2. Daftar Isi
■ Dasar-dasar Fotografi
- Hakekat Fotografi
- Anatomi Kamera dan Lensa
- Komposisi Gambar
- Rule of Third
- Jenis-jenis Fotografi dan Ruang Lingkupnya
■ Tentang Fotografi Jurnalistik
- Pengertian Fotografi Jurnalistik
- Kadih (Pondasi) Fotografi Jurnalistik
- Profesi Fotografer sebagai Jurnalis Foto
- Contoh Foto Jurnalistik
3. I. Dasar-dasar Fotografi
■ Apa Saja Yang Dibutuhkan Untuk Berfotografi?
Fotografi berasal dari Bahasa Latin, yang terdiri dari dua
kata yaitu “Photos” dan “Graphos”.
Photos berarti cahaya, sedangkan Graphos memiliki arti
lukisan/gambar. Fotografi dalam pengertian singkat dapat
dikatakan sebagai :
“Gambar/Lukisan yang merupakan hasil dari proses
pencitraan dengan menggunakan cahaya sebagai
medianya.”
Gambar: Sebuah Camera dan Fotografernya
1. Kamera dan Perangkat Pendukungnya
2. Media Penyimpanan Hasil Foto (Film/Data)
3. Fotografer (Subjek) dan Sesuatu Yang Akan Difoto
(Objek Foto)
4. Keinginan memotret, Keberanian untuk memotret
■ Hakekat Fotografi
Sumber foto: Google
4. A. Badan (Body)
Adalah sebuah ruang mekanis yang bagiannya
yang sama sekali kedap cahaya. Di dalam
badan ini cahaya yang sudah difokuskan oleh
lensa akan diatur agar tepat membakar film
• Pengatur ISO/ASA Film
• Tombol Shutter Speed
• Aperture (Bukaan Diafragma)
• View Finder (Jendela Intip)
• Pada Kamera Digital ada Panel Utama
• Penggulung Film (Pada Kamera Lama)
B. Lens (Lensa)
Berbentuk silinder dan ditempatkan di depan badan
kamera. Lensa akan memfokuskan cahaya
sehingga dihasilkan bayangan sesuai ukuran film.
Lensa dikelompokkan sesuai panjang focal lenght
(jarak antara kedua lensa).
Focal lenght mempengaruhi besar komposisi
gambar yang mampu dihasilkan. Dalam masyarakat
umum, lebih dikenal dengan istilah zoom.
Untuk kamera SLR (Single Lens Reflex), lensa
dilengkapi dengan diafragma yang mengatur
banyaknya cahaya yang masuk sesuai keinginan
fotografer.
■ Anatomi Kamera
5. ■ Anatomi Kamera
Shutter Speed
Lensa
Body
Panel Kontrol
Atas Panel Kontrol
Belakang
Jendela Intip
Sumber foto: Google
6. ■ Anatomi Kamera
Bagaimana Kamera Bekerja ?
Media Penyimpanan, untuk menyimpan gambar hasil bidikan
kamera, dapat berupa FILM / DATA tegantung kamera apa
yang digunakan, namun pada dasarnya, prinsip kerjanya sama.
7. Alur Cahaya, tempat cahaya dapat memasuki kamera
menuju kaca pemutar.
1. Lubang Bidik Kamera, atau bukaan, di dalam lensa
untuk mengatur ukuran sehingga mengatur lebih banyak
atau lebih sedikit cahaya yang dapat dengan masuk ke
kamera.
2. Elemen Lensa, terdiri dari satu atau lebih komponen
optik yang terbuat dari kaca, plastik atau keramik.
Bagian ini digunakan untuk menangkap cahaya dan
mengumpulkannya ke titik fokus di dalam kamera.
3. Sistem Pandangan (viewing system), untuk melihat
apa yang dilihat oleh kamera sehingga gambar yang
sedang dibidik dapat disusun dan diatur ulang
menggunakan fungsi-fungsi lainnya untuk mendapatkan
hasil sesuai kebutuhan.
4. Pemetik Potret (shutter), digunakan untuk
mengendalikan seberapa lama cahaya akan masuk
melalui lensa untuk memasukkan cahaya ke sensor atau
film.
5. Sensor (dimiliki oleh karema digital), akan menangkap
obyek terang melalui lubang bidik kamera dari durasi
waktu yang diijinkan oleh pemetik potret. Pada kamera
konvensional, fungsi sensor digantikan oleh komponen
yang sensitif terhadap cahaya (film).
6. Kaca Pemutar, membentuk sudut dan diposisikan di
antara bagian belakang lensa dan sensor (film, pada
kamera konvensional). Bagian ini digunakan untuk
memantulkan sinar cahaya yang masuk melalui lensa
menuju layar fokus dari view finder.
Sumber gambar: Google
7. ■ Lensa
A. Hakekat Lensa
Pada sebuah kamera terdapat bagian yang meneruskan/menyampaikan sebuah objek ke mata
seorang fotografer yang mengintip dari jendela bidik. Benda tersebut adalah LENSA. Lensa merupakan
sebuah mata dari kamera. Seluruh pemandangan yang akan direkam pada film, merupakan citra yang
diteruskan oleh lensa ke dalam ruang gelap kamera. Yang dimaksud ruang gelap yaitu antara rana
dan plat, tempat dimana seluloid (film) dibentangkan, atau data diolah pada kamera digital.
Sumber gambar: Google
8. ■ Lensa
B. Jenis dan Ukuran
Umumnya lensa menyatu pada kamera secara paten, namun untuk beberapa kamera yang
mempunyai fasilitas “tukar-lepas” lensa (interchangable lens camera) biasanya telah disediakan
sederatan lensa tambahan lainnya untuk keperluan-keperluan tertentu. Lansa yang kita bahas
adalah lensa pada kamera SLR. Jenis lensa dapat dibagai menurut beberapa kategori :
LENSA NORMAL (40mm – 55mm) Fix
Lensa normal adalah lensa yang memberikan citra sesuai
dengan apa yang dilihat oleh mata tanpa distorsi. Biasanya
lensa normal mempunyai diafragma dengan bukaan besar
(angka kecil) untuk penerangan seadanya dan dapat difokus
cukup dekat.
Pemakaian : umumnya adalah fotografi biasanya
LENSA TELE
Tele Menengah (85mm – 135mm) Fix
Memiliki bukaan yang besar sehingga disenangi untuk foto
portrait. Lensa ini dapat membingkai wajah dengan baik guna
mengisolasi objek foto. Objek foto dapat dibuat tajam di depan
dan blur di belakang. Selain itu ada variable Tele Super Panjang
Pemakaian : foto portrait, candid, olah raga, jurnalistik
Sumber foto: Google
9. LENSA WIDE ANGLE (15mm – 35mm)
Lensa sudut besar mempunyai sudut pengambilan objek yang
sangat lebar. Mempunyai distorsi yang kuat dan mampu
mengambil gambar sangat dekat sehingga terjadi efek
dramatis dari sebuah foto.
Lensa ini sangat tidak cocok utnuk pengambilan gambar yang
sesuai dengan aslinya karena memiliki distorsi.
Pada variabel lain ada juga lensa FISH EYE (Mata Ikan) yang
memiliki sudut pengambilan gambar yang lebih luas
Pemakaian : foto efek khusus untuk keperluan komersil atau
sekedar eksperimen, foto produk, foto artistik.
LENSA ZOOM (VARIO)
Lensa ini mempunyai konstruksi khusus agar dapat
menampilkan objek foto dekat atau jauh. Keuntungan lensa
ini adalah kita tidak perlu menukar atau memasang-copot
lensa. Terdapat berbagai macam lensa vario/zoom : 35–
70mm, 28–80mm, 28–105mm, 70–300mm dan lain-lain.
Disamping itu kita tidak perlu merubah tempat dimana kita
berdiri mengambil suatu objek foto, karena lensa vario dapat
mengatur panjan pendeknya jarak bidik yang diperlukan.
Pemakaian : olah raga, jurnalistik, pernikahan, produk,
portrait, ataupun foto biasanya.
■ Lensa
Sumber foto: Google
10. Salah satu unsur yang membangun sebuah
komposisi foto adalah sudut pengambilan objek.
Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan
oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita
mendapatkan satu moment dan ingin
mendapatkan hasil yang terbaik, jangan pernah
takut untuk memotret dari berbagai sudut
pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar
dengan objek), kemudian cobalah dengan
berbagai sudut pandang dari atas, bawah,
samping sampai kepada sudut yang ekstrim.
■ Komposisi Gambar
■ Rule of Third
Dalam dunia fotografi, komposisi banyak
dipengaruhi oleh Hukum “3” (Rule of Third).
Gunanya adalah untuk memenuhi keperluan
estetika gambar.
Sumber foto: Adobe Photoshop Guide
11. ■ Jenis-jenis Fotografi dan Ruang Lingkupnya
Ada 4 jenis fotografi yang umum diketahui masyarakat
1. Foto Manusia (Human) terdiri dari:
- Portrait (Perwajahan dan Perbadanan)
- Beauty & Model (Foto dengan Peraga/Model
yang diarahkan )
- Human Interest (Kegiatan Manusia)
- Stage Photography (Teater, Musik, Tari)
- Sports (Kegiatan Berolahraga)
- Wedding & Doc (Dokumentasi dan Pernikahan
- Selfie (Memotret Diri Sendiri)
2. Foto Alam (Nature) terdiri dari:
- Flora & Fauna
- Landscape (Lansekap / Bentangan)
3. Foto Arsitektur
4. Still Life Photography (Ekspresionis)
5. Journalistic Photography (Foto Jurnalistik)
Gambar: Salah Satu Contoh Foto Human : Portrait
Sumber foto: Pinterst.Com / Ted Burman
12. ■ Jenis-jenis Fotografi dan Ruang Lingkupnya
Foto Sport: Olahraga Difable , Fotografi oleh: Mark Pain (UK)
Foto Wedding: Algier Couple, Fotografi oleh: Hasan &
Shara (UK)
Foto Nature: Landscape Photography, Fotografi oleh: Christos Sekas
13. ■ Jenis-jenis Fotografi dan Ruang Lingkupnya
Contoh Foto Still Life: Loves Book, Fotografi oleh: Melanie Lawson
14. ■ Jenis-jenis Fotografi dan Ruang Lingkupnya
Contoh Foto Still Life: Bravery Apple, Fotografi oleh: J. Irving
15. ■ Jenis-jenis Fotografi dan Ruang Lingkupnya
Ruang lingkup Fotografi meliputi:
1. Esthetic (Estetika): Sesuatu yang memiliki sifat
keindahan, secara common-sense (pandangan
umum) mengandung hal-hal yang indah, enak dan
nyaman dipandang.
2. Essence of Information (Pokok infromasi/pesan):
Sebuah foto harus dapat memberikan informasi
tentang objek-objek yang berada dalam sebuah
frame (bidang) foto.
3. Goal (Tujuan): Tujuan berangkat dari alasan
(reason). Apakah fotografi itu hanya sebagai koleksi
foto, ataukah sebagai sarana aktualisasi diri untuk
exhibition (pameran) guna mencapai tujuan-tujuan
lainnya seperti a. Kritik, b. Pengembangan Budaya,
dan lain-lain.
Dokumentasi Foto: Budaya Nusantara Masa Pendudukan Kolonial Hindia Belanda
Fotografi diambil dari: University of Leiden
17. ■ Pengertian Fotografi Jurnalistik
Fotografi (Foto) Jurnalistik adalah sebuah
gambar yang dihasilkan dari suatu
momen/peristiwa tertentu, bersifat riil
(nyata) dan aktual (terkini), apa adanya
(objektif), tidak dimodifikasi (manipulasi
ekstrim), mampu menyampaikan informasi
tentang peristiwa tersebut dan digunakan
untuk kepentingan pemberitaan.
(mengandung nilai berita)
Kata Kunci:
1. Momen/Peristiwa
2. Riil (Nyata) dan Aktual (terkini)
3. Apa Adanya
4. Mampu Menyampaikan Informasi
5. Mengandung Nilai Berita
6. Tidak dimodifikasi.
Foto ini dapat disebut sebagai foto jurnalistik karena:
1. Menunjukan sebuah peristiwa
2. Tidak dimanipulasi
3. Mengandung nilai berita
Perlu Diingat:
Walaupun foto jurnalistik adalah foto yang
mengandung nilai berita, bukan berarti
semua foto yang digunakan oleh media
cetak atau media online merupakan foto
jurnalistik.
Fotografi oleh: Anonymous
18. Kenali Dahulu, 2 Tipe Rekayasa Foto
■ Modifikasi dapat disebut dengan Extreme-Manipulation.
Dalam pembahasan ini modifikasi yang dimaksud adalah proses
yang menjadikan objek foto mengalami transformasi / peberubahan
bentuk bahkan fungsi, sehingga menjadi objek yang dapat
dikatakan “sama sekali baru”, baik modifikasi itu dilakukan pada
sebagian material yang ada di dalam foto, ataupun material
keseluruhan. Semuanya adalah terlarang dalam FOTO JURNALISTIK.
■ Manipulasi, dapat disebut disebut sebagai Soft-Manipulation.
Secara bahasa manipulasi memang proses merekayasa suatu
barang agar memiliki nilai lebih atau kurang, biasanya tidak ada
perubahan bentuk. Tujuannya adalah menambah nilai estetika pada
barang tersebut, sehingga barang yang dianggap kurang menarik
menjadi lebih menarik, tanpa menghilangkan fungsi dan aslinya.
■ Kaidah (Pondasi) Foto Jurnalistik
Komponen manipulasi:
1. Material Objek Foto
2. Suhu Warna (Temperature)
3. Intensitas Cahaya
4. Intensitas Bayangan
(Shdow)
5. Saturasi Warna
6. Komposisi
7. Rasio gambar
8. Dan Lain-lain.
NPPA National Press Photographers Association (NPPA)pada halaman kode etik
menyebutkan editing atau persuntingan harus mempertahankan integritas konten
gambar foto dan konteks. Tidak boleh memanipulasi gambar atau menambahkan
atau mengubah suara dengan cara apapun yang dapat menyesatkan pemirsa atau
tidak menggambarkan subyek.
19. PENTING: HINDARI REKAYASA FOTO
DALAM KEGIATAN JURNALISTIK
Modifikasi: Modifikasi (Manipulasi-Ekstrim) foto yang melibatkan proses transformasi
atau mengubah sebuah foto sebagian atau keseluruhan dengan menggunakan
berbagai metode dan teknik untuk mencapai hasil tertentu tidak dapat dikategorikan
sebagai foto jurnalistik. Apalagi ketika digunakan untuk menipu publik, seperti yang
digunakan untuk propaganda, atau untuk membuat produk atau seseorang terlihat
menjadi lebih baik atau lebih buruk.
Manipulasi: Beberapa foto yang dimanipulasi untuk tujuan kedalaman artistik mungkin
masih bisa dianggap sebagai karya seni foto yang terampil, selama tidak terkait dengan
hal-hal yang bersifat curang, dan pejoratif, namun tetap harus menjadi perhatian.
Biasanya manipulasi terkait dengan rekayasa yang bersifat lembut, tanpa melibatkan
proses transformasi, tidak mengubah foto asli, cenderung hanya memoles foto (touch
up) untuk kepentingan penayangan yang enak dipandang mata.
■ Kaidah (Pondasi) Foto Jurnalistik
20. ■ Kaidah (Pondasi) Foto Jurnalistik
Gubernur Jokowi ‘Nyemplung’ Ke Gorong-gorong. Fotografi oleh: Mudasir (MERDEKA.COM)
Kadidah (Pondasi) dalam Foto Jurnalistik
antara lain adalah: Tidak boleh terjadi
hard-modification (manipulasi bentuk)
serta harus mengandung nilai berita.
Foto Ini Tanpa Manipulasi / Modifikasi Apapun
21. ■ Kaidah (Pondasi) Foto Jurnalistik
Contoh Modifikasi (Manipulasi-Ekstrim) Bentuk Sebuah Foto.
Terjadi Transformasi / Perubahan bentuk foto, hasil dari
penyuntingan pada sebagian material foto lain, dipadukan dengan
keseluruhan material foto awal, sehingga tercipta bentuk yang sama
sekali baru.
Foto semodel ini tidak masuk kategori foto jurnalistik meskipun digunakan
oleh jurnalis media cetak/online dengan menyematkan judul semisal:
“BEREDAR MEME MONAS TENGGELAM DI LAUTAN”
=
Sumber foto: Google
Sumber foto: Google
22. ■ Kaidah (Pondasi) Foto Jurnalistik
Contoh Modifikasi (Manipulasi Ekstrim) Pada
Sebagian Material Foto
(Setelah dimodifikasi)
(Foto asli)
Modifikasi foto-foto tersebut menyebabkan adanya
transformasi bentuk dan yang signifikan pada sebagian
material foto baik berupa penambahan, pergantian dan
penghilangan sebagian materi tertentu pada objek foto.
Bukan Foto Jurnalistik
Walaupun digunakan untuk
kepentingan pemberitaan.
Foto Jurnalistik
Walaupun tidak digunakan untuk
kepentingan pemberitaan.
MATERIAL
YANG
DIMODIFIKASI
Penghapusan dan
Penggantian Text
Penambahan
Shape hitam
pada foto
23. ■ Kaidah (Pondasi) Foto Jurnalistik
Contoh Manipulasi Foto (Soft-Manipulation) dari Sebuah Foto
Foto Asli tanpa proses manipulasi. Foto yang telah mengalami proses Soft-
Manipulation sehingga gambar dianggap lebih
dramatis:
Manipulasi terbatas pada:
1. Temperatur warna,
2. Kecerahan dan kontras.
3. Shadow (sisi gelap)
Sumber foto: Kantor Berita ANTARA
Fotografi Oleh : Unknown
24. Membedakan Foto Jurnalistik Dan Yang Bukan Foto Jurnalistik Pada Laman Media Online
(Dalam Jejaring) Yang Dianggap Sebagai Foto Jurnalistik Oleh Sebagian Besar Orang
■ Kaidah (Pondasi) Foto Jurnalistik
Bukan Foto Jurnalistik, tetapi digunakan oleh
Media Online sebagai pelengkap informasi.
Sebab diambil dari koleksi foto pribadi.
Merupakan Foto Jurnalistik, karena foto diambil
dalam momen peliputan berita, digunakan oleh
Media Online sebagai pelengkap informasi
Gambar disediakan oleh : Telegram Jakarta dot com.
25. ■ Profesi Fotografer Jurnalistik sebagai Jurnalis Foto
Kemampuan apa saja yang harus
dimiliki oleh seorang Jurnalis ?
- Mampu menangkap momen. Jejaring
sumber informasi harus dikuasai.
- Mampu membuat reportasi dengan
kaidah dasar 5W+1H
- Mampu menulis kreatif dalam
bidang jurnalistik.
Kemampuan apa saja yang harus
dimiliki oleh seorang Jurnalis Foto?
- Paham dasar-dasar fotografi
- Menguasai Estetika, Esensi
Informasi Fotografi dan memiliki
tujuan.
- Ditambah kemampuan jurnalistik di
atas.
1. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 28 dan 28 F pada
amandemen ke 2;
2. UURI No. 40 Tahun1999 Tentang Pers;
3. Standar/Konvensi Jurnalistik yang sifatnya universal. Secara
mendasar, wartawan harus memahami dan menerapkan
standar kewartawanan dan standar konvensi atau standart
penulisan berita di media, hingga informasi yang tulis haruslah
Akurat, Berimbang, Jelas, Kredibel (dapat dipercaya
kebenarannya), Objektif (Apa Adanya), higga Fairness (adil).
4. Delik Pers dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP), UU Informasi dan Transaksi (ITE), dan aturan hukum
lain yang juga mengatur masyarakat luas.
5. UURI No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran dan Pedoman
Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS);
6. Dan yang terakhir dan yang tak kalah pentingnya ialah Norma
Masyarakat dan Hati Nurani.
Payung Hukum Bagi Insan Pers (Jurnalis)
26. ■ Memotret Manusia (Single Person) :
– Mengambil foto manusia di ruang publik pada dasarnya boleh-boleh saja,
namun bila fokus terhadap satu objek manusia, maka sepatutnya meminta
izin kepada yang bersangkutan, baru memotret.
– Bila yang bersangkutan bertanya, jelaskan keperluan anda.
– Bila anda menggunakan untuk kepentingan komersial, maka anda
berkewajiban memberikan kompensasi dari sesiapa yang anda foto, bila
diminta.
III. Etika Fotografi Di Ruang Publik
■ Memotret Objek Bebas :
– Foto sebanyak yang anda bias tanpa perlu izin.
– Bila ada yang bertanya, jelaskan keperluan anda.
– Memotret objek bebas bila ada yang keberatan karena seorang atau
sekelompok orang merasa tidak berkenan, maka negosiasikan keperluan
anda, dan hapus foto anda bila diperlukan.
27. ■ Mendapatkan Izin Untuk Foto Manusia (Single Person) :
– Pada kondisi tertentu anda harus mendapatkan izin lisan dan/atau tulisan
– Bila yang bersangkutan bertanya, jelaskan keperluan anda.
– Bila anda menggunakan untuk kepentingan komersial, maka anda
berkewajiban memberikan kompensasi dari sesiapa yang anda foto, atau
minimal mendapatkan izin dari yang bersangkutan.
IV. Etika Fotografi Di Ruang Privat
■ Memotret Ruang Terbatas (Penjara/Apartemen/Mall/Restoran/dll.) :
– Ikuti prosedur yang ditetapkan.
– Bila ada yang bertanya, jelaskan keperluan anda.
– Memotret dalam ruang terbatas biasanya diperuntukan untuk tujuan khusus,
seperti peliputan, tujuan komersil, pendokumentasian, dan lain-lain, maka
harus terjadi saling pengertian yang bisa saja dibuat dengan kontrak atau
perjanjian, otiritas, izin dan sebagainya.
29. ■ Contoh Foto Jurnalistik
World Press Photo of the Year Eddie Adams (1968) Moment: Vietnam War
30. ■ Contoh Foto Jurnalistik
World Press Photo of the Year Paul Hansen (2013) Moment : Gaza Palestine
31. ■ Contoh Foto Jurnalistik
World Press Photo of the Year Arko Datta (2004) Moment: Tsunami Sri Lanka
32. ■ Contoh Foto Jurnalistik
World Press Photo of the Year Kevin Carter (1993) Moment : Southern Sudan, Africa
33. ■ Contoh Foto Jurnalistik
Mobile Cellular Photo by Arbain Rambey (2016)
Moment: Ledakan Bom Thamrin, Jakarta
Contoh Foto Jurnalistik dari perangkat kamera telefon selular
34. ■ Contoh Foto Jurnalistik
Local Photo by Ibrahim L. Kadir (2013) Moment: Banjir Tomang, Jakarta