2. PENDAHULUAN
PENGERTIAN DAN MAKSUD
IRIGASI
Irigasi:
Berasal dari istilah Irrigatie (Bhs. Belanda)
atau Irrigation (Bahasa Inggris) diartikan
sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk
mendatangkan air dari sumbernya guna
keperluan pertanian mengalirkan dan
membagikan air secara terarur, setelah
digunakan dapat pula dibuang kembali
Maksud Irigasi:
yaitu untuk mencukupi kebutuhan air bagi
keperluan pertanian, meliputi membasahi
tanah, merabuk, mengatur suhu tanah,
menghindarkan gangguan hama dalam
tanah, dsb.
3. PENDAHULUAN
1. Tanaman yang diberi air irigasi umumnya
dibagi dalam 3 golongan besar yaitu:
• Padi
• Tebu
• Palawija (jagung, kacang-kacangan,
bawang, cabe, dsb)
Untuk tanaman pasi di Indonesia umumnya
digunakan pemberian air kepada muka
tanah dengan cara : menggenang
(flooding method)
4. PENDAHULUANCara ini memberikan keuntungan yaitu
tidak terlalu banyak makan biaya dan
dapat mencegah hama yang bersarang
dalam tanah dan diakar tanaman.
Tetapi bila tanah terendam terlalu lama
akan menjadi kurang baik, sehingga
perlu sewaktu-waktu dikeringkan
5. Umumnya tergantung pada cara
pengambilan air disungai
Untuk mengairi persawahan dapat
dibedakan menjadi Irigasi Pedesaan
dan Irigasi Pemerintah
Sistem Irigasi desa bersifat komunal
dan tidak menerima bantuan dari
pemerintah pusat. Pembangunan dan
pengelolaanya (seluruh jaringan
irigasi) dilakukan sepenuhnya oleh
masyarakat
SISTEM IRIGASI
DI INDONESIA
7. 3 KATEGORI SISTEM
IRIGASI
- Jaringan Irigasi yang mendapatkan pasokan air terpisah dengan
jaringan pembuang
- Pemberian airnya dapat diukur, diatur dan terkontrol pada
beberapa titik tertentu
- Semua bangunan bersifat permanen
- Luas daerah irigasinya diatas 500 ha
- Contoh: S.I. Jatiluhur
S.I. Pemal. Comal
S.I. Rentang
S.I. Sampean, dll.
TEKN
IS
SEMI
TEKNIS
SEDERHA
NA
9. 3 KATEGORI SISTEM
IRIGASI
- Pengaliran kesawah dapat diatur tetapi banyaknya air tidak dapat
diukur
- Pembagian air tidak dapat dilakukan secara seksama
- Memiliki sedikit bangunan permanen
- Hanya satu alat pengukuran aliran yang ditempatkan pada
Bangunan bendung
- Sistem pemberian air dan sistem pembuangan air tidak mesti
sama sekali terpisah
TEKN
IS
SEMI
TEKNIS
SEDERHA
NA
11. 3 KATEGORI SISTEM
IRIGASI
- Biasanya menerima bantuan pemerintah untuk pembangunan dan
atau penyempurnaan, tetapi dikelola dan dioperasikan oleh aparat
desa
- Memiliki bangunan semi permanen dan tidak mempunyai alat
pengukur dan pengontrol aliran sehingga aliran tidak diatur dan
diukur.
TEKN
IS
SEMI
TEKNIS
SEDERHA
NA
14. UNSUR DAN
TINGKATAN
JARINGAN
NO. URAIAN
KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI
TEKNIS SEMI TEKNIS SEDERHANA
1 Bangunan Utama Bangunan Permanen
Bangunan Permanen/
Semi Permanen
Bangunan
Sementara
2
Kemampuan Bangunan dalam
dan Mengatur Debit
Baik Sedang Jelek
3 Jaringan Saluran
Saluran Irigasi dan
Pembuang Terpisah
Saluran Irigasi dan
Pembuang Tidak
Sepenuhnya Terpisah
Saluran Irigasi dan
Pembuang Jadi Satu
4 Petak Tersier
Dikembangkan
Sepenuhnya
Belum Dikembangkan
Belum Ada Jaringan
yang Dikembangkan
5 Efisiensi Secara Keseluruhan 50-60 % 40-50% <40%
6 Ukuran Tak Ada Batasan Sampai 2000 Ha <500 Ha
15. PERENCANAAN JARINGAN
IRIGASI
Bangunan-bangunan
Utama ( Headworks)
dimana air diambil dari
sumbernya, umumnya
sungai atau waduk.
Jaringan pembawa
berupa saluran yang
mengalirkan air irigasi ke
petak-petak tersier.
Petak-petak Tersier
dengan sistem
pembagian air dan
sistem pembuangan
kolektif, air irigasi di
bagi-bagi dan dialirkan
ke sawah-sawah dan
kelebihan air ditampung
di dalam suatu sistem
pembuangan di dalam
petak tersier
Sistem pembuang yang
ada diluar daerah irigasi
untuk membuang
kelebihan air ke sungai
atau saluran-saluran
alamiah.
1 2 3 4
Empat unsur fungsional Jaringan Irigasi:
17. PETA IKHTISAR
Adalah cara bagaimana berbagai bagian dari suatu jaringan irigasi saling dihubung-hubungkan.
Peta ikhtisar dapat disajikan pada peta tata letak.
Peta ikhtisar proyek irigasi tersebut memperlihatkan:
• Bangunan Utama
• Jaringan dan trase saluran Irigasi
• Jaringan dan trase saluran pembuang
• Petak-petak primer, sekunder, dan tersier.
• Lokasi bangunan.
• Batas-batas daerah irigasi.
• Jaringan dan trase jalan
• Daerah-daerah yang tidak diairi, misal: desa.
18. PETA IKHTISAR
Peta Ikhtisar umum dapat dibuat
berdasarkan peta topografi yang
dilengkapi dengan garis-garis kontur
dengan skala 1: 25000
Peta Ikhtisar detail yang biasa di
sebut “ Peta Petak” dipakai untuk
perencanaan dibuat dengan skala 1:
5000 dan untuk petak tersier 1: 5000
atau 1: 2000
21. Di daerah –daerah yang ditanami padi, luas
petak yang ideal adalah antara 50-100 ha,
kadang-kadang sampai 150 ha.
Batas-batas petak tersier harus jelas seperti
misalnya: Parit, Jalan, batas desa, sungai,
dll.
Petak tersier dibagi menjadi petak-petak
kwarter, dengan luas 8-15 ha.
Panjang saluran tersier sebaiknya 1500 m,
kadang-kadang panjang saluran tersier
mencapai 2000 m.
Panjang saluran Kwarter maksimum 500 m
tetapi prakteknya kadang mencapai 800 m.
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
22. • Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier
yang kesemuanya dilayani oleh saluran sekunder
• Menerima air dari bangunan bagi yang terletak di
saluran primer atau sekunder
• Batas-batas petak sekunder umumnya berupa
tanda-tanda topografi yang jelas seperti saluran
pembuang
• Luas petak berbeda-beda tergantung pada situasi
daerah
• Saluran sekunder sering terletak dipunggung
medan, mengairi kedua sisi saluran, hingga
saluran pembuang yang membatasinya
• Saluran sekunder boleh juga direncana sebahai
saluran garis tinggi yang mengairi lereng-lereng
medan yang lebih rendah
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
23. Petak Primer terdiri dari beberapa
petak sekunder , untuk itu petak-
petak ini akan mengambil air
langsung dari saluran primer.
Petak primer dilayani oleh satun
saluran primer yang mengambil air
langsung dari sumber air (Sungai)
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
24. BANGUNAN UTAMA
Bangunan yang direncanakan di sepanjang
sungai atau aliran air untuk membelokkan air
kedalam jaringan saluran, agar dipakai untuk
keperluan irigasi
Terdiri dari:
• Bangunan pengelak dengan peredam
energi
• Pengambilan utama
• Pintu Bilas
• Kolam olak
• Kantong lumpur (bila perlu)
• Tanggul Banjir
• Bangunan pelengkap lainnya
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
25. Bangunan utama dapat diklasifikasikan kedalam sejumlah
kategori tergantung pada perencanaannya yaitu:
Bendung/ Bendung Gerak
Bendung (weir), bendung gerak (barrage) dipakai untuk
meninggikan muka air sungai sampai pada ketinggian
yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi
dan petak tersier.
Ketinggian itu akan menentukan luas daerah yang diairi.
Bendung Gerak: Bangunan yang dilengkapi dengan pintu
yang dapat dibuka untuk mengalirkan air pada waktu
terjadi banjir besar dan ditutup bila air kecil
Bendung: Bangunan yang umum dipakai di Indonesia,
untuk membelokkan air sungai kesaluran irigasi guna
keperluan irigasi
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
27. Pemilihan lokasi bendung:
Pemilihan lokasi bendung yang dibahas yaitu untuk
bendung tetap bagi kepentingan irigasi
Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan:
- Kondisi topografi dari rencana daerah irigasi yang akan
dialiri.
- Semualevasi rencana DI dapat diairi sehingga harus
dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diairi
- Bila elevasi sawah tertinggi diketahui, maka elevasi
mercu bendung dapat ditetapkan
- Dari kedua hal diatas, lokasi bendung dilihat dari segi
topografi dapat diseleksi
- Ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat
pula direncanakan.
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
28. Untuk kondisi topografi dari lokasi
Bendung harus mempertimbangkan
beberapa aspek yaitu:
- Ketinggian Bendung tidak terlalu tinggi
akan menyulitkan pelaksanaan
- Saluran induk terletak ditempat yang
baik, misal : penggaliannya tidak terlalu
dalam dan tanggul tidak terlalu tinggi
- Penempatan lokasi intake yang tepat
dilihat dari segi hidrolik dan
angkutansedimen, sehingga aliran ke
intake tidak mengalami gangguan dan
angkutan sedimen yang akan masuk ke
intake dapat dihindari
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
29. Kondisi hidrolik dan morfologi sungai dilokasi
bendung.
Angkutan sedimen adaah faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi bendung
yang meliputi:
- Pola aliran sungai ( Kecepatan dan arah alirannya)
- Kedalaman dan lebar muka air pada waktu banjir
sedang dan kecil
- Tinggi muka air pada debit banjir rencana
- Potensi dan distribusi angkutan sedimen
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
30. Kondisi tanah pondasi
Bendung harus ditempatkandilokasi dimana tanah pondasi
cukup baik sehingga bangunan stabil
Biaya Pelaksanaan
Beberapa alternatif lokasi harus dipertimbangkan,
selanjutnya biaya pelaksanaan dapat ditentukan dan cara
pelaksanaannya.
Data-data yang diperlukan untuk perencanaan, antara lain:
-Data topografi: Untuk menetapkan lokasi bendung
-Data geoteknik: Untuk menentukan karakteristik pondasi
-Data hidrologi: Untuk menentukan debit maksimum yang
melalui mercu bendung
-Data Morfologi: Untuk menentukan debit meksimum yang
melalui mercu bendung
-Data Mekanika Tanah
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
NEXT
32. TATA LETAK BENDUNG DAN
PERLENGKAPANNYA
Komponen utama bendung terdiri dari:
- Tubuh Bendung: Terdiri dari ambang tetap dan mercu
bendung dengan bangunan peredam energinya.
- Bangunan Intake: Terdiri dari lantai/ambang dasar, pintu
dinding penahan banjir, pilar penempatan pintu,
jembatan pelayanan, dll.
- Bangunan Pembilas.
- Bangunan Pelengkap: Tembok pangkal, tembok sayap,
pengarah aliran, bangunan penangkap sedimen, tangga
penduga muka air.
33. TATA LETAK BENDUNG DAN
PERLENGKAPANNYA
Tata Letak Bendung:
- Tubuh Bendung: Diletakkan tegak lurus arah aliran sungai.
- Bangunan Intake: Merupakan satu kesatuan dengan
bangunan pembilas dan tembok pangkal diudiknya.
Diletakkan menyudut 900 atau menyudut (450 –
600)terhadap sumbu bangunan bilas
- Bangunan Pembilas: Selalu terletak berdampingan dan satu
kesatuan dengan intake dan tembok pangkal udik bendung
yang diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat
membentuk tikungan luar aliran
- Tembok pangkal: Diletakkan di kedua pangkal tubuh
bendung dan dibuat tegak
34. Pengambilan Bebas
Bangunan yang dibuat ditepi
sungai yang mengalirkan air
sungai kedalam jaringan irigasi
tanpa mengatur tinggi muka air di
sungai. Dalam keadaan demikian
jelas bahwa muka air sungai harus
lebih tinggi dari daerah yang diairi
dan jumlah air yang dibelokkan
dapat dijamin cukup.
PENGAMBILAN
BEBAS
35. Stasiun Pompa
Irigasi dengan pompa bisa
dipertimbangkan apabila
pengambilan secara gravitasi
tidak bisa dilakukan.
STASIUN POMPA
36. Saluran Irigasi:
Jaringan Irigasi Utama
Saluran Primer membawa air dari jaringan utama
kesaluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang
diairi
Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan
bagi yang terakhir.
Saluran sekunder, membawa air dari saluran primer
ke petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran
sekunder tersebut
Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan
terakhir.
Jaringan Irigasi Tersier
Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap
ke petak tersier lalu kesaluran kuarter
Batas ujung saluran ini adalah boks bagi tersier
terakhir
Saluran kwarter membawa air dari boks bagi tersier
ke boks bagi kuarter
37. Air yang mengalir pada alur
Saluran Alam (Saluran Sedayu)
Sungai (Brantas, serayu)
Air yang tertahan pada
cekungan tanah
Danau, telaga (Toba, Sarangan)
Rawa (Wonorejo, Pening)
Air yang keluar dari dalam tanah
Mata air/ sumber (Surowono)
Sumur artesis
Sumur pompa
AIR UNTUK
IRIGASI
38. AIR UNTUK
IRIGASIAir yang mengalir pada alur dan air yang
tertahan pada cekungan tanah digolongkan
dalam sumber permukaan (surface source)
Air yang keluar dari dalam tanah
digolongkan dalam sumber bawah tanah
(Ground Source)
Di Indonesia air yang dipakai untuk irigasi
banyak diambil dari air yang mengalir pada
alur yang berupa sungai/ kali
39. KUALITAS AIR
IRIGASI• Kualitas air irigasi tergantung pada campuran yang terbawa oleh air.
Campuran yang terbawa bisa dalam bentuk:
Larutan (Solution)
Suspension (Suspension)
• Pada daerah tertentu suspensi mempunyai pengaruh penting terhadap
kualitas
• Air irigasi dengan kualitas tertentu cocok untuk suatu daerah irigasi
sangat tergantung pada kondisi lokal dari:
- Iklim
- Tanah
- Jenis tanaman yang tumbuh
- Jumlah/ tinggi air yang dipakai
40. KUALITAS AIR
IRIGASISuspensi akan tertahan di
permukaan tanah daerah irigasi
maka akan merusak sifat phisis
tanah dan menyulitkan
pengolahan
Konsentrasi yang relatif kecil dari
boron cukup membahayakan
pertumbuhan tanaman
Air Irigasi perlu penambahan prosentase:
- Boron
- Chlorida
- Sulphat
- Sodium
- Zat padat terlarut
Unsur yang diperlukan oleh tanaman pangan:
- Oksigen
- Carbon
- Hidrogen
- Nitrogen
- Potasium
- Phosphor
- Calsium
- Magnesium
- Sulphur
- Besi
Oksigen, carbon, hidrogen diperoleh dari air dan udara
Nitrogen didapat dari udara melalui:
Bahan organik yang ada pada tanah
Kegiatan bakteri tanah
Proses pertumbuhan tanaman kacang-kacangan