1. KONSEP DASAR KURIKULUM
1.1 Pendahuluan
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh
terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam
pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat
dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-
landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang
mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat
dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya,
akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan
pendidikan.
Telah dimaklumi bersama, bahwa kurikulum merupakan perangkat pendidikan
yang dinamis. Oleh karena itu, kurikulum juga harus peka merespon beragam
perubahan dan tuntutan stakeholders yang menginginkan adanya peningkatan kualitas
pendidikan.
1.2 Pengertian Kurikulum
Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-
pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa ini.
Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik
berat inti dan pandangan dari pakar yang bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari
bahas latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.
Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus
ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh
suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada
hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang
berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu
jarak antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata
lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai
titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.
Di Indonesia istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi populer sejak
tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di
Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya
yang lazim digunakan adalah “rencana pelajaran” pada hakikatnya kurikulum sama
sama artinya dengan rencana pelajaran. Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan
sebagai berikut ini.
Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata
ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah
pengetahuan. Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua
atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis.
Mata ajaran tersebut mengisis materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa,
sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna baginya.
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program
pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para
1
2. siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan
perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang
memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum harus disusun
sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. Kurikulum tidak terbatas pada
sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran,
perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain; yang
pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kesempatan
dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu
kurikulum.
Kurikulum sebagai pengelaman belajar. Perumusan/pengertian kurikulum
lainnya yang agak berbeda dengan pengertian-pengertian sebelumnya lebih
menekankan bahwa kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah
satu pendukung dari pengalaman ini menyatakan sebagai berikut:
“Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and
experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom
or not (Romine, 1945,h. 14).”
Pengertian itu menunjukan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas
dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas.
Tidak ada pemisahan yang tegas antara intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan
yang memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah
kurikulum.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Undang-Undang No.20
TH. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Beberapa definisi kurikulum dapat disebutkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel I. Beberapa Definisi Kurikulum
2
3. No. Pakar Definisi
1 John Franklin Curriculum, as an idea, has its roots in the Latin word
Bobbit, 1918 for race-course, explaining the curriculum as the
course of deeds and experiences through which
children become the adults they should be, for success
in adult society.
2 Hilda Taba (1962) Curriculum is a plan for learning.
3 Caswell and Curriculum is all of the experiences children have
Campbell (1935) under the guidance of teachers.
4 Edward A. Krug A curriculum consists of the means used to achieve or
(1957) carry out given purposes of schooling.
5 Beauchamp (1972) A curriculum is a written document which may
contain many ingredients, but basically it a plan for
the education of pupil during their enrollment in given
school.
5 Saylor dan “The total effort of school to going desired outcomes
Alexander in school and out school situations”.
6 Hilda Taba Curriculum is a plan for learning.
7 Johnson A structural series of intended kearning outcomes.
8 J.F. Kerr (1972) All the learning which is planned or guided by school,
whether it is carried on in groups or individually,
inside of or outside the school.
9 Caswell and Curriculum is all of the experiences children have
Campbell under the guidance of teacher
10 Oliva (2004) Curriculum is a plan or program for all experiences
when the learner encounters under the direction of the
school.
Sumber: Dari berbagai sumber.
Dari berbagai macam pengertian kurikulum diatas kita dapat menarik garis
besar pengertian kurikulum yaitu:
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
1.3 Peranan Kurikulum
Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara
sistematis mengemban peranan sebagai berikut:
a. Peranan Konservatif, salah satu tanggung jawab kurikulum adalah
mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial kepada generasi muda. Dengan
demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi dan
membina tingkah laku para siswa dengan nilai-nilai sosial yang ada dalam
masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial.
Karena pendidikan itu sendiri pada hakekatnya berfungsi pula menjembatani
antara siswa dengan orang dewasa di dalam proses pembudayaan yang semakin
berkembang menjadi lebih kompleks, dan disinilah peranan kurikulum turut
membantu proses tersebut.
b. Peranan Kritis/Evaluatif, kebudayaan senantiasa berubah dan sekolah tidak
hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai, memilih unsur-
3
4. unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif
berpartisipasi dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis.
Niali-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang
dihilangkan dan diadakan modifikasi dan perbaikan, sehingga kurikulum perlu
mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.
c. Peran Kreatif, kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif,
dalam arti mencipta dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan
masa sekarang dan masa yang akan datang dalam masyarakat. Guna membantu
setiap individu mengembangkan semua potensi yang ada padanya, maka
kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan dan
keterampilan yang baru yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.
1.4 Fungsi kurikulum
Sebagaimana definisi kurikulum di atas yakni perangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta secara mengimplementasikannya,
maka fungsi kurikulum berkaitan dengan komponen-komponen yang ada mengarah
pada tujuan pendidikan.
Kurikulum sekolah terkait secara langsung dengan kepala sekolah, guru, para
penulis buku ajar dan masyarakat. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa jauh
keterlibatan mereka dalam melaksanakan kurikulum.
a. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
Kepala sekolah harus mengetahui tujuan dari lembaga yang dipimpinnya
yang kemudian dilanjutkan dengan pencarian kurikulum yang berlaku untuk
dipelajari. Tugas utama dari kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi
kurikulum.
Sebenarnya sasaran supervisi dalam pelaksanaan kurikulum oleh kepala
sekolah adalah bagaimana guru melaksanakan kurikulum yang berlaku (menyusun
satuan pelajaran, menyusun rencana kerja atas dasar kurikulum, melaksanakan
proses pembelajaran dan melaksanakan evaluasi hasil belajar).
Supervisi dapat dilaksanakan dengan cara observasi, wawancara ,
dokumentasi dan sebagainya yang mana bertujuan untuk menemukan kelemahan
atau kekurangan guru dalam mengimplementasikan kurikulum yang kemudian
dilanjutkan dengan pembinaan baik berupa pembinaan bidang studi maupun
bidang administrasi kurikulum dengan harapan proses pembelajaran maupun
outputnya akan lebih memusat.
b. Fungsi kurikulum bagi guru
Sesuai dengan fungsinya bahwa kurikulum adalah sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan, maka guru mestinya mencermati tujuan pendidikan
yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan dimana ia bekerja. Setelah guru
memahami kurikulum yang diberlakukan maka langkah selanjutnya adalah
mencari garis-garis besar program pengajaran. Setelah mendapatkannya barulah
guru mencari berbagai sumber bahan yang relevan atau yang telah ditentukan oleh
dekdikbud.
Bagi seorang guru, kurikulum merupakan rambu-rambu dalam melaksanakan
pembelajaran sehingga output yang dihasilkan sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh kurikulum.
c. Fungsi kurikulum bagi para penulis
Bagi para penulis buku ajar sudah menjadi keharusan untuk mempelajari
terlebih dahulu kurikulum yang sedang berlaku. Untuk membuat berbagai pokok
bahasan ataupun sub pokok bahasan hendaknya penulis membuat analisis
4
5. intruksional kemudian menyusun Garis-garis Besar Program Pelajaran (GBPP)
untuk mata pelajaran tertentu selanjutnya menyusun berbagai sumber bahan yang
relevan.
Dalam penulisan bahan pelajaran, harus mempertimbangkan beberapa criteria
karena tidak semua bahan dari berbagai sumber dapat ditulus sebagai bahan
pelajaran.
1. Hendaknya bahan yang mau ditulis berisikan hal-hal yang normative (bersifat
pedagogis)
2. Hendaknya bahan yang akan ditulis memperhatikan kejiwaan peserta didik
yang akan mempergunakannya (bersifat psikologis)
3. Hendaknya bahan yang akan ditulis dapat diorganisir sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diajarkan (didatis)
4. Hendaknya bahan yang akan ditulis tidak menimbulkan kontrofersi dalam
masyarakat (bersifat sosiologis)
5. Hendaknya bahan yang akan ditulis tidak bertentangan dengan UUD 1945,
GBHN, UU system pendidikan nasional, peraturan pemerintah serta peraturan-
peraturan yang lain (bersifat yuridis)
d. fungsi kurikulum bagi masyarakat
Kurikulum adalah alat produsen sekolah. Sedangkan masyarakat merupakan
konsumennya. Maka menjadi suatu keniscayaan antara produsen dan konsumen
harus sinergi dan sinkron. Kurikulum sekolah harus mampu menghasilkan output
yang berdaya guna dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dibawah ini akan dipaparkan fungsi kurikulum sekolah dengan harapan
masyarakat.
1. Pendidikan umum kurikulumnya mengutamakan perluasan pengetahuan dan
peningkatan keterampilan dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-
tingkat akhir masa pendidikan
2. Pendidikan kejuruan kurikulum mempersiapkan peserta didik dapat bekerja
dalam bidang tertentu dimasyarakat
3. Pendidikan luar biasa kurikulumnya disediakan bagi peserta didik yang
menyandang kelainan untuk disiapkan agar dapat menyesuaikan dalam
kehidupan masyarakat.
4. Pendidikan kedinasan kurikulumnya disiapkan oleh suatu departemen
pemerintahan atau lembaga pemerintah non departemen dengan maksud untuk
meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinsan dimasyarakat
nantinya
5. Pendidikan keagamaan kurikulumnya menyiapkan penguasaan pengetahuan
khusu pendidikan agama yang bersangkutan dengan harapan lulusannya dapat
menjadi Pembina agama yang baik di masyarakat
6. Pendidikan akademik kurikulumnya menyiapkan penguasaan ilmu pengetahuan
agar lulusannya dapat menjadi pioneer-pioner pembangunan atas dasar konsep
yang tangguh
7. Pendidikan professional kurikulumnya menyiapkan penerapan terentu, dengan
harapan lulusannya dapat bekerja secara professional di masyarakat.
Secara umum fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta
didik untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum itu
segala aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru dan sarana
serta prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara
5
6. sistematis dan logis, diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana dan harapan.
Menurut Alexander Inglis, fungsi kurikulum meliputi:
1. Fungsi Penyesuaian, karena individu hidup dalam lingkungan, sedangkan
lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis, maka setiap individu harus
mampu menyesuaikan diri secara dinamis. Dan di balik lingkungan pun harus
disesuaikan dengan kondisi perorangan, disinilah letak fungsi kurikulum sebagai
alat pendidikan menuju individu yang well adjusted.
2. Fungsi Integrasi, kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi.
Oleh karena individu itu sendiri merupakan bagian integral dari masyarakat, maka
pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam rangka
pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.
3. Fungsi Deferensiasi, kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan-
perbedaan perorangan dalam masyarakat. Pada dasarnya deferensiasi akan
mendorong orang berpikir kritis dankreatif, dan ini akan mendorong kemajuan
sosial dalam masyarakat.
4. Fungsi Persiapan, kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu
melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke
masyarakat. Mempersiapkan kemampuan sangat perlu, karena sekolah tidak
mungkin memberikan semua apa yang diperlukan atau semua apa yang menarik
minat mereka.
5. Fungsi Pemilihan, antara keperbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang
erat. Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi seseorang
untuk memilih apa yang dinginkan dan menarik minatnya. Ini merupakan
kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat yang demokratis, sehingga
kurikulum perlu diprogram secara fleksibel.
6. Fungsi Diagnostik, salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan
mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya
sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki.Ini dapat dilakukan
bila mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui
eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing
siswa agar dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal.
1.5 Tujuan kurikulum
Tujuan kurikulum adalah segala sesuatu yang ingin dicapai. Tujuan juga bisa
dibahsakan dengan sesuatu yang menjadi paripurna dari segenap usaha-usaha yang
dilakukan. Tujuan hanya bisa dicapai dengan usaha dan cara. Dalam pendidikan,
tujuan pendidikan bisa dicapai dengan kurikulum. Dengan kata lain kurikulum adalah
alat untuk mencapai tujuan yang telah digariskan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Tujuan pneidikan itu sendiri sangatlah abstrak, dan kelompok.
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahwasannya tujuan pendidikan
sangatlah komplek dan terkadang akan bersifat subjektif dikarenakan tujuan
pendidikan abstrak. Tujuan pendidikan merupakan tujuan kurikulum itu sendiri.
Kurikulum mempunyai banyak tujuan dilihat dari beberapa sudut pandang yang
mempunyai sasaran yang berbeda-beda.
1.6 Komponen kurikulum
Pada pertemuan sebelumnya telah dipelajari bahwa untuk memahami
kurikulum kita dapat membedah definisi kurikulum ke dalam unsur-unsur kurikulum.
Dengan mengetahui unsur-unsur kurikulum, kita akan jauh lebih mudah untuk
mengetahui komponen-komponen kurikulum.
6
7. Perbedaan ruang lingkup kurikulum juga dapat menggambarkan berbagai
perbedaan dalam definisi kurikulum. Ada yang berpendapat bahwa kurikulum adalah
"statement of objectives" (McDonald; Popham), ada yang mengatakan bahwa
kurikulum adalah rencana bagi guru untuk mengembangkan proses pembelajaran
atau instruction (Saylor, Alexander,dan Lewis, 1981).
Ada yang mengatakan bahwa kurikulum adalah dokumen tertulis yang
berisikan berbagai komponen sebagai dasar bagi guru untuk mengembangkan
kurikulum guru (Zais,1976:10). Ada juga pendapat resmi negara seperti yang
dinyatakan dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa
kurikulum adalah "seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaranserta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu" (pasal 1 ayat 19).
Dari definisi kurikulum sebagaimana telah dirumuskan dalam UU Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut, kita dapat menyimpulkan
bahwa kurikulum itu terdiri dari beberapa komponen utama:
1. Isi dan bahan pelajaran;
2. Cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran;
3. Tujuan pendidikan yang akan dicapai
Subandiyah dalam bukunya menyebutkan komponen utama kurikulum adalah:
1. Tujuan pendidikan;
2. Isi/materi;
3. Organisasi/strategi;
4. Media;
5. Proses belajar mengajar;
Sedang komponen penunjangnya adalah:
1. Sistem administrasi dan supervise;
2. Bimbingan dan penyuluhan;
3. Sistem evaluasi
1.7 Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Secara umum, perubahan dan penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap
sepuluh tahun sekali. Perubahan kurikulum tersebut dilakukan agar kurikulum tidak
ketinggalan dengan perkembangan masyarakat, termasuk ilmu pengetahuan dan
teknologinya. Kurikulum yang pernah diberlakukan secara nasional di Indonesia dapat
dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel II. Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia
7
8. No. Kurikulum Keterangan
1 Rencana • Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, Mr. Suwandi,
Pelajaran membentuk Panitia Penyelidik Pengajaran.
1947 • Merupakan kurikulum pertama di Indonesia. Rencana Pelajaran
yang disusun harus memperhatikan; (1) mengurangi pendidikan
pikiran, (2) menghubungkan isi pelajaran dengan kehidupan sehari-
hari, (3) memberikan perhatian kepada kesenian, (4) meningkatkan
pendidikan watak, (5) meningkatkan pendidikan jasmani, dan (6)
meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
• Istilah kurikulum belum digunakan. Istilah yang digunakan adalah
Rencana Pelajaran. Unsur pokok kurikulum adalah: (1) daftar jam
pelajaran atau struktur program, (2) garis-garis besar program
pengajaran.
• Struktur program dibagi menjadi: (1) struktur program yang
menggunakan bahasa pengantar Bahasa Daerah, (2) struktur
program yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Indonesia.
• Merupakan kurikulum dengan mata pelajaran terpisah-pisah
(separated curriculum).
2 Rencana • Lahir karena tunturan UU Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar-
Pelajaran dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah.
1950 • Kurikulum ini masih relatif sama dengan Rencana Pelajaran 1947
• Istilah kurikulum masih belum digunakan. Istilah yang dipakai
adalah Rencana Pelajaran.
• Kurikulum ini merupakan kurikulum masih dengan mata pelajaran
terpisah-pisah (separated curriculum).
3 Rencana • Merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1950.
Pelajaran • Digunakan sampai dengan tahun 1964
1958
4 Rencana • Merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1958
Pelajaran • Digunakan sampai dengan tahun 1968.
1964 • Terdapat pembagian kelompok cipta, rasa, karsa, dan krida.
5 Kurikulum • Kurikulum ini merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia.
1968 Beberapa mata pelajaran Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya
mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPA) atau yang
sekarang sering disebut Sains.
• Struktur program dibagi menjadi (1) pembinaan jiwa Pancasila, (2)
pengetahuan dasar, dan (3) kecakapan khusus.
• Struktur program untuk Sekolah Dasar, program pembinaan jiwa
Pancasila meliputi mata pelajaran (1) Pendidikan Agama, (2)
Pendidikan Kewargaan Negara, (3) Pendidikan Bahasa Indonesia,
(4) Bahasa Daerah, dan (5) Pendidikan Olahraga.
• Untuk program pengetahuan dasar meliputi mata pelajaran (1)
Berhitung, (2) IPA, (3) Pendidikan Kesenian, dan (4) Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga.
• Untuk program kecakapan khusus meliputi mata pelajaran
Pendidikan Khusus.
• Untuk pertama kalinya istilah kurikulum dipakai di Indonesia.
6 Kurikulum • Lahir sebagai tuntutan Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973
1975 tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan ”membentuk
manusia Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai
bidang.
• Struktur program untuk SD meliputi bidang studi (1) Agama, (2)
Pendidikan Moral Pancasila, (3) Bahasa Indonesia, (4) Ilmu
Pengetahuan Sosial, (5) Matematika, (6) Ilmu Pengetahuan Alam,
(7) Olahraga dan Kesehatan, (8) Kesenian, dan (9) Keterampilan
8
Khusus.
• Untuk SMP ditambah dengan bidang studi Bahasa Daerah, Bahasa
Inggris, dan Pendidikan Keterampilan, baik yang pilihan terikat
10. DAFTAR PUSTAKA
Hamalik,O. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara
Nasution, S. 2006. Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara
www.ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_smk/01.ppt
www.kopertis4.or.id
www.bsn.or.id/SNI
10
11. ORGANISASI KURIKULUM
1.8 Macam-macam Kurikulum
Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita mengenal beberapa istilah
kurikulum sebagai berikut:
1. Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal,
sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen
kurikulum
2. Kurikulum aktual atau faktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan
dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan pada umumnya memang
jauh berbeda dengan harapan. Namun demikian, kurikulum aktual seharusnya
mendekati dengan kurikulum ideal. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua
istilah yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada bahan ajar yang
telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam jangka panjang. Sedang
pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara bertahap dalam
belajar mengajar.
3. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu
yang terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum ideal menjadi kurikulum faktual.
Segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas, seperti kebiasaan guru, kehadiran guru,
kepala sekolah, tenaga administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri dan
sebagainya akan dapat menjadi kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh
terhadap pelaksanaan kurikulum ideal di sekolah. Kebiasaan guru datang tepat
waktu ketika mengajar di kelas, sebagai contoh, akan menjadi kurikulum
tersembunyi yang akan berpengaruh kepada pembentukan kepribadian peserta
didik.
Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan, kita dapat
membedakan:
1. Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum), kurikulum yang
mata pelajarannya dirancang untuk diberikan secara terpisah-pisah. Misalnya, mata
pelajaran sejarah diberikan terpisah dengan mata pelajaran geografi, dan
seterusnya. Kurikulum sebelum tahun 1968 di Indonesia termasuk dalam kategori
kurikulum terpisah-pisah.
2. Kurikulum terpadu (integrated curriculum), kurikulum yang bahan
ajarnya diberikan secara terpadu. Misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
fusi dari beberapa mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan
sebagainya. Dalam proses pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik
yang diberikan di kelas rendah Sekolah Dasar. Mata pelajaran matematika, sains,
bahasa Indonesia, dan beberapa mata pelajaran lain diberikan dalam satu tema
tertentu. Kurikulum 1968 di Indonesia termasuk dalam kategori kurikulum
terpadu.
3. Kurikulum terkorelasi (corelated curriculum), kurikulum yang bahan
ajarnya dirancang dan disajikan secara terkorelasi dengan bahan ajar yang lain.
Berdasarkan proses pengembangannya dan ruang lingkup penggunaannya,
kurikulum dapat dibedakan menjadi:
1. Kurikulum nasional (national curriculum), yakni kurikulum yang
disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan secara nasional.
2. Kurikulum negara bagian (state curriculum), yakni kurikulum yang
disusun oleh masing-masing negara bagian, misalnya di masing-masing negara
bagian di Amerika Serikat, dan digunakan oleh masing-masing negara bagian itu.
11
12. 3. Kurikulum sekolah (school curriculum), yakni kurikulum yang disusun
oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
merupakan kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah lahir dari keinginan untuk
melakukan diferensiasi dalam kurikulum.
PENGEMBANGAN KURIKULUM
1.9 Proses Pengembangan Kurikulum
Proses pengembangan kurikulum a complex process of assessing needs,
identifying desired learning outcomes, preparing for instruction to achieve the
outcomes, and meeting the cultural, social, and personal needs that the curriculum is
to serve. Unruh dan Unruh (1984).
Kurikulum memang harus dibuat. Disusun dengan proses tertentu. Negara yang
memiliki UU tentang Sistem Pendidikan Nasional mempunyai kepentingan untuk
menyusun kurikulum tersebut berdasarkan amanat yang ada di dalam undang-undang
tersebut.
Untuk menyusun kurikulum nasional, sudah barang tentu ada lembaga tertentu
yang telah diberikan tugas dan tanggung jawab untuk menyusun atau mengembangkan
kurikulum yang akan digunakan secara nasional. Di Indonesia, lembaga itu dikenal
sebagai Pusat Kurikulum, yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan Nasional (Balitbang Diknas). Di negara lain tentu saja ada lembaga seperti
itu. Ada beberapa pemangku kepentingan yang menurut David G. Amstrong biasanya
dilibatkan dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Curriculum specialist (spesialis kurikulum, ahli kurikulum);
2. Teacher/instructors (guru/instruktur);
3. Learners (peserta didik);
4. Principals/corporate unit supervisors (kepala sekolah/unit pengawas sekolah);
5. Central office administrators/corporeate administrators (administrator kantor
pusat/administrator perusahaan;
6. Special experts (ahli special);
7. Lay public representatives (perwakilan masyarakat umum).
Yang dimaksud pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan
penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan
kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar
dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Definisi yang dikemukakan terdahulu menggambarkan pengertian yang
membedakan antara apa yang direncanakan (kurikulum) dengan apa yang
sesungguhnya terjadi di kelas (instruction atau pengajaran). Memang banyak ahli
kurikulum yang menentang pemisahan ini tetapi banyak pula yang menganut pendapat
adanya perbedaan antara keduanya. Kelompok yang menyetujui pemisahan itu
beranggapan bahwa kurikulum adalah rencana yang mungkin saja terlaksana tapi
mungkin juga tidak sedangkan apa yang terjadi di sekolah/kelas adalah sesuatu yang
benar-benar terjadi yang mungkin berdasarkan rencana tetapi mungkin juga berbeda
atau bahkan menyimpang dari apa yang direncanakan. Perbedaan titik pandangan ini
tidak sama dengan perbedaan cara pandang antara kelompok ahli kurikulum dengan
ahli teaching (pangajaran). Baik ahli kurikulum maupun pengajaran mempelajari
fenomena kegiatan kelas tetapi dengan latar belakang teoritik dan tujuan yang berbeda.
Unruh dan Unruh (1984:97) mengatakan bahwa proses pengembangan
kurikulum a complex process of assessing needs, identifying desired learning
12
13. outcomes, preparing for instruction to achieve the outcomes, and meeting the cultural,
social, and personal needs that the curriculum is to serve.
Berbagai faktor seperti politik, sosial, budaya, ekonomi, ilmu, teknologi
berpengaruh dalam proses pengembangan kurikulum. Oleh karena itu Olivia (1992:39-
41) selain mengakui bahwa pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang
kompleks lebih lanjut mengatakan curriculum is a product of its time. curriculum
responds to and is changed by social forced, philosophical positions, psychological
principles, accumulating knowledge, and educational leadership at its moment in
history. Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam pengembangan kurikulum fokus
awal memberi petunjuk jelas apakah kurikulum yang dikembangkan tersebut
kurikulum dalam pandangan tradisional, modern ataukah romantism.
Model pengembangan kurikulum berikut ini adalah model yang biasanya
digunakan dalam banyak proses pengembangan kurikulum. Dalam model ini
kurikulum lebih banyak mengambil posisi pertama yaitu sebagai rencana dan kegiatan.
Ide yang dikembangkan pada langkah awal lebih banyak berfokus pada kualitas apa
yang harus dimiliki dalam belajar suatu disiplin ilmu, teknologi, agama, seni, dan
sebagainya. Pada fase pengembangan ide, permasalahan pendidikan hanya terbatas
pada permasalahan transfer dan transmisi. Masalah yang muncul di masyarakat atau
ide tentang masyarakat masa depan tidak menjadi kepedulian kurikulum. Kegiatan
evaluasi diarahkan untuk menemukan kelemahan kurikulum yang ada, model yang
tersedia dan dianggap sesuai untuk suatu kurikulum baru, dan diakhiri dengan melihat
hasil kurikulum berdasarkan tujuan yang terbatas.
Keseluruhan proses pengembangan kurikulum di perguruan tinggi dapat
digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Hasan, S. H
Dalam proses pengembangan tersebut unsure-unsur luar seperti kebudayaan di
mana suatu lembaga pendidikan berada tidak pula mendapat perhatian. Konsep
diversifikasi kurikulum menempatkan konteks social-budaya seharusnya menjadi
pertimbangan utama. Sayangnya, karena sifat ilmu yang universal
menyebabkan konteks social-budaya tersebut terabaikan. Padahal seperti dikemukakan
Longstreet dan Shane (1993:87) bahwa kebudayaan berfungsi dalam dua perspektif
13
14. yaitu eksternal dan internal:
The environment of the curriculum is external insofar as the social order in general
establishes the milieu within which the schools operate; it is internal insofar as each
of us carries around in our mind's eye models of how the schools should function and
what the curriculum should be. The external environment is full of disparate but overt
conceptions about what the schools should be doing. The internal environment is a
multiplicity of largely unconscious and often distorted views of our educational
realities for, as individuals, we caught by our own cultural mindsets about what
should be, rather than by a recognition of our swiftly changing, current realities.
Model kedua yang diajukan dalam makalah ini adalah model yang
menempatkan kurikulum dalam posisi kedua dan ketiga. Dalam model ini maka proses
pengembangan kurikulum dimulai dengan evaluasi terhadap masyarakat. Identifikasi
masalah dalam masyarakat dan kualitas yang dimiliki suatu komunitas pada saat
sekarang dijadikan dasar dalam perbandingan dengan kualitas yang diinginkan
masyarakat sehingga menghasilkan harus dikembangkan oleh kurikulum. Dalam
model ini maka proses pengembangan kurikulum selalu dimulai dengan evaluasi
terhadap masyarakat. Pencapaian tujuan kurikulum pun diukur dengan keberhasilan
lulusan di masyarakat.
Sumber: Hasan, S. H.
1.10 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003)
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan
kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan
14
15. pendidikan dengan mengacu kepada standar isi (SI) dan standar kelulusan (SKL) serta
berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan tentang Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa:
1. Sekolah/Madrasah menyusun KTSP.
2. Penyusunan KTSP memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya.
3. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah,
potensi atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta
didik.
4. Kepala Sekolah/Madrasah bertanggungjawab atas tersusunnya
KTSP.
5. Wakil Kepala SMP/MTs dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK
bidang kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan penyusunan KTSP.
6. Setiap guru bertanggungjawab menyusun silabus setiap mata
pelajaran yang diampunya sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan,
dan Panduan Penyusunan KTSP.
7. Dalam penyusunan silabus, guru dapat bekerjasama dengan
Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), atau Perguruan Tinggi.
8. Penyusunan KTSP tingkat SD dan SMP dikoordinasi, disupervisi,
dan difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sedangkan SDLB, SMPLB,
SMALB, SMA dan SMK oleh Dinas Pendidikan Provinsi yang bertanggungjawab
di bidang pendidikan. Khusus untuk penyusunan KTSP Pendidikan Agama (PA)
tingkat SD dan SMP dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor
Departemen Agama Kabupaten/Kota, sedangkan untuk SDLB, SMPLB, SMALB,
SMA dan SMK oleh Kantor Wilayah Departemen Agama.
9. Penyusunan KTSP tingkat MI dan MTs dikoordinasi, disupervisi,
dan difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, sedangkan MA
dan MAK oleh Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi.
Apa yang dimaksud kurikulum dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional? Apa yang dimaksud KTSP?
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun
oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Sedang kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan.
Bagaimana Konsep Dasar KTSP?
Konsep dasar KTSP meliputi 3 (tiga) aspek yang saling terkait, yaitu (a)
kegiatan pembelajaran, (b) penilaian, dan (c) pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.
Kegiatan pembelajaran dalam KTSP mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada peserta didik
2. Mengembangkan kreativitas
15
16. 3. Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang
4. Kontekstual
5. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam
6. Belajar melalui berbuat
Penilaian dalam KTSP mempunyai karakteristik
1. Dilakukan oleh guru untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang
ditetapkan, bersifat internal, bagian dari pembelajaran, dan sebagai bahan untuk
peningkatan mutu hasil belajar;
2. Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada patokan, ketuntasan belajar,
dilakukan melalui berbagai cara, yaitu (a) portfolios (kumpulan kerja siswa), (b)
products (hasil karya), (c) projects (penugasan), (d) performances (unjuk kerja), dan (e)
paper & pen test (tes tulis).
Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah
Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah mempunyai prinsip-prinsip:
1. Mengacu pada Visi dan Misi Sekolah
2. Pengembangan perangkat kurikulum (a.l. silabus)
3. Pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lainnya untuk
meningkatkan mutu hasil belajar
4. Pemantauan dan
Apa Landasan KTSP ?
1. UU Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
4. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 dan Nomor 6 Tahun 2007 tentang
pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23/2006
6. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Bagaimana Prinsip Pengembangan KTSP?
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu
kepada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
disebutkan sistem pendidikan nasional memiliki 8 (delapan) standar, yang meliputi (1)
standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar tenaga
kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar
pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional
pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam menyusun dan mengembangkan
kurikulum untuk satuan pendidikannya.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik.
16
17. 2. Beragam dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta
didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi
kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan Nasional dan kepentingan Daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Acuan Operasional Penyusunan KTSP
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan peserta didik
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
5. Tuntutan dunia kerja
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
7. Agama
8. Dinamika perkembangan global
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
11. Kesetaraan gender
12. Karakteristik satuan pendidikan
17
18. Dokumen I KTSP
Dokumen KTSP terdiri atas 4 bab, meliputi:
1. Bab I Pendahuluan, meliputi subbab (A) Latar Belakang, (B) Tujuan, dan (C)
Prinsip Pengembangan KTSP.
2. Bab II Tujuan Pendidikan, meliputi subbab (A) Visi, (B) Misi, (C) Tujuan
Sekolah.
3. Bab III Struktur dan Muatan Kurikulum, meliputi (A) mata pelajaran, (B)
muatan lokal, (C) kegiatan pengembangan diri, (D) pengaturan beban belajar, (E)
ketuntasan belajar, (F) kenaikan kelas dan kelulusan, (G) pendidikan kecakapan hidup,
dan (H) pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
Mata pelajaran muatan nasional, alokasi jam pelajaran, dan pengelompokan mata
pelajaran serta aturan pengelolaan jam pelajaran mengacu pada Bab II Standar Isi.
Muatan Lokal merupakan mata pelajaran yang dikembangkan untuk mengakomodasi
kepentingan daerah atau satuan pendidikan. Pengembangan Standar Kompetensi dan
Kompetensi dasar yang akan dicapai dilakukan oleh satuan pendididkan dan/atau Dinas
Pendidikan yang terkait.
Kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan yang mewadahi bakat dan minat
peserta didik. Tujuan kegiatan pengembangan diri adalah mengembangkan potensi
peserta didik, terutama pada perubahan perilaku sesuai dengan target yang dicanangkan
oleh satuan pendidikan.
Pengaturan beban belajar mengacu pada bab III Standar Isi. Beban belajar dalam
bentuk tatap muka dirancang bersama oleh satuan pendidikan. Rancangan beban belajar
dalam bentuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dirancang oleh
guru mata pelajaran.
Ketuntasan belajar adalah target minimal yang akan dicapai oleh satuan
pendidikan. Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) merupakan hasil analisis atas
kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa terhadap kompetensi dasar, standar
kompetensi, dan mata pelajaran yang dibelajarkan. Agar hasil belajar peserta didik dapat
mencapai, bahkan melebihi KKM, satuan pendidikan merancang program remedial dan
pengayaan.
Kriteria kenaikan kelas dan kelulusan dikembangkan oleh satuan pendidikan.
Acuan minimal kriteria kenaikan kelas adalah Peraturan Dirjen tentang Laporan Hasil
Belajar dan POS UN tahun sebelumnya.
Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan kecakapan yang diperlukan agar
seseorang mampu dan berani menghadapi problema kehidupan dan memecahkannya
secara arif dan kreatif. Kecakapan hidup yang perlu dikembangkan adalah kecakapan
personal, sosial, dan akademik. Kecakapan vokasional terakomodasi dalam mata pelajaran
muatan lokal.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dikembangkan dengan
memanfaatkan keunggulan lokal dan meningkatkan daya saing global. Keunggulan lokal
dapat dikembangkan dalam muatan lokal, pengembangan diri, maupun terintegrasi dalam
mata pelajaran.
4. Bab IV Kalender pendidikan berisi rancangan kalender sekolah yang mengacu pada
kalender dinas pendidikan terkait dan pedoman penyusunan kalender yang terdapat
dalam bab IV standar isi.
Dokumen II KTSP
KTSP terdiri atas dua dokumen, yaitu (1) dokumen I yang berisi tentang (a)
landasan, (b) program, dan (c) pengembangan kurikulum. Dokumen I (pertama) disusun
18
19. oleh tim handal yang dibentuk oleh sekolah dengan melibatkan semua pemangku
kepentingan. Pemangku kepentingan tersebut adalah (1) kepala sekolah, (2) guru, (3)
tenaga administrasi, (4) pengawas sekolah, dan (5) komite sekolah dan orangtua siswa,
serta (6) dinas pendidikan.
Dokumen II (kedua) merupakan penjabaran secara operasional dari dokumen
pertama, terdiri atas (a) silabus dan (b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dokumen Dokumen II disusun oleh guru kelas dan guru mata pelajaran, atau kelompok
kerja guru kelas atau guru mata pelajaran dalam kegiatan organisasi profesi seperti
Kelompok Kerja Guru (untuk guru sekolah dasar), Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), atau bahkan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
1.11 Silabus
Apakah itu silabus?
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar
Silabus menjawab tiga pertanyaan dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu apa
kompetensi yang harus dikuasai siswa, bagaimana cara mencapainya, dan bagaimana
cara mengetahui pencapaiannya.
Siapa yang menyusun silabus?
Silabus disusun oleh guru yang mengajarkan mata pelajaran. Proses penyusunan
silabus dapat saja disusun bersama oleh satu tim guru mata pelajaran, dalam satu
kegiatan guru, misalnya dalam kegiatan MGMP.
Setiap guru akan berbeda antara satu guru dengan guru yang lain, baik dalam satu
daerah ataupun dalam daerah yang lain. Namun demikian, dengan memperhatikan
hakekat silabus di atas, suatu silabus minimal memuat lima komponen utama, yakni:
1. standart kompetensi
2. kompetensi dasar
3. indicator
4. materi standar
5. standar proses (kegiatan belajar mengajar)
6. standar penilaian
Apa landasan penyusunan silabus?
Berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 17 Ayat (2), Sekolah dan komite
sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi
lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama untuk MI. MTs, MA, dan MAK.
19
20. Praktik Penyusunan Silabus
Contoh format silabus dapat dijelaskan sebagai berikut:
FORMAT SILABUS
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas / Program :
Semester :
Standar Kompetensi: 1.
Alokasi :
Kompetensi Materi Kegiatan
Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Dasar Pembelajaran Pembelajaran
Indentitas:
Nama Sekolah : diisi dengan nama sekolah, seperti SMA Pasuruan
Mata Pelajaran : diisi dengan mata pelajaran yang diajarkan, seperti Ekonomi, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dsb.
Kelas/Program : diisi dengan kelas dan program jurusan
Smester : diisi dengan semester ganjil/genap
26
21. Standar Kompetensi : diisi dengan standar kompetensi yang diambil dari standar isi yang terdapat dalam Permendiknas Nomor 22 sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan.
Alokasi : diisi dengan waktu yang ditentukan sesuai dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh rata-rata peserta didik untuk
menguasai kompetensi dasar
Kolom-kolom format silabus:
1. Kompetensi Dasar: diisi dengan kompetensi dasar yang dikutip dari standar isi;
2. Materi Pembelajaran: diisi dengan materi pembelajaran yang dijabarkan dari kompetensi dasar tersebut;
3. Kegiatan Pembelajaran: diisi dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan agar proses pembelajaran tersebut dapat mencapai
kompetensi dasar yang diharapkan;
4. Indikator: diisi dengan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur apakah kompetensi dasar telah dapat dicapai atau belum;
5. Teknik Penilaian: diisi dengan teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar berdasarkan indikator,
misalnya tes tertulis, tes lisan, dsb;
6. Alokasi Waktu: diisi dengan berapa kali pertemuan X menit yang diperlukan;
7. Sumber Belajar: diisi sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran, seperti buku apa, media belajar, sumber belajar dari
alam, dsb.
27
22. Contoh Silabus
SILABUS
Nama Sekolah : SMA Pasuruan
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas / Program :X
Semester :1
Standar Kompetensi: 1. Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi
Alokasi : 21 x 40 menit
Alokasi Sumber/
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Bahan/
Pembelajaran
(menit) Alat
Kebutuhan Jenis 6 x 40 Refrensi
1.1 Mengidentifikasi
Manusia Tagihan: menit yang
kebutuhan manusia
• Pengertian • Mencari informasi Mendeskripsikan Kuis, relevan
Kebutuhan tentang pengertian pengertian pertanyaan pada
kebutuhan manusia kebutuhan. lisan, sumber
melalui berbagai ulangan, bahan.
macam sumber. Tugas
• Macam-macam • Mengidentifikasi Mengidentifikasi Individu,
kebutuhan bermacam-macam bermacam-macam Tugas
kebutuhan manusia di kebutuhan manusia. Kelompok
daerah setempat. Bentuk
• Mendiskusikan Tagihan:
kebutuhan manusia di Pilihan
daerah setempat yang ganda,
paling dominan. uraian
• Mengklasifikasikan obyektif,
jenis kebutuhan Tes tertulis,
1.2 Mendeskripsikan uraian
28
23. Alokasi Sumber/
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Bahan/
Pembelajaran
(menit) Alat
berdasarkan tingkatan bebas,
berbagai sumber
kebutuhan. jawaban
ekonomi yang
singkat.
langka dan
Berbagai sumber
kebutuhan manusia
ekonomi yang
yang tidak terbatas
langka dan
kebutuhan 4 x 40
manusia yang menit
tidak terbatas.
• Pengertian • Menggali informasi
kelangkaan tentang kelangkaan. Mendeskripsikan
pengertian
• Mendiskusikan faktor kelangkaan
• Faktor penyebab kelangkaan
penyebab di daerah setempat Mengidentifikasi
kelangkaan dan sekitarnya. faktor-faktor
penyebab kelangkaan
• Mengidentifikasi
berbagai sumber
Pengalokasian ekonomi yang langka Mengidentifikasi
sumber daya dan kebutuhan pengalokasian
ekonomi. manusia yang tidak sumber daya yang
terbatas melalui studi mendatangkan
pustaka di daerah manfaat bagi rakyat
1.3 Mengidentifikasi setempat dan banyak.
masalah pokok sekitarnya.
ekonomi, yaitu • Bersikap rasional
29
24. Alokasi Sumber/
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Bahan/
Pembelajaran
(menit) Alat
dalam menyikapi
tentang apa,
berbagai pilihan
bagaimana dan
kebutuhan.
untuk siapa barang
diproduksi
• Mengidentifikasi
Masalah Pokok barang-barang apa,
Ekonomi bagaimana cara
• Barang apa memproduksi dan Mengidentifikasi
yang untuk siapa barang barang apa,
diproduksi. diproduksi melalui bagaimana cara
1.4 Mengidentifikasi 3 x 40
• Bagaimana studi lapangan di memproduksi dan
hilangnya menit
cara suatu daerah. untuk siapa barang
kesempatan pada
memproduksi. diproduksi.
tenaga kerja bila
melakukan produksi • Untuk siapa
di bidang lain barang
diproduksi.
Biaya peluang.
• Pengertian • Mengkaji referensi
biaya peluang. tentang permasalah
1.5 Mengidentifikasi
ekonomi untuk
sistem ekonomi
menemukan konsep
untuk memecahkan • Mendeskripsikan 4 x 40
biaya peluang.
masalah ekonomi menit
• Mendiskusikan pengertian biaya
contoh biaya peluang peluang.
30
25. Alokasi Sumber/
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Bahan/
Pembelajaran
(menit) Alat
• Contoh biaya pada kesempatan
peluang pada kerja bila melakukan
kesempatan produksi di bidang
kerja. lain. • Menunjukan
• Mengkaji referensi contoh biaya peluang
tentang sistem pada kesempatan kerja
ekonomi bila melakukan
Sistem Ekonomi produksi di bidang lain.
• Pengertian
sistem • Mendeskripsikan
ekonomi pengertian sistem
• Macam-macam ekonomi
sistem
ekonomi
• Kebaikan dan
4 x 40
kelemahan
• Mengidentifikasi menit
sistem
ekonomi. sistem ekonomi yang
• Cara ada dan cara
memecahkan memecahkan masalah
masalah ekonomi melalui
ekonomi studi lapangan • Mengidentifikasi
melalui sistem sistem ekonomi yang
ekonomi yang ada dan cara
dianut. memecahkan masalah
ekonomi (produksi,
distribusi dan
konsumsi)
31
26. DAFTAR PUSTAKA
Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II. 1994. Kurikulum Untuk Abad Ke-21.
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
McNeil, John. 1985. Curriculum, A Comprehensive Introduction. Boston: Little,
Brown and Company.
Oemar Hamalik. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Rochman Natawidjaja (Ed). 1979. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum,
Alat Peraga, dan Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Depatemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Suparlan. 2004. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, dari Konsepsi Ke Implentasi.
Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Widiastono, Tonny D. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas.
26
27. STANDAR ISI MATERI KURIKULUM EKONOMI
1.10 Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) /Madrasah Aliyah (MA)
Mata Pelajaran : Ekonomi
A. Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan
masyarakat di era global serta perkembangan IPTEK yang telah membawa perubahan
pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka diperlukan sumber
daya manusia yang berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan,
berketerampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan
berupaya mencapai kesejahteraan diri serta memberikan sumbangan terhadap
keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat, dan negara.
Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada
melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Luasnya
ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan
kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang
ada disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi
yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya
yang lebih baik.
Pembahasan manajemen difokuskan pada fungsi manajemen badan usaha dalam
kaitannya dengan perekonomian nasional. Pembahasan fungsi manajemen juga
mencakup pengembangan badan usaha termasuk koperasi.
Akuntansi difokuskan pada perilaku akuntansi jasa dan dagang. Peserta didik dituntut
memahami transaksi keuangan perusahaan jasa dan dagang serta mencatatnya dalam
suatu sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan. Pemahaman pencatatan
ini berguna untuk memahami manajemen keuangan perusahaan jasa dan dagang.
Mata pelajaran Ekonomi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian
integral dari IPS. Pada tingkat pendidikan menengah, ekonomi diberikan sebagai mata
pelajaran tersendiri.
27
28. B. Tujuan
Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.
1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah
ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan
individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara
2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan
untuk mendalami ilmu ekonomi
3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki
pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang
bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara
4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi
dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional
C. Ruang lingkup
Mata pelajaran Ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang
berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan terdekat
hingga lingkungan terjauh, meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Perekonomian
2. Ketergantungan
3. Spesialisasi dan pembagian kerja
4. Perkoperasian
5. Kewirausahaan
6. Akuntansi dan manajemen.
28
29. D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kelas X, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Memahami 1.1 Mengidentifikasi kebutuhan manusia
permasalahan ekonomi 1.2 Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi
dalam kaitannya dengan yang langka dan kebutuhan manusia yang
kebutuhan manusia, tidak terbatas
kelangkaan dan sistem
ekonomi 1.3 Mengidentifikasi masalah pokok ekonomi,
yaitu tentang apa, bagaimana dan untuk siapa
barang diproduksi
1.5 Mengidentifikasi hilangnya kesempatan pada
tenaga kerja bila melakukan produksi di
bidang lain
1.6 Mengidentifikasi sistem ekonomi untuk
memecahkan masalah ekonomi
3. Memahami konsep 2.1 Mendeskripsikan pola perilaku konsumen dan
ekonomi dalam kaitannya produsen dalam kegiatan ekonomi
dengan kegiatan ekonomi 2.2 Mendeskripsikan Circulair Flow Diagram
konsumen dan produsen
2.3 Mendeskripsikan peran konsumen dan produsen
3 Memahami konsep 3.1 Mengidentifikasi faktor-faktor yang
ekonomi dalam kaitannya mempengaruhi permintaan dan penawaran
dengan permintaan, 3.2 Menjelaskan hukum permintaan dan hukum
penawaran, harga penawaran serta asumsi yang mendasarinya
keseimbangan, dan pasar
3.3 Mendeskripsikan pengertian harga dan jumlah
keseimbangan
3.4 Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang
3.5 Mendeskripsikan pasar input
29
30. Kelas X , Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
4. Memahami kebijakan 4.1 Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi
pemerintah dalam bidang mikro dan ekonomi makro
ekonomi 4.2 Mendeskripsikan masalah-masalah yang
dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
5. Memahami Produk 5.1 Menjelaskan konsep PDB, PDRB, PNB, PN
Domestik Bruto (PDB), 5.2 Menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan
Produk Domestik nasional
Regional Bruto (PDRB),
Pendapatan Nasional 5.3 Membandingkan PDB dan pendapatan
Bruto (PNB), Pendapatan perkapita Indonesia dengan negara lain
Nasional (PN) 5.4 Mendeskripsikan indeks harga dan inflasi
6. Memahami konsumsi 6.1 Mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi
dan investasi tabungan
6.2 Mendeskripsikan kurva permintaan investasi
7 Memahami uang dan 7.1 Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran
perbankan uang
7.2 Membedakan peran bank umum dan bank
sentral
7.3 Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di
bidang moneter
30
31. Kelas XI, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami kondisi 1.1 Mengklasifikasi ketenagakerjaan
ketenagakerjaan dan 1.2 Mendeskripsikan tujuan pembangunan
dampaknya terhadap
pembangunan ekonomi 1.3 Mendeskripsikan proses pertumbuhan
ekonomi
1.4 Mendeskripsikan pengangguran beserta
dampaknya terhadap pembangunan nasional
2. Memahami APBN dan 2.1 Menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan APBN
APBD dan APBD
2.2 Mengidentifikasi sumber-sumber penerimaan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah
2.3 Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di
bidang fiskal
2.4 Mengidentifikasi jenis-jenis pengeluaran
pemerintah pusat dan pemerintah daerah
3. Mengenal Pasar modal 3.1 Mengenal jenis produk dalam bursa efek
3.2 Mendeskripsikan mekanisme kerja bursa efek
4. Memahami perekonomian 4.1 Mengidentifikasi manfaat, keuntungan dan
faktor-faktor pendorong perdagangan
terbuka
internasional
4.2 Mengidentifikasi kurs tukar valuta asing, dan
neraca pembayaran
4.3 Menjelaskan konsep tarif, kuota, larangan
ekspor, larangan impor, subsidi, premi,
diskriminasi harga dan dumping
4.4 Menjelaskan pengertian devisa, fungsi sumber-
sumber devisa dan tujuan penggunaannya
31
32. KELAS XI, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
5. Memahami penyusunan 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem
siklus akuntansi informasi
perusahaan jasa 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi
5.3 Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme
debit dan kredit
5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal
umum
5.5 Melakukan posting dari jurnal ke buku besar
5.6 Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan
jasa
5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa
32
33. Kelas XII, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami penyusunan 1.1 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal
siklus akuntansi khusus
perusahaan dagang 1.2 Melakukan posting dari jurnal khusus ke
buku besar
1.3 Menghitung harga pokok penjualan
1.4 Membuat ikhtisar siklus akuntansi
perusahaan dagang
1.5 Menyusun laporan keuangan perusahaan
dagang
2. Mamahami penutupan 2.1 Membuat jurnal penutupan
siklus akuntansi 2.2 Melakukan posting jurnal penutupan ke buku
perusahaan dagang besar
2.3 Membuat neraca saldo setelah penutupan
buku
33
34. Kelas XII, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Memahami manajemen 3.1 Menjelaskan unsur-unsur manajemen
badan usaha dalam 3.2 Menjelaskan fungsi manajemen dalam
perekonomian nasional pengelolaan badan usaha
3.3 Mendeskripsikan peran badan usaha dalam
perekonomian Indonesia
4. Memahami pengelolaan 4.1 Mendeskripsikan cara pengembangan
koperasi dan kewirausahaan koperasi dan koperasi sekolah
4.2 Menghitung pembagian sisa hasil usaha
4.3 Mendeskripsikan peran dan jiwa
kewirausahaan
E. Arah Pengembangan
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian
perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.
.
34
35. BAB III
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL
1.13 Arti dan Karakteristik Modul
Sebagai salah satu bahan ajar cetak, modul merupakan suatu paket belajar yang
berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Dengan modul siswa dapat mencapai dan
menyelesaikan bahan belajarnya dengan belajar secara individual. Peserta belajar tidak
dapat melanjutkan ke suatu unit pelajaran berikutnya sebelum menyelesaikan secara tuntas
materi belajarnya. Dengan modul siswa dapat mengontrol kemampuan dan intensitas
belajarnya. Modul dapat dipelajari di mana saja. Lama penggunaan sebuah modul tidak
tertentu, meskipun di dalam kemasan modul juga disebutkan waktu yang dibutuhkan
untuk mempelajari materi tertentu. Akan tetapi keleluasaan siswa mengelola waktu
tersebut sangat fleksibel, dapat beberapa menit dan dapat pula beberapa jam, dan dapat
dilakukan secara tersendiri atau diberi variasi dengan metode lain.
Pembelajaran dengan modul memiliki ciri-ciri (Vembriarto, 1985: 27) sebagai
berikut:
1) Bersifat self-instructional.
Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau unit
dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan dalam pengajaran modul
menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam penginderaan,
melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar.
2) Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual
Pembelajaran melalui modul sangat sesuai untuk menanggapi perbedaan individual
siswa, karena modul pada dasarnya disusun untuk diselesaikan oleh siswa secara
perorangan. Oleh karena itu pembelajaran melalui modul, siswa diberi kesempatan
belajar sesuai irama dan kecepatan masing-masing.
3). Memuat rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar secara eksplisit.
Tiap-tiap modul memuat rumusan tujuan pengajaran/kompetensi dasar secara spesifik
dan eksplisit. Hal ini sangat berguna bagi berbagai pihak seperti bagi penyusun modul,
guru, dan bagi siswa. Bagi penyusun modul, tujuan yang spesifik berguna untuk
menentukan media dan kegiatan belajar yang harus direncanakan untuk mencapai
tujuan tersebut. Bagi guru tujuan itu berguna untuk memahami isi pelajaran. Bagi
siswa berguna untuk menyadarkan mereka tentang apa yang diharapkan.
4) Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan
Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan melihat
diagram-diagram darn buku modulnya. Sedangkan struktur dan urutan maksudnya
materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan secara
hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan kegiatan belajar secara
teratur.
5) Penggunaan berbagai macam media (multi media)
Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya berbagai macam media
pembelajaran. Hal ini dikarenakan karakteristik siswa berbeda-beda terhadap
kepekaannya terhadap media. Oleh karena itu dalam belajar menggunakan modul bisa
saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau televisi.
6) Partisipasi aktif dari siswa
Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pembelajaran yang ada dalam
modul tersebut bersifat self instructional, sehingga akan terjadi keaktifan belajar yang
tinggi.
35
36. 7) Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa
Respon yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar, dan
mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini dilakukan
dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah
disediakan.
8). Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya
Dalam pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi,
sehingga darn hasil evaluasi ini dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap
materi yang telah dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa berada pada tingkat
penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara
perhitungannya dan patokannya.
Karakteristik modul dapat diketahui dari formatnya yang disusun atas dasar:
1) prinsip-prinsip desain pembelajaran yang berorientasi kepada tujuan (objective
model)
2) prinsip belajar mandiri
3) prinsip belajar maju berkelanjutan (continuous progress)
4) penataan materi secara modular yang utuh dan lengkap (self contained)
5) prinsip rujuk silang (cross referencing) antar modul dalarn rnata pelajaran
6) penilaian belajar mandiri terhadap kemajuan belajar (self-evaluation).
1.14 Teknik Pengembangan Modul
Mengembangkan modul berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan.
Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan modul sama
dengan yang digunakan dalam pembelajaran biasa. Bedanya adalah, bahasa yang
digunakan bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku teks yang
bersifat sangat formal.
Ada tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut
menurut Sungkono, dkk.(2003: 10), yaitu menuulis sendiri, pengemasan kembali
informasi, dan penataan informasi:
1. Menulis Sendiri (Starting from Scratch)
Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru adalah pakar yang
berkompeten dalam bidang ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan
mengetahui kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis modul
sendiri, di samping penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan kemampuan menulis
modul sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan
kebutuhan peserta belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan,
latihan, dan umpan balik. Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui analisis
pembelajaran, dan silabus. Jadi, materi yang disajikan dalam modul adalah pokok
bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam silabus.
2. Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging)
Penulis/guru tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan
informasi yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang
memenuhi karakteristik modul yang baik. Modul atau informasi yang sudah ada
dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (sesuai dengan kompetensi, silabus dan
RPP/SAP), kemudian disusun kembali dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu juga
diberi tambahan keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif,
dan umpan balik.
36
37. 3. Penataan Informasi (Compilation)
Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada perubahan
yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan
lain-lain. Dengan kata lain, materi-materi tersebut dikumpulkan, digandakan dan
digunakan secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah dan disusun
berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan silabus yang hendak digunakan.
1.15 Komponen-komponen Modul
Komponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam modul, yaitu tinjauan mata
pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan; rambu-rambu jawaban latihan,
rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban tes formatif Kedelapan komponen tersebut
akan dijelaskan satu persatu dalam bagian selanjutnya.
1. Tinjauan Mata Pelajaran
Tinjauan mata pelajaran adalah paparan umum mengenai keseluruhan pokok-pokok isi
mata pelajaran yang mencakup:
a. Deskripsi mata pelajaran
b. Kegunaaan mata pelajaran
c. Kompetensi dasar
d. Bahan pendukung lainnya (kaset, kit, dll)
e. Petunjuk Belajar
Petunjuk memuat antara lain penjelasan tentang berbagai macam kegiatan yang harus
dilakukan, alat-alat yang perlu disediakan, dan prosedur yang dilakukan. Perlu dipahami
bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di dalam modul sangat tergantung kepada
pembagian pokok bahasan dalam mata pelajaran. Mungkin saja satu mata pelajaran terdiri
atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata pelajaran terletak pada modul
pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat tinjauan mata pelajaran, sementara modul
2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan mata pelajaran karena sudah terletak pada modul 1.
Tetapi tidak menutup kemungkinan pada setiap modul disertakan tinjauan mata pelajaran
untuk menuntun siswa dalam memahami kegunaan mata pelajaran.
2. Pendahuluan
Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu modul. Oleh
karena itu, dalam pendahuluan seyogyanya memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat
b. Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan modul
c. Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat pengetahuan dan
keterampilan yang sebelumnya sudah diperoleh atau seyogyanya sudah dimiliki
sebagai pijakan (anchoring) dari pembahasan modal itu.
d. Relevansi, yang terdiri atas:
1) Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam modul itu dengan mateni
dan kegiatan dalam modul lain dalarn satu mata pelajaran atau dalam mata
pelajaran (cross reference)
2) Pentingnya mempelajari materi modul itu dalam pengembangan dan
pelaksanaan tugas guru secara profesional
e. Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar) secara logis
f. Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari modul itu agar berhasil
dikuasai dengan baik.
Pendahuluan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Memenuhi dan merangsang rasa ingin tahu
37
38. b. Urutan sajian yang logis
c. Mudah dicerna dan enak dibaca
3. Kegiatan Belajar
Bagian ini merupakan “daging” atau inti dalam pemaparan materi pelajaran. Bagian ini
terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut Kegiatan Belajar. Bagian ini memuat
materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Materi tersebut disusun sedemikian rupa,
sehingga dengan mempelajari materi tersebu, tujuan yang telah dirumuskan dapat
tercapai. Agar materi pelajaran mudah diterima siswa, maka perlu disusun secara
sisternatis.
Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan secara rinci tentang isi
pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit dan non contoh. Sedapat mungkin
uraian ini diikuti gambar, bagan atau grafik. Urutan penyajian seperti ini yang dimulai
dengan penjelasan kemudian diikuti dengan contoh. Urutan penyajian dapat pula
dimulai dengan contoh dan non contoh, atau kasus-kasus kemudian diikuti dengan
penjelasan tentang konsep yang dimaksud.
Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh yang dirancang untuk
menumbuhkan proses belajar dalarn diri pembaca. Berikut akan dijelaskan kedua
elemen dasar yang ada dalarn sajian materi modul.
a. Uraian
Uraian dalarn sajian materi modul adalah paparan materi-materi pelajaran berupa:
fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, nilai, prosedur/metode,
keterampilan, hukum, dan masalah.
Paparan tersebut disajikan secara naratif atau piktorial yang berfungsi untuk
merangsang dan mengkondisikan tumbuhnya pengalaman belajar (learning
experiences). Pengalaman belajar diupayakan menampilkan variasi proses yang
memungkinkan siswa memperoleh pengalaman konkret, observasi reflektif,
konseptualisasi abstrak, dan ekperimentasi aktif Jenis pengalaman pelajaran
disesuaikan dengan kekhususan setiap mata pelajaran, misalnya untuk mata
pelajaran yang bersifat keterampilan berbeda dengan yang bersifat pengetahuan.
Prinsip dalam penyajian uraian harus memenuhi syarat-syarat:
1) materi harus relevan dengan esensi kompetensi.
2) Materi berada dalam cakupan topik inti
3) Penyajiannya bersifat logis, sistematis, komunikatif/interaktif, dan
tidak kaku
4) Memperhatikan latar/setting kondisi siswa
5) Menggunakan teknik, metode penyajian yang menarik dan
menantang
b. Contoh
Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang
mewakili/mendukung konsep yang disajikan. Contoh bertujuan untuk
memantapkan pemahaman pembaca tentang fakta/data, konsep, prinsip,
generalisasi/dalil, hukum, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan dan masalah.
Prinsip dalam penyajian contoh hendaknya:
a. Relevan dengan isi uraian
b. Konsistensi istilah, konsep, dalil, dan peran
c. Jumlah dan jenisnya memadai
d. Logis (masuk akal)
e. Sesuai dengan realitas
f. Bermakna
38
39. 4. Latihan
Latihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa
setelah membaca uraian sebelumnya. Gunanya untuk memantapkan pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil,
teori, prosedur, dan metode. Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar secara
aktif dan akhirnya menguasai konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan belajar
tersebut. Latihan disajikan secara kreatif sesuai dengan karakteristik setiap mata
pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-sela uraian atau di akhir uraian.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan latihan:
a. Relevan dengan materi yang disajikan
b. Sesuai dengan kemampuan siswa
c. Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas, eksperimen, dsb
d. Bermakna (bermanfaat)
e. Menantang siswa untuk berpikir dan bersikap kritis
f. Penyajiannya sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran
5. Rambu-rambu Jawaban latihan
Rambu-rambu jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh siswa
dalam mengerjakan soal-soal latihan. Kegunaan rambu-rambu jawaban ini adalah
untuk mengarahkan pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan dari
pertanyaan atau tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya kompetensi
pembelajaran.
6. Rangkuman
Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan belajar dari
suatu modul, yang berfungsi menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar (isi
dan proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru dalam
pikiran siswa.
Rangkuman hendaknya memenuhi ketentuan:
a) Berisi ide pokok yang telah disajikan
b) Disajikan secara berurutan
c) Disajikan secara ringkas
d) Bersifat menyimpulkan
e) Dapat dipahami dengan mudah (komunikatif)
f) Memantapkan pemahaman pembaca
g) Rangkuman diletakkan sebelum tes fonnatif pada setiap kegiatan belajar
h) Menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak menggunakan kata-kata yang
sulit dipahami.
7. Tes Formatif
Pada setiap modul selalu disertai lembar evaluasi (evaluasi formatif) yang biasanya
berupa tes. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur apakah tujuan yang dirumuskan
telah tercapai atau belum. Tes formatif merupakan tes untuk mengukur penguasaan
siswa setelah suatu pokok bahasan selesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar
berakhir. Tes formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa
terhadap materi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif
digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya. Tes
formatif secara prinsip harus memenuhi syarat-syarat:
a) Mengukur kompetensi dan indikator yang sudah dirumuskan
b) Materi tes benar dan logis, baik dari segi pokok masalah yang dikemukakan
maupun dart pilihan jawaban yang ditawarkan
c) Pokok masalah yang ditanyakan cukup penting
39
40. d) Butir tes harus memenuhi syarat-syarat penulisan butir soal
8. Kunci Jawaban Tes Formatif dan Tindak Lanjut
Kunci jawaban tes formatif pada umumnya diletakkan di bagian paling akhir suatu
modul. Jika kegiatan belajar berjumlah 2 buah, maka kunci jawaban tes formatif
terletak setelah tes formatif kegiatan belajar 2, dengan halaman tersendiri. Tujuannya
agar siswa benar-benar berusaha mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban terlebih
dahulu. Lembar ini berisi jawaban dari soal-soal yang telah diberikan. Jawaban siswa
terhadap tes yang ada diketahui benar atau salah dapat dilakukan dengan cara
mencocokkannya dengan kunci jawaban yang ada pada lembar ini. Tujuannya adalah
agar siswa mengetahui tingkat penguasaannya terhadap isi kegiatan belajar tersebut. Di
samping itu, pada bagian ini berisi petunjuk tentang cara siswa memberi nilai sendiri
pada hasil jawabannya.
Tindak lanjut:
Di dalam kunci jawaban tes formatif, terdapat bagian tindak lanjut yang berisi kegiatan
yang harus dilakukan siswa atas dasar tes formatifnya. Siswa diberi petunjuk untuk
melakukan kegiatan lanjutan, seperti: Terus mempelajari kegiatan belajar berikutnya
bila ia berhasil dengan baik yaitu mencapai tingkat penguasaan 80 % dalam tes
formatif yang lalu, atau mengulang kembali mempelajari kegiatan belajar tersebut bila
hasilnya masih di bawah 80 % dari skor maksimum.
1.16 Pemanfaatan Modul dalam Pembelajaran di Kelas
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pada dasarnya
menggunakan sistem belajar secara individual. Namun dapat pula digunakan pada sistem
pembelajaran klasikal. Jika pembelajaran bersifat individual maka siswa akan belajar dari
modul satu ke modul berikutnya sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Mengingat
kecepatan masing-masing siswa tidak sama, maka dalam perjalanan belajarnya dari hari
ke hari, jarak antara siswa yang pandai dengan siswa yang lamban makin lama makin
besar. Teknik ini akan mudah bila di suatu kelas siswanya sedikit, namun jika jumlah
siswa dalam suatu kelas jumlahnya banyak, dan juga mata pelajaran yang dipelajarinya
jumlahnya banyak maka pelaksanaan pembelajarannya menjadi lebih rumit.
Pembelajaran dengan sistem modul jika diterapkan untuk pembelajaran secara
klasikal, maka siswa akan belajar dalam waktu bersamaan dan untuk melanjutkan ke
modul berikutnya juga dapat bersamaan. Kepada siswa-siswa yang selesainya lebih cepat
dari pada teman-temannya, maka siswa tersebut akan memperoleh modul pengayaan untuk
dipelajarinya dalam sisa waktu yang tersedia. Kemudian setelah itu dilakukan evaluasi
yang dapat dikerjakan secara individual maupun secara klasikal.
40
41. DAFTAR PUSTAKA
Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.
Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerbitan UT.
Universitas Terbuka (1997). Panduan Operasional Penulisan Modul. Jakarta: UT
Vembriarto, St. (1985). Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan
Paramita.
41
42. Evaluasi
1. Apa yang Anda ketahui tentang KTSP? Dan apa bedanya dengan KBK?
2. Organisasi kurikulum terbagi menjadi 3
a. Separated Subject Curriculum
b. Correlated Curriculum
c. Integrated Curriculum
Apa yang Anda ketahui tentang organisasi kurikulum di atas!
3. Jelaskan dengan kalimat Anda sendiri apa hubungan antara kurikulum dengan
pengajaran dan pembelajaran.
4. Apa pomeo dalam masyarakat yang menyatakan bahwa setiap ganti menteri ganti
kurikulum di Indonesia? Benarkah hal tersebut? Jalaskan argumentasi Anda.
5. Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus?
6. Apa yang Anda ketahui tentang standar isi dan tujuan standar isi?
7. Tolong jelaskan tentang Prota, Promes dan KKM!
8. Apa yang Anda ketahui tentang Bahan Ajar, LKS, Buku Teks, dan Modul?
42