SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 27
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Vivi Setiawaty
Kepala Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
Disampaikan pada acara Webinar Update Pemeriksaan Laboratorium COVID-19, Sabtu 29 Januari 2022
Persyaratan dan Perijinan Laboratorium
Pemeriksa Covid-19
OUTLINE
Pendahuluan
Kebijakan Nasional terkait Diagnostik dan
Laboratorium
Persyaratan dan Penetapan Laboratorium
Pemeriksa Covid-19
COVID-19 dan Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2)
• SARS CoV-2 -> keluarga Coronaviridae
• Single stranded RNA virus
• Genom Virus ± 28 kbp
• Ditularkan melalui droplet dan
aerosol
• Gejala umum : gejala gangguan
pernafasan akut seperti demam,
batuk, sesak nafas (ringan – berat)
• Termasuk dalam Agen Infeksius Risk
Group 3 (Kelompok Resiko 3)
Sumber:phil.cdc.gov
Sumber: J F-W Chan, et al., 2020
Situasi Indonesia (per 18 Januari 2022)
16
Maret
2020
19
Maret
2020
26
Maret
2020
7 April
2020
27
April
2020
9 Juni
2020
1 Juli
2020
KMK No.
HK.01.07/Menkes/182/2020
Tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan
COVID-19 (12 Lab
Pemeriksa)
2020 KMK No.
HK.01.07/Menkes/216/20
20
Tentang Jejaring
Laboratorium
Pemeriksaan COVID-19
(49 Lab)
KMK No.
HK.01.07/Menkes/214/2020
Tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan
COVID-19 (45 Lab)
surat No.
PM.03.01/Menkes/358/2020
tentang Percepatan dan
Peningkatan Cakupan
Pemeriksaan COVID-19
(target 20.000)
SE Dirjen P2P No.
HK.02.02/V/6664/2020
tentang Pelaksanaan
Pemeriksaan PCR
COVID-19 Mengguakan
alat Close System (TCM
Tuberkulosis dan Alat PCR
Viral Load HIV)
SE No. HK.02.01/Menkes/234/2020
Tentang Pedoman Pemeriksaan Uji
Real-Time PCR bagi Laboratorium di
Lingkungan RS & Lab lain yang
melakukan Pemeriksaan COVID-19
KMK No.
HK.01.07/Menkes/405/202
0
Tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan
COVID-19 (163 Lab)
Per 11 Agustus
2020
295 laboratorium
pemeriksa covid,
menggunakan PCR
dan TCM
Catatan: KMK 182, 214, 216 tidak berlaku lagi
Kebijakan Nasional mengenai Laboratorium COVID-19
(2020)
Kebijakan Nasional (2021)
• KMK No 446/2021 tentang Penggunaan
Rapid Diagnostic Test Antigen dalam
Pemeriksaan Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) → KMK 4794/2021
• Keputusan Dirjen Yankes No
HK.02.02/I/1404 tentang Petunjuk Teknis
Pemantauan dan Evaluasi Kesiapan lab
Pemeriksa Covid-19
8
Sumber dari https://www.litbang.kemkes.go.id/
Sebaran Laboratorium Pemeriksa Covid-19 di Jawa Barat
Kabupaten/Kota
Non
Pemerintah Pemerintah Total
Kabupaten Bandung 1 4 5
Kabupaten Bandung Barat 2 1 3
Kabupaten Bekasi 12 2 14
Kabupaten Bogor 3 8 11
Kabupaten Ciamis 1 1
Kabupaten Cianjur 2 2
Kabupaten Cirebon 3 2 5
Kabupaten Cirebon 1 1
Kabupaten Garut 4 4
Kabupaten Indramayu 2 2
Kabupaten Karawang 4 3 7
Kabupaten Kuningan 1 1
Kabupaten Majalengka 1 1
Kabupaten Pangandaran 1 1
Kabupaten/Kota
Non
Pemerintah Pemerintah Total
Kabupaten Sukabumi 4 4
Kabupaten Sumedang 2 2
Kabupaten Tasikmalaya 1 1
Kota Bandung 15 12 27
Kota Banjar 1 1
Kota Bekasi 14 7 21
Kota Bogor 7 6 13
Kota Cimahi 3 3
Kota Cirebon 3 3 6
Kota Depok 6 4 10
Kota Sukabumi 1 3 4
Kota Tasikmalaya 2 3 5
Kabupaten Purwakarta 1 2 3
Kabupaten Subang 1 1
Peraturan tentang Laboratorium Pemeriksa
COVID19
1
2
3
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021
TENTANG
PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Persyaratan Laboratorium Pemeriksa COVID-19
• Persyaratan Gedung
• Ruang Laboratorium BSL2
• Persyaratan Biosafety Cabinet
• Persyaratan Peralatan
• Persyaratan SDM
• Persyaratan Praktik Biosafety dan Biosecurity
• Persyaratan Good Laboratory Practice
Persyaratan Laboratorium bergerak (mobile
laboratorium) pemeriksa COVID-19:
a. Persyaratan Unit
b. Persyaratan Pengoperasian
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021
TENTANG
PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah
dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa
wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya
penanggulangan termasuk penguatan jejaring
laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan
spesimen;
b. bahwa untuk menjamin kesinambungan pemeriksaan
screening spesimen COVID-19 diperlukan jejaring
laboratorium pemeriksaan COVID-19;
c. bahwa untuk percepatan penanganan
wabah/pandemik COVID-19 perlu dilakukan
perluasan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-
19 dengan menambah laboratorium permanen dan
laboratorium bergerak (mobile laboratorium) yang
aman dan mengikuti standar biosafety dan
biosecurity;
d. bahwa untuk memperlancar pelayanan dan
koordinasi pemeriksaan spesimen COVID-19 di
lapangan perlu dilakukan pendelegasian sebagian
kewenangan kepada pemerintah daerah;
Prosedur Pemeriksaan
dan Pengembangan Kesehatan melalui aplikasi allrecord-tc19 setiap
hari.
E. PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Algoritma Pemeriksaan
Pemeriksaan dengan metode NAAT merujuk kepada Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/3602/2021 tentang
Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/446/2021 tentang Penggunaan Rapid Diagnostic
Test Antigen dalam Pemeriksaan Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19).
2. Validasi reagen dan alat baru
Apabila laboratorium mengembangkan atau menggunakan reagen
maupun alat pemeriksaan baru, maka laboratorium tersebut wajib
melakukan uji validasi reagen maupun alat dan membandingkannya
dengan reagen atau alat yang sudah terstandar.
3. Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan Mutu Eksternal (PMI
dan PME)
a. Pemantapan Mutu Internal (PMI)
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021
TENTANG
PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah
dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa
wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya
penanggulangan termasuk penguatan jejaring
laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan
spesimen;
b. bahwa untuk menjamin kesinambungan pemeriksaan
screening spesimen COVID-19 diperlukan jejaring
laboratorium pemeriksaan COVID-19;
c. bahwa untuk percepatan penanganan
wabah/pandemik COVID-19 perlu dilakukan
perluasan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-
19 dengan menambah laboratorium permanen dan
laboratorium bergerak (mobile laboratorium) yang
aman dan mengikuti standar biosafety dan
biosecurity;
d. bahwa untuk memperlancar pelayanan dan
koordinasi pemeriksaan spesimen COVID-19 di
lapangan perlu dilakukan pendelegasian sebagian
kewenangan kepada pemerintah daerah;
jdih.kemkes.go.id
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021
TENTANG
PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah
dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa
wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya
penanggulangan termasuk penguatan jejaring
laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan
PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN
CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19).
KESATU : Menetapkan jenis Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) terdiri atas:
a. laboratorium klinik;
b. laboratorium yang ada di dalam fasilitas pelayanan
kesehatan;
c. laboratorium kesehatan daerah;
d. balai atau balai besar teknik kesehatan lingkungan
dan pengendalian penyakit;
e. balai besar laboratorium kesehatan;
f. laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan; dan
g. laboratorium riset di lingkungan perguruan tinggi
atau institusi mandiri nonperguruan tinggi.
KEDUA : Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU harus memenuhi persyaratan paling sedikit
Standar Laboratorium Bio Safety Level 2 (BSL-2) serta
sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan
kewenangan untuk melakukan pemeriksaan dan validasi
pemeriksaan COVID-19.
KETIGA : Laboratorium yang telah memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA harus
memberitahukan kesiapan untuk pemeriksaan COVID-19
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021
TENTANG
PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah
dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa
wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya
penanggulangan termasuk penguatan jejaring
laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan
spesimen;
b. bahwa untuk menjamin kesinambungan pemeriksaan
screening spesimen COVID-19 diperlukan jejaring
laboratorium pemeriksaan COVID-19;
c. bahwa untuk percepatan penanganan
wabah/pandemik COVID-19 perlu dilakukan
perluasan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-
19 dengan menambah laboratorium permanen dan
laboratorium bergerak (mobile laboratorium) yang
aman dan mengikuti standar biosafety dan
biosecurity;
d. bahwa untuk memperlancar pelayanan dan
Penetapan laboratorium pemeriksa COVID-19
Standar Laboratorium Bio Safety Level 2 (BSL-2) serta
sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan
kewenangan untuk melakukan pemeriksaan dan validasi
pemeriksaan COVID-19.
KETIGA : Laboratorium yang telah memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA harus
memberitahukan kesiapan untuk pemeriksaan COVID-19
kepada dinas kesehatan provinsi untuk dilakukan
penilaian dengan tembusan dinas kesehatan
kabupaten/kota.
KEEMPAT : Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU terdiri atas:
a. laboratorium rujukan nasional pemeriksaan COVID-
19;
jdih.kemkes.go.id
- 7 –
Keputusan Menteri ini.
KESEMBILAN : Selain laboratorium pemeriksa sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KEDELAPAN, Menteri dapat menetapkan
laboratorium pemeriksa lainnya.
KESEPULUH : Dalam rangka menetapkan laboratorium pemeriksa
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESEMBILAN,
Menteri Kesehatan mendelegasikan kewenangan kepada
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
KESEBELAS : Pendanaan terhadap penyelenggaraan Laboratorium
Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Belanja Negara
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021
TENTANG
PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah
dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa
wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya
penanggulangan termasuk penguatan jejaring
laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan
spesimen;
b. bahwa untuk menjamin kesinambungan pemeriksaan
screening spesimen COVID-19 diperlukan jejaring
laboratorium pemeriksaan COVID-19;
c. bahwa untuk percepatan penanganan
Persyaratan Laboratorium
D. PERSYARATAN LABORATORIUM
Laboratorium yang melakukan pemeriksaan
spesimen COVID-19 dengan metode NAAT
diwajibkan memenuhi kriteria berikut:
1. Laboratorium pemeriksa COVID-19
permanen (hal 10)
2. Laboratorium bergerak (mobile
laboratorium) pemeriksa COVID-19 (hal 14)
Pemantauan dan Evaluasi
- 23 –
a. Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan daerah
provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya
masing-masing menyampaikan pemberitahuan akan
diselenggarakannya pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
kesiapan laboratorium yang melaksanakan pemeriksaan COVID-
19 kepada laboratorium dan keharusan laboratorium tersebut
untuk mengisi formulir secara mandiri/self assessment.
b. Kementerian Kesehatan dan dinas kesehatan
provinsi/kabupaten/kota dapat membentuk tim pemantauan
dan evaluasi, yang beranggotakan unsur instansi pemberi izin
setempat dengan dapat melibatkan laboratorium pembina
provinsi, surveior dan/atau pemangku kepentingan lain.
c. Setelah menerima hasil penilaian, instansi pemberi izin atau Tim
berkoordinasi dengan laboratorium dan menetapkan waktu
pelaksanaan, jadwal kunjungan serta mekanisme pelaksanaan
pemantauan dan evaluasi.
2. Pelaksanaan
a. Instansi pemberi izin atau Tim melakukan verifikasi terhadap
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021
TENTANG
PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah
dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa
wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya
penanggulangan termasuk penguatan jejaring
laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan
spesimen;
b. bahwa untuk menjamin kesinambungan pemeriksaan
screening spesimen COVID-19 diperlukan jejaring
laboratorium pemeriksaan COVID-19;
c. bahwa untuk percepatan penanganan
wabah/pandemik COVID-19 perlu dilakukan
perluasan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-
19 dengan menambah laboratorium permanen dan
laboratorium bergerak (mobile laboratorium) yang
aman dan mengikuti standar biosafety dan
biosecurity;
d. bahwa untuk memperlancar pelayanan dan
berkoordinasi dengan laboratorium dan menetapkan waktu
pelaksanaan, jadwal kunjungan serta mekanisme pelaksanaan
pemantauan dan evaluasi.
2. Pelaksanaan
a. Instansi pemberi izin atau Tim melakukan verifikasi terhadap
hasil self assessment dari alat penilaian laboratorium yang
diterimanya baik secara online, atau offline.
b. Pelaksanaan kegiatan verifikasi terdiri dari:
1) Pimpinan Laboratorium mempresentasikan hasil self
assesment terkait kapasitas dan kesiapan laboratorium
yang melaksanakan pemeriksaan COVID-19.
2) Instansi pemberi izin atau tim melakukan telaah dokumen
yang diperlukan.
3) Instansi pemberi izin atau tim dapat melakukan telusur
lapangan dan mengumpulkan data dengan wawancara.
3. Paska Pemantauan dan Evaluasi
a. Setelah kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan, instansi
pemberi izin atau tim menyusun hasil pemantauan dan evaluasi
dan menyampaikan hasil tersebut bersama dengan rekomendasi
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021
TENTANG
PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah
dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa
wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya
penanggulangan termasuk penguatan jejaring
laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan
spesimen;
b. bahwa untuk menjamin kesinambungan pemeriksaan
screening spesimen COVID-19 diperlukan jejaring
laboratorium pemeriksaan COVID-19;
c. bahwa untuk percepatan penanganan
wabah/pandemik COVID-19 perlu dilakukan
perluasan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-
19 dengan menambah laboratorium permanen dan
laboratorium bergerak (mobile laboratorium) yang
aman dan mengikuti standar biosafety dan
- 24 –
b. Temuan-temuan pada kegiatan monitoring dan evaluasi
dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan dan menyusun
rencana tindak lanjut bagi setiap pemangku kepentingan.
c. Laporan hasil dan rekomendasi disampaikan secara tertulis baik
secara online, atau offline kepada pimpinan Laboratorium.
d. Dilakukan rekapitulasi Laporan Hasil dan pemetaan kapasitas
dan kesiapan laboratorium yang ada di wilayahnya masing-
masing, kemudian hasil rekapitulasi dan pemetaan tersebut
dikirimkan ke Kementerian Kesehatan.
3) Instansi pemberi izin atau tim dapat melakukan telusur
lapangan dan mengumpulkan data dengan wawancara.
3. Paska Pemantauan dan Evaluasi
a. Setelah kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan, instansi
pemberi izin atau tim menyusun hasil pemantauan dan evaluasi
dan menyampaikan hasil tersebut bersama dengan rekomendasi
yang dapat digunakan oleh Laboratorium untuk melakukan
upaya perbaikan.
jdih.kemkes.go.id
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021
TENTANG
PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah
dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa
wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya
penanggulangan termasuk penguatan jejaring
laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan
spesimen;
b. bahwa untuk menjamin kesinambungan pemeriksaan
screening spesimen COVID-19 diperlukan jejaring
laboratorium pemeriksaan COVID-19;
c. bahwa untuk percepatan penanganan
wabah/pandemik COVID-19 perlu dilakukan
perluasan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-
19 dengan menambah laboratorium permanen dan
laboratorium bergerak (mobile laboratorium) yang
aman dan mengikuti standar biosafety dan
biosecurity;
d. bahwa untuk memperlancar pelayanan dan
Tugas Laboratorium Rujukan Nasional
a.melakukan konfirmasi hasil pemeriksaan dari laboratorium pemeriksa
COVID-19 dan apabila dianggap perlu juga dapat melakukan pemeriksaan
COVID-19
b. menyusun standar operasional prosedur mengenai pengambilan,
pengelolaan, pemeriksaan spesimen COVID-19, validasi kit baru,
Pemeriksaan Mutu Internal (PMI) dan Pemeriksaan Mutu Eksternal (PME)
c. melakukan uji pemantapan mutu terhadap laboratorium pemeriksa COVID-
19 secara berkala sesuai dengan pedoman pemeriksaan Nucleic Acid
Amplification Test (NAAT) SARS CoV-2 bagi petugas laboratorium;
d. melakukan pemantapan mutu eksternal terhadap laboratorium pembina
provinsi;
e. mengirimkan tes panel pemeriksaan COVID-19 ke laboratorium pemeriksa
COVID-19 dalam rangka pemantauan mutu eksternal (Quality
Assurance/Quality Control)
f. menerima laporan kinerja laboratorium pemeriksa COVID-19 dari dinas
kesehatan provinsi dalam bentuk rekomendasi untuk selanjutnya menjadi
dasar penghentian operasional pemeriksaan COVID-19 yang merupakan
bagian jejaring laboratorium pemeriksa COVID-19.
A. Membantu dinas kesehatan provinsi untuk melakukan pembinaan terhadap laboratorium
pemeriksa di Provinsi;
B. Memastikan laboratorium pemeriksa telah mengirimkan spesimen untuk uji validasi ke
laboratorium rujukan nasional COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil
pemeriksaan;
C. Memastikan laboratorium di bawahnya melakukan pelaporan tepat waktu:
D. Memastikan reagen yang dikirim sudah sampai pada laboratorium pemeriksa bawahnya;
E. Dapat melakukan PME terhadap laboratorium pemeriksa setelah berkoordinasi dengan
laboratorium rujukan nasional pemeriksaan COVID-19;
F. Memberikan laporan tertulis yang ditandatangani pimpinan laboratorium, hasil PME
laboratorium pemeriksa kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan paling
lama 1 minggu setelah PME laboratorium pemeriksa selesai dilaksanakan; dan
G. Memberikan laporan kepada dinas kesehatan provinsi tentang kinerja laboratorium
dibawahnya, sebagai bahan pertimbangan dinas kesehatan provinsi untuk menyusun
rekomendasi penghentian operasional pemeriksaan COVID-19
Tugas Laboratorium Pembina Provinsi
A. Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakit/dinas
kesehatan/laboratorium kesehatan lainnya;
B. Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan
standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan;
C. Mengirimkan spesimen untuk uji validasi ke laboratorium rujukan nasional COVID-19
dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan;
D. Mengirimkan seluruh hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui aplikasi allrecord-tc19 setiap hari;
E. Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim untuk
keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien untuk
kepentingan penyelidikan epidemiologi; dan
F. Memberikan feedback kepada rumah sakit/dinas kesehatan/laboratorium kesehatan
lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada spesimen
yang diterima.
Tugas Laboratorium pemeriksa COVID-19
Monitoring dan evaluasi Laboratorium Pemeriksa Covid-19
Pemantapan Mutu External (PME)
Prasyarat sesuai dengan KMK 214 dan 405 tahun 2020,
lab pemeriksa mengirimkan spesimen sebagai bagian
dari uji konfirmasi ke Lab rujukan nasional
(Balitbangkes)
1. 20 spesimen positif COVID-19
2. 10 spesimen negative COVID-19
Nilai minimal memenuhi syarat adalah 90%
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021
TENTANG
PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Thank you
Terimakasih

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie MATERI vivi.pdf

Materi dragustina-web270721
Materi dragustina-web270721Materi dragustina-web270721
Materi dragustina-web270721
anita692070
 
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdfRAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
IFRSCitraHusada
 
Kmk no. hk.01.07 menkes-446-2021 ttg rapid diagnostic test antigen dalam peme...
Kmk no. hk.01.07 menkes-446-2021 ttg rapid diagnostic test antigen dalam peme...Kmk no. hk.01.07 menkes-446-2021 ttg rapid diagnostic test antigen dalam peme...
Kmk no. hk.01.07 menkes-446-2021 ttg rapid diagnostic test antigen dalam peme...
indihimma
 
Usulan Model Ukom Kes.pptx
Usulan Model Ukom Kes.pptxUsulan Model Ukom Kes.pptx
Usulan Model Ukom Kes.pptx
didinFt
 
2. Mikroplaning dan Rantai Dingin Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
2. Mikroplaning dan Rantai Dingin Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt2. Mikroplaning dan Rantai Dingin Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
2. Mikroplaning dan Rantai Dingin Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
pramita18
 

Ähnlich wie MATERI vivi.pdf (20)

Materi dragustina-web270721
Materi dragustina-web270721Materi dragustina-web270721
Materi dragustina-web270721
 
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdfRAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
 
Antigen kmk446-2021.pdf
Antigen kmk446-2021.pdfAntigen kmk446-2021.pdf
Antigen kmk446-2021.pdf
 
Keputusan Menkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/446/2021
Keputusan Menkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/446/2021Keputusan Menkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/446/2021
Keputusan Menkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/446/2021
 
Kmk no. hk.01.07 menkes-446-2021 ttg rapid diagnostic test antigen dalam peme...
Kmk no. hk.01.07 menkes-446-2021 ttg rapid diagnostic test antigen dalam peme...Kmk no. hk.01.07 menkes-446-2021 ttg rapid diagnostic test antigen dalam peme...
Kmk no. hk.01.07 menkes-446-2021 ttg rapid diagnostic test antigen dalam peme...
 
Bahan Paparan JEE.pptx
Bahan Paparan JEE.pptxBahan Paparan JEE.pptx
Bahan Paparan JEE.pptx
 
PPT INM LABKES dan UTD pada tahun 2022pdf
PPT INM LABKES dan UTD pada tahun 2022pdfPPT INM LABKES dan UTD pada tahun 2022pdf
PPT INM LABKES dan UTD pada tahun 2022pdf
 
PME dengan alur dan Dinkes Pendanaan GF.pptx
PME dengan alur dan Dinkes Pendanaan GF.pptxPME dengan alur dan Dinkes Pendanaan GF.pptx
PME dengan alur dan Dinkes Pendanaan GF.pptx
 
Paparan KMK 5673 Th 2021 Juknis Klaim COVID-19.pptx
Paparan KMK 5673 Th 2021 Juknis Klaim COVID-19.pptxPaparan KMK 5673 Th 2021 Juknis Klaim COVID-19.pptx
Paparan KMK 5673 Th 2021 Juknis Klaim COVID-19.pptx
 
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesKebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
 
Kebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
Kebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pptKebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
Kebijakan Pemberian Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
 
Labkesmas- ppt advokasi sosialisasi.pptx
Labkesmas- ppt advokasi sosialisasi.pptxLabkesmas- ppt advokasi sosialisasi.pptx
Labkesmas- ppt advokasi sosialisasi.pptx
 
Usulan Model Ukom Kes.pptx
Usulan Model Ukom Kes.pptxUsulan Model Ukom Kes.pptx
Usulan Model Ukom Kes.pptx
 
covid 19 dan kehamilan dr.oky SpOG.pptx
covid 19 dan kehamilan dr.oky SpOG.pptxcovid 19 dan kehamilan dr.oky SpOG.pptx
covid 19 dan kehamilan dr.oky SpOG.pptx
 
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptx
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptxRakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptx
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptx
 
Tata Laksana Survei Akreditasi.pdf
Tata Laksana Survei Akreditasi.pdfTata Laksana Survei Akreditasi.pdf
Tata Laksana Survei Akreditasi.pdf
 
2. Mikroplaning dan Rantai Dingin Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
2. Mikroplaning dan Rantai Dingin Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt2. Mikroplaning dan Rantai Dingin Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
2. Mikroplaning dan Rantai Dingin Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.ppt
 
Tata Laksana Covid PKM DINKES BDG-edit.pptx
Tata Laksana Covid PKM DINKES BDG-edit.pptxTata Laksana Covid PKM DINKES BDG-edit.pptx
Tata Laksana Covid PKM DINKES BDG-edit.pptx
 
PPT_MPD_1_Kebijakan_Penyelenggaraan_Kesling_RS[1].pptx
PPT_MPD_1_Kebijakan_Penyelenggaraan_Kesling_RS[1].pptxPPT_MPD_1_Kebijakan_Penyelenggaraan_Kesling_RS[1].pptx
PPT_MPD_1_Kebijakan_Penyelenggaraan_Kesling_RS[1].pptx
 
UPDATE DATA COVID-19 DEPOK_20220810.pptx
UPDATE DATA COVID-19 DEPOK_20220810.pptxUPDATE DATA COVID-19 DEPOK_20220810.pptx
UPDATE DATA COVID-19 DEPOK_20220810.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
Meboix
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
hurufd86
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
wisanggeni19
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 

MATERI vivi.pdf

  • 1. Vivi Setiawaty Kepala Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Disampaikan pada acara Webinar Update Pemeriksaan Laboratorium COVID-19, Sabtu 29 Januari 2022 Persyaratan dan Perijinan Laboratorium Pemeriksa Covid-19
  • 2. OUTLINE Pendahuluan Kebijakan Nasional terkait Diagnostik dan Laboratorium Persyaratan dan Penetapan Laboratorium Pemeriksa Covid-19
  • 3. COVID-19 dan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) • SARS CoV-2 -> keluarga Coronaviridae • Single stranded RNA virus • Genom Virus ± 28 kbp • Ditularkan melalui droplet dan aerosol • Gejala umum : gejala gangguan pernafasan akut seperti demam, batuk, sesak nafas (ringan – berat) • Termasuk dalam Agen Infeksius Risk Group 3 (Kelompok Resiko 3) Sumber:phil.cdc.gov Sumber: J F-W Chan, et al., 2020
  • 4. Situasi Indonesia (per 18 Januari 2022)
  • 5.
  • 6. 16 Maret 2020 19 Maret 2020 26 Maret 2020 7 April 2020 27 April 2020 9 Juni 2020 1 Juli 2020 KMK No. HK.01.07/Menkes/182/2020 Tentang Jejaring Laboratorium Pemeriksaan COVID-19 (12 Lab Pemeriksa) 2020 KMK No. HK.01.07/Menkes/216/20 20 Tentang Jejaring Laboratorium Pemeriksaan COVID-19 (49 Lab) KMK No. HK.01.07/Menkes/214/2020 Tentang Jejaring Laboratorium Pemeriksaan COVID-19 (45 Lab) surat No. PM.03.01/Menkes/358/2020 tentang Percepatan dan Peningkatan Cakupan Pemeriksaan COVID-19 (target 20.000) SE Dirjen P2P No. HK.02.02/V/6664/2020 tentang Pelaksanaan Pemeriksaan PCR COVID-19 Mengguakan alat Close System (TCM Tuberkulosis dan Alat PCR Viral Load HIV) SE No. HK.02.01/Menkes/234/2020 Tentang Pedoman Pemeriksaan Uji Real-Time PCR bagi Laboratorium di Lingkungan RS & Lab lain yang melakukan Pemeriksaan COVID-19 KMK No. HK.01.07/Menkes/405/202 0 Tentang Jejaring Laboratorium Pemeriksaan COVID-19 (163 Lab) Per 11 Agustus 2020 295 laboratorium pemeriksa covid, menggunakan PCR dan TCM Catatan: KMK 182, 214, 216 tidak berlaku lagi Kebijakan Nasional mengenai Laboratorium COVID-19 (2020)
  • 7. Kebijakan Nasional (2021) • KMK No 446/2021 tentang Penggunaan Rapid Diagnostic Test Antigen dalam Pemeriksaan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) → KMK 4794/2021 • Keputusan Dirjen Yankes No HK.02.02/I/1404 tentang Petunjuk Teknis Pemantauan dan Evaluasi Kesiapan lab Pemeriksa Covid-19
  • 9. Sebaran Laboratorium Pemeriksa Covid-19 di Jawa Barat Kabupaten/Kota Non Pemerintah Pemerintah Total Kabupaten Bandung 1 4 5 Kabupaten Bandung Barat 2 1 3 Kabupaten Bekasi 12 2 14 Kabupaten Bogor 3 8 11 Kabupaten Ciamis 1 1 Kabupaten Cianjur 2 2 Kabupaten Cirebon 3 2 5 Kabupaten Cirebon 1 1 Kabupaten Garut 4 4 Kabupaten Indramayu 2 2 Kabupaten Karawang 4 3 7 Kabupaten Kuningan 1 1 Kabupaten Majalengka 1 1 Kabupaten Pangandaran 1 1 Kabupaten/Kota Non Pemerintah Pemerintah Total Kabupaten Sukabumi 4 4 Kabupaten Sumedang 2 2 Kabupaten Tasikmalaya 1 1 Kota Bandung 15 12 27 Kota Banjar 1 1 Kota Bekasi 14 7 21 Kota Bogor 7 6 13 Kota Cimahi 3 3 Kota Cirebon 3 3 6 Kota Depok 6 4 10 Kota Sukabumi 1 3 4 Kota Tasikmalaya 2 3 5 Kabupaten Purwakarta 1 2 3 Kabupaten Subang 1 1
  • 10. Peraturan tentang Laboratorium Pemeriksa COVID19 1 2 3 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021 TENTANG PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
  • 11. Persyaratan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 • Persyaratan Gedung • Ruang Laboratorium BSL2 • Persyaratan Biosafety Cabinet • Persyaratan Peralatan • Persyaratan SDM • Persyaratan Praktik Biosafety dan Biosecurity • Persyaratan Good Laboratory Practice Persyaratan Laboratorium bergerak (mobile laboratorium) pemeriksa COVID-19: a. Persyaratan Unit b. Persyaratan Pengoperasian KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021 TENTANG PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan termasuk penguatan jejaring laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan spesimen; b. bahwa untuk menjamin kesinambungan pemeriksaan screening spesimen COVID-19 diperlukan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19; c. bahwa untuk percepatan penanganan wabah/pandemik COVID-19 perlu dilakukan perluasan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID- 19 dengan menambah laboratorium permanen dan laboratorium bergerak (mobile laboratorium) yang aman dan mengikuti standar biosafety dan biosecurity; d. bahwa untuk memperlancar pelayanan dan koordinasi pemeriksaan spesimen COVID-19 di lapangan perlu dilakukan pendelegasian sebagian kewenangan kepada pemerintah daerah;
  • 12. Prosedur Pemeriksaan dan Pengembangan Kesehatan melalui aplikasi allrecord-tc19 setiap hari. E. PROSEDUR PEMERIKSAAN 1. Algoritma Pemeriksaan Pemeriksaan dengan metode NAAT merujuk kepada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/3602/2021 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/446/2021 tentang Penggunaan Rapid Diagnostic Test Antigen dalam Pemeriksaan Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19). 2. Validasi reagen dan alat baru Apabila laboratorium mengembangkan atau menggunakan reagen maupun alat pemeriksaan baru, maka laboratorium tersebut wajib melakukan uji validasi reagen maupun alat dan membandingkannya dengan reagen atau alat yang sudah terstandar. 3. Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan Mutu Eksternal (PMI dan PME) a. Pemantapan Mutu Internal (PMI) KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021 TENTANG PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan termasuk penguatan jejaring laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan spesimen; b. bahwa untuk menjamin kesinambungan pemeriksaan screening spesimen COVID-19 diperlukan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19; c. bahwa untuk percepatan penanganan wabah/pandemik COVID-19 perlu dilakukan perluasan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID- 19 dengan menambah laboratorium permanen dan laboratorium bergerak (mobile laboratorium) yang aman dan mengikuti standar biosafety dan biosecurity; d. bahwa untuk memperlancar pelayanan dan koordinasi pemeriksaan spesimen COVID-19 di lapangan perlu dilakukan pendelegasian sebagian kewenangan kepada pemerintah daerah; jdih.kemkes.go.id
  • 13. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021 TENTANG PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan termasuk penguatan jejaring laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan
  • 14. PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19). KESATU : Menetapkan jenis Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) terdiri atas: a. laboratorium klinik; b. laboratorium yang ada di dalam fasilitas pelayanan kesehatan; c. laboratorium kesehatan daerah; d. balai atau balai besar teknik kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit; e. balai besar laboratorium kesehatan; f. laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; dan g. laboratorium riset di lingkungan perguruan tinggi atau institusi mandiri nonperguruan tinggi. KEDUA : Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU harus memenuhi persyaratan paling sedikit Standar Laboratorium Bio Safety Level 2 (BSL-2) serta sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan kewenangan untuk melakukan pemeriksaan dan validasi pemeriksaan COVID-19. KETIGA : Laboratorium yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA harus memberitahukan kesiapan untuk pemeriksaan COVID-19 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021 TENTANG PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan termasuk penguatan jejaring laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan spesimen; b. bahwa untuk menjamin kesinambungan pemeriksaan screening spesimen COVID-19 diperlukan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19; c. bahwa untuk percepatan penanganan wabah/pandemik COVID-19 perlu dilakukan perluasan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID- 19 dengan menambah laboratorium permanen dan laboratorium bergerak (mobile laboratorium) yang aman dan mengikuti standar biosafety dan biosecurity; d. bahwa untuk memperlancar pelayanan dan
  • 15. Penetapan laboratorium pemeriksa COVID-19 Standar Laboratorium Bio Safety Level 2 (BSL-2) serta sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan kewenangan untuk melakukan pemeriksaan dan validasi pemeriksaan COVID-19. KETIGA : Laboratorium yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA harus memberitahukan kesiapan untuk pemeriksaan COVID-19 kepada dinas kesehatan provinsi untuk dilakukan penilaian dengan tembusan dinas kesehatan kabupaten/kota. KEEMPAT : Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU terdiri atas: a. laboratorium rujukan nasional pemeriksaan COVID- 19; jdih.kemkes.go.id - 7 – Keputusan Menteri ini. KESEMBILAN : Selain laboratorium pemeriksa sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDELAPAN, Menteri dapat menetapkan laboratorium pemeriksa lainnya. KESEPULUH : Dalam rangka menetapkan laboratorium pemeriksa sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESEMBILAN, Menteri Kesehatan mendelegasikan kewenangan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. KESEBELAS : Pendanaan terhadap penyelenggaraan Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Belanja Negara KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021 TENTANG PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan termasuk penguatan jejaring laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan spesimen; b. bahwa untuk menjamin kesinambungan pemeriksaan screening spesimen COVID-19 diperlukan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19; c. bahwa untuk percepatan penanganan
  • 16.
  • 17. Persyaratan Laboratorium D. PERSYARATAN LABORATORIUM Laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen COVID-19 dengan metode NAAT diwajibkan memenuhi kriteria berikut: 1. Laboratorium pemeriksa COVID-19 permanen (hal 10) 2. Laboratorium bergerak (mobile laboratorium) pemeriksa COVID-19 (hal 14)
  • 18. Pemantauan dan Evaluasi - 23 – a. Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan daerah provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya masing-masing menyampaikan pemberitahuan akan diselenggarakannya pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kesiapan laboratorium yang melaksanakan pemeriksaan COVID- 19 kepada laboratorium dan keharusan laboratorium tersebut untuk mengisi formulir secara mandiri/self assessment. b. Kementerian Kesehatan dan dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota dapat membentuk tim pemantauan dan evaluasi, yang beranggotakan unsur instansi pemberi izin setempat dengan dapat melibatkan laboratorium pembina provinsi, surveior dan/atau pemangku kepentingan lain. c. Setelah menerima hasil penilaian, instansi pemberi izin atau Tim berkoordinasi dengan laboratorium dan menetapkan waktu pelaksanaan, jadwal kunjungan serta mekanisme pelaksanaan pemantauan dan evaluasi. 2. Pelaksanaan a. Instansi pemberi izin atau Tim melakukan verifikasi terhadap KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021 TENTANG PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan termasuk penguatan jejaring laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan spesimen; b. bahwa untuk menjamin kesinambungan pemeriksaan screening spesimen COVID-19 diperlukan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19; c. bahwa untuk percepatan penanganan wabah/pandemik COVID-19 perlu dilakukan perluasan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID- 19 dengan menambah laboratorium permanen dan laboratorium bergerak (mobile laboratorium) yang aman dan mengikuti standar biosafety dan biosecurity; d. bahwa untuk memperlancar pelayanan dan
  • 19. berkoordinasi dengan laboratorium dan menetapkan waktu pelaksanaan, jadwal kunjungan serta mekanisme pelaksanaan pemantauan dan evaluasi. 2. Pelaksanaan a. Instansi pemberi izin atau Tim melakukan verifikasi terhadap hasil self assessment dari alat penilaian laboratorium yang diterimanya baik secara online, atau offline. b. Pelaksanaan kegiatan verifikasi terdiri dari: 1) Pimpinan Laboratorium mempresentasikan hasil self assesment terkait kapasitas dan kesiapan laboratorium yang melaksanakan pemeriksaan COVID-19. 2) Instansi pemberi izin atau tim melakukan telaah dokumen yang diperlukan. 3) Instansi pemberi izin atau tim dapat melakukan telusur lapangan dan mengumpulkan data dengan wawancara. 3. Paska Pemantauan dan Evaluasi a. Setelah kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan, instansi pemberi izin atau tim menyusun hasil pemantauan dan evaluasi dan menyampaikan hasil tersebut bersama dengan rekomendasi KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021 TENTANG PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan termasuk penguatan jejaring laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan spesimen; b. bahwa untuk menjamin kesinambungan pemeriksaan screening spesimen COVID-19 diperlukan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19; c. bahwa untuk percepatan penanganan wabah/pandemik COVID-19 perlu dilakukan perluasan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID- 19 dengan menambah laboratorium permanen dan laboratorium bergerak (mobile laboratorium) yang aman dan mengikuti standar biosafety dan
  • 20. - 24 – b. Temuan-temuan pada kegiatan monitoring dan evaluasi dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan dan menyusun rencana tindak lanjut bagi setiap pemangku kepentingan. c. Laporan hasil dan rekomendasi disampaikan secara tertulis baik secara online, atau offline kepada pimpinan Laboratorium. d. Dilakukan rekapitulasi Laporan Hasil dan pemetaan kapasitas dan kesiapan laboratorium yang ada di wilayahnya masing- masing, kemudian hasil rekapitulasi dan pemetaan tersebut dikirimkan ke Kementerian Kesehatan. 3) Instansi pemberi izin atau tim dapat melakukan telusur lapangan dan mengumpulkan data dengan wawancara. 3. Paska Pemantauan dan Evaluasi a. Setelah kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan, instansi pemberi izin atau tim menyusun hasil pemantauan dan evaluasi dan menyampaikan hasil tersebut bersama dengan rekomendasi yang dapat digunakan oleh Laboratorium untuk melakukan upaya perbaikan. jdih.kemkes.go.id KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021 TENTANG PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan termasuk penguatan jejaring laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan spesimen; b. bahwa untuk menjamin kesinambungan pemeriksaan screening spesimen COVID-19 diperlukan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19; c. bahwa untuk percepatan penanganan wabah/pandemik COVID-19 perlu dilakukan perluasan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID- 19 dengan menambah laboratorium permanen dan laboratorium bergerak (mobile laboratorium) yang aman dan mengikuti standar biosafety dan biosecurity; d. bahwa untuk memperlancar pelayanan dan
  • 21. Tugas Laboratorium Rujukan Nasional a.melakukan konfirmasi hasil pemeriksaan dari laboratorium pemeriksa COVID-19 dan apabila dianggap perlu juga dapat melakukan pemeriksaan COVID-19 b. menyusun standar operasional prosedur mengenai pengambilan, pengelolaan, pemeriksaan spesimen COVID-19, validasi kit baru, Pemeriksaan Mutu Internal (PMI) dan Pemeriksaan Mutu Eksternal (PME) c. melakukan uji pemantapan mutu terhadap laboratorium pemeriksa COVID- 19 secara berkala sesuai dengan pedoman pemeriksaan Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) SARS CoV-2 bagi petugas laboratorium; d. melakukan pemantapan mutu eksternal terhadap laboratorium pembina provinsi; e. mengirimkan tes panel pemeriksaan COVID-19 ke laboratorium pemeriksa COVID-19 dalam rangka pemantauan mutu eksternal (Quality Assurance/Quality Control) f. menerima laporan kinerja laboratorium pemeriksa COVID-19 dari dinas kesehatan provinsi dalam bentuk rekomendasi untuk selanjutnya menjadi dasar penghentian operasional pemeriksaan COVID-19 yang merupakan bagian jejaring laboratorium pemeriksa COVID-19.
  • 22. A. Membantu dinas kesehatan provinsi untuk melakukan pembinaan terhadap laboratorium pemeriksa di Provinsi; B. Memastikan laboratorium pemeriksa telah mengirimkan spesimen untuk uji validasi ke laboratorium rujukan nasional COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan; C. Memastikan laboratorium di bawahnya melakukan pelaporan tepat waktu: D. Memastikan reagen yang dikirim sudah sampai pada laboratorium pemeriksa bawahnya; E. Dapat melakukan PME terhadap laboratorium pemeriksa setelah berkoordinasi dengan laboratorium rujukan nasional pemeriksaan COVID-19; F. Memberikan laporan tertulis yang ditandatangani pimpinan laboratorium, hasil PME laboratorium pemeriksa kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan paling lama 1 minggu setelah PME laboratorium pemeriksa selesai dilaksanakan; dan G. Memberikan laporan kepada dinas kesehatan provinsi tentang kinerja laboratorium dibawahnya, sebagai bahan pertimbangan dinas kesehatan provinsi untuk menyusun rekomendasi penghentian operasional pemeriksaan COVID-19 Tugas Laboratorium Pembina Provinsi
  • 23. A. Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakit/dinas kesehatan/laboratorium kesehatan lainnya; B. Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; C. Mengirimkan spesimen untuk uji validasi ke laboratorium rujukan nasional COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan; D. Mengirimkan seluruh hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui aplikasi allrecord-tc19 setiap hari; E. Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim untuk keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi; dan F. Memberikan feedback kepada rumah sakit/dinas kesehatan/laboratorium kesehatan lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada spesimen yang diterima. Tugas Laboratorium pemeriksa COVID-19
  • 24. Monitoring dan evaluasi Laboratorium Pemeriksa Covid-19
  • 25. Pemantapan Mutu External (PME) Prasyarat sesuai dengan KMK 214 dan 405 tahun 2020, lab pemeriksa mengirimkan spesimen sebagai bagian dari uji konfirmasi ke Lab rujukan nasional (Balitbangkes) 1. 20 spesimen positif COVID-19 2. 10 spesimen negative COVID-19 Nilai minimal memenuhi syarat adalah 90% KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021 TENTANG PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
  • 26.