1. 37
STRATEGI PEMBELAJARAN |BAB 2
PENDAHULUAN
Pengetahuan awal siswa yang diperoleh dari pengalaman mengamati
fenomena-fenomena dilingkungan tempat tinggal memberikan latar belakang
dalam membangun pengetahuan awal siswa. Ketika siswa berada salam
proses pembelajaran dikelas, guru memfasilitasi kegiatan pembelajaran agar
terbentuk konsep baru yang sesuai dengan konsep ilmuan.
Kurikulum 2013 telah memberikan acuan dalam pemilihan model
pembelajaran yang sangat sesuai dengan pendekatan saintifik. Model
pembelajaran yang salah satunya adalah project based learning. Pemilihan
model pembelajaran diserahkan kepada guru dengan menyesuaikan dengan
karakteristik materi ajar. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memberikan pengalaman belajar
yang bermakna bagi siswa. Pengalaman belajar siswa maupun konsep
dibangun berdasarkan produk yang dihasilkan dalam proses pembelajaran
berbasis proyek. kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menghasilkan
suatu hal yang baru baik dari ide, dan gagasan yang dimilikinya akan
menghasilkan sesuatu yang memiliki daya guna. Ide dan juga gagasan yang
baru inilah yang nantinya dapat membantu siswa untuk mengembangkan
kreatifitas.
3. 39
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah Mempelajari Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek Mahasiswa Semester 6
Dapat Menerapkan Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Proses
Pembelajaran
Sub Capaian Pembelajaran
1. Menjelaskan Konsep Dasar
Pembelajaran Berbasis Proyek
2. Menjelaskan Prinsip Strategi
Pembelajaran Berbasis Proyek
3. Menerapkan Langkah-Langkah
Pembelajaran Berbasis Proyek Pada
Proses Pembelajaran.
4. Menentukan Teknik Penilaian Pada
Pembelajaran Berbasis Proyek .
Pokok Materi
1. Konsep Dasar Pembelajaran
Berbasis Proyek
2. Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Proyek
3. Langkah-Langkah Strategi
Pembelajaran Berbasis Proyek
Proses Pembelajaran.
4. Teknik Penilaian Pada
Pembelajaran Berbasis Proyek
4. 40
PENGERTIAN
Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah
Model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja
proyek.
Kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik itu memberi siswa
kesempatan untuk berpartisipasi secara kolaboratif dalam kelompok dalam
kehidupan nyata peluang di mana mereka terlibat dalam membangun
pembelajaran yang bermakna secara pribadi (Smith, diSessa dan Roschelle,
1993). Pembelajaran berbasis proyek secara efektif mengatasi masalah yang
terkait dengan keterlibatan dan motivasi siswa yang buruk seperti itu
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk secara mendalam
menemukan kurikulum melalui otentik proses pemecahan masalah.
Pembelajaran berbasis proyek adalah strategi instruksional untuk
memberdayakan siswa untuk mendapatkan konten pengetahuan dengan cara
mereka sendiri dan menunjukan pemahaman baru melalui berbagai mode
presentasi. Karena itu tidak hanya bertujuan memperlengkapi siswa dengan
pengetahuan konten, tetapi kemampuan untuk mentransfer pembelajaran di
berbagai konteks yang berbeda. Ini secara luas dianggap sebagai alat
pengajaran yang inovatif yang telah di implementasikan di berbagai disiplin
ilmu dalam pengaturan tersier dan K-12 konteks (Hung, 2009). Pembelajaran
berbasis proyek adalah konstruktivis yang tidak konvensional. Pendekatan
untuk belajar dan mengajar didirikan pada Premis yang memberikan hasil
yang relevan melalui keterlibatan aktif dalam waktu yang telah ditentukan
bingkai memungkinkan pengetahuan kontekstual untuk ditransformasikan
diangkut dengan cara yang lebih mungkin dipertahankandan diterapkan oleh
mereka yang terlibat (Brown, Collins, &Duguid, 1989; Collins, Brown, &
Holum, 1991).
Pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan konstruktivis yang
membutuhkan seluruh kelas atau kecil kelompok siswa untuk bertanggung
jawab atas keputusan mereka. Pendekatan ini diterapkan secara alami
berpusat di sekitar proyek dasar (Ruddell, 2000). Deskripsi lain
mendefinisikan berbasis proyek sebagai model pengajaran yang mendukung
kerja sama siswa, peningkatan perencanaan proyek keterampilan pembuatan
keputusan, dan manajemen waktu; model ini memperkuat kemampuan siswa
untuk menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan dunia nyata,
memfasilitasi ingatan siswa, menawarkan peluang penataan informasi yang
5. 41
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
BERBASIS PROYEK
Menurut Thomas, pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa
prinsip, yaitu sebagai berikut.
1) Prinsip sentralis: Prinsip sentralis menegaskan bahwa kerja proyek
merupakan esensi dari kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi
pembelajaran, dimana siswa belajar konsep utama dari suatu
pengetahuan melalui kerja proyek. Oleh karena itu, kerja proyek bukan
merupakan praktik tambahan dan aplikasi praktis dari konsep yang
sedang dipelajari, melainkan menjadi sentral kegiatan pembelajaran
yang akan dapat dilaksanakan secara optimal. Dalam pembelajaran
berbasis proyek, proyek adalah strategi pembelajaran siswa mengalami
sendiri dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek.
2) Prinsip Pertanyaan Pendorong/Penuntun: Prinsip ini berarti bahwa kerja
proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan’’ yang dapat
mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip
utama suatu bidang tertentu. Jadi, dalam hal ini kerja sebagai external
motivation yang mampu mengunggah siswa untuk menumbuhkan
kemandiriannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran.
3) Prinsip Investigasi Konstruktif: Prinsip Investigasi Konstruktif merupakan
proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung
kegiatan inkuiri, pembangunan konsep dan resolusi. Dalam investigasi
memuat proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan
masalah, pemecahan masalah, discovery dan pembentukan model.
Disamping itu, dalam kegiatan pembelajaran berbasis proyek ini harus
tercakup proses transformasi dan kontruksi pengetahuan.
4) Prinsip otonomi: Prinsip otonomi dalam pembelajaran berbasis proyek
dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihannya sendiri, bekerja
6. 42
dengan pengawasan yang minimal, dan bertanggung jawab. Dalam hal
ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk
mendorong tumbuhnya kemandirian siswa.
5) Prinsip realitis: Prinsip realitis berarti bahwa proyek merupakan sesuatu
yang nyata, bukan seperti disekolah. Pembelajaran berbasis proyek
harus dapat memberikan perasaan realitis kepada siswa, termasuk
dalam memilih topik, tugas, dan peran konteks kerja, kolaborasi kerja,
produk, pelanggan, maupun standar produknya. Pembelajaran berbasis
proyek mengandung tantangan nyata yang berfokus pada permasalahan
yang autentik (bukan simulasi) bukan dibuat-buat, dan solusinya dapat
diimplementasikan dilapangan.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
BERBASIS PROYEK
Pembelajaran dalam model pembelajaran berbasis proyek
sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational
Foundation terdiri dari :
1) Start With the Essential Question, dimana pembelajaran dimulai
dengan pertanyaan esensial.
2) Design a Plan for the Project, melakukan perencanaan secara
kolaboratif antara pengajar dan peserta didik agar siswa merasa
“memiliki” atas proyek tersebut.
3) Create a Schedule, menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan
proyek.
4) Monitor the Students and the Progress of the Project, memonitor
aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek.
5) Assess the Outcome, memberikan penilaian untuk membantu
pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6) Evaluate the Experience, pengajar dan peserta didik melakukan
7. 43
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan
dengan mengungkapkan perasaan dan pengalaman siswa selama
menyelesaikan proyek.
FAKTA EMPIRIK KEBERHASILAN
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
KELEBIHAN: Menurut Moursund beberapa keuntungan dari
pembelajaran berbasis proyek antara lain sebagai berikut:
1. Increased motivation. Pembelajaran berbasis proyek dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa terbukti dari beberapa laporan
penelitian tentang pembelajarran berbasis proyek yang
menyatakan bahwa siswa 22 sangat tekun, berusaha keras untuk
menyelesaikan proyek, siswa merasa lebih bergairah dalam
pembelajaran, dan keterlambatan dalam kehadiran sangat
berkurang
2. Increased problem solving ability. Beberapa sumber
mendiskripsikan bahwa lingkungan belajar pembelajaran berbasis
proyek dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
yang bersifat kompleks.
3. Improved library research skills. Karena pembelajaran berbasis
proyek mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat
memperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi, maka
keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi
akan meningkat.
4. Increased collaboration. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek
memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikan
keterampilan komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi
siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif
8. 44
dari sebuah proyek.
5. Increased resource management skills. Pembelajaran berbasis
proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada
siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasikan proyek,
dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
KELEMAHAN: Cara-cara yang fleksibel dan beragam dalam
Pembelajaran berbasis proyek juga telah menyebabkan beberapa
tantangan di dalam implementasi, baik untuk guru maupun siswa.
Pertanyaannya, apakah Pembelajaran berbasis proyek efektif atau tidak.
Hal ini telah memunculkan beberapa perdebatan. Meskipun pendukung
Pembelajaran berbasis proyek berdebat bahwa itu meningkatkan
motivasi dan keterampilan belajar siswa, yang lain mengklaim bahwa
PBL sulit diimplementasikan karena membutuhkan lebih banyak waktu
dan upaya untuk mencapai hasil pembelajaran yang sama.
Salah satu tantangan untuk pembelajaran Pembelajaran berbasis
proyek yang efektif telah dikaitkan dengan kesiapan guru. Jika keyakinan
guru tentang pembelajaran dan kapasitas siswa untuk terlibat dalam
pembelajaran tidak bertepatan dengan prinsip-prinsip PBL, maka
kesulitan dapat terjadi. Guru mungkin bergulat dengan keyakinan yang
mendalam tentang bagaimana siswa harus belajar dalam hal
memberikan siswa kebebasan untuk mengejar bidang minat mereka
sementara secara bersamaan memenuhi persyaratan kurikulum
(Hertzon, 2007). Mereka harus dapat memberikan pemodelan yang
sesuai dan umpan balik, memfasilitasi pembelajaran individu dan
kooperatif dan untuk melibatkan siswa dalam makna penilaian dan
refleksi diri untuk memandu proses Pembelajaran berbasis proyek
(Barron dan Darling-Hammond,2007).
Akhirnya, jika guru tidak memahami kompleksitas proses
pembelajaran di Pembelajaran berbasis proyek, mereka mungkin
menganggap pembelajaran sebagai proses terbuka dan tidak terstruktur
9. 45
dan mungkin gagal memberikan panduan, pemodelan, dan perancah
yang diperlukan (Barron dan Darling-Hammond,2007). Mereka mungkin
tidak menyadari perencanaan dan langkah pembelajaran yang harus
dilakukan secara efektif melibatkan siswa dalam kolaborasi, implementasi
proyek, refleksi dan penilaian.
Akibatnya, implementasi Pembelajaran berbasis proyek sering
tergantung pada keterampilan fasilitator (Hmelo-Silver, 2004).
Kelemahan pembelajaran berbasis proyek diantaranya:
a. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
b. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
c. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional.
d. Banyak peralatan yang harus disediakan.
e. Peserta didik yang mempunyai kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
f. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
g. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok
berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik
secara keseluruhan.
TEKNIK PENILAIAN
10. 46
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
Penilaian pembelajaran dengan metode Pembelajaran
berbasis proyek harus diakukan secara menyeluruh
terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran
berbasis proyek.
Penilaian pembelajaran berbasis proyek dapat menggunakan
teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau
penilaian produk. Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
PENILAIAN PROYEK: Penilaian proyek merupakan kegiatan
penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan
dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada
mata pelajaran tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu:
1) Pengelolaan: Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari
informasi, dan mengelola waktu pengumpulan data, serta
penulisan laporan.
2) Relevansi: Topik, data, dan produk sesuai dengan KD.
3) Keaslian: Produk (misalnya laporan) yang dihasilkan siswa
merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi
guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek siswa.
4) Inovasi dan kreativitas: Hasil proyek siswa terdapat unsur-unsur
kebaruan dan menemukan sesuatu yang berbeda dari biasanya.
TEKNIK PENILAIAN PROYEK: Penilaian proyek dilakukan mulai dari
11. 47
perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu,
guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan menyiapkan
laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat
disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat
menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun
skala penilaian. Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan,
proses pengerjaan sampai dengan akhir proyek. Untuk itu perlu
memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan
penilaian dapat juga menggunakan rating scale dan checklist.
PENILAIAN PRODUK: Penilaian produk adalah penilaian terhadap
proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk
meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk
teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni
(patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik,
plastik, dan logam. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan
setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik
dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan
mendesain produk.
2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian
kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan
bahan, alat, dan teknik.
3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk
yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
TEKNIK PENILAIAN PRODUK: Penilaian produk biasanya
menggunakan cara holistik atau analitik. Cara holistik, yaitu
12. 48
berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada
tahap appraisal. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk,
biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua
tahap proses pengembangan.
RANGKUMAN
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
di orientasikan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan
belajar para peserta didik, yang melibatkan siswa lebih aktif untuk
memberi stimulus dalam mengatasi masalah, yang dilakukan secara
kelompok, dan dapat menghasilkan sebuah karya nyata. menggunakan
media pendekatan yang berfokus pada siswa, dengan adanya
pembelajaran berbasis proyek siswa dapat berpikir kritis, lebih aktif, PBL
dianggap telah memajukan bentuk awal pendidikan pengalaman. Seperti
yang dinyatakan bahwa model pembelajaran berbasis proyek adalah salah
satu model pembelajaran yang sangat baik dalam mengembangkan dasar
keterampilan yang harus dimiliki siswa, seperti keterampilan pengambilan
keputusan, keterampilan kreativitas, dan keterampilan memecahkan
masalah.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi
diatas, kerjakanlah latihan berikut:
13. 49
1. Pilihlah satu tema dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.
2. Buatlah rancangan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan tema yang
sudah dipilh menggunakan tahapan-tahapan strategi Pembelajaran
Berbasis Proyek.
14. 50
DAFTAR PUSTAKA
Hardini Isriani. S.S., M.A dan Puspitasari Dewi, MP.d. 2015 Strategi
Pembelajaran Terpadu (teori,Konsep, & Implementasi) Yogyakarta:
Familia.
Martinis Yamin, 2009 Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Tim Gaung Persada Press.
Kemdikbud. 2013. Model Pengembangan Berbasis Proyek (Project Based
Learning).
Sadiman, Arief S. dkk. 1983 Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Ridwan Abdullah Sani, 2014 Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Jakarta:
PT. Bumi Aksara