SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 71
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Pengantar
Pengantar
BIOLOGI UDANG
BIOLOGI UDANG
Oleh:
Dr.Ir.Andi Gusti Tantu,MP
Dosen MK. Budidaya Perairan
Jurusan Perikanan
Universitas 45 Makassar
Biologi Udang
Biologi Udang
• Taksonomi
Taksonomi
• Ekologi
Ekologi
– Kebiasaan makan
Kebiasaan makan
– Lingkungan hidup / habitat
Lingkungan hidup / habitat
– Penyebaran
Penyebaran
– Siklus hidup
Siklus hidup
• Morfologi
Morfologi
• Anatomi
Anatomi
• Budidaya :
Budidaya :
– Hatchery
Hatchery
– Pembesaran
Pembesaran
Taksonomi
Taksonomi
• Phylum : Arthropoda
• Subphylum : Crustacea
• Class : Malacostraca
• Subclass : Eumalacostraca
• Superorder : Eucarida
• Order : Decapoda
• Suborder : Natantia
• Superfamily : Penaeoidea
• Family : Penaeidae
• Genus : Penaeus / Litopenaeus
• Species : Penaeus monodon
Penaeus vannamei diganti
(Litopenaeus vannamei)
Pada th 1997 nama Penaeus vannamei diubah menjadi Litopenaeus
vannamei oleh DR.Isabel Perez Farfante dan DR. Brian Kensley.
Ciri-ciri
Ciri-ciri
• Udang windu
Udang windu (Penaeus monodon
(Penaeus monodon):
):
– Duri rostrum bag atas (5-9), bag bawah (1-4) rata-rata
Duri rostrum bag atas (5-9), bag bawah (1-4) rata-rata
7/3, rostrum agak sigmoid.
7/3, rostrum agak sigmoid.
– Warna kehitaman/kehijauan/kebiruan belang
Warna kehitaman/kehijauan/kebiruan belang
putih/kekuningan sebanyak 9 garis.
putih/kekuningan sebanyak 9 garis.
• Udang vaname (
Udang vaname (Litopenaeus vannamei)
Litopenaeus vannamei):
:
– Duri rostrum bag atas (5-8), bag bawah (2-4) rata-rata
Duri rostrum bag atas (5-8), bag bawah (2-4) rata-rata
6/2
6/2
– Warna putih kadang agak kecoklatan atau kebiruan
Warna putih kadang agak kecoklatan atau kebiruan
tergantung lingkungan.
tergantung lingkungan.
Kebiasaan makan
Kebiasaan makan
• Udang penaid (windu dan vaname) merupakan hewan nocturnal.
Udang penaid (windu dan vaname) merupakan hewan nocturnal.
Aktif di malam hari atau kondisi gelap.
Aktif di malam hari atau kondisi gelap.
• Termasuk hewan “Omnivore scavenger” atau pemakan segala.
Termasuk hewan “Omnivore scavenger” atau pemakan segala.
• Kebiasaan mangsa sesama jenis (kanibal).
Kebiasaan mangsa sesama jenis (kanibal).
• Makanan alaminya adalah :
Makanan alaminya adalah :
– Detritus, Algae (fitoplankton terutama diatom), Lumut,
Detritus, Algae (fitoplankton terutama diatom), Lumut,
Zooplankton : Copepoda, Polychaeta, Larva kerang, Bahkan
Zooplankton : Copepoda, Polychaeta, Larva kerang, Bahkan
(menurut beberapa ahli) sangat mungkin kotorannya dimakan
(menurut beberapa ahli) sangat mungkin kotorannya dimakan
kembali.
kembali.
• Udang mengetahui makanan dengan bantuan organ sensor berupa
Udang mengetahui makanan dengan bantuan organ sensor berupa
bulu-bulu halus yang terdapat pada antenula, antena, mulut, capit,
bulu-bulu halus yang terdapat pada antenula, antena, mulut, capit,
dan maxillaped yang dapat mengetahui sinyal kimiawi.
dan maxillaped yang dapat mengetahui sinyal kimiawi.
• Udang mengambil makanan dengan capitnya yang terdapat pada
Udang mengambil makanan dengan capitnya yang terdapat pada
kaki jalan 1,2 dan 3. kemudian dimasukkan mulutnya.
kaki jalan 1,2 dan 3. kemudian dimasukkan mulutnya.
Habitat / tempat hidup
Habitat / tempat hidup
• Pada umumnya udang lebih menyukai hidup di dasar
Pada umumnya udang lebih menyukai hidup di dasar
perairan, dengan kondisi dasar yang berlumpur atau
perairan, dengan kondisi dasar yang berlumpur atau
lumpur berpasir.
lumpur berpasir.
• Udang windu lebih banyak diam di dasar sepanjang
Udang windu lebih banyak diam di dasar sepanjang
hidupnya.
hidupnya.
• Sedangkan udang vaname lebih aktif di dalam kolom air
Sedangkan udang vaname lebih aktif di dalam kolom air
dan suka menggaruk-garuk dasar.
dan suka menggaruk-garuk dasar.
• Masing-masing jenis udang memiliki pengaruh
Masing-masing jenis udang memiliki pengaruh
(sensitivitas) yang berbeda terhadap sinar. Ada yang
(sensitivitas) yang berbeda terhadap sinar. Ada yang
sensitif, ada yang tidak terpengaruh.
sensitif, ada yang tidak terpengaruh.
Pengaruh sinar
Pengaruh sinar
• Udang
Udang Penaeid
Penaeid dapat dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan
dapat dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan
kebiasaan sembunyi.
kebiasaan sembunyi.
1.
1. Hidup di air jernih, sembunyi di siang hari, terang bulan, saat
Hidup di air jernih, sembunyi di siang hari, terang bulan, saat
darurat.
darurat. P. duorarum, P. latisulcatus, P. plebejus,
P. duorarum, P. latisulcatus, P. plebejus,
kemungkinan
kemungkinan P. brasiliensis, P. notialis.
P. brasiliensis, P. notialis.
2.
2. Hidup di air agak keruh, keluar di malam hari, tetapi kadang-
Hidup di air agak keruh, keluar di malam hari, tetapi kadang-
kadang siang hari (darurat)
kadang siang hari (darurat) P. aztecus, P. esculentus, P.
P. aztecus, P. esculentus, P.
monodon, P. japonicus
monodon, P. japonicus and
and P. semisulcatus
P. semisulcatus.
.
3.
3. Hidup di air keruh kadang-kadang sembunyi.
Hidup di air keruh kadang-kadang sembunyi. P. indicus, P.
P. indicus, P.
merguiensis, P. chinensis [= orientalis], P. setiferus
merguiensis, P. chinensis [= orientalis], P. setiferus dan
dan
mungkin
mungkin P. occidentalis and P. schmitti
P. occidentalis and P. schmitti (
(Dall
Dall et al.
et al., 1990
, 1990).
).
Penyebaran udang
Penyebaran
Penyebaran
Udang Windu dan Vaname
Udang Windu dan Vaname
• Udang windu tersebar dari
Udang windu tersebar dari
China (Taiwan), Thailand,
China (Taiwan), Thailand,
Philippina, Malaysia,
Philippina, Malaysia,
Indonesia,
Indonesia, Australia,
Australia, India
India
sampai Madagaskar
sampai Madagaskar (Afrika)
(Afrika).
.
• Udang vaname ditemukan
Udang vaname ditemukan
Pantai Pacific Timur dari
Pantai Pacific Timur dari
Sonora (Mexico Utara)
Sonora (Mexico Utara)
hingga Amerika tengah dan
hingga Amerika tengah dan
Selatan Tumbes, Peru.
Selatan Tumbes, Peru.
Siklus hidup di alam
Siklus hidup di alam
Siklus Hidup
Siklus Hidup
Tahapan larva udang
Tahapan larva udang
Telur
Telur
Stadia - Zoea
Stadia - Zoea
Zoea 1
Zoea 2
Zoea 3
Stadia - Mysis
Stadia - Mysis
Larva udang
Larva udang
Nauplius
Zoea
Mysis
PL
Perkembangan larva udang
Perkembangan larva udang
MORFOLOGI
MORFOLOGI
1.
1. Bagian tubuh terdiri atas
Bagian tubuh terdiri atas
– Cephalothorax (kepala-dada)
Cephalothorax (kepala-dada)
– Abdomen (perut) : 6 ruas
Abdomen (perut) : 6 ruas
1.
1. Anggota t
Anggota tubuh udang
ubuh udang (appendages)
(appendages) dibentuk oleh 2 cabang
dibentuk oleh 2 cabang
(biramous)
(biramous)
– Exopodite
Exopodite
– Endopodite
Endopodite
1.
1. Appendages:
Appendages:
– Pada bag chephalothorax :
Pada bag chephalothorax : 1 ps mata
1 ps mata, 1 ps anatenula, 1
, 1 ps anatenula, 1
ps antena, 2 ps maxillae, 1 ps mandibula, 3 ps
ps antena, 2 ps maxillae, 1 ps mandibula, 3 ps
maxillaped, 5 ps kaki jalan (pteriopoda).
maxillaped, 5 ps kaki jalan (pteriopoda).
– Pada abdomen : 5 pasang kaki renang (pleopoda), 1 ps
Pada abdomen : 5 pasang kaki renang (pleopoda), 1 ps
uropoda dan
uropoda dan telson
telson.
.
MORFOLOGI
MORFOLOGI
4.
4. Pada bag cephalothorax tertutup (dilindungi) oleh carapace.
Pada bag cephalothorax tertutup (dilindungi) oleh carapace.
Pada ujung depan carapace terdapat tonjolan yang disebut
Pada ujung depan carapace terdapat tonjolan yang disebut
rostrum. Pada bagian atas dan bawah rostrum terdapat duri,
rostrum. Pada bagian atas dan bawah rostrum terdapat duri,
yang biasanya digunakan untuk mengidentifikasi jenis udang
yang biasanya digunakan untuk mengidentifikasi jenis udang
(taksonomi).
(taksonomi).
5.
5. Jumlah duri pada rostrum udang
Jumlah duri pada rostrum udang windu
windu adalah : (5-9) / (1-4)
adalah : (5-9) / (1-4)
rata-rata 7/3 (7 duri bag atas dan 3 duri bag bawah)
rata-rata 7/3 (7 duri bag atas dan 3 duri bag bawah)
Sedangkan pada
Sedangkan pada vaname
vaname (5-8) / (2-4) rata-rata 6/2
(5-8) / (2-4) rata-rata 6/2
6.
6. Dalam pertumbuhannya melakukan ganti kulit secara periodik
Dalam pertumbuhannya melakukan ganti kulit secara periodik
yang disebut moulting (ecdysis).
yang disebut moulting (ecdysis).
MORFOLOGI
MORFOLOGI
Brock and Main (1994)
MORFOLOGI
MORFOLOGI
Moulting (Ecdysis)
Moulting (Ecdysis)
• Moulting merupakan sifat alami bagi udang, untuk
Moulting merupakan sifat alami bagi udang, untuk
tumbuh. Moulting terjadi secara periodik.
tumbuh. Moulting terjadi secara periodik.
• Pada saat larva proses moulting dapat terjadi setiap
Pada saat larva proses moulting dapat terjadi setiap
beberapa jam, kemudian setiap hari dan semakin tua
beberapa jam, kemudian setiap hari dan semakin tua
umurnya semakin jarang frekuensi moultingnya.
umurnya semakin jarang frekuensi moultingnya.
• Moulting disamping merupakan proses alami untuk
Moulting disamping merupakan proses alami untuk
tumbuh secara periodik juga dapat dipengaruhi adanya
tumbuh secara periodik juga dapat dipengaruhi adanya
perubahan lingkungan. Proses moulting diatur oleh
perubahan lingkungan. Proses moulting diatur oleh
hormon
hormon ecdysteroid
ecdysteroid yang dihasilkan oleh organ-Y
yang dihasilkan oleh organ-Y.
.
• Ada 3 penyebab moulting :
Ada 3 penyebab moulting :
– Secara alami / periodik
Secara alami / periodik
– Karena rangsangan yang sengaja diberikan
Karena rangsangan yang sengaja diberikan
– Stress berat yang biasanya diikuti dengan kematian.
Stress berat yang biasanya diikuti dengan kematian.
Interval moulting
Interval moulting
pada udang
pada udang
Berat (gr)
Berat (gr) Moulting (hari)
Moulting (hari)
2 – 5
2 – 5 7 – 8
7 – 8
6 – 9
6 – 9 8 – 9
8 – 9
10 – 15
10 – 15 9 – 12
9 – 12
16 – 22
16 – 22 12 – 13
12 – 13
23 – 40
23 – 40 14 – 16
14 – 16
50 – 70 (Betina)
50 – 70 (Betina) 18 – 21
18 – 21
50 – 70 Jantan
50 – 70 Jantan 23 – 30
23 – 30
(Chanratchakool et al, 1998)
Shrimp Weight
Shrimp Weight
(grams)
(grams)
Period of Moulting
Period of Moulting
(days)
(days)
2 – 3
2 – 3 8 – 9
8 – 9
3 – 5
3 – 5 9 – 10
9 – 10
5 – 10
5 – 10 10 – 11
10 – 11
10 – 15
10 – 15 11 – 12
11 – 12
15 – 20
15 – 20 12 – 13
12 – 13
20 – 40
20 – 40 14 – 15
14 – 15
Log M = 0.8405 + 0.2114 Log W
Log M = 0.8405 + 0.2114 Log W
M : periode moulting
M : periode moulting
W : berat udang
W : berat udang
Interval moulting pada udang
Interval moulting pada udang
(Anonym, 1991)
Moulting
Moulting
Moulting (Ecdysis)
Moulting (Ecdysis)
epicuticle
exocuticle
endocuticle
New epicuticle
epidermis
Moulting fluid
New epicuticle
and procuticle
epidermis
Cuticula
Cuticula
• Terdiri dari lapisan chitin yang
Terdiri dari lapisan chitin yang
diperkuat dengan kalsium.
diperkuat dengan kalsium.
– Epicuticle – protein + calsium
Epicuticle – protein + calsium
– Exocuticle – chitin + calsium +
Exocuticle – chitin + calsium +
melanin
melanin
– Endocuticle – chitin + calsium
Endocuticle – chitin + calsium
(tinggi)
(tinggi)
– Inner chitin + protein layer
Inner chitin + protein layer
• Diproduksi oleh jaringan
Diproduksi oleh jaringan
epidermis
epidermis
• Dilumasi oleh mucus yang
Dilumasi oleh mucus yang
berasal dari tegumental gland
berasal dari tegumental gland
Cuticula
Cuticula
Cuticula pada larva
Cuticula pada larva
Cuticula
Cuticula
Tegumental gland Pigment cells
Pertumbuhan udang
Pertumbuhan udang
Carapace
Carapace
Appendages
Appendages
Anatomi Decapoda
Anatomi Decapoda
Anatomi Udang Penaid
Anatomi Udang Penaid
Brock and Main (1994)
Potongan melintang bag kepala udang
Potongan melintang bag kepala udang
Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
Terdiri atas:
Terdiri atas: Mulut – esophagus – stomach (ventriculus)
Mulut – esophagus – stomach (ventriculus) –
–
hepatopancreas – intestine –
hepatopancreas – intestine – rectum – anus.
rectum – anus.
Stomach merupakan tempat penghancuran makanan hingga
Stomach merupakan tempat penghancuran makanan hingga
halus sebelum sari-sari makanan diserap oleh usus
halus sebelum sari-sari makanan diserap oleh usus
Hepatopancreas (midgut gland) menghasilkan enzyme,
Hepatopancreas (midgut gland) menghasilkan enzyme,
menyimpan dan menyusun nutrisi sesuai kebutuhan.
menyimpan dan menyusun nutrisi sesuai kebutuhan.
Brock and Main (1994)
Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
A : anus AD : anterior diverticulum of midgut
DG : digestive gland M : mouth
MG : midgut Oes: oesophagus
Prov: proventriculus R: rectum
PD: posterior diverticulum of midgut
Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
Lambung
Lambung
mulut
usus
Kelenjar pencernaan
Hepatopancreas
Hepatopancreas
Midgut (usus)
Midgut (usus)
Sistem Reproduksi
Sistem Reproduksi
• Organ reproduksi jantan
Organ reproduksi jantan
– Testis
Testis
– Vas
Vas deferen
deferens
s
– Amp
Ampou
oul
le
e
– Ptasma
Ptasma
• Organ reproduksi betina
Organ reproduksi betina
– Ovarium
Ovarium
– Oviduct
Oviduct
– Thelycum
Thelycum
• Pembuahan secara
Pembuahan secara
eksternal (diluar tubuh)
eksternal (diluar tubuh)
Ptasma Thelycum
Organ reproduksi betina
Organ reproduksi betina
Oviduct
Ovarium
Thelicum
Thelicum
• Pada udang windu thelycum tertutup, sehingga
Pada udang windu thelycum tertutup, sehingga
dapat menampung spermatophora sebelum betina
dapat menampung spermatophora sebelum betina
melepaskan telurnya . Sebelum kawin (mating),
melepaskan telurnya . Sebelum kawin (mating),
didahului moulting.
didahului moulting.
• Pada udang vaname thelycum terbuka.
Pada udang vaname thelycum terbuka.
Closed thelycum
Closed thelycum Open thelycum
Open thelycum
Thelicum pada udang betina
Thelicum pada udang betina
thelycum
Organ reproduksi jantan
Organ reproduksi jantan
Vas deferens
Vas deferens
testis
testis
Ampoule
Ampoule
Organ reproduksi (lateral)
Organ reproduksi (lateral)
Betina
Jantan
Perkembangan gonad
Perkembangan gonad
Stage 0
Stage II
Stage III
Stage IV
Mating dan spawning
Mating dan spawning
• Pada udang windu, mating dan spawning terjadi saat
betina moulting, waktunya tengah malam.
• Pada vaname mating dan spawning terjadi saat tidak
moulting, waktunya setelah matahari terbenam.
Ablasi
Ablasi
Inseminasi
Inseminasi
• Sistem syaraf sangat sederhana.
Sistem syaraf sangat sederhana.
• Terdiri dari Central ganglion di kepala dan syaraf
Terdiri dari Central ganglion di kepala dan syaraf
ventral cord (tangga tali) yang memanjang
ventral cord (tangga tali) yang memanjang
sampai ekor.
sampai ekor.
• Menghubungkan sejumlah syaraf ke sebagian
Menghubungkan sejumlah syaraf ke sebagian
organ sensor seperti antena, antenulae, mata,
organ sensor seperti antena, antenulae, mata,
dll.
dll.
Syaraf (Nervous)
Syaraf (Nervous)
Syaraf (Nervous)
Syaraf (Nervous)
Mata
Mata
• Mata pada udang (Compound eye) berfungsi untuk
Mata pada udang (Compound eye) berfungsi untuk
membedakan gelap-terang dan mengamati adanya gerakan.
membedakan gelap-terang dan mengamati adanya gerakan.
Tidak dapat digunakan untuk melihat makanan.
Tidak dapat digunakan untuk melihat makanan.
• Udang tahu ada makanan melalui organ sensor pada antena
Udang tahu ada makanan melalui organ sensor pada antena
(Chaemoreceptor).
(Chaemoreceptor).
• Di tangkai mata terdapat X-organ yang berfungsi mengontrol
Di tangkai mata terdapat X-organ yang berfungsi mengontrol
pertumbuhan. Bila organ ini dihilangkan dengan memotong
pertumbuhan. Bila organ ini dihilangkan dengan memotong
mata (ablasi) maka akan mempercepat perkembangan gonad.
mata (ablasi) maka akan mempercepat perkembangan gonad.
Musculatory (Otot)
Musculatory (Otot)
Sebagian besar otot udang berada pada bagian
Sebagian besar otot udang berada pada bagian
abdomen.
abdomen.
Pada bagian Chephalothorax sebagian besar berisi
Pada bagian Chephalothorax sebagian besar berisi
organ-organ pencernaan, kelenjar pencernaan,
organ-organ pencernaan, kelenjar pencernaan,
jantung dll.
jantung dll.
Pernafasan (Respiratory)
Pernafasan (Respiratory)
• Insang merupakan organ pernafasan yang utama
Insang merupakan organ pernafasan yang utama
• Juga digunakan untuk mengekskresikan amonia
Juga digunakan untuk mengekskresikan amonia
• Untuk osmose regulasi dan menyerap mineral
Untuk osmose regulasi dan menyerap mineral
Insang
Insang
Blood vessel
Blood vessel
Peredaran darah
Peredaran darah
Sistem peredaran darahnya terbuka.
Sistem peredaran darahnya terbuka.
Terdiri dari jantung, sejumlah arteri yang mengedarkan darah ke organ
Terdiri dari jantung, sejumlah arteri yang mengedarkan darah ke organ
utama, tidak memiliki vena (pembuluh balik), terdapat sejumlah sinus.
utama, tidak memiliki vena (pembuluh balik), terdapat sejumlah sinus.
Hemolymph
Hemolymph masuk jantung
masuk jantung melalui ostia dan
melalui ostia dan keluar melalui
keluar melalui arteri
arteri
kemudian ke sinus. Aliran balik diatur oleh klep flap. Oksigen dibawa
kemudian ke sinus. Aliran balik diatur oleh klep flap. Oksigen dibawa
oleh hemocyanin (komponen yang mengandung Cu)
oleh hemocyanin (komponen yang mengandung Cu)
Hemolymph terdiri dari mineral anorgonaik (Na
Hemolymph terdiri dari mineral anorgonaik (Na+
+
, K
, K+
+
, Ca
, Ca2+
2+
, Mg
, Mg2+
2+
, dll),
, dll),
material organik (gula, protein dan lemak), hemocyanin dan hemocyte.
material organik (gula, protein dan lemak), hemocyanin dan hemocyte.
Jantung
Jantung
25-Pericardial cavity
26-Heart
27-Aorta posterior
(Dorsal
abdominal a.)
28-Posterior lateral a.
29-Sternal a.
30-Hepatic a.
31-Opthalmic a.
32-Antennary a.
33-Efferent vessel
34-Traces of gill
36-Osteum
Jantung
Jantung
• Kulit yang keras terbentuk dari chitine merupakan
Kulit yang keras terbentuk dari chitine merupakan
tameng utama terhadap serangan dari luar atau
tameng utama terhadap serangan dari luar atau
masuknya berbagai macam penyakit.
masuknya berbagai macam penyakit.
• Tidak ditemukan antibody (shg tdk ada sistem
Tidak ditemukan antibody (shg tdk ada sistem
kekebalan).
kekebalan).
• Non-specific, bawaan (innate), belum bisa divaksin
Non-specific, bawaan (innate), belum bisa divaksin
• Penggumpalan kemungkinan oleh transglutaminase
Penggumpalan kemungkinan oleh transglutaminase
cepat, cross-linking enzym
cepat, cross-linking enzym
– Protein dan enzyme dalam hemolimph.
Protein dan enzyme dalam hemolimph.
• Bacterial agglutinasi-aktivitas sangat tinggi-tanpa perlu
Bacterial agglutinasi-aktivitas sangat tinggi-tanpa perlu
rangsangan-mengandung lectin
rangsangan-mengandung lectin
• Antibacterial protein dan peptida
Antibacterial protein dan peptida
Sistem Pertahanan
Sistem Pertahanan
Sel darah (hematocyte)
Sel darah (hematocyte)
Granular
hematocytes
Semi (small)
granular
hematocytes
Hyaline cells
Mekanisme perlawanan
Mekanisme perlawanan
• Terdiri dari hemocyte bebas dan sel tetap
• 3 tipe hemocyte:
– Hyaline cells (HC) tanpa granula
– Smal granular hemocytes (SGH)
– Large granular hemocytes (LGH)
• Respon fisika dan kimia yang kompleks
– Phagositosis, encapsulasi, melanisasi.
• Lymphoid organ memegang peran
Lymphoid organ
Lymphoid organ
Sistem Ekskresi
Sistem Ekskresi
• Kelenjar antena (antennal gland
Kelenjar antena (antennal gland
atau green gland) berfungsi
atau green gland) berfungsi
mengontrol volume/tekanan
mengontrol volume/tekanan
cairan internal dan ion (misalnya
cairan internal dan ion (misalnya
Mg
Mg2+
2+
)
)
• Sel kelenjar antena berfungsi
Sel kelenjar antena berfungsi
untuk ekskresi dan resorpsi
untuk ekskresi dan resorpsi
selektif
selektif
• Coelomosec untuk memfilter
Coelomosec untuk memfilter
darah
darah
• Nephrocyte dalam sumbu insang
Nephrocyte dalam sumbu insang
dan menempel pada kaki.
dan menempel pada kaki.
Permasalahan
Permasalahan
• Permasalahan dalam budidaya (hatchery maupun
Permasalahan dalam budidaya (hatchery maupun
pembesaran) antara lain :
pembesaran) antara lain :
– Genetik - inbreeding
Genetik - inbreeding 
 pertumbuhan lambat.
pertumbuhan lambat.
– Penyakit - mikroba (virus, bakteri, jamur), parasit
Penyakit - mikroba (virus, bakteri, jamur), parasit
(protozoa, cacing,dll)
(protozoa, cacing,dll) 
 kerugian secara ekonomi
kerugian secara ekonomi
– Kualitas lingkungan budidaya
Kualitas lingkungan budidaya 
 cenderung menurun
cenderung menurun
– Manajemen budidaya.
Manajemen budidaya.
– Pemahaman pengetahuan dasar tentang biologi
Pemahaman pengetahuan dasar tentang biologi
udang :
udang : menyangkut sifat dan tingkah laku udang
menyangkut sifat dan tingkah laku udang
– Perlu penambahan wawasan secara terus-menerus
Perlu penambahan wawasan secara terus-menerus

 short course / training, seminar, studi banding.
short course / training, seminar, studi banding.
Penutup
Penutup
• Pengetahuan tentang BIOLOGI UDANG sangat penting
untuk menunjang keberhasilan dalam budidaya udang.
• Tujuan mempelajari biologi udang adalah untuk
mengetahui :
– sifat-sifat udang,
– Tingkah laku dan kebiasaan udang,
– Anatomi / bagian tubuh udang
Sehingga dapat mengenal udang lebih jauh dan
memberikan gambaran cara pembudidayaannya secara
lebih baik.
THE
Referensi:
Fegan, D. 2005. Introduction to shrimp Biology. In Shrimp Health Management
Fegan, D. 2005. Introduction to shrimp Biology. In Shrimp Health Management
Training Workshop. Bangkok, Thailand
Training Workshop. Bangkok, Thailand
Brock, J.A. and Kevan L. Main, 1994. A guide to the common problems and
Brock, J.A. and Kevan L. Main, 1994. A guide to the common problems and
diseases of cultured Penaeus vannamei. World Aquaculture society.Baton
diseases of cultured Penaeus vannamei. World Aquaculture society.Baton
Rouge. Lousiana, USA
Rouge. Lousiana, USA
Shigueno, K. 1975. Shrimp Culture in Japan. Association for technical
Shigueno, K. 1975. Shrimp Culture in Japan. Association for technical
Promotion. Tokyo, Japan.
Promotion. Tokyo, Japan.

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Biologi Udang.pdf

Presentasi for arthropode
Presentasi for arthropodePresentasi for arthropode
Presentasi for arthropode
R Januari
 
laporan praktikum lapangan taksonomi hewan
laporan praktikum lapangan taksonomi hewanlaporan praktikum lapangan taksonomi hewan
laporan praktikum lapangan taksonomi hewan
Elmisa Subama
 
Kuliah 3 arthropoda-trilobita celicherata [compatibility mode]
Kuliah 3 arthropoda-trilobita celicherata [compatibility mode]Kuliah 3 arthropoda-trilobita celicherata [compatibility mode]
Kuliah 3 arthropoda-trilobita celicherata [compatibility mode]
PT. SASA
 
2010 pengamatan invertebratadibama
2010 pengamatan invertebratadibama2010 pengamatan invertebratadibama
2010 pengamatan invertebratadibama
Yuga Rahmat S
 
Kuliah 4 crustacea chepalocarina-ostracoda [compatibility mode]
Kuliah 4 crustacea chepalocarina-ostracoda [compatibility mode]Kuliah 4 crustacea chepalocarina-ostracoda [compatibility mode]
Kuliah 4 crustacea chepalocarina-ostracoda [compatibility mode]
PT. SASA
 
Sipunculus norvegicus
Sipunculus norvegicusSipunculus norvegicus
Sipunculus norvegicus
Iga Wardani
 
Kuliah 6 crustacea malacostraca [compatibility mode]
Kuliah 6 crustacea malacostraca [compatibility mode]Kuliah 6 crustacea malacostraca [compatibility mode]
Kuliah 6 crustacea malacostraca [compatibility mode]
PT. SASA
 
Kelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidupKelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidup
mamadila
 
Kelangsungan hidup organisme
Kelangsungan hidup organismeKelangsungan hidup organisme
Kelangsungan hidup organisme
Anang Ma'ruf
 

Ähnlich wie Biologi Udang.pdf (20)

Mollusca
MolluscaMollusca
Mollusca
 
Teknik Identifikasi Ikan Karang Secara Visual
Teknik Identifikasi Ikan Karang Secara VisualTeknik Identifikasi Ikan Karang Secara Visual
Teknik Identifikasi Ikan Karang Secara Visual
 
Presentasi for arthropode
Presentasi for arthropodePresentasi for arthropode
Presentasi for arthropode
 
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan IkanMakalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
 
laporan praktikum lapangan taksonomi hewan
laporan praktikum lapangan taksonomi hewanlaporan praktikum lapangan taksonomi hewan
laporan praktikum lapangan taksonomi hewan
 
klasifikasi arthropoda
klasifikasi arthropodaklasifikasi arthropoda
klasifikasi arthropoda
 
Kuliah 3 arthropoda-trilobita celicherata [compatibility mode]
Kuliah 3 arthropoda-trilobita celicherata [compatibility mode]Kuliah 3 arthropoda-trilobita celicherata [compatibility mode]
Kuliah 3 arthropoda-trilobita celicherata [compatibility mode]
 
Mollusca, echinodermata & artropoda
Mollusca, echinodermata & artropodaMollusca, echinodermata & artropoda
Mollusca, echinodermata & artropoda
 
KELANGSUNGAN MAKHLUK HIDUP
KELANGSUNGAN MAKHLUK HIDUP KELANGSUNGAN MAKHLUK HIDUP
KELANGSUNGAN MAKHLUK HIDUP
 
Taksonomi hewan
Taksonomi hewanTaksonomi hewan
Taksonomi hewan
 
2010 pengamatan invertebratadibama
2010 pengamatan invertebratadibama2010 pengamatan invertebratadibama
2010 pengamatan invertebratadibama
 
Kuliah 4 crustacea chepalocarina-ostracoda [compatibility mode]
Kuliah 4 crustacea chepalocarina-ostracoda [compatibility mode]Kuliah 4 crustacea chepalocarina-ostracoda [compatibility mode]
Kuliah 4 crustacea chepalocarina-ostracoda [compatibility mode]
 
Protista Protozoa
Protista ProtozoaProtista Protozoa
Protista Protozoa
 
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
Sipunculus norvegicus
Sipunculus norvegicusSipunculus norvegicus
Sipunculus norvegicus
 
Kuliah 6 crustacea malacostraca [compatibility mode]
Kuliah 6 crustacea malacostraca [compatibility mode]Kuliah 6 crustacea malacostraca [compatibility mode]
Kuliah 6 crustacea malacostraca [compatibility mode]
 
Kelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidupKelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidup
 
Kelangsungan hidup organisme
Kelangsungan hidup organismeKelangsungan hidup organisme
Kelangsungan hidup organisme
 
1503 echinodermata
1503 echinodermata1503 echinodermata
1503 echinodermata
 

Biologi Udang.pdf

  • 1. Pengantar Pengantar BIOLOGI UDANG BIOLOGI UDANG Oleh: Dr.Ir.Andi Gusti Tantu,MP Dosen MK. Budidaya Perairan Jurusan Perikanan Universitas 45 Makassar
  • 2. Biologi Udang Biologi Udang • Taksonomi Taksonomi • Ekologi Ekologi – Kebiasaan makan Kebiasaan makan – Lingkungan hidup / habitat Lingkungan hidup / habitat – Penyebaran Penyebaran – Siklus hidup Siklus hidup • Morfologi Morfologi • Anatomi Anatomi • Budidaya : Budidaya : – Hatchery Hatchery – Pembesaran Pembesaran
  • 3. Taksonomi Taksonomi • Phylum : Arthropoda • Subphylum : Crustacea • Class : Malacostraca • Subclass : Eumalacostraca • Superorder : Eucarida • Order : Decapoda • Suborder : Natantia • Superfamily : Penaeoidea • Family : Penaeidae • Genus : Penaeus / Litopenaeus • Species : Penaeus monodon Penaeus vannamei diganti (Litopenaeus vannamei) Pada th 1997 nama Penaeus vannamei diubah menjadi Litopenaeus vannamei oleh DR.Isabel Perez Farfante dan DR. Brian Kensley.
  • 4. Ciri-ciri Ciri-ciri • Udang windu Udang windu (Penaeus monodon (Penaeus monodon): ): – Duri rostrum bag atas (5-9), bag bawah (1-4) rata-rata Duri rostrum bag atas (5-9), bag bawah (1-4) rata-rata 7/3, rostrum agak sigmoid. 7/3, rostrum agak sigmoid. – Warna kehitaman/kehijauan/kebiruan belang Warna kehitaman/kehijauan/kebiruan belang putih/kekuningan sebanyak 9 garis. putih/kekuningan sebanyak 9 garis. • Udang vaname ( Udang vaname (Litopenaeus vannamei) Litopenaeus vannamei): : – Duri rostrum bag atas (5-8), bag bawah (2-4) rata-rata Duri rostrum bag atas (5-8), bag bawah (2-4) rata-rata 6/2 6/2 – Warna putih kadang agak kecoklatan atau kebiruan Warna putih kadang agak kecoklatan atau kebiruan tergantung lingkungan. tergantung lingkungan.
  • 5. Kebiasaan makan Kebiasaan makan • Udang penaid (windu dan vaname) merupakan hewan nocturnal. Udang penaid (windu dan vaname) merupakan hewan nocturnal. Aktif di malam hari atau kondisi gelap. Aktif di malam hari atau kondisi gelap. • Termasuk hewan “Omnivore scavenger” atau pemakan segala. Termasuk hewan “Omnivore scavenger” atau pemakan segala. • Kebiasaan mangsa sesama jenis (kanibal). Kebiasaan mangsa sesama jenis (kanibal). • Makanan alaminya adalah : Makanan alaminya adalah : – Detritus, Algae (fitoplankton terutama diatom), Lumut, Detritus, Algae (fitoplankton terutama diatom), Lumut, Zooplankton : Copepoda, Polychaeta, Larva kerang, Bahkan Zooplankton : Copepoda, Polychaeta, Larva kerang, Bahkan (menurut beberapa ahli) sangat mungkin kotorannya dimakan (menurut beberapa ahli) sangat mungkin kotorannya dimakan kembali. kembali. • Udang mengetahui makanan dengan bantuan organ sensor berupa Udang mengetahui makanan dengan bantuan organ sensor berupa bulu-bulu halus yang terdapat pada antenula, antena, mulut, capit, bulu-bulu halus yang terdapat pada antenula, antena, mulut, capit, dan maxillaped yang dapat mengetahui sinyal kimiawi. dan maxillaped yang dapat mengetahui sinyal kimiawi. • Udang mengambil makanan dengan capitnya yang terdapat pada Udang mengambil makanan dengan capitnya yang terdapat pada kaki jalan 1,2 dan 3. kemudian dimasukkan mulutnya. kaki jalan 1,2 dan 3. kemudian dimasukkan mulutnya.
  • 6. Habitat / tempat hidup Habitat / tempat hidup • Pada umumnya udang lebih menyukai hidup di dasar Pada umumnya udang lebih menyukai hidup di dasar perairan, dengan kondisi dasar yang berlumpur atau perairan, dengan kondisi dasar yang berlumpur atau lumpur berpasir. lumpur berpasir. • Udang windu lebih banyak diam di dasar sepanjang Udang windu lebih banyak diam di dasar sepanjang hidupnya. hidupnya. • Sedangkan udang vaname lebih aktif di dalam kolom air Sedangkan udang vaname lebih aktif di dalam kolom air dan suka menggaruk-garuk dasar. dan suka menggaruk-garuk dasar. • Masing-masing jenis udang memiliki pengaruh Masing-masing jenis udang memiliki pengaruh (sensitivitas) yang berbeda terhadap sinar. Ada yang (sensitivitas) yang berbeda terhadap sinar. Ada yang sensitif, ada yang tidak terpengaruh. sensitif, ada yang tidak terpengaruh.
  • 7. Pengaruh sinar Pengaruh sinar • Udang Udang Penaeid Penaeid dapat dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan dapat dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan kebiasaan sembunyi. kebiasaan sembunyi. 1. 1. Hidup di air jernih, sembunyi di siang hari, terang bulan, saat Hidup di air jernih, sembunyi di siang hari, terang bulan, saat darurat. darurat. P. duorarum, P. latisulcatus, P. plebejus, P. duorarum, P. latisulcatus, P. plebejus, kemungkinan kemungkinan P. brasiliensis, P. notialis. P. brasiliensis, P. notialis. 2. 2. Hidup di air agak keruh, keluar di malam hari, tetapi kadang- Hidup di air agak keruh, keluar di malam hari, tetapi kadang- kadang siang hari (darurat) kadang siang hari (darurat) P. aztecus, P. esculentus, P. P. aztecus, P. esculentus, P. monodon, P. japonicus monodon, P. japonicus and and P. semisulcatus P. semisulcatus. . 3. 3. Hidup di air keruh kadang-kadang sembunyi. Hidup di air keruh kadang-kadang sembunyi. P. indicus, P. P. indicus, P. merguiensis, P. chinensis [= orientalis], P. setiferus merguiensis, P. chinensis [= orientalis], P. setiferus dan dan mungkin mungkin P. occidentalis and P. schmitti P. occidentalis and P. schmitti ( (Dall Dall et al. et al., 1990 , 1990). ).
  • 9. Penyebaran Penyebaran Udang Windu dan Vaname Udang Windu dan Vaname • Udang windu tersebar dari Udang windu tersebar dari China (Taiwan), Thailand, China (Taiwan), Thailand, Philippina, Malaysia, Philippina, Malaysia, Indonesia, Indonesia, Australia, Australia, India India sampai Madagaskar sampai Madagaskar (Afrika) (Afrika). . • Udang vaname ditemukan Udang vaname ditemukan Pantai Pacific Timur dari Pantai Pacific Timur dari Sonora (Mexico Utara) Sonora (Mexico Utara) hingga Amerika tengah dan hingga Amerika tengah dan Selatan Tumbes, Peru. Selatan Tumbes, Peru.
  • 10. Siklus hidup di alam Siklus hidup di alam
  • 14. Stadia - Zoea Stadia - Zoea Zoea 1 Zoea 2 Zoea 3
  • 18.
  • 19. MORFOLOGI MORFOLOGI 1. 1. Bagian tubuh terdiri atas Bagian tubuh terdiri atas – Cephalothorax (kepala-dada) Cephalothorax (kepala-dada) – Abdomen (perut) : 6 ruas Abdomen (perut) : 6 ruas 1. 1. Anggota t Anggota tubuh udang ubuh udang (appendages) (appendages) dibentuk oleh 2 cabang dibentuk oleh 2 cabang (biramous) (biramous) – Exopodite Exopodite – Endopodite Endopodite 1. 1. Appendages: Appendages: – Pada bag chephalothorax : Pada bag chephalothorax : 1 ps mata 1 ps mata, 1 ps anatenula, 1 , 1 ps anatenula, 1 ps antena, 2 ps maxillae, 1 ps mandibula, 3 ps ps antena, 2 ps maxillae, 1 ps mandibula, 3 ps maxillaped, 5 ps kaki jalan (pteriopoda). maxillaped, 5 ps kaki jalan (pteriopoda). – Pada abdomen : 5 pasang kaki renang (pleopoda), 1 ps Pada abdomen : 5 pasang kaki renang (pleopoda), 1 ps uropoda dan uropoda dan telson telson. .
  • 21. 4. 4. Pada bag cephalothorax tertutup (dilindungi) oleh carapace. Pada bag cephalothorax tertutup (dilindungi) oleh carapace. Pada ujung depan carapace terdapat tonjolan yang disebut Pada ujung depan carapace terdapat tonjolan yang disebut rostrum. Pada bagian atas dan bawah rostrum terdapat duri, rostrum. Pada bagian atas dan bawah rostrum terdapat duri, yang biasanya digunakan untuk mengidentifikasi jenis udang yang biasanya digunakan untuk mengidentifikasi jenis udang (taksonomi). (taksonomi). 5. 5. Jumlah duri pada rostrum udang Jumlah duri pada rostrum udang windu windu adalah : (5-9) / (1-4) adalah : (5-9) / (1-4) rata-rata 7/3 (7 duri bag atas dan 3 duri bag bawah) rata-rata 7/3 (7 duri bag atas dan 3 duri bag bawah) Sedangkan pada Sedangkan pada vaname vaname (5-8) / (2-4) rata-rata 6/2 (5-8) / (2-4) rata-rata 6/2 6. 6. Dalam pertumbuhannya melakukan ganti kulit secara periodik Dalam pertumbuhannya melakukan ganti kulit secara periodik yang disebut moulting (ecdysis). yang disebut moulting (ecdysis). MORFOLOGI MORFOLOGI
  • 22. Brock and Main (1994) MORFOLOGI MORFOLOGI
  • 23. Moulting (Ecdysis) Moulting (Ecdysis) • Moulting merupakan sifat alami bagi udang, untuk Moulting merupakan sifat alami bagi udang, untuk tumbuh. Moulting terjadi secara periodik. tumbuh. Moulting terjadi secara periodik. • Pada saat larva proses moulting dapat terjadi setiap Pada saat larva proses moulting dapat terjadi setiap beberapa jam, kemudian setiap hari dan semakin tua beberapa jam, kemudian setiap hari dan semakin tua umurnya semakin jarang frekuensi moultingnya. umurnya semakin jarang frekuensi moultingnya. • Moulting disamping merupakan proses alami untuk Moulting disamping merupakan proses alami untuk tumbuh secara periodik juga dapat dipengaruhi adanya tumbuh secara periodik juga dapat dipengaruhi adanya perubahan lingkungan. Proses moulting diatur oleh perubahan lingkungan. Proses moulting diatur oleh hormon hormon ecdysteroid ecdysteroid yang dihasilkan oleh organ-Y yang dihasilkan oleh organ-Y. . • Ada 3 penyebab moulting : Ada 3 penyebab moulting : – Secara alami / periodik Secara alami / periodik – Karena rangsangan yang sengaja diberikan Karena rangsangan yang sengaja diberikan – Stress berat yang biasanya diikuti dengan kematian. Stress berat yang biasanya diikuti dengan kematian.
  • 24. Interval moulting Interval moulting pada udang pada udang Berat (gr) Berat (gr) Moulting (hari) Moulting (hari) 2 – 5 2 – 5 7 – 8 7 – 8 6 – 9 6 – 9 8 – 9 8 – 9 10 – 15 10 – 15 9 – 12 9 – 12 16 – 22 16 – 22 12 – 13 12 – 13 23 – 40 23 – 40 14 – 16 14 – 16 50 – 70 (Betina) 50 – 70 (Betina) 18 – 21 18 – 21 50 – 70 Jantan 50 – 70 Jantan 23 – 30 23 – 30 (Chanratchakool et al, 1998)
  • 25. Shrimp Weight Shrimp Weight (grams) (grams) Period of Moulting Period of Moulting (days) (days) 2 – 3 2 – 3 8 – 9 8 – 9 3 – 5 3 – 5 9 – 10 9 – 10 5 – 10 5 – 10 10 – 11 10 – 11 10 – 15 10 – 15 11 – 12 11 – 12 15 – 20 15 – 20 12 – 13 12 – 13 20 – 40 20 – 40 14 – 15 14 – 15 Log M = 0.8405 + 0.2114 Log W Log M = 0.8405 + 0.2114 Log W M : periode moulting M : periode moulting W : berat udang W : berat udang Interval moulting pada udang Interval moulting pada udang (Anonym, 1991)
  • 27. Moulting (Ecdysis) Moulting (Ecdysis) epicuticle exocuticle endocuticle New epicuticle epidermis Moulting fluid New epicuticle and procuticle epidermis
  • 28. Cuticula Cuticula • Terdiri dari lapisan chitin yang Terdiri dari lapisan chitin yang diperkuat dengan kalsium. diperkuat dengan kalsium. – Epicuticle – protein + calsium Epicuticle – protein + calsium – Exocuticle – chitin + calsium + Exocuticle – chitin + calsium + melanin melanin – Endocuticle – chitin + calsium Endocuticle – chitin + calsium (tinggi) (tinggi) – Inner chitin + protein layer Inner chitin + protein layer • Diproduksi oleh jaringan Diproduksi oleh jaringan epidermis epidermis • Dilumasi oleh mucus yang Dilumasi oleh mucus yang berasal dari tegumental gland berasal dari tegumental gland
  • 36. Anatomi Udang Penaid Anatomi Udang Penaid Brock and Main (1994)
  • 37. Potongan melintang bag kepala udang Potongan melintang bag kepala udang
  • 38. Sistem Pencernaan Sistem Pencernaan Terdiri atas: Terdiri atas: Mulut – esophagus – stomach (ventriculus) Mulut – esophagus – stomach (ventriculus) – – hepatopancreas – intestine – hepatopancreas – intestine – rectum – anus. rectum – anus. Stomach merupakan tempat penghancuran makanan hingga Stomach merupakan tempat penghancuran makanan hingga halus sebelum sari-sari makanan diserap oleh usus halus sebelum sari-sari makanan diserap oleh usus Hepatopancreas (midgut gland) menghasilkan enzyme, Hepatopancreas (midgut gland) menghasilkan enzyme, menyimpan dan menyusun nutrisi sesuai kebutuhan. menyimpan dan menyusun nutrisi sesuai kebutuhan.
  • 39. Brock and Main (1994) Sistem Pencernaan Sistem Pencernaan
  • 40. A : anus AD : anterior diverticulum of midgut DG : digestive gland M : mouth MG : midgut Oes: oesophagus Prov: proventriculus R: rectum PD: posterior diverticulum of midgut Sistem Pencernaan Sistem Pencernaan
  • 45. Sistem Reproduksi Sistem Reproduksi • Organ reproduksi jantan Organ reproduksi jantan – Testis Testis – Vas Vas deferen deferens s – Amp Ampou oul le e – Ptasma Ptasma • Organ reproduksi betina Organ reproduksi betina – Ovarium Ovarium – Oviduct Oviduct – Thelycum Thelycum • Pembuahan secara Pembuahan secara eksternal (diluar tubuh) eksternal (diluar tubuh) Ptasma Thelycum
  • 46. Organ reproduksi betina Organ reproduksi betina Oviduct Ovarium
  • 47. Thelicum Thelicum • Pada udang windu thelycum tertutup, sehingga Pada udang windu thelycum tertutup, sehingga dapat menampung spermatophora sebelum betina dapat menampung spermatophora sebelum betina melepaskan telurnya . Sebelum kawin (mating), melepaskan telurnya . Sebelum kawin (mating), didahului moulting. didahului moulting. • Pada udang vaname thelycum terbuka. Pada udang vaname thelycum terbuka. Closed thelycum Closed thelycum Open thelycum Open thelycum
  • 48. Thelicum pada udang betina Thelicum pada udang betina thelycum
  • 49. Organ reproduksi jantan Organ reproduksi jantan Vas deferens Vas deferens testis testis Ampoule Ampoule
  • 50. Organ reproduksi (lateral) Organ reproduksi (lateral) Betina Jantan
  • 51. Perkembangan gonad Perkembangan gonad Stage 0 Stage II Stage III Stage IV
  • 52. Mating dan spawning Mating dan spawning • Pada udang windu, mating dan spawning terjadi saat betina moulting, waktunya tengah malam. • Pada vaname mating dan spawning terjadi saat tidak moulting, waktunya setelah matahari terbenam.
  • 55. • Sistem syaraf sangat sederhana. Sistem syaraf sangat sederhana. • Terdiri dari Central ganglion di kepala dan syaraf Terdiri dari Central ganglion di kepala dan syaraf ventral cord (tangga tali) yang memanjang ventral cord (tangga tali) yang memanjang sampai ekor. sampai ekor. • Menghubungkan sejumlah syaraf ke sebagian Menghubungkan sejumlah syaraf ke sebagian organ sensor seperti antena, antenulae, mata, organ sensor seperti antena, antenulae, mata, dll. dll. Syaraf (Nervous) Syaraf (Nervous)
  • 57. Mata Mata • Mata pada udang (Compound eye) berfungsi untuk Mata pada udang (Compound eye) berfungsi untuk membedakan gelap-terang dan mengamati adanya gerakan. membedakan gelap-terang dan mengamati adanya gerakan. Tidak dapat digunakan untuk melihat makanan. Tidak dapat digunakan untuk melihat makanan. • Udang tahu ada makanan melalui organ sensor pada antena Udang tahu ada makanan melalui organ sensor pada antena (Chaemoreceptor). (Chaemoreceptor). • Di tangkai mata terdapat X-organ yang berfungsi mengontrol Di tangkai mata terdapat X-organ yang berfungsi mengontrol pertumbuhan. Bila organ ini dihilangkan dengan memotong pertumbuhan. Bila organ ini dihilangkan dengan memotong mata (ablasi) maka akan mempercepat perkembangan gonad. mata (ablasi) maka akan mempercepat perkembangan gonad.
  • 58. Musculatory (Otot) Musculatory (Otot) Sebagian besar otot udang berada pada bagian Sebagian besar otot udang berada pada bagian abdomen. abdomen. Pada bagian Chephalothorax sebagian besar berisi Pada bagian Chephalothorax sebagian besar berisi organ-organ pencernaan, kelenjar pencernaan, organ-organ pencernaan, kelenjar pencernaan, jantung dll. jantung dll.
  • 59. Pernafasan (Respiratory) Pernafasan (Respiratory) • Insang merupakan organ pernafasan yang utama Insang merupakan organ pernafasan yang utama • Juga digunakan untuk mengekskresikan amonia Juga digunakan untuk mengekskresikan amonia • Untuk osmose regulasi dan menyerap mineral Untuk osmose regulasi dan menyerap mineral
  • 61. Peredaran darah Peredaran darah Sistem peredaran darahnya terbuka. Sistem peredaran darahnya terbuka. Terdiri dari jantung, sejumlah arteri yang mengedarkan darah ke organ Terdiri dari jantung, sejumlah arteri yang mengedarkan darah ke organ utama, tidak memiliki vena (pembuluh balik), terdapat sejumlah sinus. utama, tidak memiliki vena (pembuluh balik), terdapat sejumlah sinus. Hemolymph Hemolymph masuk jantung masuk jantung melalui ostia dan melalui ostia dan keluar melalui keluar melalui arteri arteri kemudian ke sinus. Aliran balik diatur oleh klep flap. Oksigen dibawa kemudian ke sinus. Aliran balik diatur oleh klep flap. Oksigen dibawa oleh hemocyanin (komponen yang mengandung Cu) oleh hemocyanin (komponen yang mengandung Cu) Hemolymph terdiri dari mineral anorgonaik (Na Hemolymph terdiri dari mineral anorgonaik (Na+ + , K , K+ + , Ca , Ca2+ 2+ , Mg , Mg2+ 2+ , dll), , dll), material organik (gula, protein dan lemak), hemocyanin dan hemocyte. material organik (gula, protein dan lemak), hemocyanin dan hemocyte.
  • 62. Jantung Jantung 25-Pericardial cavity 26-Heart 27-Aorta posterior (Dorsal abdominal a.) 28-Posterior lateral a. 29-Sternal a. 30-Hepatic a. 31-Opthalmic a. 32-Antennary a. 33-Efferent vessel 34-Traces of gill 36-Osteum
  • 64. • Kulit yang keras terbentuk dari chitine merupakan Kulit yang keras terbentuk dari chitine merupakan tameng utama terhadap serangan dari luar atau tameng utama terhadap serangan dari luar atau masuknya berbagai macam penyakit. masuknya berbagai macam penyakit. • Tidak ditemukan antibody (shg tdk ada sistem Tidak ditemukan antibody (shg tdk ada sistem kekebalan). kekebalan). • Non-specific, bawaan (innate), belum bisa divaksin Non-specific, bawaan (innate), belum bisa divaksin • Penggumpalan kemungkinan oleh transglutaminase Penggumpalan kemungkinan oleh transglutaminase cepat, cross-linking enzym cepat, cross-linking enzym – Protein dan enzyme dalam hemolimph. Protein dan enzyme dalam hemolimph. • Bacterial agglutinasi-aktivitas sangat tinggi-tanpa perlu Bacterial agglutinasi-aktivitas sangat tinggi-tanpa perlu rangsangan-mengandung lectin rangsangan-mengandung lectin • Antibacterial protein dan peptida Antibacterial protein dan peptida Sistem Pertahanan Sistem Pertahanan
  • 65. Sel darah (hematocyte) Sel darah (hematocyte) Granular hematocytes Semi (small) granular hematocytes Hyaline cells
  • 66. Mekanisme perlawanan Mekanisme perlawanan • Terdiri dari hemocyte bebas dan sel tetap • 3 tipe hemocyte: – Hyaline cells (HC) tanpa granula – Smal granular hemocytes (SGH) – Large granular hemocytes (LGH) • Respon fisika dan kimia yang kompleks – Phagositosis, encapsulasi, melanisasi. • Lymphoid organ memegang peran
  • 68. Sistem Ekskresi Sistem Ekskresi • Kelenjar antena (antennal gland Kelenjar antena (antennal gland atau green gland) berfungsi atau green gland) berfungsi mengontrol volume/tekanan mengontrol volume/tekanan cairan internal dan ion (misalnya cairan internal dan ion (misalnya Mg Mg2+ 2+ ) ) • Sel kelenjar antena berfungsi Sel kelenjar antena berfungsi untuk ekskresi dan resorpsi untuk ekskresi dan resorpsi selektif selektif • Coelomosec untuk memfilter Coelomosec untuk memfilter darah darah • Nephrocyte dalam sumbu insang Nephrocyte dalam sumbu insang dan menempel pada kaki. dan menempel pada kaki.
  • 69. Permasalahan Permasalahan • Permasalahan dalam budidaya (hatchery maupun Permasalahan dalam budidaya (hatchery maupun pembesaran) antara lain : pembesaran) antara lain : – Genetik - inbreeding Genetik - inbreeding   pertumbuhan lambat. pertumbuhan lambat. – Penyakit - mikroba (virus, bakteri, jamur), parasit Penyakit - mikroba (virus, bakteri, jamur), parasit (protozoa, cacing,dll) (protozoa, cacing,dll)   kerugian secara ekonomi kerugian secara ekonomi – Kualitas lingkungan budidaya Kualitas lingkungan budidaya   cenderung menurun cenderung menurun – Manajemen budidaya. Manajemen budidaya. – Pemahaman pengetahuan dasar tentang biologi Pemahaman pengetahuan dasar tentang biologi udang : udang : menyangkut sifat dan tingkah laku udang menyangkut sifat dan tingkah laku udang – Perlu penambahan wawasan secara terus-menerus Perlu penambahan wawasan secara terus-menerus   short course / training, seminar, studi banding. short course / training, seminar, studi banding.
  • 70. Penutup Penutup • Pengetahuan tentang BIOLOGI UDANG sangat penting untuk menunjang keberhasilan dalam budidaya udang. • Tujuan mempelajari biologi udang adalah untuk mengetahui : – sifat-sifat udang, – Tingkah laku dan kebiasaan udang, – Anatomi / bagian tubuh udang Sehingga dapat mengenal udang lebih jauh dan memberikan gambaran cara pembudidayaannya secara lebih baik.
  • 71. THE Referensi: Fegan, D. 2005. Introduction to shrimp Biology. In Shrimp Health Management Fegan, D. 2005. Introduction to shrimp Biology. In Shrimp Health Management Training Workshop. Bangkok, Thailand Training Workshop. Bangkok, Thailand Brock, J.A. and Kevan L. Main, 1994. A guide to the common problems and Brock, J.A. and Kevan L. Main, 1994. A guide to the common problems and diseases of cultured Penaeus vannamei. World Aquaculture society.Baton diseases of cultured Penaeus vannamei. World Aquaculture society.Baton Rouge. Lousiana, USA Rouge. Lousiana, USA Shigueno, K. 1975. Shrimp Culture in Japan. Association for technical Shigueno, K. 1975. Shrimp Culture in Japan. Association for technical Promotion. Tokyo, Japan. Promotion. Tokyo, Japan.