Kasus ini membahas tentang anak laki-laki berusia 4 tahun yang mengalami kejang disertai demam. Berdasarkan riwayat medis dan pemeriksaan fisik, didiagnosis dengan kejang demam simpleks dan diare akut tanpa dehidrasi. Pasien dirawat untuk observasi dan diberi terapi antipyretik serta antibiotik oral. Kondisinya membaik dan dipulangkan dengan instruksi obat oral.
2. Identitas Pasien
– Nama : An. JA
– Jenis Kelamin : Laki-laki
– Umur : 4 tahun
– Agama : Kristen
– Pendidikan : -
– Masuk : 28 Februari 2020, pukul 22.30 WIT
– No. CM : 13.xx.xx
3. Alloanamnesis pada 7 November 2018 pada ibu pasien, pukul 22.30 WIB di
IGD RSND
Keluhan utama: Kejang
Kronologis:
Kira-kira pukul 14.00 dihari yang sama pasien mengalami demam, saat diukur oleh ibunya
dirumah suhu 380C menggigil (-); batuk (-) pilek (-); BAB cair (+) 2 kali dirumah ampas (+),
lendir (-), darah (-); nafsu makan berkurang sejak 1 hari lalu; lalu pasien diberi sanmol
sirup 1 sendok takar dan suhu pasien tidak turun. Saat malam hari ±15 menit sebelum tiba
di IGD, pasien tiba-tiba kejang. Orang tua pasien langsung membawa anaknya ke IGD
RSUD Manokwari, saat diperjalanan anak masih kejang. Kejang ±10 menit. Saat kejang
anak kelojotan, tidak sadar, mata mendelik keatas. Setibanya di IGD RSUD Manokwari
kira-kira pukul 22.30 WIB pasien sudah tidak kejang, pasien menangis kuat, dan BAB cair
(+) 1 kali, volume ±50 cc, ampas (+), kecoklatan, lendir (-), darah (-),
Saat di IGD pasien diukur suhunya 390C, kemudian diberikan Paracetamol suppositoria
120mg untuk mencegah terjadinya kejang berulang.
4. Riwayat
penyakit dahulu
• Riwayat kejang disertai demam sebelumnya disangkal.
• Riwayat kejang tanpa demam sebelumnya disangkal.
• Riwayat trauma kepala sebelumnya disangkal
Riwayat
Keluarga
Keluarga dengan keluhan yang sama disangkal
Riwayat keluarga dengan kejang berulang disangkal
Riwayat penyakit tumor pada keluarga disangkal
Riwayat sosial
ekonomi
• Ayah pasien bekerja sebagai buruh, istri pasien merupakan ibu rumah tangga.
Penghasilan per bulan tidak menentu. Pembiayaan menggunakan BPJS. Kesan
ekonomi kurang.
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
• CM
• HR: 84x/menit,
reguler, kuat.
RR: 22x/menit
T: 39C (aksilla)
Berat badan: 15kg
Kepala : mesosefal
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut.
Mata : Conjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera tidak
ikterik, pupil isokor 3 mm, reflek cahaya (+/+) (normal).
Telinga : Nyeri tekan tragus (-/-), discharge (-/-)
Hidung : nafas cuping (-), krusta perdarahan (-)
Mulut : Lipatan nasolabial simetris (+), kering (-),
sianosis (-), pucat (-), lidah kotor (-),gusi berdarah (-)
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), kripte melebar (-), detritus (-)
Leher : simetris, pembesaran kelenjar limfe (-), kaku
kuduk (-)
15. FOLLOW UP 29 Februari 2020 pukul 05.00
S: Anak sudah tidak demam, tidak ada kejang, BAB cair tidak ada.
O: KU = Compos mentis
HR = 119x/menit T = 36,80C
RR = 28x/menit
Mata : CA -/-, reflex cahaya +/+, pupil isokhor
Mulut: faring hiperemis, sianosis -
Thorax : BJ I-II murni, regular, murmur -, gallop –
Abdomen : nyeri tekan -, bising usus + normal, supel, turgor baik, hepar dan
lien tidak teraba.
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A: - Observasi kejang demam dd/kejang Demam simpleks
- Faringitis akut
P: Pasien boleh pulang. Obat pulang: cefixime syrup ¾ sendok setiap 12 jam dan
paracetamol syrup 120mg/5ml setiap 8 jam bila demam
16. RESUME PULANG
Alasam rawat inap : obserasi kejang
Diagnosa masuk : Observasi kejang demam dd/ kejang
demam simpleks
Diare akut tanpa dehidrasi
Diagnosa utama : Kejang demam simpleks
Diagnosa sekunder : Diare akut tanpa dehidrasi
Riwayat penyakit penyerta: tidak ada
Terapi pulang : Cefixime syrup ¾ sendok takar/12 jam
Zinkid 5mg
Oralit 100cc setiap diare
Paracetamol syrup 3x1/8 jam
17. Diskusi Kasus
– Bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh
dengan cepat hingga >380C dan kenaikan suhu tersebut
diakibatkan oleh proses ekstrakranial.
– Umumnya : anak usia 6 bulan – 5 tahun, puncaknya pada usia 14-
18 bulan.
– ♂ > ♀
18. Yang perlu diperhatikan
– Kecurigaan atau bukti proses intrakranial, baik infeksi, radang,
massa, dan proses lainnya melalui anamnesis, pemeriksaan fisik,
maupun pemeriksaan penunjang.
– Terdapat gangguan elektrolit
– Riwayat kejang tanpa demam sebelumnya
– Terjadi pada bayi <1 bulan
– Bila terjadi pada anak <6 bulan atau >5 tahun perlu dipikirkan
penyebab lain yang lebih sering yaitu infeksi SSP
19. Klasifikasi
Simpleks Kejang umum tonik,
klonik, atau tonik-
klonik, anak dapat
terlihat mengantuk
setelah kejang
Berlangsung singkat
<15 menit
Tidak berulang dalam
24 jam
Tanpa kelainan
neurologis sebelum
dan sesudah kejang
Kompleks
Kejang fokal/parsial,
atau kejang fokal
menjadi umum
Berlangsung>15 menit
Berulang dalam 24 jam
Ada kelainan
neurologis sebelum
atau sesudah kejang
21. Profilaksis
– Fenobarbital 3-4 mg/kgBB perhari, dibagi 2x sehari.
ES: mengurangi fungsi kognitif
– Sodium valproate 15-40 mg/kgBB per hari, dibagi 2-3X dosis.
(pilihan utama untuk profilaksis terus menerus)
ES: Hepatitis