1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan
manusia maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah
merupakan bahan yang sangat vital bagi kehidupan dan juga merupakan sumber
dasar untuk kelangsungan kehidupan di atas bumi. Selain itu air merupakan
kebutuhan dasar bagi kehidupan, juga manusia selama hidupnya selalu
memerlukan air. Dengan demikian semakin naik jumlah penduduk serta laju
pertumbuhannya semakin naik pula laju pemanfaatan air. Air adalah bagian dari
lingkungan fisik yang sangat esensial, tidak hanya dalam proses-proses hidup,
tetapi juga dalam proses-proses yang lain, seperti untuk industri, pertanian,
pemadam kebakaran dan lain-lain.1
Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah
kandungan unsur Ca2+
dan Mg2+
dalam air, yang keberadaannya biasa disebut
dengan kesadahan air. Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk
penggunaan rumah tangga maupun untuk penggunaan industri. Bagi air rumah
tangga tingkat kesadahan yang tinggi mengakibatkan konsumsi sabun lebih
1
Ulfa Nurullita, “Pengaruh Lama Kontak Karbon Aktif Sebagai Media Filter Terhadap
Persentase Penurunan Kesadahan CaCO3 Air Sumur Artetis”, J Kesehat Masy Indones 6 no. 1
( 2010): h. 49.
1
2. 2
banyak karena sabun menjadi kurang efektif akibat salah satu bagian dari molekul
sabun diikat oleh unsur Ca/Mg.2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini yaitu bagaimana cara menentukan
kadar kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode titrasi kompleksometri
serta tingkat kekeruhan air sumur?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan kadar kalsium (Ca) dan
magnesium (Mg) dengan metode titrasi kompleksometri serta tingkat kekeruhan
air sumur.
2 Ruliasih Marsidi, “Zeolit Untuk Mengurangi Kesadahan Air” Jurnal Teknologi
Lingkungan 2, no. 1, Januari (2001): h. 1
3. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesadahan Air
Air sadah adalah istilah yang digunakan pada air yang mengandung kation
penyebab kesadahan. Pada umumnya kesadahan disebabkan oleh adanya logam-
logam atau kation-kation yang bervalensi 2, seperti Fe, Sr, Mn, Ca dan Mg, tetapi
penyebab utama dari kesadahan adalah kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Kalsium dalam air mempunyai kemungkinan bersenyawa dengan bikarbonat,
sulfat, khlorida dan nitrat, sementara itu magnesium dalam air kemungkinan
bersenyawa dengan bikarbonat, sulfat dan khlorida.1
Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal
sebagai "air sadah" . Air sadah yang telah melebihi batas maksimum (±500 mg/lt)
dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Dampak yang ditimbulkan air
sadah bagi kesehatan antara lain adalah dapat menyebabkan cardiovasculer
deseasae (penyumbatan pembuluh darah jantung) dan urolithiasis (batu ginjal).
Air sadah bukan merupakan air yang berbahaya karena memang ion-ion tersebut
dapat larut dalam air. Akan tetapi dengan kadar Ca2+ yang tinggi akan
menyebabkan air menjadi keruh. Air sadah juga tidak baik untuk mencuci, karena
ion-ion Ca 2+dan Mg2+ akan berikatan dengan sisa asam karbohidrat pada sabun
dan membentuk endapan sehingga sabun tidak berbuih.2
1 Ruliasih Marsidi, “Zeolit Untuk Mengurangi Kesadahan Air” Jurnal Teknologi
Lingkungan: h. 2-3.
2 Ulfa Nurullita, “Pengaruh Lama Kontak Karbon Aktif Sebagai Media Filter Terhadap
Persentase Penurunan Kesadahan CaCO3 Air Sumur Artetis”, J Kesehat Masy Indones: h. 49.
3
4. 4
Kesadahan air dapat dibedakan atas 2 macam yaitu kesadahan sementara
(temporer) dan kesadahan tetap (permanen). Kesadahan sementara disebabkan
oleh garam-garam karbonat (CO3
2-
) dan bikarbonat (HCO3
-
) dari kalsium dan
magnesium. Kesadahan karbonat merupakan bagian dari kesadahan total yang
ekivalent dengan alkalinitas yang disebabkan oleh (CO3
2-
) dan (HCO3
-
).
Kesadahan ini dapat dihilangkan dengan cara pemanasan atau dengan
pembubuhan kapur tohor. Kesadahan tetap disebabkan oleh adanya garam-garam
khlorida (Cl-
) dan sulfat (SO4
2-
) dari kalsium dan magnesium. Kesadahan ini
disebut juga kesadahan non karbonat yang tidak dapat dihilangkan dengan cara
pemanasan, tetapi dapat dihilangkan dengan cara pertukaran ion.3
Kesadahan dibagi atas dua jenis kesadahan, yaitu kesadahan sementara dan
kesadahan tetap. Air yang mengandung kesadahan kalsium karbonat dan
magnesium karbonat disebut kesadahan karbonat atau kesadahan sementara,
karena kesadahan tersebut dapat dihilangkan dengan cara pemanasan atau dengan
cara pembubuhan kapur. Sementara itu Air yang mengandung kesadahan kalsium
sulfat, kalsium khlorida, magnesium sulfat dan magnesium khlorida, disebut
kesadahan tetap karena tidak dapat dihilangkan dengan cara pemanasan, tetapi
dapat dengan cara lain dan salah satunya adalah proses penukar ion.4
3 Wahyu Widayat, “Teknologi Pengolahan Air Sadah”, Jurnal Teknologi Lingkungan 3,
no. 3, September (2002): h. 257.
4 Ruliasih Marsidi, “Zeolit Untuk Mengurangi Kesadahan Air” Jurnal Teknologi
Lingkungan: h. 3.
5. 5
B. Titrasi EDTA
Kesadahan air dinyatakan dengan mg/liter CaCO3. Metoda yang dapat
digunakan dalam menentukan kesadahan air adalah dengan metoda perhitungan
dan metoda titrasi EDTA. Metoda titrasi EDTA banyak digunakan di laboratorium
untuk penentuan kesadahan. Metoda ini berhubungan dengan penggunaan larutan
EDTA (Ethylen Diamine Tetra Acetic) atau garam sodium sebagai agen titrasi.
Indikator yang digunakan adalah Eriochroma Blak T.5
Etelen diamin tetra asetat (EDTA) merupakan ligan penitrasi yang banyak
dipakai pada titrasi kompleksometri. EDTA mempunyai rumus struktur sebagai
berikut:
Gambar 1: Rumus struktur molekul EDTA
Terlihat dari strukturnya bahwa molekul tersebut mengandung baik donor elektron
dari atom oksigen maupun donor dari atom hidrogen sehingga dapat
menghasilkan khelat bercincin sampai dengan enam secara serempak.6
EDTA stabil, mudah larut dan menunjukkan komposisi kimiawi yang
tertentu. Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH misalnya
Mg, Cr, Ca dan Ba dapat dititrasi pada pH = 11; Mn2+, Fe, Co, Ni, Zn, Cd, Al, Pb,
Cu, Ti dan V dapat dititrasi pada pH 4,0 – 7,0.7
5 Ruliasih Marsidi, “Zeolit Untuk Mengurangi Kesadahan Air” Jurnal Teknologi
Lingkungan: h. 3.
6 Sitti Chadijah, Dasar-dasar Kimia Analitik (Makassar: Alauddin University Press,
2012), h. 185.
7 S. M. Khopkar, Konsep Dasar Kimia Analitik (Jakarta: UI Press, 1990), h.88.
6. 6
Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH
untuk titrasi adalah 10 dengan indikator eriochrom black T. Pada pH lebih tinggi
12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh
Ca2+ dengan indikator mureside. Adanya gangguan Cu bebas dari pipa-pipa
saluran air dapat di masking dengan H2S. EBT yang dihaluskan bersama NaCl
padat kadang kala juga digunakan sebagai indikator untuk penentuan Ca ataupun
hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak ikut terkompresipitasi dengan Mg, oleh
karena itu EDTA direkomendasikan.8
Kompleks khelat oksigen diantaranya yang terpenting adalah dengan jenis
ligan etilen Diamin Tetra Asetat (EDTA), mudah terbentuk dalam larutan akua
yang basa sebagai contoh:
Ca2+ + EDTA4- = [Ca (EDTA)]2-
Pengomplesan kalsium dengan EDTA4 dan juga dengan polifosfat penting, tidak
hanya untuk penghilangan Ca2+ dari air tetapi juga untuk pendukungan volumetri
dari Ca2+.9
C. Magnesium (Mg)
Magnesium di alam didapatkan sebagai salah satu komponen dari jumlah
campuran garam (rangkap) seperti karnalit, MgCl2.KCl.6H2O dan dolomit,
MgCO3.CaCO3. Senyawa-senyawa ini sesungguhnya bukan sekedar campuran
garam rangkap, melainkan kristak-kristal ionik murni, dalam kristal ini ukuran
kation-kation yang berbeda secara berselingan menyokong kestabilan yang lebih
8 Sitti Chadijah, Dasar-dasar Kimia Analitik, h. 187.
9 F. Albert Cotton,Kimia Anorganik Dasar (Jakarta: UI Press, 2013), h.266
7. 7
besar pada kisi kristalnya dibandingkan jika hanya disokong oleh salah satu
kationnya saja.oleh karena itu karena itu tersusun oleh rakitan anion-anion yang
diselang-seling oleh kation magnesium, kalium dan molekul air dengan rasio 3 : 1
: 1 : 6 yaitu dalam formula MgCl3.6H2O.10
Hanya Mg dan Ca yang memperlihatkan kecenderungan yang dapat
diterima untuk membentuk kompleks-kompleks dalam larutan, dengan beberapa
perkecualian, ligannya adalah oksigen. MgBr2, MgI2 dan CaCl2 larut dalam
alkohol dan pelarut organik polar. Baik Mg2+ maupun Ca2+ mempunyai peranan
biologis yang penting. Sistem dalam klorofil membentuk pengecualian terhadap
aturan bahwa kompleks-kompleks Mg (dan unsur-unsur lainnya) dengan ligan
nitrogen adalah lemah.11
D. Kalsium (Ca)
Bagi air industri unsur Ca dapat menyebabkan kerak pada dinding
peralatan sistem pemanasan, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada
peralatan industri. Disamping itu dapat menghambat proses pemanasan. Masalah
ini dapat mengakibatkan penurunan kinerja industri yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kerugian. Oleh karena itu persyaratan kesadahan pada air industri
sangat diperhatikan.12
10 Kristian H. Sugiyarto, Kimia Anorganik II (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 108-109.
11 F. Albert Cotton, Kimia Anorganik Dasar, h.266
12 Ruliasih Marsidi, “Zeolit Untuk Mengurangi Kesadahan Air” Jurnal Teknologi
Lingkungan: h. 1
8. 8
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Kamis/ 01 Mei 2014
Pukul : 08.00-09.30 WITA
Tempat : Laboratotium Kimia Anorganik,
Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu turbidimeter
orbecohelligs, pH meter, buret asam 50 mL, pipet volume 25 mL, erlenmeyer
250 mL, gelas kimia 100 ml, gelas kimia 250 mL, statif dan klem, spatula
besi, pipet tetes 2 mL, bulp dan botol semprot.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu air sumur (H2O),
aquades (H2O), buffer pH 10, eriochrome black T (C20H12N3O7SNa), etilena
diamina tetra asetat (C10H16N2O8) 0,01M, mureksid, natrium hidroksida
(NaOH) 0,1 M dan tissue.
8
9. 9
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari percobaan ini yaitu:
1. Penentuan Kesadahan Total
a) Memipet 25 mL air sumur kemudian memasukkan ke dalam erlenmeyer.
b) Menambahkan 2 mL larutan buffer pH 10.
c) Menambahkan sedikit indikator Eriochrom Black T (EBT) hingga berwarna
merah muda.
d) Menitrasi dengan larutan Etilena Diamina Tetra Asetat (EDTA) hingga
berubah warna dari merah muda menjadi biru.
e) Mencatat volume larutan yang digunakan.
f) Melekukan secara duplo.
g) Menentukan konsentrasi kalium karbonat (CaCO3).
2. Penentuan Kadar Kalsium (Ca)
a) Memipet 25 mL air sumur kemudian memasukkan ke dalam erlenmeyer.
b) Menambahkan larutan natrium hidroksida (NaOH) 0,1 M hingga pH 12.
c) Menambahkan sedikit indikator mureksid hingga berwarna merah muda.
d) Menitrasi dengan larutan Etilena Diamina Tetra Asetat (EDTA) hingga
berubah warna dari merah muda menjadi ungu.
e) Mencatat volume larutan yang digunakan.
f) Melekukan secara duplo.
g) Menetukan konsentrasi kalsium (Ca).
10. 10
3. Penentuan Kadar Magnesium (Mg)
a) Mengurangkan nilai rata-rata yang diperoleh setelah penentuan kesadahan
total dengan volume rata-rata kalsium (Ca).
b) Maka diperoleh kadar dari magnesium (Mg) dalam air sumur.
4. Penentuan Turbiditas (Kekeruhan)
a) Membersihkan turbidimeter.
b) Memasukkan air sumur dalam tabung dibawah batas miniskus.
c) Membersihkan tabung yang berisi air sumur, tempatkan tabung pada
turbidimeter.
d) Metekan tombol on/ off lalu tekan tombol read, lalu catat turbiditas air sumur
yang terukur.
11. 11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Penentuan Kesadahan Total
a. Perlakuan
25 mL Air sumur dipipet 2 mL buffer pH 10 ditambahkan
bening bening
indikator EBT ditambahkan sedikit larutan EDTA 0,01M diitrasi hasil.
warna merah muda warna biru
b. Tabel Pengamatan
Volume
Sampel
Volume EDTA Gambar
Sebelum Sesudah
Air Sumur 25 mL
(I)
1 mL
Air Sumur 25 mL
(II)
1,5 mL
11
12. 12
2. Penentuan Kadar Kalsium (Ca)
a. Perlakuan
25 mL Air sumur dipipet 2 mL NaOH 0,1 M ditambahkan
bening bening
indikator mureksid ditambahkan sedikit larutan EDTA 0,01M diitrasi hasil.
warna merah muda warna ungu
b. Tabel Pengamatan
Volume
Sampel
Volume EDTA Gambar
Sebelum Sesudah
Air Sumur 25 mL
(I)
0,6 mL
Air Sumur 25 mL
(II)
0,8 mL
13. 13
B. Analisis Data
1. Penentuan Kesadahan Total
Diketahui:
MEDTA = 0,01 M
Mr CaCO3 = 100 gr/mol
Vair sumur = 25 mL
VTitrasi I (volume kesadahan total) = 1 mL
VTitrasi II (volume kesadahan total) = 1,5 mL
VTitrasi Rata-Rata (volume kesadahan total) = 1,25 mL
Ditanyakan:
[CaCO3] = ….?
Penyelesaian:
[CaCO3] =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝐸𝐷𝑇𝐴 × [EDTA]×Mr CaCO3 ×1000
mg
g
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
=
1,25 𝑚𝐿 × 0,01
𝑚𝑜𝑙
𝐿
× 100
𝑔𝑟
𝑚𝑜𝑙
×
1000𝑚 𝑔
𝑔
25 𝑚𝐿
=
1250
𝑚𝑔
𝐿
25
= 50 mg/L
2. Penentuan Kadar Kalsium (Ca)
Diketahui:
MEDTA = 0,01 M
Ar Ca = 40,08 g/mol
Vair sumur = 25 mL
VCa I (volume kalsium) = 0.6 mL
VCa II (volume kalsium) = 0.8 mL
VCa Rata-Rata (volume kalsium) = 0.7 mL
Ditanyakan:
[Ca] = ….?
14. 14
Penyelesaian:
[Ca] =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝐸𝐷𝑇𝐴 × [EDTA]×Ar Ca ×1000
mg
g
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
=
0,7 𝑚𝐿 × 0,01
𝑚𝑜𝑙
𝐿
×40,08
𝑔𝑟
𝑚𝑜𝑙
×
1000𝑚𝑔
𝑔
25 𝑚𝐿
=
280 ,56
𝑚𝑔
𝐿
25
= 11,2224 mg/L = 11,22 mg/L
3. Penentuan Kadar Magnesium (Mg)
a. Analisis Data
Diketahui:
MEDTA = 0,01 M
Ar Mg = 24,312 g/mol
Vair sumur = 25 mL
VTitrasi I (volume kesadahan total) = 1 mL
VTitrasi II (volume kesadahan total) = 1,5 mL
VTitrasi Rata-Rata (volume kesadahan total) = 1,25 mL
VCa I (volume kalsium) = 0.6 mL
VCa II (volume kalsium) = 0.8 mL
VCa Rata-Rata (volume kalsium) = 0.7 mL
Ditanyakan:
[Mg] = ….?
Penyelesaian:
[Mg] =
(𝑉CaCO3 –VCa) × [EDTA]×Ar Mg ×1000
mg
g
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
=
(1,25 𝑚𝐿 – 0,7 𝑚𝐿) × 0,01
𝑚𝑜𝑙
𝐿
×24,312
𝑔𝑟
𝑚𝑜𝑙
×
1000𝑚𝑔
𝑔
25 𝑚𝐿
=
0,55 𝑚𝐿 × 0,01
𝑚𝑜𝑙
𝐿
×24,312
𝑔𝑟
𝑚𝑜𝑙
×
1000𝑚𝑔
𝑔
25 𝑚𝐿
=
133 ,716
𝑚𝑔
𝐿
25
= 5,34864 mg/L = 5,348 mg/L
15. 15
C. Pembahasan
Praktikum penentuan kesadahan ini, sampel diambil dari sumur di daerah
sekitar Minasaupa. Praktikan melakukan beberapa percobaan yakni untuk
menentukan kesadahan total, kesadahan kalsium dan kesadahan magnesium
terhadap sampel air sumur.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu penentuan kesadahan total. Sampel
yang digunakan sama dengan sampel pada penentuan kalsium (Ca) yaitu
menggunakan air sumur 25 mL. Air sumur 25 mL ditambahkan dengan larutan
buffer pH 10 karena untuk mempertahankan pH agar titik akhir yang diperoleh
tepat dan indikator yang akan digunakan yaitu indikator Eriochrom Black T
(EBT), indikator ini dapat membentuk kompleks dengan ion logam dan warna,
Setelah penambahan indikator Eriochrom Black T (EBT) diperoleh larutan
berwarna merah muda, selanjutnya dititrasi dengan Etilena Diamina Tetra Asetat
(EDTA) yang akan menjadi kompleks apabila ditambahkan satu titran dengan ion
kalsium (Ca2+) maupun magnesium (Mg2+) selain itu Etilena Diamina Tetra
Asetat (EDTA) juga mudah larut dalam air, dapat diperoleh dalam keadaan murni.
Jika Etilena Diamina Tetra Asetat (EDTA) dijadikan sebagai titran, maka larutan
akan berubah dari warna merah muda menjadi warna biru. Pada titik akhir titrasi
diperoleh volume titran sebesar 1,25 mL kadar kalsium karbonat (CaCO3)
sebanyak 50 mg/L.
Langkah kedua adalah penentuan kalsium (Ca), pertama-tama sampel
dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan dengan natrium
hidroksida (NaOH) 0,1 M hingga pH 12 . Fungsi penambahan natrium hidroksida
16. 16
(NaOH) 0,1 M disini yaitu untuk meningkatkan pH sampel. Selanjutnya
ditambahkan dengan mureksid. Mureksid berfungsi sebagai indikator, setelah
penambahan indikator mureksid dihasilkan larutan warna merah muda. Menurut
teori pada pH lebih tinggi 12, magnesium (Mg) akan mengendap sehingga Etilena
Diamina Tetra Asetat (EDTA) hanya dapat diikat oleh Ca2+ dengan indikator
mureksid. Larutan kemudian dititrasi dengan Etilena Diamina Tetra Asetat
(EDTA) sampai warna larutan berubah menjadi ungu. Titik akhir titrasi volume
titran yang digunakan yaitu sebesar 0,7 mL dengan kadar kalsium (Ca) sebesar
11,22 mg/L, artinya dalam 1 liter air mengandung 11,22 mg/L kalsium (Ca).
Sedangkan untuk penentuan Magnesium (Mg) pada praktikum kali ini
dilakukan dengan cara mengurangi volume titran kesadahan total dengan kadar
kalsium (Ca) dan diperoleh hasil kadar magnesium (Mg) sebesar 5,348 mg/L,
yang artinya dalam 1 liter air mengandung 5,348 mg/L magnesium (Mg).
Berdasarkan standar kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010 batas
maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3 , dapat
dikatakan bahwa air sumur yang diteliti layak konsumsi karena tidak melebihi
nilai ambang batas yang dianjurkan.
Kekeruhan air sumur dapat juga diukur menggunkan turbidimeter,
pertama-tama membersihkan turbiditas agar smpel air sumur tidak terkontaminasi
kemudian memasukkan air sumur dalam tabung hingga tanda batas. Lalu
bersihkan tabung yang berisi air sumur agar tidak mempengaruhi pada saat
pengukuran pH, tempatkan tabung pada turbidimeter. kemudian tekan tombol on/
off untuk memulai pengukuran lalu tekan tombol read untuk membaca pH air
17. 17
sumur, diperoleh hasil sampel air sumur partama adalah 6,99 NTU dan sampel air
sumur kedua adalah 7,02 NTU.
18. 18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu menentukan kadar kalsium (Ca) dan
magnesium (Mg) dalam air sumur dengan menggunakan metode titrasi
kompleksometri diperoleh kesadahan total sebesar 50 mg/L, kadar kalium (Ca)
sebesar 11,2 mg/L dan kadar magnesium sebesar 5,348 mg/L serta tingkat
kekeruhan sampel air sumur sebesar 7,005 NTU.
B. Saran
Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknyaiknya
digunakan smapel air galon untuk membedakan hasil kesadaha dan turbiditasnya
18
19. 19
DAFTAR PUSTAKA
Chadijah, Sitti. Dasar-dasar Kimia Analitik. Makassar: Alauddin University
Press, 2012.
Cotton, F. Albert. Kimia Anorganik Dasar . Jakarta: UI Press, 2013.
Khopkar, S. M. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press, 1990.
Marsidi, Ruliasih. Zeolit Untuk Mengurangi Kesadahan Air . Vol.2, No. 1, Januari
2001.
Nurullita, Ulfa Pengaruh Lama Kontak Karbon Aktif Sebagai Media Filter
Terhadap Persentase Penurunan Kesadahan Caco3 Air Sumur Artetis.
Vol 6 no 1 Th 2010.
Sugiyarto, Kristian H. Kimia Anorganik II . Jakarta: Erlangga, 2003.
Widayat, Wahyu. Teknologi Pengolahan Air Sadah . Vol. 3, No. 3, September
2002
20. 20
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum Kimia Anorganik dengan judul “Pengujian Penentuan
Kadar Ca dan Mg serta Turbiditas” yang disusun oleh:
Nama : Riskayanti
Nim : 60500112028
Kelompok : IV (Empat)
telah diperiksa secara teliti oleh Asisten atau Koordinator asisten dan dinyatakan
diterima.
Samata, Mei 2014
Koordinator Asisten Asisten
Nur Amalia P. Alfia patandungan
NIM: 60500110005
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Syamsidar HS, S.T., M.Si
NIP: 19760330 200912 2 002