Makalah ini membahas tentang kehidupan beragama di lingkungan keluarga. Pembahasan meliputi keluarga ilahi menurut Alkitab, hubungan antara suami-istri dan orang tua-anak, serta pembentukan kepribadian anak secara agamis di lingkungan keluarga melalui kasih, disiplin, dan kehadiran Kristus. Makalah ini juga membahas pentingnya ritual keagamaan seperti family altar dalam memupuk kehidupan beragama yang
1. TUGAS MANDIRI
KEHIDUPAN BERAGAMA DI LINGKUNGAN KELUARGA
Mata Kuliah: Pendidikan Agama Kristen
Nama Mahasiswa : Parningotan Panggabean
NIM : 110210225
Dosen : Tim Dosen
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2012
2. KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis senantiasa panjatkan kepada Tuhan yang
Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-NYA sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini dengan judul “Kehidupan Beragama di Lingkungan
Keluarga”. Penulis sangat bersyukur sekali karena dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh nilai tugas
mandiri Pendidikan Agama Kristen pada Fakultas Teknik Informatika
Universitas Putera Batam.
Makalah ini membahas tentang kehidupan beragama di lingkungan
keluarga serta langsung memberi pemecahan masalah terhadap masalah-
masalah yang timbul dalam kehidupan keluarga.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna,untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
saya harapkan dan di harapakan sebagai umpan balik yang positif demi
perbaikan di masa mendatang.Harapan saya semoga Makalah ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khusunya di bidang
ilmu Pendidikan Agama Kristen.
Akhir kata,penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Batam, Juni 2012
Penulis
4. BAB I
PENDAHULUAN
Kehidupan keluarga saat ini berada di bawah pengepungan.
Keluarga dilanda oleh perceraian,krisis dalam peran, ketidakhadiran orang
tua, rincian dari otoritas, keasyikan dengan hal-hal,waktu yang tidak
memadai bersama-sama, tekanan keuangan, dan sejumlah masalah
lain.Alkitab mengajarkan bahwa institusi keluarga adalah asal dan tujuan
ilahi. Alkitab jugamemberikan panduan untuk hubungan baik dalam
keluarga.
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis akan menuangkan data-data teoritis yang
berhubungan dengan pokok-pokok penelitian. Dalam bab ini akan dibahas
mengenai keluarga ilahi apakah di negara asal,hubungan suami istri
menurut agama,hubungan orang tua untuk anak-anaknya,kasih agape di
lingkungan keluarga,hidup dalam suasana kehadiran kristus di lingkungan
keluarga,pembentukan ke pribadian anak menurut agama,dan akan
membahas bagaimana membuat suatu keluarga hidup dalam ajaran
agama masing-masing serta memupuk kehidupan beragama yang rukun
di lingkungan keluarga.
Masalah Pendidikan Agama Kristen sebagai upaya pembinaan
warga jemaat akhir-akhir ini banyak digalakkan dan dihidupkan ulang di
kalangan umat kristiani. Hal ini nampak dari bermacam-macam kegiatan
yang mewarnai denyut jantung kehidupan di berbagai gereja maupun
persekutuan-persekutuan, di mana semuanya mengarah pada satu tujuan
yang sama, yaitu pembinaan warga jemaat dan membuat suatu jalinan
umat bergama yang baik di tengah-tengah lingkungan keluarga.
5. BAB II
PEMBAHASAN
Sebuah komitmen dengan ajaran Alkitab dan prinsip-prinsip
memberikan harapan terbaik hari ini untuk pemulihan kehidupan keluarga.
A. Keluarga Ilahi Apakah di Negara Asal
1.Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri.
"Kemudian Allah berkata, 'Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar Kita, menurut rupa Kita" .Maka Allah menciptakan
manusia itu menurutgambar-Nya; Dia menciptakan dia dalam gambar
Allah, Dia menciptakanmereka laki-laki dan perempuan "(Kejadian 1:26 -
27).Lalu Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah, dan
meniupkan kedalam lubang hidungnya napas kehidupan, dan manusia
menjadi makhluk yang hidup"(Kejadian 2:7).
2. Tuhan menciptakan manusia sehingga kebutuhan dan
menemukan kepuasandalam persahabatan manusia.
"Tuhan berkata," Tidak baik, kalau manusia seorang diri saja, aku
akanmembuatnya cocok penolong baginya '"(Kejadian 2:18).3.
3. Allah memulai unit keluarga pertama.
Jadi TUHAN Allah membuat manusia itu tidur mendalam untuk
datang keorang itu, dan ia tidur. Allah mengambil salah satu rusuk dari
padanya danmenutup daging di tempat itu. Lalu TUHAN Allah membuat
Dia rusuk yangdiambil dari pria menjadi wanita dan membawanya ke
manusia "(Kejadian2:21-22).
6. 1.1. Keluarga Ilahi Apakah di Tujuan.Allah menciptakan keluarga,
dan Dia memiliki tujuan ilahi untuk itu. Setelah tujuan- Nya untuk
pernikahan dan kehidupan keluarga memberi kita kesempatan terbaik
untuk pemenuhan keluarga.4.
4. Persahabatan adalah tujuan dasar Allah untuk pernikahan dan
kehidupankeluarga. Seks adalah Allah ditahbiskan cara mengatasi
kesepian penting darieksistensi manusia."Lalu TUHAN Allah berkata,"
Tidak baik manusia itu seorang diri saja. Akuakan membuat penolong
yang seperti dia '"(Kejadian 2:18).
"Inilah sebabnya mengapa seorang laki-laki meninggalkan ayah
dan ibunyadan obligasi dengan istrinya, dan mereka menjadi satu daging"
(Kejadian2:24)."'Tidakkah kamu baca," Dia [Yesus] menjawab,' bahwa Dia
yang menciptakanmereka pada awalnya membuat mereka laki-laki dan
perempuan, dan Dia jugamengatakan: Untuk alasan ini seorang pria akan
meninggalkan ayahnya danibunya dan bergabung dengan istrinya, dan
dua akan menjadi satu daging,Jadi mereka bukan lagi dua, melainkan
satu daging. Oleh karena itu apa yangAllah telah bergabung bersama-
sama, manusia tidak harus memisahkan'"(Matius 19:4-6).
5. Prokreasi merupakan tujuan dasar dari Tuhan untuk keluarga.
"Allah memberkati mereka, dan Allah berkata kepada mereka,"
Jadilah berbuah, berkembang biak, memenuhi bumi ... "(Kejadian
1:28)."Anak-anak memang warisan dari Tuhan, anak-anak, hadiah ...
Seperti anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak ... Happy
adalah orang yang telah memenuhi bergetar dengan mereka" (Mazmur
127:3-5).6.
6. Pemeliharaan masih satu tujuan dasar dari Tuhan untuk
keluarga.
7. "Sekarang jika orang tidak memeliharakan sanak sendiri, dan
terutama untuk rumah tangga, dia telah murtad dan lebih buruk dari orang
yang tidak beriman" (1 Timotius 5:8).
"Dia juga berkata kepada mereka, 'Anda benar-benar membatalkan
perintahAllah untuk menjaga tradisi Anda! Karena Musa telah berkata:
Hormatilahayahmu dan ibumu, dan, Barangsiapa mengutuki ayahnya atau
ibunya harusdihukum mati. Tetapi kamu berkata, "Jika seorang pria
mengatakan kepadaayah atau ibunya: Apapun menguntungkan Anda
mungkin telah menerimadari saya adalah Corban" '(yaitu, hadiah
[berkomitmen untuk kuil]),' Andatidak lagi membiarkan dia melakukan
apapun untuk nya ayah atau ibu. Andamencabut firman Tuhan dengan
tradisi Anda bahwa Anda telah diturunkan.Dan Anda melakukan banyak
hal lain yang serupa "(Markus 7:9-13) '.
1.2. Alkitab Berisi Prinsip Ilahi untuk Hubungan Keluarga
Baik.Tujuan Tuhan bagi keluarga telah ditantang, tetapi mereka belum
berubah. DalamAlkitab, Tuhan memberikan prinsip-prinsip dan kekuatan
dengan mana tujuan-Nyauntuk keluarga bisa terpenuhi.
B. Hubungan Suami-Istri
7. Panggilan Alkitab untuk hubungan pernikahan akan ditandai
dengan penyerahan bersama dan sukarela dalam saling menghormati dan
kepercayaan."... Mengirimkan satu sama lain dalam takut akan Kristus"
(Efesus 5:21).8.
8. Alkitab menyebut untuk pemenuhan timbal balik dalam
hubungan seksualdalam hubungan pernikahan.
"Seorang suami harus memenuhi kewajiban perkawinannya
kepada istrinya,dan juga seorang istri kepada suaminya. Seorang istri
tidak memiliki otoritasatas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya tidak. Sama,
8. suami tidak memilikiotoritas atas tubuhnya sendiri, tetapi istrinya tidak "(1
Korintus 7:3-4).9.
9.Alkitab panggilan untuk kesetiaan timbal balik dalam hubungan
monogami."Pernikahan harus dihormati oleh semua, dan ranjang
pernikahan tetap bersih,karena Allah akan menghakimi orang tidak
bermoral dan pezinah" (Ibrani13:4)."Jangan berzinah" (Keluaran
20:14).10.
C. Hubungan Istri Kepada Suami.
a. Dia adalah mencintainya
"Wanita yang lebih tua adalah untuk mendorong wanita mudauntuk
mengasihi suami mereka sehingga pesan Tuhan tidak akandifitnah" (Titus
2:03 - 5).
b. Dia harus responsif terhadap kepemimpinannya
"Istri,tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena
suamiadalah kepala istri seperti juga Kristus adalah kepala gereja. Dia
adalahJuruselamat tubuh. Sekarang sebagaimana jemaat tunduk
kepadaKristus, sehingga istri-istri harus [menyerahkan] kepada suami
dalamsegala sesuatu "(Efesus 5:22-24)."Istri, dengan cara yang sama,
mengajukan diri untuk suami Andasendiri sehingga, bahkan jika beberapa
tidak mematuhi [Kristen] pesan, mereka mungkin dimenangkan tanpa
pesan dengan cara hidupistri-istri mereka, ketika mereka mengamati
murni Anda, kehidupanhormat "(1 Petrus 3:1-2).
Allah memerintahkan bahwa istri-apakah menikah dengan orang
percaya atau non-percaya-harus berusaha untuk
menghormatikepemimpinan suami mereka. Bagian ini menunjukkan
bahwa hidupyang patut diteladani istri 'dapat menyebabkan suami mereka
yangtidak percaya untuk datang mengenal Kristus secara pribadi.
9. Sebuahhidup yang dipenuhi Roh dapat menghukum dan juga
menyediakansebuah platform untuk berbagi Injil. Bagian ini,
bagaimanapun, tidak menunjukkan bahwa istri harus mematuhi suaminya
ketika tindakanseperti itu akan membatalkan atau kompromi kesaksian
Kristen nya.
c. Dia menghormatinya.
"Istri adalah menghormati suaminya" (Efesus 5:33).Hubungan suami untuk
istri..
Dia adalah untuk mencintainya
"Hai suami, kasihilah istrimu, sama seperti juga Kristus
telahmengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri baginya Dalam
carayang sama, suami harus mengasihi isterinya sama seperti
tubuhnyasendiri ... masing-masing dari Anda adalah untuk mengasihi
istrinyaseperti dirinya sendiri ..." (Efesus 5:25, 28, 33).
a. Ia harus berkomitmen untuk itu.
"Untuk alasan ini seorang pria akan meninggalkan ayahnya dan
ibunyadan bersatu dengan istrinya, dan dua akan menjadi satu
daging"(Efesus 5:31). b.
b. Ia menjadi perhatian dari dirinya.
"Suami, dengan cara yang sama, hidup dengan istri Anda dengan
pemahaman sifat lemah mereka belum menunjukkan merekamenghormati
sebagai co-pewaris dari kasih karunia kehidupan,sehingga doa-doa Anda
tidak akan terhalang" (1 Petrus 3:7).
D. Hubungan orang tua untuk anak-anak mereka
1. Orangtua bertanggung jawab untuk mengajar anak-anak mereka
10. "Kata-kata bahwa saya memberi Anda saat ini berada di hati Anda.
Ulangimereka untuk anak-anak Anda. Bicara tentang mereka ketika Anda
duduk dirumah Anda dan ketika Anda berjalan di sepanjang jalan, ketika
Anda berbaring dan saat Anda bangun "(Ulangan 6:6-7).
2. Orang tua harus melatih anak-anak.
"Mengajarkan seorang pemuda tentang cara ia harus pergi, bahkan
ketika iasudah tua ia tidak akan menyimpang dari itu" (Amsal 22:6).
3. Anak-anak membutuhkan disiplin yang penuh kasih.
"Dan ayah, jangan membangkitkan amarah pada anak-anak Anda,
tetapididiklah mereka dalam pelatihan dan pengajaran Tuhan" (Efesus
6:4).
4. Anak-anak membutuhkan contoh yang layak.
"... Jelas mengingat iman yang tulus Anda yang pertama hidup di
dalamnenekmu Lois, maka di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin
ada di dalamkamu juga" (2 Timotius 1:5).
"Uzia ... melakukan apa yang benar di mata Tuhan sebagai Amazia,
ayahnyatelah dilakukan" (2 Tawarikh 26:3-4).
E. Hubungan anak-anak kepada orang tua mereka
1. Anak-anak untuk menghormati orangtua mereka.
"Hormatilah ayahmu dan ibumu sehingga Anda mungkin memiliki
umur yang panjang di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu"
(Keluaran20:12).
Anak-anak harus menaati orang tua mereka."Anak-anak, taatilah orang
tuamu di dalam Tuhan, karena ini adalah benar"(Efesus 6:1)."Anak-anak,
11. taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena ini menyenangkandi dalam
Tuhan" (Kolose 3:20).
2. Anak-anak belajar dari orangtua mereka.
"Dengar, anak saya, untuk instruksi ayahmu, dan jangan menolak
ajaranibumu" (Amsal 1:8).
3. Anak-anak untuk menyediakan bagi orang tua yang membutuhkan
mereka.
"Tetapi jika ada janda memiliki anak atau cucu, mereka harus
belajar untuk mempraktekkan agama mereka terhadap keluarga mereka
sendiri pertama danuntuk membayar orang tua mereka, untuk ini
menyenangkan Tuhan" (1Timotius 5:4).
Anak merupakan berkat khusus yang Tuhan percayakan kepada
sebuah keluarga.Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam
hubungan antara orang tua dan anak.
a. Kasih yang merata
Setiap manusia merupakan gambar Allah, dan mempunyai
kekayaan kepribadian tersendiri.Hal itu menjadi tantangan untuk
pendidikan anak-anak agar orang tua menggali, menghargai,dan
mengembangkan setiap bakat anak. Banyak anak mengalami frustrasi
dalam perkembangannya karena diberi cap tertentu oleh orang tuanya.
Mereka terus dibandingkandengan kakak atau adiknya, sehingga harga
diri tertekan. Tekanan itu dapat membentuk jiwa pemberontak.
Akibat kasih yang tidak merata dan tidak adanya kesatuan antara
kedua orang tua makaakibatnya akan dipanen pada masa mendatang
(contoh Ishak dan Ribka) Alkitab mengajarkan bahwa Allah tidak
memandang bulu, dan para tuan dan para hambadiperingatkan bahwa
Tuhan mereka adalah Tuhan yang tidak memandang muka´ (Roma2:11;
12. Efesus 6:9). Dengan demikian setiap orang tua Kristen harus mengasihi
anak-anaknyatanpa Pilih kasih.
b. Menerima kehadiran anak dengan sukacita
Suami dan istri harus menerima kehadiran anak dengan rasa
sukacita, hal tersebut menjadititik tolak yang menentukan dalam
pendidikan orang tua terhadap anak dan juga menentukandalam
perkembangan anak itu sendiri (contoh Yusuf).Banyak anak mengalami
komplikasi jiwa, bilamana mereka makin lama makin menyadari bahwa
kehadiran mereka sebenarnya tidak diinginkan oleh orang tuanya. Mereka
haus akankasih dan mencari kompensasi kasih di luar rumahnya.
c. Mendidik anak secara bersama
Mendidik anak bukanlah sesuatu yang mudah. Orang tua dituntut
dalam seluruhkepribadiannya, bahkan keadaan rohaninya diuji. Anak-
anak membutuhkan waktu dan perhatian kedua orang tuanya. Para ayah
tidak boleh menyerahkan masalah pendidikankepada para ibu saja,
demikian sebaliknya. Mereka harus bertanggung jawab atas
keadaananak-anaknya. Mereka harus bertanggung jawab atas
keberhasilan dan kegagalan pendidikananak-anak. (contoh Yusuf dan
Maria)
d. Menjaga Komunikasi
Tantangan yang dihadapi oleh orang tua dalam pendidikan anak,
khususnya anak yangmemasuki masa remaja adalah jurang komunikasi
(contoh Yusuf dan Maria). Memangwajarlah anak-anak remaja dalam
pergumulan pertumbuhan jiwa dan tubuhnya mengalamifase di mana
mereka berkata, orang tuaku tidak mengerti aku, bahkan aku tidak
mengerti diriku sendiri.Sebab itu sangat perlu bagi orang tua
menjembatani jurang itu. Orang tuaharus terjun dalam minat dan alam
pikiran mereka, mengambil kesempatan bercakap-cakap bila kesempatan
itu muncul, menghargai dan menampung pikiran dan pandangan
13. mereka,meskipun kurang baik dalam pengertian kita, dan terutama
mengajak mereka secara informalmembaca Alkitab dan berdoa. Orang
tua harus menyadari bahwa di balik segala penolakanterhadap perkara-
perkara rohani, hiduplah jiwa anak yang kosong dan kacau,
yangsebenarnya sangat merindukan Tuhan.
e. Bagaimana jika orang tua bekerja?
Orang tua harus berdoa bersama dan bertanya kepada Tuhan
dengan membentangkan situasikeluarga di hadapan Tuhan, apakah
Tuhan menghendaki mereka berdua bekerja atau salahsatu saja yang
bekerja, mereka akan mendapat dari Tuhan sejahtera untuk hal itu.
Prinsipnyaanak-anak harus tetap diperhatikan. Dan orang tua harus tetap
dalam kesadaran bahwamenikah adalah suatu panggilan dan tanggung
jawab di hadapan Tuhan yang tidak bolehdilalaikan atau digampangkan.
KEUNIKAN PERAN ORANG TUA DI DALAM PENDIDIKAN KRISTEN
Dari Ulangan 6: 4-9
Kita mendapatkan secara jelas. perintah Allah pada orang tua
untuk mendidik dan mengajarkan pada anak mereka prinsip-prinsip hidup
beriman. Dalam keadaanyang wajar, tidak ada orang lain yang
mempunyai keintiman hubungan dengan seorang anak seperti orang
tuanya. Juga tidak ada orang lain yang mempunyai banyak kesempatan
danwaktu untuk berhubungan dengan anak seperti orang tuanya. Kedua
hal ini menyebabkan peranan unik orang tua dalam pendidikan Kristen di
keluarga.Karena adanya keunikan seperti ini, maka perintah Allah untuk
"mengajar berulang-ulang",membicarakan firman Allah "apabila duduk di
rumahmu, apabila berbaring dan apabilaengkau bangun", dapat dilakukan.
Guru pendidikan umum (misalnya S.D.), yang bertemu 5 jam
sehari dengan seorang anak, tidak mempunyai kesempatan untuk
mempengaruhi anak itu sebanyak orang tuanya, apalagi guru Sekolah
Minggunya (hanya sejam atau dua jam seminggu).
14. Pengaruh iman Kristen ini bukan saja diberikan dalam bentuk kata-kata,
nasihat atauwejangan. Di samping melalui mulut, orang tua juga harus
mengajarkan firman Allah melaluitingkah laku, sikap hidup, nilai-nilai dan
cara berpikirnya (yang dikiaskan dengan "tanda pada tanganmu" dan
"lambang di dahimu"). Rumah (dan bahkan kalau mungkin
kota/negara)kita haruslah disaturasi (saturated) dengan Firman Allah itu.
PEMBENTUKAN KEPERIBADIAN ANAK
Dalam keadaan wajar (misalnya anak bukan yatim piatu, anak tidak
dipelihara kakek nenek atau di"serahkan" pada pembantu rumah tangga),
orang tua merupakan orang yang paling penting dalam pembentukan
kepribadian seseorang. Pembentukan dan penularan kepribadianterjadi
pada seorang terutama pada masa mudanya. Yang dimaksudkan masa
muda di sini bukan saja pada masa kanak-kanak, tetapi juga pada waktu
seorang masih balita, bayi, bahkan pada waktu ia masih janin di dalam
kandungan.
Beberapa minggu sebelum seorang dilahirkan pun proses
pembentukan kepribadiannya sudahdimulai. Obat-obatan yang dimakan si
ibu; rokok yang dihisapnya, dan keadaan emosinya,akan mempengaruhi
kepribadian anaknya meskipun ia masih janin (ibu yang perokok berat,ibu
yang pemarah dan suka berteriak-teriak pada bulan-bulan akhir
kandungannya – misalnyakarena suaminya menyeleweng pada waktu itu -
akan memberikan pengaruh yang negatif pada kepribadian anaknya).
Jadi terdapat pengaruh psikis di samping tentunya pengaruh fisik.
Setelah anak itu lahir dan mulai dibesarkan, sikap, tingkah laku dan
pendapat orang tuanya padanya membentuk kepribadian dasarnya. Untuk
ini kita sangat diingatkan pada Amsal22:6. Gereja Roma Katolik sadar
akan pentingnya pendidikan pada masa muda ini hinggamereka
15. menginvestasikan banyak dana dan usaha dalam pendidikan anak.
Psikologi jugasadar akan masa kritis pembentukan kepribadian seorang
sebelum ia mencapai umur kira-kiradelapan tahun. Bila setelah
meninggalkan masa kanak-kanak seorang berkepribadian tidak sehat,
sangat sukar mengubahnya menjadi berkepribadian sehat kelak.
Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam pembentukan
kepribadian sehat.
A. Agape sebagai dasar
Dalam mendidik anak, kita mencontoh Kristus yang mengubahkan
dan mendewasakankepribadian kita. Kasih Allah (Agape) yang tanpa
syarat (lihat Unconditional Love ini dalamRoma 5:6, 8, 10) seperti
diperintahkan dalam Yoh. 13:34 menjadi dasar perlakuan kita pada anak
kita. Dalam hubungan kita dengan anak kita, kita juga ingat dan berusaha
terusmenerapkan definisi Agape - "menghendaki, merencanakan, dan
melakukan yang baik bagikekasih kita (dalam hal ini anak kita).
"Kasih Agape inilah yang dapat menyebabkan basic trust (rasa
aman dasar) tumbuh dengansubur dalam diri anak kita. Agape yang
menumbuhkan basic trust ini mengharuskan kitahangat pada anak kita,
banyak menjamah dan memeluknya pada masa kanak-
kanaknya,memperhatikannya, serta selalu menghargai dan respek
terhadap ciptaan dan peta Allah ini.Tanpa adanya dan berkembangnya
basic trust yang memadai pada masa pembentukankepribadiannya,
seorang akan mengalami banyak problema dalam hidupnya.
Kepribadiannyaakan menjadi parah.
Seorang anak balita yang selalu dipukul, dimaki-maki, diacuhkan,
dan dihina, tidak akanmempunyai basic trust yang memadai. Ia tidak akan
"kerasan" hidup dalam dunia ini, ia akanmemusuhi dan memandang
manusia lainnya dengan curiga atau takut, ia akan "melukai"orang lain
agar tidak "dilukai" lebih dulu, ia akan merasa tidak berharga (dengan
segalamacam problema yang mengikuti "minder" ini) dan menjadi musuh
16. bagi dirinya sendiri, iaakan mempunyai kecemasan yang tinggi, ia tidak
tahan dan takut pada stress yang wajar hingga tidak dapat sungguh-
sungguh hidup efektif dan berprestasi. Bila ini terjadi padaseorang,
hanyalah Kristus yang dapat memperbaiki hidup dan kepribadiannya.
B. Disiplin dan Tanggung Jawab
Seorang harus hidup berdisiplin dan bertanggung jawab agar
berbahagia. Disiplin ini palingmudah ditanamkan dan melekat pada masa
kanak-kanak. Dalam menanamkan disiplin dantanggung jawab pada anak,
kita ingat bahwa Alkitab mengajarkan dan memerintahkan kitauntuk juga
menggunakan hajaran (bukan ajaran saja) bila seorang kanak-kanak
memerlukannya (Amsal 13:24; 22:15; 23:13, 14; 29:15; Ibrani 12:5-10).
Banyak ahli pendidik tidak menyetujui sama sekali penggunaan pukulan,
tetapi kehendak Allah jelasdalam hal ini. Tentunya kita harus bijaksana
dalam menggunakan hajaran (misalnya, tidak bila anak kita "nakal" kreatif
tetapi bila ia nakal memberontak dan pemalas).
Ada juga batasan ketika menggunakan hajaran untuk mendidik.
Kasih agape secara mutlak harus tetap ada dan aktif; misalnya tidak
menghajar sebagai pelampiasan emosi karena kitasedang frustrasi atau
marah. Kita tidak boleh menginginkan kecelakaan dan "kerusakan" anak
kita itu (Amsal 19:18) tetapi selalu menghendaki dan bertindak demi
kebaikan anak kita itu(lihat definisi agape di atas).
Dalam menghukum anak kita, yang kita benci dan serang adalah
tindakan dan sikapnya yang berdosa, bukan anak kita itu (kits tidak
berkata: "Anak, brengsek, pendusta; mati saja kau!"tetapi "Papa tidak
senang Andi berbohong seperti itu.") Sama seperti Allah membenci
dosakita tetapi mengasihi kita orang berdosa, kita tetap mengasihi anak
kita apapun sikap dan. perbuatan dosanya. Segera setelah kita
menghukumnya, kita memeluknya. Kita selalumenerimanya penuh dan
tanpa syarat. Agape ini akan menghindarkan sakit hati dalam dirianak
pada waktu kita menghajarnya (Kolose 3:21; Efesus 6:4).
17. Tanpa hajaran dalam agape pada masa kanak-kanak, seorang
tidak akan "yakin" bahwanyontek - dan kelak korupsi - tidak boleh
dilakukan, bahwa menghadapi lampu merah iaharus berhenti, bahwa PR
harus dikerjakan, bahwa hutang harus dibayar, dan bahwa meja atasan
tidak boleh di gebrak balik. Hati nuraninya juga tidak akan terbentuk
secara peka danlengkap.
HIDUP DALAM SUASANA KEHADIRAN KRISTUS
Kepribadian orang tua ditularkan pada anak melalui penyerapan
lebih daripada melalui kata-kata. Seorang anak menyerap nilai, sikap dan
pandangan orang tuanya dan menjadikannyamiliknya. Sering penularan
ini terjadi tanpa disadari orang tuanya karena banyak aspek kepribadian
orang tua dipancarkan tanpa mereka sadari. Kalau mereka tidak jujur, sifat
pembohong ini akan diserap anak mereka; mereka tidak perlu berkata,
"Jadilah seorang pembohong.
"Karena hal itulah, sebagai orang tua kita sendiri harus mempunyai
kepribadian yang sehatdan dewasa. Perubahan kepribadian kita untuk
menjadi dewasa seperti Kristus juga kita peroleh dengan "menyerap" sifat-
sifat Kristus waktu kita bersekutu dengan-Nya. Persekutuanini terjadi baik
di gereja bila kita berbakti, waktu kita berdoa, membaca Alkitab dan
bersaatteduh, tetapi juga - dan yang terutama - dalam hidup sehari-hari
kita.
Entah kita merasakan hadirat-Nya atau tidak, kehadiran Kristus
dalam hidup kita adalah suatufakta (Matius 1:23; 28:20). Suatu
pertanyaan penting yang akan mengubah kepribadian dansikap kita
sehari-hari ialah: Apakah kita memperlakukan Kristus serta bertindak,
bersikap, berbicara dan berpikir dengan kesadaran (awareness) bahwa Ia,
Yang Mahakudus, ada disamping kita setiap saat; ataukah kita
menganggap-Nya sebagai angin saja, danmengacuhkanNya. Hidup
18. dengan kesadaran kuat bahwa Kristus berdiri di camping kita tiapsaat ini
saga sebut HIDUP DALAM SUASANA KEHADIRAN KRISTUS.
Jikalau kita menerapkan secara konsisten dan terus menerus
Hidup Dalam SuasanaKehadiran Kristus, keadaan ini akan mendarah
daging dan menjadi bagian dari kepribadiankita. Kita sendiri akan
diubahkan menjadi seperti Kristus (Roma 8:29; Filipi 2:5; Efesus4:13).
Sama seperti rasul Paulus kemudian kita berkata pada anak kita "Jadilah
pengikutkusama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus" (I Kor. 11: 1)
Di samping melalui pengajaran "formal" (di Sekolah Minggu, pada waktu
kita bersaat teduhdengannya dan waktu menceritakan cerita-cerita Alkitab
padanya), anak kita makin harimakin dibentuk kepribadiannya menjadi
seperti Kristus melalui penyerapan juga. Anak kitamenyerapnya dari kita
sementara kita menyerapnya dari Kristus. Anak kita perlu
merasakankehadiran Kristus di mana-mana dalam hidupnya sehari-hari
melalui orang tuanya.
Dalam memperkenalkan siapa Kristus itu kepada anak kita, dengan
sangat efektif kita dapatmengajarkan sifat-sifat Allah, nilai-nilai Kristus,
sikap, perasaan dan pandangan-Nya, sertarespons kita seharusnya pada-
Nya, bila kita Hidup Dalam Suasana Kehadiran Kristus.
a. Kemahahadiran Allah kita ajarkan pada anak kita bila kita sering
berbicara dengan Allahdi segala tempat (bukan hanya dalam doa yang
disertai tekuk lutut dan kata-kata indah, tetapidalam segala situasi dan
posisi dengan kata-kata sederhana. Kita berbicara dengan Allahseperti
kita berbicara dengan isteri yang berdiri di samping kita.)
b. Kemahakuasaan Allah serta Allah sebagai sumber pertolongan
kita ajarkan bila kitamembiasakan diri sering memohon pertolongan Allah
seperti kita minta tolong suami kitamelakukan sesuatu.
19. c. Hati yang bersyukur akan menjadi bagian dalam hidup anak kita
bila ia tahu sehari-harinya kita sering berterima kasih pada Kristus. Sekali
lagi yang saya maksudkan bukan sajawaktu kita berdoa dengan bertekuk
lutut dan melipat tangan, tetapi dalam suasana biasa kita berkata: "Terima
kasih, Yesus." Bukankah kita juga mengajar anak-anak kita untuk
berterimakasih bila diberi sesuatu.
d. Kepasrahan pada Allah kita ajarkan pada anak kita dengan sikap
iman dan keteguhan(bukan kecemasan dan ketakutan) pada masa krisis
dan kritis.
e. Kepekaan terhadap kebenaran kita tularkan pada anak kita jika
kita sendiri sangat sensitif terhadap dusta dan bohong, menghindari
segala macam dusta (termasuk dusta-dusta kecilatau dosa-dosa putih).
Dalam hal ini tentunya perlu diterapkan terus "kebenaran di dalamkasih"
(Ef. 4:15), agar kita tidak menularkan ke"parisi"an kepada anak kita.
Dalam buku terkenal "In His Steps," penduduk suatu tempat,
bertekad untuk selalu bertindak seperti Kristus. Mereka selalu bertanya
"Apa yang akan dilakukan Kristus bila Ia ada ditempatku?" apabila harus
bertindak atau memutuskan sesuatu. Hidup dalam suasanakehadiran
Kristus ini lebih dari hanya menanyakan pertanyaan itu. Kita bukan saja
bertindak seperti Kristus tetapi juga merasakan pengharapan, iman, damai
Kristus (yangmenyebabkanNya dapat tidur lelap di buritan perahu di
tengah badai) karena sadar (aware)akan kehadiran Kristus di sisi kita.
Lenyaplah ketakutan, kecemasan, putus asa yang banyak merongrong
kepribadian kita. Jadi kita tidak hanya mengarah pada pembentukan
tingkah lakutetapi seluruh kepribadian (perbuatan, perasaan, sikap, nilai-
nilai, pikiran dan iman) diri dananak kita; dan bila diperlukan perubahan,
bukan saja perubahan tingkah laku tetapi juga perubahan kepribadian.
Di sini letak salah satu perbedaan antara theologi dan psikologi.
Psikologi tidak terlaluoptimis terhadap kemungkinan perubahan
kepribadian seorang (bahkan ada psikolog- psikolog yang berpendapat
20. bahwa setelah kepribadian terbentuk, tidak akan dapat diubahlagi). Tesis
Alkitab justru menyatakan bahwa di dalam Kristus ada perubahan.
Kristuslah yangmerubah hidup kita. Di tiap buku Alkitab diminta dan
diperintahkan perubahan kelakuan, iman,pandangan, sikap. Perubahan
total terjadi pada waktu lahir baru dan setelah itu tiap hari kita
harusberubah, bertambah lama bertambah dewasa seperti Kristus.
Tentunya perubahan ini adalah karyadan anugerah Allah dalam hidup
manusia, bukan usaha manusia itu sendiri.
FAMILY ALTAR
Di samping hidup dalam suasana kehadiran Kristus, perlu ada
saat-saat tertentu kita bersekutu dengan Allah sebagai satu keluarga.
Perlu ada Family Altar.Tujuan utama Family Altar bukan mengajarkan isi
Alkitab, bukannya suatu kebaktian dan penyembahan yang "dalam,"
bukannya sebagai suatu keharusan karena yang lain melakukannya,
bukan untuk menenangkan rasa bersalah pada orang tua, bukannya suatu
ritusyang harus tiap hari dilakukan. Secara sederhana, tujuan utama
Family Altar ialah persekutuan keluarga dengan Kristus. Pengetahuan
Alkitab yang bertambah, dan kadang-kadang adanya penyembahan yang
dalam, adalah hasil sampingan.
Suatu syarat penting demi berhasilnya Family Altar ialah adanya
suasana yang rileks, hangatdan menyenangkan. Kita tidak perlu secara
ketat mengikuti suatu program saat teduh yangsering menyebabkan
ketegangan dan kekakuan. Family Altar sebaiknya merupakan saat yang
menyenangkan bagi tiap anggota keluarga hingga tidak akan
menyebabkan suatu beban.Format Family Altar harus fleksibel, tidak
boleh kaku. Perubahan harus dapat terjadi disesuaikan dengan
perubahan jadwal, usia, interest anggota keluarga.
Perlu juga diusahakan agar waktu untuk Family Altar tidak terdesak
oleh kesibukan-kesibukan lain. Ada keluarga yang senang berkumpul
21. bersama setiap pagi setelahmembersihkan diri, ada yang pada waktu
makan pagi atau malam, ada yang sore hari ataupunsebelum tidur.
Ada tiga unsur utama dalam Family Altar. Unsur-unsur ini bukan
suatu yang mutlak harusada pada tiap Family Altar tetapi hanya sebagai
patokan:
(1) Ajaran.
Di sini dapat dipakai cerita Alkitab bagi kanak-kanak, buku
penuntun saat teduh, buku-buku rohani lainnya, ataupun langsung dari
Alkitab. Tentang sulitnya bahan atau materiyang dipakai tentunya harus
disesuaikan dengan keadaan anak.
(2) Pujian
Satu atau dua lagu dapat dinyanyikan pada waktu Family Altar.
(3) Doa
Dalam doa, dinaikkan ucapan syukur keluarga, syafaat keluarga
dan permohonan bagi orang lain. Tambah dewasa anak kita, doa yang
dinaikkan lebih bersifat komunikasiterbuka (tidak doa-doa yang terstruktur
saja). Kejujuran dan ketulusan adalah sangat penting.Anggota
keluarga'kita sangat tahu akan keadaan kita sehari-hari. Kita tidak dapat
berpura- pura di hadapan mereka. Kemunafikan akan menyebabkan
mereka segan berpartisipasi dalamFamily Altar. Bahasa yang digunakan
juga tidak perlu muluk-muluk.
Tiap anggota keluarga harus ikut mengambil bagian dalam Family
Altar ini, termasuk yangmasih kanak-kanak. Anak kecil mungkin belum
dapat memimpin doa, tetapi ia dapat memilihnomor lagu. Perlu
diusahakan agar tiap anggota merasa bahwa ia ikut memiliki Family Altar
ini.
Pada waktu anak kita masih kecil, fakta dari pelajaran yang dibaca
dapat ditanyakan, setelahmulai dewasa sekali-kali dapat diadakan diskusi
22. sederhana di mana ia dapat mulaimenyatakan pendapatnya. Pendapat ini
harus dihargai dan tidak boleh diremehkan. Anak tidak boleh ditertawakan
waktu menyatakan pendapatnya, betapa pun sepele rasanya pendapat itu
bagi orang dewasa. Arti dari materi ajaran juga dapat ditanyakan. Evaluasi
dariajaran yang dibaca waktu Family Altar tambah lama tambah dapat
dibahas. Kelak aplikasi juga diminta untuk diterapkan keluarga.
Kita juga mengharapkan adanya pembentukan kepribadian yang
sehat melalui Family Altar tetapi kita harus berhati-hati agar tidak timbul
kesan adanya "pesan sponsor" (etika) yang harus jelas dan harus ada tiap
kali. Tidak boleh ada kesan bahwa Family Altar adalahkesempatan dan
alat orang tua mengkhotbahi anak mereka tiap hari. Persekutuan
denganKristus harus selalu menjadi tujuan utama. Kita puas bila melalui
Family Altar tiap anggotatiap hari, betapapun sedikitnya, datang pada
Kristus dalam doa, pujian dan ucapan syukur.
Dr. Jonathan A. Trisna (D. Min., Philips University; M. Div.,
Nazarene TheologicalSeminary; M.A., Bethany Nazarene College; B.A.,
Oklahoma City Southwestern College)adalah seorang konselor dan
Pendeta Gereja Bethel Indonesia. Beliau juga mengajar diLembaga
Pendidikan Theologia Bethel Jakarta. Dengan istrinya, Harjanti, beliau
mempunyaiseorang putra dan seorang putri.
Buku-buku oleh Dr. Jonathan A. Trisna:
- Pernikahan Kristen suatu usaha dalam Kristus
- Berpacaran dan Memilih Teman Hidup
- Konseling Pra Nikah
BAB III
PENUTUP
23. Kesimpulan
Alkitab berisi rencana Tuhan untuk mencapai kualitas dan
kesehatan dalam kehidupankeluarga. Kristen dibatasi untuk mengambil
sangat serius Firman Allah yang berkaitan Ingintahu apa yang Alkitab
katakan tentang bergaul dengan orang tua Anda ? Berikut adalah
beberapa ayat Alkitab yang membantu Anda mengetahui lebih banyak
tentang apa yangTuhan harapkan dari remaja Kristen dan orang tua
mereka dan dalam kehidupan beragama di lingkungan keluarnga.
Keluaran 20:12- ". Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu
di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu" (NIV)
Keluaran 21:15 - "Siapa pun yang menyerang ayahnya atau ibunya harus
dihukum mati." (NIV)
Amsal 01:08 - "Dengar, anak saya, untuk instruksi ayahmu dan tidak
meninggalkan ajaranibumu." (NIV)
Amsal 10:01 - "The amsal Salomo: Anak yang bijak mendatangkan
sukacita kepadaayahnya, tetapi anak bodoh kesedihan ibunya." (NIV)
Amsal 23:25 - "Semoga ayah dan ibu Anda senang, semoga dia yang
memberi Anda lahir bersukacita!" (NIV)
Amsal 31:26-31 - "Dia berbicara dengan hikmat, dan instruksi yang setia
di lidahnya Diamengawasi urusan rumah tangga dan tidak makan roti
kemalasan anak-anaknya muncul danmemanggil memberkatinya;
suaminya juga, dan dia memuji dia: "Banyak perempuanmelakukan hal-
hal mulia, tetapi Anda melebihi mereka semua."
Mantra adalah menipu, dankeindahan cepat berlalu, tetapi seorang wanita
yang takut akan TUHAN adalah menjadidipuji Berikan hadiah dia telah
mendapatkan gelar, dan biarkan. dia bekerja membawamemuji dia di pintu
gerbang kota ". (NIV)
24. Mazmur 103:13- "Sebagai seorang ayah memiliki belas kasih pada anak-
anaknya, sehinggaTUHAN menaruh belas kasihan pada orang-orang
yang takut akan Dia;" (NIV)
Amsal 3:11-12 - "Hai anakku, janganlah anggap rendah disiplin TUHAN
dan tidak membenci hardik-Nya, karena TUHAN memberi ajaran kepada
yang dikasihi-Nya, sebagai seorang ayah [a] putra yang nikmat masuk
(NIV)
Amsal 23:24 - "Ayah dari orang benar memiliki sukacita yang besar, ia
yang memiliki seorang putra yang bijaksana senang dalam dirinya." (NIV)
Kolose 3:21 - "Bapa, jangan memahitkan anak-anak Anda, atau mereka
akan menjadikecewa."
DAFTAR PUSTAKA