SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 103
PAULA KRISANTY
PENELITIAN
KUALITATIF
Natural Setting
Penelitian kualitatif mempelajari hal-hal
dalam natural settings-nya, bertujuan
untuk mengerti (make sense), atau
menginterpretasi, fenomena dalam
menurut pengertian yang diberikan
oleh orang-orang akan hal tersebut.
Emic & Ethic view
Pendekatan penelitian kualitatif mencari cara
untuk mendeskripsikan & menganalisa budaya dan
perilaku manusia & kelompoknya melalui sudut
pandang apa yang dipelajari (point of view of
those being studied).
Realita-realita Sosial
Ditekankan pada “socially
constructed of reality”.
Pengertian bukan pengukuran
atau penilaian (judging)
Penelitian kualitatif bertujuan mencari arti
dari kejadian2 & perilaku2, daripada
menginvestigasi pengetahuan atau mengukur
perilaku.
Context & contextualizing
Kenyataan adalah satu kesatuan; tdk
dpt dimengerti dg mengisolasi dari
konteks nya; juga tdk dpt dipisah2
melalui pembelajaran yg ber-beda2.
Disain kualitatif adalah holistik. Ini spt
melihat sebuah gambar besar,
kesatuan gambar, & dimulai dg suatu
pencarian untuk mengerti akan
keseluruhannya.
Peneliti sebagai Instrumen
Desain kualitatif mengharuskan peneliti
menjadi instrumen dari penelitiannya.
Artinya, peneliti harus mempunyai
kemampuan untuk mengobservasi
perilaku & harus menajamkan
kemampuan untuk mengobservasi & face-
to-face interview.
Their eyes must be taught to see; there ears must be taught to
hear.
Latar Belakang
Peneliti mengungkapkan suatu masalah, &
mereka menjustifikasikan mengapa masalah
tersebut perlu diteliti.
Peneliti akan menggambarkan suatu masalah
penelitian yg akan sgt baik dimengerti melalui
pengeksplorasian suatu konsep atau fenomena;
atau suatu topik dimana variabel2 & teori2 yg
mendasari tdk diketahui!
Karakteristik masalah penelitian kualitatif:
a. Konsep “imatur”
b. Suatu keyakinan bhw teori yg ada mungkin tdk
akurat, tdk cocok, tdk benar, atau bias
c. Suatu kebutuhan utk mengeksplor &
menggambarkan fenomena &
mengembangkan teori; atau
d. The nature of the phenomenon mungkin tdk
bisa dipecahkan melalui pengukuran kuantitatif
Contoh:
Anak2 SD yg memiliki kecemasan yg
mempengaruhi proses belajar (suatu masalah),
& cara terbaik utk mengeksplor masalah ini yaitu
dg datang ke sekolah & kontak langsung dg
guru2 & murid2nya.
Beberapa peneliti kualitatif mungkiin mempunyai a
theoritical lens bgmn masalah ini bisa
dipecahkan (misalnya perilaku rasial)
Pernyataan tujuan
(Purpose Statement)
Gunakan kata “bertujuan”, “mencoba untuk” pusat
pengontrol ide dalam penelitian
Berfokus pada satu single phenomenon (atau konsep
atau ide). Artinya suatu tujuan tdk diungkapkan dg
“mengkaitkan” 2 variabel atau lebih atau
“membandingkan” 2 kelompok atau lebih, spt yg selalu
ditemui pada penelitian kualitatif!
Gunakan kata kerja untuk menunjukkan bagaimana
penelitian akan dilakukan “menggambarkan”,
“mengembangkan”, “mempelajari arti dari….”
Gunakan kata2 & kalimat2 netral,
misalnya mengeksplorasi “pengalaman
individu” daripada “pengalaman
keberhasilan individu”. Peneliti dianggap
menganiaya “hukum tanpa arahan / law of
nondirection” dlm penelitian kualitatif dg
menggunakan kata2 yg membawa kpd
pemberian arah orientasi
Memberikan suatu definisi kerja umum dari
fenomena atau ide sentral. Definisi ini tdk kaku
atau di-set, tetapi tentatif & berkembang sejalan
dg penelitian berdasarkan informasi dari
partisipan
Termasuk ungkapan2 strategi yg akan
digunakan dlm pengumpulan data, analisa data,
& proses penelitian, spt apakah penelitian akan
menggunakan pendekatan ethnographic,
grounded theory, case study, phenomenological,
atau narrative.
Menyebutkan jumlah partisipan dlm
penelitian tsb, apakah partisipan itu satu
individu atau lebih, suatu kelompok orang,
atau keseluruhan organisasi
Identifikasi tempat penelitian (research
site), spt rumah2, kelas2, organisasi,
program, atau kejadian. Gambarkan
secara detail sehingga pembaca akan tahu
dg jelas dimana penelitian dilakukan!
Pertanyaan Penelitian
(Research Questions)
Penelitian kualitatif menggunakan pertanyaan
penelitian, bukan obyektifitas (mis. Tujuan2
spesifik dari penelitian) atau hipotesis (mis.
Prediksi yg melibatkan variabel & tes statistik)
Pertanyaan penelitian ini disampaikan dlm 2
bentuk: suatu pertanyaan sentral & pertanyaan2
yang berhubungan (subquestions)
Pertanyaan sentral adalah suatu
pernyataan pertanyaan yg dipelajari dlm
penelitian, dlm bentuk general
(pertanyaan umum)
Petunjuk menulis Pertanyaan
Penelitian
Peneliti menanyakan satu atau dua pertanyaan
sentral yg diikuti dg tdk lebih dari 5 – 7
subquestions (pertanyaan khusus)
Hubungkan pertanyaan sentral dg strategi
pendekatan kualitatif yg spesifik. Setiap strategi
akan berbeda satu sama lain!
Ethno: kemajuan taksonomi pertanyaan penelitian tmsk
mini-tour, pengalaman, bahasa asli, kontras, & verifikasi
pertanyaan. Fenomologi: pertanyaan mungkin meluas
tanpa referensi khusus dari literatur2 yg ada.
Grounded: pertanyaan mungkin b.d prosedur2 dlm
analisa data spt open coding (“kategori apa yg muncul
dari interaksi antara caregiver & pasien?”) atau axial
coding (“Bagaimana perawatan berhubungan dg
tindakan2 dari perawat?”)
Diawali dg kata “apa” atau “bagaimana” untuk memberi
suatu desain pertanyaan terbuka. “Mengapa”
menyatakan sebab & akibat hanya cocok untuk
penelitian kuantitaf.
Berfokus pada suatu single fenomena atau
konsep
Gunakan kata2 pengeksplor utk menyampaikan
desain penelitian: pencarian / discover
(Grounded), mencari pengertian/ seek to
understand (Ethno), mengeksplorasi suatu
proses (Case study), menggambarkan
pengalaman (Phenomenology),
menyampaikan cerita / report the stories
(Narrative research).
Gunakan bahasa non-arahan. Jangan
gunakan kata2 yg memberi arahan spt
dlm penelitian kuantitatif: mempengaruhi,
mengakibatkan, dampak,
membandingkan, sebab, dan hubungan!
Gunakan pertanyaan open-ended tanpa
merefer pada literatur atau teori kecuali
hal2 yg mengindikasikan strategi
pendekatan kualitatif.
“Bagaimana wanita2 dlm program doktoral
psikologi menggambarkan keputusan
mereka untuk kembali kuliah?
“Bagaimana kembali kuliah merubah
kehidupan wanita2 ini?”
Aplikasi Penelitian Kualitatif
Narrative Approach
Sexual Subjectivities of Young
Executive Gay Men in Jakarta,
Indonesia
2007
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Rationale
The estimate size of gay = 1.9% from whole
population 3.8 millions
Gay is not much accepted as much as waria (man-
woman) medical discourse of high-risk group
of HIV/AIDS
Homophobia in Indonesia Kaliurang tragedy on
Nov 11, 2000. Homophobia a link with
Western ideology
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Research question
1. What does it mean for being a gay in terms of
sexual subjectivity, gender & sexual identity?
2. How do the sexual subjectivity, gender & sexual
identity change along with space-time specific
encounter?
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Theoretical concepts
Postmodern perspective on homosexuality &
bisexuality
– Foucault: discourse, power and knowledge
– Herdt and Boxer: postmodern bisexuality
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Research methodology
Design:
Qualitative research with narrative approach
Methods:
•Narrative interviews—5 interviews
•Interviewing NGOs – 2 counselors from gay and
LGBT NGOs
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Research methodology (Cont.)
• Participant
Observations – tennis
court, café, discothèque, gay bar;
Non participants —
sauna, rumah kucing (gay
brothels)
• Photo elicitation
• Secondary data
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Mapping
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Mapping (Cont.)
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Tennis court
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Summary of my research partners
selected by Snowballing technique
• 5 participants: 1 CEO, 2 middle
layer, 2 lower layer of executive
• Single
• Age between 29-36 years old
• Degree: 2 graduates, 3 bachelors
• Religion – 2 Moslem, 3 Christian
• Multinational companies and
European’s embassy
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Data analysis
Fully transcribed of fieldnotes, subject journaling or diary,
& interview results.
Make sense of data
Thematic coding
Discourse analysis
Analytical framework was based on postmodern feminist
perspective
5
10011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Findings
5
10011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Contextual
xcv.,
Sexual fluidity:
time & space
Sexual health:
needs & problems
- Discourse -> hiding
- Living in two different
worlds
- Gays’ life style
-Type of relation
- Meaning of sex
- Places
- Rumah Kucing
- Vulnerable of STI/HIV
- Access to the health
services
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Contextual factors
Discourses on gay men
• Religion teaching philosophy
“Honestly, deep in my heart I know that what I am doing is
wrong because I have strong believed in my religion.
There is religion teaching philosophy that I strongly
believe”
• Kambing hitam (scapegoat) methapor
“Yes, gay always get blamed”
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Contextual factors (Cont.)
• Psychological discourse
“Firstly, I think that if I never knew my
first boyfriend, maybe I will never be
like I am now. That is why my
mother said that I was wrong to
choose friends”
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Contextual factors (Cont.)
Homosexuality as a crime: legal
discourse Palembang’s provincial
regulation no. 2/ 2004 about eradicate
prostitution
Arranged marriage: discursive
practice
“Better I decide to marry with a lesbian. The
important thing is my parents know that I’m
married
Metrosexual life gay’s world
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Sexual health needs & problems
Vulnerable of STI/HIV non condom use
when:
With lover trust!
Believe –making less pleasure
Private doctors and hospital more
trustable to protect the confidentiality
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Discussion
Sexual Identity of executive gay men: masculine,
assertive sexual role
Psychological discourse as dominant discourse
Emerging institutional discourse on homosexuality
as a crime from Religious fundamentalist
Sexual Subjectivity, Sexual Body, Sport (athletic)
body and body Project
5
1
0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
Recommendations
1. HIV prevention program designed for gay men should be
context-specific by incorporate social risk that they face
including feeling of trust and intimacy with steady partners
as well as sexual fluidity among space and time
2. Condom use promotion program designed for gay men
should be considered the sexual identities and roles of gay
men, i.e. the assertive role in sexual act, the sexual role as
the decision maker in types of sex act.
Aplikasi Penelitian Kualitatif
Grounded Theory
STIGMA TERKAIT HIV:
PERSEPSI DAN SIKAP MAHASISWA PERAWAT
TERHADAP PASIEN HIV
Latar Belakang
• Berdasarkan UNAIDS Report 2013,
diperkirakan total 4.734.000 jiwa yang
hidup dengan HIV di 12 negara di
kawasan Asia-Pasifik, dengan 610.000
jiwa adalah penduduk Indonesia.
Angka infeksi baru HIV antara tahun
2001 sampai dengan tahun 2012
mengalami peningkatan sebanyak
2,6 kali (UNAIDS, 2013).
5 June 2014 43HIV-related Stigma
• Menurut Pan American Health
Organisation (2005, dikutip dari
Thomas, 2009), tenaga
kesehatan memberikan
pengaruh besar terhadap
kesejahteraan fisik dan
emosional orang yang hidup
dengan HIV.
5 June 2014 44HIV-related Stigma
Pertanyaan Penelitian
• Bagaimanakah gambaran tentang
stigma terkait HIV dalam pandangan
mahasiswa perawat Program Studi
Strata-1 Keperawatan di lingkungan
STIKES Bani Saleh, Bekasi, Jawa
Barat?
5 June 2014 45HIV-related Stigma
Kerangka Konsep Penelitian
5 June 2014 46HIV-related Stigma
Desain Penelitian
• Penelitian kualitatif yang
menggunakan pendekatan
grounded theory. Fokus dari penelitian
metode grounded theory untuk
menemukan atau menghasilkan teori dari
suatu fenomena yang berkaitan dengan
suatu keadaan ketika individu (subjek
penelitian) berinteraksi langsung,
mengambil bagian, dan melebur
berproses menjadi satu terhadap suatu
fenomena (Ghony & Almanshur, 2012).
5 June 2014 47HIV-related Stigma
Partisipan
Pemilihan dengan Purposive Sampling
dengan kriteria:
• Mahasiswa Keperawatan Semester VII Program
Studi Strata I Keperawatan di lingkungan STIKES
Bani Saleh, Bekasi, Jawa Barat.
• Pernah merawat pasien dengan HIV di Rumah
Sakit.
• Mampu menceritakan pengalamannya
dengan baik.
• Bersedia terlibat dalam penelitian secara
penuh dan menandatangani inform consent.
5 June 2014 48HIV-related Stigma
• Pengumpulan data adalah melalui
Focus Group Discussion, maka jumlah
sampel ditetapkan 8 mahasiswa
(sesuai dengan Hancock, Ocleford &
Windridge, 2007: 6 -10 partisipan).
Juga dilakukan metode triangulasi
yaitu dengan in-depth interview pada
tiga orang mahasiswa (semula
direncanakan hanya dua).
5 June 2014 49HIV-related Stigma
Teknik Pengumpulan Data
• Peneliti menggunakan alat perekam (tape recorder)
untuk merekam data dan menyimpan informasi yang
peneliti dapatkan melalui sesi wawancara.
• Wawancara dilakukan dalam focus group
discussion, yang menggunakan pertanyaan-
pertanyaan tidak terstruktur dan umumnya
pertanyaan terbuka-tertutup (open-ended questions).
• Peneliti menulis catatan lapangan (fieldnotes)
segera setelah wawancara, tergantung pada situasi,
dalam hal ini peneliti fleksibel dalam menentukan
waktu, untuk menjaga kenyamanan partisipan dan
menjaga kami tetap pada jalurnya.
5 June 2014 50HIV-related Stigma
Teknik Analisis Data Thematic
Coding
• Mengumpulkan kategori dari
informasi (open coding).
• Memilih salah satu dari kategori.
• Menempatkan salah satu kategori
tersebut dalam suatu model teori
(axial coding).
• Menjelaskan secara lengkap suatu
cerita dari keterhubungan setiap
kategori (selective coding).
5 June 2014 51HIV-related Stigma
HASIL PENELITIAN
5 June 2014 HIV-related Stigma 52
Tema dan kategori
• Peneliti mendapatkan 13
tema dan 7 kategori
• Setelah axial koding
didapatkan, 4 model teori
5 June 2014 HIV-related Stigma 53
Hasil Grounded theory
5 June 2014 HIV-related Stigma 54
Pengertian akan Stigma Terkait HIV
• Hampir semua partisipan
memiliki pengertian yang jelas
tentang Stigma Terkait HIV &
merasakan bahwa hal ini masih
menjadi suatu masalah di
Indonesia. Satu orang partispan
menyatakan bahwa Stigma
memiliki konotasi yang
negatif.
5 June 2014 HIV-related Stigma 55
• “Seseorang setelah di ketahui
oleh lingkungannya mengidap
HIV, secara otomatis
lingkungannya itu akan
menjudge atau secara
langsung atau tidak langsung
akan menjauhi orang itu
karena ketakutan akan stigma
dari hiv itu sendiri....” (P1,w1,q1)
5 June 2014 HIV-related Stigma 56
• Pada saat ditanyakan
apakah mereka pernah
melakukan stigma pada
pasien HIV, jawaban
mereka sangat variatif.
“awal saya praktek e.. waktu itu
saya disuruh mengganti selang
infus dan... itu saya awalnya ragu
ragu.... dan takut... dan pengen
melarikan diri ajah...” (P4, p2, q3)
5 June 2014 HIV-related Stigma 57
Sumber & Manifestasi Stigma
Terkait HIV
1. Kurangnya kerahasiaan
Orang yang hidup dengan HIV
sangatlah takut jika status HIV
mereka diketahui oleh petugas
kesehatan, maka orang lain di
lingkungannya akan tahu juga.
FGD mengungkapkannya dalam
informasi dibawah ini.
5 June 2014 HIV-related Stigma 58
• “dalam kehidupan dilingkungan saya
belum pernah ada pasien dengan
penyakit hiv... Di kampung itu kan
mungkin banyak pemudanya, tapi
kita tuh berkomitmen bahwa salah
satu dari temen kita ada yang
“nakal”, minum minuman keras
otomatis dari temen temen ini boleh
ngapain aja...mungkin mukulin gak
apa apa gitu yah...”(P5, p3, q6)
5 June 2014 HIV-related Stigma 59
2. Isolasi dan Desersi
Banyak partispan
melaporkan isolasi yang
dialami oleh pasien HIV baik
diluar maupun didalam
rumah sakit. Beberapa
komentar mereka:
5 June 2014 HIV-related Stigma 60
• “pasien saya cerita jelas
waktu saya tanya mana
keluarganya... Dia bilang “
keluarga saya gak tau
kemana.... saya di kucilin,
malah gak dianggap
sama sekali... saya sakit
aja, gak ada yang pernah
nungguin”....” (P2, w2, q6)
5 June 2014 HIV-related Stigma 61
Stigma oleh petugas kesehatan
profesional
Banyak partispan menyatakan
stigma terkait HIV dialami oleh
pasien HIV ataupun berdasarkan
observasi langsung mereka, yang
dilakukan oleh perawat dan
dokter yang merawat pasien HIV.
Beberapa komentar mereka:
5 June 2014 HIV-related Stigma 62
“contohnya pada saat itu ketika dokter
visit ke ruang pasien, ketauan banget
dari non verbalnya dia itu seperti
menjauhi pasien.... trus dari perawatnya
pas pasien ingin buang air besar, karena
dia gak bisa jalan pasiennya itu minta
untuk di rangkul gitu sama perawatnya
biar masuk ke toiletnya.... perawatnya itu
bilang “Tunggu saya ada urusan....”....
trus perawatnya itu keluar dan
memanggil keluarganya....” (P2, w2, q6)
5 June 2014 HIV-related Stigma 63
“itu pasien kan lagi hamil
istrinya... nah itu di gosipin
sama senior-senior perawat
situ... katanya
kandungannya terkena hiv
apa gak... Gitu...”(P7, p5, q6)
5 June 2014 HIV-related Stigma 64
Kesimpulan
• Penyebab utama timbulnya Stigma
terkait HIV di Indonesia adalah
kurangnya pendidikan kesehatan,
pengetahuan yang salah akan cara
penularan, dan takut akan tertular.
• Issue tentang self stigma masih
ditemukan dikalangan partisipan dan
menjadi issue yang serius didiskusikan
5 June 2014 HIV-related Stigma 65
Rekomendasi
• Perlunya penekanan kuat pada etika
keperawatan khususnya berfokus pada
HIV/AIDS. HIV/AIDS harus diajarkan tdk hanya
berfokus pada infeksinya saja tetapi juga harus
peka budaya. Hal ini akan merubah sikap dan
persepsi terhadap pasien HIV.
• Lebih banyak dilakukan program-program
edukasi untuk mengajarkan masyarakat
tentang infeksi HIV. Penekanannya pada model
transmisi, mitos seputar penularan infeksi dan
masalah-masalah sosial dan biomedis lainnya
yang terkait HIV/AIDS.
5 June 2014 HIV-related Stigma 66
Aplikasi Penelitian Kualitatif
Fenomenologi (Mixed-Methods)
STUDI TENTANG:
PENGALAMAN MAHASISWA PERAWAT
DALAM MERAWAT PASIEN HIV/AIDS
Latar Belakang
• Hasil penelitian Krisanty (2012) didapatkan bahwa masalah utama
timbulnya stigma terkait HIV di Indonesia adalah hasil dari
kurangnya pendidikan kesehatan tentang penyebab-penyebab HIV,
ketidakpedulian terhadap penularan dan ketakutan akan tertular
penyakit. Satu partisipan menyatakan bahwa stigma terkait HIV
tidak akan pernah hilang selama tenaga kesehatan profesional juga
belum mengerti tentang HIV dengan benar dan karena hal tersebut
masih melakukan stigma kepada pasien HIV.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 68
Pertanyaan Penelitian
• Apa saja pengalaman mahasiswa perawat
di Jakarta dalam merawat pasien dengan
HIV/AIDS?
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 69
Kerangka Konsep Penelitian
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 70
Desain Penelitian
• Penelitian ini merupakan penelitian Mixed-
Methods yaitu penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi melalui metode
Focus Group Discussion (FGD) dan penelitian
deskriptif dengan analisis kuantitatif melalui
survey untuk membantu memvalidasi hasil
temuan penelitian yang didapatkan melalui
metode Focus Group Discussion (FGD).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 71
Partisipan
Kriteria partisipan yang dipilih dengan Purposive
Sampling adalah:
• Mahasiswa Keperawatan Tahun Terakhir Program Studi Diploma III
Keperawatan di lingkungan AKPER Cikini dan AKPER Fatmawati di
Jakarta.
• Pernah merawat pasien dengan HIV di Rumah Sakit.
• Mampu menceritakan pengalamannya dengan baik.
• Bersedia terlibat dalam penelitian secara penuh dan
menandatangani inform consent.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 72
• Pengumpulan data kualitatif melalui Focus
Group Discussion, ditetapkan jumlah
sampel 8 (delapan) orang partisipan untuk
masing-masing Program Studi Diploma III
Keperawatan di lingkungan AKPER Cikini
dan AKPER Fatmawati di Jakarta.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 73
• Pengambilan sampel untuk metode survey dalam dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode non
probability sampling dengan pengambilan sampel
menggunakan teknik consecutive sampling, dimana
semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria
pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah
subjek yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro &
Ismael, 2010).
• Besar sampel yang diperoleh adalah 97 dibulatkan
menjadi 100 orang (50 orang pada setiap STIKES).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 74
Teknik Pengumpulan Data
• Peneliti menggunakan alat perekam (tape recorder) untuk merekam
data dan menyimpan informasi yang peneliti dapatkan melalui sesi
wawancara.
• Wawancara dilakukan dalam focus group discussion, yang
menggunakan pertanyaan-pertanyaan tidak terstruktur dan
umumnya pertanyaan terbuka-tertutup (open-ended questions).
• Peneliti menulis catatan lapangan (fieldnotes) segera setelah
wawancara, tergantung pada situasi, dalam hal ini peneliti fleksibel
dalam menentukan waktu, untuk menjaga kenyamanan partisipan
dan menjaga kami tetap pada jalurnya.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 75
Teknik Pengumpulan Data (2)
• Pengumpulan data dengan metode triangulasi juga dilakukan, yaitu
dengan menambahkan metode pengumpulan data dengan cara
survey pada 100 orang partisipan, dimana instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari Kuesioner yang berisi data demografi
partisipan dan pertanyaan tentang:
a) Pengetahuan akan HIV/AIDS. Partisipan melengkapi 18 item
instrumen pengetahuan akan HIV/AIDS yang dikembangkan oleh
Carey & Schroder (2002) dikutip dari Waluyo (2011).
b) Stigma, diskriminasi dan pandangan personal. Partisipan
melengkapi 9 pertanyaan instrumen stigma, diskriminasi, dan
pandangan personal yang dikembangkan oleh Thomas (2009).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 76
Teknik Analisis Data
Pendekatan fenomenologi:
• Pengorganisasian dan menyiapkan data untuk dianalisa.
• Membaca keseluruhan data.
• Memulai analisa mendetail dengan proses koding.
• Penetapan kategori dan tema.
• Mempresentasikan tema dan hasil deskripsi data pada
narasi kualitatif.
• Interpretasi atau pengertian akan data (meaning of
data).13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 77
Teknik Analisis Data (2)
• Data terkait latar belakang
(sosiodemografi), pengetahuan akan
HIV/AIDS, dan stigma, diskriminasi dan
pandangan personal dianalisis dengan
menggunakan SPSS (versi 15.0, SPSS
Inc, Chicago, IL).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 78
HASIL PENELITIAN
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 79
Tema dan kategori
• Peneliti mendapatkan 8 tema dan 15 sub-
tema
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 80
Penilaian terhadap pasien
1) Pengakuan pasien sebagai layaknya
manusia lainnya
Partisipan memandang merawat pasien HIV/AIDS seperti
merawat pasien lainnya, yang juga membutuhkan semua
layanan yang sama. Oleh karena itu, mereka harus
diperlakukan sama dengan pasien lain.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 81
“Manusia itu kan makhluk individual dan dia itu juga
makhluk yang harus memiliki sosialisasi , masa kalau
misalnya orang itu punya HIV, masa kita harus ngejauh
sih? Seharusnya tuh kita ngedukung supaya dia itu gak
terlalu terbebani sama penyakitnya, kita dukung dia
dengan ngasih support ….” (C1, Q2).
“….yang penting kita juga hati-hati ama pasien itu, jangan
milih-milih kasih dalam merawat pasien… Gak usah takut!
”(C2, Q4).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 82
Perasaan terhadap pasien
1) Simpati
Partisipan merasa simpati dengan
penderitaan yang pasien alami tetapi tidak
banyak yang dapat dilakukan selain
memberi support dan semangat kepada
pasien.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 83
“…saya berfikir kalo kakaknya tidak mau kesitu, siapa lagi
yang mau merawat pasien ini, sedangkan kita sebagai
mahasiswa kesehatan sendiri pun juga harus melakukan
tindakan kan Bu. Jadi, ya udah mau tidak mau kita harus
melakukan itu, yang saya sesalkan kenapa kakak perawat
sendiri disitu masih menghindari pasien B20...”(F4, Q4).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 84
HIV/AIDS sebagai penyakit yang
mematikan
Partisipan mengalami merawat pasien
HIV/AIDS sebagai situasi dimana sewaktu-
waktu pasien akan meninggal dan partisipan
tidak mempunyai kontrol apapun terhadap
apa yang dirasakan pasien.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 85
“Ketika berhadapan sama pasien, ini masih muda juga.. sekitar umur
25, 26.. dan saya tau kasusnya HIV/AIDS saya juga merawat dia…
karena sama-sama cowok lama-lama ngobrol itu. Saya nanya-nanya
ke dia… “Bagaimana sih bang perasaan abang tentang penyakit abang
ini?”Dia langsung bilang gini: “Kau pikir aku senang bisa mempunyai
penyakit ini? Aku menyesal dengan penyakit ini!! Emang dulu aku gak
mau dengar orang tua, minum minuman keras, ke diskotik, pernah
hidup bareng-bareng sama gay.. Sekarang aku menyesal dan malu
untuk berhadapan sama keluargaku, dan gak akan pernah kasih tahu
keluarga penyakitku ini…” (C5, Q6).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 86
Tantangan dalam memberikan
asuhan keperawatan
1) Tidak adekuatnya pengetahuan akan
merawat pasien HIV/AIDS
Karena informasi perawatan HIV/AIDS seringkali berganti-
ganti, beberapa partisipan merasa tidak memiliki
pengetahuan yang dapat membantu mereka nyaman
dalam memberikan asuhan keperawatan.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 87
“Pengalaman saya di bangsal itu… saya mengikuti
kakak’an (kakak ruangan)ke ruang isolasi itu. Saya belum
tau dia penyakit HIV, terus saya dekatin, saya pegang-
pegang tapi diruangan itu ada bau gimanaaa gitu, kak…
(tertawa), aroma kayak gimana… Terus dimarahain
kakak’an: “Gak usah terlalu dekat! Ambil jarak berapa
meter gitu… HIVnya itu aktif”.. Makanya saya takut dikit
gitu…. Terus saya tanya “Emang HIV itu aktif ya? Aktifnya
kayak gimana, kak?”…kakak’an jawab: “Cari di google!!”
(C4, Q4).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 88
Pengertian akan Stigma Terkait HIV
• Hampir setengah dari partisipan
menyatakan baru mendengar tentang
Stigma dan tidak mengetahui apa artinya.
Sedangkan setengahnya lagi
mengungkapkan arti lebih condong
terhadap etiologi penularannya.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 89
“Menurut saya saat saya mendengar kata stigma
tentang HIV menurut saya perilaku seseorang itu
perilakunya terlalu bebas dan tidak terkendali. Jadi
.. ee.. mungkin dari keluarga juga terpengaruh
karena.. kurang perhatian dari keluarga maka.. dia
akan eee… perilakunya akan bebas dilingkungan
masyarakat dan bisa melakukan hubungan
seksual dengan siapapun”(C3, Q1).
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 90
Analisis Univariat Variabel
Penelitian
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 91
Gambaran Umur Responden
• Umur responden pada penelitian ini paling muda adalah 18 tahun dan yang tertua 23
tahun, rata-rata (Mean) umur = 22.25 tahun, Median=20 tahun, Modus=20 tahun, dan
Standar Deviasi umur responden sebesar 0.93 tahun. Distribusi responden
berdasarkan umur tercantum pada tabel 1.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 92
Gambaran Jenis Kelamin
• Responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 13 orang (13.1%)
dan Perempuan sebanyak 86 orang (86.9%) sebagaimana terantum
pada tabel 2.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 93
Gambaran Pengalaman
Merawat Klien AIDS
• Variasi pengalaman ditentukan berdasarkan 4 kategori, yaitu Tidak
pernah, 1 kali, 2 kali, dan 3 kali atau lebih, sebagaimana tercantum
pada tabel 3.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 94
Gambaran Pengalaman
Mengelola Kasus Klien AIDS
• Variasi pengalaman ditentukan berdasarkan pengalaman responden
mengelola asuhan keperawatan dalam periode tertentu, sebagaimana
tercatum pada tabel 4.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 95
Gambaran Jawaban Responden terhadap pernyataan Pengetahuan
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 96
Gambaran Jawaban Responden terhadap pernyataan Sikap
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 97
Pembahasan
• Secara umum, partisipan mengungkapkan tingkatan
kenyamanan tertentu sebagai penerimaandalam merawat
pasien HIV/AIDS. Akan tetapi, partisipan masih mengalami
perasaan emosional dan mencoba untuk menutupinya dari
pasien mereka. Partisipan merasa prihatin tetapi bersamaan
dengan itu juga mereka merasa tidak dapat berbuat apa-
apa untuk menolong pasien mereka. Hal ini sama dengan
hasil penelitian Thomas (2009), yang meneliti mahasiswa
perawat di Guyana.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 98
• Partisipan berusaha untuk merawat tanpa melakukan
diskriminasi kepada pasien. Kedekatan mereka terhadap
pasiennya dapat terlihat dari upaya-upaya komunikasi
yang mereka lakukan. Partisipan juga memberikan
askep secara holistik yang ditunjukkan dengan merawat
pasien sebagai individu seutuhnya.Hal ini sesuai dengan
penelitian Kabuluzi (2005), yang meneliti mahasiswa
perawat dalam praktik pembelajaran klinik mereka.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 99
• Semua partisipan menyatakan bahwa mereka melakukan
diskriminasi pada pasien HIV pada awal masa praktek di rumah
sakit dan menggunakan lebih dari satu pasang sarung tangan (2
lapis). Tetapi mereka tidak melakukannya lagi sekarang karena
pengetahuan yang sudah mereka miliki. Hal diatas hampir sama
dengan hasil penelitian Badahdah & Sayem(2008), yang meneliti
mahasiswa di Yemen, bahwa Stigma terkait HIV terjadi akibat takut
tertular, ketakutan inilah yang membuat mereka percaya bahwa
menjauhi pasien HIV akan mencegah transmisi HIV.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 100
Kesimpulan
• Penyebab utama timbulnya Stigma terkait HIV di Indonesia adalah
kurangnya pendidikan kesehatan, pengetahuan yang salah akan
cara penularan, dan takut akan tertular.
• Walaupun mereka takut tertular tetapi partisipan tetap merawat
pasien HIV/AIDS dengan memandang nilai-nilai kemanusiaan,
pemahaman akan penderitaan pasien, menunjukkan kesungguhan
mereka dengan merawat pasien, dan membantu pasien melalui
masa-masa sulit pasien.
• Issue tentang self stigma masih ditemukan dikalangan partisipan
dan menjadi issue yang serius didiskusikan
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 101
Rekomendasi
• Perlunya penekanan kuat pada etika keperawatan khususnya
berfokus pada HIV/AIDS. HIV/AIDS harus diajarkan dalam satu
mata ajar tersendiri. Hal ini akan merubah sikap dan persepsi
terhadap pasien HIV.
• Lebih banyak dilakukan program-program edukasi untuk
mengajarkan masyarakat tentang infeksi HIV. Penekanannya pada
model transmisi, mitos seputar penularan infeksi dan masalah-
masalah sosial dan biomedis lainnya yang terkait HIV/AIDS.
13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 102
THANK YOU….THANK YOU….THANK YOU….THANK YOU….

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Metode Penelitian Kualitatif
Metode Penelitian KualitatifMetode Penelitian Kualitatif
Metode Penelitian KualitatifSiti Sahati
 
Problem solving-kes-masy
Problem solving-kes-masyProblem solving-kes-masy
Problem solving-kes-masyDae Zhun
 
Pengantar riset keperawatan
Pengantar riset keperawatanPengantar riset keperawatan
Pengantar riset keperawatanMahzar Wahyudi
 
Metodologi penelitian powerpoint
Metodologi penelitian  powerpointMetodologi penelitian  powerpoint
Metodologi penelitian powerpointRobert Lakka
 
Ppt Metodologi Penelitian: 3. Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian | Kelas: 6A...
Ppt Metodologi Penelitian: 3. Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian | Kelas: 6A...Ppt Metodologi Penelitian: 3. Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian | Kelas: 6A...
Ppt Metodologi Penelitian: 3. Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian | Kelas: 6A...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
PPT Uji T Dependent dan Indeppendent
PPT Uji T Dependent dan IndeppendentPPT Uji T Dependent dan Indeppendent
PPT Uji T Dependent dan IndeppendentZahrotutTaafufiyah
 
METODOLOGI PENELITIAN STUDI KASUS
METODOLOGI PENELITIAN STUDI KASUSMETODOLOGI PENELITIAN STUDI KASUS
METODOLOGI PENELITIAN STUDI KASUSAprilia putri
 
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanModul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanpjj_kemenkes
 
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikBiopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikpjj_kemenkes
 
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanBAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanNajMah Usman
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifNona Zesifa
 
Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1Ridel Torar
 

Was ist angesagt? (20)

Metode Penelitian Kualitatif
Metode Penelitian KualitatifMetode Penelitian Kualitatif
Metode Penelitian Kualitatif
 
Problem solving-kes-masy
Problem solving-kes-masyProblem solving-kes-masy
Problem solving-kes-masy
 
Etika penelitian
Etika penelitianEtika penelitian
Etika penelitian
 
Sidang skripsi ppt
Sidang skripsi pptSidang skripsi ppt
Sidang skripsi ppt
 
Pengantar riset keperawatan
Pengantar riset keperawatanPengantar riset keperawatan
Pengantar riset keperawatan
 
Masalah penelitian
Masalah penelitianMasalah penelitian
Masalah penelitian
 
Homecare lansia
Homecare lansiaHomecare lansia
Homecare lansia
 
Teori kurt lewin
Teori kurt lewinTeori kurt lewin
Teori kurt lewin
 
Metodologi penelitian powerpoint
Metodologi penelitian  powerpointMetodologi penelitian  powerpoint
Metodologi penelitian powerpoint
 
Ppt Metodologi Penelitian: 3. Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian | Kelas: 6A...
Ppt Metodologi Penelitian: 3. Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian | Kelas: 6A...Ppt Metodologi Penelitian: 3. Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian | Kelas: 6A...
Ppt Metodologi Penelitian: 3. Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian | Kelas: 6A...
 
PPT Uji T Dependent dan Indeppendent
PPT Uji T Dependent dan IndeppendentPPT Uji T Dependent dan Indeppendent
PPT Uji T Dependent dan Indeppendent
 
METODOLOGI PENELITIAN STUDI KASUS
METODOLOGI PENELITIAN STUDI KASUSMETODOLOGI PENELITIAN STUDI KASUS
METODOLOGI PENELITIAN STUDI KASUS
 
Dasar-dasar Ekonomi Kesehatan
Dasar-dasar Ekonomi KesehatanDasar-dasar Ekonomi Kesehatan
Dasar-dasar Ekonomi Kesehatan
 
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanModul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
 
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikBiopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
 
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanBAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatif
 
Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1
 
Literature Review
Literature ReviewLiterature Review
Literature Review
 
Minggu 5_Skala Pengukuran
Minggu 5_Skala PengukuranMinggu 5_Skala Pengukuran
Minggu 5_Skala Pengukuran
 

Ähnlich wie Penelitian kualitatif kesehatan

Permasalahan pada Penelitian Kualitatif_
Permasalahan pada Penelitian Kualitatif_Permasalahan pada Penelitian Kualitatif_
Permasalahan pada Penelitian Kualitatif_AyuFitriyaniPrasetya
 
PENELITIAN_KUALITATIF_[Compatibility_Mode].pdf
PENELITIAN_KUALITATIF_[Compatibility_Mode].pdfPENELITIAN_KUALITATIF_[Compatibility_Mode].pdf
PENELITIAN_KUALITATIF_[Compatibility_Mode].pdfTinaa18
 
JENIS-PENELITIAN dalam pembelajaran math
JENIS-PENELITIAN dalam pembelajaran mathJENIS-PENELITIAN dalam pembelajaran math
JENIS-PENELITIAN dalam pembelajaran mathmuhihsan19
 
Kelompok 1 Presentasi.pdf
Kelompok 1 Presentasi.pdfKelompok 1 Presentasi.pdf
Kelompok 1 Presentasi.pdfMuhamadSoleh33
 
metodologi penelitian
metodologi penelitianmetodologi penelitian
metodologi penelitianhasbiaahasbi
 
Paparan Tentang Penelitian Kualitatif .pptx
Paparan Tentang Penelitian Kualitatif .pptxPaparan Tentang Penelitian Kualitatif .pptx
Paparan Tentang Penelitian Kualitatif .pptxrahmameisya99
 
Psikologi_Kepribadian_14.pptx
Psikologi_Kepribadian_14.pptxPsikologi_Kepribadian_14.pptx
Psikologi_Kepribadian_14.pptxSyahfiraNurul
 
Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatifPenelitian kualitatif
Penelitian kualitatifocwunj_fip
 
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatifPertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatifAl Azhar Indonesia University
 
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptxsosialisman
 
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) finalMetodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) finalMirza Shahreza
 
Penelitian kualitatif untuk penelitian pendidikan
Penelitian kualitatif untuk penelitian pendidikanPenelitian kualitatif untuk penelitian pendidikan
Penelitian kualitatif untuk penelitian pendidikanDian Equanti
 
3. dua pendekatan dalam penelitian
3. dua pendekatan dalam penelitian3. dua pendekatan dalam penelitian
3. dua pendekatan dalam penelitianRahman Faisal Erison
 
Qualitative approaches kelompok 14
Qualitative approaches kelompok 14Qualitative approaches kelompok 14
Qualitative approaches kelompok 14iqbalbale09
 
Apa yang dimaksud masalah
Apa yang dimaksud masalahApa yang dimaksud masalah
Apa yang dimaksud masalahYf Indah
 
K2 - KAJIAN ETHNOGRAFI.ppt
K2 - KAJIAN ETHNOGRAFI.pptK2 - KAJIAN ETHNOGRAFI.ppt
K2 - KAJIAN ETHNOGRAFI.pptLmayPhang
 
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatifWarnet Raha
 

Ähnlich wie Penelitian kualitatif kesehatan (20)

Permasalahan pada Penelitian Kualitatif_
Permasalahan pada Penelitian Kualitatif_Permasalahan pada Penelitian Kualitatif_
Permasalahan pada Penelitian Kualitatif_
 
PENELITIAN_KUALITATIF_[Compatibility_Mode].pdf
PENELITIAN_KUALITATIF_[Compatibility_Mode].pdfPENELITIAN_KUALITATIF_[Compatibility_Mode].pdf
PENELITIAN_KUALITATIF_[Compatibility_Mode].pdf
 
Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatifPenelitian kualitatif
Penelitian kualitatif
 
JENIS-PENELITIAN dalam pembelajaran math
JENIS-PENELITIAN dalam pembelajaran mathJENIS-PENELITIAN dalam pembelajaran math
JENIS-PENELITIAN dalam pembelajaran math
 
Penel kualitatif bbptpt (yuti)
Penel kualitatif   bbptpt (yuti)Penel kualitatif   bbptpt (yuti)
Penel kualitatif bbptpt (yuti)
 
Kelompok 1 Presentasi.pdf
Kelompok 1 Presentasi.pdfKelompok 1 Presentasi.pdf
Kelompok 1 Presentasi.pdf
 
metodologi penelitian
metodologi penelitianmetodologi penelitian
metodologi penelitian
 
Paparan Tentang Penelitian Kualitatif .pptx
Paparan Tentang Penelitian Kualitatif .pptxPaparan Tentang Penelitian Kualitatif .pptx
Paparan Tentang Penelitian Kualitatif .pptx
 
Psikologi_Kepribadian_14.pptx
Psikologi_Kepribadian_14.pptxPsikologi_Kepribadian_14.pptx
Psikologi_Kepribadian_14.pptx
 
Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatifPenelitian kualitatif
Penelitian kualitatif
 
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatifPertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
 
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx
 
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) finalMetodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
 
Penelitian-Kualitatif.pdf
Penelitian-Kualitatif.pdfPenelitian-Kualitatif.pdf
Penelitian-Kualitatif.pdf
 
Penelitian kualitatif untuk penelitian pendidikan
Penelitian kualitatif untuk penelitian pendidikanPenelitian kualitatif untuk penelitian pendidikan
Penelitian kualitatif untuk penelitian pendidikan
 
3. dua pendekatan dalam penelitian
3. dua pendekatan dalam penelitian3. dua pendekatan dalam penelitian
3. dua pendekatan dalam penelitian
 
Qualitative approaches kelompok 14
Qualitative approaches kelompok 14Qualitative approaches kelompok 14
Qualitative approaches kelompok 14
 
Apa yang dimaksud masalah
Apa yang dimaksud masalahApa yang dimaksud masalah
Apa yang dimaksud masalah
 
K2 - KAJIAN ETHNOGRAFI.ppt
K2 - KAJIAN ETHNOGRAFI.pptK2 - KAJIAN ETHNOGRAFI.ppt
K2 - KAJIAN ETHNOGRAFI.ppt
 
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
 

Kürzlich hochgeladen

power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 

Penelitian kualitatif kesehatan

  • 2. Natural Setting Penelitian kualitatif mempelajari hal-hal dalam natural settings-nya, bertujuan untuk mengerti (make sense), atau menginterpretasi, fenomena dalam menurut pengertian yang diberikan oleh orang-orang akan hal tersebut.
  • 3. Emic & Ethic view Pendekatan penelitian kualitatif mencari cara untuk mendeskripsikan & menganalisa budaya dan perilaku manusia & kelompoknya melalui sudut pandang apa yang dipelajari (point of view of those being studied).
  • 4. Realita-realita Sosial Ditekankan pada “socially constructed of reality”.
  • 5. Pengertian bukan pengukuran atau penilaian (judging) Penelitian kualitatif bertujuan mencari arti dari kejadian2 & perilaku2, daripada menginvestigasi pengetahuan atau mengukur perilaku.
  • 6. Context & contextualizing Kenyataan adalah satu kesatuan; tdk dpt dimengerti dg mengisolasi dari konteks nya; juga tdk dpt dipisah2 melalui pembelajaran yg ber-beda2. Disain kualitatif adalah holistik. Ini spt melihat sebuah gambar besar, kesatuan gambar, & dimulai dg suatu pencarian untuk mengerti akan keseluruhannya.
  • 7. Peneliti sebagai Instrumen Desain kualitatif mengharuskan peneliti menjadi instrumen dari penelitiannya. Artinya, peneliti harus mempunyai kemampuan untuk mengobservasi perilaku & harus menajamkan kemampuan untuk mengobservasi & face- to-face interview. Their eyes must be taught to see; there ears must be taught to hear.
  • 8. Latar Belakang Peneliti mengungkapkan suatu masalah, & mereka menjustifikasikan mengapa masalah tersebut perlu diteliti. Peneliti akan menggambarkan suatu masalah penelitian yg akan sgt baik dimengerti melalui pengeksplorasian suatu konsep atau fenomena; atau suatu topik dimana variabel2 & teori2 yg mendasari tdk diketahui!
  • 9. Karakteristik masalah penelitian kualitatif: a. Konsep “imatur” b. Suatu keyakinan bhw teori yg ada mungkin tdk akurat, tdk cocok, tdk benar, atau bias c. Suatu kebutuhan utk mengeksplor & menggambarkan fenomena & mengembangkan teori; atau d. The nature of the phenomenon mungkin tdk bisa dipecahkan melalui pengukuran kuantitatif
  • 10. Contoh: Anak2 SD yg memiliki kecemasan yg mempengaruhi proses belajar (suatu masalah), & cara terbaik utk mengeksplor masalah ini yaitu dg datang ke sekolah & kontak langsung dg guru2 & murid2nya. Beberapa peneliti kualitatif mungkiin mempunyai a theoritical lens bgmn masalah ini bisa dipecahkan (misalnya perilaku rasial)
  • 11. Pernyataan tujuan (Purpose Statement) Gunakan kata “bertujuan”, “mencoba untuk” pusat pengontrol ide dalam penelitian Berfokus pada satu single phenomenon (atau konsep atau ide). Artinya suatu tujuan tdk diungkapkan dg “mengkaitkan” 2 variabel atau lebih atau “membandingkan” 2 kelompok atau lebih, spt yg selalu ditemui pada penelitian kualitatif! Gunakan kata kerja untuk menunjukkan bagaimana penelitian akan dilakukan “menggambarkan”, “mengembangkan”, “mempelajari arti dari….”
  • 12. Gunakan kata2 & kalimat2 netral, misalnya mengeksplorasi “pengalaman individu” daripada “pengalaman keberhasilan individu”. Peneliti dianggap menganiaya “hukum tanpa arahan / law of nondirection” dlm penelitian kualitatif dg menggunakan kata2 yg membawa kpd pemberian arah orientasi
  • 13. Memberikan suatu definisi kerja umum dari fenomena atau ide sentral. Definisi ini tdk kaku atau di-set, tetapi tentatif & berkembang sejalan dg penelitian berdasarkan informasi dari partisipan Termasuk ungkapan2 strategi yg akan digunakan dlm pengumpulan data, analisa data, & proses penelitian, spt apakah penelitian akan menggunakan pendekatan ethnographic, grounded theory, case study, phenomenological, atau narrative.
  • 14. Menyebutkan jumlah partisipan dlm penelitian tsb, apakah partisipan itu satu individu atau lebih, suatu kelompok orang, atau keseluruhan organisasi Identifikasi tempat penelitian (research site), spt rumah2, kelas2, organisasi, program, atau kejadian. Gambarkan secara detail sehingga pembaca akan tahu dg jelas dimana penelitian dilakukan!
  • 15. Pertanyaan Penelitian (Research Questions) Penelitian kualitatif menggunakan pertanyaan penelitian, bukan obyektifitas (mis. Tujuan2 spesifik dari penelitian) atau hipotesis (mis. Prediksi yg melibatkan variabel & tes statistik) Pertanyaan penelitian ini disampaikan dlm 2 bentuk: suatu pertanyaan sentral & pertanyaan2 yang berhubungan (subquestions)
  • 16. Pertanyaan sentral adalah suatu pernyataan pertanyaan yg dipelajari dlm penelitian, dlm bentuk general (pertanyaan umum)
  • 17. Petunjuk menulis Pertanyaan Penelitian Peneliti menanyakan satu atau dua pertanyaan sentral yg diikuti dg tdk lebih dari 5 – 7 subquestions (pertanyaan khusus) Hubungkan pertanyaan sentral dg strategi pendekatan kualitatif yg spesifik. Setiap strategi akan berbeda satu sama lain!
  • 18. Ethno: kemajuan taksonomi pertanyaan penelitian tmsk mini-tour, pengalaman, bahasa asli, kontras, & verifikasi pertanyaan. Fenomologi: pertanyaan mungkin meluas tanpa referensi khusus dari literatur2 yg ada. Grounded: pertanyaan mungkin b.d prosedur2 dlm analisa data spt open coding (“kategori apa yg muncul dari interaksi antara caregiver & pasien?”) atau axial coding (“Bagaimana perawatan berhubungan dg tindakan2 dari perawat?”) Diawali dg kata “apa” atau “bagaimana” untuk memberi suatu desain pertanyaan terbuka. “Mengapa” menyatakan sebab & akibat hanya cocok untuk penelitian kuantitaf.
  • 19. Berfokus pada suatu single fenomena atau konsep Gunakan kata2 pengeksplor utk menyampaikan desain penelitian: pencarian / discover (Grounded), mencari pengertian/ seek to understand (Ethno), mengeksplorasi suatu proses (Case study), menggambarkan pengalaman (Phenomenology), menyampaikan cerita / report the stories (Narrative research).
  • 20. Gunakan bahasa non-arahan. Jangan gunakan kata2 yg memberi arahan spt dlm penelitian kuantitatif: mempengaruhi, mengakibatkan, dampak, membandingkan, sebab, dan hubungan! Gunakan pertanyaan open-ended tanpa merefer pada literatur atau teori kecuali hal2 yg mengindikasikan strategi pendekatan kualitatif.
  • 21. “Bagaimana wanita2 dlm program doktoral psikologi menggambarkan keputusan mereka untuk kembali kuliah? “Bagaimana kembali kuliah merubah kehidupan wanita2 ini?”
  • 22. Aplikasi Penelitian Kualitatif Narrative Approach Sexual Subjectivities of Young Executive Gay Men in Jakarta, Indonesia 2007
  • 23. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Rationale The estimate size of gay = 1.9% from whole population 3.8 millions Gay is not much accepted as much as waria (man- woman) medical discourse of high-risk group of HIV/AIDS Homophobia in Indonesia Kaliurang tragedy on Nov 11, 2000. Homophobia a link with Western ideology
  • 24. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Research question 1. What does it mean for being a gay in terms of sexual subjectivity, gender & sexual identity? 2. How do the sexual subjectivity, gender & sexual identity change along with space-time specific encounter?
  • 25. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Theoretical concepts Postmodern perspective on homosexuality & bisexuality – Foucault: discourse, power and knowledge – Herdt and Boxer: postmodern bisexuality
  • 26. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011
  • 27. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Research methodology Design: Qualitative research with narrative approach Methods: •Narrative interviews—5 interviews •Interviewing NGOs – 2 counselors from gay and LGBT NGOs
  • 28. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Research methodology (Cont.) • Participant Observations – tennis court, café, discothèque, gay bar; Non participants — sauna, rumah kucing (gay brothels) • Photo elicitation • Secondary data
  • 29. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Mapping
  • 30. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Mapping (Cont.)
  • 31. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Tennis court
  • 32. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Summary of my research partners selected by Snowballing technique • 5 participants: 1 CEO, 2 middle layer, 2 lower layer of executive • Single • Age between 29-36 years old • Degree: 2 graduates, 3 bachelors • Religion – 2 Moslem, 3 Christian • Multinational companies and European’s embassy
  • 33. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Data analysis Fully transcribed of fieldnotes, subject journaling or diary, & interview results. Make sense of data Thematic coding Discourse analysis Analytical framework was based on postmodern feminist perspective
  • 34. 5 10011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Findings
  • 35. 5 10011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Contextual xcv., Sexual fluidity: time & space Sexual health: needs & problems - Discourse -> hiding - Living in two different worlds - Gays’ life style -Type of relation - Meaning of sex - Places - Rumah Kucing - Vulnerable of STI/HIV - Access to the health services
  • 36. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Contextual factors Discourses on gay men • Religion teaching philosophy “Honestly, deep in my heart I know that what I am doing is wrong because I have strong believed in my religion. There is religion teaching philosophy that I strongly believe” • Kambing hitam (scapegoat) methapor “Yes, gay always get blamed”
  • 37. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Contextual factors (Cont.) • Psychological discourse “Firstly, I think that if I never knew my first boyfriend, maybe I will never be like I am now. That is why my mother said that I was wrong to choose friends”
  • 38. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Contextual factors (Cont.) Homosexuality as a crime: legal discourse Palembang’s provincial regulation no. 2/ 2004 about eradicate prostitution Arranged marriage: discursive practice “Better I decide to marry with a lesbian. The important thing is my parents know that I’m married Metrosexual life gay’s world
  • 39. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Sexual health needs & problems Vulnerable of STI/HIV non condom use when: With lover trust! Believe –making less pleasure Private doctors and hospital more trustable to protect the confidentiality
  • 40. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Discussion Sexual Identity of executive gay men: masculine, assertive sexual role Psychological discourse as dominant discourse Emerging institutional discourse on homosexuality as a crime from Religious fundamentalist Sexual Subjectivity, Sexual Body, Sport (athletic) body and body Project
  • 41. 5 1 0011 0010 1010 1101 0001 0100 1011 Recommendations 1. HIV prevention program designed for gay men should be context-specific by incorporate social risk that they face including feeling of trust and intimacy with steady partners as well as sexual fluidity among space and time 2. Condom use promotion program designed for gay men should be considered the sexual identities and roles of gay men, i.e. the assertive role in sexual act, the sexual role as the decision maker in types of sex act.
  • 42. Aplikasi Penelitian Kualitatif Grounded Theory STIGMA TERKAIT HIV: PERSEPSI DAN SIKAP MAHASISWA PERAWAT TERHADAP PASIEN HIV
  • 43. Latar Belakang • Berdasarkan UNAIDS Report 2013, diperkirakan total 4.734.000 jiwa yang hidup dengan HIV di 12 negara di kawasan Asia-Pasifik, dengan 610.000 jiwa adalah penduduk Indonesia. Angka infeksi baru HIV antara tahun 2001 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan sebanyak 2,6 kali (UNAIDS, 2013). 5 June 2014 43HIV-related Stigma
  • 44. • Menurut Pan American Health Organisation (2005, dikutip dari Thomas, 2009), tenaga kesehatan memberikan pengaruh besar terhadap kesejahteraan fisik dan emosional orang yang hidup dengan HIV. 5 June 2014 44HIV-related Stigma
  • 45. Pertanyaan Penelitian • Bagaimanakah gambaran tentang stigma terkait HIV dalam pandangan mahasiswa perawat Program Studi Strata-1 Keperawatan di lingkungan STIKES Bani Saleh, Bekasi, Jawa Barat? 5 June 2014 45HIV-related Stigma
  • 46. Kerangka Konsep Penelitian 5 June 2014 46HIV-related Stigma
  • 47. Desain Penelitian • Penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan grounded theory. Fokus dari penelitian metode grounded theory untuk menemukan atau menghasilkan teori dari suatu fenomena yang berkaitan dengan suatu keadaan ketika individu (subjek penelitian) berinteraksi langsung, mengambil bagian, dan melebur berproses menjadi satu terhadap suatu fenomena (Ghony & Almanshur, 2012). 5 June 2014 47HIV-related Stigma
  • 48. Partisipan Pemilihan dengan Purposive Sampling dengan kriteria: • Mahasiswa Keperawatan Semester VII Program Studi Strata I Keperawatan di lingkungan STIKES Bani Saleh, Bekasi, Jawa Barat. • Pernah merawat pasien dengan HIV di Rumah Sakit. • Mampu menceritakan pengalamannya dengan baik. • Bersedia terlibat dalam penelitian secara penuh dan menandatangani inform consent. 5 June 2014 48HIV-related Stigma
  • 49. • Pengumpulan data adalah melalui Focus Group Discussion, maka jumlah sampel ditetapkan 8 mahasiswa (sesuai dengan Hancock, Ocleford & Windridge, 2007: 6 -10 partisipan). Juga dilakukan metode triangulasi yaitu dengan in-depth interview pada tiga orang mahasiswa (semula direncanakan hanya dua). 5 June 2014 49HIV-related Stigma
  • 50. Teknik Pengumpulan Data • Peneliti menggunakan alat perekam (tape recorder) untuk merekam data dan menyimpan informasi yang peneliti dapatkan melalui sesi wawancara. • Wawancara dilakukan dalam focus group discussion, yang menggunakan pertanyaan- pertanyaan tidak terstruktur dan umumnya pertanyaan terbuka-tertutup (open-ended questions). • Peneliti menulis catatan lapangan (fieldnotes) segera setelah wawancara, tergantung pada situasi, dalam hal ini peneliti fleksibel dalam menentukan waktu, untuk menjaga kenyamanan partisipan dan menjaga kami tetap pada jalurnya. 5 June 2014 50HIV-related Stigma
  • 51. Teknik Analisis Data Thematic Coding • Mengumpulkan kategori dari informasi (open coding). • Memilih salah satu dari kategori. • Menempatkan salah satu kategori tersebut dalam suatu model teori (axial coding). • Menjelaskan secara lengkap suatu cerita dari keterhubungan setiap kategori (selective coding). 5 June 2014 51HIV-related Stigma
  • 52. HASIL PENELITIAN 5 June 2014 HIV-related Stigma 52
  • 53. Tema dan kategori • Peneliti mendapatkan 13 tema dan 7 kategori • Setelah axial koding didapatkan, 4 model teori 5 June 2014 HIV-related Stigma 53
  • 54. Hasil Grounded theory 5 June 2014 HIV-related Stigma 54
  • 55. Pengertian akan Stigma Terkait HIV • Hampir semua partisipan memiliki pengertian yang jelas tentang Stigma Terkait HIV & merasakan bahwa hal ini masih menjadi suatu masalah di Indonesia. Satu orang partispan menyatakan bahwa Stigma memiliki konotasi yang negatif. 5 June 2014 HIV-related Stigma 55
  • 56. • “Seseorang setelah di ketahui oleh lingkungannya mengidap HIV, secara otomatis lingkungannya itu akan menjudge atau secara langsung atau tidak langsung akan menjauhi orang itu karena ketakutan akan stigma dari hiv itu sendiri....” (P1,w1,q1) 5 June 2014 HIV-related Stigma 56
  • 57. • Pada saat ditanyakan apakah mereka pernah melakukan stigma pada pasien HIV, jawaban mereka sangat variatif. “awal saya praktek e.. waktu itu saya disuruh mengganti selang infus dan... itu saya awalnya ragu ragu.... dan takut... dan pengen melarikan diri ajah...” (P4, p2, q3) 5 June 2014 HIV-related Stigma 57
  • 58. Sumber & Manifestasi Stigma Terkait HIV 1. Kurangnya kerahasiaan Orang yang hidup dengan HIV sangatlah takut jika status HIV mereka diketahui oleh petugas kesehatan, maka orang lain di lingkungannya akan tahu juga. FGD mengungkapkannya dalam informasi dibawah ini. 5 June 2014 HIV-related Stigma 58
  • 59. • “dalam kehidupan dilingkungan saya belum pernah ada pasien dengan penyakit hiv... Di kampung itu kan mungkin banyak pemudanya, tapi kita tuh berkomitmen bahwa salah satu dari temen kita ada yang “nakal”, minum minuman keras otomatis dari temen temen ini boleh ngapain aja...mungkin mukulin gak apa apa gitu yah...”(P5, p3, q6) 5 June 2014 HIV-related Stigma 59
  • 60. 2. Isolasi dan Desersi Banyak partispan melaporkan isolasi yang dialami oleh pasien HIV baik diluar maupun didalam rumah sakit. Beberapa komentar mereka: 5 June 2014 HIV-related Stigma 60
  • 61. • “pasien saya cerita jelas waktu saya tanya mana keluarganya... Dia bilang “ keluarga saya gak tau kemana.... saya di kucilin, malah gak dianggap sama sekali... saya sakit aja, gak ada yang pernah nungguin”....” (P2, w2, q6) 5 June 2014 HIV-related Stigma 61
  • 62. Stigma oleh petugas kesehatan profesional Banyak partispan menyatakan stigma terkait HIV dialami oleh pasien HIV ataupun berdasarkan observasi langsung mereka, yang dilakukan oleh perawat dan dokter yang merawat pasien HIV. Beberapa komentar mereka: 5 June 2014 HIV-related Stigma 62
  • 63. “contohnya pada saat itu ketika dokter visit ke ruang pasien, ketauan banget dari non verbalnya dia itu seperti menjauhi pasien.... trus dari perawatnya pas pasien ingin buang air besar, karena dia gak bisa jalan pasiennya itu minta untuk di rangkul gitu sama perawatnya biar masuk ke toiletnya.... perawatnya itu bilang “Tunggu saya ada urusan....”.... trus perawatnya itu keluar dan memanggil keluarganya....” (P2, w2, q6) 5 June 2014 HIV-related Stigma 63
  • 64. “itu pasien kan lagi hamil istrinya... nah itu di gosipin sama senior-senior perawat situ... katanya kandungannya terkena hiv apa gak... Gitu...”(P7, p5, q6) 5 June 2014 HIV-related Stigma 64
  • 65. Kesimpulan • Penyebab utama timbulnya Stigma terkait HIV di Indonesia adalah kurangnya pendidikan kesehatan, pengetahuan yang salah akan cara penularan, dan takut akan tertular. • Issue tentang self stigma masih ditemukan dikalangan partisipan dan menjadi issue yang serius didiskusikan 5 June 2014 HIV-related Stigma 65
  • 66. Rekomendasi • Perlunya penekanan kuat pada etika keperawatan khususnya berfokus pada HIV/AIDS. HIV/AIDS harus diajarkan tdk hanya berfokus pada infeksinya saja tetapi juga harus peka budaya. Hal ini akan merubah sikap dan persepsi terhadap pasien HIV. • Lebih banyak dilakukan program-program edukasi untuk mengajarkan masyarakat tentang infeksi HIV. Penekanannya pada model transmisi, mitos seputar penularan infeksi dan masalah-masalah sosial dan biomedis lainnya yang terkait HIV/AIDS. 5 June 2014 HIV-related Stigma 66
  • 67. Aplikasi Penelitian Kualitatif Fenomenologi (Mixed-Methods) STUDI TENTANG: PENGALAMAN MAHASISWA PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN HIV/AIDS
  • 68. Latar Belakang • Hasil penelitian Krisanty (2012) didapatkan bahwa masalah utama timbulnya stigma terkait HIV di Indonesia adalah hasil dari kurangnya pendidikan kesehatan tentang penyebab-penyebab HIV, ketidakpedulian terhadap penularan dan ketakutan akan tertular penyakit. Satu partisipan menyatakan bahwa stigma terkait HIV tidak akan pernah hilang selama tenaga kesehatan profesional juga belum mengerti tentang HIV dengan benar dan karena hal tersebut masih melakukan stigma kepada pasien HIV. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 68
  • 69. Pertanyaan Penelitian • Apa saja pengalaman mahasiswa perawat di Jakarta dalam merawat pasien dengan HIV/AIDS? 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 69
  • 70. Kerangka Konsep Penelitian 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 70
  • 71. Desain Penelitian • Penelitian ini merupakan penelitian Mixed- Methods yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi melalui metode Focus Group Discussion (FGD) dan penelitian deskriptif dengan analisis kuantitatif melalui survey untuk membantu memvalidasi hasil temuan penelitian yang didapatkan melalui metode Focus Group Discussion (FGD). 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 71
  • 72. Partisipan Kriteria partisipan yang dipilih dengan Purposive Sampling adalah: • Mahasiswa Keperawatan Tahun Terakhir Program Studi Diploma III Keperawatan di lingkungan AKPER Cikini dan AKPER Fatmawati di Jakarta. • Pernah merawat pasien dengan HIV di Rumah Sakit. • Mampu menceritakan pengalamannya dengan baik. • Bersedia terlibat dalam penelitian secara penuh dan menandatangani inform consent. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 72
  • 73. • Pengumpulan data kualitatif melalui Focus Group Discussion, ditetapkan jumlah sampel 8 (delapan) orang partisipan untuk masing-masing Program Studi Diploma III Keperawatan di lingkungan AKPER Cikini dan AKPER Fatmawati di Jakarta. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 73
  • 74. • Pengambilan sampel untuk metode survey dalam dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode non probability sampling dengan pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling, dimana semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro & Ismael, 2010). • Besar sampel yang diperoleh adalah 97 dibulatkan menjadi 100 orang (50 orang pada setiap STIKES). 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 74
  • 75. Teknik Pengumpulan Data • Peneliti menggunakan alat perekam (tape recorder) untuk merekam data dan menyimpan informasi yang peneliti dapatkan melalui sesi wawancara. • Wawancara dilakukan dalam focus group discussion, yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan tidak terstruktur dan umumnya pertanyaan terbuka-tertutup (open-ended questions). • Peneliti menulis catatan lapangan (fieldnotes) segera setelah wawancara, tergantung pada situasi, dalam hal ini peneliti fleksibel dalam menentukan waktu, untuk menjaga kenyamanan partisipan dan menjaga kami tetap pada jalurnya. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 75
  • 76. Teknik Pengumpulan Data (2) • Pengumpulan data dengan metode triangulasi juga dilakukan, yaitu dengan menambahkan metode pengumpulan data dengan cara survey pada 100 orang partisipan, dimana instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Kuesioner yang berisi data demografi partisipan dan pertanyaan tentang: a) Pengetahuan akan HIV/AIDS. Partisipan melengkapi 18 item instrumen pengetahuan akan HIV/AIDS yang dikembangkan oleh Carey & Schroder (2002) dikutip dari Waluyo (2011). b) Stigma, diskriminasi dan pandangan personal. Partisipan melengkapi 9 pertanyaan instrumen stigma, diskriminasi, dan pandangan personal yang dikembangkan oleh Thomas (2009). 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 76
  • 77. Teknik Analisis Data Pendekatan fenomenologi: • Pengorganisasian dan menyiapkan data untuk dianalisa. • Membaca keseluruhan data. • Memulai analisa mendetail dengan proses koding. • Penetapan kategori dan tema. • Mempresentasikan tema dan hasil deskripsi data pada narasi kualitatif. • Interpretasi atau pengertian akan data (meaning of data).13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 77
  • 78. Teknik Analisis Data (2) • Data terkait latar belakang (sosiodemografi), pengetahuan akan HIV/AIDS, dan stigma, diskriminasi dan pandangan personal dianalisis dengan menggunakan SPSS (versi 15.0, SPSS Inc, Chicago, IL). 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 78
  • 79. HASIL PENELITIAN 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 79
  • 80. Tema dan kategori • Peneliti mendapatkan 8 tema dan 15 sub- tema 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 80
  • 81. Penilaian terhadap pasien 1) Pengakuan pasien sebagai layaknya manusia lainnya Partisipan memandang merawat pasien HIV/AIDS seperti merawat pasien lainnya, yang juga membutuhkan semua layanan yang sama. Oleh karena itu, mereka harus diperlakukan sama dengan pasien lain. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 81
  • 82. “Manusia itu kan makhluk individual dan dia itu juga makhluk yang harus memiliki sosialisasi , masa kalau misalnya orang itu punya HIV, masa kita harus ngejauh sih? Seharusnya tuh kita ngedukung supaya dia itu gak terlalu terbebani sama penyakitnya, kita dukung dia dengan ngasih support ….” (C1, Q2). “….yang penting kita juga hati-hati ama pasien itu, jangan milih-milih kasih dalam merawat pasien… Gak usah takut! ”(C2, Q4). 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 82
  • 83. Perasaan terhadap pasien 1) Simpati Partisipan merasa simpati dengan penderitaan yang pasien alami tetapi tidak banyak yang dapat dilakukan selain memberi support dan semangat kepada pasien. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 83
  • 84. “…saya berfikir kalo kakaknya tidak mau kesitu, siapa lagi yang mau merawat pasien ini, sedangkan kita sebagai mahasiswa kesehatan sendiri pun juga harus melakukan tindakan kan Bu. Jadi, ya udah mau tidak mau kita harus melakukan itu, yang saya sesalkan kenapa kakak perawat sendiri disitu masih menghindari pasien B20...”(F4, Q4). 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 84
  • 85. HIV/AIDS sebagai penyakit yang mematikan Partisipan mengalami merawat pasien HIV/AIDS sebagai situasi dimana sewaktu- waktu pasien akan meninggal dan partisipan tidak mempunyai kontrol apapun terhadap apa yang dirasakan pasien. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 85
  • 86. “Ketika berhadapan sama pasien, ini masih muda juga.. sekitar umur 25, 26.. dan saya tau kasusnya HIV/AIDS saya juga merawat dia… karena sama-sama cowok lama-lama ngobrol itu. Saya nanya-nanya ke dia… “Bagaimana sih bang perasaan abang tentang penyakit abang ini?”Dia langsung bilang gini: “Kau pikir aku senang bisa mempunyai penyakit ini? Aku menyesal dengan penyakit ini!! Emang dulu aku gak mau dengar orang tua, minum minuman keras, ke diskotik, pernah hidup bareng-bareng sama gay.. Sekarang aku menyesal dan malu untuk berhadapan sama keluargaku, dan gak akan pernah kasih tahu keluarga penyakitku ini…” (C5, Q6). 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 86
  • 87. Tantangan dalam memberikan asuhan keperawatan 1) Tidak adekuatnya pengetahuan akan merawat pasien HIV/AIDS Karena informasi perawatan HIV/AIDS seringkali berganti- ganti, beberapa partisipan merasa tidak memiliki pengetahuan yang dapat membantu mereka nyaman dalam memberikan asuhan keperawatan. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 87
  • 88. “Pengalaman saya di bangsal itu… saya mengikuti kakak’an (kakak ruangan)ke ruang isolasi itu. Saya belum tau dia penyakit HIV, terus saya dekatin, saya pegang- pegang tapi diruangan itu ada bau gimanaaa gitu, kak… (tertawa), aroma kayak gimana… Terus dimarahain kakak’an: “Gak usah terlalu dekat! Ambil jarak berapa meter gitu… HIVnya itu aktif”.. Makanya saya takut dikit gitu…. Terus saya tanya “Emang HIV itu aktif ya? Aktifnya kayak gimana, kak?”…kakak’an jawab: “Cari di google!!” (C4, Q4). 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 88
  • 89. Pengertian akan Stigma Terkait HIV • Hampir setengah dari partisipan menyatakan baru mendengar tentang Stigma dan tidak mengetahui apa artinya. Sedangkan setengahnya lagi mengungkapkan arti lebih condong terhadap etiologi penularannya. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 89
  • 90. “Menurut saya saat saya mendengar kata stigma tentang HIV menurut saya perilaku seseorang itu perilakunya terlalu bebas dan tidak terkendali. Jadi .. ee.. mungkin dari keluarga juga terpengaruh karena.. kurang perhatian dari keluarga maka.. dia akan eee… perilakunya akan bebas dilingkungan masyarakat dan bisa melakukan hubungan seksual dengan siapapun”(C3, Q1). 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 90
  • 91. Analisis Univariat Variabel Penelitian 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 91
  • 92. Gambaran Umur Responden • Umur responden pada penelitian ini paling muda adalah 18 tahun dan yang tertua 23 tahun, rata-rata (Mean) umur = 22.25 tahun, Median=20 tahun, Modus=20 tahun, dan Standar Deviasi umur responden sebesar 0.93 tahun. Distribusi responden berdasarkan umur tercantum pada tabel 1. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 92
  • 93. Gambaran Jenis Kelamin • Responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 13 orang (13.1%) dan Perempuan sebanyak 86 orang (86.9%) sebagaimana terantum pada tabel 2. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 93
  • 94. Gambaran Pengalaman Merawat Klien AIDS • Variasi pengalaman ditentukan berdasarkan 4 kategori, yaitu Tidak pernah, 1 kali, 2 kali, dan 3 kali atau lebih, sebagaimana tercantum pada tabel 3. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 94
  • 95. Gambaran Pengalaman Mengelola Kasus Klien AIDS • Variasi pengalaman ditentukan berdasarkan pengalaman responden mengelola asuhan keperawatan dalam periode tertentu, sebagaimana tercatum pada tabel 4. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 95
  • 96. Gambaran Jawaban Responden terhadap pernyataan Pengetahuan 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 96
  • 97. Gambaran Jawaban Responden terhadap pernyataan Sikap 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 97
  • 98. Pembahasan • Secara umum, partisipan mengungkapkan tingkatan kenyamanan tertentu sebagai penerimaandalam merawat pasien HIV/AIDS. Akan tetapi, partisipan masih mengalami perasaan emosional dan mencoba untuk menutupinya dari pasien mereka. Partisipan merasa prihatin tetapi bersamaan dengan itu juga mereka merasa tidak dapat berbuat apa- apa untuk menolong pasien mereka. Hal ini sama dengan hasil penelitian Thomas (2009), yang meneliti mahasiswa perawat di Guyana. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 98
  • 99. • Partisipan berusaha untuk merawat tanpa melakukan diskriminasi kepada pasien. Kedekatan mereka terhadap pasiennya dapat terlihat dari upaya-upaya komunikasi yang mereka lakukan. Partisipan juga memberikan askep secara holistik yang ditunjukkan dengan merawat pasien sebagai individu seutuhnya.Hal ini sesuai dengan penelitian Kabuluzi (2005), yang meneliti mahasiswa perawat dalam praktik pembelajaran klinik mereka. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 99
  • 100. • Semua partisipan menyatakan bahwa mereka melakukan diskriminasi pada pasien HIV pada awal masa praktek di rumah sakit dan menggunakan lebih dari satu pasang sarung tangan (2 lapis). Tetapi mereka tidak melakukannya lagi sekarang karena pengetahuan yang sudah mereka miliki. Hal diatas hampir sama dengan hasil penelitian Badahdah & Sayem(2008), yang meneliti mahasiswa di Yemen, bahwa Stigma terkait HIV terjadi akibat takut tertular, ketakutan inilah yang membuat mereka percaya bahwa menjauhi pasien HIV akan mencegah transmisi HIV. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 100
  • 101. Kesimpulan • Penyebab utama timbulnya Stigma terkait HIV di Indonesia adalah kurangnya pendidikan kesehatan, pengetahuan yang salah akan cara penularan, dan takut akan tertular. • Walaupun mereka takut tertular tetapi partisipan tetap merawat pasien HIV/AIDS dengan memandang nilai-nilai kemanusiaan, pemahaman akan penderitaan pasien, menunjukkan kesungguhan mereka dengan merawat pasien, dan membantu pasien melalui masa-masa sulit pasien. • Issue tentang self stigma masih ditemukan dikalangan partisipan dan menjadi issue yang serius didiskusikan 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 101
  • 102. Rekomendasi • Perlunya penekanan kuat pada etika keperawatan khususnya berfokus pada HIV/AIDS. HIV/AIDS harus diajarkan dalam satu mata ajar tersendiri. Hal ini akan merubah sikap dan persepsi terhadap pasien HIV. • Lebih banyak dilakukan program-program edukasi untuk mengajarkan masyarakat tentang infeksi HIV. Penekanannya pada model transmisi, mitos seputar penularan infeksi dan masalah- masalah sosial dan biomedis lainnya yang terkait HIV/AIDS. 13 Nov 2015 Experiences of Student Nurses 102
  • 103. THANK YOU….THANK YOU….THANK YOU….THANK YOU….