Dokumen tersebut membahas tentang indikator penilaian kinerja sektor publik, termasuk definisi, jenis, syarat, manfaat, dan cara penyusunannya serta bagaimana menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan dari penerapan indikator kinerja."
2. SUB-TOPIK
Apa yang dimaksud dengan Indikator Penilaian
kinerja?
Bagaimana peran indikator penilaian kinerja?
Apa syarat-syarat indikator penilaian kinerja?
Apa manfaat indikator penilaian kinerja?
Bagaimana penyusunan indikator penilaian
kinerja?
Bagaimana cara menghindari disfungsional
konsekuensi?
3. Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif maupun
kualitatif untuk menggambarkan tingkat pencapaian
suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan,
dengan memperhitungkan indikator masukan (input),
keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit)
dan dampak (impact).
PENGERTIAN INDIKATOR KINERJA
5. Indikator Kinerja Masukan (input) adalah
Indikator yang mengukur jumlah
sumberdaya yang dibutuhkan agar keluaran
sesuai yang diharapkan, seperti: anggaran
(dana), SDM, peralatan, material, masukan
lain yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan.
6. Indikator Kinerja Keluaran (Output) adalah :
Indikator yang menunjukkan segala sesuatu
yang diharapkan langsung diperoleh atau
dicapai dari pelaksanaan kegiatan.
7. Indikator Kinerja Hasil (outcome) adalah :
Indikator yang menunjukkan segala
sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya suatu keluaran atau hasil
dari kegiatan yang dapat berupa fisik /
nonfisik.
8. Indikator Kinerja Manfaat (Benefit) adalah:
Indikator yang menggambarkan manfaat yang
diperoleh dari indikator hasil (outcome). Manfaat
tersebut baru terlihat setelah beberapa waktu
kemudian, khususnya dalam jangka menengah dan
jangka panjang.
9. Indikator Kinerja Dampak (Impact) adalah :
Indikator ini memperlihatkan pengaruh yang
ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh. Seperti
halnya indikator manfaat, indikator ini juga dapat
diketahui dalam jangka menengah dan jangka
panjang.
10. PERAN INDIKATOR KINERJA
Publikasi indikator kinerja
melayani berbagai macam tujuan
dasar, yang salah satunya adalah
menjamin pertanggungjawaban
oerganisasi sector public ( agen ).
Stewart (1984) menyarankan
pertanggungjawaban dapat dijaga
dengan hanya dua kondisi :
1. Agen harus memberikan
perhitungan kinerja pelaku.
2. Pelaku harus mampu
menangani agen dalam
perhitungannya.
Prinsip agensi telah dikembangkan
dalam konteks sektor korporasi
Baiman ( 1990 ) yang
mengidentifikasi pelaku dan agen
atau manajer saling terbuka.
Pertanggungjawaban dalam sektor
publik smakin lama semakin
kompleks.
11. PERAN INDIKATOR KINERJA
Pengguna atau calon pengguna pelayanan sector public harus dapat menangani
administrasi laporan pelayanan. Dalam organisasi usaha, pelanggan dipasar yang
kompetitif melakukan pengendalian langsung dan memberlakukan sanksi. Hal ini
berlawanan denga praktik pelayanan public lokal yang monopoli. Pada saat yang
sama, banyak calon pengguna layanan atau kelompok yang berkepentingan
lainnya tidak mempunyai pengalaman langsung terhadap kualitas pelayanan yang
ditawarkan, seperti pelayanan soaial perorangan.
Pertanggungjawaban public merupakan pertimbangan utama bagi tiap kelompok
yang ingin mengendalikan kinerja pelayanan publik. Kerangka
pertanggungjawaban yang utama adalah pemikiranyang diperlukan dalam proses
akutabilitas publik. Jika pola pertanggungjawaban gagal memenuhi criteria, maka
manajer menjadi ragu untuk menggunakan sumber daya secara efisien.
.
12. SYARAT-SYARAT INDIKATOR KINERJA
Menurut Palmer (1995), syarat-syarat indikator yang
ideal adalah sebagai berikut :
1. Consitency.
2. Comparibility.
3. Clarity.
4. Controllability.
5. Contingency.
6. Comprehensiveness.
7. Boundedness.
8. Relevance.
9. Feasibility.
13. Sementara itu, syarat indikator kinerja menurut BPKP (2000)
adalah sebagai berikut:
1. Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada
kemungkinan kesalahan interpretasi.
2. Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif
maupun kualitaitf, yaitu dua atau lebih mengukur indicator
kinerja mempunyai kesimpulan yang sama.
3. Relevan, indikator kinerja harus menangani aspek-aspek
obyektif yang relevan.
14. 4. Dapat dicapai, penting, dan harus berguna untuk
menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil, manfaat,
dan dampak serta proses.
5. Harus cukup flesibel dan sensitive terhadap
perubahan/penyesuaian pelaksanaan dan hasil
pelaksanaaData/informasi yang berkaitan dengan indicator
kinerja yang bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah, dan
dianalisis dengan biaya yang tersedia.n kegiatan
6. Efektif. Data/informasi yang berkaitan dengan indicator
kinerja yang bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah, dan
dianalisis dengan biaya yang tersedia.
15. Karena mengingat bidang kehidupan atau sektor/program
pembangunan yang sangat beragam, indikator kinerja dan
cara penerapannya untuk bidang fisik ( misalnya,
pembangunan sarana dan prasarana fisik) maupun nonfisik
(misalnya, penyuluhan dan perubahan sikap masyarakat)
tidak selalu sama. Berikut ini adalah contoh beberpa indikator
kinerja :
Tingkat kecepatan pelayanan
Tingkat ketepatan pelayanan
Tingkat kenyamanan
Tingkat kemurahan
16. MANFAAT INDIKATOR KINERJA :
Manfaat Indikator Kinerja:
1. Kejelasan tujuan organisasi
2. Mengembangkan persetujuan pengukuran aktivitas
3. Keuntungan proses produksi harus dipahami lebih jelas
4. Tersedianya pembandingan kinerja dari organisasi yang
berbeda
5. Tersedianya fasilitas setting of target untuk penilaian
organisasi dan inividual manager sebagai bagian dari
pertanggungjawaban organisasi kepada pemilik saham.
17. Pengukuran kinerja merupakan langkah awal dari proses
pembandingan industri. Fenomena yang diukur harus menjdi
model proses produksi. Pembandingan industri seringkali
merupakan langkah pengujian model, dimana pengolahan input
sektor publik akan menghasilkan output yang mampu
mempengaruhi lingkungan nya.
Smith (1990) memberikan 5 alasan mengapa variasi pengukuran
kinerja bisa diamati di dalam organisasi :
1. Organisasi bisa mengikuti tujuan yang berbeda
2. Organisasi bisa mempunyai lingkungan yang berbeda
3. Organisasi bisa mengahadapi sumber-sumber biaya yang berbeda
4. Organisasi bisa melaporkan kinerjanya yang berbeda
5. Organisasi bisa mempunyai level efesiensi yang berbeda
18. PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA
Ada beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk
penyusunan dan penetapan indikator kinerja sektor publik (pemerintahan)
yaitu sebagai berikut :
1. Susun dan tetapkan rencana strategis lebih dahulu. Rencana
strategis meliputi visi, misi, tujuan, sasaran dan cara mencapai
tujuan/sasaran (kebijaksanaan, program dan kegiatan)
2. Identifikasi data / informasi yang dapat dikembangkan menjadi
indikator kinerja. Dalam hal ini, data/informasi yang relevan, lengkap,
akurat dan kemampuan pengetahuan tentang bidang akan dibahas
untuk menyusun dan menetapkan indikator kinerja yang tepat dan
relevan.
3. Pilih dan tetapkan indikator kinerja yang paling relevan dan
sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaan
kebijkasanaan/program/kegiatan.
19. PROGRAM PROYEK/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan di
Puskesmas
Perbaikan/Penggantian
peralatan medis yang
rusak di Puskesmas
1. Input dana
2. Process
- Ketaatan pada aturan hukum
dalam proses pengadaan peralatan
medis
- Rata-rata waktu yang diperlukan
untuk pembelian dan penerimaan
perlatan medis di Puskesmas
3. Output
- Jumlah peralatan medis
4. Outcome
- Baiknya kualitas pemeriksaan
5. Benefit
- Peningkatan pelayanan dan
kesembuhan pada pasien
6. Impact
- Penurunan jumlah angka orang
sakit
Contoh Indikator di Departemen Kesehatan
20. PROGRAM PROYEK/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
Pembangunan
pemantauan dan evaluasi
kinerja pembangunan
Peningkatan standar
kendali mutu pengawasan
1. Menyusun rencana tahunan
program pemantauan dan evaluasi
kinerja pembangunan
2. Melaksanakan rencana tahunan
program pemantauan dan evaluasi
kinerja pembangunan
3. Menyusun standar pemeriksaan
1. Input dana
- Data/informasi yang akurat
- SDM
2. Output
- Kualitas rencana lebih realistis dan lengkap
1. Input
- Keuangan
- SDM
2. Output
- Rencana yang berhasil dilaksanakan
3. Outcome
- Kualitas data hasil pemantauan dan evaluasi
4. Benefit
- Pemantauan proyek yang berhasil diselesaikan dengan cepat
5. Impact
- Kinerja pelaksanaan proyek lebih baik
1. Input
- Keuangan
- SDM
2. Output
- Penentuan hasil pemeriksaan
3. Outcome
- Produktivitas hasil pemeriksaan
Contoh Indikator Kinerjadi BAPPENAS dan BPKP :
21. BIAYA INDIKATOR KINERJA
Banyak organisasi sektor publik menerapkan filosofi pengukuran kinerja ,
tanpa pertimbanngan biaya yang di perlukan. Wujud dari filosofi Indikator
kinerja itu adalah skema indikator kinerja . saat tim audit eksternal
melakukan audit kinerja maka aka nada biaya yang di pertanyakan (biaya
langsung pembuatan skema akan menjadi verifikasi audit).
Ada 2 alasan kemungkinan disfungsi konsekuensi :
Sangat sulit mengimplementasikan prinsip indicator kinerja di
organisasi/industry berbeda.
Pengendalian mempunyai kemampuan yang terbatas untuk
memproses skema imdikator kinerja, sehingga strategi penerapan
indikator kinerja justru menyesatkan.
22. Cont...
Menurut Smith ( 1993 ) ada 8 bagian pemeriksaan konsekuensi dalam
penilaian kinerja.
Tunnel vision, perbedaan aspek yang tidak lengkap dalam skema
penilaian kinerja
Suboptimisasion, keterbatasan sumberdaya sebagai batasan
pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.
Myopia, fenomena pengabaian tujuan jangka panjang yang terdapat
pada skema indiKator kinerja.
Measure fixation, gagal merefleksikan aktivitas dengan tujuan
Misrepresentation, manipulasi data yang tidak sah dan berbahaya.
Misinterpretation, salah mengartikan/ pengertian/tanggapan.
Gaming, kehati – hatian prilaku manajemen untuk menjamin
keuntungan strategi.
Ossification
23. Mengurangi Konsekuensi Disfungsional
Beberapa strategi untuk menghindari disfungsional,
yaitu sebagai berikut :
1. Melibatkan seluruh karyawan dalm seluruh
pengembangan dan implementasi skema indikator
kinerja
2. Memelihara fleksibelitas dalam penggunaan
pengukuran kinerja dan pengendalian secara
eksekusif
3. Menjaga sistem indikator kinerja dengan review
yang konstan
4. Mencari ukuran setiap tujuan;
5. Mengukur ketertarikan klien.
24. Mengurangi Konsekuensi Disfungsional
6. Mencari interpretasi para ahli tentang skema
indikator kinerja:
7. Menyimpan data yang diperiksa;
8. Mengembangkan perspektif karir jangka panjang
di antara staf;
9. Meminimalkan jumlah indikator;
10. Mengembangkan kinerja pembanding
independen dari aktivitas yang lalu.