Algoritma Pandu PTM digunakan untuk menilai risiko pasien terhadap penyakit tidak menular melalui pemeriksaan tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh, dan faktor risiko lainnya. Pasien kemudian dirujuk untuk konseling atau tes lebih lanjut jika diperlukan, atau diberi edukasi kesehatan. Algoritma ini memandu proses skrining dan tindak lanjut yang tepat untuk pencegahan dan pengendalian
1. 5
Gambar 2.1. Algoritma Pandu PTM
PTM
5
SADANIS
Ya Tidak
3b.2
Pemeriksaan
Tekanan Darah
Gula Darah
IMT (BB, TB)
Lingkar Perut (Obesitas Sentral)
Inspekulo (khusus perempuan)
Hb
Bagi perokok
ditambahkan
Konseling UBM
Curiga kanker/
servisitis berat
Ya
Inspekulo
serviks
Positif Negatif
Krioterapi/
terapi lain sesuai HTA/
konsensus/fasilitas
3a
3b.1.1
3b.1.1
Diobati
3a.1
Penyampaian KIE
Merujuk pada media KIE PTM yang
disusun oleh Direktorat P2PTM
dapat diakses pada :
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/
5a 5b
6
7a
Kontrol
Pengunjung Puskesmas usia ≥15 tahun
Rujukan Posbindu PTM / Posyandu
Lansia
Intervensi Lanjut PIS-PK
Pasien Rujuk Balik FKRTL
Anamnesis Faktor Risiko PTM
Pola makan tinggi gula, garam, dan lemak
Merokok
Kurang aktivitas fisik
BB berlebih
Kurang konsumsi sayur dan buah
Perempuan usia 30-50 tahun yang sudah menikah
atau pernah melakukan hubungan seksual
9
Ada
Benjolan
PENILAIAN PREDIKSI
RISIKO PTM
4
1
2
3
Tidak
ada
Benjolan
Perempuan usia 30-50
tahun yang sudah
menikah atau pernah
melakukan hubungan
seksual
3b
8
Fasilitas Kesehatan
Rujukan Tingkat
Lanjut
(FKRTL)
7
3b.2.1
Tes IVA
3b.1
3b.2.2
Tidak
Follow-up
Tidak
3b.1.2
Syarat
krioterapi
terpenuhi
Ya
Pasien
Rujuk Balik
2. 6
Keterangan Gambar 2.1
Kotak 1
Pandu PTM di FKTP merupakan kegiatan pelayanan terpadu PTM bagi pengunjung
Puskesmas/FKTP yang berusia 15 tahun ke atas yang datang untuk kunjungan
sakit/berobat maupun kunjungan sehat lainnya. Pengunjung yang datang ke
Puskesmas/FKTP berasal dari rujukan Posbindu PTM, Posyandu Lansia, intervensi lanjutan
PIS-PK dan pasien rujuk balik FKRTL.
Kotak 2
Anamnesis
Faktor risiko PTM yang perlu diidentifikasi melalui anamnesis adalah sebagai berikut:
a) Pola makan tinggi gula, garam, dan lemak. Hal-hal yang perlu ditanyakan pada
pengunjung puskesmas tentang pola makan antara lain:
1) Apakah anda mengonsumsi buah dan sayur kurang dari 5 porsi sehari?
2) Apakah anda mengonsumsi makanan manis/gula tambahan lebih dari 4 sendok
makan sehari?
3) Apakah anda mengkonsumsi makan asin/ garam lebih dari 1 sendok teh?
4) Apakah anda mengkonsumsi makanan berlemak/ berminyak/digoreng/ ditumis lebih
dari 5 sendok makan sehari?
b) Kebiasaan merokok
1) Ditanyakan pada setiap individu usia diatas 10 tahun
2) Beberapa hal yang perlu ditanyakan tentang kebiasaan merokok:
- Merokok
- Tidak merokok
- Berhenti merokok selama 3 bulan, 6 bulan, lebih dari 1 tahun (disebut berhenti
merokok, apabila tidak pernah merokok lebih dari 1 tahun terakhi
c) Kurang aktivitas fisik (frekuensi dan durasi)
1) Kriteria aktivitas fisik:
- ringan: bila saat melakukan aktivitas masih mampu berbicara normal dan
bernyanyi
- sedang: bila saat beraktivitas fisik masih bisa berbicara tetapi tidak bisa
bernyanyi
- berat: saat melakukan aktivitas fisik sulit untuk berbicara atau terengah-engah
3. 7
2) durasi aktivitas fisik yang dianjurkan:
- setiap hari selama 30 menit
- 150 menit per minggu
3) bila aktivitas fisik yang dilakukan berat dan kurang dari 30 menit perhari atau
kurang dari 150 menit perminggu maka diberikan penyampaian KIE untuk merubah
perilaku/aktivitas fisik
d) Berat badan berlebih
Penilaian berat badan berlebih dilakukan dengan anamnesis tentang riwayat obesitas
pada pengunjung dilanjutkan dengan pengukuran IMT sebagaimana dijelaskan pada
poin B (pengukuran IMT)
e) Pada pengunjung wanita usia 30-50 tahun (batasan usia mengikuti Peraturan Menteri
Kesehatan) yang sudah menikah atau pernah melakukan hubungan seksual (3b),
setelah anamnesis dilakukan pemeriksaan (3), dan dilakukan tambahan pemeriksaan
SADANIS dan Inspekulo serviks untuk menilai curiga kanker atau adanya servisitis
berat. Bila curiga kanker/servisitis berat, rujuk ke FKRTL (7). Bila tidak curiga
kanker/servisitis berat, lakukan tes IVA (3b.1). Bila IVA positif (3b.1.1), lakukan penilaian
syarat krioterapi. Bila memenuhi syarat, maka lakukan krioterapi (2b.1.1), kemudian
lakukan follow up dan kontrol (9). Bila FKTP tidak memiliki fasilitas krioterapi, maka
rujuk ke FKRTL (7). Bila IVA positif tidak memenuhi syarat krioterapi, rujuk ke FKRTL
(7). Bila IVA negatif (3b.1.2), berikan KIE (8). Bila pemeriksaan SADANIS (3b.2) yang
menunjukkan ada benjolan (3b.2.1), lakukan rujukan ke FKRTL (7). Bila tidak ada
benjolan (3b.2.2), berikan KIE (8). Selanjutnya FKRTL mengirimkan umpan balik hasil
pelayanan dan saran tindak lanjut kepada FKTP.
Kotak 3 (hal. 11 s/d 29)
Pemeriksaan
Setelah anamnesis, dilakukan pengukuran
a) Tekanan darah
Pengukuran tekanan darah dengan baik dan benar adalah langkah penting untuk
mendiagnosis hipertensi dan mengevaluasi respon pengobatan. Pengukuran tekanan
darah dilakukan menggunakan tensimeter digital atau tensimeter jarum (aneroid) yang
dikalibrasi secara berkala.
6. 25
Cara Menggunakan Tabel Prediksi Risiko PTM
a) Tabel Prediksi Risiko PTM berdasarkan hasil laboratorium
Tentukan dahulu apakah orang yang diperiksa penyandang Diabetes Melitus atau
tidak. Gunakan kolom yang sesuai dengan statusnya.
Kemudian tentukan kolom jenis kelaminnya (laki-laki di kolom kiri dan perempuan di
kolom kanan).
Tentukan status merokok apakah merokok atau tidak, sesuaikan di kolomnya
masing-masing
Selanjutnya tetapkan blok usia. Lihat lajur angka paling kiri (misalnya untuk usia 46
tahun pakai blok usia 45-49 tahun, 68 tahun pakai blok 65-69 tahun, dst).
Lihat nilai tekanan darah (TD) sistolik pada lajur paling kanan.
Lihat kolom konversi kadar kolesterol total pada lajur bawah (pada tabel digunakan
satuan mmol/l, sedangkan di Indonesia umumnya menggunakan satuan mg/dl,
angka konversi tercantum).
Tarik garis dari blok umur ke arah dalam, kemudian tarik garis dari titik tekanan
darah ke arah dalam dan nilai kolesterol ke atas, angka dan warna kotak yang
tercantum pada titik temu antara kolom umur, TD sistolik dan kolom kolesterol
menentukan besarnya risiko untuk mengalami penyakit kardiovaskular dalam kurun
waktu 10 tahun mendatang.
Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini dilanjutkan dengan tata laksana
b) Tabel Prediksi Risiko PTM dengan IMT /tanpa hasil laboratorium
Tentukan dahulu kolom jenis kelaminnya (laki-laki kolom kiri dan perempuan kolom
kanan).
Tentukan status merokok apakah merokok atau tidak, sesuaikan di kolomnya
masing-masing
Selanjutnya tetapkan blok usia. Lihat lajur angka paling kiri (misalnya untuk usia 46
tahun pakai blok usia 45-49 tahun, 68 tahun pakai blok 65-69 tahun, dst).
Lihat nilai tekanan darah (TD) sistolik pada lajur paling kanan.
Lihat kolom IMT (Indeks Masa Tubuh) pada lajur bawah.
Tarik garis dari blok umur ke arah dalam, kemudian tarik garis dari titik tekanan
darah ke arah dalam dan nilai IMT ke atas, angka dan warna kotak yang tercantum
pada titik temu antara kolom umur, TD sistolik dan kolom IMT menentukan
besarnya risiko untuk mengalami penyakit kardiovaskular dalam kurun waktu 10
tahun mendatang.
Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini dilanjutkan dengan tata laksana