1. I Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Image courtesy:pexels
2. II Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | 1000 Hari Pertama Kehidupan
Hak Cipta @ 2020
PERANGKAT
TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA HOLISTIK
INTEGRATIF (BKB HI) DAN PENCEGAHAN STUNTING
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
Edisi Pertama Tahun 2020
Tim Penyusun
Moh. Tohirin Hasan, M.Pd.
Dr. Wendy Hartanto, MA
Pengarah :
DR. Lalu Makripuddin, M.Si
Penanggung Jawab :
Dadi Ahmad Roswandi, M.Si
Editor :
Umi Hadiyatun, S.Sos.
Tim Teknis :
Yufi Winiastuti, SKM
Desnita Ekaratri, SS, MPH
Tri Aryadi, S.Psi.
Ratu Chaira Vielananda, S.Pd.
Sugeng
Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
PO. BOX : 296 JKT 13013
3. III Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
KATA SAMBUTAN
P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayahNya, sehingga perangkat pembelajaran
Training of Trainers (TOT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga
Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi
Fasilitator Tingkat Provinsi yang merupakan program prioritas
nasional di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) dapat diselesaikan.
Perlu kita pahami bersama bahwa pembangunan Sumber
Daya Manusia (SDM) harus dimulai sejak dalam kandungan,
karena saat itu proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia sudah berlangsung, khususnya perkembangan otak. Begitupun dalam
keseluruhan siklus hidup manusia, masa di bawah usia lima tahun (Balita) merupakan
periodepalingkritiskarenapadamasatersebutprosestumbuhkembangberlangsung
sangat cepat. Masa tersebut adalah masa “emas” yang apabila tidak dibina
dengan baik akan menyebabkan gangguan perkembangan emosi, sosial dan
kecerdasan. Masa ini merupakan tahap awal pembentukan dasar kemampuan,
mental, intelektual dan moral yang menentukan sikap, nilai dan perilaku di masa
dewasa.
Orangtua sebagai pengasuh dan pendidik pertama dan utama diharapkan
dapat mengasuh anak balitanya dengan benar, bukan hanya melalui pemenuhan
kebutuhan anak akan kesehatan, gizi, akan tetapi juga perhatian, kasih sayang
dan rasa aman serta rangsangan terhadap mental, emosional, sosial, dan moral.
Mengingat sangat strategisnya posisi orangtua dalam mengasuh dan membina
tumbuh kembang anak, maka orangtua perlu meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya agar mampu melaksanakan pengasuhan secara optimal.
Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh orangtua antara lain
dengan mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI EMAS).
BKB HI-EMAS merupakan salah satu program inovasi strategi untuk
mengimplementasikan kegiatan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan
dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dalam mendukung penurunan
stunting dan pencapaian target BKKBN. Keluarga dan anggota keluarga merupakan
sasaran utama kegiatan ini dengan melibatkan seluruh komponen dan organisasi
masyarakat dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup keluarga. Penyusunan
4. IV Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | 1000 Hari Pertama Kehidupan
perangkat pembelajaran ini diharapkan dapat mendukung upaya mewujudkan
Keluarga Indonesia dan berkualitas dan berketahanan. Saya berharap perangkat
ini menjadi acuan utama dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan, orientasi dan
kegiatan sejenis di lingkungan BKKBN Pusat, Provinsi, Kab/Kota seluruh Indonesia.
Akhirnya, kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan
komitmennya dalam menyusun perangkat pembelajaran ini saya ucapkan terima
kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah atas semua yang telah
kita lakukan.
Jakarta, Juni 2020
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian
dan Pengembangan,
Prof. Rizal Damanik, PhD.
5. V Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
KATA PENGANTAR
P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkah dan karunia-Nya, penyusunan perangkat
pembelajaran Training of Trainers (TOT) Pelatihan Teknis
Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan
Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.
PusatPendidikandanPelatihanKependudukandanKeluarga
BerencanabekerjasamadenganDirektoratBinaKeluargaBalita
dan Anak menyusun perangkat pembelajaran ini dalam rangka
mempersiapkan SDM yang kompeten guna memfasilitasi dan
memberikan informasi kepada Keluarga Indonesia mengenai Pengasuhan Anak
Usia Dini dalam rangka Pencegahan Stunting melalui Kelompok BKB. Perangkat
pembelajaran ini adalah acuan pengelolaan pelatihan untuk menyelenggarakan
Training of Trainers (TOT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB
HI) dan Pencegahan Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi. Dengan mengacu
kepada perangkat pembelajaran ini diharapkan setiap penyelenggaraan pelatihan
dapat dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga dapat
menghasilkan alumnus pelatihan yang berkualitas.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini.
Semogasegalaupayakitauntukmeningkatkankualitaspelatihandapatberkontribusi
dalam pembangunan keluarga Indonesia yang berkualitas. Semoga Tuhan Yang
Masa Esa memberikan berkah-NYA terhadap setiap kegiatan yang kita lakukan.
Jakarta, Juni 2020
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan KB,
DR. Lalu Makripuddin, M.Si
6. VI Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | 1000 Hari Pertama Kehidupan
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN ................................................................................................................I
KATA SAMBUTAN ...............................................................................................................III
KATA PENGANTAR................................................................................................................ V
DAFTAR ISI .........................................................................................................................VI
☼ BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................................2
B. Deskripsi Modul ...................................................................................................3
C. Hasil Belajar ...............................................................................................................3
D. Indikator Hasil Belajar...............................................................................................3
E. Materi Pokok ...............................................................................................................3
F. Petunjuk Belajar............................................................................................................3
G.Manfaat........................................................................................................................4
☼ BAB II KONSEP DASAR PENGASUHAN 1000 HPK................................................5
A. Pengertian 1000 HPK ...................................................................................................6
B. Urgensi 1000 HPK.......................................................................................................6
C. Rangkuman................................................................................................................7
D. Evaluasi ........................................................................................................................8
☼ BAB III TAHAPAN PENGASUHAN 1000 HPK DALAM PENCEGAHAN
STUNTING........................................................................................................................9
A.TahapKehamilan........................................................................................................10
B. Tahap 0-12 Bulan ..................................................................................................11
C. Tahap 13-24 Bulan .................................................................................................13
D. Rangkuman .............................................................................................................15
E.Evaluasi........................................................................................................................16
☼ BAB IV PENUTUP .........................................................................................................17
A.Kesimpulan.................................................................................................................17
B.Evaluasi.......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................19
7. VII Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
Tim Penyusun
Moh. Tohirin Hasan, M.Pd.
Dr. Wendy Hartanto, MA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
TAHUN 2020
8. 1 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB I
PENDAHULUAN
9. 2 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | 1000 Hari Pertama Kehidupan
A. Latar Belakang
Masa seribu Hari Pertama Kehidupan merupakan bagian terpenting dalam ke-
hidupan manusia. Pada masa inilah proses tumbuh kembang seorang anak dimulai.
Orang tua memiliki peran penting untuk memberikan perawatan dan pengasuhan
yang berkualitas sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang meliputi 270 (dua ratus tujuh pu-
luh) hari selama dalam kandungan dan 730 (tujuh ratus tiga puluh) hari masa meny-
usui sampai usia 2 (dua) tahun. Periode ini menjadi sangat penting karena sangat
berpengaruh pada kemampuan anak untuk tumbuh, berkembang menjadi manu-
sia yang berkualitas.
Tahap ini sangat menentukan bagi kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan
anak manusia di rentang kehidupan selanjutnya. Pada masa ini otak anak sedang
mengalami perkembangan yang pesat, terutama di bulan keempat kehamilan
hingga anak berusia 2 tahun. Di masa tersebut, sel-sel otak saling terhubung dengan
sangat cepat. Jika orang tua mengasuh dan memberi asupan gizi yang cukup dan
seimbang pada anak.
Agar 1000 HPK dapat dilalui dengan baik, maka asupan nutrisi dan gizi harus
tepat, dan pola pengasuhan yang baik. Tidak terpenuhinya asupan nutrisi dan gizi,
serta kesalahan dalam pengasuhan pada masa 1000 HPK seorang anak akan ber-
dampak sangat buruk dan permanen terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak dikemudian hari, sehingga dapat mengganggu kesejahteraan anak di masa
depan.
Salah satu bahaya malnutrisi adalah adanya stunting. Stunting menggambarkan
adanya masalah gizi kronis, dipengaruhi oleh kondisi ibu atau calonibu, masa ja-
nin, dan masa bayi atau balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa bal-
ita. Seperti masalah gizi lainnya, stunting tidak hanya terkait dengan masalah kes-
ehatan, tetapi juga dipengaruhi berbagai kondisi lain yang secara tidak langsung
memengaruhi kesehatan. Oleh karena itu, upaya perbaikan harus meliputi upaya
untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara langsung (intervensi gizi spesi-
fik) serta gangguan secara tidak langsung (intervensi gizi sensitif).
Pentingnya periode 1000 HPK bagi masa depan setiap anak di Indonesia perlu
menjadi kesadaran bersama. Sebagai bentuk upaya peningkatan pengetahuan
para pengelola dan pelaksana program Bina Keluarga Balita dan Anak, para kader
Poktan BKB (Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Balita), serta para orangtua maka
perlu dilakukan penulisan modul ini.
Modul ini diharapkan menjadi pegangan orang tua dalam pemenuhan hak anak
untuk tumbuh dan berkembang pada periode 1000 HPK. Dengan mempelajari
10. 3 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
modul ini orang tua dapat memahami dan menerapkan tahapan pengasuhan 1000
HPK dalam pencegahan stunting.
B. Deskripsi Singkat
Modul ini menjelaskan tentang konsep dasar pengasuhan 1000 HPK, serta tahapn
pengasuhan 1000 HPK dalam pencegahan stunting.
C. Hasil Belajar
Setelah mempelajari modul ini, peserta mampu memahami pengasuhan 1000
HPK dalam pencegahan stunting.
D. Indikator Hasil Belajar
Setelah mempelajari modul ini, peserta mampu memahami:
1. konsep dasar pengasuhan 1000 HPK, serta
2. tahapan pengasuhan 1000 HPK dalam pencegahan stunting.
E. Materi Pokok
Materi dan sub materi pokok yang dibahas dalam modul ini adalah:
1. konsep dasar pengasuhan 1000 HPK, serta
a. pengertian 1000 HPK
b. urgensi 1000 HPK
2. tahapan pengasuhan 1000 HPK dalam pencegahan stunting.
a. pengasuhan pada tahap kehamilan
b. pengasuhan anak usia 0-12 bulan
c. pengasuhan anak usia 13-24 bulan
F. Petunjuk Belajar
Untuk mencapai hasil pembelajaran, peserta diklat perlu mengikuti beberapa pe-
tunjuk antara lain sebagai berikut:
1. Bacalah modul ini tahap demi tahap. Sebelum Anda benar-benar paham ten-
tang materi pada tahap awal, sebaiknya lakukan pengulangan sampai Anda
benar-benar memahaminya.
2. Jika Anda mengalami kesulitan dalam memahami materi pada halaman atau
sub bahasan tertentu, diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator yang se-
kiranya dapat membantu.
3. Setelah selesai memahami materi dan menambah informasi lain yang relevan
dari berbagai sumber, sebaiknya Anda mengerjakan latihan dengan menjawab
soal-soal yang sudah disediakan.
11. 4 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | 1000 Hari Pertama Kehidupan
G. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil peserta setelah mempelajari modul ini adalah diper-
olehnya pemahaman tentang pengasuhan 1000 HPK dalam pencegahan stunting
12. 5 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan mampu men
jelaskan tentang konsep dasar 1000 HPK
BAB II
KONSEP DASAR PENGASUHAN
1000 HPK
13. 6 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | 1000 Hari Pertama Kehidupan
A. Pengertian 1000 HPK
Seribu hari pertama kehidupan (selanjutnya disingkat 1000 HPK) merupakan masa
awal proses kehidupan manusia yang dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi,
hingga usia dua tahun. Pada masa ini terjadi proses pembentukan dan perkemban-
gan yang sangat cepat. Pada periode ini juga status kesehatan fisik, kesehatan dan
kecerdasan (kognitif) sangat ditentukan.
Kehidupan manusia di masa depan dapat dipengaruhi oleh pengasuhan pada
1000 HPK. Periode ini dimulai sejak awal konsepsi atau sekitar 270 hari masa kehami-
lan serta 730 hari setelah lahir (hingga anak berusia 2 tahun). Pada periode tersebut,
terjadi perkembangan otak, pertumbuhan badan, perkembangan sistem metab-
olisme tubuh dan pembentukan sistem kekebalan tubuh yang berlangsung sangat
cepat.
Kegagalan pada periode ini akan berpengaruh pada periode berikutnya. Lebih
jauh, pemberian gizi yang kurang optimal pada masa ini dapat berakibat kurangn-
ya tinggi badan, daya tahan tubuh yang lemah, kurangnya perkembangan kognitif,
serta penyakit degeneratif lain pada masa dewasa.
Oleh karena itu, orang tua perlu memperhatikan dengan serius pada masa ini.
Ketika calon ibu merencanakan kehamilan, mereka perlu memastikan keadaan gizi
dan kesehatan optimal. Selama masa kehamilan, perlu memperhatikan keadaan
gizi, sebab sangat menentukan status kesehatan ibu dan proses pertumbuhan dan
perkembangan janin yang dikandungnya.
Ketika buah hati lahir, usia 0-6 bulan merupakan masa terjadinya pertumbuhan
dan perkembangan yang berlangsung dengan kecepatan luar biasa. Satu-satunya
makanan yang diperlukan bayi usia 0-6 adalah air susu ibu (ASI). Sebab itu bayi usia
0-6 bulan perlu diberikan ASI Eksklusif. Cukup ASI saja, tanpa penambahan makanan
atau minuman lain hingga bayi berusia 6 bulan.
Memasuki usia 6-12 bulan anak mulai diperkenalkan beberapa Makanan Pen-
damping ASI (MP-ASI). Masa ini sangat menentukan pola makan anak pada masa
yang akan datang. Jenis, jumlah, dan frekuensi MP-ASI diberikan secara bertahap
sesuai dengan usia anak. ASI tetap diberikan hingga anak berusia 2 tahun.
B. Urgensi 1000 HPK
Seribu hari sejak wanita hamil sampai dengan anak merayakan hari ulang tahun
kedua menjadi “jendela peluang” masa depan anak yang sehat dan sejahtera.
Para pakar menyebutkan, nutrisi yang tepat selama 1000 HPK tersebut berpengaruh
14. 7 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
besar pada kemampuan seorang anak untuk tumbuh, berkembang, dan belajar
untuk menyongsong masa depan. Oleh karena itu, perkembangan tersebut dalam
jangka panjang akan berpengaruh nyata pada derajat kesehatan dan kesejahter-
aan suatu bangsa. Jadi perhatian khusus sejak terjadinya kehamilan sampai dengan
usia 2 tahun adalah upaya untuk menggiring perkembangan sumber-daya manusia
pada generasi yang akan datang.
Para orang tua perlu memperhatikan masa 1000 HPK ini karena beberapa hal.
Pertama, sebagaimana pendapat para pakar, seorang anak akan mengalami per-
tumbuhan otak dengan sangat pesat. Semua organ tubuh akan bersinergi mem-
bentuk kemampuan untuk bertumbuh-kembang dengan sempurna. Pada masa ini
juga, terjadai pembentukan organ vital, pematangan sistem pencernaan, perkem-
bangan kognitif, serta serta sistem imun atau daya tahan tubuh.
Bahkan, hasil pemeriksaan skor perkembangan kecerdasan anak pada usia 22
bulan bisa dijadikan indikator yang akurat untuk memprediksi bagaimana kemam-
puan akademis anak tersebut di usia 26 tahun. Ketika bayi lahir, hanya 25% bagian
otaknya yang berkembang. Namun ketika menginjak usia 3 tahun perkembangan
otak ini sudah meningkat hingga 80%. Pesatnya tumbuh kembang anak selama peri-
ode 1000 HPK harus didukung dengan pemenuhan gizi yang tepat.
Kedua, pemenuhan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan akan
membuat kemampuan anak untuk bertumbuh-kembang menjadi lebih baik.
Menurut data yang dilansir Kemenkes, saat ini satu dari tiga orang anak mengala-
mi malnutrisi. Dampak malnutrisi yang terjadi pada anak akan terus berpengaruh
hingga dewasa. Salah satu dampak malnutrisi yang akan terus dibawa oleh anak
sampai anak menjadi dewasa adalah stunting atau pendek. Stunting terjadi ketika
anak lebih pendek dari rata-rata tinggi anak seusianya. Tidak hanya berdampak
pada fisik, anak yang stunting biasanya juga dikaitkan dengan kecerdasan yang
juga lebih rendah jika dibanding rata-rataanak seusianya.
C. Rangkuman
Kehidupan manusia di masa depan dapat dipengaruhi oleh pengasuhan pada
1000 HPK. Periode ini dimulai sejak awal konsepsi atau sekitar 270 hari masa kehami-
lan serta 730 hari setelah lahir (hingga anak berusia 2 tahun). Pada periode tersebut,
terjadi perkembangan otak, pertumbuhan badan, perkembangan sistem metab-
olisme tubuh dan pembentukan sistem kekebalan tubuh yang berlangsung sangat
cepat.
Para orang tua perlu memperhatikan masa 1000 HPK ini karenaanak akan men-
galami pertumbuhan otak dengan sangat pesat. Selain itu, pemenuhan gizi yang
baik selama 1000 hari pertama kehidupan akan membuat kemampuan anak untuk
bertumbuh-kembang menjadi lebih baik.
15. 8 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | 1000 Hari Pertama Kehidupan
D. Evaluasi
Kerjakan soal latihan berikut ini dengan benar
1. Dengan menggunakan bahasa Anda, apa yang dimaksud dengan 1000 HPK
2. Mengapa orang tua perlu memperhatikan periode 1000 HPK?
Q
16. 9 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Indikator Hasil Belajar
Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan mampu menjelas-
kan tahapan pengasuhan 1000 HPK dalam pencegahan stunting
BAB III
TAHAPAN PENCEGAHAN
1000 HPK
DALAM PENCEGAHAN STUNTING
17. 10 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | 1000 Hari Pertama Kehidupan
A. Tahap Kehamilan
Fondasi kesehatan anak dimulai dari nutrisi ibu. Selama kehamilan, bayi sepenuh-
nya tergantung pada ibu untuk suplai nutrisi yang dibutuhkan dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan organ secara baik. Sebagai contoh, selama ke-
hamilan nutrisi ibu menjadi bahan bakar perkembangan otak bayi yang pesat seh-
ingga pada saat bayi lahir otak mereka akan mengandung 100 milyar neuron.
Beberapa bukti ilmiah menunjukkan bagaimana kualitas diet ibu selama hamil
mempengaruhi metabolisme anak di masa depan dan risiko terkena kondisi tertentu
seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung di kemudian hari.
Diet yang sehat selama hamil juga memastikan bayi lahir dengan berat yang se-
hat-tidak terlalu besar maupun terlalu kecil-yang akan menurunkan risiko komplikasi
selama persalinan dan timbulnya masalah kesehatan di masa depan bayi. Diet ibu
selama hamil bahkan akan membentuk preferensi makan anak selama hidupnya.
Hal yang luar biasa adalah indra pembau dan perasa bayi mulai terbentuk selama
trimester pertama, yang berarti semua kegiatan “mencicipi” yang dilakukan pada
awal kehamilan dapat mempengaruhi jenis makanan yang akan disuka bayi di
kemudian hari. Jadi awal kehamilan adalah saat terbaik untuk mulai melatih indra
perasa tersebut.
Di tahapan pertama kehamilan, ibu hamil akan mengalami berbagai perubahan.
Perubahan tersebut tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan, sebab hal itu wajar
dan dialami sebagian besar perempuan yang hamil. Ini terjadi karena ada peruba-
han hormonal dari dalam tubuh. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
1. Perubahan Fisik
Ibu hamil tentunya akan mengalami berbagai perubahan fisik, di antaranya: mu-
dah lelah, pusing, tidak enak badan, mual dan muntah, perut tidak nyaman, serta
perubahan bentuk payudara. Semua perubahan fisik ini terkadang membuat diri
tidak nyaman.
2. Perubahan Emosional
Perasaan senang umumnya dialami oleh banyak wanita hamil. Sebentar lagi
akan menjadi Ibu yang memiliki tanggungjawab baru. Terkadang juga diikuti oleh
perasaan cemas, khawatir, kesal, dan bingung. Biasanya calon ibu dihinggapi per-
tanyaan, apakah diri dan janin bisa melalui tahapan ini dengan lancar.
Untuk mengurangi rasa cemas, kesal, dan khawatir tentang perkembangan janin,
sebaiknya orang tua melakukan hal-hal berikut:
1. Memeriksakan kandungan ke dokter atau bidan paling sedikit 4 kali selama
hamil. Banyaklah bertanya tentang kondisi perkembangan janin. Diskusikan dengan
dokter/bidan mengenai kondisi yang dialami sehingga Bunda mendapatkan infor-
masi yang cukup.
18. 11 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
2. Untuk mencegah ibu hamil kurang darah ibu hamil dianjurkan minum tablet
tambah darah1 tablet per hari sebelum tidur.
3. Mencoba untuk selalu berpikir positif sambil memperbanyak informasi dengan
membaca buku dan informasi yang berkaitan dengan kehamilan
4. Membuka komunikasi yang positif dengan pasangan, mertua, serta anggota
keluarga lainnya.
5. Banyak wanita hamil kekurangan zat besi, dan menyebabkan kurang darah
(anemia). Selain itu, banyak juga wanita hamil yang mengalami gizi buruk sehingga
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada anak. Oleh karena itu, selama
masa hamil sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan sum-
ber gizi, utamanya zat besi dan asam folat yang ada di buah-buahan, antara lain:
pisang, pepaya, alpukat dan juga sayuran, seperti bayam dan sayuran hijau lainn-
ya. Zat besi juga banyak terkandung dalam kacang-kacangan, seperti kedelai, dan
kacang merah.
6. Untuk lebih mengurangi rasa khawatir ibu hamil, suami dapat menemanin-
ya saat periksa ke dokter ataupun bidan. Suami sebaiknya memberikan perhatian,
seperti lebih sering bertanya tentang kondisi istri, juga memberikan semangat dan
dukungan agar istri dapat melalui semua dengan baik.
Pada tahap kedua kehamilan, Ibu hamil sebaiknya tetap beristirahat yang cukup
dan mengurangi kegiatan yang melelahkan, mengenakan pakaian yang lebih
longgar, dapat mulai melakukan pijat payudara untuk melancarkan ASI ketika su-
dah melahirkan nanti.
Selain itu, mengingat janin sudah mulai berkembang, ibu hamil dan suami bisa
memberikan stimulasi dengan memberikan usapan dan ucapan agar sel otak ja-
nin dapat berkembang. Dapat juga memutarkan musik yanga membawa suasana
nyaman dan tenang untuk mendukungnya.
Pada tahap ketiga, dengan semakin membesarnya janin didalam perut, mem-
buat ibu hamil merasa berat dan susah bergerak, dada terasa sesak, sering buang
air kecil, payudara mengencang, kaki membesar, kram,dan susah tidur. Kondisi sep-
erti ini tentunya sering kali membuat ibu hamil merasa tidak nyaman.
Beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain: mengurangi rasa cemas terh-
adap rasa sakit ketika melahirkan, tetap berdoa agar diberi kelancaraan selama
hamil hingga proses persalinan, menanyakan dokter atau bidan tentang tanggal
perkiraan kelahiran, serta menyiapkan dokumen yang diperlukan seperti KTP, dan
kartu keluarga.
B. Tahap 0-12 Bulan
Usia 0-12 bulan adalah masa penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik yang pesat, awal mula perkemban-
gan kemampuan berpikir, mulai muncul kemampuan berkomunikasi, juga masa be-
lajar untuk dapat berteman. Bayi bisa bertambah berat 1 ons setiap harinya dalam
19. 12 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | 1000 Hari Pertama Kehidupan
beberapa bulan pertama.
Apa yang diinginkan seorang bayi? Pertanyaan ini menarik sebab bayi belum
bisa menyatakan keinginannya. Meski demikian, bayi memiliki kecenderungan un-
tuk menyukai dan tidak menyukai sesuatu, terutama yang berhubungan dengan
rangsangan panca indra.
Dr Oz dan Roizen (2011) menjelaskan fenomena yang unik ini. Dari sisi penglihatan
bayi akan memandang ke arah wajah seseorang segera setelah lahir. Mereka
menyukai wajah dan mainan dengan pola yang sangat kontras. Dari sisi pendenga-
ran, bayi dengan segera mengenali suara ibunya dan cenderung peka terhadap
nada yang sangat tinggi dan sangat rendah.
Dari sentuhan, dapat memfasilitasi terbentuknya ikatan batin antara bayi dan
orang tua. Dari bau dan rasa, bayi lebih suka menyukai rasa manis. Mereka bisa
membedakan rasa manis, pahit, dan asam. Karena itu, bayi bisa membedakan air
susu ibunya dengan air susu lain hanya dari baunya.
Tulang dan otot berkembang pesat pada masa bayi dan muncul banyak gera-
kan fisik yang tidak dilakukan secara sadar. Misalnya: bayi refleks menggenggam
jika ada benda yang didekatkan ke jari tangan bayi; bayi refleks menggerakkan
tangan seperti berenang jika diletakkan dalam air. Ketika bayi sudah lebih besar, ia
sudah lebih baik dalam menguasai dirinya dan mulai mengembangkan gerak fisik
yang lebih kompleks, misalnya merangkak, berdiri, dan berjalan.
Aktivitas awal pada masa bayi kebanyakan berupa gerakan-gerakan refleks. Ger-
akan ini adalah gerakan yang spontan dilakukan bayi ketika mendapatkan rangsan-
gan tertentu baik disengaja maupun tidak (misalnya karena mendengar suara yang
keras). Refleks mengisap ketika diberikan sesuatu di mulutnya, refleks mencari keti-
ka diberi sentuhan disekitar mulut atau pipi, refleks menggenggam ketika diberikan
sesuatu pada telapak tangannya, refleks pada telapak kaki ketika disentuh pada
ujung jari hingga tumit bayi, juga refleks moro (emosi bayi ketika terkejut dan diikuti
tangisan), dan refleks berjalan.
Pada usia 3-6 bulan gerakan refleks yang terjadi secara otomatis akan tergantikan
dengan gerak motorik halus dan kasar. Bayi belajar untuk mengenali diri sendiri
dan lingkungannya melalui kemampuan mereka untuk menggerakkan tubuh dan
menggunakan indranya. Kemampuan ini merupakan dasar bagi bayi untuk pembe-
lajaran di tahap perkembangan berikutnya sehingga orang tua harus memberikan
stimulasi terus menerus.
Orang tua dapat melatih otot bayi dengan mengubah posisi dari telentang ke
tengkurap, dengan cara:
20. 13 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
1. Pada saat posisi telentang, tolehkan kepala bayi ke kanan dan ke kiri secara
bergantian (melatih otot leher).
2. Pegang kedua tangan bayi sampai menyentuh jari-jarinya dan angkat sam-
pai kepala dalam posisi 45 derajat.
3. Letakkan bayi dalam posisi tengkurap, lutut kaki ditekuk di bawah pinggang,
arahkan lengan sejajar dengan kepala bayi, tekan otot leher dan punggung ke
bawah dengan kuat ke arah pinggang.
4. Dengan tetap tengkurap, luruskan kaki bayi dan berikan tekanan yang lem-
but pada bagian bawah tumit kaki.
Saat usia 6 bulan, bayi sudah mulai duduk tanpa bantuan orang dewasa, hal
ini berkaitan dengan perkembangan fisik dan motorik kasar pada bayi. Tentu saja
dalam membantu mengembangkan kemampuan perkembangan anak, orang tua
harus berhati-hati untuk mengajak anak duduk dan menjaganya supaya tidak ter-
jatuh karena pencapaian perkembangan setiap anak berbeda.
Bayi usia 9-12 bulan sudah dapat belajar berdiri selama 30 detik atau berpegan-
gan di benda yang kokoh. Orang tua dapat membantu bayi dengan menyiapkan
pegangan yang kokoh seperti, kursi, dan kaki meja. Pastikan juga lantai tidak licin.
Selain itu, orang tua harus memastikan bayi mendapat imunisasi sesuai dengan
usianya.
C. Tahap 13-24 Bulan
Memasuki usia 13--24 bulan, wajar jika anak banyak bergerak dan selalu ingin
tahu. Hal ini menunjukkan perkembangan yang pesat pada kemampuan fisik dan
berpikirnya. Anak pun sudah banyak bicara meski pengucapannya belum jelas. Se-
mentara itu perkembangan sosial dan emosinya, tampak dari sikap menentang dan
tidak bisa dilarang. Hal ini memang tidak jarang membuat orang tua kesal. Akan
tetapi, perilaku ini merupakan bekal untuk mencapai kemandirian di kehidupan
yang akan datang.
Agar perkembangan kemampuan bicara anak usia 13-24 bulan semakin baik,
ada beberapa hal sederhana yang dapat Ayah Bunda lakukan bersama anak di
rumah, antara lain: tanggapi ocehan dan pengucapan anak yang belum sempur-
na dengan istilah yang benar (misal mimik menjadi minum, mamam diganti makan),
sehingga perkembangan kosakatanya akan semakin kaya; tunjukkan pada anak
benda-benda di sekelilingnya sambil menyebutkan namanya, kemudian minta
anak menirukan, Bacakan cerita pada anak secara rutin, sediakan buku bergambar
warna warni dengan alur cerita sederhana.
Dr. Oz dan Roizen (2011) membuat perumpamaan yang sangat menarik tentang
pengasuhan anak. Orang tua diibaratkan seorang pemandu yang tengah menyusu-
21. 14 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | 1000 Hari Pertama Kehidupan
ri sungai. Orang tua dan anak menjalani kehidupan sebagai sebuah perahu yang
mengarungi sungai panjang. Sebagai pemandu, orang tua mengendalikan arah
dan kecepatan perahu, sementara anak sebagai penumpang mengamati segala
sesuatu yang ada di sekelilingnya, termasuk memperhatikan orang tuanya. Pada
gilirannya, ketika waktunya tiba anak bisa belajar mengemudikan perahu itu sendiri.
Perahu yang dikendalikan ibarat gen anak. Setiap anak memiliki keunikan dan
sedikit berbeda satu sama lain. Perbedaan ini mempengaruhi cara mengarungi sun-
gai. Dayung ibarat perilaku, tindakan dan ucapan orang tua. Sungai yang diarungi
ibarat lingkungan tempat tinggal anak. Sesekali muncul arus yang deras dan terk-
adang tenang. Perahu membawa segala perlengkapan yang diperlukan selama
perjalanan. Tempat yang dituju adalah semua sifat, keterampilan, sikap, perasaan,
perilaku yang membentuk anak sebagai manusia utuh. Tujuan akhir bagi orang tua
selaku pemandu adalah memastikan bahwa si penumpang memahami segala ses-
uatu tentang sungai, sehingga ia mampu mengarungi sungai itu sendiri.
Tujuan akhir pengasuhan adalah mengalihkan kemudi kepada anak sehingga
mereka mampu mengarungi arus kehidupannya sendiri. Hingga saat itu tiba, anak
akan percaya dan bergantung pada orang tuanya. Meyakini bahwa orang tua
menyayangi dan peduli pada dirinya. Orang tua akan melakukan apapun untuk
melindunginya dengan tetap memberi kesempatan untuk mengalami semua pet-
ualangan hidupnya. Dr Oz dan Roizen memberi enam peta jalan bagi orang tua
dalam mengasuh anak-anaknya.
Pertama, memberikan perhatian. Pada masa usia dini, anak tidak dapat menya-
takan keinginannya kecuali dengan tangisan. Berapapun usia anak, hal yang pal-
ing mereka inginkan adalah perhatian orang tua. Perhatian akan membantu proses
perkembangan biologis dan psikologis mereka. Diperlukan energi, kreativitas, sedikit
humor, dan berton-ton kesabaran untuk menjaga perhatian positif pada anak.
Kedua, menjadi contoh. Segala yang orang tua lakukan diamati dan dipelajari
oleh anak. Mereka seperti alat perekam berwujud manusia. Sebagian besar pesan
yang diterima anak bukan yang dari orang tua katakan, tapi dari isyarat non-verbal
yang menyertai setiap ucapaan: nada suara, bahasa tubuh, dan isyarat lainnya.
Meminta anak makan makanan sehat, sementara orang tua memesan makanan
cepat saji, bukanlah cara yang akan berhasil. Tindakan berbicara lebih keras dari-
pada ucapan.
Ketiga, Mengamati kelebihannya. Tugas orang tua adalah membantu anak men-
emukan sesuatu yang mereka minati. Setelah itu, membimbing mereka secara ber-
tahap agar berhasil mewujudkan potensinya. Selalu ada manfaat bagi anak ketika
melakukan sesuatu yang mereka senangi. Mengikuti yang anak tuju dan menahan
agar orang tua tidak memaksakan kehendak adalah pilihan bijak yang perlu diper-
22. 15 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
hatikan para orang tua.
Keempat, menjadikannya otomatis. Membangun kebiasaan baik sejak dini men-
datangkan banyak manfaat di kemudian hari. Salah satu kiat untuk menjadi orang
tua efektif adalah menghilangkan sebagian kesulitan dengan membiasakan perila-
ku yang baik dan sehat. Caranya tak ada yang lain, kecuali pengulangan sejak dini.
Kelima, menemukan titik “ya”. Selain “tidak’ dan “jangan” orang tua memiliki satu
kata lagi yang ingin didengar anak, yaitu “ya”. Bukan berarti orang tua tidak boleh
mengatakan “tidak”, tapi “ya” memberikan peluang bagi anak untuk menjelajah
dan belajar tentang dunia. Orang tua perlu mencari kesempatan untuk berbicara
pada anak dan menjelaskan mengapa ia boleh dan tidak boleh melakukan sesua-
tu. Mengalihkan perhatian adalah keterampilan penting yang harus dipelajari setiap
orang tua.
Keenam, hidup adalah taman bermain. Perlu menjadi perhatian orang tua agar
terlibat aktif dalam proses tumbuh kembang anak. Ini penting agar orang tua men-
jalani kehidupannya tidak terlalu membebani anak, dan tidak juga terlalu memanja-
kannya. Memberikan kesempatan pada anak untuk membuat sesuatu, mengguna-
kan panca indera sama dengan memberi kesempatan anak untuk terus berimajinasi.
Imajinasi ini penting bagi perkembangan otak anak. Dengan demikian, keterlibatan
orang tua untuk ikut dan menikmati bermain bersama anak menjadi penting.
D. Rangkuman
Fondasi kesehatan anak dimulai dari nutrisi ibu. Selama kehamilan, bayi sepenuh-
nya tergantung pada ibu untuk suplai nutrisi yang dibutuhkan dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan organ secara baik.Pada tahapan pertama ke-
hamilan, ibu hamil akan mengalami berbagai perubahan. Perubahan tersebut tidak
perlu dikhawatirkan secara berlebihan, sebab hal itu wajar dan dialami sebagian
besar perempuan yang hamil. Ini terjadi karena ada perubahan hormonal dari da-
lam tubuh.
Pada tahap kedua kehamilan, Ibu hamil sebaiknya tetap beristirahat yang cukup
dan mengurangi kegiatan yang melelahkan, mengenakan pakaian yang lebih long-
gar, dapat mulai melakukan pijat payudara untuk melancarkan ASI ketika sudah
melahirkan nanti. Pada tahap ketiga, dengan semakin membesarnya janin di dalam
perut, membuat ibu hamil merasa berat dan susah bergerak, dada terasa sesak, ser-
ing buang air kecil, payudara mengencang, kaki membesar, kram, dan susah tidur.
Kondisi seperti ini tentunya sering kali membuat ibu hamil merasa tidak nyaman.
Usia 0-12 bulan adalah masa penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
23. 16 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | 1000 Hari Pertama Kehidupan
Q
anak. Pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik yang pesat, awal mula perkemban-
gan kemampuan berpikir, mulai muncul kemampuan berkomunikasi, juga masa be-
lajar untuk dapat berteman. Bayi bisa bertambah berat 1 ons setiap harinya dalam
beberapa bulan pertama.
Memasuki usia 13--24 bulan, wajar jika anak banyak bergerak dan selalu ingin
tahu. Hal ini menunjukkan perkembangan yang pesat pada kemampuan fisik dan
berpikirnya. Anak pun sudah banyak bicara meski pengucapannya belum jelas.
E. Latihan
Kerjakan soal latihan di bawah ini untuk menambah pemahaman Anda!
1. Perubahan apa saja yang biasanya terjadi ketika perempuan hamil?
2. Bagaimana pengasuhan anak pada usia 0-12 bulan?
3. Bagaimana pengasuhan anak pada usia 13-24 bulan?
24. 17 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1000 HPK merupakan masa penting ketika anak sangat membutuhkan perhatian
dan rangsangan dari kedua orang tua. Periode 1000 HPK adalah masa yang mem-
butuhkan banyak energi dan waktu dari orang tua. Untuk itu, kerja sama orang tua
dalam membesarkan anak menjadi sangat penting untuk diperhatikan.
Selain itu, orang tua perlu memahami pentingnya pengasuhan pada periode ini.
Orang tua perlu menambah wawasan tentang apa yang terjadi pada anak di 1.000
hari pertama kehidupannya. Dengan wawasan yang cukup, diharapkan orang tua
mampu memberikan pengasuhan yang terbaik sehingga dapat berdampak positif
bagi kehidupan anak kelak.
1000 HPK dimulai sejak janin berada di dalam kandungan hingga ananda berusia
2 tahun. Masa ini meliputi 270 (dua ratus tujuh puluh) hari selama dalam kandun-
gan dan 730 (tujuh ratus tiga puluh) hari masa menyusui sampai usia 2 (dua) tahun.
Tahap ini sangat menentukan bagi kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan
anak manusia di rentang kehidupan selanjutnya.
Untuk menyambut buah hati perlu diperhatikan pengasuhan sejak bayi dalam
kandungan, usia 0-12 bulan, hingga 13-24 bulan. Pengasuhan diibaratkan seperti
petualangan dengan perahu. Tujuan akhirnya adalah melepaskan anak untuk men-
garungi kehidupannya sendiri. Sebab itu perlu dipersiapkan secara matang sejak
1000 HPK.
25. 18 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | 1000 Hari Pertama Kehidupan
QB. Evaluasi
Untuk mengukur pemahaman, silakan Anda mengerjakan soal-soal evaluasi di
bawah ini.
1. Apa yang Anda pahami tentang 1000 HPK?
2. Mengapa 1000 HPK penting diperhatikan orang tua?
3. Bagaimana pengasuhan dalam masa kehamilan?
4. Bagaimana pengasuhan pada anak usia 0-12 bulan?
5. Bagaimana pengasuhan pada anak usia 13-24 bulan?
26. 19 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, dkk. 2010. Pengantar Psikologi. Interaksara: Jakarta
Al-Jauziyah, Ibnu Qoyim. 2007. Kado Menyambut Si Buah Hati.
Pustaka Al-Kautsar: Jakarta
Murkoff, Heidi. 2006. Kehamilan: Apa yang Anda Hadapi Bulan Per Bulan. Arcan:
Jakarta
Santrock, John.W. 2011. Life-Span Development: Perkembangan Masa-Hidup.
Penerbit Erlangga: Jakarta
Oz, Mahmet dan Roizen M.F. 2011. Raising Your Child: Panduan Orang Tua Cerdas
bagi Perkembangan Optimal Buah Hati. Mizan: Bandung
27.
28. BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Tahun 2020