Seni rupa Impresionisme adalah gerakan seni lukis abad 19 yang dimulai di Paris pada 1860-an, yang menekankan penangkapan kesan cahaya dan warna dalam lukisan pemandangan dan kehidupan sehari-hari yang dibuat secara spontan di alam terbuka.
2. Pengertian Seni Rupa Impresionisme
Impresionisme adalah suatu gerakan seni dari
abad 19 yang dimulai dari Paris pada tahun 1860an.
Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet,
"Impression, Sunrise" ("Impression, soleil levant").
Kritikus Louis Leroy menggunakan kata ini sebagai
sindiran dalam artikelnya di Le Charivari.
Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah
kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan
banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan
warna hitam karena dianggap bukan bagian dari cahaya),
komposisi terbuka, penekanan pada kualitas
pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu
menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa.
Pengaruh impresionisme dalam seni rupa juga
3. Penjelasan Seni Rupa Impresionisme
Pada awalnya seni rupa impresionisme
berkonsentrasi kepada mahzab seni lukis klasik. Ia
berpendapat bahwa lukisan tidak selamanya dibentuk
dengan pengolahan garis secara berlebihan seperti
dikembangkan oleh Ingres selama bertahun-tahun.
Pengolahan bidang-bidang warna yang penuh perhitungan
akan menghasilkan bentuk lukisan yang menarik.
Namun Delacroix bisa dianggap gagal melepaskan
diri dari pengaruh pakem seni lukis akademi karena
bagaimanapun lukisannya sendiri masih berkonsentrasi
pada bentuk-bentuk secara ideal.
4. Lukisan ini tidak lagi berkonsentrasi pada bentuk
secara mendetail dengan mementingkan kontur, volume,
dan garis. Juga meninggalkan pengamatan struktural
bentuk suatu objek. suasana didapatkan dengan
menangkap kesan (impresi) cahaya yang ditangkap sekilas
oleh mata. Akibatnya bentuk objek menjadi lebih
sederhana, tidak seperti lukisan naturalisme atau
realisme.
Pada awalnya tidak hanya lukisan still life dan
potret saja yang dibuat di dalam ruangan, tetapi juga
pemandangan. Hal inilah yang kemudian mendorong
seniman impresionis untuk menemukan bahwa ada kesan
yang berbeda didapatkan jika lukisan dibuat di area
terbuka dengan langsung mengamati objek yang dibuat.
Mereka memakai goresan warna-warna pendek, pecah,
dan sekaligus murni (dengan arti tidak disengajakan
untuk dicampur di atas palet) untuk memberikan nyawa
kepada lukisan. Penekanan lukisan kemudian bergeser
5. Perkembangan selanjutnya dari impresionisme adalah
penemuan bahwa yang lebih penting daripada teknik
impresionisme sendiri adalah pembedaan dalam sudut
pandang. Impresionisme sebenarnya adalah seni
pergerakan, pose, dan komposisi dari permainan kesan
cahaya yang dituangkan dalam warna-warna cerah dan
bervariasi.
Pada akhir abad 19, masyarakat mulai mempercayai
bahwa impresionisme adalah cara pandang yang jernih dan
jujur terhadap kehidupan, meskipun secara artisitik
bukanlah pendekatan yang benar dalam pembuatan karya.
Puncak gerakan seni impresionisme di Perancis terjadi
hampir bersamaan dengan di negara lain, antara lain di
Italia dengan pelukis Macchiaioli, dan Amerika Serikat
dengan pelukis Winslow Homer.
Impresionisme menjadi pelopor berkembangnya
aliran-aliran seni modern lain seperti Post-Impresionisme,
Fauvisme, and Kubisme.
6. Sejarah Seni Rupa Impresionisme
Dalam sejarah perubahan Paris oleh Napoleon
III, Académie des beaux-arts mendominasi kegiatan
seni di abad 19. Akademi ini adalah penguasa
standarisasi tradisional lukisan-lukisan Perancis,
termasuk dalam hal tema dan gaya. Tema historis,
religius, dan potret sangat dihargai pada saat itu,
sementara tema pemandangan dan still life hanya
dipandang sebelah mata. Académie des beaux-arts
juga menginginkan setiap lukisan memperhatikan setiap
detail dan finishing yang sempurna, dan jika bisa
mendekati kemiripan fotografis. Semua goresan kuas
sangat diperhatikan dengan mempertimbangkan bahwa
hal tersebut adalah cerminan kepribadian, emosi, dan
teknik yang dimiliki seorang pelukis. Warna-warna
gelap dan suram lebih dihargai.
7. Akademi mengadakan pameran tahunan Salon de Paris, dan
pelukis yang terpilih akan memenangkan sejumlah hadiah dan
penugasan yang kemudian akan menjamin keberlangsungan karya-
karya pelukis tersebut. Secara tidak langsung, hal inilah yang
mendorong terbentuknya standarisasi lukisan yang tercermin dari
pilihan para juri.
Beberapa pelukis muda kemudian semakin cenderung memakai
warna-warna cerah dan terang dibanding generasi sebelumnya,
dengan maksud mengembangka gaya Realisme Gustave Courbet dan
kemudian mendapat pengaruh Kelompok Barbizon yang berusaha
membiasakan diri melukis alam secara jujur di tempat yang dianggap
indah. Mereka juga lebih memilih tema pemandangan dan kehidupan
sehari-hari dibanding cerita sejarah.
Kelompok asli Barbizon maupun calon-calon pelukis neoklasik
yang kemudian bergabung ke dalamnya atau terinspirasi olehnya
setiap tahun dengan gigih mengirimkan karyanya ke pameran Salon de
Paris, dan terus menerus ditolak oleh juri. Kelompok pelukis muda ini
antara lain Claude Monet, Pierre Auguste Renoir, Alfred Sisley, dan
Frédéric Bazille yang sebelumnya belajar kepada Charles Gleyre,
sering melukis bersama, dan menjalin persahabatan yang erat.
8. Pada tahun 1863, para juri menolak The Luncheon
on the Grass (Le déjeuner sur l'herbe) karya Manet yang
menampilkan wanita telanjang yang dikelilingi dua pria
dalam sebuah piknik. Juri beranggapan bahwa
ketelanjangan bisa diterima dalam lukisan historis dan
religius, tetapi menampilkannya dalam kehidupan sehari-
hari adalah hal yang melanggar norma. Manet merasa
sangat kecewa dengan penolakan ini yang sekaligus
menimbulkan polemik di kalangan seniman. Meskipun
Manet tidak secara langsung menyebut dirinya sebagai
seniman neoklasik, ia sebenarnya terlibat sebagai
pemimpin dalam diskusi di Café Guerbois, di mana
seniman-seniman neoklasik berkumpul, dan
mengembangkan pengaruh neoklasik.
Setelah memperhatikan karya-larya yang ditolak
pada tahun 1863, Kaisar Napoleon III memutuskan
bahwa masyarakat umum berhak menilai sendiri karya-
karya tersebut, dan mengadakan Salon des Refusés
9. Namun kaum neoklasikme kemudian tetap tidak
mendapatkan kepuasan dengan fasilitas ini. Mereka
kemudian merencanakan pameran yang terpisah dengan
Salon. Namun ide ini ditolak oleh Manet, sekalipun ia
sendiri termasuk orang yang paling berpengaruh di
kelompok ini karena berpendapat bahwa perjuangan kaum
neoklasikme justru seharusnya dimulai dengan mendobrak
tembok penjurian di Salon. Morisott, salah satu dari
sedikit wanita dari kelompok Café Guerbois memutuskan
untuk turut serta dalam pameran, sekalipun beberapa
karyanya sudah siap dipamerkan di Salon.
Setelah menyaksikan pameran tersebut, Louis
Leroy menulis review yang tidak terlalu bersahabat di
surat kabar Le Charivari. Leroy menyatakan bahwa [
Sunrise] (soleil levant) oleh Claude Monet tidak lebih
dari sekedar sketsa kasar dan belum bisa digolongkan ke
dalam karya yang bisa dikategorikan telah diselesaikan.
10. Istilah "neoklasik" menjadi sangat populer di
kalangan seniman, tidak hanya sebagai sindiran, tetapi
kadang juga sebagai "lencana kehormatan".
Pemberontakan dan kemandirian menjadi jiwa utama dari
gerakan ini, meskipun teknik masing-masing pelukis bisa
saja berbeda. Monet, Sisley, Berthe Morisot dan Camille
Pissarro bisa digolongkan neoklasik. Sementara Degas
menolak pakem neoklasikme yang sudah ada dengan
karya-karya drawing dan grafisnya. Renoir berbalik
menentang neoklasik sejak 1880an, dan tidak pernah
kembali lagi kepada aliran ini.
Gelora neoklasik lenyap seiring dengan perpecahan
di antara penganutnya. Terutama pada pameran terakhir
di mana seniman muda seperti Seurat mengemukakan
teori-teori baru dalam karya neoklasik dengan teknik
pointillismenya. Akhirnya masing-masing anggota
memasuki babak baru dengan melepaskan diri dari teori
ideal neoklasik dengan memasuki masa neoklasikme.
11. Ciri Khas Seni Rupa Impresionisme
Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip
sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis menangkap
esensi subjek daripada detailnya.
Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran
pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna tercampur
secara optis oleh retina.
Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna
komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan).
Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna
berikutnya.
Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari
suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan.
Dikerjakan di luar ruangan (en plein air)
Sebenarnya ciri ini hampir bisa ditemui di aliran-
aliran lain, tetapi hanya impresionisme lah yang memiliki
26. Pelukis-pelukis yang tergolong dalam aliran
impresionisme
Konstantin Korovin Lilla Cabot Perry
Stanislas Lépine Camille Pissarro
Max Liebermann Władysław Podkowiński
Laura Muntz Lyall Pierre-Auguste Renoir
Édouard Manet Theodore Robinson
Jacob Maris Auguste Rodin
Willem Maris Zinaida Serebryakova
Anton Mauve Valentin Serov
Willard Metcalf Alfred Sisley
Claude Monet John Henry Twachtman
Berthe Morisot J. Alden Weir
Francisco Oller y Cestero Konstantin Yuon
William McGregor Paxton Federico Zandomeneghi
27. Referensi
Moskowitz, Ira; Sérullaz, Maurice (1962).
French Impressionists: A Selection of Drawings of
the French 19th Century. Boston and Toronto: Little,
Brown and Company. ISBN 0-316-58560-2
Gowing, Lawrence, with Adriani, Götz;
Krumrine, Mary Louise; Lewis, Mary Tompkins; Patin,
Sylvie; Rewald, John (1988). Cezanne: The Early
Years 1859-1872. New York: Harry N. Abrams.