SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 19
PENTINGNYA ERGONOMI DI TEMPAT KERJA
Alfi,Afrizal,Nuraini,Reza,Silvester,Wulan
Program Studi Teknik Elektro-D3
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro,Fakultas teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak
Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang
aspek manusia dalam kerja yaitu ditinjau secara anatomi, fidiologi,
psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan produk.
Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi efisiensi, kesehatan,
keselamatan, dan kenyamanan manusia ditempat kerja, dirumah dan
ditempat rekreasi. Didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem
dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi
dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan
manusianya.
Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors . Ergonomi juga
digunakan oleh berbaagai macam ahli professional pada bidangnya.
Misalnya ahli anatomi, arsitektur, perancangan prosuk industri, fisika,
fisioterap, terapi pekerjaan, psikologi dan teknik industri. Selain itu
ergonomi juga dapat diterapkan untuk bidang fisiologi, psikologi,
perancangan, analisis, sinesis, evaluasi proses kerja dan produk bagi
wiraswastawan, manajer, pemerintah, militer, dosen, dan mahasiswa
Kata kunci : Ergonomi
PENDAHULUAN
Semakin pesatnya perkembangan teknologi seperti sekarang ini
telah merubah merubah pola fikir manusia dari pemikiran primitive menjadi
pola pikir modern. Karena pesatnya teknologi seperti sekarang ini sehingga
teknologi menjadi kebutuhan pokok manusia terutama untuk dapat
membantu pekerjaan mereka. Artinya peralatan dan teknologi merupakan
penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk
berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu, disisi lain akan terjadi dampak
negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang
mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi dan tidak
akan ada risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Berbagai
risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja.
Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja
yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus
dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja,
proses kerja, dan lingkungan kerja.
Secara umum ergonomi adalah suatu ilmu tentang manusia dalam
usahanya untuk meningkatkan kenyamanan dilingkungan kerjanya. Dari
sebuah sumber menunjukan bahwa setiap aktivitas atau pekerjaan yang
dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan mengakibatkan
ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja
meningkat, performansi menurun yang berakibat kepada penurunan
efisiensi dan daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomic di segala
bidang kegiatan adalah suatu keharusan. Secara umum penerapan
ergonomic dapat dilakukan di mana saja, baik di lingkungan rumah,
perjalanan, lingkunan social maupun di lingkungan tempat kerja. Ergonomi
dapat diterapkan kapan saja dalam putaran 24 jam dalam sehari semalam,
sehingga baik pada saat bekerja, istirahat, maupun dalam berinteraksi
social kita dapat melakukan dengan sehat, aman dan nyaman. Setiap
komponen masyarakat pekerja maupun masyarakat social harus
menerapkan ergonomic dalam upaya menciptakan kenyamanan,
kesehatan, keselamatan, dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.
Untuk menerapkan ergonomic secara benar dan tepat, maka kita harus
mempelajari dan memahami ergonomi secara detail. Dalam penerapan
ergonomi diperlukan suatu seni, agar apa yang akan diterapkan dapat
diterima oleh pemakainya dan memberikan manfaat yang besar
kepadanya.
Pengalaman empiris menunjukkan bahwa pencapaian kinerja
manajemen K3 sangat tergantung kepada sejauh mana faktor ergonomi
telah terperhatikan di perusahaan tersebut. Kenyataannya, kecelakaan
kerja masih terjadi di berbagai perusahaan yang secara administratif telah
lulus audit sistem manajemen K3. Ada ungkapan bahwa “without
ergonomics, safety management is not enough”. Sangat disayangkan
apabila ergonomi sering disalah-artikan dan hanya dikaitkan dengan aspek
kenyamanan (perancangan kursi) atau dimensi fisik tubuh manusia.
Akibatnya, aplikasi ergonomi masih belum dianggap penting, terutama di
perusahaan – perusahaan di Indonesia, sehingga banyak sekali rancangan
sistem kerja yang tidak ergonomi. Hal ini terlihat dari ketidaksesuaian
antara pekerja dengan cara kerja, mesin, atau alat kerja yang dipakai,
lingkungan tempat kerja, atau menyangkut pengaturan beban kerja yang
tidak optimal.
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahas Latin yaitu “Ergon (Kerja)” dan
“Nomos(Hukum Alam)”. Ergonomi adalah suatu ilmu tentang manusia
dalam usahanya untuk meningkatkan kenyamanan dilingkungan kerjanya
(Nurmianto,2004). Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi
untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang
digunakan baik dalam berativitas maupun istirahat dengan kemampuan
dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas
hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka,2004).
Dari pengertian ergonomi yang telah dipaparkan oleh beberapa
penulis dapat disimpulkan bahwa ergonomi merupakan ilmu yang
membahas tentang kenyamanan dilingkungan kerja sehingga dengan
adanya kenyamanan dapat tercipta nya lingkungan kera yang baik.
Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors . Ergonomi juga
digunakan oleh berbaagai macam ahli professional pada bidangnya.
Misalnya ahli anatomi, arsitektur, perancangan prosuk industri, fisika,
fisioterap, terapi pekerjaan, psikologi dan teknik industri
2. Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan ergonomi adalah :
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya
pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban
kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas
kontrak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat
guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu
usia produktif maupun setelah tidak produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antra berbagai aspek yaitu
aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem
kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas
hidup yang tinggi.
3. Manfaat Ergonomi
Manfaat pelaksanaan ergonomi :
a. Mengerti tentang pengaruh dari suatu jenis pekerjaan pada diri
pekerja dan kinerja pekerja.
b. Memprediksi potensi pengaruh pekerjaan pada tubuh pekerja.
c. Mengevaluasi kesesuaian tempat kerja, peralatan kerja dengan
pekerja saat bekerja.
d. Meningkatkan produktivitas dan upaya untuk menciptakan
kesesuaian antara kemampuan pekerja dan persyaratan kerja..
e. Membangun pengetahuan dasar guna mendorong pekerja untuk
meningkatkan produktivitas.
f. Mencegah dan mengurangi resiko timbulnya penyakit akibat kerja.
g. Meningkatkan faktor keselamatan kerja.
h. Meningkatkan keuntungan, pendapatan, kesehatan dan
kesejahteraan untuk individu dan institus
4. Prinsip Ergonomi
Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap
tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus
mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam
menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut Baiduri dalam diktat kuliah
ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:
 Bekerja dalam posisi atau postur normal;
 Mengurangi beban berlebihan;
 Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan;
 Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh;
 Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan;
 Minimalisasi gerakan statis;
 Minimalisasikan titik beban;
 Mencakup jarak ruang;
 Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman;
 Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja;
 Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti;
 Mengurangi stres.
5. Jenis-jenis Ergonomi
Jenis-jenis ergonomi yaitu: ergonomi fisik, ergonomi kognitif,
ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain
yang sesuai. Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan
ergonomi dalam suatu sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan penerapan ergonomi, sehingga didapatkan
suatu rancangan keergonomikan yang terbaik.
a. Ergonomi Fisik: berkaitan dengan anatomi tubuh manusia,
anthropometri, karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang
berhubungan dnegan aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan dalam
ergonomi fisik antara lain: postur kerja, pemindahan material,
gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak tempat kerja, keselamatan
dan kesehatan.
b. Ergonomi Kognitif: berkaitan dengan proses mental manusia,
termasuk di dalamnya ; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai
akibat dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen sistem.
Topik-topik yang relevan dalam ergonomi kognitif antara lain ;
beban kerja, pengambilan keputusan, performance, human-
computer interaction, keandalan manusia, dan stres kerja.
c. Ergonomi Organisasi: berkaitan dengan optimasi sistem
sosioleknik, termasuk sturktur organisasi, kebijakan dan proses.
Topik-topik yang relevan dalam ergonomi organisasi antara lain ;
komunikasi, MSDM, perancangan kerja, perancangan waktu kerja,
timwork, perancangan partisipasi, komunitas ergonomi, kultur
organisasi dan organisasi virtual
d. Ergonomi Lingkungan: berkaitan dengan pencahayaan, temperatur,
kebisingan, dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan ergonomi
lingkungan antara lain ; perancangan ruang kerja, sistem akustik,dll.
PEMBAHASAN
1. Pentingnya Ergonomi di Industri
Dari pengalaman menunjukan bahwa setiap aktivitas atau
pekerjaan yang dilakukan apabila tidak ergonomis akan mengakibatkan
banyak ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat
kerja meningkat, performansi menurun yang berakibat kepada penurunan
efisiensi daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomi disegala
bidang kegiatan adalah suatu keharusan.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik dibutuhkan beberapa
konsep seperti:
Efektif : bekerja dengan efektif sehingga target terpenuhi
Nyaman : pekerja tidak gampang lelah
Aman : timbul rasa aman dan tidak was-was dalam bekerja
Sehat : kondisi dimana karyawan merasa tidak sakit
Efisien : bekerja dengan gerakan, usaha, waktu dan kelelahan yang
sedikit mungkin.
Konsep efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien sangat
berkaiatan dengan ergonomi untuk menciptakan metode, lingkungan dan
peralatan kerja yang mampu menstimulasi kosep tersebut sesuai dengan
pekerjaan. Jadi konsep tersebut merupakan tujuan yang ingin dicapai
dalam implementasi ergonomi. Konsep ini tidak hanya dirasakan oleh fisik
pekerja tetapi juga dapat dirasakan secara psikologis juga. Tubuh manusia
apabila dibebani kerja secara terus menerus (dalam keadaan statis) akan
menimbulkan rasa lelah dan bisa jadi berkembang menjadi rasa nyeri pada
bagian tubuh tertentu.
Pada suatu kondisi kerja tertentu menggambarkan kecenderungan
untuk mengalami beberapa keluhan antara lain :
1. Algias: penyakit pada juru ketik, sekretaris, pekerja yang postur
tubuhnya membungkuk ke depan, vertebral syndrome pada
pembawa barang, pengantar barang & penerjun payung.
2. Osteo articulardeiatins: scoliosis pada pemain violin & operator
pekerja bangku, bungkuk (kifosis) pada buuh pelabuhan dan
pembawa/pemikul keranjang, datarnya telapak kaki pada para
penunggu, pembuat roti dan pemangkas rambut.
3. Rasa nyeri pada otot dan tendon: rusaknya tendon achiles bagi
para penari, tendon para ekstensor panjang bagi para drummer,
tenosynovitis pada pemoles kaca, pemain piano dan tukang kayu.
4. Iritasi pada cabang saraf tepi: saraf ulnar bagi para pengemudi
kendaraan, tukang kunci, tukang pande besi, reparasi arloji,
enjilidan buku, pemotong kaca, dan pengendara sepeda.
Dari berbagai keluhan diatas, maka akan muncul CTD
(Cummulative Trauma Disorder), yaitu trauma dari keadaan yang tidak
teratur. Gejala ini muncul karena terkumpulnya kerusakan kecil akibat
trauma berulang yang membentuk kerusakan cukup besar untuk
menimbulkan rasa sakit.
 Trauma pada jaringan timbul karena:
 Overexertion: Proses penggunaan yang berlebihan.
 Overstretching: Proses peregangan yang berlebihan.
 Overcompression: Proses penekanan yang berlebihan.
 Contoh-contoh dari CTD:
 Tendinitis (tendon yang meradang & nyeri).
 Rotator Cuff Tendinitis (satu atau lebih RCT pd bahu
meradang).
 Tenosynovitis (pembengkakan pada tendon & sarung tendon).
 Carpal Tunnel Syndrome
 Epicondylitis (peradangan pada tendon di siku).
 White finger (pembuluh darah di jari rusak).
 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi tersebut diatas
yaitu:
1. Lingkungan kerja
2. Penerangan/cahaya
3. Temperatur/suhu udara
4. Kelembaban
5. Sirkulasi udara
6. Musik
7. Kebisingan
8. Keamanan
9. Getaran mekanis
10. Bau tidak sedap
11. Tata warna
12. Dekorasi
 Pencegahan terhadap kelelahan akibat kerja:
 Menggunakan secara benar waktu istirahat kerja.
 Melakukan koordinasi yang baik antara pimpinan dan
karyawan.
 Mengusahakan kondisi lingkungan kerja sehat, aman,
nyaman dan selamat.
 Mengusahakan sarana kerja yangg ergonomis.
 Memberikan kesejahteraan dan perhatian yang memadai.
 Merencanakan rekreasi bagi seluruh karyawan
2. Penerapan Ergonomi di Tempat Kerja
Terdapat beberapa aplikasi / penerapan dalam pelaksanaan ilmu
ergonomi. Aplikasi / penerapan tersebut antara lain:
1) Posisi Kerja,
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki
tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja.
Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat
badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
a. Posisi Kerja Duduk
 Keuntungan:
1. Mengurangi kelelahan pada kaki.
2. Terhindarnya sikap yg tidak alamiah.
3. Berkurangnya pemakaian energi.
 Kerugian:
1. Melembeknya otot perut.
2. Melengkungnya punggung.
3. Efek buruk bagi organ bagian dalam.
b. Posisi Kerja Berdiri
 Keuntungan: Otot perut tidak kendor, sehingga vertebra (ruas
tulang belakang) tidak rusak bila mengalami pembebanan.
 Kerugian: Otot kaki cepat lelah.
Gambar b: Posisi Kerja Berdiri
c. Posisi Kerja Duduk - Berdiri
Posisi Duduk - Berdiri mempunyai keuntungan secara Biomekanis
dimana tekanan pada tulang belakang dan pinggang 30% lebih
rendah dibandingkan dengan posisi duduk maupun berdiri terus
menerus.
Gambar a : Gambar Posisi Kerja
Duduk
Gambar: Posisi Kerja Duduk-Berdiri
2) Proses Kerja.
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan
posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus
dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
Gambar: Jangkauan
1)Tata letak tempat kerja.
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.
Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional harus lebih banyak
digunakan daripada hanya kata-kata saja.
2) Mengangkat beban.
1. Mengangkat beban. Bermacam-macam cara dalam mengangkat
beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dan
sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera
tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang
berlebihan. Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang
ditetapkan ILO sebagai berikut:
a) Organisasi kerja
Pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara:
- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun.
- Frekuensi pergerakan diminimalisir.
- Jarak mengangkat beban dikurangi.
Deskripsi
Tingkat Dewasa Tingkat Muda
Pria (Kg)
Wanita
(Kg)
Pria (Kg) Wanita (Kg)
Sekali-
sekali
40 15 15 10-12
Terus-menerus 15-18 10 10-15 6-9
- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan
mengangkat tidak terlalu tinggi.
- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
b) Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan bagaimana cara mengangkat
beban yang baik. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus
dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
- Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung.
- Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum
berat badan.
Gambar: Cara Mengangkat Beban
 Prinsip kerja mengangkat beban:
- Posisi kaki yang benar.
- Punggung kuat dan kekar.
- Posisi lengan dekat dengan tubuh.
- Mengangkat dengan benar.
- Menggunakan berat badan.
c) Supervisi medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis
teratur.
- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan
beban kerjanya
- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan
pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan.
- Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan,
khususnya pada wanita muda dan yang sudah berumur.
3. Teori Kaizen
5S mungkin sudah tidak asing bagi orang yang bekerja di industri
atau bagi orang yang memiliki latar belakang pendidikan teknik industri. 5S
merupakan salah satu pondasi yang penting dalam lean process. 5S
adalah pendekatan dalam memperbaiki lingkungan kerja. Melalui 5S, maka
perusahaan dapat memperoleh banyak manfaat. Tanpa 5S, maka manfaat
dari lean tidak akan optimal. Namun, bukan berarti Anda tidak dapat
mengimplementasikan lean secara terpisah. 5S dapat Anda
implementasikan terpisah dari Lean Process, dan dapat meningkatkan
kinerja perusahaan Anda.
5S adalah sebuah pendekatan dalam mengatur lingkungan kerja,
yang pada intinya berusaha mengeliminasi waste sehingga tercipta
lingkungan kerja yang efektif, efisien dan produktif . Waste kadang tidak
terlihat, padahal dengan mengeliminasinya maka bisa menjadikan
pekerjaan menjadi lebih lancar. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari
metode 5S:
 Meningkatkan citra perusahaan
 Meningkatkan produktivitas lingkungan kerja
 Menghilangkan waktu dan gerakan yang tidak berguna
 Mengurangi cacat sehingga mengurangi cost of quality
 Menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman
 Meningkatkan semangat kerja
Banyak perusahaan besar seperti General Motors, Toyota, hingga
Boeing yang sukses mengimplementasikan program ini. Namun,
sebenarnya pendekatan ini juga bisa digunakan di organisasi manapun jua,
bahkan organisasi kecil dengan budget yang minimum. Dalam Bahasa
Indonesia, 5S sering diterjemahkan menjadi 5R.
1) S1 –Seiri (Sort) atau Ringkas
Tahap ini meliputi memisahkan apa saja item-item yang penting dan
tidak penting. Sehingga Anda hanya menyimpan item-item yang diperlukan
saja, dan menyingkirkan yang tidak berguna. Sebelum Anda menjalankan
tahap ini, tentunya Anda memiliki item-item yang sudah tidak bermanfaat.
Dengan menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak bermanfaat, maka
Anda akan mempunyai ruang yang lebih lega.
Sebelum Anda melakukan ekspansi pabrik, maka lakukan tahap ini
terlebih dulu, sehingga Anda bisa melihat seberapa banyak ‘wasted space’
yang selama ini ada. Anda juga bisa melakukan tahap ini sebelum
memindahkan peralatan, membuat layout baru, ataupun menciptakan work
flow. Karena jika Anda tidak melakukan tahap ini duluan, maka hasilnya
tidak akan maksimal.
2) S2 – Seiton (Set in Order) atau Rapi
Tahap ini antara lain mengatur item-item yang diperlukan supaya
lebih mudah dicari dan memberikan label supaya tempat menyimpan
mudah dipahami serta mengimplementasikan control visual. Ketika Anda
sudah melakukan tahap Sort dan hanya item yang penting saja yang
berada di lingkungan kerja, maka ruangan akan lebih mudah diatur supaya
dapat tercipta layout lingkungan kerja dan work flow yang paling optimum
dan efektif.
3) S3 – Seiso (Shine) atau Resik
Aktivitas tahap ini antara lain membersihkan lingkungan kerja, dan
membuang kotoran dan debu dan menjaga segala sesuatu supaya bersih.
Pada sebagian besar organisasi, “seiso” kurang diperhatikan karena
mereka tidak menyediakan waktu ataupun memahami pentingnya menjaga
segala sesuatu tetap bersih. Sebenarnya, menjaga lingkungan kerja tetap
“seiso” menawarkan beberapa manfaat, antara lain:
 Jika lingkungan bersih, maka kondisi abnormal lebih mudah terlihat dan
bisa segera ditindaklanjuti sebelum masalahnya berlarut-larut.
 Area kerja yang bersih mencitrakan kualitas tinggi.
 Meningkatkan semangat karyawan
Oleh karena itu, perlu disediakan waktu supaya lingkungan kerja
tetap bersih. Setiap orang harus memahami perannya masing-masing
dalam mempertahankan lingkungan kerja supaya tetap bersih.
4) S4 – Seiketsu (Standardize) atau Rawat
Seiketsu artinya menggunakan metode standar untuk menjaga
supaya kondisi seiri, seiton dan seiso tetap terjaga. Praktik dan prosedur
seiketsu ini merupakan dasar dari continuous improvement atau kaizen dan
mempertahankan manfaat yang diperoleh dari seiri, seiton dan seiso.
Tanpa adanya seiketsu, maka 3 langkah pertama tidak akan berjalan
dengan lancar dan segalanya bisa kembali berjalan seperti cara lama.
Dalam melakukan seiketsu, tentu saja awalnya sulit karena
umumnya akan selalu ada penolakan terhadap perubahan. Mereka
tentunya harus melakukannya secara berulang kali, sebelum terbiasa
dengan standar dan prosedur yang baru. Kadang, bahkan orang
melakukan hal yang mereka percayai lebih baik daripada standar yang
ada. Oleh karena itu, maka manajer maupun supervisor haruslah
menggalakkan praktik standar ini secara terus menerus dan melakukan
tindakan korektif jika ada yang menyimpang dari standar. Jika manajer dan
supervisor tidak melakukan control, maka segala sesuatu akan kembali
kepada cara lama.
5) S5 – Shitsuke (Sustain/Discipline) atau Rajin
Shitsuke artinya mempraktikkan kebiasaan kerja yang baik dalam
mempertahankan S lainnya, yakni seiri, seiton, seiso, dan seiketsu.
Kedisiplinan harus ditanamkan kepada diri masing-masing individu,
sehingga tidak terjadi penyimpangan. Setiap orang harus bisa
mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan 5S,
sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Selain itu, untuk
mendisiplinkan 5S, maka komunikasikan kesuksesan 5S ini ke seluruh
organisasi.
Jika Anda melakukan pendekatan 5S pada lingkungan kerja dengan
baik, maka tentunya Anda akan dapat memperoleh manfaat maksimal dari
5S, seperti yang sudah dikemukakan pada artikel sebelumnya. Lingkungan
kerja menjadi lebih baik, pekerjaan lebih lancar, produktivitas lebih tinggi,
dan tujuan perusahaan tercapai.
Bagi Anda yang baru pertama kali mengenal 5S ini atau mungkin
belum begitu mengenal 5S mungkin akan berpikir bahwa 5S ini hanya
sesuatu yang sederhana dan kurang penting. Jika Anda berpikir demikian
sebaiknya Anda cepat-cepat merubah pikiran tersebut karena salah satu
perusahaan otomotif terbesar di dunia dan mungkin juga diikuti
perusahaan-perusahaan lainnya menganggap bahwa 5S adalah kunci
utama agar semua proses berjalan baik.
4. Hubungan ergonomi dan 5S
Ergonomi adalah ilmu tentang kerja, sedangkan 5S adalah suatu
metode untuk mengatur tempat kerja untuk mengoptimalkan kerja. Dengan
5S maka akan tercapai moral kerja yang lebih baik serta yang terpenting
adalah efektifitas, efisiensi, dan produktivitas kerja meningkat dan artinya
secara umum dapat meningkatkan performa kerja. Oleh karena itu tidak
salah jika banyak orang yang menyatakan bahwa 5S sejalan dengan
ergonomi dan selain itu, 5S sebagai metode dalam perbaikan kondisi
tempat kerja akan semakin efektif jika melibatkan prinsip-prinsip ergonomi.
Namun perlu diingat bahwa saat ini beberapa pihak sudah mulai
“menyamakan” 5S dengan ergonomi. Walaupun 5S sudah dianggap
sebuah metode yang cukup jitu dan fenomenal dalam menyelesaikan
masalah di tempat kerja namun pernyataan tersebut kurang tepat karena
walaupun 5S sejalan dengan ergonomi namun pada dasarnya 5S hanya
sebuah metode atau tool untuk mengatasi beberapa jenis masalah saja di
tempat kerja sehingga tidak bisa untuk menyelesaikan atau dikaitkan
dengan seluruh jenis atau masalah atau isu dalam ergonomi. Dengan 5S
memang kita bisa mengatasi beberapa masalah kerja di suatu tempat
kerja, namun bukan berarti tempat kerja tersebut sudah terbebas 100%
dari resiko kerja seperti yang ada dalam ilmu ergonomi. Jadi secara kasar
bisa disebutkan bahwa 5S itu bukan ergonomi, 5S hanya merupakan
bagian atau tool dalam ergonomi.
5. Akibat Tidak Ergonomi
Penerapan ergonomi pada tata letak fasilitas tentu akan
menimbulkan beberapa manfaat yang menunjang kepentingan pekerja
maupun perusahaan atau pabrik tempat kerjanya. Begitu pula sebaliknya,
sistem ergonomi yang tidak diterapkan akan menimbulkan beberapa akibat
negatif, yang kemudian dapat menimbulkan penurunan produktivitas kerja.
Akibat yang dimaksud yaitu seperti :
 Kejenuhan pada pekerja
Kejenuhan termasuk kelelahan secara psikis. Kejenuhan pada pekerja
ini dapat muncul karena kondisi ruang yang sama. Dimana seluruh
fasilitasnya, seperti komputer, meja, lemari, atau lainnya berada diposisi
yang sama. Hal ini akan memberikan kebosanan/kejenuhan tersendiri bagi
pekerja yang berada diruangan tersebut. Padahal agar sel-sel otak bisa
bekerja dengan giat, kita membutuhkan ruang kerja yang nyaman, memiliki
privasi, sekaligus inspiratif.
 Kelelahan
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya pasti terjadi
kelelahan, apa lagi didukung tata letak fasilitas kerja yang tidak
menerapkan sistem ergonomi. Kelelahan yang dimaksud disini adalah
kelelahan dari segi fisik.
 Timbul penyakit akibat kerja
Para pekerja yang sudah merasakan kelelahan, namun tidak
melakukan upaya untuk kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahannya
itu, maka sudah dipastikan penyakit akibat kerjapun akan muncul.
Contohnya seperti para pekerja yang terus-terusan berada di depan
komputer, maka tidak menutup kemungkinan penglihatannya akan
terganggu.
 Kematian
Kematian merupakan dampak yang paling fatal, hal ini tentu bisa
terjadi hanya karena tata letak yang salah di lingkungan kerja. Misalnya bila
tata letak mesin pengepres tidak sesuai prosedur dan kaidah ergonomi,
maka berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja yang menelan korban
jiwa.
6. Contoh Kasus Ergonomi
Terdapat beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu ergonomi.
Kasus-kasus tersebut antara lain:
 Dalam pengukuran performansi atlet. Pengukuran jangkauan ruang
yang dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan
tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan
berdiri atu duduk.
 Pengukuran variabilitas kerja. Contohnya: analisis kinematika dan
kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau operator
komputer.
 Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-
pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.
 Kasus bekerja sambil duduk: Seorang pekerja yang setiap hari
menggunakan komputer dalam bekerja dengan posisi yang tidak
nyaman, maka sering kali ia merasakan keluhan bahwa tubuhnya
sering mengalami rasa sakit/nyeri, terutama pada bagian bahu,
pergelangan tangan, dan pinggang.
 Kasus manual material handling: Kuli panggul di pasar sering sekali
mengalami penyakit herniadan juga low back pain akibat
mengangkut beban di luar recommended weighting limit (RWL).
 Kasus information ergonomic atau kognitive ergonomic: Operator
reaktor sulit untuk membedakan beraneka macam informasi yang
disampaikan oleh display terutama pada saat situasi
darurat/emergency. Hal ini disebabkan karena informasi tersebut
sulit dimengerti oleh operator tersebut. Kejadian yang serupa sering
juga dialami oleh pilot, dimana harus menghadapi
banyak display pada waktu yang bersamaan.
PENUTUP
Kesimpulan
Penerapan ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat
bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan
sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan,
kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah
dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung
jawab jawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai
peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di tempat kerja serta menjalin
kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam
pembinaannya.
Resiko ergonomi yang menyebabkan kecelakaan kerja kebanyakan
disebabkan oleh faktor dari pekerja sendiri atau dari pihak manajemen,
karena pekerja tidak hati hati atau mereka tidak mengindahkan peraturan
kerja yang telah di buat oleh pihak manajemen. Sedangkan faktor
penyebab yang di timbulkan dari pihak manajemen, biasanya tidak adanya
alat alat keselamatan kerja atau bahkan cara kerja yang dibuat oleh pihak
manajemen masih belum mempertimbangkan segi ergonominya.
DAFTAR PUSTAKA
http://managementfile.com/journal.php?id=36&sub=journal&page=quality&a
wal=40
(di unduh pada tanggal 28 September 2014)
http://purnama-bgp.blogspot.com/2012/12/manfaat-pelaksanaan-ergonomi-
dalam.html
(di unduh pada tanggal 29 september 2014)
Tarwaka,dkk.2004.Ergonomi Untuk keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Produktivitas.UNIBA PRESS.Surakarta.
Kroemer,K.H.E.,dkk.1994.Ergonomics Design For Ease and Efficiency.
Prentice Hall Internasional,Inc.USA.
Rodgers,Suzanne H.1986.Ergonomic Design For People At Work.Van
Nostrand Reinhold Company.New York.
Nurmianto,E.2008.Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya.2nd
ed.Guna
Widya.Jakarta

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

PPT ERGONOMI #1 (Konsep Dasar Ergonomi).pptx
PPT ERGONOMI #1 (Konsep Dasar Ergonomi).pptxPPT ERGONOMI #1 (Konsep Dasar Ergonomi).pptx
PPT ERGONOMI #1 (Konsep Dasar Ergonomi).pptx
johan113673
 

Was ist angesagt? (20)

2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
 
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 
Getaran
GetaranGetaran
Getaran
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
 
9.fisiologi kerja
9.fisiologi kerja9.fisiologi kerja
9.fisiologi kerja
 
Ergonomi
ErgonomiErgonomi
Ergonomi
 
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
 
Ergonomi Dalam Bekerja
Ergonomi Dalam BekerjaErgonomi Dalam Bekerja
Ergonomi Dalam Bekerja
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 
Antropometri
AntropometriAntropometri
Antropometri
 
Lingkungan kerja
Lingkungan kerjaLingkungan kerja
Lingkungan kerja
 
Scientific management theory
Scientific management theoryScientific management theory
Scientific management theory
 
Laporan antropometri
Laporan antropometriLaporan antropometri
Laporan antropometri
 
PPT ERGONOMI #1 (Konsep Dasar Ergonomi).pptx
PPT ERGONOMI #1 (Konsep Dasar Ergonomi).pptxPPT ERGONOMI #1 (Konsep Dasar Ergonomi).pptx
PPT ERGONOMI #1 (Konsep Dasar Ergonomi).pptx
 
Laporan k3
Laporan k3Laporan k3
Laporan k3
 
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESINANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
 
Antropometri
AntropometriAntropometri
Antropometri
 
Makalah ergonomi dan faal kerja
Makalah ergonomi dan faal kerjaMakalah ergonomi dan faal kerja
Makalah ergonomi dan faal kerja
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAANERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
 

Ähnlich wie Pentingnya ergonomi

Riza-ERGONOMI lalakskssndnsndlasndlksnflsknadfksadf
Riza-ERGONOMI lalakskssndnsndlasndlksnflsknadfksadfRiza-ERGONOMI lalakskssndnsndlasndlksnflsknadfksadf
Riza-ERGONOMI lalakskssndnsndlasndlksnflsknadfksadf
SafrizaAhmad2
 
ERGONOMI DALAM LINGKUNGAN KERJA.pdf
ERGONOMI DALAM LINGKUNGAN KERJA.pdfERGONOMI DALAM LINGKUNGAN KERJA.pdf
ERGONOMI DALAM LINGKUNGAN KERJA.pdf
SitiMaijah
 
24817092566667y7-Ergonomi-Kerja2-ppt.ppt
24817092566667y7-Ergonomi-Kerja2-ppt.ppt24817092566667y7-Ergonomi-Kerja2-ppt.ppt
24817092566667y7-Ergonomi-Kerja2-ppt.ppt
matbewok01
 
Sistem perancangan kerja (ergonomi)
Sistem perancangan kerja (ergonomi)Sistem perancangan kerja (ergonomi)
Sistem perancangan kerja (ergonomi)
AriIsmawan
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
Fransiska Puteri
 

Ähnlich wie Pentingnya ergonomi (20)

13. ERGONOMI.pptx
13. ERGONOMI.pptx13. ERGONOMI.pptx
13. ERGONOMI.pptx
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Pendahuluan Ergonomi.ppt
Pendahuluan Ergonomi.pptPendahuluan Ergonomi.ppt
Pendahuluan Ergonomi.ppt
 
Pendahuluan ergonomi.ppt
Pendahuluan ergonomi.pptPendahuluan ergonomi.ppt
Pendahuluan ergonomi.ppt
 
167_20220318063114_e-2.Pendahuluan Ergonomi (1).ppt
167_20220318063114_e-2.Pendahuluan Ergonomi (1).ppt167_20220318063114_e-2.Pendahuluan Ergonomi (1).ppt
167_20220318063114_e-2.Pendahuluan Ergonomi (1).ppt
 
Tinjauan ergonomi
Tinjauan ergonomiTinjauan ergonomi
Tinjauan ergonomi
 
MATERI-KE-4A-ERGONOMI.pptx
MATERI-KE-4A-ERGONOMI.pptxMATERI-KE-4A-ERGONOMI.pptx
MATERI-KE-4A-ERGONOMI.pptx
 
Riza-ERGONOMI lalakskssndnsndlasndlksnflsknadfksadf
Riza-ERGONOMI lalakskssndnsndlasndlksnflsknadfksadfRiza-ERGONOMI lalakskssndnsndlasndlksnflsknadfksadf
Riza-ERGONOMI lalakskssndnsndlasndlksnflsknadfksadf
 
Presentation1a
Presentation1aPresentation1a
Presentation1a
 
Ergonomi dasar
Ergonomi dasarErgonomi dasar
Ergonomi dasar
 
ERGONOMI DALAM LINGKUNGAN KERJA.pdf
ERGONOMI DALAM LINGKUNGAN KERJA.pdfERGONOMI DALAM LINGKUNGAN KERJA.pdf
ERGONOMI DALAM LINGKUNGAN KERJA.pdf
 
24817092566667y7-Ergonomi-Kerja2-ppt.ppt
24817092566667y7-Ergonomi-Kerja2-ppt.ppt24817092566667y7-Ergonomi-Kerja2-ppt.ppt
24817092566667y7-Ergonomi-Kerja2-ppt.ppt
 
Dasar Ergonomi
Dasar ErgonomiDasar Ergonomi
Dasar Ergonomi
 
dasar_ergonomi_1.ppt
dasar_ergonomi_1.pptdasar_ergonomi_1.ppt
dasar_ergonomi_1.ppt
 
MODUL_1_ERGONOMI DASAR.docx
MODUL_1_ERGONOMI DASAR.docxMODUL_1_ERGONOMI DASAR.docx
MODUL_1_ERGONOMI DASAR.docx
 
(1) PENGANTAR ERGONOMI.ppt
(1) PENGANTAR ERGONOMI.ppt(1) PENGANTAR ERGONOMI.ppt
(1) PENGANTAR ERGONOMI.ppt
 
Sistem perancangan kerja (ergonomi)
Sistem perancangan kerja (ergonomi)Sistem perancangan kerja (ergonomi)
Sistem perancangan kerja (ergonomi)
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
 
PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT
 PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT
PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT
 
Ergonomi dan Antropometri (Pak Wawan) (1).pptx
Ergonomi dan Antropometri (Pak Wawan) (1).pptxErgonomi dan Antropometri (Pak Wawan) (1).pptx
Ergonomi dan Antropometri (Pak Wawan) (1).pptx
 

Kürzlich hochgeladen

Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan SosroSistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
mohhmamedd
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
jaanualu31
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
langkahgontay88
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
HALIABUTRA1
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
galuhmutiara
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 

Kürzlich hochgeladen (18)

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan SosroSistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 

Pentingnya ergonomi

  • 1. PENTINGNYA ERGONOMI DI TEMPAT KERJA Alfi,Afrizal,Nuraini,Reza,Silvester,Wulan Program Studi Teknik Elektro-D3 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro,Fakultas teknik Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang aspek manusia dalam kerja yaitu ditinjau secara anatomi, fidiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan produk. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan manusia ditempat kerja, dirumah dan ditempat rekreasi. Didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors . Ergonomi juga digunakan oleh berbaagai macam ahli professional pada bidangnya. Misalnya ahli anatomi, arsitektur, perancangan prosuk industri, fisika, fisioterap, terapi pekerjaan, psikologi dan teknik industri. Selain itu ergonomi juga dapat diterapkan untuk bidang fisiologi, psikologi, perancangan, analisis, sinesis, evaluasi proses kerja dan produk bagi wiraswastawan, manajer, pemerintah, militer, dosen, dan mahasiswa Kata kunci : Ergonomi PENDAHULUAN Semakin pesatnya perkembangan teknologi seperti sekarang ini telah merubah merubah pola fikir manusia dari pemikiran primitive menjadi pola pikir modern. Karena pesatnya teknologi seperti sekarang ini sehingga teknologi menjadi kebutuhan pokok manusia terutama untuk dapat membantu pekerjaan mereka. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu, disisi lain akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi dan tidak akan ada risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Berbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja.
  • 2. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja, dan lingkungan kerja. Secara umum ergonomi adalah suatu ilmu tentang manusia dalam usahanya untuk meningkatkan kenyamanan dilingkungan kerjanya. Dari sebuah sumber menunjukan bahwa setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja meningkat, performansi menurun yang berakibat kepada penurunan efisiensi dan daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomic di segala bidang kegiatan adalah suatu keharusan. Secara umum penerapan ergonomic dapat dilakukan di mana saja, baik di lingkungan rumah, perjalanan, lingkunan social maupun di lingkungan tempat kerja. Ergonomi dapat diterapkan kapan saja dalam putaran 24 jam dalam sehari semalam, sehingga baik pada saat bekerja, istirahat, maupun dalam berinteraksi social kita dapat melakukan dengan sehat, aman dan nyaman. Setiap komponen masyarakat pekerja maupun masyarakat social harus menerapkan ergonomic dalam upaya menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan, dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Untuk menerapkan ergonomic secara benar dan tepat, maka kita harus mempelajari dan memahami ergonomi secara detail. Dalam penerapan ergonomi diperlukan suatu seni, agar apa yang akan diterapkan dapat diterima oleh pemakainya dan memberikan manfaat yang besar kepadanya. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa pencapaian kinerja manajemen K3 sangat tergantung kepada sejauh mana faktor ergonomi telah terperhatikan di perusahaan tersebut. Kenyataannya, kecelakaan kerja masih terjadi di berbagai perusahaan yang secara administratif telah lulus audit sistem manajemen K3. Ada ungkapan bahwa “without ergonomics, safety management is not enough”. Sangat disayangkan apabila ergonomi sering disalah-artikan dan hanya dikaitkan dengan aspek kenyamanan (perancangan kursi) atau dimensi fisik tubuh manusia. Akibatnya, aplikasi ergonomi masih belum dianggap penting, terutama di perusahaan – perusahaan di Indonesia, sehingga banyak sekali rancangan
  • 3. sistem kerja yang tidak ergonomi. Hal ini terlihat dari ketidaksesuaian antara pekerja dengan cara kerja, mesin, atau alat kerja yang dipakai, lingkungan tempat kerja, atau menyangkut pengaturan beban kerja yang tidak optimal. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Ergonomi Istilah ergonomi berasal dari bahas Latin yaitu “Ergon (Kerja)” dan “Nomos(Hukum Alam)”. Ergonomi adalah suatu ilmu tentang manusia dalam usahanya untuk meningkatkan kenyamanan dilingkungan kerjanya (Nurmianto,2004). Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam berativitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka,2004). Dari pengertian ergonomi yang telah dipaparkan oleh beberapa penulis dapat disimpulkan bahwa ergonomi merupakan ilmu yang membahas tentang kenyamanan dilingkungan kerja sehingga dengan adanya kenyamanan dapat tercipta nya lingkungan kera yang baik. Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors . Ergonomi juga digunakan oleh berbaagai macam ahli professional pada bidangnya. Misalnya ahli anatomi, arsitektur, perancangan prosuk industri, fisika, fisioterap, terapi pekerjaan, psikologi dan teknik industri 2. Tujuan Ergonomi Secara umum tujuan ergonomi adalah : a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontrak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. c. Menciptakan keseimbangan rasional antra berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem
  • 4. kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. 3. Manfaat Ergonomi Manfaat pelaksanaan ergonomi : a. Mengerti tentang pengaruh dari suatu jenis pekerjaan pada diri pekerja dan kinerja pekerja. b. Memprediksi potensi pengaruh pekerjaan pada tubuh pekerja. c. Mengevaluasi kesesuaian tempat kerja, peralatan kerja dengan pekerja saat bekerja. d. Meningkatkan produktivitas dan upaya untuk menciptakan kesesuaian antara kemampuan pekerja dan persyaratan kerja.. e. Membangun pengetahuan dasar guna mendorong pekerja untuk meningkatkan produktivitas. f. Mencegah dan mengurangi resiko timbulnya penyakit akibat kerja. g. Meningkatkan faktor keselamatan kerja. h. Meningkatkan keuntungan, pendapatan, kesehatan dan kesejahteraan untuk individu dan institus 4. Prinsip Ergonomi Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:  Bekerja dalam posisi atau postur normal;  Mengurangi beban berlebihan;  Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan;  Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh;  Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan;  Minimalisasi gerakan statis;  Minimalisasikan titik beban;  Mencakup jarak ruang;  Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman;
  • 5.  Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja;  Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti;  Mengurangi stres. 5. Jenis-jenis Ergonomi Jenis-jenis ergonomi yaitu: ergonomi fisik, ergonomi kognitif, ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain yang sesuai. Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan ergonomi dalam suatu sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan ergonomi, sehingga didapatkan suatu rancangan keergonomikan yang terbaik. a. Ergonomi Fisik: berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, anthropometri, karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang berhubungan dnegan aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi fisik antara lain: postur kerja, pemindahan material, gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak tempat kerja, keselamatan dan kesehatan. b. Ergonomi Kognitif: berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk di dalamnya ; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen sistem. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi kognitif antara lain ; beban kerja, pengambilan keputusan, performance, human- computer interaction, keandalan manusia, dan stres kerja. c. Ergonomi Organisasi: berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik, termasuk sturktur organisasi, kebijakan dan proses. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi organisasi antara lain ; komunikasi, MSDM, perancangan kerja, perancangan waktu kerja, timwork, perancangan partisipasi, komunitas ergonomi, kultur organisasi dan organisasi virtual d. Ergonomi Lingkungan: berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan, dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan ergonomi lingkungan antara lain ; perancangan ruang kerja, sistem akustik,dll.
  • 6. PEMBAHASAN 1. Pentingnya Ergonomi di Industri Dari pengalaman menunjukan bahwa setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan apabila tidak ergonomis akan mengakibatkan banyak ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja meningkat, performansi menurun yang berakibat kepada penurunan efisiensi daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomi disegala bidang kegiatan adalah suatu keharusan. Dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik dibutuhkan beberapa konsep seperti: Efektif : bekerja dengan efektif sehingga target terpenuhi Nyaman : pekerja tidak gampang lelah Aman : timbul rasa aman dan tidak was-was dalam bekerja Sehat : kondisi dimana karyawan merasa tidak sakit Efisien : bekerja dengan gerakan, usaha, waktu dan kelelahan yang sedikit mungkin. Konsep efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien sangat berkaiatan dengan ergonomi untuk menciptakan metode, lingkungan dan peralatan kerja yang mampu menstimulasi kosep tersebut sesuai dengan pekerjaan. Jadi konsep tersebut merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam implementasi ergonomi. Konsep ini tidak hanya dirasakan oleh fisik pekerja tetapi juga dapat dirasakan secara psikologis juga. Tubuh manusia apabila dibebani kerja secara terus menerus (dalam keadaan statis) akan menimbulkan rasa lelah dan bisa jadi berkembang menjadi rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu. Pada suatu kondisi kerja tertentu menggambarkan kecenderungan untuk mengalami beberapa keluhan antara lain : 1. Algias: penyakit pada juru ketik, sekretaris, pekerja yang postur tubuhnya membungkuk ke depan, vertebral syndrome pada pembawa barang, pengantar barang & penerjun payung. 2. Osteo articulardeiatins: scoliosis pada pemain violin & operator pekerja bangku, bungkuk (kifosis) pada buuh pelabuhan dan pembawa/pemikul keranjang, datarnya telapak kaki pada para penunggu, pembuat roti dan pemangkas rambut.
  • 7. 3. Rasa nyeri pada otot dan tendon: rusaknya tendon achiles bagi para penari, tendon para ekstensor panjang bagi para drummer, tenosynovitis pada pemoles kaca, pemain piano dan tukang kayu. 4. Iritasi pada cabang saraf tepi: saraf ulnar bagi para pengemudi kendaraan, tukang kunci, tukang pande besi, reparasi arloji, enjilidan buku, pemotong kaca, dan pengendara sepeda. Dari berbagai keluhan diatas, maka akan muncul CTD (Cummulative Trauma Disorder), yaitu trauma dari keadaan yang tidak teratur. Gejala ini muncul karena terkumpulnya kerusakan kecil akibat trauma berulang yang membentuk kerusakan cukup besar untuk menimbulkan rasa sakit.  Trauma pada jaringan timbul karena:  Overexertion: Proses penggunaan yang berlebihan.  Overstretching: Proses peregangan yang berlebihan.  Overcompression: Proses penekanan yang berlebihan.  Contoh-contoh dari CTD:  Tendinitis (tendon yang meradang & nyeri).  Rotator Cuff Tendinitis (satu atau lebih RCT pd bahu meradang).  Tenosynovitis (pembengkakan pada tendon & sarung tendon).  Carpal Tunnel Syndrome  Epicondylitis (peradangan pada tendon di siku).  White finger (pembuluh darah di jari rusak).  Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi tersebut diatas yaitu: 1. Lingkungan kerja 2. Penerangan/cahaya 3. Temperatur/suhu udara 4. Kelembaban 5. Sirkulasi udara 6. Musik 7. Kebisingan 8. Keamanan 9. Getaran mekanis
  • 8. 10. Bau tidak sedap 11. Tata warna 12. Dekorasi  Pencegahan terhadap kelelahan akibat kerja:  Menggunakan secara benar waktu istirahat kerja.  Melakukan koordinasi yang baik antara pimpinan dan karyawan.  Mengusahakan kondisi lingkungan kerja sehat, aman, nyaman dan selamat.  Mengusahakan sarana kerja yangg ergonomis.  Memberikan kesejahteraan dan perhatian yang memadai.  Merencanakan rekreasi bagi seluruh karyawan 2. Penerapan Ergonomi di Tempat Kerja Terdapat beberapa aplikasi / penerapan dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Aplikasi / penerapan tersebut antara lain: 1) Posisi Kerja, Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki. a. Posisi Kerja Duduk  Keuntungan: 1. Mengurangi kelelahan pada kaki. 2. Terhindarnya sikap yg tidak alamiah. 3. Berkurangnya pemakaian energi.  Kerugian: 1. Melembeknya otot perut. 2. Melengkungnya punggung. 3. Efek buruk bagi organ bagian dalam.
  • 9. b. Posisi Kerja Berdiri  Keuntungan: Otot perut tidak kendor, sehingga vertebra (ruas tulang belakang) tidak rusak bila mengalami pembebanan.  Kerugian: Otot kaki cepat lelah. Gambar b: Posisi Kerja Berdiri c. Posisi Kerja Duduk - Berdiri Posisi Duduk - Berdiri mempunyai keuntungan secara Biomekanis dimana tekanan pada tulang belakang dan pinggang 30% lebih rendah dibandingkan dengan posisi duduk maupun berdiri terus menerus. Gambar a : Gambar Posisi Kerja Duduk
  • 10. Gambar: Posisi Kerja Duduk-Berdiri 2) Proses Kerja. Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur. Gambar: Jangkauan
  • 11. 1)Tata letak tempat kerja. Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional harus lebih banyak digunakan daripada hanya kata-kata saja. 2) Mengangkat beban. 1. Mengangkat beban. Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dan sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan. Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sebagai berikut: a) Organisasi kerja Pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara: - Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun. - Frekuensi pergerakan diminimalisir. - Jarak mengangkat beban dikurangi. Deskripsi Tingkat Dewasa Tingkat Muda Pria (Kg) Wanita (Kg) Pria (Kg) Wanita (Kg) Sekali- sekali 40 15 15 10-12 Terus-menerus 15-18 10 10-15 6-9
  • 12. - Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi. - Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan. b) Metode mengangkat beban Semua pekerja harus diajarkan bagaimana cara mengangkat beban yang baik. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip : - Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung. - Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan. Gambar: Cara Mengangkat Beban  Prinsip kerja mengangkat beban: - Posisi kaki yang benar. - Punggung kuat dan kekar. - Posisi lengan dekat dengan tubuh. - Mengangkat dengan benar. - Menggunakan berat badan.
  • 13. c) Supervisi medis Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur. - Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya - Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan. - Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda dan yang sudah berumur. 3. Teori Kaizen 5S mungkin sudah tidak asing bagi orang yang bekerja di industri atau bagi orang yang memiliki latar belakang pendidikan teknik industri. 5S merupakan salah satu pondasi yang penting dalam lean process. 5S adalah pendekatan dalam memperbaiki lingkungan kerja. Melalui 5S, maka perusahaan dapat memperoleh banyak manfaat. Tanpa 5S, maka manfaat dari lean tidak akan optimal. Namun, bukan berarti Anda tidak dapat mengimplementasikan lean secara terpisah. 5S dapat Anda implementasikan terpisah dari Lean Process, dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan Anda. 5S adalah sebuah pendekatan dalam mengatur lingkungan kerja, yang pada intinya berusaha mengeliminasi waste sehingga tercipta lingkungan kerja yang efektif, efisien dan produktif . Waste kadang tidak terlihat, padahal dengan mengeliminasinya maka bisa menjadikan pekerjaan menjadi lebih lancar. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari metode 5S:  Meningkatkan citra perusahaan  Meningkatkan produktivitas lingkungan kerja  Menghilangkan waktu dan gerakan yang tidak berguna  Mengurangi cacat sehingga mengurangi cost of quality  Menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman  Meningkatkan semangat kerja
  • 14. Banyak perusahaan besar seperti General Motors, Toyota, hingga Boeing yang sukses mengimplementasikan program ini. Namun, sebenarnya pendekatan ini juga bisa digunakan di organisasi manapun jua, bahkan organisasi kecil dengan budget yang minimum. Dalam Bahasa Indonesia, 5S sering diterjemahkan menjadi 5R. 1) S1 –Seiri (Sort) atau Ringkas Tahap ini meliputi memisahkan apa saja item-item yang penting dan tidak penting. Sehingga Anda hanya menyimpan item-item yang diperlukan saja, dan menyingkirkan yang tidak berguna. Sebelum Anda menjalankan tahap ini, tentunya Anda memiliki item-item yang sudah tidak bermanfaat. Dengan menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak bermanfaat, maka Anda akan mempunyai ruang yang lebih lega. Sebelum Anda melakukan ekspansi pabrik, maka lakukan tahap ini terlebih dulu, sehingga Anda bisa melihat seberapa banyak ‘wasted space’ yang selama ini ada. Anda juga bisa melakukan tahap ini sebelum memindahkan peralatan, membuat layout baru, ataupun menciptakan work flow. Karena jika Anda tidak melakukan tahap ini duluan, maka hasilnya tidak akan maksimal. 2) S2 – Seiton (Set in Order) atau Rapi Tahap ini antara lain mengatur item-item yang diperlukan supaya lebih mudah dicari dan memberikan label supaya tempat menyimpan mudah dipahami serta mengimplementasikan control visual. Ketika Anda sudah melakukan tahap Sort dan hanya item yang penting saja yang berada di lingkungan kerja, maka ruangan akan lebih mudah diatur supaya dapat tercipta layout lingkungan kerja dan work flow yang paling optimum dan efektif. 3) S3 – Seiso (Shine) atau Resik Aktivitas tahap ini antara lain membersihkan lingkungan kerja, dan membuang kotoran dan debu dan menjaga segala sesuatu supaya bersih. Pada sebagian besar organisasi, “seiso” kurang diperhatikan karena mereka tidak menyediakan waktu ataupun memahami pentingnya menjaga segala sesuatu tetap bersih. Sebenarnya, menjaga lingkungan kerja tetap “seiso” menawarkan beberapa manfaat, antara lain:
  • 15.  Jika lingkungan bersih, maka kondisi abnormal lebih mudah terlihat dan bisa segera ditindaklanjuti sebelum masalahnya berlarut-larut.  Area kerja yang bersih mencitrakan kualitas tinggi.  Meningkatkan semangat karyawan Oleh karena itu, perlu disediakan waktu supaya lingkungan kerja tetap bersih. Setiap orang harus memahami perannya masing-masing dalam mempertahankan lingkungan kerja supaya tetap bersih. 4) S4 – Seiketsu (Standardize) atau Rawat Seiketsu artinya menggunakan metode standar untuk menjaga supaya kondisi seiri, seiton dan seiso tetap terjaga. Praktik dan prosedur seiketsu ini merupakan dasar dari continuous improvement atau kaizen dan mempertahankan manfaat yang diperoleh dari seiri, seiton dan seiso. Tanpa adanya seiketsu, maka 3 langkah pertama tidak akan berjalan dengan lancar dan segalanya bisa kembali berjalan seperti cara lama. Dalam melakukan seiketsu, tentu saja awalnya sulit karena umumnya akan selalu ada penolakan terhadap perubahan. Mereka tentunya harus melakukannya secara berulang kali, sebelum terbiasa dengan standar dan prosedur yang baru. Kadang, bahkan orang melakukan hal yang mereka percayai lebih baik daripada standar yang ada. Oleh karena itu, maka manajer maupun supervisor haruslah menggalakkan praktik standar ini secara terus menerus dan melakukan tindakan korektif jika ada yang menyimpang dari standar. Jika manajer dan supervisor tidak melakukan control, maka segala sesuatu akan kembali kepada cara lama. 5) S5 – Shitsuke (Sustain/Discipline) atau Rajin Shitsuke artinya mempraktikkan kebiasaan kerja yang baik dalam mempertahankan S lainnya, yakni seiri, seiton, seiso, dan seiketsu. Kedisiplinan harus ditanamkan kepada diri masing-masing individu, sehingga tidak terjadi penyimpangan. Setiap orang harus bisa mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan 5S, sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Selain itu, untuk mendisiplinkan 5S, maka komunikasikan kesuksesan 5S ini ke seluruh organisasi.
  • 16. Jika Anda melakukan pendekatan 5S pada lingkungan kerja dengan baik, maka tentunya Anda akan dapat memperoleh manfaat maksimal dari 5S, seperti yang sudah dikemukakan pada artikel sebelumnya. Lingkungan kerja menjadi lebih baik, pekerjaan lebih lancar, produktivitas lebih tinggi, dan tujuan perusahaan tercapai. Bagi Anda yang baru pertama kali mengenal 5S ini atau mungkin belum begitu mengenal 5S mungkin akan berpikir bahwa 5S ini hanya sesuatu yang sederhana dan kurang penting. Jika Anda berpikir demikian sebaiknya Anda cepat-cepat merubah pikiran tersebut karena salah satu perusahaan otomotif terbesar di dunia dan mungkin juga diikuti perusahaan-perusahaan lainnya menganggap bahwa 5S adalah kunci utama agar semua proses berjalan baik. 4. Hubungan ergonomi dan 5S Ergonomi adalah ilmu tentang kerja, sedangkan 5S adalah suatu metode untuk mengatur tempat kerja untuk mengoptimalkan kerja. Dengan 5S maka akan tercapai moral kerja yang lebih baik serta yang terpenting adalah efektifitas, efisiensi, dan produktivitas kerja meningkat dan artinya secara umum dapat meningkatkan performa kerja. Oleh karena itu tidak salah jika banyak orang yang menyatakan bahwa 5S sejalan dengan ergonomi dan selain itu, 5S sebagai metode dalam perbaikan kondisi tempat kerja akan semakin efektif jika melibatkan prinsip-prinsip ergonomi. Namun perlu diingat bahwa saat ini beberapa pihak sudah mulai “menyamakan” 5S dengan ergonomi. Walaupun 5S sudah dianggap sebuah metode yang cukup jitu dan fenomenal dalam menyelesaikan masalah di tempat kerja namun pernyataan tersebut kurang tepat karena walaupun 5S sejalan dengan ergonomi namun pada dasarnya 5S hanya sebuah metode atau tool untuk mengatasi beberapa jenis masalah saja di tempat kerja sehingga tidak bisa untuk menyelesaikan atau dikaitkan dengan seluruh jenis atau masalah atau isu dalam ergonomi. Dengan 5S memang kita bisa mengatasi beberapa masalah kerja di suatu tempat kerja, namun bukan berarti tempat kerja tersebut sudah terbebas 100% dari resiko kerja seperti yang ada dalam ilmu ergonomi. Jadi secara kasar bisa disebutkan bahwa 5S itu bukan ergonomi, 5S hanya merupakan bagian atau tool dalam ergonomi.
  • 17. 5. Akibat Tidak Ergonomi Penerapan ergonomi pada tata letak fasilitas tentu akan menimbulkan beberapa manfaat yang menunjang kepentingan pekerja maupun perusahaan atau pabrik tempat kerjanya. Begitu pula sebaliknya, sistem ergonomi yang tidak diterapkan akan menimbulkan beberapa akibat negatif, yang kemudian dapat menimbulkan penurunan produktivitas kerja. Akibat yang dimaksud yaitu seperti :  Kejenuhan pada pekerja Kejenuhan termasuk kelelahan secara psikis. Kejenuhan pada pekerja ini dapat muncul karena kondisi ruang yang sama. Dimana seluruh fasilitasnya, seperti komputer, meja, lemari, atau lainnya berada diposisi yang sama. Hal ini akan memberikan kebosanan/kejenuhan tersendiri bagi pekerja yang berada diruangan tersebut. Padahal agar sel-sel otak bisa bekerja dengan giat, kita membutuhkan ruang kerja yang nyaman, memiliki privasi, sekaligus inspiratif.  Kelelahan Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya pasti terjadi kelelahan, apa lagi didukung tata letak fasilitas kerja yang tidak menerapkan sistem ergonomi. Kelelahan yang dimaksud disini adalah kelelahan dari segi fisik.  Timbul penyakit akibat kerja Para pekerja yang sudah merasakan kelelahan, namun tidak melakukan upaya untuk kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahannya itu, maka sudah dipastikan penyakit akibat kerjapun akan muncul. Contohnya seperti para pekerja yang terus-terusan berada di depan komputer, maka tidak menutup kemungkinan penglihatannya akan terganggu.  Kematian Kematian merupakan dampak yang paling fatal, hal ini tentu bisa terjadi hanya karena tata letak yang salah di lingkungan kerja. Misalnya bila tata letak mesin pengepres tidak sesuai prosedur dan kaidah ergonomi, maka berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja yang menelan korban jiwa.
  • 18. 6. Contoh Kasus Ergonomi Terdapat beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Kasus-kasus tersebut antara lain:  Dalam pengukuran performansi atlet. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atu duduk.  Pengukuran variabilitas kerja. Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau operator komputer.  Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan- pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.  Kasus bekerja sambil duduk: Seorang pekerja yang setiap hari menggunakan komputer dalam bekerja dengan posisi yang tidak nyaman, maka sering kali ia merasakan keluhan bahwa tubuhnya sering mengalami rasa sakit/nyeri, terutama pada bagian bahu, pergelangan tangan, dan pinggang.  Kasus manual material handling: Kuli panggul di pasar sering sekali mengalami penyakit herniadan juga low back pain akibat mengangkut beban di luar recommended weighting limit (RWL).  Kasus information ergonomic atau kognitive ergonomic: Operator reaktor sulit untuk membedakan beraneka macam informasi yang disampaikan oleh display terutama pada saat situasi darurat/emergency. Hal ini disebabkan karena informasi tersebut sulit dimengerti oleh operator tersebut. Kejadian yang serupa sering juga dialami oleh pilot, dimana harus menghadapi banyak display pada waktu yang bersamaan. PENUTUP Kesimpulan Penerapan ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah
  • 19. dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung jawab jawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di tempat kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya. Resiko ergonomi yang menyebabkan kecelakaan kerja kebanyakan disebabkan oleh faktor dari pekerja sendiri atau dari pihak manajemen, karena pekerja tidak hati hati atau mereka tidak mengindahkan peraturan kerja yang telah di buat oleh pihak manajemen. Sedangkan faktor penyebab yang di timbulkan dari pihak manajemen, biasanya tidak adanya alat alat keselamatan kerja atau bahkan cara kerja yang dibuat oleh pihak manajemen masih belum mempertimbangkan segi ergonominya. DAFTAR PUSTAKA http://managementfile.com/journal.php?id=36&sub=journal&page=quality&a wal=40 (di unduh pada tanggal 28 September 2014) http://purnama-bgp.blogspot.com/2012/12/manfaat-pelaksanaan-ergonomi- dalam.html (di unduh pada tanggal 29 september 2014) Tarwaka,dkk.2004.Ergonomi Untuk keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas.UNIBA PRESS.Surakarta. Kroemer,K.H.E.,dkk.1994.Ergonomics Design For Ease and Efficiency. Prentice Hall Internasional,Inc.USA. Rodgers,Suzanne H.1986.Ergonomic Design For People At Work.Van Nostrand Reinhold Company.New York. Nurmianto,E.2008.Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya.2nd ed.Guna Widya.Jakarta