Teori Sifat menyatakan bahwa keberhasilan pemimpin ditentukan oleh sifat pribadi seperti kecerdasan, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerja sama. Teori ini memiliki berbagai pendapat tentang sifat-sifat apa saja yang dianggap penting, dan kurang mampu menjelaskan hubungan antara sifat dengan efektivitas kepemimpinan serta sulit diukur.
2. •Teori Sifat
Teori Ini muncul setelah teori “The Great Man” yang menjadi
keyakinan terdahulu dianggap sudah kurang tepat. Teori “the great
man” menyatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukannya dibuat.
Seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin akan mejadi pemimpin
tanpa memperhatikan apakah dia memiliki sifat atau tidak sebagai
seorang pemimpin.
3. Teori ini bertolak atas pemikiran bahwa keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang
dimiliki pemimpin itu. Sifat tersebut dapat berupa sifat fisik atau
sifat psikologis. Untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil
sangat ditentukan kemampuan pribadi pemimpin.
Kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang
dengan berbagai macam sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri di
dalamnya. Oleh karena itu timbul usaha para ahli untuk meneliti
dan memerinci lebih jauh kualitas seorang pemimpin yang
berhasil di dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya,
kemudian hasil-hasil tersebut dirumuskan ke dalam sifat-sifat
umum seorang pemimpin. Usaha tersebut melahirkan dan
berkembang menjadi teori kepemimpinan yang disebut “teori
sifat-sifat kepemimpinan” atau traits theory of leadership”
4. Berbagai Macam Pendapat
Tokoh yang mengupas sifat kepemimpinan adalah
Barnard, Ordway Tead, Millet, Stogdill, Davis, G.R.
Terry, Ruslan Abdulgani, dan sebagainya. Usaha
yang dilakukan para ahli sangat heterogen, sehingga
kadang-kadang timbul keragu-raguan terhadap hasil
tersebut. Berbagai pendapat yang berbeda-beda
diantaranya adalah :
5. 1. Ordway Tead
Ada sepuluh macam sifat atau perangai yang harus dimiliki
seorang pemimpin, yaitu :
a. Energi jasmani dan rohani (physical and nervous
energy)
b. Kepastian akan maksud dan arah tujuan (a sense of
purpose and direction)
c. Antusiasme atau perhatian yang besar (anthusiasm)
d. Ramah tamah, penuh rasa persahabatan dan ketulusan
hati (friendlieness and effecticeness)
6. e. Integritas atau pribadi yang bulat
(integrity)
f. Kecakapan teknis (technical mastery)
g. Mudah mengambil keputusan
(decisioness)
h. Cerdas (intelligence)
i. Kecakapan mengajar (teaching skill)
j. Kesetiaan (faith)
7. 2. John D. millet
Ada empat sifat yang perlu dimiliki oleh seorang
pemimpin, yaitu :
a. Kemampuan melihat organisasi sebagai satu
keseluruhan (the ability to see an enterprise as a
whole)
b. Kemampuan mengambil keputusan-keputusan
(the ability to make decisions)
c. Kemampuan melimpahkan atau
mendelegasikan wewenang (the ability to
delegate authority)
d. Kemampuan menanamkan kesetiaan (the
ability to command loyality)
8. 3. Keith Davis
Dalam bukunya yang berjudul Human Behavior
at Work : Human relations and Organizational
Behavior, Davis mengemukakan empat macam
kelebihan kelebihan sifat-sifat yang perlu dimilki
oleh pemimpin, yaitu :
a. Intelegensia (intelligence)
b. Kematangan dan keluasan pandangan
social (social maturity and breadth)
c. Mempunyai motivasi dan keinginan
berprestasi yang datang dari dalam (inner
motivation and avhievement desires)
d. Mempunyai kemampuan mengadakan
hubungan antar manusia (human relations
attitudes)
9. 4. Chester I. Barnard
Ada dua sifat utama yang perlu dimiliki
pemimpin, yaitu :
a. Sifat-sifat pribadi yang meliputi : fisik,
kecakapan (skill), teknologi (technology),
daya tanggap (perception), pengetahuan
(perception), daya ingat (memory), imajinasi
(imagination)
b. Sifat-sifat pribadi yang mempunyai watak
yang lebih subjektif, yaitu keunggulan
seorang pemimpin di dalam : keyakinan
(determination), ketekunan (persistence),
daya tahan (endurance), keberanian
(courage)
10. mm
5. Ralph Stogdill
Berdasarkan penelitian Stogdill ada dua periode
penelitian yaitu periode 1904-1947 dan periode
1948-1970.
a. Periode 1904-1947
1) Capacity, meliputi kecerdasan (intelligence),
kewaspadaan (alertness), kemampuan berbicara
(verbal facility), keslian (originality), dan kemampuan
menilai (judgement)
2) Achievement, meliputi gelar kesarjanaan
(scholarship), pengetahuan (knowledge),
keberhasilan dalam olah raga (athletic
accomplishment).
3) Responsibility, meliputi berdikari (independability,
iisiatif, ketekunan (persistence), agresif
(aggressiveness), percaya pada diri sendiri (self
confidence), keinginan untuk unggul (desire to exel)
11. 4) Participation, meliputi aktif,
kemampuan bergaul (social ability), kerja
sama (cooperation), mudah
menyesuaikan diri (adaptability), humor
5) Status, meliputi kedudukan sosial
ekonomi (social economic position),
ketenaran (popularity)
Selain lima kelompok di atas, Stognill
mengemukakan kelompok lain yaitu
situasi (situation) yang meliputi mental
level, status, skills, needs, interest of
followers, objectives to be achieved, etc.
12. b. Periode 1948-1970
Pada tahap ini ada banyak variabel yang dikelompokkan
menjadi komponen pokok sebagai berikut :
1) Physical characteristics (cirri-ciri fisik) : activity, energy
(aktivitas, kekuatan), age (usia), appearance, grooming
(penampilan, kerapihan), height (tinggi badan), weight
(berat badan)
2) Social background (latar belakang sosial) : education
(pendidikan), social status (atatus sosial), mobility
(mobilitas)
3) Intellegence and ability (kecerdasan dan kecakapan) :
intelligence judgement, decisiveness (kemampuan menilai,
pengambilan keputusan), knowledge
13.
4) Personalty (kepribadian), adaptability (penyesuaian
diri), adjustment, normality (penyesuaian diri, biasa),
aggressiveness, assertiveness, alertness (ketekunan),
ascendance, dominance (pengaruh, keunggulan),
emotional balance, control (penguasaan emosi,
pengendalian), anthusiasm, extroversion, independence,
nonconformity (kebebasan, ketidakserasian), objectivity,
though-mindedness, originality, creativity, personal
integrity, ethical conduct, resourcefulness (banyak akal
budinya), self confidence, strongth of conviction (kuat
pendirian), tolerance of stress
5) Task related characteristic (ciri-ciri yang berorientasi
pada tugas) : achievement drive, desire to excel (dorongan
berprestasi, unggul), drive for responsibility (dorongan
bertanggung jawab), enterprise, initiative (kepelaporan,
inisiatif), persistence against (tangguh menghadapi
halangan), responsible in pursuit of objectives
(bertanggung jawab dalam mencapai tujuan), task
orientation (berorientasi pada tugas).
14. 6) Social characteristic (semangat kerja
sama) : ability to enlist cooperative
(kesanggupan untuk memperoleh kerja
sama), administrative ability, attractiveness
(daya tarik), cooperative nurturance (berjiwa
mengasuh), popularity, prestige, sociability,
interpersonal skills (kemampuan bekerja
sama, kecakapan saling berhubungan) social
participation, tact, diplomacy.
15. kelemahan
Teori yang dikemukakan di atas disamping mendapat
pertentangan dari berbagai pihak, dalam prakteknya mempunyai
kelemahan yang sulit dipraktekkan. Kelemahan tersebut antara
lain :
1. Diantara para pendukung teori tersebut tidak ada kekompakan
sehingga timbul berbagai pendapat diantara para pendukung
teori tersebut
2. Teori sifat terlalu bersifat deskriptif, tidak mempunyai analisis
bagaimana sifat-sifat itu kaitannya dengan keberhasilan seorang
pemimpin
3. Tidak selalu ada relevansi antara-antara sifat yang dianggap
unggul tersebut dengan efektivitas kepemimpinan
4. Terlalu sulit untuk menentukan dan mengukur masing-masing
sifat yang berbeda-beda satu dengan yang lain
5. Situasi dan kondisi tertentu dimana kepemimpinan
dilaksanakan, memerlukan sifat pemimpin yang tertentu pula.