SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 41
MODUL
1
PENDAHULUAN
PENGERTIAN DAN MAKSUD
IRIGASI
Irigasi:
Berasal dari istilah Irrigatie (Bhs. Belanda)
atau Irrigation (Bahasa Inggris) diartikan
sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk
mendatangkan air dari sumbernya guna
keperluan pertanian mengalirkan dan
membagikan air secara terarur, setelah
digunakan dapat pula dibuang kembali
Maksud Irigasi:
yaitu untuk mencukupi kebutuhan air bagi
keperluan pertanian, meliputi membasahi
tanah, merabuk, mengatur suhu tanah,
menghindarkan gangguan hama dalam
tanah, dsb.
PENDAHULUAN
1. Tanaman yang diberi air irigasi umumnya
dibagi dalam 3 golongan besar yaitu:
• Padi
• Tebu
• Palawija (jagung, kacang-kacangan,
bawang, cabe, dsb)
Untuk tanaman pasi di Indonesia umumnya
digunakan pemberian air kepada muka
tanah dengan cara : menggenang
(flooding method)
PENDAHULUANCara ini memberikan keuntungan yaitu
tidak terlalu banyak makan biaya dan
dapat mencegah hama yang bersarang
dalam tanah dan diakar tanaman.
Tetapi bila tanah terendam terlalu lama
akan menjadi kurang baik, sehingga
perlu sewaktu-waktu dikeringkan
Umumnya tergantung pada cara
pengambilan air disungai
Untuk mengairi persawahan dapat
dibedakan menjadi Irigasi Pedesaan
dan Irigasi Pemerintah
Sistem Irigasi desa bersifat komunal
dan tidak menerima bantuan dari
pemerintah pusat. Pembangunan dan
pengelolaanya (seluruh jaringan
irigasi) dilakukan sepenuhnya oleh
masyarakat
SISTEM IRIGASI
DI INDONESIA
TEKN
IS
SEMI
TEKNIS
SEDERHA
NA
3 KATEGORI SISTEM
IRIGASI
3 KATEGORI SISTEM
IRIGASI
- Jaringan Irigasi yang mendapatkan pasokan air terpisah dengan
jaringan pembuang
- Pemberian airnya dapat diukur, diatur dan terkontrol pada
beberapa titik tertentu
- Semua bangunan bersifat permanen
- Luas daerah irigasinya diatas 500 ha
- Contoh: S.I. Jatiluhur
S.I. Pemal. Comal
S.I. Rentang
S.I. Sampean, dll.
TEKN
IS
SEMI
TEKNIS
SEDERHA
NA
3 KATEGORI SISTEM
IRIGASITEKN
IS
SEMI
TEKNIS
SEDERHA
NA
3 KATEGORI SISTEM
IRIGASI
- Pengaliran kesawah dapat diatur tetapi banyaknya air tidak dapat
diukur
- Pembagian air tidak dapat dilakukan secara seksama
- Memiliki sedikit bangunan permanen
- Hanya satu alat pengukuran aliran yang ditempatkan pada
Bangunan bendung
- Sistem pemberian air dan sistem pembuangan air tidak mesti
sama sekali terpisah
TEKN
IS
SEMI
TEKNIS
SEDERHA
NA
3 KATEGORI SISTEM
IRIGASITEKN
IS
SEMI
TEKNIS
SEDERHA
NA
3 KATEGORI SISTEM
IRIGASI
- Biasanya menerima bantuan pemerintah untuk pembangunan dan
atau penyempurnaan, tetapi dikelola dan dioperasikan oleh aparat
desa
- Memiliki bangunan semi permanen dan tidak mempunyai alat
pengukur dan pengontrol aliran sehingga aliran tidak diatur dan
diukur.
TEKN
IS
SEMI
TEKNIS
SEDERHA
NA
3 KATEGORI SISTEM
IRIGASITEKN
IS
SEMI
TEKNIS
SEDERHA
NA
JARINGAN
IRIGASI
UNSUR DAN
TINGKATAN
JARINGAN
NO. URAIAN
KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI
TEKNIS SEMI TEKNIS SEDERHANA
1 Bangunan Utama Bangunan Permanen
Bangunan Permanen/
Semi Permanen
Bangunan
Sementara
2
Kemampuan Bangunan dalam
dan Mengatur Debit
Baik Sedang Jelek
3 Jaringan Saluran
Saluran Irigasi dan
Pembuang Terpisah
Saluran Irigasi dan
Pembuang Tidak
Sepenuhnya Terpisah
Saluran Irigasi dan
Pembuang Jadi Satu
4 Petak Tersier
Dikembangkan
Sepenuhnya
Belum Dikembangkan
Belum Ada Jaringan
yang Dikembangkan
5 Efisiensi Secara Keseluruhan 50-60 % 40-50% <40%
6 Ukuran Tak Ada Batasan Sampai 2000 Ha <500 Ha
PERENCANAAN JARINGAN
IRIGASI
Bangunan-bangunan
Utama ( Headworks)
dimana air diambil dari
sumbernya, umumnya
sungai atau waduk.
Jaringan pembawa
berupa saluran yang
mengalirkan air irigasi ke
petak-petak tersier.
Petak-petak Tersier
dengan sistem
pembagian air dan
sistem pembuangan
kolektif, air irigasi di
bagi-bagi dan dialirkan
ke sawah-sawah dan
kelebihan air ditampung
di dalam suatu sistem
pembuangan di dalam
petak tersier
Sistem pembuang yang
ada diluar daerah irigasi
untuk membuang
kelebihan air ke sungai
atau saluran-saluran
alamiah.
1 2 3 4
Empat unsur fungsional Jaringan Irigasi:
PERENCANAAN JARINGAN
IRIGASI
PETA IKHTISAR
Adalah cara bagaimana berbagai bagian dari suatu jaringan irigasi saling dihubung-hubungkan.
Peta ikhtisar dapat disajikan pada peta tata letak.
Peta ikhtisar proyek irigasi tersebut memperlihatkan:
• Bangunan Utama
• Jaringan dan trase saluran Irigasi
• Jaringan dan trase saluran pembuang
• Petak-petak primer, sekunder, dan tersier.
• Lokasi bangunan.
• Batas-batas daerah irigasi.
• Jaringan dan trase jalan
• Daerah-daerah yang tidak diairi, misal: desa.
PETA IKHTISAR
Peta Ikhtisar umum dapat dibuat
berdasarkan peta topografi yang
dilengkapi dengan garis-garis kontur
dengan skala 1: 25000
Peta Ikhtisar detail yang biasa di
sebut “ Peta Petak” dipakai untuk
perencanaan dibuat dengan skala 1:
5000 dan untuk petak tersier 1: 5000
atau 1: 2000
PETA IKHTISAR
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
Di daerah –daerah yang ditanami padi, luas
petak yang ideal adalah antara 50-100 ha,
kadang-kadang sampai 150 ha.
Batas-batas petak tersier harus jelas seperti
misalnya: Parit, Jalan, batas desa, sungai,
dll.
Petak tersier dibagi menjadi petak-petak
kwarter, dengan luas 8-15 ha.
Panjang saluran tersier sebaiknya 1500 m,
kadang-kadang panjang saluran tersier
mencapai 2000 m.
Panjang saluran Kwarter maksimum 500 m
tetapi prakteknya kadang mencapai 800 m.
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
• Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier
yang kesemuanya dilayani oleh saluran sekunder
• Menerima air dari bangunan bagi yang terletak di
saluran primer atau sekunder
• Batas-batas petak sekunder umumnya berupa
tanda-tanda topografi yang jelas seperti saluran
pembuang
• Luas petak berbeda-beda tergantung pada situasi
daerah
• Saluran sekunder sering terletak dipunggung
medan, mengairi kedua sisi saluran, hingga
saluran pembuang yang membatasinya
• Saluran sekunder boleh juga direncana sebahai
saluran garis tinggi yang mengairi lereng-lereng
medan yang lebih rendah
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
Petak Primer terdiri dari beberapa
petak sekunder , untuk itu petak-
petak ini akan mengambil air
langsung dari saluran primer.
Petak primer dilayani oleh satun
saluran primer yang mengambil air
langsung dari sumber air (Sungai)
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
BANGUNAN UTAMA
Bangunan yang direncanakan di sepanjang
sungai atau aliran air untuk membelokkan air
kedalam jaringan saluran, agar dipakai untuk
keperluan irigasi
Terdiri dari:
• Bangunan pengelak dengan peredam
energi
• Pengambilan utama
• Pintu Bilas
• Kolam olak
• Kantong lumpur (bila perlu)
• Tanggul Banjir
• Bangunan pelengkap lainnya
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
Bangunan utama dapat diklasifikasikan kedalam sejumlah
kategori tergantung pada perencanaannya yaitu:
Bendung/ Bendung Gerak
Bendung (weir), bendung gerak (barrage) dipakai untuk
meninggikan muka air sungai sampai pada ketinggian
yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi
dan petak tersier.
Ketinggian itu akan menentukan luas daerah yang diairi.
Bendung Gerak: Bangunan yang dilengkapi dengan pintu
yang dapat dibuka untuk mengalirkan air pada waktu
terjadi banjir besar dan ditutup bila air kecil
Bendung: Bangunan yang umum dipakai di Indonesia,
untuk membelokkan air sungai kesaluran irigasi guna
keperluan irigasi
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
Pemilihan lokasi bendung:
Pemilihan lokasi bendung yang dibahas yaitu untuk
bendung tetap bagi kepentingan irigasi
Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan:
- Kondisi topografi dari rencana daerah irigasi yang akan
dialiri.
- Semualevasi rencana DI dapat diairi sehingga harus
dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diairi
- Bila elevasi sawah tertinggi diketahui, maka elevasi
mercu bendung dapat ditetapkan
- Dari kedua hal diatas, lokasi bendung dilihat dari segi
topografi dapat diseleksi
- Ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat
pula direncanakan.
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
Untuk kondisi topografi dari lokasi
Bendung harus mempertimbangkan
beberapa aspek yaitu:
- Ketinggian Bendung tidak terlalu tinggi
akan menyulitkan pelaksanaan
- Saluran induk terletak ditempat yang
baik, misal : penggaliannya tidak terlalu
dalam dan tanggul tidak terlalu tinggi
- Penempatan lokasi intake yang tepat
dilihat dari segi hidrolik dan
angkutansedimen, sehingga aliran ke
intake tidak mengalami gangguan dan
angkutan sedimen yang akan masuk ke
intake dapat dihindari
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
Kondisi hidrolik dan morfologi sungai dilokasi
bendung.
Angkutan sedimen adaah faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi bendung
yang meliputi:
- Pola aliran sungai ( Kecepatan dan arah alirannya)
- Kedalaman dan lebar muka air pada waktu banjir
sedang dan kecil
- Tinggi muka air pada debit banjir rencana
- Potensi dan distribusi angkutan sedimen
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
Kondisi tanah pondasi
Bendung harus ditempatkandilokasi dimana tanah pondasi
cukup baik sehingga bangunan stabil
Biaya Pelaksanaan
Beberapa alternatif lokasi harus dipertimbangkan,
selanjutnya biaya pelaksanaan dapat ditentukan dan cara
pelaksanaannya.
Data-data yang diperlukan untuk perencanaan, antara lain:
-Data topografi: Untuk menetapkan lokasi bendung
-Data geoteknik: Untuk menentukan karakteristik pondasi
-Data hidrologi: Untuk menentukan debit maksimum yang
melalui mercu bendung
-Data Morfologi: Untuk menentukan debit meksimum yang
melalui mercu bendung
-Data Mekanika Tanah
PETAK TERSIER
PETAK SEKUNDER
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
NEXT
DENAH
BENDUNG
TATA LETAK BENDUNG DAN
PERLENGKAPANNYA
Komponen utama bendung terdiri dari:
- Tubuh Bendung: Terdiri dari ambang tetap dan mercu
bendung dengan bangunan peredam energinya.
- Bangunan Intake: Terdiri dari lantai/ambang dasar, pintu
dinding penahan banjir, pilar penempatan pintu,
jembatan pelayanan, dll.
- Bangunan Pembilas.
- Bangunan Pelengkap: Tembok pangkal, tembok sayap,
pengarah aliran, bangunan penangkap sedimen, tangga
penduga muka air.
TATA LETAK BENDUNG DAN
PERLENGKAPANNYA
Tata Letak Bendung:
- Tubuh Bendung: Diletakkan tegak lurus arah aliran sungai.
- Bangunan Intake: Merupakan satu kesatuan dengan
bangunan pembilas dan tembok pangkal diudiknya.
Diletakkan menyudut 900 atau menyudut (450 –
600)terhadap sumbu bangunan bilas
- Bangunan Pembilas: Selalu terletak berdampingan dan satu
kesatuan dengan intake dan tembok pangkal udik bendung
yang diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat
membentuk tikungan luar aliran
- Tembok pangkal: Diletakkan di kedua pangkal tubuh
bendung dan dibuat tegak
Pengambilan Bebas
Bangunan yang dibuat ditepi
sungai yang mengalirkan air
sungai kedalam jaringan irigasi
tanpa mengatur tinggi muka air di
sungai. Dalam keadaan demikian
jelas bahwa muka air sungai harus
lebih tinggi dari daerah yang diairi
dan jumlah air yang dibelokkan
dapat dijamin cukup.
PENGAMBILAN
BEBAS
Stasiun Pompa
Irigasi dengan pompa bisa
dipertimbangkan apabila
pengambilan secara gravitasi
tidak bisa dilakukan.
STASIUN POMPA
Saluran Irigasi:
Jaringan Irigasi Utama
Saluran Primer membawa air dari jaringan utama
kesaluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang
diairi
Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan
bagi yang terakhir.
Saluran sekunder, membawa air dari saluran primer
ke petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran
sekunder tersebut
Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan
terakhir.
Jaringan Irigasi Tersier
Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap
ke petak tersier lalu kesaluran kuarter
Batas ujung saluran ini adalah boks bagi tersier
terakhir
Saluran kwarter membawa air dari boks bagi tersier
ke boks bagi kuarter
Air yang mengalir pada alur
Saluran Alam (Saluran Sedayu)
Sungai (Brantas, serayu)
Air yang tertahan pada
cekungan tanah
Danau, telaga (Toba, Sarangan)
Rawa (Wonorejo, Pening)
Air yang keluar dari dalam tanah
Mata air/ sumber (Surowono)
Sumur artesis
Sumur pompa
AIR UNTUK
IRIGASI
AIR UNTUK
IRIGASIAir yang mengalir pada alur dan air yang
tertahan pada cekungan tanah digolongkan
dalam sumber permukaan (surface source)
Air yang keluar dari dalam tanah
digolongkan dalam sumber bawah tanah
(Ground Source)
Di Indonesia air yang dipakai untuk irigasi
banyak diambil dari air yang mengalir pada
alur yang berupa sungai/ kali
KUALITAS AIR
IRIGASI• Kualitas air irigasi tergantung pada campuran yang terbawa oleh air.
Campuran yang terbawa bisa dalam bentuk:
Larutan (Solution)
Suspension (Suspension)
• Pada daerah tertentu suspensi mempunyai pengaruh penting terhadap
kualitas
• Air irigasi dengan kualitas tertentu cocok untuk suatu daerah irigasi
sangat tergantung pada kondisi lokal dari:
- Iklim
- Tanah
- Jenis tanaman yang tumbuh
- Jumlah/ tinggi air yang dipakai
KUALITAS AIR
IRIGASISuspensi akan tertahan di
permukaan tanah daerah irigasi
maka akan merusak sifat phisis
tanah dan menyulitkan
pengolahan
Konsentrasi yang relatif kecil dari
boron cukup membahayakan
pertumbuhan tanaman
Air Irigasi perlu penambahan prosentase:
- Boron
- Chlorida
- Sulphat
- Sodium
- Zat padat terlarut
Unsur yang diperlukan oleh tanaman pangan:
- Oksigen
- Carbon
- Hidrogen
- Nitrogen
- Potasium
- Phosphor
- Calsium
- Magnesium
- Sulphur
- Besi
Oksigen, carbon, hidrogen diperoleh dari air dan udara
Nitrogen didapat dari udara melalui:
Bahan organik yang ada pada tanah
Kegiatan bakteri tanah
Proses pertumbuhan tanaman kacang-kacangan
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarYosua Freddyta'tama
 
Gambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseGambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseinfosanitasi
 
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugas
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugasMK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugas
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugasPurwandaru Widyasunu
 
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikulturaUniversity of Brawijaya
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIREDIS BLOG
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site systemJoy Irman
 
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainase
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainaseDasar-dasar teknik dan manajemen drainase
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainaseinfosanitasi
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanibram77
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaaninfosanitasi
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseinfosanitasi
 
irigasi cara rotasi dan golongan
irigasi cara rotasi dan golonganirigasi cara rotasi dan golongan
irigasi cara rotasi dan golonganMuhammad Ilmi
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikulturaAndrew Hutabarat
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasiJulia Maidar
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 

Was ist angesagt? (20)

12 irigasi tetes
12   irigasi tetes12   irigasi tetes
12 irigasi tetes
 
PETA IRIGASI OBEL MINE'13 UNIPA
PETA IRIGASI OBEL MINE'13 UNIPAPETA IRIGASI OBEL MINE'13 UNIPA
PETA IRIGASI OBEL MINE'13 UNIPA
 
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
 
Gambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseGambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainase
 
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugas
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugasMK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugas
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugas
 
Metode skoring
Metode skoringMetode skoring
Metode skoring
 
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIR
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
 
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainase
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainaseDasar-dasar teknik dan manajemen drainase
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainase
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahan
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainase
 
Survei tanah
Survei tanahSurvei tanah
Survei tanah
 
irigasi cara rotasi dan golongan
irigasi cara rotasi dan golonganirigasi cara rotasi dan golongan
irigasi cara rotasi dan golongan
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 

Ähnlich wie PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian

KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptxKP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptxbagus223923
 
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptxPENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptxDedenCahyo1
 
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistemmateri kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistemvandamustika
 
Biem``biem irigasi
Biem``biem  irigasiBiem``biem  irigasi
Biem``biem irigasiAbdul Aziz
 
T2_JARINGAN IRIGASI.pptx
T2_JARINGAN IRIGASI.pptxT2_JARINGAN IRIGASI.pptx
T2_JARINGAN IRIGASI.pptxAchmadAbidin2
 
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdfdishubpga
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiPPGHybrid1
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiPPGHybrid1
 
KONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG BAB 1.pptx
KONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG BAB 1.pptxKONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG BAB 1.pptx
KONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG BAB 1.pptxmariapaskalista
 
aee6e_BT_Pengetahuan_Umum_Irigasi.pptx
aee6e_BT_Pengetahuan_Umum_Irigasi.pptxaee6e_BT_Pengetahuan_Umum_Irigasi.pptx
aee6e_BT_Pengetahuan_Umum_Irigasi.pptxSURVEYIMAJI
 
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptxEmil Salim
 
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptxEmil Salim
 
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptx
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptxslide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptx
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptxAndi Kurniawansyah
 
Irigasi gravitasi
Irigasi gravitasiIrigasi gravitasi
Irigasi gravitasiRizal Fahmi
 
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfIrigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfAswar Amiruddin
 

Ähnlich wie PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian (20)

KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptxKP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
 
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptxPENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
 
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistemmateri kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
 
Biem``biem irigasi
Biem``biem  irigasiBiem``biem  irigasi
Biem``biem irigasi
 
Makalah Irigasi.pdf
Makalah Irigasi.pdfMakalah Irigasi.pdf
Makalah Irigasi.pdf
 
T2_JARINGAN IRIGASI.pptx
T2_JARINGAN IRIGASI.pptxT2_JARINGAN IRIGASI.pptx
T2_JARINGAN IRIGASI.pptx
 
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
 
Teori Irigasi.doc
Teori Irigasi.docTeori Irigasi.doc
Teori Irigasi.doc
 
Irigasi 2.pptx
Irigasi 2.pptxIrigasi 2.pptx
Irigasi 2.pptx
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
 
KONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG BAB 1.pptx
KONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG BAB 1.pptxKONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG BAB 1.pptx
KONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG BAB 1.pptx
 
aee6e_BT_Pengetahuan_Umum_Irigasi.pptx
aee6e_BT_Pengetahuan_Umum_Irigasi.pptxaee6e_BT_Pengetahuan_Umum_Irigasi.pptx
aee6e_BT_Pengetahuan_Umum_Irigasi.pptx
 
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
 
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
 
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptx
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptxslide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptx
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptx
 
Irigasi gravitasi
Irigasi gravitasiIrigasi gravitasi
Irigasi gravitasi
 
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfIrigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
 
Sda
SdaSda
Sda
 
Tb. irbang 2 ok
Tb. irbang 2 okTb. irbang 2 ok
Tb. irbang 2 ok
 

Mehr von PPGHybrid1

Kelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lainKelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lainPPGHybrid1
 
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuPPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuPPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika BahanPPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika BahanPPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis TertentuPPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis TertentuPPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan PembebananPPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan PembebananPPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTURPPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTURPPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASIPPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASIPPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiModul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiPPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan PekerjaanModul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan PekerjaanPPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan KonstruksiModul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan KonstruksiPPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaModul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaPPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNANMODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNANPPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRPPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANPPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNGMODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNGPPGHybrid1
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanPPGHybrid1
 
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar JembatanModul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar JembatanPPGHybrid1
 

Mehr von PPGHybrid1 (20)

Kelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lainKelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lain
 
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
 
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuPPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
 
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika BahanPPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis TertentuPPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
 
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan PembebananPPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
 
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
 
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
 
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTURPPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
 
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASIPPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
 
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiModul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
 
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan PekerjaanModul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
 
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan KonstruksiModul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
 
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaModul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNANMODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
 
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNGMODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
 
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar JembatanModul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
 

Kürzlich hochgeladen

Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 

PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian

  • 2. PENDAHULUAN PENGERTIAN DAN MAKSUD IRIGASI Irigasi: Berasal dari istilah Irrigatie (Bhs. Belanda) atau Irrigation (Bahasa Inggris) diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mendatangkan air dari sumbernya guna keperluan pertanian mengalirkan dan membagikan air secara terarur, setelah digunakan dapat pula dibuang kembali Maksud Irigasi: yaitu untuk mencukupi kebutuhan air bagi keperluan pertanian, meliputi membasahi tanah, merabuk, mengatur suhu tanah, menghindarkan gangguan hama dalam tanah, dsb.
  • 3. PENDAHULUAN 1. Tanaman yang diberi air irigasi umumnya dibagi dalam 3 golongan besar yaitu: • Padi • Tebu • Palawija (jagung, kacang-kacangan, bawang, cabe, dsb) Untuk tanaman pasi di Indonesia umumnya digunakan pemberian air kepada muka tanah dengan cara : menggenang (flooding method)
  • 4. PENDAHULUANCara ini memberikan keuntungan yaitu tidak terlalu banyak makan biaya dan dapat mencegah hama yang bersarang dalam tanah dan diakar tanaman. Tetapi bila tanah terendam terlalu lama akan menjadi kurang baik, sehingga perlu sewaktu-waktu dikeringkan
  • 5. Umumnya tergantung pada cara pengambilan air disungai Untuk mengairi persawahan dapat dibedakan menjadi Irigasi Pedesaan dan Irigasi Pemerintah Sistem Irigasi desa bersifat komunal dan tidak menerima bantuan dari pemerintah pusat. Pembangunan dan pengelolaanya (seluruh jaringan irigasi) dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat SISTEM IRIGASI DI INDONESIA
  • 7. 3 KATEGORI SISTEM IRIGASI - Jaringan Irigasi yang mendapatkan pasokan air terpisah dengan jaringan pembuang - Pemberian airnya dapat diukur, diatur dan terkontrol pada beberapa titik tertentu - Semua bangunan bersifat permanen - Luas daerah irigasinya diatas 500 ha - Contoh: S.I. Jatiluhur S.I. Pemal. Comal S.I. Rentang S.I. Sampean, dll. TEKN IS SEMI TEKNIS SEDERHA NA
  • 9. 3 KATEGORI SISTEM IRIGASI - Pengaliran kesawah dapat diatur tetapi banyaknya air tidak dapat diukur - Pembagian air tidak dapat dilakukan secara seksama - Memiliki sedikit bangunan permanen - Hanya satu alat pengukuran aliran yang ditempatkan pada Bangunan bendung - Sistem pemberian air dan sistem pembuangan air tidak mesti sama sekali terpisah TEKN IS SEMI TEKNIS SEDERHA NA
  • 11. 3 KATEGORI SISTEM IRIGASI - Biasanya menerima bantuan pemerintah untuk pembangunan dan atau penyempurnaan, tetapi dikelola dan dioperasikan oleh aparat desa - Memiliki bangunan semi permanen dan tidak mempunyai alat pengukur dan pengontrol aliran sehingga aliran tidak diatur dan diukur. TEKN IS SEMI TEKNIS SEDERHA NA
  • 14. UNSUR DAN TINGKATAN JARINGAN NO. URAIAN KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI TEKNIS SEMI TEKNIS SEDERHANA 1 Bangunan Utama Bangunan Permanen Bangunan Permanen/ Semi Permanen Bangunan Sementara 2 Kemampuan Bangunan dalam dan Mengatur Debit Baik Sedang Jelek 3 Jaringan Saluran Saluran Irigasi dan Pembuang Terpisah Saluran Irigasi dan Pembuang Tidak Sepenuhnya Terpisah Saluran Irigasi dan Pembuang Jadi Satu 4 Petak Tersier Dikembangkan Sepenuhnya Belum Dikembangkan Belum Ada Jaringan yang Dikembangkan 5 Efisiensi Secara Keseluruhan 50-60 % 40-50% <40% 6 Ukuran Tak Ada Batasan Sampai 2000 Ha <500 Ha
  • 15. PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI Bangunan-bangunan Utama ( Headworks) dimana air diambil dari sumbernya, umumnya sungai atau waduk. Jaringan pembawa berupa saluran yang mengalirkan air irigasi ke petak-petak tersier. Petak-petak Tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan kolektif, air irigasi di bagi-bagi dan dialirkan ke sawah-sawah dan kelebihan air ditampung di dalam suatu sistem pembuangan di dalam petak tersier Sistem pembuang yang ada diluar daerah irigasi untuk membuang kelebihan air ke sungai atau saluran-saluran alamiah. 1 2 3 4 Empat unsur fungsional Jaringan Irigasi:
  • 17. PETA IKHTISAR Adalah cara bagaimana berbagai bagian dari suatu jaringan irigasi saling dihubung-hubungkan. Peta ikhtisar dapat disajikan pada peta tata letak. Peta ikhtisar proyek irigasi tersebut memperlihatkan: • Bangunan Utama • Jaringan dan trase saluran Irigasi • Jaringan dan trase saluran pembuang • Petak-petak primer, sekunder, dan tersier. • Lokasi bangunan. • Batas-batas daerah irigasi. • Jaringan dan trase jalan • Daerah-daerah yang tidak diairi, misal: desa.
  • 18. PETA IKHTISAR Peta Ikhtisar umum dapat dibuat berdasarkan peta topografi yang dilengkapi dengan garis-garis kontur dengan skala 1: 25000 Peta Ikhtisar detail yang biasa di sebut “ Peta Petak” dipakai untuk perencanaan dibuat dengan skala 1: 5000 dan untuk petak tersier 1: 5000 atau 1: 2000
  • 20. PETAK TERSIER PETAK SEKUNDER PETAK PRIMER BANGUNAN BANGUNAN UTAMA BENDUNG
  • 21. Di daerah –daerah yang ditanami padi, luas petak yang ideal adalah antara 50-100 ha, kadang-kadang sampai 150 ha. Batas-batas petak tersier harus jelas seperti misalnya: Parit, Jalan, batas desa, sungai, dll. Petak tersier dibagi menjadi petak-petak kwarter, dengan luas 8-15 ha. Panjang saluran tersier sebaiknya 1500 m, kadang-kadang panjang saluran tersier mencapai 2000 m. Panjang saluran Kwarter maksimum 500 m tetapi prakteknya kadang mencapai 800 m. PETAK TERSIER PETAK SEKUNDER PETAK PRIMER BANGUNAN BANGUNAN UTAMA BENDUNG
  • 22. • Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani oleh saluran sekunder • Menerima air dari bangunan bagi yang terletak di saluran primer atau sekunder • Batas-batas petak sekunder umumnya berupa tanda-tanda topografi yang jelas seperti saluran pembuang • Luas petak berbeda-beda tergantung pada situasi daerah • Saluran sekunder sering terletak dipunggung medan, mengairi kedua sisi saluran, hingga saluran pembuang yang membatasinya • Saluran sekunder boleh juga direncana sebahai saluran garis tinggi yang mengairi lereng-lereng medan yang lebih rendah PETAK TERSIER PETAK SEKUNDER PETAK PRIMER BANGUNAN BANGUNAN UTAMA BENDUNG
  • 23. Petak Primer terdiri dari beberapa petak sekunder , untuk itu petak- petak ini akan mengambil air langsung dari saluran primer. Petak primer dilayani oleh satun saluran primer yang mengambil air langsung dari sumber air (Sungai) PETAK TERSIER PETAK SEKUNDER PETAK PRIMER BANGUNAN BANGUNAN UTAMA BENDUNG
  • 24. BANGUNAN UTAMA Bangunan yang direncanakan di sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air kedalam jaringan saluran, agar dipakai untuk keperluan irigasi Terdiri dari: • Bangunan pengelak dengan peredam energi • Pengambilan utama • Pintu Bilas • Kolam olak • Kantong lumpur (bila perlu) • Tanggul Banjir • Bangunan pelengkap lainnya PETAK TERSIER PETAK SEKUNDER PETAK PRIMER BANGUNAN BANGUNAN UTAMA BENDUNG
  • 25. Bangunan utama dapat diklasifikasikan kedalam sejumlah kategori tergantung pada perencanaannya yaitu: Bendung/ Bendung Gerak Bendung (weir), bendung gerak (barrage) dipakai untuk meninggikan muka air sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier. Ketinggian itu akan menentukan luas daerah yang diairi. Bendung Gerak: Bangunan yang dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka untuk mengalirkan air pada waktu terjadi banjir besar dan ditutup bila air kecil Bendung: Bangunan yang umum dipakai di Indonesia, untuk membelokkan air sungai kesaluran irigasi guna keperluan irigasi PETAK TERSIER PETAK SEKUNDER PETAK PRIMER BANGUNAN BANGUNAN UTAMA BENDUNG
  • 26. PETAK TERSIER PETAK SEKUNDER PETAK PRIMER BANGUNAN BANGUNAN UTAMA BENDUNG
  • 27. Pemilihan lokasi bendung: Pemilihan lokasi bendung yang dibahas yaitu untuk bendung tetap bagi kepentingan irigasi Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan: - Kondisi topografi dari rencana daerah irigasi yang akan dialiri. - Semualevasi rencana DI dapat diairi sehingga harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diairi - Bila elevasi sawah tertinggi diketahui, maka elevasi mercu bendung dapat ditetapkan - Dari kedua hal diatas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat diseleksi - Ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat pula direncanakan. PETAK TERSIER PETAK SEKUNDER PETAK PRIMER BANGUNAN BANGUNAN UTAMA BENDUNG
  • 28. Untuk kondisi topografi dari lokasi Bendung harus mempertimbangkan beberapa aspek yaitu: - Ketinggian Bendung tidak terlalu tinggi akan menyulitkan pelaksanaan - Saluran induk terletak ditempat yang baik, misal : penggaliannya tidak terlalu dalam dan tanggul tidak terlalu tinggi - Penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi hidrolik dan angkutansedimen, sehingga aliran ke intake tidak mengalami gangguan dan angkutan sedimen yang akan masuk ke intake dapat dihindari PETAK TERSIER PETAK SEKUNDER PETAK PRIMER BANGUNAN BANGUNAN UTAMA BENDUNG
  • 29. Kondisi hidrolik dan morfologi sungai dilokasi bendung. Angkutan sedimen adaah faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi bendung yang meliputi: - Pola aliran sungai ( Kecepatan dan arah alirannya) - Kedalaman dan lebar muka air pada waktu banjir sedang dan kecil - Tinggi muka air pada debit banjir rencana - Potensi dan distribusi angkutan sedimen PETAK TERSIER PETAK SEKUNDER PETAK PRIMER BANGUNAN BANGUNAN UTAMA BENDUNG
  • 30. Kondisi tanah pondasi Bendung harus ditempatkandilokasi dimana tanah pondasi cukup baik sehingga bangunan stabil Biaya Pelaksanaan Beberapa alternatif lokasi harus dipertimbangkan, selanjutnya biaya pelaksanaan dapat ditentukan dan cara pelaksanaannya. Data-data yang diperlukan untuk perencanaan, antara lain: -Data topografi: Untuk menetapkan lokasi bendung -Data geoteknik: Untuk menentukan karakteristik pondasi -Data hidrologi: Untuk menentukan debit maksimum yang melalui mercu bendung -Data Morfologi: Untuk menentukan debit meksimum yang melalui mercu bendung -Data Mekanika Tanah PETAK TERSIER PETAK SEKUNDER PETAK PRIMER BANGUNAN BANGUNAN UTAMA BENDUNG NEXT
  • 32. TATA LETAK BENDUNG DAN PERLENGKAPANNYA Komponen utama bendung terdiri dari: - Tubuh Bendung: Terdiri dari ambang tetap dan mercu bendung dengan bangunan peredam energinya. - Bangunan Intake: Terdiri dari lantai/ambang dasar, pintu dinding penahan banjir, pilar penempatan pintu, jembatan pelayanan, dll. - Bangunan Pembilas. - Bangunan Pelengkap: Tembok pangkal, tembok sayap, pengarah aliran, bangunan penangkap sedimen, tangga penduga muka air.
  • 33. TATA LETAK BENDUNG DAN PERLENGKAPANNYA Tata Letak Bendung: - Tubuh Bendung: Diletakkan tegak lurus arah aliran sungai. - Bangunan Intake: Merupakan satu kesatuan dengan bangunan pembilas dan tembok pangkal diudiknya. Diletakkan menyudut 900 atau menyudut (450 – 600)terhadap sumbu bangunan bilas - Bangunan Pembilas: Selalu terletak berdampingan dan satu kesatuan dengan intake dan tembok pangkal udik bendung yang diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat membentuk tikungan luar aliran - Tembok pangkal: Diletakkan di kedua pangkal tubuh bendung dan dibuat tegak
  • 34. Pengambilan Bebas Bangunan yang dibuat ditepi sungai yang mengalirkan air sungai kedalam jaringan irigasi tanpa mengatur tinggi muka air di sungai. Dalam keadaan demikian jelas bahwa muka air sungai harus lebih tinggi dari daerah yang diairi dan jumlah air yang dibelokkan dapat dijamin cukup. PENGAMBILAN BEBAS
  • 35. Stasiun Pompa Irigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan apabila pengambilan secara gravitasi tidak bisa dilakukan. STASIUN POMPA
  • 36. Saluran Irigasi: Jaringan Irigasi Utama Saluran Primer membawa air dari jaringan utama kesaluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir. Saluran sekunder, membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan terakhir. Jaringan Irigasi Tersier Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap ke petak tersier lalu kesaluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah boks bagi tersier terakhir Saluran kwarter membawa air dari boks bagi tersier ke boks bagi kuarter
  • 37. Air yang mengalir pada alur Saluran Alam (Saluran Sedayu) Sungai (Brantas, serayu) Air yang tertahan pada cekungan tanah Danau, telaga (Toba, Sarangan) Rawa (Wonorejo, Pening) Air yang keluar dari dalam tanah Mata air/ sumber (Surowono) Sumur artesis Sumur pompa AIR UNTUK IRIGASI
  • 38. AIR UNTUK IRIGASIAir yang mengalir pada alur dan air yang tertahan pada cekungan tanah digolongkan dalam sumber permukaan (surface source) Air yang keluar dari dalam tanah digolongkan dalam sumber bawah tanah (Ground Source) Di Indonesia air yang dipakai untuk irigasi banyak diambil dari air yang mengalir pada alur yang berupa sungai/ kali
  • 39. KUALITAS AIR IRIGASI• Kualitas air irigasi tergantung pada campuran yang terbawa oleh air. Campuran yang terbawa bisa dalam bentuk: Larutan (Solution) Suspension (Suspension) • Pada daerah tertentu suspensi mempunyai pengaruh penting terhadap kualitas • Air irigasi dengan kualitas tertentu cocok untuk suatu daerah irigasi sangat tergantung pada kondisi lokal dari: - Iklim - Tanah - Jenis tanaman yang tumbuh - Jumlah/ tinggi air yang dipakai
  • 40. KUALITAS AIR IRIGASISuspensi akan tertahan di permukaan tanah daerah irigasi maka akan merusak sifat phisis tanah dan menyulitkan pengolahan Konsentrasi yang relatif kecil dari boron cukup membahayakan pertumbuhan tanaman Air Irigasi perlu penambahan prosentase: - Boron - Chlorida - Sulphat - Sodium - Zat padat terlarut Unsur yang diperlukan oleh tanaman pangan: - Oksigen - Carbon - Hidrogen - Nitrogen - Potasium - Phosphor - Calsium - Magnesium - Sulphur - Besi Oksigen, carbon, hidrogen diperoleh dari air dan udara Nitrogen didapat dari udara melalui: Bahan organik yang ada pada tanah Kegiatan bakteri tanah Proses pertumbuhan tanaman kacang-kacangan