebutuhan dasar anak-anak awal dan akhir?
2. Apa saja yang meliputi aspek perkembangan anak?
3. Apa itu periode golden age?
4. Apa yang dimaksud dengan permainan dan tingkah laku bermain?
5. Bagaimana prinsip belajar anak pada masa anak-anak awal dan akhir?
6. Apa saja tugas-tugas perkembangan masa anak-anak awal dan akhir?
7. Bagaimana strategi guru dalam pembelajaran anak Sekolah Dasar?
5. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebutuhan Dasar Anak-Anak Awal dan Akhir
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum
digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar yaitu:1
1. Kebutuhan fisik bio-medis (ASUH)
Kebutuhan fisik bio-medis meliputi pangan atau gizi yang merupakan
kebutuhan terpenting, perawatan kesehatan dasar seperti imunisasi,
pemberian ASI, penimbangan bayi atau anak secara teratur, pengobatan,
pemukiman yang layak, kebersihan perorangan, sanitasi lingkungan,
sandang, kebugaran jasmani, dan lain-lain.
2. Kebutuhan emosi atau kasih sayang (ASIH)
Pada tahun pertama kehidupannya (sejak dalam kandungan) anak
mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi, dan selaras dengan ibunya
untuk menjamin tumbuh kembang yang optimal, baik fisik, mental
maupun psikososial. Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun
pertama kehidupan mempunyai dampak yang negatif pada tumbuh
kembang anak baik secara fisik, mental, sosial, maupun emosi yang
disebut syndrome depriviasi maternal. Kasih sayang dari kedua orang
tuanya akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar.
3. Kebutuhan stimulasi (ASAH)
Stimulasi sejak dini diperlukan untuk mengembangkan kemampuan
sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian,
kreativitas, kepemimpinan, moral, dan spiritual anak. Adapun dasar
perlunya stimulasi dini yaitu :
a. Orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak
1
dr. Awi Muliadi Wijaya, MKM, Kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang Yang
Optimal, dalam https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/021113-kebutuhan-dasar-anak-untuk-
tumbuh-kembang-yang-optimal, diakses pada hari Sabtu, 13 Maret 2021.
6. 4
b. Semakin sering di rangsang akan semakin kuat hubungan antar sel-
sel otak
c. Semakin banyak variasi maka hubungan antar sel-sel otak semakin
kompleks
d. Merangsang otak kiri dan otak kanan secara seimbang untuk
mengembangkan multiple inteligen dan kecerdasan yang lebih luas
dan tinggi. Stimulasi mental secara dini akan mengembangkan
mental psikososial anak seperti kecerdasan, budi luhur, moral,
agama, etika dan kepribadian.
B. Aspek Perkembangan Anak
Penting bagi orang tua untuk mengikuti tahap-tahap perkembangan anak
karena disetiap tahapan tersebut mereka akan menunjukkan sebuah
kebiasaan baru. Adapun aspek-aspek tersebut adalah :
a. Aspek fisik-motorik
Aspek perkembangan fisik motorik merupakan perkembangan
pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat
syaraf, dan otot terkoordinasi (Hurlock: 1988). Aspek ini berhubungan
dengan perkembangan tubuh seperti berat badan, tinggi badan, dan
lingkar kepala yang sesuai dengan seusianya. Ketrampilan motorik
terbagi menjadi dua macam yaitu motorik kasar dan motorik halus.
Motorik kasar adalah kemampuan tubuh untuk berkoordinasi,
seimbang, lincah, dan lentur sesuai peraturan. Motorik kasar bisa dilatih
dengan olahraga seperti melompat, berlari, memanjat, dan lain-lain.
Ketrampilan motorik biasanya akan berkembang pada usia 4-5 tahun.
Motorik halus adalah kemampuan untuk menggunakan alat untuk
eksplorasi dan ekspresi diri, seperti menggunakan pensil.
Perkembangan motorik halus akan terjadi pada usia 5 tahun.2
2
Al Azhar Syifa, Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini, dalam https://alazhar-
sbp.sch.id/aspek-aspek-perkembangan-anak-usia-dini/, diakses pada hari Sabtu 13 Maret 2021.
7. 5
b. Aspek kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang berhubungan dengan akal dan pikiran.
Pada aspek ini anak-anak akan belajar mengenai:
1) Memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan
praktis, fleksibel, dan dapat diterima secara sosial. Ia juga
menerapkan pengetahuan dan pengalaman dalam suatu kondisi
yang baru ditemui.
2) Anak akan belajar berpikir logis seperti mengenal perbedaan,
pola, sebab akibat, dan insiatif.
3) Anak bisa mengenal, menyebutkan, dan menggunakan lambang-
lambang seperti angka dan abjad.
c. Aspek bahasa
Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar bahasa. Untuk
bisa membaca dan menulis anak perlu mengenal beberapa kata dan
beranjak memahami kalimat. Anak juga bisa menambah kosakata
dengan belajar membaca. Anak dapat belajar bahasa melalui membaca
buku cerita dengan nyaring, hal ini dilakukan untuk mengajarkan anak
tentang bunyi bahasa.
d. Aspek Seni
Setiap anak terlahir imajinatif. Dia bisa bereksplorasi dan
mengekspresikan diri dalam hal musik, drama, lukisan, kerajian, dan
masih banyak lagi. Anak juga bisa lebih menikmati dan menghargai
karya seni.
e. Aspek Psikososial
Aspek perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan
dengan emosi, motivasi, dan perkembangan pribadi manusia serta
perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang lain.3
Pada perkembangan psikososial anak akan memperlihatkan kemampuan
3
Nestle, Kenali Tahapan Perkembangan Psikososial Anak, dalam
https://sahabatnestle.co.id/contnt/gaya-hidup-sehat/tips-parenting/kenali-tahapan-perkembangan-
psikososial-anak.html, diakses pada hari Sabtu 13 Maret 2021
8. 6
diri yang dimilikinya. Anak juga mengenal perasaan sendiri,
mengendalikan diri, dan menyesuaikan diri denga orang lain. Anak
mulai belajar bertanggung jawab dan mempelajari tentang hak-haknya.
Anak lebih senang bermain dengan teman sebaya, memahami perasaan,
merespon, berbagi, mendengarkan, serta menghargai hak dan pendapat
orang lain.
C. Periode Golden Age
Masa anak usia dini atau masa kanak-kanak sering disebut dengan
istilah The Golden Age, yakni masa keemasan, dimana segala kelebihan atau
keistimewaan yang dimiliki pada masa ini tidak dapat terulang kembali
untuk kedua kalinya. Bloom seorang ahli pendidikan menyebutkan bahwa
perkembangan mental yaitu perkembangan intelegensi, kepribadian dan
tingkah laku sosial sangat pesat ketika anak masih berusia dini. Separuh dari
perkembangan intelektual anak akan berlangsung sebelum anak berusia 4
tahun. Hasil penelitian medis terkini mengemukakan bahwa otak terangsang
paling besar (maksimal)pada usia dini dan banyak penelitian tentang otak
yang mencatat bahwa lingkungan memiliki efek kuat pada perkembangan
otak anak.
Para ahli medis lain sepakat terhadap hasil penelitian yang
menemukan bahwa sel-sel otak manusia sudah terbentuk sebanyak 70%-
80% pada anak usia tiga tahun.4
Pada periode ini pertumbuhan otak berjalan
sangat cepat. Informasi positif dan bermutu yang diterima memberikan
reaksi yang sangat baik bagi tumbuh kembang anak, sebaliknya bila yang
diserap berupa informasi negative maka akan melahirkan perilaku yang
yang jauh dari kesempurnaan atau bahkan menyimpang. Proses semacam
ini biasa disebut dengan Garbage in, Garbage out. Dalam suatu studi
pendidikan dan psikologi para ahli sepakat berpendapat bahwa jika
kehidupan manusia diibaratkan sebagai pohon bonsai maka periode tiga
4
Utami Munandar, SC., Aspek Psikologi dan Penerapannya, Analisis Pendidikan Departemen
P&K, (Jakarta: Balai Pustaka, 1981), hlm. 69.
9. 7
tahun pertama merupakan waktu yang paling tepat untuk membengkokkan
ranting-ranting kecil.
Upaya upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam
mempersiapkan generasi yang berkualitas dalam masa golden age antara
lain:
a. Memberikan ASI
Memberikan ASI pada bayi umur 0-2 tahun akan
memberikan manfaat yang sangat besar bagi pertumbuhan
dan perkembangan kecerdasan anak. Diantaranya adalah
perkembangan psikomotorik yang lebih cepat dan
menunjang perkembangan kognitif. Pemberian ASI juga
dapat meningkatkan ikatan kasih sayang antara ibu dan anak.
b. Mengembangkan kepribadian anak
Perkembangan ketika anak menyadari tentang
dirinya dan kebutuhan-kebutuhannya adalah aspek penting
yang mulai bekembang sehubungan dengan perkembangan
intelegensia dan kesadaran anak pada masa kanak-kanak.
Dalam hal ini anak sadar tentang kehadirannya ditengah
keluarga dengan segala kepentingannya, tetapi belum
menyadari tentang adanya bersama orang lain yang juga
dengan kepentingan dan hak kepunyaanya. Anak belum
sadar bahwa ada kepentingan bersama dan ada milik orang
lain selain dia. Contohnya, anak tersebut belum mengerti
bahwa ibunya juga ibu dari kakak serta istri ayah, yang anak
tersebut tahu semuanya adalah miliknya.
Masa ini berlangsun antara umur 2-5 tahun, aktivitas
utama anak adalah bermain. Bermain akan difantasikannya
sebagai bekerja sehingga apa yang dilakukan orang dewasa
akan ditirunya, seperti memasak dan mobil-mobilan. Maka
pada masa ini orang tua harus mensosialisasikan jenis
kelamin dan peran-peran yang diharapkan akan berkembang
10. 8
dalam diri anak melalui jenis permainan yang dibuatkan atau
dibelikan.
Fungsi pendidikan bagi anak usia dini tidak hanya
sekedar memberikan berbagai pengalaman belajar seperti
pendidikan pada orang dewasa, tetapi juga berfungsi
mengoptimalkan perkembangan kapabilitas kecerdasannya.
Artinya pendidikan dapat dilakukan dimana saja dan kapan
saja, baik yang dilakukan sendiri di lingkungan keluarga
maupun oleh lembaga pendidikan diluar lingkungan
keluarga. Berdasarkan kajian neurologi dan psikologi
perkembangan, kualitas anak usia dini disamping
dipengaruhi oleh faktor bawaan juga sangat dipengaruhi oleh
faktor kesehatan, gizi, dan psikososial yang diperoleh dari
lingkungannya.
D. Permainan dan Tingkah Laku Bermain
Permainan anak merupakan sebuah gejala sosial kehidupan yang
sebenarnya sudah menjadi perhatian para ilmuwan sosial. Menariknya,
belum ada kesepakatan tentang definisi dari “permainan” itu sendiri,
padahal dalam kajian ilmiah setiap konsep harus jelas maknanya agar dapat
terbangun pengetahuan yang sistematis tentang gejala yang dipelajari. Oleh
karena itu tidak mudah untuk membicarakan dan menganalisis fenomena
permainan anak ketika perangkat konseptual yang diperlukan juga belum
berkembang.5
Lewat bukunya Homo Ludens, Huizinga mendifinisikan permainan
sebagai suatu perbuatan atau kegiatan sukarela yang dilakukan dalam batas-
batas ruang dan waktu tertentu yang sudah ditetapkan, menurut aturan yang
telah diterima secara sukarela tetapi mengikat sepenuhnya, dengan tujuan
5
Sukirman Dharmamulya dkk., Permainan Tradisional Jawa, (Yogyakarta: Kepel Press,
2005), hlm. 19.
11. 9
dalam dirinya sendiri, disertai oleh perasaan tegang dan gembira dan
kesadaran “lain daripada kehidupan sehari-hari”.6
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak-anak untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir dari
permainan tersebut. Sebagian orang tua berpendapat bahwa anak yang
terlalu banyak bermain akan menjadi malas belajar dan tingkat kemampuan
intelektual anak menjadi rendah. Pendapat ini kurang tepat dan dirasa tidak
bijaksana karena beberapa ahli psikologi dan ahli perkembangan anak
sepakat bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan anak. Bagi anak-anak bermain bukanlah sebagai cara untuk
main-main, melainkan bermain merupakan salah satu bagian dari
pemebelajaran. Karena di dalam bermain itulah anak dapat menerima
banyak rangsangan, selain dapat membuat dirinya senang serta dapat
menambah pengetahuan anak.
Teori-teori modern mengakaji tentang bermain tidak hanya
menjelaskan mengapa muncul perilaku bermain. Berikut adalah teori-teori
modern tentang bermain dan peran bermain dalam perkembangan anak:
1) Psikoanalitik
Teori ini akan mengatasi pengalaman traumatik, coping
terhadap frustasi.
2) Kognitif-Piaget
Teori ini mempraktekkan dan melakukan konsolidasi
konsep-konsep serta ketrampilan yang telah di pelajari
sebelumnya.
3) Kognitif-Vygotsky
Teori yang memajukan pemikiran abstrak.
4) Kognitif-Brunner
Teori yang memunculkan fleksibilitas perilaku dan berpikir.
5) Singer
6
Johan Huizinga, Homo Ludens, Terj. Hasan Basari, (Jakarta: LP3ES, 1990), hlm. 39.
12. 10
Mengatur kecepatan stimulasi dari dalam dan dari luar.
6) Arousal Modulation
Teori bermain ini tetap membuat anak terjaga pada tingkat
optimal dengan menambah stimulasi.
7) Bateson
Teori ini akan memajukan kemapuan untuk memahami
berbagai tingkatan makna.
Kategori bermain ada 2 macam yaitu bemain aktif dan bermain pasif
(Hurlock, 1997 hal:320).
a. Bermain aktif
Dalam bermain aktif kesenangan timbul dari apa yang dilakukan
individu, apakah dalam bentuk kesenangan berlari atau membuat
sesuatu dengan lilin atau cat. Anak-anak kurang melakukan
kegiatan bermain secara aktif ketika mendekati masa remaja dan
mempunyai tanggung jawab lebih besar di rumah dan di sekolah
serta kurang bertenaga karena pertumbuhan pesat dan
pertumbuhan tubuh.
b. Bermain pasif
Dalam bermain pasif atau “hiburan” kesenangan diperoleh dari
kegiatan orang lain. Pemain menghabiskan sedikit energi. Anak
yang menikmati temannya bermain, memandang hewan atau
orang di televisi, menonton adegan lucu, membaca buku adalah
bermain tanpa mengeluarkan banyak tenaga. Tetapi
kesenangannya hampir seimbang dengan anak yang
menghabiskan sejumlah besar tenaganya di tempat bermain.
E. Prinsip Belajar Anak Pada Masa Anak-Anak Awal dan Akhir
Pendidikan anak usia dini merupakan sakah satu bentuk pendidikan yang
utama di masa golden age dan sangat penting dalam masa pertumbuhan
13. 11
seorang anak dalam tingkat dasar. Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip
pembelajaran anak:7
a. Berorientasi pada kebutuhan anak secara histolik
Menurut Maslow ada lima jenjang kebutuhan anak secara histolik yaitu
kebutuhan fisioligis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Pendidik harus
memperhatikan aspek-aspek tersebut agar proses pembelajaran berjalan
dengan lancar.
b. Berorientasi pada perkembangan anak
Perkembangan anak dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari faktor
bawaan, pengasuhan dalam keluarga, pendidikan, kesehatan, hingga
asupan gizi. Meski usia anak sama tetapi dalam perkembangannya
belum tentu sama, ada yang cepat dan ada juga yang lambat. Proses
pembelajaran boleh kolektif tetapi stimulus dan kegiatan pendukung
harus memperhatikan proses perkembangan tiap-tiap anak.
c. Belajar melalui bermain
Dengan bermain aspek motorik anak akan aktif, bahasa akan terasah,
kognitif berkembang, dan emosi anak juga terolah. Pendidik perlu
menjadikan belajar seperti bermain agar anak-anak tak cepat bosan,
tertekan, dan terkendali. Jika anak senang dalam belajar maka anak akan
mengingat emosi positifnya, anak akan menjadi lebih kreatif dan
inovatif.
d. Berbasis kecerdasan majemuk
Dalam teori Multiple Intelligences terdapat Sembilan kecerdasan anak
yaitu kecerdasan linguistik, matematik-logis, spasial, kinestetis-
jasmani, musical, intrapersonal, interpersonal, naturalis hingga
kecerdasan eksistensial. Teori ini menengaskan bahwa anak taka da
7
Najjamudin Muhammad, 12 Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini, dalam
https://www.didaksi.com/12-prinsip-pembelajaran-anak-usia-dini/, diakses pada hari Minggu, 14
Maret 2021.
14. 12
yang bodoh, hanya pendidik saja yang belum mampu melejitkan potensi
kecerdasan anak karena keterbatasan metode.
e. Belajar secara bertahap
Belajar secara bertahap berarti belajar dari yang paling sederhana
menuju tahap kompleks, dari yang kongkrit menuju ke abstrak, dari
gerakan ke verbal, dan dari sendiri ke sosial.
f. Pembelajaran yang aktif
Pendidik perlu memeperkaya lingkungan belajar dan menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan serta kian menggugah rasa ingin
tahu anak. Motivasi anak dan daya berpikir kritis perlu ditumbuhkan lagi
dengan lingkungan yang menantang.
g. Belajar melalui interaksi sosial
Pada prinsip belajar melalui interaksi sosial pendidik harus lebih pada
proses mendukung anak-anak berinteraksi dengan teman sebayanya
serta orang dewasa lainnya agar menjadi sosok yang mandiri.
h. Berorientasi pada pengembangan karakter anak
Ada beberapa nilai-nilai karakter yang termuat dalam kompetensi dasar
sikap yaitu menerima ajaran agama yang dianutnya, menghargai diri
sendiri dan orang lain, sabar, disiplin, hidup sehat, dan
bertanggungjwab. Pendidik harus lebih megedepankan pendidikan
sikap dan karakter.
i. Menggunakan lingkungan yang kondusif
j. Merangsang kreativitas anak
F. Tugas-Tugas Perkembangan Masa Anak-Anak Awal dan Akhir
Menurut Havighurst (1961) mengartikan tugas-tugas perkembangan
sebagai “tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan
individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan maka akan
membawa kebahagaiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas
berikutnya., sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan
15. 13
ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan
penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-
tugas berikutnya”. Tugas perkembangan pada usia kanak-kanak dimulai
dari usia dua sampai tigabelas tahun. Usia kanak-kanak dibagi menjadi dua
periode yaitu usia prasekolah (early childhood) dan usia sekolah (late
childhood).
1. Usia anak-anak awal (2-6 tahun)
Periode prasekolah sering disebut dengan periode problem age,
karena pada periode ini orang tua sering dihadapkan pada problem
tingkah laku misalnya keras kepala, iri hati, mimpi buruk,
negativistis, tidak menurut dan lain sebagainya. Menurut Robert J.
Havighurst (1961) tugas perkembangan anak-anak awal adalah
sebagai berikut:
a) Toilet Training
Tugas yang harus dipelajari anak yaitu buang air kecil dan
buang air besar yang bisa diterima secara sosial. Toilet
training yang berhasil dapat membentuk anak yang berhati-
hati, dapat menguasai dirinya, mendapatkan pandangan jauh
ke depan dan dapat berdiri sendiri.
b) Belajar membedakan jenis kelamin dan dapat bekerjasama
dengan jenis kelamin lain
c) Belajar mencapai stabilitas fisiologis
Manusia sewaktu lahir sangatlah labil jika disbanding fisik
orang dewasa. Anak akan cepat sekali merasakan perubahan
dari panas ke dingin, oleh karena itu anak harus belajar
kesimbangan terhadap perubahan.
d) Pembentukan konsep-konsep yang sederhana tentang
realitas fisik dan sosial
e) Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, orang
lain, dan menghubungkan diri sendiri secara emosional
16. 14
f) Belajar membedakan mana yang baik dan mana yang buruk
serta mengembangkan kata hati
Menurut Hurlock (1993) tugas perkembangan anak-anak awal
adalah:
a) Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
b) Membina sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai
seorang individu yang berkembang, seperti kesadaran diri
dan kemampuan diri
c) Belajar bergaul dengan teman sebaya sesuai dengan etika
moral yang berkembang di masyarakat
d) Belajar memainkan peran sesuai dengan jenis kelamin
e) Mengembangkan dasar-dasar ketrampilan membaca,
menulis, dan berhitung
f) Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari
g) Mengembangkan sikap objektif baik positif dan negatif
terhadap kelompok dan masyarakat
h) Belajar mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi
sehingga menjadi diri sendiri, mandiri, dan
bertanggungjawab
2. Usia anak-anak akhir (6-13 tahun)
Masa anak-anak akhir disebut juga dengan masa intelektual, dimana
anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan
perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Tugas
perkembangan menurut Robert J. Havighurst adalah sebagai berikut:
a) Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan-permainan yang umum
b) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai
makhluk yang sedang tumbuh
c) Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
17. 15
d) Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang
tepat
e) Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan
untuk kehidupan sehari-hari
f) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan
untuk kehidupan sehari-hari
g) Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan
tingkatan nilai
h) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial
dan lembaga-lembaga
i) Mencapai kebebasan pribadi.
G. Strategi Guru Dalam Pembelajaran Anak Sekolah Dasar
Strategi pembelajaran adalah tindakan guru melaksanakan rencana
mengajar. Artinya usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel
pembelajaran (tujuan, bahan, metode, alat, serta evaluasi) agar dapat
mempengaruhi para siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada tiga
hal pokok yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan strategi
pembelejaran. Pertama adalah tahapan mengajar, kedua adalah penggunaan
model atau pendekatan mengajar, dan ketiga penggunaan prinsip mengajar.8
Guru dapat menerapkan strategi pembelajaran aktif di Sekolah
Dasar. Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses
pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar peserta didik
meupun peserta didik dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut.
Proses pembelajaran aktif memungkinkan memungkinkan diperolehnya
beberapa hal yaitu:
8
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2005), hlm. 147.
18. 16
a) Interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan
menimbulkan positive interdependence dimana konsolidasi
pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara
bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar.
b) Setiap individu harus terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan
penilaian untuk setiap peserta didik sehingga terdapat
individual accountability.
c) Supaya pembelajaran aktif dapat berjalan dengan selektif
maka diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga
akan memupuk social skills.
Pembelajaran aktif dapat diciptakan apabila:
1. Mengacu pada tujuan
Guru dapat menjelaskan tujuan pembelajaran dengan jelas sehingga
peserta didik akan mengerti dan dapat menghubungkan tujuan
tersebut dengan hasil yang akan diperoleh. Hal ini adalah langkah
pertama yang sangat penting saat memulai suatu pelajaran. Peserta
didik perlu merasa bahwa mereka adalah bagian dari proses
pembelajaran.
2. Melibatkan peserta didik
Secara intuisi guru mengetahui bahwa untuk membuat pembelajaran
lebih bermakna peserta didik harus menggunakan lebih banyak
energi mental dan emosional sehingga peserta didik dapat
memperoleh keasyikan dalam belajar.
3. Menggunakan seni, gerakan, dan indra
Strategi pembelajaran dirancang untuk mengaktifkan kelima panca
indra untuk bisa melibatkan peserta didik secara penuh. Seni adalah
cara yang ideal untuk mengaktifkan beragam indra, mendorong rasa
kebersamaan peserta didik, menyediakan sarana ganda untuk
mengekspresikan makna, membangun rasa percaya diri dan
19. 17
antusiasme belajar serta menguatkan kemampuan dasar kecerdasan
kognitif, emosional, perhatian, dan motorik.
4. Meragamkan langkah dan kegiatan
Untuk menjaga agar pikiran selalu siaga, ragamkanlah langkah dan
jenis kegiatan. Setiap pelajaran menyediakan ide-ide untuk merubah
langkah dan setiap pelajaran disiapkan untuk dapat diadaptasikan
sehingga secara mudah guru dapat menambahkan ide sendiri
menghasilkan beragam kegiatan. Pembelajaran aktif juga dapat
bersifat mental dan fisik. Merubah model peserta didik dari kerja
kelompok besar menjadi kerja individual atau menjadi kelompok
kecil merupakan salah satua cara yang mudah dan efektif untuk
meragamkan langkah mental. Pelajaran aktif dapat diterapkan di
kelas kapanpun guru menginginkannya. Jelaskan kepada peserta
didik ketika guru akan melakukan pembelajaran aktif sehingga akan
ditanggapi dengan senang.
20. 18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usia kanak-kanak adalah usia emas yang harus dilewati oleh setiap
manusia. Keberhasilan ataupun kegagalan pengembangan kecerdasan
intelektual, emosional, dan spiritual seorang anak sering terletak pada
tingkat kemampuan dan kesadaran orang tua dalam memanfaatkan peluang
pada masa ini. Masa anak-anak adalah masa yang sangat membutuhkan
pengasuhan. Pengasuhan yang dimaksud yaitu perawatan dan pendidikan,
selain dengan pemberian nutrisi makanan yang memadai untuk
pengembangan kecerdasan intelektual, juga nutrisi pemberian non materi
untuk pengembangan kecerdasan emosi dan spiritual yang dilakukan
melalui kontinuitas dan konsistensi pengasuhan, pendidikan, serta
penerapan disiplin dalam internalisasi dan sosialisasi ajaran agama, nilai-
nilai moral, sosial, dan budayanya pada periode usia emas tersebut.
B. Saran
Lingkungan dan orang tua sangat mempengaruhi dalam tumbuh
kembang anak. Sebaiknya orang tua benar-benar memanfaatkan masa
kanak-kanak tersebut untuk mendidik anak-anaknya secara optimal, dan
bersungguh-sungguh membina potensi tumbuh kembang anak yang
mencakup aspek fisik dan non fisik dengan memberikan rangsangan bagi
perkembangan mental, intelektual, emosional, moral, dan sosial yang tepat
dan benar agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Selain
itu dukungan penuh dari keluarga dan lingkungan luar juga tak kalah
penting.
21. 19
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, Utami., Aspek Psikologi dan Penerapannya, Analisis Pendidikan
Departemen P&K, Jakarta: Balai Pustaka, 1981.
Huizinga, Johan, Homo Ludens, terj. Hasan Basari, Jakarta: LP3ES, 1990.
Sudjana, Nana., Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2005.