SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 12
LAPORAN TETAP
            PRAKTIKUM PESTISIDA
“APLIKASI PESTISIDA NABATI PADA HAMA GUDANG”




        POSMA ANDRI OCTAVIA SIAGIAN
                 05101007122
               KELOMPOK IV


     PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
            FAKULTAS PERTANIAN
           UNIVERSITAS SRIWIJAYA

                INDERALAYA
                    2012
I.      PENDAHULUAN



       A. Latar Belakang

       Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk
pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat 1702 formulasi
yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan bahan aktif yang
terdaftar telah mencapai 353 jenis. Dalam pengendalian hama tanaman secara
terpadu, pestisida adalah sebagai alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman,
Pemerintah saat ini tidak lagi memberi subsidi terhadap pestisida . Namun
kenyataannya di lapangan petani masih banyak menggunakannya. Menyikapi hal
ini, yang terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta terus menerus memberi
penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan benar. Aman
terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat
cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran) (Riordi, 2007).
       Penggunaan pestisida kimia pertama kali diketahui sekitar 4.500 tahun yang
lalu (2.500 SM) yaitu pemanfaatan asap sulfur untuk mengendalikan tungau di
Sumeria. Sedangkan penggunaan bahan kimia beracun seperti arsenic, mercury dan
serbuk timah diketahui mulai digunakan untuk memberantas serangga pada abad ke-
15. Kemudian pada abad ke-17 nicotin sulfate yang diekstrak dari tembakau mulai
digunakan sebagai insektisida.Pada tahun 1940an mulai dilakukan produksi pestisida
sintetik dalam jumlah besar dan diaplikasikan secara luas. Beberapa literatur
menyebutkan bahwa tahun 1940an dan 1950an sebagai “era pestisida”. Penggunaan
pestisida terus meningkat lebih dari 50 kali lipat semenjak tahun 1950, dan sekarang
sekitar 2,5 juta ton pestisida ini digunakan setiap tahunnya. Dari seluruh pestisida
yang diproduksi di seluruh dunia saat ini, 75% digunakan di negara-negara
berkembang. (Novizan, 2002)
    Pengendalian hama adalah pengaturan makhluk-makhluk atau organisme
pengganggu yang disebut hama karena dianggap mengganggu kesehatan manusia,
ekologi, atau ekonomi.Pengendalian hama berumur setidaknya sama dengan
pertanian, lantaran petani perlu mempertahankan tanamannya dari serangan hama.
Untuk memaksimalkan hasil produksi, tanaman perlu dilindungi dari tanaman dan
hewan pengganggu. (Widianto, R, 2001)
       Semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang
dimanfaatkan untuk melakukan perlindungan tanaman adalah pestisida. Sejak
terjadinya krisis pangan di seluruh dunia akibat efek dari perang dunia II, para ahli
pangan mulai gencar merencanakan suatu program yang dapat menjawab tantangan
krisis pangan. Dan ditambah lagi ketika petani memerlukan hasil produksi yang
cepat, efisien, dan terjaminnya hasil produksi, maka lahirlah “Revolusi Hijau”
dimana terjadi peningkatan penggunaan pestisida kimia sintetis sebagai pengendali
hama, penyakit, dan gulma atau yang di kenal dengan OPT. Bahan aktif yang
dikandung dalam pestisida merupakan senyawa pestisida dalam formulasi (campuran
antara senyawa utama pestisida dengan bahan lain).
       Golongan pestisida terbagi menjadi 3 bagian, yaitu; 1) formulasi, 2) cara
kerja, 3) susunan kimia. Formulasi pestisida berupa cairan, butiran, debu, dan tepung.
Dan dalam teknis aplikasi pestisida berupa kontak, fumigasi/teknik gas, sistemik, dan
lambung. Serta susunan kimia dalam pestisida antara lain; organik dan anorganik.
       Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad
pengganggu tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam
kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana jelas akan
menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan
lingkungan pada umumnya. (Deby, 2009).


       B. Tujuan

       Tujuan dari praktikum ini adalah untuk dan pengaplikasian pestisida nabati
pada hama gudang.
II.     TINJAUAN PUSTAKA



   A. Tanaman

          Tanaman Kencur ( kaempferia galanga L. ) termasuk kedalam famili jahe-
jahean Zingiberaceae yang merupakan tumbuhan asliIndia dengan daerah
penyebaran meliputi kawasan Asia Tenggara dan Cina. Sifat dan bentuk tanaman
yaitu berbatang semu, jumlah daun 2-3 helai, warna bunga putih, umbi berwarna
kuning kecoklatan dan banyak mengandung air. Komposisi umbi terdiri dari pati
4,14%, mineral sebanyak 13,73% serta minyak atsiri 2,4-3,9% yang terdiri dari
cineol, asam methyl, aldehide, ethyl, ester dan lain-lain. (Riordi, 2007 )
          Manfaat rimpang kencur sebagai bumbu penyedap juga sebagai obat
tradisional, oleh karenanya banyak petani yang mengusahakan di pekarangan
maupun di tegalan baik secara monolkultur ataupun secara tumpang sari, sehingga
mampu meningkatkan pendapatan petani. Pada saat ini kencur banyak dalam industri
rokok, jamu dan kosmetika dengan perkiraan kebutuhan dalam negeri untuk ketiga
komponen tersebut sebesar 10 ton cip kencur kering atau setara dengan 100 ton
rimpang basah. (Tobing, dkk, 2007)


                                        1. Sistematika
   Klasifikasi Kaempferia galanga L di dalam dunia botani adalah sebagai berikut:

Kerajaan         : Plantae
Divisi           : Spermaiophyta
Sob Divisi       : Angiospermae
Kelas            : Monocotyledonae
Ordo             : Zingiberales
Famili           : Zingiberaceae
Genus            : Kaempferia
Spesies          : Kaempferia galanga
2. Botani
       Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi
bila malai belum keluar, dan sesudah malai keluar tingginya diukur dari permukaan
tanah sampai ujung malai tertinggi. Tinggi tanaman adalah suatu sifat baku
(keturunan). Tinggi tanaman kencur biasanya 80-120 cm.
      Daun tanaman kencur tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang
seling terdapat satu daun pada tiap buku. Tiap daun terdiri atas : 1. Helaian daun
yang menempel pada buku melalui pelepah daun, 2. Pelepah daun yang membungkus
ruas di atasnya dan kadang-kadang pelepah daun dan helaian daun ruas berikutnya,
3. Telinga daun (auricle) pada dua sisi pangkal helaian daun, 4. Lidah daun (ligula)
yaitu struktur segitiga tipis tepat di atas telinga daun, 5. Daun bendera adalah daun
teratas di bawah malai (Suharno, 2005).
     Daun terdiri dari buku yang menghasilkan cabang–cabang primer selanjutnya
menghasilkan cabang–cabang sekunder. Dari buku pangkal malai pada umumnya
akan muncul hanya satu cabang primer, tetapi dalam keadaan tertentu buku tersebut
dapat menghasilkan 2–3 cabang primer. Perakaran kencur yaitu akar serabut.


                                      3. Syarat Tumbuh
       Adapun syarat tumbuh dari tanaman kencur yaitu           Tumbuh baik pada
   ketinggian tempat 50 m –1.000 mdpl. Intensitas cahaya Sedikit terlindung dari
   sinar matahari lansung dan Curah hujan 2.500 – 4.000 mm/ tahun. Kencur
   tumbuh baik pada tanah lempung berpasir, dan lempung berliat. Struktur remah
   dan kaya humus. Pada pH tanah sekitar 4-5. Temperatur atau suhu yang baik
   pada tanaman jenis ini yaitu 22-     C.
B. Kecoa

                                           1. Sistematika
          Sistamatika kecoa menurut satro wijaya, 2004 :
Kerajaan         : Animalia
Filum            : Arthropoda
Kelas            : Insecta
Upakelas         : Pterygota
Infrakelas       : Neoptera
Super ordo       : Dictyoptera
Ordo             : Blattodea
Famili           : Blattidae
Genus            : Periplaneta
Spesies          : Periplaneta americana


                                           2. Morfologi
          Tubuh bulat telur dan pipih dorsoventral (gepeng). Kepala agak tersembunyi
dilengkapi : sepasang antena panjang yang berbentuk filiform yang bersegmen,dan
mulut tipe pengunyah (chewing). Bagian dada terdapat 3 kaki,2 pasang sayap,bagian
luar tebal,bagian dalam berbentuk membran. Caput melengkung ke ventro caudal di
bawah sehingga mulut menjol diantara dasar kaki pertama. Biasanya bersayap 2
pasang jenis Blatta Orientialis betina memiliki sayap yang lebih pendek daripada
jantan (tidak menutup abdomen). Kaki disesuaikan untuk berlari. Metamorfosis tidak
sempurna (telur-nimpha-dewasa),telur terbungkus ooteca 6-30 butir telur dan
menetas 26-69 hari sedangkan nimpha menjadi dewasa mengalami molting sebanyak
13 kali,siklus hidup secara keseluruhan 2-21 bulan dan kecoa dewasa dapat hidup
selama 3 tahun. Bersifat omnivora memakan buku,kotoran,tinja dan dahak atau
makanan dari kanji.(sastro wijaya, 2004)
                                            3. Habitat
   Kecoa jenis ini sering ditemukan pada lubang-lubang pipa, tempat pembuangan
air kotor, tempat hangat dan lembab dan tempat-tempat sampah.
III.   PELAKSANAAN PRAKTIKUM



   a. Waktu dan Tempat Praktikum

   Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 29 maret 2012. Pukul 14.00
WIB. Tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu di laboratorium fungi.


   b. Alat dan Bahan

   Alat dan bahan yang digunakan yaitu ekstrak kencur, petridist, tissu, stopwach,
dan kecoa.



   c. Cara Kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sbb :
   1. Ambil kecoa, masukkan kedalam cawan petridist
   2. Sebelum dimasukkan kedalam petridist celupkan tissu kedalam ekstrak
       kencur, lalu tissunya dikering-anginkan
   3. Lalu lapisi tissu pada petridist
   4. Kemudian      masukkan     beberapa   kecoa    kedalam    petridist.   Lakukan
       pengulangan percobaan ini sebanyak 7 kali pengulangan dengan interval
       waktu3,6,9,12,15,18,21 menit.
   5. Lalu lakukan pengamatan.
IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN




       A. Hasil


Hasil yang didapat dalam praktikum kali ini adalah;
   -   Kelompok 4 Hama gudang Kecoa



 Hari / tanggal                      interval waktu         persentase

Kamis/ 29 maret 2012                      3                     0%
                                           6                    0%
                                           9                    0%
                                           12                   0%
                                           15                   0%
                                           18                   0%
                                           21                   0%
                                                            Total : 0 %


persentase interval (%)=                        x 100%


                       =         0 x 100%
                                      2
                       =         0


Persentase total (%)   =         persentase total x 100%
                                          n
                       =               0 x 100%
                                           2
                       =         0
Tidak ada kecoa yang mati, ekstraknya kurang efektif.
B. Pembahasan


   Pada praktikum ini kami melakukan pengendalian pada hama gudang yaitu kecoa
dengan menggunakan ekstrak kencur. Sebelum itu kita harus mengetahui apa itu
hama gudang. Hama gudang adalah mahluk hidup yang mengganggu simpanan hasil
panen pertanian yang disimpan pada suatu tempat. Pada perlakuan yang kami
laksanakan dengan interval waktu 3,6,9,12,15,18,21 menit, kami tidak menemukan
kecoa yang mati hanya kecoa tersebut lemas. sempoyongan. Disini kita dapat
menyimpulkan bahwa ekstrak kencur tersebut tidak bekerja secara efektif. Sehingga
pada pesentasi interval dan total menghasilkan 0.
       Racun lambung atau perut adalah insektisida yang membunuh serangga
sasaran dengan cara masuk ke pencernaan melalui makanan yang mereka makan.
Insektisida akan masuk ke organ pencernaan serangga dan diserap oleh dinding usus
kemudian ditranslokasikan ke tempat sasaran yang mematikan sesuai dengan jenis
bahan aktif insektisida. Misalkan menuju ke pusat syaraf serangga, menuju ke organ-
organ respirasi, meracuni sel-sel lambung dan sebagainya. Oleh karena itu, serangga
harus memakan tanaman yang sudah disemprot insektisida yang mengandung residu
dalam jumlah yang cukup untuk membunuh.
       Sifat-sifat atau cara kerja insektisida tersebut mempunyai spesifikasi terhadap
cara aplikasinya :
       Untuk mengendalikan hama yang berada didalam jaringan tanaman (misalnya
hama penggerek batang, penggorok daun) penanganannya dilakukan dengan
insektisida sistemik atau sistemik local, sehingga residu insektisida akan
ditranslokasikan ke jaringan di dalam tanaman. Akibatnya hama yang memakan
jaringan didalam tanaman akan mati keracunan. Hama yang berada didalam tanaman
tidak sesuai bila dikendalikan dengan aplikasi penyemprotan insektisida kontak,
karena hama didalam jaringan tanaman tidak akan bersentuhan (kontak) langsung
dengan insektisida.
       Untuk mengendalikan hama-hama yang mobilitasnya tinggi (belalang, kutu
gajah dll), penggunaan insektisida kontak murni akan kurang efektif, karena saat
penyemprotan berlangsung, banyak hama tersebut yang terbang atau tidak berada di
tempat penyemprotan. Namun, selang beberapa hari setelah penyemprotan, hama
tersebut dapat kembali lagi. Pengendalian paling tepat yaitu dengan menggunakan
insektisida yang memiliki sifat kontak maupun sistemik dengan efek residual yang
agak lama. Dengan demikian apabila hama tersebut kembali untuk memakan daun,
maka mereka akan mati keracunan.
       Kecoa jenis ini biasa hidup bergerombol pada tempat-tempat gelap dan
lembab.    Aktif   pada    malam     hari,   selalu   berada   pada    tempat-tempat
tersembunyi.Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh
hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Hama Terpadu, pestisida berperan
sebagai salah satu komponen pengendalian. Prinsip penggunaannya adalah: Harus
kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati. Efisien
untuk mengendalikan hama tertentu. Meninggalkan residu dalam waktu yang tidak
diperlukan. Tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai. Dalam perdagangan
(transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus memenuhi persyaratan
keamanan yang maksimum. Harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut. Sejauh
mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota. Relatif aman bagi pemakai
(LD50 dermal dan oral relatif tinggi). Harga terjangkau bagi petani.
       Idealnya teknologi pertanian maju tidak memakai pestisida. Tetapi sampai
saat ini belum ada teknologi yang demikian. Pestisida masih diperlukan, bahkan
penggunaannya semakin meningkat. Pengalaman di Indonesia dalam menggunakan
pestisida untuk program intensifikasi, ternyata pestisida dapat membantu mengatasi
masalah hama gudang. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama, hingga
meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil karena hama dapat ditekan.
       Di dunia ini diperkirakan ada sekitar 4.000 spesies kecoa. Dari semuanya itu,
yang paling akrab dengan manusia hanya empat spesies. Sisanya lebih memilih
tinggal di hutan, melahap kayu dan dedaunan. Berbeda dengan kecoa rumahan,
kecoa-kecoa yang tinggal di hutan berperan penting di dalam ekosistem. Dengan
adanya pasukan kecoa, sampah hutan didaur ulang menjadi makanan bagi tumbuhan.
Para kecoa ini juga menjadi nutrisi yang menyehatkan bagi sejumlah reptil dan
mamalia. Keempat spesies yang hidup dekat dengan manusia adalah: Blatella
germanica. Periplaneta americana, Supella longipalpa, Blatta orientalis.
V.     KESIMPULAN DAN SARAN




A. Kesimpulan

1. Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
   digunakan untuk mengendalikan berbagai hama.
2. Racun lambung atau perut adalah insektisida yang membunuh serangga sasaran
   dengan cara masuk ke pencernaan melalui makanan yang mereka makan.
3. Kecoa adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya
   tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan
   satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki.
4. Gejala serangan yang ditimbulkan dari hama ini adalah bau dan dapat merusak
   pakaian.
5. Pada praktikum ini ekstrak kencur tidak bekerja secara efektiif dalam
   mengendalikan hama kecoa.




   B. Saran

   Sebaiknya pada praktikum ini diharapkan praktikan tidak ribut, supaya asistenya
tidak marah. dan kita dapat mengambil kesimpulan pada penggunaan pestisida
nabati.
DAFTAR PUSTAKA




Deby, 2009. Pengaplikasian pestisida di Lapangan. Airlangga : Jakarta


Novizan. 2002. Petunjuk Pemakaian Pestisida. Agro Media Pustaka : Jakarta
     Selatan.
Riordi, 2007. Penggunan Pestisida. IPB : Bogor


Sastro, wijaya. 2004. Kecoa dan morfologinya. PT Gramedia Pustaka : Bandung


Suharno, 2005. Budidaya tanaman kencur. Universitas Lampung : Bandar Lampung


Tobing, dkk, 2007. Pembudidayaan Tanaman kencur. Universitas Sumatera Utara :
     Medan


Untung K, Pengatar Pengelolaan Hama Terpadu, Yogyakarta: Universitas Gajah
     Mada, Press, 2001

Widianto, R., Petunjuk Penggunaan Pestisida, Jakarta: Penebar Swadaya, 2001

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAPENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAdiana novitasari
 
Tugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahariTugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam baharinisha althaf
 
331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slpht331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slphtnovriandasipil
 
Manfaat mikroorganisme 1
Manfaat mikroorganisme 1Manfaat mikroorganisme 1
Manfaat mikroorganisme 1Ahmad Azhari
 
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeKajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeYuga Rahmat S
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUsapri yanto
 
Laporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihLaporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihfahmiganteng
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSnovhitasari
 
PKM Penelitian Rayap
PKM Penelitian Rayap PKM Penelitian Rayap
PKM Penelitian Rayap Achmad Efendy
 
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGENPEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGENdiana novitasari
 
Laporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiLaporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiArista April
 

Was ist angesagt? (18)

PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAPENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
 
Hama pada tanaman tembakau
Hama pada tanaman tembakauHama pada tanaman tembakau
Hama pada tanaman tembakau
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Tugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahariTugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahari
 
331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slpht331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slpht
 
6330 20977-1-pb
6330 20977-1-pb6330 20977-1-pb
6330 20977-1-pb
 
Manfaat mikroorganisme 1
Manfaat mikroorganisme 1Manfaat mikroorganisme 1
Manfaat mikroorganisme 1
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeKajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 
Laporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihLaporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benih
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
 
PKM Penelitian Rayap
PKM Penelitian Rayap PKM Penelitian Rayap
PKM Penelitian Rayap
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 
Laporan kjt
Laporan kjtLaporan kjt
Laporan kjt
 
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGENPEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
 
kultur jaringan
kultur jaringankultur jaringan
kultur jaringan
 
Laporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiLaporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologi
 

Ähnlich wie PESTISIDA nabati pada hama gudang

Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraSurya Agus
 
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman CabaiIdentifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman CabaiJosua Sitorus
 
Jurnal DDPT Lepidoptera
Jurnal DDPT LepidopteraJurnal DDPT Lepidoptera
Jurnal DDPT LepidopteraSurya Agus
 
Karya Tulis Ilmiah by Prinscha Oktavia Bella
Karya Tulis Ilmiah by Prinscha Oktavia BellaKarya Tulis Ilmiah by Prinscha Oktavia Bella
Karya Tulis Ilmiah by Prinscha Oktavia BellaPrinscha Bella
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
Jurnal DDPT Diptera
Jurnal DDPT DipteraJurnal DDPT Diptera
Jurnal DDPT DipteraSurya Agus
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptfahmiganteng
 
Amrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.PdAmrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.PdSMPN 4 Kerinci
 
PENGARUH MIKROBA ENDOFIT BERASAL DARI EKOSISTEM AIR HITAM TERHAOAP PERTUMBUHA...
PENGARUH MIKROBA ENDOFIT BERASAL DARI EKOSISTEM AIR HITAM TERHAOAP PERTUMBUHA...PENGARUH MIKROBA ENDOFIT BERASAL DARI EKOSISTEM AIR HITAM TERHAOAP PERTUMBUHA...
PENGARUH MIKROBA ENDOFIT BERASAL DARI EKOSISTEM AIR HITAM TERHAOAP PERTUMBUHA...Repository Ipb
 
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategyIntegrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategySri T
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedediana novitasari
 
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)Moh Masnur
 

Ähnlich wie PESTISIDA nabati pada hama gudang (20)

Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT Hemiptera
 
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman CabaiIdentifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Jurnal DDPT Lepidoptera
Jurnal DDPT LepidopteraJurnal DDPT Lepidoptera
Jurnal DDPT Lepidoptera
 
Karya Tulis Ilmiah by Prinscha Oktavia Bella
Karya Tulis Ilmiah by Prinscha Oktavia BellaKarya Tulis Ilmiah by Prinscha Oktavia Bella
Karya Tulis Ilmiah by Prinscha Oktavia Bella
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
Jurnal DDPT Diptera
Jurnal DDPT DipteraJurnal DDPT Diptera
Jurnal DDPT Diptera
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hpt
 
Amrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.PdAmrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.Pd
 
PENGARUH MIKROBA ENDOFIT BERASAL DARI EKOSISTEM AIR HITAM TERHAOAP PERTUMBUHA...
PENGARUH MIKROBA ENDOFIT BERASAL DARI EKOSISTEM AIR HITAM TERHAOAP PERTUMBUHA...PENGARUH MIKROBA ENDOFIT BERASAL DARI EKOSISTEM AIR HITAM TERHAOAP PERTUMBUHA...
PENGARUH MIKROBA ENDOFIT BERASAL DARI EKOSISTEM AIR HITAM TERHAOAP PERTUMBUHA...
 
Makalah_35 Makalah laporan ilmiah hama kel 5
Makalah_35 Makalah laporan ilmiah hama kel 5Makalah_35 Makalah laporan ilmiah hama kel 5
Makalah_35 Makalah laporan ilmiah hama kel 5
 
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategyIntegrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
 
Biologi bab 1 kelas 10
Biologi bab 1 kelas 10Biologi bab 1 kelas 10
Biologi bab 1 kelas 10
 
Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 
Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 
Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunanMakalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
 
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 

PESTISIDA nabati pada hama gudang

  • 1. LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PESTISIDA “APLIKASI PESTISIDA NABATI PADA HAMA GUDANG” POSMA ANDRI OCTAVIA SIAGIAN 05101007122 KELOMPOK IV PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDERALAYA 2012
  • 2. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat 1702 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis. Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi memberi subsidi terhadap pestisida . Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta terus menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran) (Riordi, 2007). Penggunaan pestisida kimia pertama kali diketahui sekitar 4.500 tahun yang lalu (2.500 SM) yaitu pemanfaatan asap sulfur untuk mengendalikan tungau di Sumeria. Sedangkan penggunaan bahan kimia beracun seperti arsenic, mercury dan serbuk timah diketahui mulai digunakan untuk memberantas serangga pada abad ke- 15. Kemudian pada abad ke-17 nicotin sulfate yang diekstrak dari tembakau mulai digunakan sebagai insektisida.Pada tahun 1940an mulai dilakukan produksi pestisida sintetik dalam jumlah besar dan diaplikasikan secara luas. Beberapa literatur menyebutkan bahwa tahun 1940an dan 1950an sebagai “era pestisida”. Penggunaan pestisida terus meningkat lebih dari 50 kali lipat semenjak tahun 1950, dan sekarang sekitar 2,5 juta ton pestisida ini digunakan setiap tahunnya. Dari seluruh pestisida yang diproduksi di seluruh dunia saat ini, 75% digunakan di negara-negara berkembang. (Novizan, 2002) Pengendalian hama adalah pengaturan makhluk-makhluk atau organisme pengganggu yang disebut hama karena dianggap mengganggu kesehatan manusia, ekologi, atau ekonomi.Pengendalian hama berumur setidaknya sama dengan pertanian, lantaran petani perlu mempertahankan tanamannya dari serangan hama.
  • 3. Untuk memaksimalkan hasil produksi, tanaman perlu dilindungi dari tanaman dan hewan pengganggu. (Widianto, R, 2001) Semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dimanfaatkan untuk melakukan perlindungan tanaman adalah pestisida. Sejak terjadinya krisis pangan di seluruh dunia akibat efek dari perang dunia II, para ahli pangan mulai gencar merencanakan suatu program yang dapat menjawab tantangan krisis pangan. Dan ditambah lagi ketika petani memerlukan hasil produksi yang cepat, efisien, dan terjaminnya hasil produksi, maka lahirlah “Revolusi Hijau” dimana terjadi peningkatan penggunaan pestisida kimia sintetis sebagai pengendali hama, penyakit, dan gulma atau yang di kenal dengan OPT. Bahan aktif yang dikandung dalam pestisida merupakan senyawa pestisida dalam formulasi (campuran antara senyawa utama pestisida dengan bahan lain). Golongan pestisida terbagi menjadi 3 bagian, yaitu; 1) formulasi, 2) cara kerja, 3) susunan kimia. Formulasi pestisida berupa cairan, butiran, debu, dan tepung. Dan dalam teknis aplikasi pestisida berupa kontak, fumigasi/teknik gas, sistemik, dan lambung. Serta susunan kimia dalam pestisida antara lain; organik dan anorganik. Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana jelas akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya. (Deby, 2009). B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk dan pengaplikasian pestisida nabati pada hama gudang.
  • 4. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Tanaman Kencur ( kaempferia galanga L. ) termasuk kedalam famili jahe- jahean Zingiberaceae yang merupakan tumbuhan asliIndia dengan daerah penyebaran meliputi kawasan Asia Tenggara dan Cina. Sifat dan bentuk tanaman yaitu berbatang semu, jumlah daun 2-3 helai, warna bunga putih, umbi berwarna kuning kecoklatan dan banyak mengandung air. Komposisi umbi terdiri dari pati 4,14%, mineral sebanyak 13,73% serta minyak atsiri 2,4-3,9% yang terdiri dari cineol, asam methyl, aldehide, ethyl, ester dan lain-lain. (Riordi, 2007 ) Manfaat rimpang kencur sebagai bumbu penyedap juga sebagai obat tradisional, oleh karenanya banyak petani yang mengusahakan di pekarangan maupun di tegalan baik secara monolkultur ataupun secara tumpang sari, sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani. Pada saat ini kencur banyak dalam industri rokok, jamu dan kosmetika dengan perkiraan kebutuhan dalam negeri untuk ketiga komponen tersebut sebesar 10 ton cip kencur kering atau setara dengan 100 ton rimpang basah. (Tobing, dkk, 2007) 1. Sistematika Klasifikasi Kaempferia galanga L di dalam dunia botani adalah sebagai berikut: Kerajaan : Plantae Divisi : Spermaiophyta Sob Divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Kaempferia Spesies : Kaempferia galanga
  • 5. 2. Botani Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi bila malai belum keluar, dan sesudah malai keluar tingginya diukur dari permukaan tanah sampai ujung malai tertinggi. Tinggi tanaman adalah suatu sifat baku (keturunan). Tinggi tanaman kencur biasanya 80-120 cm. Daun tanaman kencur tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang seling terdapat satu daun pada tiap buku. Tiap daun terdiri atas : 1. Helaian daun yang menempel pada buku melalui pelepah daun, 2. Pelepah daun yang membungkus ruas di atasnya dan kadang-kadang pelepah daun dan helaian daun ruas berikutnya, 3. Telinga daun (auricle) pada dua sisi pangkal helaian daun, 4. Lidah daun (ligula) yaitu struktur segitiga tipis tepat di atas telinga daun, 5. Daun bendera adalah daun teratas di bawah malai (Suharno, 2005). Daun terdiri dari buku yang menghasilkan cabang–cabang primer selanjutnya menghasilkan cabang–cabang sekunder. Dari buku pangkal malai pada umumnya akan muncul hanya satu cabang primer, tetapi dalam keadaan tertentu buku tersebut dapat menghasilkan 2–3 cabang primer. Perakaran kencur yaitu akar serabut. 3. Syarat Tumbuh Adapun syarat tumbuh dari tanaman kencur yaitu Tumbuh baik pada ketinggian tempat 50 m –1.000 mdpl. Intensitas cahaya Sedikit terlindung dari sinar matahari lansung dan Curah hujan 2.500 – 4.000 mm/ tahun. Kencur tumbuh baik pada tanah lempung berpasir, dan lempung berliat. Struktur remah dan kaya humus. Pada pH tanah sekitar 4-5. Temperatur atau suhu yang baik pada tanaman jenis ini yaitu 22- C.
  • 6. B. Kecoa 1. Sistematika Sistamatika kecoa menurut satro wijaya, 2004 : Kerajaan : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Upakelas : Pterygota Infrakelas : Neoptera Super ordo : Dictyoptera Ordo : Blattodea Famili : Blattidae Genus : Periplaneta Spesies : Periplaneta americana 2. Morfologi Tubuh bulat telur dan pipih dorsoventral (gepeng). Kepala agak tersembunyi dilengkapi : sepasang antena panjang yang berbentuk filiform yang bersegmen,dan mulut tipe pengunyah (chewing). Bagian dada terdapat 3 kaki,2 pasang sayap,bagian luar tebal,bagian dalam berbentuk membran. Caput melengkung ke ventro caudal di bawah sehingga mulut menjol diantara dasar kaki pertama. Biasanya bersayap 2 pasang jenis Blatta Orientialis betina memiliki sayap yang lebih pendek daripada jantan (tidak menutup abdomen). Kaki disesuaikan untuk berlari. Metamorfosis tidak sempurna (telur-nimpha-dewasa),telur terbungkus ooteca 6-30 butir telur dan menetas 26-69 hari sedangkan nimpha menjadi dewasa mengalami molting sebanyak 13 kali,siklus hidup secara keseluruhan 2-21 bulan dan kecoa dewasa dapat hidup selama 3 tahun. Bersifat omnivora memakan buku,kotoran,tinja dan dahak atau makanan dari kanji.(sastro wijaya, 2004) 3. Habitat Kecoa jenis ini sering ditemukan pada lubang-lubang pipa, tempat pembuangan air kotor, tempat hangat dan lembab dan tempat-tempat sampah.
  • 7. III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM a. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 29 maret 2012. Pukul 14.00 WIB. Tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu di laboratorium fungi. b. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan yaitu ekstrak kencur, petridist, tissu, stopwach, dan kecoa. c. Cara Kerja Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sbb : 1. Ambil kecoa, masukkan kedalam cawan petridist 2. Sebelum dimasukkan kedalam petridist celupkan tissu kedalam ekstrak kencur, lalu tissunya dikering-anginkan 3. Lalu lapisi tissu pada petridist 4. Kemudian masukkan beberapa kecoa kedalam petridist. Lakukan pengulangan percobaan ini sebanyak 7 kali pengulangan dengan interval waktu3,6,9,12,15,18,21 menit. 5. Lalu lakukan pengamatan.
  • 8. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hasil yang didapat dalam praktikum kali ini adalah; - Kelompok 4 Hama gudang Kecoa Hari / tanggal interval waktu persentase Kamis/ 29 maret 2012 3 0% 6 0% 9 0% 12 0% 15 0% 18 0% 21 0% Total : 0 % persentase interval (%)= x 100% = 0 x 100% 2 = 0 Persentase total (%) = persentase total x 100% n = 0 x 100% 2 = 0 Tidak ada kecoa yang mati, ekstraknya kurang efektif.
  • 9. B. Pembahasan Pada praktikum ini kami melakukan pengendalian pada hama gudang yaitu kecoa dengan menggunakan ekstrak kencur. Sebelum itu kita harus mengetahui apa itu hama gudang. Hama gudang adalah mahluk hidup yang mengganggu simpanan hasil panen pertanian yang disimpan pada suatu tempat. Pada perlakuan yang kami laksanakan dengan interval waktu 3,6,9,12,15,18,21 menit, kami tidak menemukan kecoa yang mati hanya kecoa tersebut lemas. sempoyongan. Disini kita dapat menyimpulkan bahwa ekstrak kencur tersebut tidak bekerja secara efektif. Sehingga pada pesentasi interval dan total menghasilkan 0. Racun lambung atau perut adalah insektisida yang membunuh serangga sasaran dengan cara masuk ke pencernaan melalui makanan yang mereka makan. Insektisida akan masuk ke organ pencernaan serangga dan diserap oleh dinding usus kemudian ditranslokasikan ke tempat sasaran yang mematikan sesuai dengan jenis bahan aktif insektisida. Misalkan menuju ke pusat syaraf serangga, menuju ke organ- organ respirasi, meracuni sel-sel lambung dan sebagainya. Oleh karena itu, serangga harus memakan tanaman yang sudah disemprot insektisida yang mengandung residu dalam jumlah yang cukup untuk membunuh. Sifat-sifat atau cara kerja insektisida tersebut mempunyai spesifikasi terhadap cara aplikasinya : Untuk mengendalikan hama yang berada didalam jaringan tanaman (misalnya hama penggerek batang, penggorok daun) penanganannya dilakukan dengan insektisida sistemik atau sistemik local, sehingga residu insektisida akan ditranslokasikan ke jaringan di dalam tanaman. Akibatnya hama yang memakan jaringan didalam tanaman akan mati keracunan. Hama yang berada didalam tanaman tidak sesuai bila dikendalikan dengan aplikasi penyemprotan insektisida kontak, karena hama didalam jaringan tanaman tidak akan bersentuhan (kontak) langsung dengan insektisida. Untuk mengendalikan hama-hama yang mobilitasnya tinggi (belalang, kutu gajah dll), penggunaan insektisida kontak murni akan kurang efektif, karena saat penyemprotan berlangsung, banyak hama tersebut yang terbang atau tidak berada di
  • 10. tempat penyemprotan. Namun, selang beberapa hari setelah penyemprotan, hama tersebut dapat kembali lagi. Pengendalian paling tepat yaitu dengan menggunakan insektisida yang memiliki sifat kontak maupun sistemik dengan efek residual yang agak lama. Dengan demikian apabila hama tersebut kembali untuk memakan daun, maka mereka akan mati keracunan. Kecoa jenis ini biasa hidup bergerombol pada tempat-tempat gelap dan lembab. Aktif pada malam hari, selalu berada pada tempat-tempat tersembunyi.Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Hama Terpadu, pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Prinsip penggunaannya adalah: Harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati. Efisien untuk mengendalikan hama tertentu. Meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan. Tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai. Dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum. Harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut. Sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota. Relatif aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif tinggi). Harga terjangkau bagi petani. Idealnya teknologi pertanian maju tidak memakai pestisida. Tetapi sampai saat ini belum ada teknologi yang demikian. Pestisida masih diperlukan, bahkan penggunaannya semakin meningkat. Pengalaman di Indonesia dalam menggunakan pestisida untuk program intensifikasi, ternyata pestisida dapat membantu mengatasi masalah hama gudang. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil karena hama dapat ditekan. Di dunia ini diperkirakan ada sekitar 4.000 spesies kecoa. Dari semuanya itu, yang paling akrab dengan manusia hanya empat spesies. Sisanya lebih memilih tinggal di hutan, melahap kayu dan dedaunan. Berbeda dengan kecoa rumahan, kecoa-kecoa yang tinggal di hutan berperan penting di dalam ekosistem. Dengan adanya pasukan kecoa, sampah hutan didaur ulang menjadi makanan bagi tumbuhan. Para kecoa ini juga menjadi nutrisi yang menyehatkan bagi sejumlah reptil dan mamalia. Keempat spesies yang hidup dekat dengan manusia adalah: Blatella germanica. Periplaneta americana, Supella longipalpa, Blatta orientalis.
  • 11. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. 2. Racun lambung atau perut adalah insektisida yang membunuh serangga sasaran dengan cara masuk ke pencernaan melalui makanan yang mereka makan. 3. Kecoa adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. 4. Gejala serangan yang ditimbulkan dari hama ini adalah bau dan dapat merusak pakaian. 5. Pada praktikum ini ekstrak kencur tidak bekerja secara efektiif dalam mengendalikan hama kecoa. B. Saran Sebaiknya pada praktikum ini diharapkan praktikan tidak ribut, supaya asistenya tidak marah. dan kita dapat mengambil kesimpulan pada penggunaan pestisida nabati.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Deby, 2009. Pengaplikasian pestisida di Lapangan. Airlangga : Jakarta Novizan. 2002. Petunjuk Pemakaian Pestisida. Agro Media Pustaka : Jakarta Selatan. Riordi, 2007. Penggunan Pestisida. IPB : Bogor Sastro, wijaya. 2004. Kecoa dan morfologinya. PT Gramedia Pustaka : Bandung Suharno, 2005. Budidaya tanaman kencur. Universitas Lampung : Bandar Lampung Tobing, dkk, 2007. Pembudidayaan Tanaman kencur. Universitas Sumatera Utara : Medan Untung K, Pengatar Pengelolaan Hama Terpadu, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, Press, 2001 Widianto, R., Petunjuk Penggunaan Pestisida, Jakarta: Penebar Swadaya, 2001