Dokumen tersebut membahas ketahanan 4 varietas bawang merah (Tiron, Biru, Philip, dan Kuning) terhadap penyakit moler yang disebabkan oleh Fusarium spp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Tiron memiliki tingkat ketahanan yang lebih baik dibandingkan varietas lainnya baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Varietas Biru cenderung lebih rentan terhadap serangan patogen penyebab penyakit
KETAHANAN 4 VARIETAS BAWANG MERAH TERHADAP PENYAKIT di KABUPATEN BANTUL
1. KETAHANAN 4 VARIETAS BAWANG MERAH
TERHADAP PENYAKIT MOLER
di KABUPATEN BANTUL
Rijal Masruri
11/318029/PN/12356
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Arif Wibowo, M.Agr.Sc.
2. Latar Belakang
Merupakan komoditas penting bagi
masyarakat Indonesia.
Dari tahun ketahun selalu ada
peningkatan konsumsi bawang merah.
Mengimbangi permintaan konsumen,
peningkatan produksi bawang merah
harus terus dimaksimalkan.
3. Luas panen bawang merah tahun
2013 dalam hektar
11.257
36.725
26.030
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
Jawa Barat Jawa
Tengah
Jawa Timur
Luas Panen Dalam Ha
Luas Panen
Sumber :Anonim, 2014
4. Produksi bawang merah tahun 2013
dalam ton
115585
419472
243087
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
400000
450000
Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur
Produksi dalam ton
Produksi
Sumber :Anonim, 2014
5. Menurut laporan petani penyakit moler telah
menimbulkan kerusakan dan menurunkan hasil umbi
lapis hingga 50% (Wiyatiningsih, 2003).
http://pnwhandbooks.org/plantdisease/oni
on-allium-cepa-fusarium-basal-rot
6. Diperlukan varietas bawang merah yang cocok ditanam
pada musim kemarau dan musim hujan.
Dan varietas yang tahan terhadap serangan Fusarium
spp. yang ditanam di dua musim berbeda
7. Rumusan Masalah
Kebutuhan nasional akan bawang merah yang terus
meningkat
Masih sulitnya mencari varietas yang cocok ditanam
didua musim dan tahan terhadap serangan Fusarium spp
8. ISI
Pada awalnya, penyakit moler diduga disebabkan oleh
Fusarium oxysporum f.sp cepae
sakit sehat
9. Tetapi menurut hasil penelitian Lestiyani et al (2014),
menunjukan bahwa patogen penyebab gejala Moler
adalah Fusarium acutatum, dengan gejala daun yang
menguning dan terpelintir, sedangkan umbi membusuk
dan menjadi lebih kecil disebabkan oleh F. Solani
12. Tabel 1. Kejadian penyakit moler pada 4 varietas
bawang merah di Bantul, Brebes dan Nganjuk pada
musim hujan dan musim kemarau.
Varietas Kejadian Penyakit %
Musim Hujan Musim Kemarau
Philip 33,29 4,92
Tiron 9,94 0,31
Biru 30,19 1,75
Kuning 6 0,05
Hasil survei Wiyatiningsih et alb (2009), di Nganjuk, Brebes, dan Bantul, pada
musim hujan, kejadian penyakit tertinggi adalah 33,29% terjadi pada varietas
Philip, sedangkan yang terendah adalah varietas kuning dengan 6% dan
varietas tiron dengan kejadian penyakit sebesar 9,94%. Pada musim kemarau,
kejadian penyakit moler paling tinggi terjadi pada varietas philip dengan
4,92%, sedangkan terendah terjadi pada varietas tiron dengan kejadian
penyakit sebesar 0,31%.
Sumber : Wiyatiningsih et alb, 2009
13. Periode inkubasi pada empat varietas
bawang merah yang diuji
Periode inkubasi tercepat terjadi pada kultivar kuning,
kemudian diikuti varietas philip dan biru. Varietas yang
menunjukan masa inkubasi paling lama adalah varietas Tiron
yang tidak menunjukan gejala selama lebih dari 50 hari atau
hingga panen
Sumber : Wiyatiningsih et ala, 2009
14. Tabel 2. Kejadian penyakit moler pada 4 varietas bawang
merah yang diinokulasi 8 isolat Fusarium spp. yang berasal
dari Nganjuk, Bantul dan Brebes
Isolat Bantul Nganjuk Brebes
Tiron Biru Philip Kuning
A 0e 3.33e 3.33e 3.33e
B 0e 0e 3.33e 0e
C 0e 0e 3.33e 42bc
D 0e 8.67de 42bc 3.33e
E 0e 8.67de 10.67de 22.67bcde
F 0e 12de 8.67de 30bcde
G 0e 8.67de 19.33bcde 23.33bcde
H 0e 0e 10.67de 81.33a
Sumber : Wiyatiningsih et ala, 2009
Keterangan:
A,B,C = Isolat Bantul
D,E,F = Isolat Brebes
G,H = Isolat Nganjuk
15. Kategori kejadian penyakit
Kejadian penyakit 0%-5% = tahan (T)
Kejadian penyakit >5%-<10% = agak tahan (AT)
Kejadian penyakit 10%-<30% = agak rentan(AR)
Kejadian penyakit 30%-<75% = rentan (R)
Kejadian penyakit >75% = sangat rentan (SR)
16. Tabel 3. Level ketahanan 4 verietas bawang
merah yang diinokulasi 8 isolat berbeda.
Isolat Bantul Nganjuk Brebes
Tiron Biru Philip Kuning
A T T T T
B T T T T
C T T T T
D T AT R T
E T AT AR AR
F T AR AT R
G T AT AR AR
H T T AR SR
Keterangan:
T = Tahan
AT = Agak Tahan
AR = Agak Rentan
R = Rentan
SR = Sangat Rentan
Sumber : Wiyatiningsih et ala, 2009
Dilihat dari data di atas, varietas Tiron menunjukan tanggapan ketahanan
terhadap delapan isolat yang diinokulasikan kepada tanaman bawang
merah varietas tiron, hal ini menunjukan bahwa varietas tiron tahan
terhapad serangan Fusarium spp.
17. Penanaman bawang merah di
Bantul
Varietas Periode ikubasi penyakit moler di lapangan
(hari)
Musim hujan Musim kemarau
Tiron 31.17 26.2
Biru 16.3 21.5
Philip 22 22.33
Kuning 20.67 21.5
Tabel 4. periode inkubasi penyakit moler pada 4 varietas bawang merah yang
ditanam di Bantul
Sumber : Wiyatiningsih et al, 2011
18. Tabel 5. kejadian penyakit moler pada 4 varietas
bawang merah yang ditanam di Bantul
Varietas Kejadian penyakit moler (%)
Musim hujan Musim kemarau
Tiron 9.38ab 3.84a
Biru 36c 16.12b
Philip 28.84c 13.76ab
Kuning 9.17ab 12.23ab
Sumber : Wiyatiningsih et al, 2011
19. Kategorikan ketahanan terhadap penyakit moler,
dari kejadian penyakit menurut Wiyatiningsih et
al (2011)
0-5% = Tahan
>5%-<10% = Agak Tahan
>5%-<30% = Agak Rentan
>30%-<75% = Rentan
>75% = Sangat Rentan
20. Tabel 6. Level ketahanan 4 verietas bawang
merah yang ditanam di daerah Bantul.
Varietas Kejadian penyakit moler (%)
Musim hujan Musim kemarau
Tiron Agak tahan Tahan
Biru Rentan Agak rentan
Philip Agak rentan Agak rentan
Kuning Agak tahan Agak rentan
Sumber : Wiyatiningsih et al, 2011
21. KESIMPULAN
Pada musim hujan, varietas yang tahan terhadap serangan Fusarium
spp. adalah varietas tiron dan kuning, sedangkan yang agak rentan
adalah varietas philip, dan varietas yang rentan adalah varietas biru
Pada musim kemarau, varietas yang tahan terhadap serangan
Fusarium spp. adalah varietas Tiron dan yang agak rentan adalah
varietas kuning, biru dan philip.
Varietas tiron merupakan varietas yang memiliki tingkat ketahanan
yang baik terhadap penyakit moler, sedangkan varietas biru yang
ditanam pada musim penghujan rentan terserang Fusarium spp
penyebab penyakit moler.
22. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah, 2009-2013. Dari
www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek=55¬ab=61 pada 15
Maret 2015.
Lestiyani, A., A. Wibowo., & S. Subandiyah. 2014. Uji Metode Inokulasi Pada Bawang Merah dengan
Fusarium spp. Prosiding Seminar Nasional PFI Komda Joglosemar. 2014. Hal 230-237.
Wiyatiningsih, S., 2003. Kajian Asosiasi Phytophthora sp. dan Fusarium oxysporum f. sp. cepae
Penyebab Penyakit Moler pada Bawanng Merah. Mapeta 5: 1-6 cit Wiyatiningsih, S., Wibowo, A., &
Triwahyuni, E.P. 2009. Keparahan Penyakit Moler Pada Enam Kultivar Bawang Merah Karena Infeksi
Fusarium oxysporum f.sp. cepae di Tiga Daerah Sentra Produksi. UPN Veteran, Jawa Timur
Wiyatiningsih, S. 2007. Kajian Epidemiologi penyakit moler pada bawan merah. Program studi
Fitopatologi, Jurusan Ilmu Pertanian, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Disertasi.
Wiyatiningsih, S., A. Wibowo., & E.T. Pangestutia. 2009. Tanggapan tujuh kultivar bawang merah
terhadap infeksi Fusarium oxysporum f.sp cepaei penyebab penyakit moler. Jurnal pertanian
MAPETA, ISSN:1411-2817, Vol. XII. No. 1. Desember 2009:1-71.
Wiyatiningsih, S., A. Wibowo., & E.T. Pangestutib. 2009. Keparahan penyakit moler pada enam
kultivar bawang merah karena infeksi Fusarium oxysporum f.sp cepae di tiga daerah sentra
produksi. Disampaikan pada seminar nasional akselerasi pengembangan teknologi pertannian
dalam mendukung revitalisasi pertanian. Fakultas Pertanian UPN “Veteran”. Jawa Timur.
Wiyatiningsih, S., A. Wibowo., & E.T. Pangestutia. 2011. Resistance of 6 shallot cultivars to moler
disease in field. ISNAR C2FS proceeding. Natural resources climate change and food security in
developing countries, Surabaya, June 27-28, 2011.