1. Habibie Afsyah adalah pengusaha muda berusia 21 tahun yang berhasil menghasilkan USD 5.600 dari bisnis online di Amazon meski mengalami cacat fisik.
2. Mimi Mariani adalah dosen tunanetra pertama di Universitas Atmajaya yang berhasil menyelesaikan pendidikan sampai jenjang doktoral meski buta.
3. Ahmad Sholihun Ikhsan lahir dengan kondisi tangan dan kaki tidak normal namun berhasil membangun stasiun radio setelah belajar
3. Namanya Habibie Afsyah. Usianya terbilang muda, 21 tahun. Tapi dalam mendulang rezeki, prestasinya jelas melampaui anak muda seusianya. Selama tahun 2008 saja ia sudah mengumpulkan US$ 5600 dari bisnis online melalui Amazon.com. Habibie yang menyandang cacat fisik atau tuna grahita sejak kecil itu, seakan mengajarkan pada kita semua, bahwa keterbatasan fisik bukanlah hambatan untuk meraih mimpi. Meski divonis mengidap gangguan otak permanen, bahkan ada dokter syaraf yang mengatakan umurnya tidak akan panjang, tidaklah menyurutkan tekadnya untuk hidup terhormat. Memang kerusakan otak permanen yang dideritanya menyebabkan tangan dan kakinya tidak berfungsi normal, hanya jari-jarinya sajalah yang bisa ia gerakkan. Boleh jadi secara fisik dia tertinggal tetapi perkembangan mentalnya sangat baik. Terbukti dari hasil tes IQ menunjukkan angka 123 yg artinya diatas rata-rata. "Kelemahanku adalah sumber kekuatanku" kata Habibie Keberhasilannya menekuni bisnis online tak hanya berbuah rupiah. Habibie pun mulai dikenal luas, khususnya dikalangan pebisnis online. Tak heran jika akhirnya Habibie sering diundang untuk berbagi pengalaman dalam seminar-seminar tentang motivasi dan bisnis online. Kepada khalayak umum Habibie juga tak pelit berbagi pengalaman melalui websitenya www.habibieafsyah.com dan www.suksesdariamazon.com Habibie bukan sekedar membangun optimisme dalam menghadapi kehidupan. Meskipun dia mengalami keterbatasan fisik, Habibie muda sudah menjadi sosok pemberi inspirasi dan motivasi, provesi yang memang dia cita-citakan selain sebagai penulis. Rezka Judittya 44110010131
4.
5. Program: 1. mengembangkan sumber daya manusia yang paham dan peka terhadap disabilitas melalui pelatihan, seminar, workshop, kursus; 2. mengupayakan kegiatan layanan pendukung yang memberikan kemudahan setiap individu dengan kecacatan mendapatkan hak belajar dan hak bekerja melalui konsultasi, pembangunan sistem, modifikasi strategi manajemen, penyediaan guru remidial / guru khusus, dll; 3. menyelenggarakan kegiatan publikasi cetak dan elektronik melalui penerbitan buku, majalah, dll dan pengembangan program radio, TV, website, dll; 4. melakukan kegiatan konseling untuk membantu mereka yang membutuhkan informasi dan alternatif solusi bagi mereka yang sedang menghadapi permasalahan kecacatan baik di lingkungan keluarga, sekolah/kampus, masyarakat, tempat kerja, dll; 5. melaksanakan kegiatan kerja sama dengan pihak/organisasi lain yang mempunyai visi dan tujuan yang sama. Dra. Mimi Mariani Lusli, M.Si., M.A Rezka Judittya 44110010131
6. Ahmad Sholihun Ikhsan , yang lahir dalam keadaan kaki dan tangan yang tak normal. Selama hampir 13 tahun sejak kelahirannya di tahun 1973, Sholihun nyaris tak pernah ke luar rumah. Ia hanya berkutat dengan radio sebagai temannya, dan pesawat televisi sebagai penghibur sekaligus tempatnya belajar membaca. Ketika ibunya wafat, menjadi titik balik bagi kehidupannya. Ia meminta sang ayah untuk mengizinkannya melihat dunia luar dan belajar di pesantren. Maka Sholihun mendapat kesempatan untuk belajar di pesantren hingga enam tahun lamanya. Sikap pantang menyerah dan kecintaannya pada radio yang menjadikan Sholihun kini bisa berhasil membangun sebuah stasiun radio. Baginya, radio bukan saja alat hiburan, tapi alat komunikasi sosial yang bisa memberikan manfaat besar bagi banyak orang. Stasiun radio milik Sholihun kini bernama Radio Kota Mangga. Selain dunia radio, Sholikun juga membangun madrasah di wilayahnya. Rezka Judittya 44110010131