2. Desa & Kampung Wisata
• Suatu bentuk integrasi antara Atraksi –
Akomodasi – Fasilitas pendukung yang di
sajikan dalam suatu struktur kehidupan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara
dan tradisi yang berlaku di dalam desa /
kampung tersebut
3. Kriteria Desa & kampung Wisata
menurut Industri
1.Embrio
2.Berkembang
3.Mandiri
4. 1. Desa Wisata Embrio
Desa Wisata yang sedang mempersiapkan & menggali dan
Mensinergikan potensi yang dimiliki untuk menjadi atraksi yang
di minati oleh wisatawan.
Ciri - ciri :
Legalitas belum ada ( badan hukum pengelola )
Belum memiliki management
Belum memiliki package yang layak jual
Kesadaran masyarakat akan hal sapta pesona belum ada
Belum adanya kerjasama dengan industry pariwisata
Belum tersedianya home stay & fasilitas pendukung lainya
Entrance ticket bersifat donasi
Dibawah pembinaan Pemerintah ( Dinas Pariwisata )
No insurance
5. 2. Desa Wisata Berkembang
Desa Wisata yang sudah mulai mengembangkan dan
Mensinergikan potensi yang dimiliki untuk menjadi atraksi yang
di minati oleh wisatawan.
Ciri - ciri :
Legalitas ada ( badan hukum pengelola )
memiliki management
Belum memiliki package yang layak jual
Kesadaran masyarakat akan hal sapta pesona mulai ada
Belum adanya kerjasama dengan industry pariwisata
Tersedianya home stay & fasilitas pendukung lainya meskipun masih
sederhana
Entrance ticket bersifat donasi
Dibawah pembinaan Pemerintah ( Dinas Pariwisata )
No insurance
6. 3. Desa Wisata Mandiri
Desa wisata yang telah memiliki integrasi antara atraksi , akomodasi,
dan fasilitas pendukung lainya yang di sajikan dalam suatu strukur
kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi
lokal / original yang berlaku
Ciri - ciri :
Legalitas ada ( badan hukum pengelola )( koperasi / BUMDES )
Memiliki management
Memiliki package yang layak jual sesuai market yang dituju
Kesadaran masyarakat akan hal sapta pesona
Memiliki kerjasama dengan industry pariwisata (corporate / TA)
Tersedianya home stay & fasilitas pendukung lainya
Entrance ticket ( Pricing )
Insurance Included
Sertifikasi
Office hours
Profesional services
7. Apa yang kita jual
Rumah
Penduduk
Gunung,
Sawah, hutan,
tarian, budaya
Jalan,
kendaraan,
Kehidupan
masyarakat
• Layanan
Akomodasi
• Atraksi
wisata
Paket wisata
8. Tourism characteristics and related
Tourism Suply Chain Management issue
Kakteristik Pariwisata
Koordinasi yang intensif
Perishable (mudah rusak)
Informasi yang intensif
Produk yang komplek
Permintaan yang tidak
pasti
Complex dynamic
Isu Supply Chain (rantai
permintaan)
Manajemen permintaan
Dua atau lebih hubungan
Manajemen Kebutuhan
Manajemen Inventori
(penyimpanan)
Pengembangan Produk
Koordinasi rantai nilai
Teknologi informasi
9. Pertanyaan-pertanyaan yang
perlu dijawab?
Siapa target pasar Anda?
Sudahkah produk Anda terbentuk?
Pernakah anda melakukan promosi?
Apakah harga yang Anda tetapkan sudah
sesuai?
Apakah sudah ada travel agent/biro
perjalanan wisata/wisatawan yang melirik
produk anda?
10. Peran strategi pemasaran
pada wisata pedesaan
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial
dimana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, penawarkan produk yang bernilai
satu sama lain.
11. Manajemen pemasaran berasal dan dua kata
yaitu manajemen dan pemasaran. Pengertian
manajemen pemasaran tersebut merupakan
pengertian gabungan dan dua pengertian kata
tersebut. lstilah manajemen secara sederhana
sering diartikan sebagai pengelolaan,
pengaturan, pembinaan, penataaan, dan istilah-
istilah lainnya. dikatagorikan ke dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
12. Pengertian manajemen secara luas (definisi)
sangat banyak sekali, tetapi dan definisi-definisi
yang ada tersebut secara garis besar memiliki
unsur-unsur yang hampir sama. Manajemen
secara secara umum diartikan sebagai suatu
proses yang di dalamnya secara garis besar
tercakup fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan, pengawasan,
dan pengevaluasiaan. Atau secara sederhana
fungsi-fungsi tersebut
13. Langkah – langkah penting dalam
Pemasarkan Desa Wisata :
1. Identifikasi Product ( potensi )
2. Temukan Unique Selling Point ( usp )
3. Tentukan Target Pasar
4. Positioning
5. Branding
6. Product Building
7. Tetapkan Harga
8. Bangun Jaringan Pemasaran
9. Komunikasi Pemasaran
14. 1. Identifikasi Product
Produk desa wisata merupakan pengalaman total
pengunjung selama melakukan aktivitas di desa wisata.
Pengalaman total tersebut terdiri dari apa yang mereka
lihat (something to see), apa yang mereka lakukan
(something to do) dan apa yang mereka beli (something
to buy). Oleh karena itu, langkah pertama dalam
pemasaran desa wisata adalah menemukenali atau
mengidentifikasi apa yang bisa dilihat, dilakukan dan
dibeli oleh pengunjung di desa wisata yang kita miliki.
15. 2. Temukan USP
USPs merupakan keunikan yang akan kita jual kepada
pasar yang merupakan alasan mengapa pengunjung
akan datang ke desa wisata kita, bukan ke desa wisata
yang lain, karena biasanya yang banyak dicari itu yang
unik-unik. Selain itu, USPs dapat dijadikan senjata untuk
keluar dari persaingan harga, yang dapat berdampak
buruk bagi kelangsungan desa wisata
USPs dirumuskan berdasarkan identifikasi produk yang
telah kita lakukan dan USPs harus benar-benar unik
dan bernilai dimata pengunjung, serta tidak mudah
diimitasi oleh desa wisata yang lain.
16. 3. Target Pasar
Teknik segmentasi yang cocok adalah perpaduan antara
geografis, demografis, psikografis dan berbasis produk
Adapun segmen yang dibidik tersebut, sebelumnya
harus melewati proses seleksi, dengan kriteria:
1. Segmen yang dipilih harus yang mampu dilayani oleh
pengelola desa wisata (product-market matching);
2. Segmen yang dipilih harus memperlihatkan
pertumbuhan yang menjanjikan;
3. Segmen yang dipilih harus lebih efisien dalam
menjangkaunya dibanding dengan segmen yang lain.
17. 4. Positioning
Positioning adalah strategi dalam menanamkan citra
desa wisata dibenak pasar agar dipersepsikan unik
dibanding dengan desa wisata yang lain. Basis
penetapan positioning adalah USPs yang sudah
dirumuskan sebelumnya.
18. 5. Branding
Membangun identitas, atau yang biasanya disebut
dengan branding. Identitas biasanya berupa logo, nama,
icon, slogan atau tagline. Desa wisata harus memiliki
identitas, agar dapat dibedakan dengan yang lain dan
dapat mudah diingat oleh pasar.
Dalam membangun identitas, yang pertama harus
dilakukan adalah menetapkan suatu merek (brand),
selanjutnya dikampanyekan melalui komunikasi
pemasaran. Menurut Keller (2013), dalam menetapkan
merek, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
seperti:
19. Memorability; merek harus mudah diingat, mudah
dikenal/simpel, mudah terbaca, mudah diperhatikan dan
menjadi pusat perhatian.
Meaningfullness; merek harus memiliki arti dan esensi
yang terasosiasi dengan produk.
Likability; merek harus berkesan secara estetika (eye-
catching).
Transferability; merek harus dapat disesuaikan dengan
bahasa atau kebiasaan segmen pasar.
Adaptability; merek harus fleksibel atau cocok
ditempatkan pada segala media, kondisi atau situasi.
Protectability; merek jangan sampai diimitasi atau
diduplikasi, oleh karena itu harus didaftarkan secara
legal.
20. 6. Product Building
Produk harus dapat memberikan solusi atau manfaat
kepada pasar yang telah dibidik, oleh sebab itu,
pengelola desa wisata harus mencari tahu manfaat apa
yang dibutuhkan, yang diinginkan dan yang diharapkan
oleh target pasar. Kalau sudah diketahui, bangunlah
produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan
harapan target pasar tersebut, tetapi dengan
memperhatikan daya dukung lingkungan dan sosial agar
desa wisata dapat dipelihara keberlanjutannya.
21. 7. Tetapkan Harga
Setelah produk dikemas, pengelola harus dapat
membuat hitung-hitungan berapa biaya total (harga
pokok) yang harus dikeluarkan dalam menyediakan
produk, baik berupa produk satuan, paket atau event.
Setelah itu, pengelola desa wisata dapat menetapkan
harga jual dengan beberapa teknik penetapan harga
sebagai berikut:
1. Penetrasi: yaitu penetapan harga rendah diawal untuk
merangsang kunjungan, dan selanjutnya menaikan
harga sampai pada posisi harga normal yang akan
ditawarkan secara regular.
22. 2. Psikologikal : yaitu penetapan harga untuk memperoleh
kesan emosional, seperti terkesan murah. Contoh agar
terkesan murah tidak menetapkan harga Rp. 200.000,-,
tetapi Rp. 199.000,-.
3. Variasi : yaitu menetapkan harga berdasar tipe-tipe
pengunjung tertentu, seperti harga orang dewasa
berbeda dengan anak kecil, harga untuk pengunjung
luar
negeri berbeda dengan dalam negeri, dll. Atau
menetapkan harga berdasarkan waktu-waktu tertentu
seperti akhir pekan berbeda dengan hari-hari biasa,
musim liburan berbeda dengan musim biasa.
23. 8. Bangun Jaringan
Pemasaran
Saluran pemasaran merupakan perantara desa wisata
dalam menggapai pengunjungnya. Terdapat beberapa
saluran yang dapat digunakan oleh pengelola desa
wisata sebagai berikut:
Tanpa saluran pemasaran: yaitu pengelola desa wisata
langsung mendatangkan pengunjung tanpa perantara,
bisa dengan mengunjungi komunitas-komunitas,
mengundang masyarakat, mengundang perusahaan, dll.
Dengan menggunakan perantara: yaitu pengelola dalam
mendatangkan pengunjung melewati perantara seperti
agen perjalanan, biro perjalanan wisata, pramuwisata
(guide) dll.
24. 9. Lakukan Komunikasi
Pemasaran
Melakukan komunikasi pemasaran atau biasa disebut
dengan promosi. Langkah-langkah dalam melakukan
komunikasi pemasaran adalah menetapkan tujuan
komunikasi, merumuskan pesan dan memilih alat yang
cocok.
Menetapkan tujuan komunikasi: Dalam menetapkan
tujuan komunikasi pemasaran, pengelola desa wisata
dapat menetapkan satu tujuan saja atau kombinasi dari
dua tujuan atau ketiga-tiganya. Yang harus diperhatikan
dalam penetapan tujuan komunikasi pemasaran tersebut
adalah harus dikaitkan dengan kondisi dan situasi yang
sedang terjadi.
25. Merumuskan pesan: pesan harus dirumuskan sesuai
dengan tujuan dari komunikasi pemasaran yang telah
ditetapkan. Contoh: kalau tujuannya untuk merangsan
dan mempengaruhi pasar untuk datang, maka pesan-
pesan persuatif yang dapat dirumuskan, seperti
memberikan pesan potongan harga atau harga spesial
pada masa liburan dll.
Memilih alat (tools) komunikasi pemasaran: memilih alat
komunikasi yang dapat digunakan untuk mengirimkan
pesan. Dalam hal ini, terdapat beberapa alat yang dapat
dipilih oleh pengelola desa wisata dalam mengirimkan
pesan kepada audiens-nya seperti berikut:
26. Digital marketing: membuat website atau blog, aktif
dalam sosial media, (bergabung dengan ITX (Indonesia
Tourism Exchange) dan desawisataindonesia.com),
bekerjasama dengan online travel agent (Trip Advisor,
Airy Rooms, Traveloka, PegiPegi, dll), bekerjasama
dengan aggregator (Air Bnb, Home Away, dll.).
Periklanan: menyebarkan brosur, mengundang produser
film atau sinetron agar dijadikan lokasi syuting, membuat
buku panduan untuk pengunjung, dll.
Penjualan personal: merupakan bentuk penawaran
penjualan dengan cara berinteraksi secara pribadi baik
dengan tatap muka langsung maupun melalui media
(telepon, email, sosial media, chat) dengan audiens.
27. Hubungan masyarakat: membuat dan menyebarkan
press release, mengikuti seminar atau pameran dagang,
menyelenggarakan acara (event), pelayanan
masyarakat (customer service) dll.
Promosi penjualan: memberikan diskon, kupon
berhadiah (menginap gratis, tiket gratis, dll), hadiah
langsung (farm-trip, souvenir, dll.), hadiah pembelian
(beli paket A dapat kalender, dll.), mengadakan kontes
berhadiah, kegiatan roadshow dengan pemerintah /
travel agent, dll.