1. Pandangan Mereka Madzhab Salaf Lebih Selamat Dan Madzhab Kholaf Lebih Ilmiyah Dan Lebih Bijaksana ?
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1416&bagian=0
Pandangan Mereka Madzhab Salaf Lebih Selamat Dan Madzha...
Kategori :
Al-Manhaj As-Salafy
Tanggal : Kamis, 28 April 2005 19:56:40 WIB
SAHABAT RASULULLAH SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM MEMILIKI MANHAJ ILMIYAH
Oleh
Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied Al-Hilaaly
Bagian Ketiga dari Empat Tulisan [3/4]
Pertama.
Pandangan mereka bahwa madzhab Salaf lebih selamat dan madzhab kholaf lebih ilmiyah dan lebih bijaksana.
Dibawah ini bantahan pandangan yang benar-benar menyesatkan ini dimana akan dibantah dari beberapa
aspek :
[1]. Orang-orang khalaf telah memisahkan antara keselamatan ilmu dan hikmah, bukankah ilmu dan hikmah
itu asas sendi keselamatan yang berjalan diatas kendaraan ilmu dan bermuara pada hikmah ? maka bagaimana
akal mereka membenarkan perbedaan antara sebab dan akibatnya ? Sungguh ini satu yang mustahil.
[2]. Bagaimana orang-orang khalaf lebih mengerti Allah dan RasulNya Shallallahu 'alaihi wa sallam dari
sebaik-baik manusia, dan keutamaan tersebut hanya ada pada ilmu dan hikmah.
[3]. Ilmu dan hikmah apa saja yang ada di madzhab yang para pemimpinnya berlepas diri darinya dan
mengumumkan kesalahan dan penyimpangannya, mengakui bahwa diri mereka dalam keadaan bingung serta
meyesal atas semua yang mereka miliki dan kedepankan dalam hak Allah dan RasulNya serta salaf umat ini.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memuat pernyataan mereka dalam Al-Aqidah Al-Hamawiyah 1/428 lalu
berkata : Bagaimana mereka muta'akhirin lebih baik apalagi isyarat istilah kholaf menunjukkan (mereka
berasal) dari ahlil kalam (Mutakalimin) yang banyak terjadi pada mereka kebimbangan dan hijab mereka dari
mengenal Allah cukup tebal serta pakar mereka yang telah mengakhiri petualangan (dalam ilmu kalam)
mengkhabarkan hasil yang dicapainya, dengan menyatakan :
Demi Allah, saya telah mengarungi seluruh perguruan
Dan saya lemparkan pandanganku diantara ilmu-ilmu kalam
Tidaklah saya dapati kecuali meletakkan telapak kebingungan
Pada dagu atau menerima hari-hari penyesalan
Dan merekapun mengakui kesalahan apa yang mereka katakan dalam rangka melaksanakan atau memulainya
pada buku-buku yang mereka karang, sebagaimana dinyatakan oleh sebagian tokoh mereka :
Halaman 1/4
2. Pandangan Mereka Madzhab Salaf Lebih Selamat Dan Madzhab Kholaf Lebih Ilmiyah Dan Lebih Bijaksana ?
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1416&bagian=0
Akhir dari jejak-jejak akal hanyalah ikat kepala
Dan kebanyakan usaha makhluk adalah kesesatan
Jiwa kita liar di dalam tubuh kita
Dan hasil dunia kita adalah siksaan dan musibah
Kita tidak mendapat hasil dari penelitian seumur hidup
Kecuali mengumpulkan qila wa qaalu (omong kosong saja) [1]
Yang lainnya berkata : Saya telah menyelami lautan yang dalam, meninggalkan kaum muslimin dan ilmu
mereka dan telah menyelami apa yang mereka larang kepada saya dan sekarang, jika Rabb saya tidak
memberikan rahmatNya kepada saya maka celakalah fulan dan inilah saya ingin mati diatas aqidah orang yang
buta huruf.[2]
Sebagian yang lainnya berkata : Orang yang paling banyak keraguannya ketika mati adalah ahlil kalam.
Kemudian jika telah terjadi pada mereka perkara tidak ada pada mereka khabar dari hakikat mengenal Allah
Subhanahu wa Ta'ala dan tidak mendapatkan darinya sesuatu dan tidak pula atsar, bagaimana mereka
orang-orang rendah yang terhalang lagi bingung dan nekat lebih mengenal Allah dan ayat-ayatNya dari
Assabiqunal Awalun (orang-orang yang pertama kali masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dari para pewaris para Nabi, pengganti para Rasul, Ulama
petunjuk dan lentera penerang kegelapan yang Al-Qur'an mengangkat mereka dan mereka mengangkat
Al-Qur'an dan Al-Kitab telah berbicara tentang mereka dan mereka berbicara dengan Al-Qur'an, merekalah
orang-orang yang dianugrahi Allah ilmu dan hikmah yang membuat mereka menonjol dari para pengikut para
Nabi yang lainnya dan mereka telah mengatahui hakikat ilmu pengetahuan dan rahasianya, seandainya
dikumpulkan hikmah selain mereka dan dibandingkan dengan hikmah mereka niscaya malu orang yang ingin
membandingkan tersebut, kemudian bagaimana sebaik-baik generasi umat ini lebih sedikit ilmu dan
hikmahnya -apalagi tentang mengenal Allah, hukum nama-nama dan ayat-ayatNya- dari mereka orang-orang
kecil dibandingkan para sahabat atau pengekor ahli filsafat dan pengikut (filsafat) India dan Yunani lebih
mengenal Allah dari pewaris para Nabi dan ahlil Qur'an dan Iman.
Imam Rabbaniy Muhammad Ali Asy-Sayukaniy dalam At-Tuhaf Fi Madzaahibis Salaf hal.41-44 berkata :
Akan tetapi mereka menyatakan bahwa jalan kholaf lebih ilmiyah sedangkan hasil akhir yang didapatkan dari
selogan untuk jalan kholaf ini adalah keinginan para akhli tahqiq dan cendikiawan mereka di akhir
penelitiannya adalah berada diatas agama orang-orang awam dan mereka berkata : Selamat bagi orang-orang
awam.
Renungkanlah slogan ini yang hasil akhirnya hanya mengucapkan selamat atas apa yang didapati orang-orang
bodoh sedikit (jahil basiith) dan berangan-angan termasuk dari kalangan mereka dan beragama dengan agama
mereka serta berjalan di atas jalan mereka, karena hal ini merupakan suara panggilan yang jelas dan
penunjukkan yang sangat gamblang bahwa kebodohan itu jauh lebih baik dari slogan yang mereka tuntut ini,
maka apa kamu kira tentang satu ilmu yang pemiliknya mengakui sendiri bahwa kebodohan lebih baik darinya
dan mendambakan ketika sampai pada puncak ketinggiannya agar dia termasuk orang yang tidak mengetahui
dan tidak mengenalnya sama sekali.
Disini ada pelajaran bagi orang yang dapat mengambil pelajaran dan ayat yang jelas bagi orang yang meneliti,
maka alangkah baiknya jika mereka beramal dalam keadaan tidak mengenal ilmu pengetahuan (ilmu kalam)
yang mereka geluti sejak awal dan mereka selamat dari mengikutinya lalu melepaskan diri mereka dari
kelelahannya serta berkata seperti perkataan penyair.
Halaman 2/4
3. Pandangan Mereka Madzhab Salaf Lebih Selamat Dan Madzhab Kholaf Lebih Ilmiyah Dan Lebih Bijaksana ?
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1416&bagian=0
Saya menyelami satu permasalahan sampai akhirnya
Yang terkahir kemabali lagi ke permulaannya
Dan mereka beruntung lolos dari dambaan (pakar kalam) dan selamat dari pengucapan selamat kepada
orang-orang awam tersebut, karena seorang yang berakal tidak akan mendambakan martabat yang sama
dengan martabatnya atau lebih rendah dan tidak pula mengucapkan selamat kepada orang yang lebih rendah
atau semisalnya dan hal itu tidak dilakukannya kecuali kepada orang yang martabatnya (tingkatannya) dan
kedudukannya lebih tinggi darinya.
Sungguh aneh ada ilmu yang kebodohan kecil (jahlul basiith) itu lebih tinggi martabat dan kedudukannya
daripada dia. Dan apakah ada orang mendengar keanehan seperti ini atau menukil hal yang semisal atau serupa
dengannya .?!
Jika keadaan kelompok yang telah kami jelaskan kepadamu adalah kelompok yang paling sedikit takalluf dan
taklidnya maka apa yang kira dengan yang lainnya dari kelompok-kelompok yang telah tampak rusak inti
ajarannya dan jelas kebatilan sumber dan referensinya seperti kelompok-kelompok yang ingin dengan
syiar-syiar yang mereka tampakkan kerusakan Islam dan kaum muslimin dan berusaha membuat keraguan
pada mereka dengan melontarkan syubhat-syubhat dan mengembangkan perkara-perkara yang mengantar
kepada pelecehan agama dan tafsir umat Islam dari agamanya. Dan dari sini tahulah kamu bahwa :
Sebaik-baik perkara adalah perkara yang telah lalu diatas petunjuk. Dan sejelek-jelek perkara adalah
kebid'ahan yang diada-adakan.
[4]. Slogan ini adalah kebodohan berlifat (jahlul murakab) dimana orang kholaf tidak mengetahui madzhab
salaf dan mereka tidak mengetahui kalau mereka itu bodoh lalu mereka menyangka berada diatas kebenaran
padahal mereka tidak demikian.
Al-Alaamah As-Safaariniy berkata dalam Lawami'il Anwaar Al-Bahiyah 1/25 : Termasuk hal yang mustahil
orang-orang belakangan (khalaf) lebih berilmu dari para salaf sebagaimana yang dinyatakan oleh sebagian
orang yang tidak memiliki penelitian dari -orang yang tidak menghargai salaf dan tidak pula mengenal Allah
dan Rasulullah dan tidak juga kaum mukminin dengan sebenarnya yang wajib mereka ketahui darinya bahwa
jalan prinsip/manhaj salaf lebih selamat dan jalan khalaf lebih berilmu (ilmiyah) dan lebih bijaksana. Mereka
hanyalah mendasarkan pernyataan itu diatas prasangka bahwa manhaj salaf (thariqatus salaf) hanya sekedar
iman kepada lafadz-lafadz Al-Qur'an dan Hadits tanpa pemahaman, dan itu sama dengan kedudukan
orang-orang buta huruf (umiyin) sedangkan manhaj khalaf (thariqatul khalaf) adalah menampakkan
makna-makna nash yang dipalingkan dari hakikatnya dengan beraneka ragam majaz dan bahasa-bahasa yang
sulit dipahami, prasangka rusak inilah yang mengakibatkan munculnya slogan tersebut yang kandungannya
meninggalkan Islam.
Mereka telah berdusta dan berbohong terhadap manhaj Salaf dan tersesat dengan membenarkan jalan khalaf
sehingga mereka menggabung dua kebatilan kebodohan terhadap jalan Salaf dan kedustaan kepadanya dan
kebodohan dan kesesatannya dengan membenarkan jalan selain mereka.
Hal ini dijelaskan oleh :
[Disalin dari Kitab Limadza Ikhtartu Al-Manhaj As-Salafy, edisi Indonesia Mengapa Memilih Manhaj Salaf
(Studi Kritis Solusi Problematika Umat) oleh Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied Al-Hilaly, terbitan Pustaka
Imam Bukhari, penerjemah Kholid Syamhudi]
_________
Foote Note.
[1]. Bait-bait syiir ini karya Ibnul Khotib yang dikenal dengan Fakhrurroziy yang telah diriwayatkan oleh
Asy-Sathibiy dalam Al-Ifaadaat wal Insyaadat hal.84-85 dengan sanadnya, dan ini juga ada dalam Nafhuth
Halaman 3/4
4. Pandangan Mereka Madzhab Salaf Lebih Selamat Dan Madzhab Kholaf Lebih Ilmiyah Dan Lebih Bijaksana ?
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1416&bagian=0
Thayib karya Al-Maqriziy 5/232 dan Al-Ihaathoh Fi Akhbaari Ghornathohg karya Lisanuddin bin Al-khothib
2/222 dengan sanad yang lainnya.
[2]. Kata-kata ini disampaikan Ibnul Juwainiy sebagaimana dalam Al-Muntadzom 9/19 Siyar A'lam nubalaa
18/471, Thobaqaatusy Syafiiyah 3/260 dan Syadzaraatudz Dzhahab 3/361 *(Mungkin maksudnya adalah
orang awam yang masih berada dalam fithroh atau Rasulullah yang tidak dapat membaca dan menulis,
wallahu a'lam (penterjemah))
Halaman 4/4