3. PENAKARAN ( PENIMBANGAN )
Penangkaran (penimbangan) adalah pengambilan bahan-bahan untuk beton menurut
takaran yang ditentukan. Takaran bahan dapat ditentukan menurut perbandingan berat atau
perbandingan volume. Terutama takaran yang berkaitan dengan banyaknya air pengadukan
atau banyaknya semen. Makin besar harga faktor air semen pada komposisi bahan yang
sama, akan makin kecil kekuatan beton yang dihasilkan. Hubungan antara kuat tekan dan
faktor air semen (fas) pada beton yang dibuat dengan menggunakan semen portland-
pozzolan (PPC) telah diteliti pada umur 3, 7, 28 dan 90 hari, Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hubungan antara kuat tekan dan fas pada beton dengan PPC mengikuti hukum Duff
Abrams yaitu kuat tekan berkurang secara exponential dengan meningkatnya nilai faktor air
semen. Campuran beton ditetapkan dalam perbandingan berat, antara semen : agregat
halus : agregat kasar sebesar 1 : 2 : 3 dengan variasi fas : 0,4, 0,5, 0,7 dan 0,9.
4. PENGADUKAN ATAU PENCAMPURAN BETON
A. Pengadukan Di tempat (site mix)
Pengadukan ditempat atau site mix lazimnya ditempat kita dikenal dengan 2 metode yaitu
dengan pencampuran manual (tenaga manusia mengunakan skope, cangkul) dan yang kedua
dengan mengunakan mesin .
Pengadukan dengan Tangan
Pengadukan dengan menggunakan tangan biasanya dilakukan apabila
jumlah beton yang dibuat tidak banyak
Pengadukan dengan Mesin
Untuk pekerjaan-pekerjaan besar yang menggunakan beton dalam jumlah banyak, . Secara
umum dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu mesin pengaduk yang memiliki tempat
pencampuran yang berputar(molen), dan mesin pengaduk yang memiliki tempat
pencampuran tetap(concrete mixer truck) yang dilengkapi dengan pengaduk untuk
mencampur bahan.
5. B. Pengadukan Siap Tuang (Ready Mix)
Ready mix merupakan produksi dari sebuah pabrik pencampur kemudian diangkut
dengan truk molen. Sistem pencampuran bisa melalui alat batching plan, Batching plant
merupakan alat yang berfungsi untuk mencampur/memproduksi beton dalam produksi
yang besar.
Bagian – Bagian batching plan antara lain :
1. Cement silo
2. Belt conveyor
3. Bin
4. Storage bin
5. Timbangan
6. Dosage pump
7. Tempat penampungan air
6. PENGANGKUTAN ATAU PENUANGAN BETON
Menurut SNI – 03 – 2847 – 2002 pengangkutan adukan meliputi :
• Beton harus diantarkan dari tempat pencampuran ke lokasi pengecoran
dengan cara yang dapat mencegah terjadinya pemisahan ( segresi ) atau
hilangnya bahan.
• Peralatan pengantar harus mampu menghantarkan beton ke tempat
pengecoran tanpa pemisahan bahan dan tanpa sela yang dapat mengakibatkan
hilangnya plastisitas campuran.
• Untuk menghindari panas yang tinggi dan penguapan pada siang hari maka
pengangkutan dapat dilaksanakan pada malam hari. Pengangkutan akan sangat
berpengaruh jika antara letak proyek dengan lokasi pembuatan campuran
beton berjauhan. Masalah yang akan timbul saat kondisi tersebut adalah :
• Segregasi, pemisahan agregat diameter besar dari diameter yang lebih halus
• Berkurangnya air karena penguapan atau kebocoran
• Pemadatan karena pengangkutan terlalu lama
Setelah pengadukan selesai, campuran beton dibawa ke tempat
penuangannya atau ke tempat dimana konstruksi akan dibuat.
7. Alat angkut disesuaikan dengan jenis beton :
• Beton yang dipompa adalah beton yang memenuhi persyaratan beton pompa
• Beton pavement dan beton dengan permukan tekstur estetika tidak dapt dipompa
• Beton dengan slump rendah tidak dapat diangkut dengan bucket, karena akan
melekat pada dinding
• Beton mengalir tidak dapat diangkut dengan bucket, karena air dan pasta akan bocor
• Penggunaan kereta dorong terbuka harus dihindari bila cuaca panas.
Macam-macam alat angkut :
• Gerobak dorong
• Ember alumunium dan plastik
• Talang
• Pompa
• Bucket dan tower crane
• Truck Mixer
Petunjuk yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan :
• Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor
dalam waktu 1 (satu) jam setelah pengadukan
dengan air dimulai
• Kehilangan pasta semen dan air. Pada campuran
pertama dari mixer, akan terjadi kehilangan pasta
yang melekat dinding mixer.
• Segregasi (pemisahan agregat) dapat dibatasi
dengan membuat campuran kohesif
8. PENGECORAN BETON
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengecoran beton agar mendapatkan
beton yang berkualitas baik adalah sebagai berikut:
a. Adukan beton harus dituang secara terus-menerus (tidak terputus)
b. Permukaan cetakan yang berhadapan dengan adukan beton harus dioles
minyak atau oli
c. Selama penuangan dan pemadatan harus dijaga.
d. Adukan beton jangan dijatuhkan dari ketinggian lebih dari satu meter
e. Pengecoran pada tempat yang miring, sebaiknya dilakukan dari bagian yang
rendah
f. Pengecoran tidak boleh dilakuakn pada waktu turun hujan.
g. Harus dijaga agar beton yag masih segar jangan diinjak.
h. adukan beton harus dipadatkan selama pengecoran.
9. PEMADATAN BETON
Metode pemadatan yang dilakukan adalah dengan tangan dan jarum
penggetar. Pengambilan keputusan apakah telah atau belum cukup
pemadatan yang dilakukan ialah dengan menggunakan indera
penglihatan dan pendengaran. Untuk indera penglihatan dapat dilihat
keluarnya gelembung-gelembung udara yang besar kemudian disertai
gelembung-gelembung yang kecil. Pada indera pendengaran
digunakan untuk memeriksa frekuensi dari alat penggetar.
Alat penggetar dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Alat getar intern (internal vibrator), yaitu
alat getar yang berupa tongkat dan digerakan
dengan mesin.
2. Alat getar cetakan (external vibrator or form
vibrator), yaitu alat getar yang mengetarkan form
work sehingga betonnya bergetar dan memadat
10. i. Pada jarak yang berdekatan/pendek, pemadatan dengan alat getar
dilaksanakan dalam waktu yang pendek.
ii. Pemadatan dilaksanakan secara vertikal dan jatuh dengan beratnya sendiri.
iii. Tidak menyebabkan bleeding.
iv. Pemadatan merata.
v. Tidak terjadi kontak antara alat getar dengan bekisting.
vi. Alat getar tidak berfungsi untuk mengalirkan, mengangkut atau
memindahkan beton.
Ada beberapa pedoman yang digunakan dalam proses
pemadatan, antara lain:
11. Faktor yang mempengaruhi pemadatan pada beton
1. Besarnya kepala vibrator harus disesuaikan dengan jenis struktur beton yang akan
dicor dan jarak antar tulangan terkecil.
2. Tidak boleh meletakkan kepala vibrator terlalu lama dalam beton
3. Kepala vibrator jangan terlalu dekat dengan bekisting
4. Beton tidak boleh digetarkan berulang-ulang pada tempat yang sama
5. Vibrator harus dimasukkan ke dalam beton yang belum terpadatkan secara tepat
dan dicabut pelan-pelan.
6. Lapisan beton harus dicor secara rata sejak permulaan untuk memudahkan
pengaturan sistem pemadatan dengan vibrator.
7. Untuk pengecoran struktur beton yang tinggi dan lebar, tiap lapisan beton yang
paling efisien adalah 50 cm.
8. Pada pengecoran plat beton yang tipis, vibrator boleh dimasukkan ke dalam beton
secara miring.
12. PERAWATAN BETON ( CURING )
Perawatan beton adalah suatu langkah atau tindakan untuk memberikan
kesempatan pada semen atau beton mengembangkan kekuatannya
secara wajar dan sempurna mungkin.
Fungsi utama dari perawatan beton adalah untuk menghidari beton
dari :
1. Kehilangan air-semen yang banyajpada saat-saat setting time
concrete
2. Kehilangan air akibat penguapan pada hari-hari pertama
3. Perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang terlalu besar.
13. MACAM – MACAM PERAWATAN BETON
1. Perawatan Beton dengan Pembasahan
Pekerjaan perawatan dengan pembasahan dapat di lakukan dengan
beberapa cara yaitu:
1. Menaruh beton segar dalam ruangan yang lembab
2. Menaruh beton segar dalam genangan air
3. Menaruh beton segar dalam air
4. Menyelimuti permukaan beton dengan air
5. Menyelimuti permukaan dengan karung basah
6. Menyelimuti permukaan beton secara kontinyu
7. Melapisi permukaan beton dangan air dengan melakukan compound
2. Perawatan Beton dengan Penguapan
Perawatan Beton dengan uap dapat di bagi menjadi dua, yaitu perawatan dengan
tekanan rendah dan perawatan dengan tekanan tinggi.
3. Perawatan Beton dengan cara yang lain
Perawatan pada beton lainnya dapat dilakukan adalah perawatan dengan
menggunakan sinar infra merah.