2. Biologi Udang
Biologi Udang
• Taksonomi
Taksonomi
• Ekologi
Ekologi
– Kebiasaan makan
Kebiasaan makan
– Lingkungan hidup / habitat
Lingkungan hidup / habitat
– Penyebaran
Penyebaran
– Siklus hidup
Siklus hidup
• Morfologi
Morfologi
• Anatomi
Anatomi
• Budidaya :
Budidaya :
– Hatchery
Hatchery
– Pembesaran
Pembesaran
3. Taksonomi
Taksonomi
• Phylum : Arthropoda
• Subphylum : Crustacea
• Class : Malacostraca
• Subclass : Eumalacostraca
• Superorder : Eucarida
• Order : Decapoda
• Suborder : Natantia
• Superfamily : Penaeoidea
• Family : Penaeidae
• Genus : Penaeus / Litopenaeus
• Species : Penaeus monodon
Penaeus vannamei diganti
(Litopenaeus vannamei)
Pada th 1997 nama Penaeus vannamei diubah menjadi Litopenaeus
vannamei oleh DR.Isabel Perez Farfante dan DR. Brian Kensley.
4. Ciri-ciri
Ciri-ciri
• Udang windu
Udang windu (Penaeus monodon
(Penaeus monodon):
):
– Duri rostrum bag atas (5-9), bag bawah (1-4) rata-rata
Duri rostrum bag atas (5-9), bag bawah (1-4) rata-rata
7/3, rostrum agak sigmoid.
7/3, rostrum agak sigmoid.
– Warna kehitaman/kehijauan/kebiruan belang
Warna kehitaman/kehijauan/kebiruan belang
putih/kekuningan sebanyak 9 garis.
putih/kekuningan sebanyak 9 garis.
• Udang vaname (
Udang vaname (Litopenaeus vannamei)
Litopenaeus vannamei):
:
– Duri rostrum bag atas (5-8), bag bawah (2-4) rata-rata
Duri rostrum bag atas (5-8), bag bawah (2-4) rata-rata
6/2
6/2
– Warna putih kadang agak kecoklatan atau kebiruan
Warna putih kadang agak kecoklatan atau kebiruan
tergantung lingkungan.
tergantung lingkungan.
5. Kebiasaan makan
Kebiasaan makan
• Udang penaid (windu dan vaname) merupakan hewan nocturnal.
Udang penaid (windu dan vaname) merupakan hewan nocturnal.
Aktif di malam hari atau kondisi gelap.
Aktif di malam hari atau kondisi gelap.
• Termasuk hewan “Omnivore scavenger” atau pemakan segala.
Termasuk hewan “Omnivore scavenger” atau pemakan segala.
• Kebiasaan mangsa sesama jenis (kanibal).
Kebiasaan mangsa sesama jenis (kanibal).
• Makanan alaminya adalah :
Makanan alaminya adalah :
– Detritus, Algae (fitoplankton terutama diatom), Lumut,
Detritus, Algae (fitoplankton terutama diatom), Lumut,
Zooplankton : Copepoda, Polychaeta, Larva kerang, Bahkan
Zooplankton : Copepoda, Polychaeta, Larva kerang, Bahkan
(menurut beberapa ahli) sangat mungkin kotorannya dimakan
(menurut beberapa ahli) sangat mungkin kotorannya dimakan
kembali.
kembali.
• Udang mengetahui makanan dengan bantuan organ sensor berupa
Udang mengetahui makanan dengan bantuan organ sensor berupa
bulu-bulu halus yang terdapat pada antenula, antena, mulut, capit,
bulu-bulu halus yang terdapat pada antenula, antena, mulut, capit,
dan maxillaped yang dapat mengetahui sinyal kimiawi.
dan maxillaped yang dapat mengetahui sinyal kimiawi.
• Udang mengambil makanan dengan capitnya yang terdapat pada
Udang mengambil makanan dengan capitnya yang terdapat pada
kaki jalan 1,2 dan 3. kemudian dimasukkan mulutnya.
kaki jalan 1,2 dan 3. kemudian dimasukkan mulutnya.
6. Habitat / tempat hidup
Habitat / tempat hidup
• Pada umumnya udang lebih menyukai hidup di dasar
Pada umumnya udang lebih menyukai hidup di dasar
perairan, dengan kondisi dasar yang berlumpur atau
perairan, dengan kondisi dasar yang berlumpur atau
lumpur berpasir.
lumpur berpasir.
• Udang windu lebih banyak diam di dasar sepanjang
Udang windu lebih banyak diam di dasar sepanjang
hidupnya.
hidupnya.
• Sedangkan udang vaname lebih aktif di dalam kolom air
Sedangkan udang vaname lebih aktif di dalam kolom air
dan suka menggaruk-garuk dasar.
dan suka menggaruk-garuk dasar.
• Masing-masing jenis udang memiliki pengaruh
Masing-masing jenis udang memiliki pengaruh
(sensitivitas) yang berbeda terhadap sinar. Ada yang
(sensitivitas) yang berbeda terhadap sinar. Ada yang
sensitif, ada yang tidak terpengaruh.
sensitif, ada yang tidak terpengaruh.
7. Pengaruh sinar
Pengaruh sinar
• Udang
Udang Penaeid
Penaeid dapat dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan
dapat dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan
kebiasaan sembunyi.
kebiasaan sembunyi.
1.
1. Hidup di air jernih, sembunyi di siang hari, terang bulan, saat
Hidup di air jernih, sembunyi di siang hari, terang bulan, saat
darurat.
darurat. P. duorarum, P. latisulcatus, P. plebejus,
P. duorarum, P. latisulcatus, P. plebejus,
kemungkinan
kemungkinan P. brasiliensis, P. notialis.
P. brasiliensis, P. notialis.
2.
2. Hidup di air agak keruh, keluar di malam hari, tetapi kadang-
Hidup di air agak keruh, keluar di malam hari, tetapi kadang-
kadang siang hari (darurat)
kadang siang hari (darurat) P. aztecus, P. esculentus, P.
P. aztecus, P. esculentus, P.
monodon, P. japonicus
monodon, P. japonicus and
and P. semisulcatus
P. semisulcatus.
.
3.
3. Hidup di air keruh kadang-kadang sembunyi.
Hidup di air keruh kadang-kadang sembunyi. P. indicus, P.
P. indicus, P.
merguiensis, P. chinensis [= orientalis], P. setiferus
merguiensis, P. chinensis [= orientalis], P. setiferus dan
dan
mungkin
mungkin P. occidentalis and P. schmitti
P. occidentalis and P. schmitti (
(Dall
Dall et al.
et al., 1990
, 1990).
).
9. Penyebaran
Penyebaran
Udang Windu dan Vaname
Udang Windu dan Vaname
• Udang windu tersebar dari
Udang windu tersebar dari
China (Taiwan), Thailand,
China (Taiwan), Thailand,
Philippina, Malaysia,
Philippina, Malaysia,
Indonesia,
Indonesia, Australia,
Australia, India
India
sampai Madagaskar
sampai Madagaskar (Afrika)
(Afrika).
.
• Udang vaname ditemukan
Udang vaname ditemukan
Pantai Pacific Timur dari
Pantai Pacific Timur dari
Sonora (Mexico Utara)
Sonora (Mexico Utara)
hingga Amerika tengah dan
hingga Amerika tengah dan
Selatan Tumbes, Peru.
Selatan Tumbes, Peru.
19. MORFOLOGI
MORFOLOGI
1.
1. Bagian tubuh terdiri atas
Bagian tubuh terdiri atas
– Cephalothorax (kepala-dada)
Cephalothorax (kepala-dada)
– Abdomen (perut) : 6 ruas
Abdomen (perut) : 6 ruas
1.
1. Anggota t
Anggota tubuh udang
ubuh udang (appendages)
(appendages) dibentuk oleh 2 cabang
dibentuk oleh 2 cabang
(biramous)
(biramous)
– Exopodite
Exopodite
– Endopodite
Endopodite
1.
1. Appendages:
Appendages:
– Pada bag chephalothorax :
Pada bag chephalothorax : 1 ps mata
1 ps mata, 1 ps anatenula, 1
, 1 ps anatenula, 1
ps antena, 2 ps maxillae, 1 ps mandibula, 3 ps
ps antena, 2 ps maxillae, 1 ps mandibula, 3 ps
maxillaped, 5 ps kaki jalan (pteriopoda).
maxillaped, 5 ps kaki jalan (pteriopoda).
– Pada abdomen : 5 pasang kaki renang (pleopoda), 1 ps
Pada abdomen : 5 pasang kaki renang (pleopoda), 1 ps
uropoda dan
uropoda dan telson
telson.
.
21. 4.
4. Pada bag cephalothorax tertutup (dilindungi) oleh carapace.
Pada bag cephalothorax tertutup (dilindungi) oleh carapace.
Pada ujung depan carapace terdapat tonjolan yang disebut
Pada ujung depan carapace terdapat tonjolan yang disebut
rostrum. Pada bagian atas dan bawah rostrum terdapat duri,
rostrum. Pada bagian atas dan bawah rostrum terdapat duri,
yang biasanya digunakan untuk mengidentifikasi jenis udang
yang biasanya digunakan untuk mengidentifikasi jenis udang
(taksonomi).
(taksonomi).
5.
5. Jumlah duri pada rostrum udang
Jumlah duri pada rostrum udang windu
windu adalah : (5-9) / (1-4)
adalah : (5-9) / (1-4)
rata-rata 7/3 (7 duri bag atas dan 3 duri bag bawah)
rata-rata 7/3 (7 duri bag atas dan 3 duri bag bawah)
Sedangkan pada
Sedangkan pada vaname
vaname (5-8) / (2-4) rata-rata 6/2
(5-8) / (2-4) rata-rata 6/2
6.
6. Dalam pertumbuhannya melakukan ganti kulit secara periodik
Dalam pertumbuhannya melakukan ganti kulit secara periodik
yang disebut moulting (ecdysis).
yang disebut moulting (ecdysis).
MORFOLOGI
MORFOLOGI
23. Moulting (Ecdysis)
Moulting (Ecdysis)
• Moulting merupakan sifat alami bagi udang, untuk
Moulting merupakan sifat alami bagi udang, untuk
tumbuh. Moulting terjadi secara periodik.
tumbuh. Moulting terjadi secara periodik.
• Pada saat larva proses moulting dapat terjadi setiap
Pada saat larva proses moulting dapat terjadi setiap
beberapa jam, kemudian setiap hari dan semakin tua
beberapa jam, kemudian setiap hari dan semakin tua
umurnya semakin jarang frekuensi moultingnya.
umurnya semakin jarang frekuensi moultingnya.
• Moulting disamping merupakan proses alami untuk
Moulting disamping merupakan proses alami untuk
tumbuh secara periodik juga dapat dipengaruhi adanya
tumbuh secara periodik juga dapat dipengaruhi adanya
perubahan lingkungan. Proses moulting diatur oleh
perubahan lingkungan. Proses moulting diatur oleh
hormon
hormon ecdysteroid
ecdysteroid yang dihasilkan oleh organ-Y
yang dihasilkan oleh organ-Y.
.
• Ada 3 penyebab moulting :
Ada 3 penyebab moulting :
– Secara alami / periodik
Secara alami / periodik
– Karena rangsangan yang sengaja diberikan
Karena rangsangan yang sengaja diberikan
– Stress berat yang biasanya diikuti dengan kematian.
Stress berat yang biasanya diikuti dengan kematian.
28. Cuticula
Cuticula
• Terdiri dari lapisan chitin yang
Terdiri dari lapisan chitin yang
diperkuat dengan kalsium.
diperkuat dengan kalsium.
– Epicuticle – protein + calsium
Epicuticle – protein + calsium
– Exocuticle – chitin + calsium +
Exocuticle – chitin + calsium +
melanin
melanin
– Endocuticle – chitin + calsium
Endocuticle – chitin + calsium
(tinggi)
(tinggi)
– Inner chitin + protein layer
Inner chitin + protein layer
• Diproduksi oleh jaringan
Diproduksi oleh jaringan
epidermis
epidermis
• Dilumasi oleh mucus yang
Dilumasi oleh mucus yang
berasal dari tegumental gland
berasal dari tegumental gland
38. Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
Terdiri atas:
Terdiri atas: Mulut – esophagus – stomach (ventriculus)
Mulut – esophagus – stomach (ventriculus) –
–
hepatopancreas – intestine –
hepatopancreas – intestine – rectum – anus.
rectum – anus.
Stomach merupakan tempat penghancuran makanan hingga
Stomach merupakan tempat penghancuran makanan hingga
halus sebelum sari-sari makanan diserap oleh usus
halus sebelum sari-sari makanan diserap oleh usus
Hepatopancreas (midgut gland) menghasilkan enzyme,
Hepatopancreas (midgut gland) menghasilkan enzyme,
menyimpan dan menyusun nutrisi sesuai kebutuhan.
menyimpan dan menyusun nutrisi sesuai kebutuhan.
39. Brock and Main (1994)
Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
40. A : anus AD : anterior diverticulum of midgut
DG : digestive gland M : mouth
MG : midgut Oes: oesophagus
Prov: proventriculus R: rectum
PD: posterior diverticulum of midgut
Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
45. Sistem Reproduksi
Sistem Reproduksi
• Organ reproduksi jantan
Organ reproduksi jantan
– Testis
Testis
– Vas
Vas deferen
deferens
s
– Amp
Ampou
oul
le
e
– Ptasma
Ptasma
• Organ reproduksi betina
Organ reproduksi betina
– Ovarium
Ovarium
– Oviduct
Oviduct
– Thelycum
Thelycum
• Pembuahan secara
Pembuahan secara
eksternal (diluar tubuh)
eksternal (diluar tubuh)
Ptasma Thelycum
47. Thelicum
Thelicum
• Pada udang windu thelycum tertutup, sehingga
Pada udang windu thelycum tertutup, sehingga
dapat menampung spermatophora sebelum betina
dapat menampung spermatophora sebelum betina
melepaskan telurnya . Sebelum kawin (mating),
melepaskan telurnya . Sebelum kawin (mating),
didahului moulting.
didahului moulting.
• Pada udang vaname thelycum terbuka.
Pada udang vaname thelycum terbuka.
Closed thelycum
Closed thelycum Open thelycum
Open thelycum
52. Mating dan spawning
Mating dan spawning
• Pada udang windu, mating dan spawning terjadi saat
betina moulting, waktunya tengah malam.
• Pada vaname mating dan spawning terjadi saat tidak
moulting, waktunya setelah matahari terbenam.
55. • Sistem syaraf sangat sederhana.
Sistem syaraf sangat sederhana.
• Terdiri dari Central ganglion di kepala dan syaraf
Terdiri dari Central ganglion di kepala dan syaraf
ventral cord (tangga tali) yang memanjang
ventral cord (tangga tali) yang memanjang
sampai ekor.
sampai ekor.
• Menghubungkan sejumlah syaraf ke sebagian
Menghubungkan sejumlah syaraf ke sebagian
organ sensor seperti antena, antenulae, mata,
organ sensor seperti antena, antenulae, mata,
dll.
dll.
Syaraf (Nervous)
Syaraf (Nervous)
57. Mata
Mata
• Mata pada udang (Compound eye) berfungsi untuk
Mata pada udang (Compound eye) berfungsi untuk
membedakan gelap-terang dan mengamati adanya gerakan.
membedakan gelap-terang dan mengamati adanya gerakan.
Tidak dapat digunakan untuk melihat makanan.
Tidak dapat digunakan untuk melihat makanan.
• Udang tahu ada makanan melalui organ sensor pada antena
Udang tahu ada makanan melalui organ sensor pada antena
(Chaemoreceptor).
(Chaemoreceptor).
• Di tangkai mata terdapat X-organ yang berfungsi mengontrol
Di tangkai mata terdapat X-organ yang berfungsi mengontrol
pertumbuhan. Bila organ ini dihilangkan dengan memotong
pertumbuhan. Bila organ ini dihilangkan dengan memotong
mata (ablasi) maka akan mempercepat perkembangan gonad.
mata (ablasi) maka akan mempercepat perkembangan gonad.
58. Musculatory (Otot)
Musculatory (Otot)
Sebagian besar otot udang berada pada bagian
Sebagian besar otot udang berada pada bagian
abdomen.
abdomen.
Pada bagian Chephalothorax sebagian besar berisi
Pada bagian Chephalothorax sebagian besar berisi
organ-organ pencernaan, kelenjar pencernaan,
organ-organ pencernaan, kelenjar pencernaan,
jantung dll.
jantung dll.
59. Pernafasan (Respiratory)
Pernafasan (Respiratory)
• Insang merupakan organ pernafasan yang utama
Insang merupakan organ pernafasan yang utama
• Juga digunakan untuk mengekskresikan amonia
Juga digunakan untuk mengekskresikan amonia
• Untuk osmose regulasi dan menyerap mineral
Untuk osmose regulasi dan menyerap mineral
61. Peredaran darah
Peredaran darah
Sistem peredaran darahnya terbuka.
Sistem peredaran darahnya terbuka.
Terdiri dari jantung, sejumlah arteri yang mengedarkan darah ke organ
Terdiri dari jantung, sejumlah arteri yang mengedarkan darah ke organ
utama, tidak memiliki vena (pembuluh balik), terdapat sejumlah sinus.
utama, tidak memiliki vena (pembuluh balik), terdapat sejumlah sinus.
Hemolymph
Hemolymph masuk jantung
masuk jantung melalui ostia dan
melalui ostia dan keluar melalui
keluar melalui arteri
arteri
kemudian ke sinus. Aliran balik diatur oleh klep flap. Oksigen dibawa
kemudian ke sinus. Aliran balik diatur oleh klep flap. Oksigen dibawa
oleh hemocyanin (komponen yang mengandung Cu)
oleh hemocyanin (komponen yang mengandung Cu)
Hemolymph terdiri dari mineral anorgonaik (Na
Hemolymph terdiri dari mineral anorgonaik (Na+
+
, K
, K+
+
, Ca
, Ca2+
2+
, Mg
, Mg2+
2+
, dll),
, dll),
material organik (gula, protein dan lemak), hemocyanin dan hemocyte.
material organik (gula, protein dan lemak), hemocyanin dan hemocyte.
64. • Kulit yang keras terbentuk dari chitine merupakan
Kulit yang keras terbentuk dari chitine merupakan
tameng utama terhadap serangan dari luar atau
tameng utama terhadap serangan dari luar atau
masuknya berbagai macam penyakit.
masuknya berbagai macam penyakit.
• Tidak ditemukan antibody (shg tdk ada sistem
Tidak ditemukan antibody (shg tdk ada sistem
kekebalan).
kekebalan).
• Non-specific, bawaan (innate), belum bisa divaksin
Non-specific, bawaan (innate), belum bisa divaksin
• Penggumpalan kemungkinan oleh transglutaminase
Penggumpalan kemungkinan oleh transglutaminase
cepat, cross-linking enzym
cepat, cross-linking enzym
– Protein dan enzyme dalam hemolimph.
Protein dan enzyme dalam hemolimph.
• Bacterial agglutinasi-aktivitas sangat tinggi-tanpa perlu
Bacterial agglutinasi-aktivitas sangat tinggi-tanpa perlu
rangsangan-mengandung lectin
rangsangan-mengandung lectin
• Antibacterial protein dan peptida
Antibacterial protein dan peptida
Sistem Pertahanan
Sistem Pertahanan
65. Sel darah (hematocyte)
Sel darah (hematocyte)
Granular
hematocytes
Semi (small)
granular
hematocytes
Hyaline cells
66. Mekanisme perlawanan
Mekanisme perlawanan
• Terdiri dari hemocyte bebas dan sel tetap
• 3 tipe hemocyte:
– Hyaline cells (HC) tanpa granula
– Smal granular hemocytes (SGH)
– Large granular hemocytes (LGH)
• Respon fisika dan kimia yang kompleks
– Phagositosis, encapsulasi, melanisasi.
• Lymphoid organ memegang peran
68. Sistem Ekskresi
Sistem Ekskresi
• Kelenjar antena (antennal gland
Kelenjar antena (antennal gland
atau green gland) berfungsi
atau green gland) berfungsi
mengontrol volume/tekanan
mengontrol volume/tekanan
cairan internal dan ion (misalnya
cairan internal dan ion (misalnya
Mg
Mg2+
2+
)
)
• Sel kelenjar antena berfungsi
Sel kelenjar antena berfungsi
untuk ekskresi dan resorpsi
untuk ekskresi dan resorpsi
selektif
selektif
• Coelomosec untuk memfilter
Coelomosec untuk memfilter
darah
darah
• Nephrocyte dalam sumbu insang
Nephrocyte dalam sumbu insang
dan menempel pada kaki.
dan menempel pada kaki.
69. Permasalahan
Permasalahan
• Permasalahan dalam budidaya (hatchery maupun
Permasalahan dalam budidaya (hatchery maupun
pembesaran) antara lain :
pembesaran) antara lain :
– Genetik - inbreeding
Genetik - inbreeding
pertumbuhan lambat.
pertumbuhan lambat.
– Penyakit - mikroba (virus, bakteri, jamur), parasit
Penyakit - mikroba (virus, bakteri, jamur), parasit
(protozoa, cacing,dll)
(protozoa, cacing,dll)
kerugian secara ekonomi
kerugian secara ekonomi
– Kualitas lingkungan budidaya
Kualitas lingkungan budidaya
cenderung menurun
cenderung menurun
– Manajemen budidaya.
Manajemen budidaya.
– Pemahaman pengetahuan dasar tentang biologi
Pemahaman pengetahuan dasar tentang biologi
udang :
udang : menyangkut sifat dan tingkah laku udang
menyangkut sifat dan tingkah laku udang
– Perlu penambahan wawasan secara terus-menerus
Perlu penambahan wawasan secara terus-menerus
short course / training, seminar, studi banding.
short course / training, seminar, studi banding.
70. Penutup
Penutup
• Pengetahuan tentang BIOLOGI UDANG sangat penting
untuk menunjang keberhasilan dalam budidaya udang.
• Tujuan mempelajari biologi udang adalah untuk
mengetahui :
– sifat-sifat udang,
– Tingkah laku dan kebiasaan udang,
– Anatomi / bagian tubuh udang
Sehingga dapat mengenal udang lebih jauh dan
memberikan gambaran cara pembudidayaannya secara
lebih baik.
71. THE
Referensi:
Fegan, D. 2005. Introduction to shrimp Biology. In Shrimp Health Management
Fegan, D. 2005. Introduction to shrimp Biology. In Shrimp Health Management
Training Workshop. Bangkok, Thailand
Training Workshop. Bangkok, Thailand
Brock, J.A. and Kevan L. Main, 1994. A guide to the common problems and
Brock, J.A. and Kevan L. Main, 1994. A guide to the common problems and
diseases of cultured Penaeus vannamei. World Aquaculture society.Baton
diseases of cultured Penaeus vannamei. World Aquaculture society.Baton
Rouge. Lousiana, USA
Rouge. Lousiana, USA
Shigueno, K. 1975. Shrimp Culture in Japan. Association for technical
Shigueno, K. 1975. Shrimp Culture in Japan. Association for technical
Promotion. Tokyo, Japan.
Promotion. Tokyo, Japan.