Materi Riset Keperawatan yang mengupas metodologi Penelitian Kualitatif Kesehatan dengan jenis-jenis pendekatannya disertai dengan contoh-contoh aplikasi penelitian yang sudah dilakukan oleh Peneliti.
2. Natural Setting
Penelitian kualitatif mempelajari hal-hal
dalam natural settings-nya, bertujuan
untuk mengerti (make sense), atau
menginterpretasi, fenomena dalam
menurut pengertian yang diberikan
oleh orang-orang akan hal tersebut.
3. Emic & Ethic view
Pendekatan penelitian kualitatif mencari cara
untuk mendeskripsikan & menganalisa budaya dan
perilaku manusia & kelompoknya melalui sudut
pandang apa yang dipelajari (point of view of
those being studied).
5. Pengertian bukan pengukuran
atau penilaian (judging)
Penelitian kualitatif bertujuan mencari arti
dari kejadian2 & perilaku2, daripada
menginvestigasi pengetahuan atau mengukur
perilaku.
6. Context & contextualizing
Kenyataan adalah satu kesatuan; tdk
dpt dimengerti dg mengisolasi dari
konteks nya; juga tdk dpt dipisah2
melalui pembelajaran yg ber-beda2.
Disain kualitatif adalah holistik. Ini spt
melihat sebuah gambar besar,
kesatuan gambar, & dimulai dg suatu
pencarian untuk mengerti akan
keseluruhannya.
7. Peneliti sebagai Instrumen
Desain kualitatif mengharuskan peneliti
menjadi instrumen dari penelitiannya.
Artinya, peneliti harus mempunyai
kemampuan untuk mengobservasi
perilaku & harus menajamkan
kemampuan untuk mengobservasi & face-
to-face interview.
Their eyes must be taught to see; there ears must be taught to
hear.
8. Latar Belakang
Peneliti mengungkapkan suatu masalah, &
mereka menjustifikasikan mengapa masalah
tersebut perlu diteliti.
Peneliti akan menggambarkan suatu masalah
penelitian yg akan sgt baik dimengerti melalui
pengeksplorasian suatu konsep atau fenomena;
atau suatu topik dimana variabel2 & teori2 yg
mendasari tdk diketahui!
9. Karakteristik masalah penelitian kualitatif:
a. Konsep “imatur”
b. Suatu keyakinan bhw teori yg ada mungkin tdk
akurat, tdk cocok, tdk benar, atau bias
c. Suatu kebutuhan utk mengeksplor &
menggambarkan fenomena &
mengembangkan teori; atau
d. The nature of the phenomenon mungkin tdk
bisa dipecahkan melalui pengukuran kuantitatif
10. Contoh:
Anak2 SD yg memiliki kecemasan yg
mempengaruhi proses belajar (suatu masalah),
& cara terbaik utk mengeksplor masalah ini yaitu
dg datang ke sekolah & kontak langsung dg
guru2 & murid2nya.
Beberapa peneliti kualitatif mungkiin mempunyai a
theoritical lens bgmn masalah ini bisa
dipecahkan (misalnya perilaku rasial)
11. Pernyataan tujuan
(Purpose Statement)
Gunakan kata “bertujuan”, “mencoba untuk” pusat
pengontrol ide dalam penelitian
Berfokus pada satu single phenomenon (atau konsep
atau ide). Artinya suatu tujuan tdk diungkapkan dg
“mengkaitkan” 2 variabel atau lebih atau
“membandingkan” 2 kelompok atau lebih, spt yg selalu
ditemui pada penelitian kualitatif!
Gunakan kata kerja untuk menunjukkan bagaimana
penelitian akan dilakukan “menggambarkan”,
“mengembangkan”, “mempelajari arti dari….”
12. Gunakan kata2 & kalimat2 netral,
misalnya mengeksplorasi “pengalaman
individu” daripada “pengalaman
keberhasilan individu”. Peneliti dianggap
menganiaya “hukum tanpa arahan / law of
nondirection” dlm penelitian kualitatif dg
menggunakan kata2 yg membawa kpd
pemberian arah orientasi
13. Memberikan suatu definisi kerja umum dari
fenomena atau ide sentral. Definisi ini tdk kaku
atau di-set, tetapi tentatif & berkembang sejalan
dg penelitian berdasarkan informasi dari
partisipan
Termasuk ungkapan2 strategi yg akan
digunakan dlm pengumpulan data, analisa data,
& proses penelitian, spt apakah penelitian akan
menggunakan pendekatan ethnographic,
grounded theory, case study, phenomenological,
atau narrative.
14. Menyebutkan jumlah partisipan dlm
penelitian tsb, apakah partisipan itu satu
individu atau lebih, suatu kelompok orang,
atau keseluruhan organisasi
Identifikasi tempat penelitian (research
site), spt rumah2, kelas2, organisasi,
program, atau kejadian. Gambarkan
secara detail sehingga pembaca akan tahu
dg jelas dimana penelitian dilakukan!
15. Pertanyaan Penelitian
(Research Questions)
Penelitian kualitatif menggunakan pertanyaan
penelitian, bukan obyektifitas (mis. Tujuan2
spesifik dari penelitian) atau hipotesis (mis.
Prediksi yg melibatkan variabel & tes statistik)
Pertanyaan penelitian ini disampaikan dlm 2
bentuk: suatu pertanyaan sentral & pertanyaan2
yang berhubungan (subquestions)
16. Pertanyaan sentral adalah suatu
pernyataan pertanyaan yg dipelajari dlm
penelitian, dlm bentuk general
(pertanyaan umum)
17. Petunjuk menulis Pertanyaan
Penelitian
Peneliti menanyakan satu atau dua pertanyaan
sentral yg diikuti dg tdk lebih dari 5 – 7
subquestions (pertanyaan khusus)
Hubungkan pertanyaan sentral dg strategi
pendekatan kualitatif yg spesifik. Setiap strategi
akan berbeda satu sama lain!
18. Ethno: kemajuan taksonomi pertanyaan penelitian tmsk
mini-tour, pengalaman, bahasa asli, kontras, & verifikasi
pertanyaan. Fenomologi: pertanyaan mungkin meluas
tanpa referensi khusus dari literatur2 yg ada.
Grounded: pertanyaan mungkin b.d prosedur2 dlm
analisa data spt open coding (“kategori apa yg muncul
dari interaksi antara caregiver & pasien?”) atau axial
coding (“Bagaimana perawatan berhubungan dg
tindakan2 dari perawat?”)
Diawali dg kata “apa” atau “bagaimana” untuk memberi
suatu desain pertanyaan terbuka. “Mengapa”
menyatakan sebab & akibat hanya cocok untuk
penelitian kuantitaf.
19. Berfokus pada suatu single fenomena atau
konsep
Gunakan kata2 pengeksplor utk menyampaikan
desain penelitian: pencarian / discover
(Grounded), mencari pengertian/ seek to
understand (Ethno), mengeksplorasi suatu
proses (Case study), menggambarkan
pengalaman (Phenomenology),
menyampaikan cerita / report the stories
(Narrative research).
20. Gunakan bahasa non-arahan. Jangan
gunakan kata2 yg memberi arahan spt
dlm penelitian kuantitatif: mempengaruhi,
mengakibatkan, dampak,
membandingkan, sebab, dan hubungan!
Gunakan pertanyaan open-ended tanpa
merefer pada literatur atau teori kecuali
hal2 yg mengindikasikan strategi
pendekatan kualitatif.
21. “Bagaimana wanita2 dlm program doktoral
psikologi menggambarkan keputusan
mereka untuk kembali kuliah?
“Bagaimana kembali kuliah merubah
kehidupan wanita2 ini?”
23. 5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Rationale
The estimate size of gay = 1.9% from whole
population 3.8 millions
Gay is not much accepted as much as waria (man-
woman) medical discourse of high-risk group
of HIV/AIDS
Homophobia in Indonesia Kaliurang tragedy on
Nov 11, 2000. Homophobia a link with
Western ideology
24. 5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Research question
1. What does it mean for being a gay in terms of
sexual subjectivity, gender & sexual identity?
2. How do the sexual subjectivity, gender & sexual
identity change along with space-time specific
encounter?
25. 5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Theoretical concepts
Postmodern perspective on homosexuality &
bisexuality
– Foucault: discourse, power and knowledge
– Herdt and Boxer: postmodern bisexuality
32. 5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Summary of my research partners
selected by Snowballing technique
• 5 participants: 1 CEO, 2 middle
layer, 2 lower layer of executive
• Single
• Age between 29-36 years old
• Degree: 2 graduates, 3 bachelors
• Religion – 2 Moslem, 3 Christian
• Multinational companies and
European’s embassy
33. 5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Data analysis
Fully transcribed of fieldnotes, subject journaling or diary,
& interview results.
Make sense of data
Thematic coding
Discourse analysis
Analytical framework was based on postmodern feminist
perspective
35. 5
10011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Contextual
xcv.,
Sexual fluidity:
time & space
Sexual health:
needs & problems
- Discourse -> hiding
- Living in two different
worlds
- Gays’ life style
-Type of relation
- Meaning of sex
- Places
- Rumah Kucing
- Vulnerable of STI/HIV
- Access to the health
services
36. 5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Contextual factors
Discourses on gay men
• Religion teaching philosophy
“Honestly, deep in my heart I know that what I am doing is
wrong because I have strong believed in my religion.
There is religion teaching philosophy that I strongly
believe”
• Kambing hitam (scapegoat) methapor
“Yes, gay always get blamed”
37. 5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Contextual factors (Cont.)
• Psychological discourse
“Firstly, I think that if I never knew my
first boyfriend, maybe I will never be
like I am now. That is why my
mother said that I was wrong to
choose friends”
38. 5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Contextual factors (Cont.)
Homosexuality as a crime: legal
discourse Palembang’s provincial
regulation no. 2/ 2004 about eradicate
prostitution
Arranged marriage: discursive
practice
“Better I decide to marry with a lesbian. The
important thing is my parents know that I’m
married
Metrosexual life gay’s world
39. 5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Sexual health needs & problems
Vulnerable of STI/HIV non condom use
when:
With lover trust!
Believe –making less pleasure
Private doctors and hospital more
trustable to protect the confidentiality
40. 5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Discussion
Sexual Identity of executive gay men: masculine,
assertive sexual role
Psychological discourse as dominant discourse
Emerging institutional discourse on homosexuality
as a crime from Religious fundamentalist
Sexual Subjectivity, Sexual Body, Sport (athletic)
body and body Project
41. 5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Recommendations
1. HIV prevention program designed for gay men should be
context-specific by incorporate social risk that they face
including feeling of trust and intimacy with steady partners
as well as sexual fluidity among space and time
2. Condom use promotion program designed for gay men
should be considered the sexual identities and roles of gay
men, i.e. the assertive role in sexual act, the sexual role as
the decision maker in types of sex act.
43. Latar Belakang
• Berdasarkan UNAIDS Report 2013,
diperkirakan total 4.734.000 jiwa yang
hidup dengan HIV di 12 negara di
kawasan Asia-Pasifik, dengan 610.000
jiwa adalah penduduk Indonesia.
Angka infeksi baru HIV antara tahun
2001 sampai dengan tahun 2012
mengalami peningkatan sebanyak
2,6 kali (UNAIDS, 2013).
5 June 2014 43HIV-related Stigma
44. • Menurut Pan American Health
Organisation (2005, dikutip dari
Thomas, 2009), tenaga
kesehatan memberikan
pengaruh besar terhadap
kesejahteraan fisik dan
emosional orang yang hidup
dengan HIV.
5 June 2014 44HIV-related Stigma
45. Pertanyaan Penelitian
• Bagaimanakah gambaran tentang
stigma terkait HIV dalam pandangan
mahasiswa perawat Program Studi
Strata-1 Keperawatan di lingkungan
STIKES Bani Saleh, Bekasi, Jawa
Barat?
5 June 2014 45HIV-related Stigma
47. Desain Penelitian
• Penelitian kualitatif yang
menggunakan pendekatan
grounded theory. Fokus dari penelitian
metode grounded theory untuk
menemukan atau menghasilkan teori dari
suatu fenomena yang berkaitan dengan
suatu keadaan ketika individu (subjek
penelitian) berinteraksi langsung,
mengambil bagian, dan melebur
berproses menjadi satu terhadap suatu
fenomena (Ghony & Almanshur, 2012).
5 June 2014 47HIV-related Stigma
48. Partisipan
Pemilihan dengan Purposive Sampling
dengan kriteria:
• Mahasiswa Keperawatan Semester VII Program
Studi Strata I Keperawatan di lingkungan STIKES
Bani Saleh, Bekasi, Jawa Barat.
• Pernah merawat pasien dengan HIV di Rumah
Sakit.
• Mampu menceritakan pengalamannya
dengan baik.
• Bersedia terlibat dalam penelitian secara
penuh dan menandatangani inform consent.
5 June 2014 48HIV-related Stigma
49. • Pengumpulan data adalah melalui
Focus Group Discussion, maka jumlah
sampel ditetapkan 8 mahasiswa
(sesuai dengan Hancock, Ocleford &
Windridge, 2007: 6 -10 partisipan).
Juga dilakukan metode triangulasi
yaitu dengan in-depth interview pada
tiga orang mahasiswa (semula
direncanakan hanya dua).
5 June 2014 49HIV-related Stigma
50. Teknik Pengumpulan Data
• Peneliti menggunakan alat perekam (tape recorder)
untuk merekam data dan menyimpan informasi yang
peneliti dapatkan melalui sesi wawancara.
• Wawancara dilakukan dalam focus group
discussion, yang menggunakan pertanyaan-
pertanyaan tidak terstruktur dan umumnya
pertanyaan terbuka-tertutup (open-ended questions).
• Peneliti menulis catatan lapangan (fieldnotes)
segera setelah wawancara, tergantung pada situasi,
dalam hal ini peneliti fleksibel dalam menentukan
waktu, untuk menjaga kenyamanan partisipan dan
menjaga kami tetap pada jalurnya.
5 June 2014 50HIV-related Stigma
51. Teknik Analisis Data Thematic
Coding
• Mengumpulkan kategori dari
informasi (open coding).
• Memilih salah satu dari kategori.
• Menempatkan salah satu kategori
tersebut dalam suatu model teori
(axial coding).
• Menjelaskan secara lengkap suatu
cerita dari keterhubungan setiap
kategori (selective coding).
5 June 2014 51HIV-related Stigma
55. Pengertian akan Stigma Terkait HIV
• Hampir semua partisipan
memiliki pengertian yang jelas
tentang Stigma Terkait HIV &
merasakan bahwa hal ini masih
menjadi suatu masalah di
Indonesia. Satu orang partispan
menyatakan bahwa Stigma
memiliki konotasi yang
negatif.
5 June 2014 HIV-related Stigma 55
56. • “Seseorang setelah di ketahui
oleh lingkungannya mengidap
HIV, secara otomatis
lingkungannya itu akan
menjudge atau secara
langsung atau tidak langsung
akan menjauhi orang itu
karena ketakutan akan stigma
dari hiv itu sendiri....” (P1,w1,q1)
5 June 2014 HIV-related Stigma 56
57. • Pada saat ditanyakan
apakah mereka pernah
melakukan stigma pada
pasien HIV, jawaban
mereka sangat variatif.
“awal saya praktek e.. waktu itu
saya disuruh mengganti selang
infus dan... itu saya awalnya ragu
ragu.... dan takut... dan pengen
melarikan diri ajah...” (P4, p2, q3)
5 June 2014 HIV-related Stigma 57
58. Sumber & Manifestasi Stigma
Terkait HIV
1. Kurangnya kerahasiaan
Orang yang hidup dengan HIV
sangatlah takut jika status HIV
mereka diketahui oleh petugas
kesehatan, maka orang lain di
lingkungannya akan tahu juga.
FGD mengungkapkannya dalam
informasi dibawah ini.
5 June 2014 HIV-related Stigma 58
59. • “dalam kehidupan dilingkungan saya
belum pernah ada pasien dengan
penyakit hiv... Di kampung itu kan
mungkin banyak pemudanya, tapi
kita tuh berkomitmen bahwa salah
satu dari temen kita ada yang
“nakal”, minum minuman keras
otomatis dari temen temen ini boleh
ngapain aja...mungkin mukulin gak
apa apa gitu yah...”(P5, p3, q6)
5 June 2014 HIV-related Stigma 59
60. 2. Isolasi dan Desersi
Banyak partispan
melaporkan isolasi yang
dialami oleh pasien HIV baik
diluar maupun didalam
rumah sakit. Beberapa
komentar mereka:
5 June 2014 HIV-related Stigma 60
61. • “pasien saya cerita jelas
waktu saya tanya mana
keluarganya... Dia bilang “
keluarga saya gak tau
kemana.... saya di kucilin,
malah gak dianggap
sama sekali... saya sakit
aja, gak ada yang pernah
nungguin”....” (P2, w2, q6)
5 June 2014 HIV-related Stigma 61
62. Stigma oleh petugas kesehatan
profesional
Banyak partispan menyatakan
stigma terkait HIV dialami oleh
pasien HIV ataupun berdasarkan
observasi langsung mereka, yang
dilakukan oleh perawat dan
dokter yang merawat pasien HIV.
Beberapa komentar mereka:
5 June 2014 HIV-related Stigma 62
63. “contohnya pada saat itu ketika dokter
visit ke ruang pasien, ketauan banget
dari non verbalnya dia itu seperti
menjauhi pasien.... trus dari perawatnya
pas pasien ingin buang air besar, karena
dia gak bisa jalan pasiennya itu minta
untuk di rangkul gitu sama perawatnya
biar masuk ke toiletnya.... perawatnya itu
bilang “Tunggu saya ada urusan....”....
trus perawatnya itu keluar dan
memanggil keluarganya....” (P2, w2, q6)
5 June 2014 HIV-related Stigma 63
64. “itu pasien kan lagi hamil
istrinya... nah itu di gosipin
sama senior-senior perawat
situ... katanya
kandungannya terkena hiv
apa gak... Gitu...”(P7, p5, q6)
5 June 2014 HIV-related Stigma 64
65. Kesimpulan
• Penyebab utama timbulnya Stigma
terkait HIV di Indonesia adalah
kurangnya pendidikan kesehatan,
pengetahuan yang salah akan cara
penularan, dan takut akan tertular.
• Issue tentang self stigma masih
ditemukan dikalangan partisipan dan
menjadi issue yang serius didiskusikan
5 June 2014 HIV-related Stigma 65
66. Rekomendasi
• Perlunya penekanan kuat pada etika
keperawatan khususnya berfokus pada
HIV/AIDS. HIV/AIDS harus diajarkan tdk hanya
berfokus pada infeksinya saja tetapi juga harus
peka budaya. Hal ini akan merubah sikap dan
persepsi terhadap pasien HIV.
• Lebih banyak dilakukan program-program
edukasi untuk mengajarkan masyarakat
tentang infeksi HIV. Penekanannya pada model
transmisi, mitos seputar penularan infeksi dan
masalah-masalah sosial dan biomedis lainnya
yang terkait HIV/AIDS.
5 June 2014 HIV-related Stigma 66
68. Latar Belakang
• Hasil penelitian Krisanty (2012) didapatkan bahwa masalah utama
timbulnya stigma terkait HIV di Indonesia adalah hasil dari
kurangnya pendidikan kesehatan tentang penyebab-penyebab HIV,
ketidakpedulian terhadap penularan dan ketakutan akan tertular
penyakit. Satu partisipan menyatakan bahwa stigma terkait HIV
tidak akan pernah hilang selama tenaga kesehatan profesional juga
belum mengerti tentang HIV dengan benar dan karena hal tersebut
masih melakukan stigma kepada pasien HIV.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 68
69. Pertanyaan Penelitian
• Apa saja pengalaman mahasiswa perawat
di Jakarta dalam merawat pasien dengan
HIV/AIDS?
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 69
71. Desain Penelitian
• Penelitian ini merupakan penelitian Mixed-
Methods yaitu penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi melalui metode
Focus Group Discussion (FGD) dan penelitian
deskriptif dengan analisis kuantitatif melalui
survey untuk membantu memvalidasi hasil
temuan penelitian yang didapatkan melalui
metode Focus Group Discussion (FGD).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 71
72. Partisipan
Kriteria partisipan yang dipilih dengan Purposive
Sampling adalah:
• Mahasiswa Keperawatan Tahun Terakhir Program Studi Diploma III
Keperawatan di lingkungan AKPER Cikini dan AKPER Fatmawati di
Jakarta.
• Pernah merawat pasien dengan HIV di Rumah Sakit.
• Mampu menceritakan pengalamannya dengan baik.
• Bersedia terlibat dalam penelitian secara penuh dan
menandatangani inform consent.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 72
73. • Pengumpulan data kualitatif melalui Focus
Group Discussion, ditetapkan jumlah
sampel 8 (delapan) orang partisipan untuk
masing-masing Program Studi Diploma III
Keperawatan di lingkungan AKPER Cikini
dan AKPER Fatmawati di Jakarta.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 73
74. • Pengambilan sampel untuk metode survey dalam dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode non
probability sampling dengan pengambilan sampel
menggunakan teknik consecutive sampling, dimana
semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria
pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah
subjek yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro &
Ismael, 2010).
• Besar sampel yang diperoleh adalah 97 dibulatkan
menjadi 100 orang (50 orang pada setiap STIKES).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 74
75. Teknik Pengumpulan Data
• Peneliti menggunakan alat perekam (tape recorder) untuk merekam
data dan menyimpan informasi yang peneliti dapatkan melalui sesi
wawancara.
• Wawancara dilakukan dalam focus group discussion, yang
menggunakan pertanyaan-pertanyaan tidak terstruktur dan
umumnya pertanyaan terbuka-tertutup (open-ended questions).
• Peneliti menulis catatan lapangan (fieldnotes) segera setelah
wawancara, tergantung pada situasi, dalam hal ini peneliti fleksibel
dalam menentukan waktu, untuk menjaga kenyamanan partisipan
dan menjaga kami tetap pada jalurnya.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 75
76. Teknik Pengumpulan Data (2)
• Pengumpulan data dengan metode triangulasi juga dilakukan, yaitu
dengan menambahkan metode pengumpulan data dengan cara
survey pada 100 orang partisipan, dimana instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari Kuesioner yang berisi data demografi
partisipan dan pertanyaan tentang:
a) Pengetahuan akan HIV/AIDS. Partisipan melengkapi 18 item
instrumen pengetahuan akan HIV/AIDS yang dikembangkan oleh
Carey & Schroder (2002) dikutip dari Waluyo (2011).
b) Stigma, diskriminasi dan pandangan personal. Partisipan
melengkapi 9 pertanyaan instrumen stigma, diskriminasi, dan
pandangan personal yang dikembangkan oleh Thomas (2009).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 76
77. Teknik Analisis Data
Pendekatan fenomenologi:
• Pengorganisasian dan menyiapkan data untuk dianalisa.
• Membaca keseluruhan data.
• Memulai analisa mendetail dengan proses koding.
• Penetapan kategori dan tema.
• Mempresentasikan tema dan hasil deskripsi data pada
narasi kualitatif.
• Interpretasi atau pengertian akan data (meaning of
data).13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 77
78. Teknik Analisis Data (2)
• Data terkait latar belakang
(sosiodemografi), pengetahuan akan
HIV/AIDS, dan stigma, diskriminasi dan
pandangan personal dianalisis dengan
menggunakan SPSS (versi 15.0, SPSS
Inc, Chicago, IL).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 78
80. Tema dan kategori
• Peneliti mendapatkan 8 tema dan 15 sub-
tema
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 80
81. Penilaian terhadap pasien
1) Pengakuan pasien sebagai layaknya
manusia lainnya
Partisipan memandang merawat pasien HIV/AIDS seperti
merawat pasien lainnya, yang juga membutuhkan semua
layanan yang sama. Oleh karena itu, mereka harus
diperlakukan sama dengan pasien lain.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 81
82. “Manusia itu kan makhluk individual dan dia itu juga
makhluk yang harus memiliki sosialisasi , masa kalau
misalnya orang itu punya HIV, masa kita harus ngejauh
sih? Seharusnya tuh kita ngedukung supaya dia itu gak
terlalu terbebani sama penyakitnya, kita dukung dia
dengan ngasih support ….” (C1, Q2).
“….yang penting kita juga hati-hati ama pasien itu, jangan
milih-milih kasih dalam merawat pasien… Gak usah takut!
”(C2, Q4).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 82
83. Perasaan terhadap pasien
1) Simpati
Partisipan merasa simpati dengan
penderitaan yang pasien alami tetapi tidak
banyak yang dapat dilakukan selain
memberi support dan semangat kepada
pasien.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 83
84. “…saya berfikir kalo kakaknya tidak mau kesitu, siapa lagi
yang mau merawat pasien ini, sedangkan kita sebagai
mahasiswa kesehatan sendiri pun juga harus melakukan
tindakan kan Bu. Jadi, ya udah mau tidak mau kita harus
melakukan itu, yang saya sesalkan kenapa kakak perawat
sendiri disitu masih menghindari pasien B20...”(F4, Q4).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 84
85. HIV/AIDS sebagai penyakit yang
mematikan
Partisipan mengalami merawat pasien
HIV/AIDS sebagai situasi dimana sewaktu-
waktu pasien akan meninggal dan partisipan
tidak mempunyai kontrol apapun terhadap
apa yang dirasakan pasien.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 85
86. “Ketika berhadapan sama pasien, ini masih muda juga.. sekitar umur
25, 26.. dan saya tau kasusnya HIV/AIDS saya juga merawat dia…
karena sama-sama cowok lama-lama ngobrol itu. Saya nanya-nanya
ke dia… “Bagaimana sih bang perasaan abang tentang penyakit abang
ini?”Dia langsung bilang gini: “Kau pikir aku senang bisa mempunyai
penyakit ini? Aku menyesal dengan penyakit ini!! Emang dulu aku gak
mau dengar orang tua, minum minuman keras, ke diskotik, pernah
hidup bareng-bareng sama gay.. Sekarang aku menyesal dan malu
untuk berhadapan sama keluargaku, dan gak akan pernah kasih tahu
keluarga penyakitku ini…” (C5, Q6).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 86
87. Tantangan dalam memberikan
asuhan keperawatan
1) Tidak adekuatnya pengetahuan akan
merawat pasien HIV/AIDS
Karena informasi perawatan HIV/AIDS seringkali berganti-
ganti, beberapa partisipan merasa tidak memiliki
pengetahuan yang dapat membantu mereka nyaman
dalam memberikan asuhan keperawatan.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 87
88. “Pengalaman saya di bangsal itu… saya mengikuti
kakak’an (kakak ruangan)ke ruang isolasi itu. Saya belum
tau dia penyakit HIV, terus saya dekatin, saya pegang-
pegang tapi diruangan itu ada bau gimanaaa gitu, kak…
(tertawa), aroma kayak gimana… Terus dimarahain
kakak’an: “Gak usah terlalu dekat! Ambil jarak berapa
meter gitu… HIVnya itu aktif”.. Makanya saya takut dikit
gitu…. Terus saya tanya “Emang HIV itu aktif ya? Aktifnya
kayak gimana, kak?”…kakak’an jawab: “Cari di google!!”
(C4, Q4).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 88
89. Pengertian akan Stigma Terkait HIV
• Hampir setengah dari partisipan
menyatakan baru mendengar tentang
Stigma dan tidak mengetahui apa artinya.
Sedangkan setengahnya lagi
mengungkapkan arti lebih condong
terhadap etiologi penularannya.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 89
90. “Menurut saya saat saya mendengar kata stigma
tentang HIV menurut saya perilaku seseorang itu
perilakunya terlalu bebas dan tidak terkendali. Jadi
.. ee.. mungkin dari keluarga juga terpengaruh
karena.. kurang perhatian dari keluarga maka.. dia
akan eee… perilakunya akan bebas dilingkungan
masyarakat dan bisa melakukan hubungan
seksual dengan siapapun”(C3, Q1).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 90
92. Gambaran Umur Responden
• Umur responden pada penelitian ini paling muda adalah 18 tahun dan yang tertua 23
tahun, rata-rata (Mean) umur = 22.25 tahun, Median=20 tahun, Modus=20 tahun, dan
Standar Deviasi umur responden sebesar 0.93 tahun. Distribusi responden
berdasarkan umur tercantum pada tabel 1.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 92
93. Gambaran Jenis Kelamin
• Responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 13 orang (13.1%)
dan Perempuan sebanyak 86 orang (86.9%) sebagaimana terantum
pada tabel 2.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 93
94. Gambaran Pengalaman
Merawat Klien AIDS
• Variasi pengalaman ditentukan berdasarkan 4 kategori, yaitu Tidak
pernah, 1 kali, 2 kali, dan 3 kali atau lebih, sebagaimana tercantum
pada tabel 3.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 94
95. Gambaran Pengalaman
Mengelola Kasus Klien AIDS
• Variasi pengalaman ditentukan berdasarkan pengalaman responden
mengelola asuhan keperawatan dalam periode tertentu, sebagaimana
tercatum pada tabel 4.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 95
98. Pembahasan
• Secara umum, partisipan mengungkapkan tingkatan
kenyamanan tertentu sebagai penerimaandalam merawat
pasien HIV/AIDS. Akan tetapi, partisipan masih mengalami
perasaan emosional dan mencoba untuk menutupinya dari
pasien mereka. Partisipan merasa prihatin tetapi bersamaan
dengan itu juga mereka merasa tidak dapat berbuat apa-
apa untuk menolong pasien mereka. Hal ini sama dengan
hasil penelitian Thomas (2009), yang meneliti mahasiswa
perawat di Guyana.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 98
99. • Partisipan berusaha untuk merawat tanpa melakukan
diskriminasi kepada pasien. Kedekatan mereka terhadap
pasiennya dapat terlihat dari upaya-upaya komunikasi
yang mereka lakukan. Partisipan juga memberikan
askep secara holistik yang ditunjukkan dengan merawat
pasien sebagai individu seutuhnya.Hal ini sesuai dengan
penelitian Kabuluzi (2005), yang meneliti mahasiswa
perawat dalam praktik pembelajaran klinik mereka.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 99
100. • Semua partisipan menyatakan bahwa mereka melakukan
diskriminasi pada pasien HIV pada awal masa praktek di rumah
sakit dan menggunakan lebih dari satu pasang sarung tangan (2
lapis). Tetapi mereka tidak melakukannya lagi sekarang karena
pengetahuan yang sudah mereka miliki. Hal diatas hampir sama
dengan hasil penelitian Badahdah & Sayem(2008), yang meneliti
mahasiswa di Yemen, bahwa Stigma terkait HIV terjadi akibat takut
tertular, ketakutan inilah yang membuat mereka percaya bahwa
menjauhi pasien HIV akan mencegah transmisi HIV.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 100
101. Kesimpulan
• Penyebab utama timbulnya Stigma terkait HIV di Indonesia adalah
kurangnya pendidikan kesehatan, pengetahuan yang salah akan
cara penularan, dan takut akan tertular.
• Walaupun mereka takut tertular tetapi partisipan tetap merawat
pasien HIV/AIDS dengan memandang nilai-nilai kemanusiaan,
pemahaman akan penderitaan pasien, menunjukkan kesungguhan
mereka dengan merawat pasien, dan membantu pasien melalui
masa-masa sulit pasien.
• Issue tentang self stigma masih ditemukan dikalangan partisipan
dan menjadi issue yang serius didiskusikan
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 101
102. Rekomendasi
• Perlunya penekanan kuat pada etika keperawatan khususnya
berfokus pada HIV/AIDS. HIV/AIDS harus diajarkan dalam satu
mata ajar tersendiri. Hal ini akan merubah sikap dan persepsi
terhadap pasien HIV.
• Lebih banyak dilakukan program-program edukasi untuk
mengajarkan masyarakat tentang infeksi HIV. Penekanannya pada
model transmisi, mitos seputar penularan infeksi dan masalah-
masalah sosial dan biomedis lainnya yang terkait HIV/AIDS.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 102