Penelitian ini menguji deteksi sekam padi menggunakan teknologi citra termal. Sampel padi varietas MR219 dipanaskan dan didinginkan, kemudian dicitrakan dengan kamera termal FLIR E60. Analisis citra menunjukkan bahwa biji padi memiliki nilai rerata pixel lebih tinggi dibanding sekam karena perbedaan suhu. Teknik ini mampu mendeteksi sekam dengan tingkat keberhasilan hingga 100% untuk kadar se
1. TUGAS METODE ILMIAH DAN SEMINAR
RESUME JURNAL
Husk Detection Using Thermal Imaging Technology
Norazlida Jamil, Siti Khairunniza Bejo*
Dosen Pengampu : Dr.Ir. Bambang Susilo, M.Sc.Agr
Disusun Oleh :
Nama : Ahmad Diyanal Arifin
NIM : 125100200111005
Kelas : B
Angkatan : 2012
PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
2. Deteksi Sekam Menggunakan Thermal Imaging Technology
Padi adalah salah satu komoditas pertanian yang paling penting. Kualitas padi hasil panen
yang baik dan bersih merupakan aspek yang sangat diperhatikan untuk komoditas ini sebagai
makanan pokok. Akan tetapi kegiatan panen dan pasca panen padi akan selalu menimbulkan
kontaminasi dan kotoran termasuk sekam. Dengan demikian, pembersihan dan grading
memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas padi dalam rangka untuk memiliki hasil
panen padi yang lebih baik. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi sekam
padi menggunakan teknologi thermal imaging. Deteksi dilakukan berdasarkan intensitas pixel
rata-rata padi dan sekam. Metode ini akan diuji dengan menggunakan 20% sekam, 40% sekam,
60% sekam, 100% sekam dan 100% biji padi.
Dalam peneitian ini digunakan sampel padi varietas MR219 dan untuk pendeteksi
thermal digunakan Thermal Camera FLIR E60. Langkah – langkah penelitian meliputi
pengukuran kadar air awal, penyaringan padi dan sekam dengan layar udara, pembentukan
perlakuan, pretreatment pemanasan dan pendinginan, akuisisi gambar lalu terakhir analisis citra
yang didapat dengan software matlab 2012. Perlakuan pemanasan dan pendinginan diaplikasikan
pada 5 jenis sampel yaitu 20%, 40%, 60%, 100% kulit dan 100% biji untuk membedakan antara
kulit dan biji karena perpindahan panas.
Dari hasil, nilai rerata pixel gambar termal biji lebih tinggi dibandingkan dengan sekam.
Nilai itu pada pendinginan 25 s yang memberikan indikator yang paling cocok untuk
memisahkan antara biji dan kulit dengan rata-rata perbedaan pixel biji dan sekam tertinggi yaitu
85,14. Dari hasil penelitian juga didapatkan grafik hubungan waktu dan rerata nilai pixel dimana
untuk semua jenis sampel diketahui bahwa sekam memiliki nilai pixel yang lebih rendah
dibandingkan biji padi. Sedangkan dari hasil image prosessing dapat dilihat sekam memiliki
tingkat kecerahan warna yang kurang dibandingkan biji dalam analisa graysale sekam dapat
dibedakan dalam bentuk titik putih diatas latar background yang hitam dari lingkungan. Hal ini
karena meningkatnya suhu benih padi ini disebabkan oleh tingkat peningkatan perpindahan
panas secara konveksi dan radiasi termal. Perpindahan panas dari permukaan benih padi penuh
panas dengan konveksi alami karena setiap gerakan di udara dalam hal ini adalah karena
munculnya udara hangat di dekat permukaan benih dan jatuhnya udara dingin untuk mengisi
tempatnya. Dengan demikian, gambar termal menunjukkan bahwa benih padi penuh lebih terang
dari kulit karena suhu yang lebih tinggi. Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi kulit
dengan tingkat keberhasilan 100% untuk 20% dan 40%, 98,33% untuk 60% dan 97,67% untuk
100% kulit, sedangkan 94,33% untuk 100% biji.
Setelah membaca dan menganilisis isi jurnal penelitian ini maka beberapa ide penelitian yang
saya dapat adalah
1. Analisis Kelayakan Teknologi Thermal Imaging Pada Prsoses Sortasi Buah Apel
2. Pemodelan Sistem Sortasi Padi Menggunakan Teknologi Thermal Imaging Dengan
Integrasi Fuzzy Control Logic