SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 140
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Percik
Juni 2009
                                                          01                                        DARI REDAKSI

          emasuki tahun 2009 ini,

M         banyak proyek AMPL di
          Indonesia yang telah dan
akan segera berakhir, diantaranya
Waspola 2. Setelah melalui satu
dekade, akhirnya sebagaimana kata
pepatah “Tiada pesta yang tak
berakhir”, Waspola 2 per Juni 2009
telah tutup buku. Di ujung proyek,
salah satu kewajiban dari pengelola
proyek adalah menyusun laporan
akhir.
    Harapannya, laporan tersebut
akan dibaca oleh khalayak. Namun
kenyataannya, sebagian besar lapor-
an tersebut hanya mengisi pojok
berdebu dari rak buku di kantor
pemerintah. Menyadari hal tersebut,
Percik kemudian bekerjasama de-
ngan Waspola mencoba menuangkan              Tim Waspola dan Pokja AMPL berpose bersama usai acara Serah Terima Waspola 2.
laporan akhir tersebut kedalam for-                                      Foto: Bowo Leksono
mat majalah. Tepatnya menjadi isi
dari edisi khusus Percik pada bulan     rintah tetapi merupakan hasil kerja-             Sebagai ilustrasi, sekretariat Pokja
Juni 2009.                              sama dengan berbagai pihak. Pada             AMPL telah memiliki beragam bentuk
    Informasi dan data tentang          saat yang bersamaan, Percik                  media kampanye, mulai dari majalah
Waspola 2 dikemas dalam berbagai        Yunior pun telah mendapat lampu              Percik, Percik Yunior yang terbit
rubrik seperti laporan utama, wawan-    hijau untuk didanai dari sumber non          setiap 3 bulan; news letter mingguan
cara, wawasan, regulasi, praktek ung-   pemerintah, melanjutkan kesepa-              on-line dan news letter bulanan cetak.
gulan, dan info seputar pelaku.         katan tahun-tahun sebelumnya.                Belum termasuk situs baik situs
Produk Waspola 2 pun mendapat           Kepercayaan ini menjadi bekal kami           AMPL, situs Pokja AMPL daerah,
porsi untuk ditampilkan baik yang       untuk menjadi lebih baik lagi ke             situs AMPL yunior, situs WES Unicef,
berupa buku, audio visual, bahkan       depan.                                       digital library (digilib), situs Jejaring
situs. Apakah dengan cara ini kemu-         Bukan hanya format Percik yang           AMPL, situs Gugus Tugas Pengolahan
dian khalayak akan tertarik membaca     berubah. Kantor redaksi Percik pun           Sampah. Bahkan juga telah meman-
hasil Waspola 2. Hanya waktu yang       telah pindah ke Jl. R.P. Soeroso 50          faatkan jejaring sosial seperti face
bisa menjawab.                          Menteng, Jakarta Pusat. Kepindahan           book.
    Edisi kali ini merupakan edisi      ke kantor baru sepertinya menjadi                Budaya mengkomunikasikan apa
khusus kedua, setelah edisi khusus      salah satu faktor pendukung timbul-          yang kita kerjakan, apa yang kita
pertama dengan tema Pengelolaan         nya semangat dan keberanian kami             ketahui, apa yang kita alami mulai
Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM)       untuk mencoba terbit dengan format           menjadi sebuah keniscayaan. Semoga
yang sebenarnya merupakan upaya         baru.                                        fenomena ini dapat menyumbang
memasyarakatkan PSBM ke tengah              Jika dicermati, terlihat fenomena        kepada      semakin      meningkatnya
masyarakat. Ini merupakan terobosan     baru di dunia AMPL. Semakin banyak           kesadaran semua pihak akan pen-
kami agar pembaca tidak merasa          proyek dan/atau institusi yang me-           tingnya AMPL bagi kemaslahatan
bosan dengan gaya yang sama dari        nganggap kampanye publik adalah              umat manusia.
tahun ke tahun. Direncanakan sepan-     bagian tidak terpisahkan dari upaya              Akhir kata, upaya kami ini tidak
jang tahun 2009, Percik akan terbit     meningkatkan profil pembangunan              akan berarti tanpa adanya dukungan
dalam bentuk edisi khusus sebanyak 5    AMPL di Indonesia. Contohnya,                dari seluruh pemangku kepentingan
kali.                                   semakin banyak majalah, news letter          AMPL. Terima kasih atas dukungan
    Hal yang membanggakan bahwa         baik on-line maupun cetak, buku ter-         Anda semua. Selamat membaca. Kami
kesemua edisi khusus tersebut           masuk situs dengan fokus khusus              tunggu kritik dan sarannya. (OM)
didanai tidak lagi dari kocek peme-     AMPL.
Percik
Juni 2009
                                                           02                                        SUARA ANDA


         Percik untuk Daerah               ma tulisan tentang Pamsimas, baik                 Konsultasi Soal Sanitasi
            Pamsimas                       pembelajaran maupun praktek ung-
                                           gulannya.                                      Yth. Redaksi Percik
    Yth. Redaktur Percik                                                                  Perkenalkan saya Okta, mahasiswi
    Senang juga baca-baca majalah               Cara Mendapat Buku-buku               Politeknik Depkes RI Jakarta II
Percik, disamping dapat memperoleh                     AMPL                           Jurusan Kesehatan Lingkungan. Saya
gambaran tentang masalah air minum                                                    baru pertama kali membaca majalah
dan sanitasi, juga beberapa topik dapat        Yth. Redaksi Percik                    Percik edisi Agustus 2008 di suatu
memicu untuk berbuat lebih banyak              Saya sudah dua kali mengikuti          perpustakaan instansi pemerintah,
dan lebih baik lagi bagi perkembangan      pelatihan fasilitator AMPL. Pertama        saya langsung tertarik dengan segala
AMPL.                                      kali di Yogyakarta, Agustus 2008 yakni     ilmu yang saya dapatkan dari majalah
    Kebetulan saya bekerja di CMAC         pelatihan fasilitator AMPL mitra pokja.    Percik. Hal ini karena perkuliahan
Pamsimas sebagai health hygiene spe-       Dan baru-baru ini pelatihan orientasi      saya sama dengan bidang sanitasi dan
cialist. Saya mau minta bantuan nih:       MPA/PHAST di Makassar. Dari pe-            saya calon sanitarian. Dan dalam mata
- Apakah kami bisa langganan Percik,       latihan tersebut saya membuat tulisan      kuliah saya ada tentang Pengolahan
   berapa biaya langganan?                 tentang air bersih dan sanitasi dan        Air Bersih dan Air Limbah.
- Ada 15 provinsi dengan sekitar 110       telah dimuat pada koran lokal yaitu            Pertanyaan saya:
   kabupaten daerah Pamsimas. Apakah       Fajar pada 22 November 2008.               1. Apakah saya bisa mendapatkan
   mungkin Percik disebarluaskan ke            Literatur penulisan saya banyak            majalah Percik? Jika bisa, mohon
   daerah tersebut? Bagaimana caranya?     diperoleh dari Percik serta brosur dan         dikirimkan ke alamat Jl. A.M.D 10
- Mudah-mudahan suatu saat ada beri-       buku panduan yang dibagikan sewaktu            No. 36 RT 10/RW 01. Petukangan
   ta tentang keberhasilan desa            pelatihan. Bagaimana cara memper-              Utara. Jakarta Selatan 12260.
   Pamsimas yang bisa masuk Percik,        oleh Percik secara berkala dan buku-       2. Bagaimana saya bisa mendapat-
   tapi tunggu dulu ya.                    buku yang berkaitan dengan penye-              kan majalah Percik edisi
- Saya dengar kantor pindah ya dari Jl.    hatan lingkungan? Dapatkah saya                sebelumnya?
   Cianjur ke Jl. RP Suroso, dimana        mengirimkan tulisan mengenai kondisi       3. Saya mahasiswi tingkat akhir,
   posisi tepatnya?                        lingkungan di Makassar?                        untuk menyelesaikan perkulihan
   Nuhun pisan                                                  Suriyanti H. Salama       saya wajib membuat karya tulis
                     Supriyanto Margono                                   Makassar        dan saya membuat karya tulis ten-
   Jl. Melawai Raya No. 7 Kebayoran Baru                                                  tang "Pengolahan Air Bersih".
                                 Jakarta       Yth. Ibu Suriyanti,                        Pertanyaan saya apakah saya dapat
                                               Kami senang dan salut mendengar            melakukan konsultasi tentang
    Yth. Bapak Supriyanto,                 bahwa Anda menuliskan pengalaman               karya tulis saya kepada redaksi
    Untuk berlangganan Percik, ter-        Anda di salah satu koran, termasuk             Percik. Jika bisa, saya dapat
masuk edisi sebelumnya, dan mem-           juga bahwa Percik menjadi bahan                menghubungi ke bagian mana
peroleh buku-buku terkait AMPL,            rujukan. Silahkan Anda mengirimkan             untuk mendapatkan informasi ten-
silahkan menghubungi Gerai AMPL            tulisan ke Percik, dengan senang hati          tang "Pengolahan Air Bersih".
(http://geraiampl.com). Dapat juga         kami akan memuatnya.                                                         Okta
menghubungi Perpustakaan Pokja                 Cara memperoleh Percik dan                                           Jakarrta
AMPL Jl. R.P. Soeroso 50 Menteng,          dokumen lainnya silahkan lihat jawab-
Jakarta Pusat telp. (021) 31904113.        an sebelumnya.                                Saudari Okta yang baik,
Karena keterbatasan dana, sejak Juli                                                     Cara memperoleh Percik terma-
2009, kami mengenakan ongkos kirim                 Majalah Percik Pindah              suk edisi terdahulu dan dokumen lain-
pada pelanggan pribadi                                    Kantor                      nya silahkan lihat jawaban sebelum-
    Pada dasarnya kami senang jika            Redaksi Majalah Percik sejak 1 Juni     nya.
Percik dapat disebarluaskan di dae-        2009 resmi pindah kantor dari Jl.             Anda juga dapat berkunjung ke
rah Pamsimas, tapi tentunya kami           Cianjur No. 4 Menteng, Jakarta ke kan-     Perpustakaan Pokja AMPL Jl. R. P.
perlu bekerjasama dengan Pamsimas          tor baru Jl. R.P. Soeroso No. 50           Soeroso No. 50 Menteng, Jakarta
dalam pendanaannya.                        Menteng, Jakarta. Demikian pemberi-        Pusat, Telp. (021) 31904113
    Kami dengan senang hati meneri-        tahuan dari kami.
Percik
Juni 2009
                                                          04                                 LAPORAN UTAMA


dekatan suplai (supply driven). Dalam
pendekatan tanggap kebutuhan,
masyarakat merupakan komponen
yang utama dalam proses perencanaan
pembangunan, karena masyarakat
harus menentukan sendiri keputusan-
keputusan yang diambil terkait dengan
pembangunan sarana air minum dan
penyehatan lingkungan. Pihak luar
masyarakat, termasuk pemerintah
merupakan pihak yang member-
dayakan, harus memberi peluang
kepada masyarakat untuk dapat
menyampaikan kebutuhannya melalui
dampingan pemberdayaan.
                                         Para fasilitator Waspola dan masyarakat berbaur bersama melakukan pelatihan terkait
Menetapkan Tujuan Pembangun-                                           AMPL. Foto: Dok. Waspola
an AMPL                                  sarana air minum dan penyehatan            kuat terhadap batasan administratif,
    Tujuan pembangunan AMPL dite-        lingkungan, yaitu keberlanjutan dan        sedangkan sektor air minum dan
tapkan secara bersama-sama dalam         efektivitas penggunaan sarana AMPL         penyehatan lingkungan lebih bersifat
serial lokakarya dan rapat kelompok      yang dibangun. Dengan demikian ma-         sistem, yang adakalanya menafikan
kerja. Pada awalnya tujuan selalu ter-   ka cakupan pelayanan merupakan             batasan administratif tersebut.
paku pada peningkatan cakupan            bagian yang padu di dalam keber-               Menjadi tugas para pengambil
pelayanan, karena persoalan tingkat      lanjutan dan efektifitas penggunaan.       keputusan dan para pelaku pemba-
pelayanan dipandang masih menjadi            Karena unsur cakupan sudah             ngunan AMPL untuk melakukan
tujuan besar yang harus dicapai.         inheren di dalam keberlanjutan dan         redefinisi tentang peristilahan terse-
    Melalui diskusi-diskusi baik dalam   efektivitas penggunaan, maka peneri-       but, yang perlu mempertimbangkan
lokakarya maupun rapat kelompok          maan para pihak terhadap usulan ini        aspek pengambilan keputusan dan
kerja, penetapan tujuan ini harus        menjadi solid. Tanpa keberlanjutan         pengelolaan sarana. Pada satu sisi ada
dilakukan melalui tinjauan terhadap      sarana dan atau penggunaan yang            masyarakat, baik individu maupun
isu dan persoalan pokok yang harus       efektif dari sarana, maka cakupan juga     kelompok, sedangkan pada sisi yang
diatasi. Persoalan yang selalu menge-    akan terpengaruh.                          lain ada lembaga, seperti PDAM,
muka adalah keberlanjutan sarana dan         Secara konseptual pembangunan          perusahaan swasta, dinas, koperasi,
prasarana yang dibangun berbagai         AMPL yang berkelanjutan merupakan          dan LSM. Tetapi diantara keduanya
proyek pemerintah, yang berakhir de-     sebuah sistem yang terdiri dari berba-     ada wilayah abu-abu yang merupakan
ngan terbengkalainya sarana yang         gai aspek yang satu dengan lainnya sa-     kombinasi atau kerjasama dari
dibangun. Persoalan inilah yang harus    ling berkaitan dan saling mempenga-        masyarakat dengan lembaga.
dijawab lebih dulu, karena cakupan       ruhi. Kelima aspek keberlanjutan itu           Pada awal perkembangannya,
merupakan fungsi linier dari keberlan-   adalah kelembagaan, teknologi, ke-         muncul istilah pembangunan air
jutan itu sendiri. Dalam penjabaran-     uangan, sosial budaya, dan lingkung-       minum dan penyehatan lingkungan
nya, tujuan pembangunan AMPL diba-       an.                                        skala kecil dan menengah, sebagai
gi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan                                               antitesa terhadap pendekatan perko-
tujuan khusus. Tujuan umum meru-         Dikotomi Perkotaan dan Perde-              taan dan perdesaan. Alasan di
pakan tujuan jangka panjang yang         saan versus Berbasis Masyarakat            belakang istilah ini adalah adanya area
diharapkan terjadi sebagai hasil dari    dan Berbasis Lembaga                       pelayanan yang bisa di perkotaan dan
pembangunan AMPL, yaitu mencip-              WASPOLA dirancang untuk fokus          juga perdesaan, yang memiliki skala
takan kesejahteraan masyarakat           pada sektor AMPL di perdesaan.             berbeda dengan pengelolaan sarana
melalui pelayanan air minum dan          Namun demikian, perbedaan perko-           oleh institusi seperti PDAM, PDAL,
penyehatan lingkungan yang berkelan-     taan dan perdesaan dalam konteks sek-      Dinas, dan lain-lain. Peristilahan ini
jutan. Tujuan khusus lebih kepada        tor AMPL sangat tidak jelas. Perkotaan     terus-menerus ditinjau guna menda-
tujuan langsung dari pembangunan         dan perdesaan memiliki konotasi yang       patkan istilah yang lebih cocok, yang
Percik
Juni 2009
                                                         05                                          LAPORAN UTAMA


akhirnya sampai pada peristilahan                              WASPOLA (WASPOLA 1)
Berbasis Masyarakat dan Berbasis
                                                  ASPOLA adalah program berjangka           penyusun kebijakan, mulai dari tingkat
Lembaga.
    Pada dasarnya ciri yang membe-
dakan antara berbasis masyarakat dan
                                         W        waktu 5 tahun (1998-2003). Fokus
                                                  utama diarahkan pada fasilitas
                                         penyediaan air bersih dan penyehatan
                                                                                            yang paling tinggi sampai tingkat yang
                                                                                            paling rendah.

berbasis lembaga adalah pada pengam-     lingkungan permukiman skala kecil dan           Komponen Proyek
                                         menengah yang dikelola oleh masyarakat           a.Komponen         Perubahan      Kebijakan.
bilan keputusan. Pada berbasis
                                         pengguna. Dalam pengembangan kebijakan,             Komponen ini mencakup: (i) lokakarya
masyarakat, pengambil keputusan          WASPOLA melakukan pendekatan kemi-                  tingkat lokal, nasional dan regional
mulai dari perencanaan, pelaksanaan,     traan, di bawah pimpinan Permerintah                untuk mengkaji kebijakan-kebijakan
dan sistem operasi pemeliharaan bera-    Indonesia dengan bantuan dari AusAID dan            sektoral dan identifikasi isu yang
da pada pihak masyarakat, sedangkan      Bank Dunia, melalui program Water and               mungkin membutuhkan perubahan kebi-
                                         Sanitation Program for East Asia and Pacific        jakan, (ii) studi kasus dan studi sektoral
pada berbasis lembaga sebagai
                                         (WSP-EAP).                                          untuk memperjelas gambaran tentang
pengambil keputusan adalah pengelola                                                         masalah dan besaran perubahan yang
lembaga tersebut. Pembedaan pe-          Tujuan WASPOLA                                      sesuai, (iii) strategi sektoral dan ren-
ngelolaan AMPL antara berbasis                Tujuan akhir proyek WASPOLA adalah             cana kegiatan yang didasarkan pada
masyarakat dengan berbasis lembaga       identifikasi dan kajian ulang pelajaran-pela-       kebijakan-kebijakan baru yang mungkin
                                         jaran yang didapat dari proyek-proyek air           timbul dalam proses pengkajian.
dirasa lebih cocok, karena tidak lagi
                                         bersih dan penyehatan lingkungan yang lalu,      b. Komponen Peningkatan Pelayanan.
terkungkung dengan batasan adminis-      baik di Indonesia maupun di negara-negara           Proyek ini dirancang untuk memperbesar
tratif. Pada kenyataannya, di perko-     lain, dan ujicoba pendekatan-pendekatan             manfaat yang dihasilkan oleh investasi
taan masih dijumpai pengelolaan oleh     baru dan fasilitasi kerangka kebijakan              skala besar untuk perdesaan dan kota kecil
masyarakat, sedangkan di perdesaan       nasional air bersih dan penyehatan ling-            yang dirancang berdasarkan proses
                                         kungan, yang memungkinkan masyarakat                penyusunan kebijakan yang dikembangkan
pengelolaan oleh kelompok yang telah
                                         kurang mampu di Indonesia dapat memper-             oleh WASPOLA. Komponen ini mencakup
mapan dapat dikelompokkan sebagai        oleh pelayanan air bersih secara                    ujicoba prinsip-prinsip baru terkait kebi-
pengelolaan lembaga.                     berkesinambungan.                                   jakan yang dikembangkan.
                                                                                          c. Komponen Proses Pembelajaran dan
Membongkar Mitos                         Sasaran Proyek                                      Komunikasi.
                                            Meningkatkan kemampuan Pemerintah                Salah satu nilai utama untuk dapat
    Mitos atau cerita yang dipercaya
                                            Indonesia untuk mengembangkan dan                menerima       pembiayaan hibah dari
tetapi tidak berdasarkan pada fakta,        menerapkan kebijakan melalui pen-                WASPOLA adalah identifikasi pen-
juga terjadi pada sektor pembangunan        dekatan tanggap kebutuhan dan pelak-             dekatan yang paling efektif dan efisien
air minum dan penyehatan lingkungan         sanaan yang partisipatif.                        untuk dapat secara berkesinambungan
(AMPL). Mitos ini seringkali meng-          Menguji pilihan-pilihan kebijakan yang           memenuhi kebutuhan akan air bersih
                                            mendorong inisiatif pemenuhan kebu-              dan penyehatan lingkungan masyarakat
ganggu dalam penerapan pendekatan
                                            tuhan masyarakat miskin.                         miskin di Indonesia, sehingga dapat
pembangunan AMPL yang berorientasi          Memperkuat      dan     mengembangkan            mempengaruhi kebijakan masa yang
pada keberlanjutan. Dalam pemba-            kemampuan Indonesia untuk mengum-                akan datang dan pengambilan keputus-
ngunan AMPL berbasis masyarakat,            pulkan dan menganalisa data sektor air           an yang menyangkut investasi.
masyarakat memiliki posisi kunci            bersih dan penyehatan lingkungan dan             Komponen ini mencakup studi-studi
                                            membuat data tersebut dapat diakses              yang mendukung dan diseminasi pembe-
dalam seluruh proses pembangunan,
                                            sedemikian rupa sehingga dapat diman-            lajaran dalam bidang yang relevan.
mulai tahap perencanaan, pelak-             faatkan oleh konsumen, pemasok dan
sanaan, dan operasi serta pemeli-
haraannya. Tetapi mitos yang berkem-       ka tidak mengetahui apa yang ter-                   karena faktor sosial budaya, seba-
bang pada saat itu sangat bertentangan     baik bagi mereka. Realita: ma -                     gian besar kepentingan perem-
dengan prinsip ini, misalnya:              syarakat miskin memiliki kreati -                   puan tidak terpenuhi, kecuali
     Mitos 1: masyarakat miskin tidak      vitas, mereka mampu membentuk                       perempuan secara khusus ditar-
     mau dan tidak mampu membayar          sistem dan aturan mengelola                         getkan untuk dilibatkan dan ada
     pelayanan air minum. Realita:         sumberdaya alam.                                    strategi yang disusun untuk mem-
     masyarakat miskin seringkali          Mitos 3: jika masyarakat sudah                      berdayakan perempuan.
     membayar air minum lebih mahal        dilibatkan dalam membuat kepu-                      Mitos 4: lembaga teknis dan sek-
     dari masyarakat yang mampu.           tusan, maka kepentingan perem-                      toral harus menjadi pelaksana
     Mitos 2: masyarakat miskin            puan sebagai pengelola utama                        penyediaan sarana AMPL, karena
     tidak mampu memecahkan atau           penggunaan air minum rumah                          tugas utamanya adalah memba-
     mengelola masalah teknis, mere-       tangga sudah terpenuhi. Realita:                    ngun sarana dan indikator keber-
Percik
Juni 2009
                                                       06                                 LAPORAN UTAMA


   hasilannya adalah sarana yang            annya. Realita: konsep partisipasi   memberikan konsekuensi kepada
   terbangun. Realita: lembaga tek-         dapat dilaksanakan dan diukur        aspek lain. Ketika istilah air minum
   nis dapat mencapai keberhasilan          dengan mudah. Mengukur, mem-         digunakan dalam kebijakan, kon-
   dengan memonitor dan mem-                onitor dan mengevaluasi partisi-     sekuensinya seluruh penyedia layanan
   berikan bantuan teknis kepada            pasi masyarakat mempermudah          air minum terikat dengan kualitas air
   pihak lain. Tugas utamanya               lembaga terkait dalam memper-        yang harus disediakannya. Hal ini akan
   adalah membangun kemampuan               tanggungjawabkan       upayanya      memberatkan. Pada awalnya disepa-
   masyarakat dalam mengelola               dalam peningkatan sumber daya        kati bahwa istilah air bersih lebih tepat
   sarana yang terbangun untuk              manusia.                             digunakan.
   mencapai keberlanjutan.                                                            Baru pada diskusi naskah kebi-
   Mitos 5: pengambilan keputusan       Dari Air Bersih ke Air Minum             jakan ketiga pada awal tahun 2003,
   oleh masyarakat merupakan hal            Ketika gagasan awal diluncurkan,     terminologi air minum ini diangkat lagi
   yang penting, namun kendali atas     terminologi menjadi salah satu           ke permukaan. Pertimbangan uta-
   pelaksanaan program harus tetap      bahasan yang menjadi pokok diskusi       manya adalah bahwa kebijakan ini
   berada pada manajer proyek.          kelompok kerja. Ketika didiskusikan      harus menjadi daya dorong dalam
   Realita: hakikat proses partisi-     dalam bahasa Inggris, istilah water      upaya perbaikan pelayanan air minum
   patif adalah memberi pilihan dan     supply dapat diterima dan difahami       dan penyehatan lingkungan di In -
   kesempatan kepada masyarakat         oleh kelompok kerja, namun ketika        donesia. Konsekuensi dari penerapan
   untuk menyampaikan aspirasi.         mulai masuk ke dalam peristilahan        istilah tersebut disadari sangat berat,
   Partisipasi masyarakat tidak bisa    bahasa Indonesia, perdebatan mulai       namun sebagai kebijakan, sebagai
   dihidup-hidupkan oleh pihak          muncul. Istilah "air bersih" dan "air    dokumen acuan yang memiliki jang-
   luar, proses partisipatif adalah     minum" tidak begitu saja dipahami        kauan rentang waktu yang panjang,
   memberikan        kendali    pada    dan diterima. Air minum lebih dipa-      perlu menetapkan suatu acuan yang
   masyarakat.                          hami sebagai air yang memiliki kuali-    ideal yang perlu dicapai oleh seluruh
   Mitos 6: pendekatan partisipatif     tas tertentu sehingga dapat langsung     pelaku pembangunan AMPL di Indo-
   memerlukan waktu lama. Realita:      diminum, sedangkan air bersih dipa-      nesia.
   ketika proyek dilaksanakan de-       hami sebagai air dengan kualitas ter-
   ngan pendekatan tanggap kebu-        tentu yang memerlukan satu tahap         Dinamika Perkembangan Kon-
   tuhan, masyarakat dapat bertin-      pengolahan lagi untuk dapat diminum.     sep Kebijakan
   dak dan mengorganisir diri de-           Diskusi terminologi ini tidak            Dalam perjalanannya, WASPOLA
   ngan cepat.                          berhenti sampai disitu saja, karena      telah memfasilitasi Kelompok Kerja
   Mitos 7: pendekatan partisipatif     ternyata penggunaan istilah tersebut     AMPL Nasional dan telah berhasil
   sulit dilaksanakan dalam skala
   besar karena membutuhkan
   pemimpin yang karismatik, LSM,
   dan orang berbakat. Realita: par-
   tisipasi masyarakat dapat dire -
   plikasi. Pemimpin karismatik
   berperan dalam memulai proses.
   LSM sering berhasil dalam me -
   nerapkan strategi pemberdayaan
   masyarakat dan merupakan
   mediator yang efektif. Kete -
   rampilan teknis, kemampuan
   mendesain dan melaksanakan
   program secara partisipatif meru-
   pakan proses bekerja sambil bela-
   jar.
   Mitos 8: partisipasi merupakan
   proses yang tidak pasti sehingga        Proses penyusunan kebijakan pembangunan AMPL berbasis masyarakat meli-
   sulit ditentukan batasan dan ukur-              batkan beragam pemangku kepentingan. Foto: Dok. Waspola
Percik
Juni 2009
                                                              07                                 LAPORAN UTAMA


                                                                                        Direktur   Jenderal Perimbangan
                                                                                        Keuangan Pusat dan Daerah De-
                                                                                        partemen Keuangan.

                                                                                        Kebijakan yang Disepakati
                                                                                            Dokumen kebijakan terakhir yang
                                                                                        disepakati berjudul: Kebijakan Na-
                                                                                        sional Pembangunan Air Minum dan
                                                                                        Penyehatan Lingkungan Berbasis
                                                                                        Masyarakat. Kebijakan ini terdiri dari
                                                                                        tujuan umum, dua butir tujuan khusus,
                                                                                        11 butir kebijakan umum dan 16 butir
Dalam pelatihan AMPL perlu menyelipkan permainan-permainan untuk mengurangi kebosanan   strategi pelaksanaan.
                              peserta. Foto: Dok. Waspola
menanamkan gagasan tentang perlu-           menjadi: Kebijakan Nasional Pem-            Dari Berbasis Masyarakat ke Ber -
nya keberadaan suatu kebijakan yang         bangunan Prasarana dan Sarana Air           basis Lembaga
menjadi acuan dalam pembangunan             Bersih dan Penyehatan Lingkungan                Keberhasilan Kelompok Kerja
AMPL, khususnya yang berbasis pe-           Berbasis Pengelolaan Masyarakat.            AMPL Nasional dalam menyusun Ke-
ngelolaan masyarakat. Ketiadaan kebi-       Naskah ketiga ini memuat tiga bab:          bijakan Nasional AMPL Berbasis
jakan ikut andil dalam tidak efektifnya     Pendahuluan, Kebijakan Pembangun-           Masyarakat telah memberi semangat
pembangunan AMPL, terbukti dengan           an terdiri dari 11 kebijakan, dan           untuk melangkah lebih jauh, yaitu
rendahnya keberlanjutan sarana yang         Strategi Pelaksanaan terdiri dari 17        melengkapinya dengan Kebijakan
dibangun oleh proyek pemerintah.            strategi. Naskah ini ditandatangani         Nasional AMPL Berbasis Lembaga.
Pengulangan-pengulangan kegagalan           oleh Deputi Bidang Sarana dan               Gagasan ini mulai dilontarkan oleh
yang     sama     dalam     hal    tidak    Prasarana Bappenas.                         Ketua Pokja AMPL pada waktu itu,
berfungsinya sarana menjadi daya                Pada Juni 2003, diterbitkan             yaitu Ir Basah Hernowo. Pada tahun
dorong dalam penyusunan kebijakan           naskah keempat dengan judul berubah         2004 awal, gagasan ini mulai bergulir
AMPL, khususnya yang berbasis pe-           menjadi: Kebijakan Nasional Pemba-          terutama dengan dukungan yang kuat
ngelolaan masyarakat.                       ngunan Air Minum dan Penyehatan             dari anggota Pokja AMPL Nasional
    Pada awalnya, Kelompok Kerja            Lingkungan Berbasis Masyarakat.             dari Departemen Pekerjaan Umum.
AMPL Nasional bersepakat dengan             Naskah keempat atau final ini memuat        Cita-cita ideal waktu itu adalah menyi-
sebuah judul Kebijakan Pembangunan          empat bab: Pendahuluan, Kebijakan           apkan dokumen kebijakan berbasis
Air Bersih dan Sanitasi Skala Kecil dan     Pembangunan Air Minum dan                   lembaga, yang kemudian disandingkan
Menengah di Indonesia: Dari, Oleh,          Penyehatan Lingkungan Berbasis              dengan kebijakan berbasis masyarakat,
dan Untuk Masyarakat. Naskah perta-         Masyarakat yang terdiri dari 11 kebi-       yang kemudian dipayungi oleh kebi-
ma kebijakan ini dilahirkan pada April      jakan umum, dan Strategi Pelaksanaan        jakan menyeluruh tentang AMPL.
2000, terdiri atas 5 bab: Pendahuluan,      yang terdiri dari 16 strategi. Naskah ini       Berbeda dengan kebijakan berbasis
Pengalaman Masa Lalu, Pelajaran Apa         ditandatangani oleh enam pejabat            masyarakat, kebijakan berbasis lemba-
yang dapat Kita Petik, Kebijakan            eselon 1 yaitu: Deputi Menteri              ga memiliki tantangan yang lebih kom-
Dasar, dan Strategi Pelaksanaan.            Negara/Kepala Bappenas Bidang               pleks, mengingat telah banyaknya
    Pada Agustus 2001, diterbitkan          Sarana dan Prasarana, Direktur              diluncurkan beberapa produk pera-
naskah kedua, dengan judul sama:            Jenderal Pemberantasan Penyakit             turan sektoral mengenai sektor air mi-
Kebijakan Pembangunan Air Bersih            Menular dan Penyehatan Lingkungan           num.
dan Sanitasi Skala Kecil dan Menengah       Departemen Kesehatan, Direktur                  Pengalaman keberhasilan dalam
di Indonesia: Dari, Oleh, dan Untuk         Jenderal Tata Perkotaan dan Tata            penyusunan kebijakan AMPL berbasis
Masyarakat. Naskah kedua ini terdiri        Perdesaan Departemen Permukiman             masyarakat tidak terjadi pada pengem-
dari tiga bab: Pendahuluan, Kebijakan       dan Prasarana Wilayah, Direktur             bangan kebijakan berbasis lembaga.
Dasar     Program,      dan     Strategi    Jenderal Bina Pembangunan Daerah            Pada wilayah berbasis masyarakat
Pelaksanaan.                                Departemen dalam Negeri, Direktur           memang saat itu terjadi kekosongan
    Pada April 2002, diterbitkan            Jenderal Pemberdayaan Masyarakat            atau ketiadaan kebijakan, sehingga
naskah ketiga dengan judul berubah          dan Desa Departemen Dalam Negeri,           semua pelaku dengan aklamasi men-
Percik
Juni 2009
                                                          08                                  LAPORAN UTAMA


dukung proses penyusunan kebijakan        Adopsi dan Implementasi Kebi-              yaitu Kabupaten Solok, Kabupaten
ini. Pada wilayah berbasis lembaga, hal   jakan AMPL                                 Musi Banyuasin, Kabupaten Subang
tersebut tidak sama, sehingga sulit           Berdasarkan UU No. 22 tahun 1999       dan Kabupaten Sumba Timur.
menyamakan persepsi dalam men-            yang disempurnakan dengan UU No.               Pada putaran berikutnya di tahun
dudukkan kebijakan ini dalam konste-      32 tahun 2004, pembangunan                 2004, ketika UU No. 32 tahun 2004
lasi produk-produk sejenis.               pelayanan dasar termasuk di dalamnya       sebagai revisi UU No. 22 tahun 1999
     Sesungguhnya, pemahaman dasar        sektor air minum dan penyehatan            diberlakukan, implementasi kebijakan
kedua wilayah kebijakan sudah diper-      lingkungan merupakan kewajiban             mulai melibatkan provinsi, tetapi fokus
oleh, bahwa baik pada berbasis            daerah, baik provinsi maupun kabu-         masih di tingkat kabupaten. Kabu-
masyarakat maupun berbasis lembaga        paten. Sedangkan kewajiban pemerin-        paten yang difasilitasi meliputi Kabu-
diperlukan upaya-upaya perbaikan.         tah pusat dibatasi hanya pada aspek        paten Sawahlunto Sijunjung, Bangka
Perlu dilakukan pelibatan banyak          pembinaan, pengawasan, dan bantuan         Selatan, Lebak, Kebumen, Lombok
pihak dalam memperbaiki kinerja           teknis saja.                               Barat, Pangkep, dan Gorontalo.
pembangunan AMPL bagi keduanya.               Hal tersebut sudah diantisipasi            Pada tahun 2005, ketika peranan
Dan kalau belajar dari kebijakan          oleh pemerintah pusat (kelompok            provinsi sudah lebih jelas, peranan
berbasis masyarakat, sesungguhnya         kerja lintas departemen) dengan            provinsi ditingkatkan untuk men-
hal yang penting adalah bukan doku-       berusaha meningkatkan kapasitas            dampingi kabupaten. Provinsi yang
men kebijakannya, tetapi proses inter-    daerah dalam pengelolaan air minum         didampingi adalah wilayah kerja
aksi para pelaku dalam pengembangan       dan penyehatan lingkungan, khusus-         sebelumnya, yaitu provinsi-provinsi
kebijakannya. Di situ para pelaku         nya yang dikelola berbasis masyarakat.     Sumatera Barat, Bangka Belitung,
dapat saling belajar untuk memper-        Upaya ini dijabarkan dalam bentuk          Banten, Jawa Tengah, NTB, Sulawesi
baiki kekurangan dalam penyeleng-         fasilitasi kebijakan kepada daerah         Selatan, dan Gorontalo yang masing-
garaan pembangunan AMPL di                secara bertahap. Asumsinya adalah          masing provinsi mendampingi 3 kabu-
Indonesia.                                apabila daerah telah memahami kebi-        paten di wilayahnya.
     Dengan upaya yang keras dari         jakan, kemudian mengadopsinya,                 Sampai dengan tahun 2009, telah
Pokja AMPL Nasional, draf pertama         diharapkan dapat memiliki kemam-           dilakukan fasilitasi adopsi dan imple-
Kebijakan AMPL Berbasis Lembaga           puan dalam pengelolaan sektor AMPL         mentasi Kebijakan AMPL Berbasis
dapat tersusun pada Maret 2003. Pada      sesuai dengan tujuan kebijakan itu         Masyarakat di 9 provinsi dan 70 kabu-
Mei 2003 dilakukan revisi pada konsep     sendiri, yaitu yang menekankan pada        paten/kota, yang langsung dilakukan
pertama, pada Juni 2003 konsep per-       aspek keberlanjutan baik teknis, pem-      Pokja AMPL Nasional melalui WAS-
tama direvisi untuk kedua kali. Konsep    biayaan, sosial, institusi, dan ling-      POLA. Sedangkan melalui proyek lain,
kedua tersusun pada November 2004.        kungan.                                    telah mencakup 4 provinsi melalui
Konsep ketiga pada Desember 2004.             Dalam perkembangannya, proses          CWSHP-ADB, 3 provinsi baru melalui
Konsep ketiga revisi pertama pada         adopsi dan implementasi kebijakan          WES-UNICEF.
Desember 2004 dan revisi kedua pada       berjalan secara evolutif, sejalan dengan
April 2005. Konsep terakhir dari          teori Gunn yang menyatakan bahwa;          Leadership dalam Perubahan
Kebijakan      Pembangunan       AMPL     implementation as an evolutionary          Kebijakan
Berbasis Lembaga, telah dikonsul-         process. Juga sejalan dengan Bardach           Perubahan kebijakan atau refor-
tasikan kepada pejabat eselon 1 di        (1977) yang menyatakan bahwa; imple-       masi kebijakan memerlukan pe-
Kementerian Lingkungan Hidup,             mentation as a political game: imple-      ngawalan, yaitu individu yang memili-
Ditjen PMD Depdagri, dan Ditjen Bina      mentation is a game of "bargaining,        ki komitmen penuh untuk melakukan
Bangda Depdagri.                          persuasion, and maneuvering under          perubahan. Persyaratan tersebut
     Dengan makin intensifnya kegiatan    conditions of uncertainty.                 diperlukan karena reformasi kebijakan
implementasi Kebijakan Nasional               Ketika mulai diujicobakan, pada        adalah proses yang penuh tantangan,
AMPL Berbasis Masyarakat di daerah,       saat itu sedang bersamaan dengan           terutama dalam merubah cara pan-
perhatian Pokja AMPL Nasional ter-        proses pelaksanaan UU No. 22 tahun         dang dan cara pikir yang telah diyakini
hadap kebijakan berbasis lembaga          1999, di mana peranan kabupa -             sebagai kebenaran. Dalam perkem-
menjadi kurang. Dan sampai saat ini       ten/kota sangat dominan, sedangkan         bangannya, upaya reformasi kebijakan
belum ada rencana untuk melanjutkan       peranan provinsi tidak begitu jelas        pembangunan AMPL di Indonesia
kegiatan perbaikan atau upaya-upaya       didefinisikan. Uji coba kebijakan, oleh    mengalami banyak tantangan, teruta-
lanjutannya.                              karena itu langsung ke kabupaten;          ma dari pelaku kuncinya sendiri.
Percik
Juni 2009
                                                         09                                LAPORAN UTAMA


                                                                                  selanjutnya sepenuhnya berada dalam
                                                                                  kendali Pokja AMPL. Kegiatan
                                                                                  WASPOLA lebih intensif melakukan
                                                                                  pendampingan daerah dalam rangka
                                                                                  meningkatkan kapasitas pemerintah
                                                                                  daerah dalam pengelolaan pemba -
                                                                                  ngunan AMPL berbasis masyarakat.
                                                                                  Diseminasi kebijakan giat dilakukan,
                                                                                  pelatihan-pelatihan dilakukan baik
                                                                                  secara nasional maupun regional. Pada
                                                                                  kurun ini, lahir majalah Percik yang
                                                                                  terbit tiga bulanan dengan fokus
                                                                                  mewartakan informasi bagi para
       Waspola memancing kepekaan berpikir para peserta pelatihan AMPL.           pelaku AMPL di Indonesia.
                            Foto: Dok. Waspola
                                                                                      Periode ini merupakan periode
Hanya dengan upaya yang keras dan         pola pikir dan cara pandang baru ter-   ekstensifikasi Pokja AMPL, melalui
sungguh-sungguh saja, kalau sekarang      hadap pembangunan air minum dan         media yang dimilikinya berusaha men-
telah tersusun Kebijakan Nasional         penyehatan lingkungan yang berbasis     jangkau semua stakeholder pemba -
AMPL Berbasis Masyarakat.                 masyarakat.                             ngunan AMPL. Patut dicatat sebagai
    Pada awalnya, kelompok kerja              Ketika Medrilzam mengakhiri         capaian penting, selain hasil tersebut
WASPOLA - yang kemudian lebih tepat       tugasnya di Biro Permukiman Perko-      di atas adalah newsletter AMPL,
disebut Pokja AMPL - merupakan            taan Bappenas, Basah Hernowo seba-      Percik Yunior, publikasi elektronik
sekelompok individu yang berasal dari     gai atasannya yang selama itu men-      berupa CD/DVD, dan terbentuknya
berbagai departemen yang dipimpin         dukung Medrilzam, turun tangan lang-    Jejaring AMPL. Jejaring ini meru-
oleh Bappenas. Mereka terikat secara      sung menangani kegiatan terkait de-     pakan sebuah wadah bagi para pelaku
historis karena terlibat dalam pemba-     ngan kegiatan pengembangan kebi-        yang peduli AMPL di Indonesia, terdiri
ngunan air bersih -istilah ini kemudian   jakan. Di tangan Basah Hernowo -saat    dari lembaga dan individu, yang sepa-
menjadi air minum- khususnya Proyek       itu sebagai Kabag Permukiman pada       kat untuk bahu-membahu bersinergi
Inpres. Pada tahap awal, figur yang       Biro Permukiman dan Perkotaan, sam-     dalam mengusung keberlanjutan pem-
menonjol dan aktif dalam kelompok         pai akhirnya menjabat Direktur Per-     bangunan AMPL di Indonesia.
kerja adalah Medrilzam, seorang staf      mukiman dan Perumahan Bappenas-             Ketiga orang di atas merupakan
Bappenas yang ditugaskan menjadi          kegiatan dilanjutkan. Pada periode      figur kunci dalam proses reformasi
koordinator kegiatan-kegiatan WAS-        Basah Hernowo-lah kebijakan disele-     pembangunan AMPL khususnya yang
POLA.                                     saikan, dengan langsung melakukan       berbasis masyarakat. Tetapi hasil yang
    Kegiatan yang dilakukan adalah        pengeditan akhir secara internal di     dicapai bukan semata-mata jerih
rapat-rapat, lokakarya, dan pelatihan     Bappenas.                               payah mereka, karena anggota kelom-
bagi anggota kelompok kerja, baik             Pada awal tahun 2004, pena-         pok kerja lain yang berasal dari
dilakukan di dalam negeri maupun          nganan kegiatan WASPOLA dan             departemen terkait juga sangat berpe-
luar negeri. Medrilzam -saat itu staf     kelompok kerjanya diserahkan kepada     ran. Beberapa nama perlu dicatat disi-
Biro Perkotaan dan Perdesaan- telah       Oswar Mungkasa yang telah aktif sejak   ni, dari Departemen Pekerjaan Umum,
berhasil menanamkan fondasi refor-        tahun 2003. Oswar Mungkasa adalah       antara lain Handi B. Legowo, Bambang
masi kebijakan sektor air minum (saat     staf Direktorat Permukiman dan          Purwanto, Joko Mursito, Andreas
itu air bersih) dan penyehatan ling-      Perumahan Bappenas dengan posisi        Suhono, Purnama, Endang Setia-
kungan. Sampai dengan tahun 2002,         terakhir sebagai Kasubdit Drainase      ningrum, Essy Assiah, Savitri Rus-
WASPOLA dan kelompok kerja yang           dan Persampahan. Pada periode ini,      dyanti, Rina Agustin, Nina Indrasari,
didukung WSP-EAP berhasil melaku-         dilakukan perubahan besar. Kelompok     Muria Istamtiah, Tamin MZ Amin, dan
kan berbagai ujicoba dan melakukan        kerja yang tadinya dikenal sebagai      Susmono. Dari Departemen Kesehatan
studi-studi lapangan untuk mem-           kelompok kerja WASPOLA lebih            antara lain Abdullah Munthalib,
perkaya khasanah kebijakan yang se-       didudukkan sebagaimana mestinya,        Hening Darpito, Hartoyo, Suprapto,
dang dikembangkan. Sejalan dengan         sebagai Kelompok Kerja AMPL.            Sutjipto, Djoko Wartono, Ismail Malik,
itu, secara pelan terus membangun             Kegiatan-kegiatan yang dilakukan    Zainal Nampira, Upi Pimanih, Atje
Percik
Juni 2009
                                                              10                                         LAPORAN UTAMA


Hayati, dan Wan Alkadri. Dari
Departemen Dalam Negeri antara lain                                            WASPOLA 2
Djohan Susmono, Ivan Rangkuti, Pipip                   ASPOLA 2 merupakan kelanjutan dari     Komponen Kegiatan
Rip'ah, Rewang Budiyana, Veronica
Dwi Utari, Frida Ariyanti, Togap
Siagian, Rheidha Pambudhi, Helda
                                             W         Proyek WASPOLA--yang kemudian
                                                       disebut WASPOLA 1-yang telah
                                             berhasil dilaksanakan pada kurun waktu 1998-
                                                                                              Penerapan Kebijakan
                                                                                                   Penerapan kebijakan meliputi kegiatan
                                                                                              dalam operasionalisasi kebijakan yang telah
                                             2003. WASPOLA 1 fokus pada dukungan teknis       dikembangkan pada WASPOLA 1. Kebijakan
Nusi, dan Indar Parawansa. Dari KLH
                                             dalam penyusunan kebijakan untuk mengantisi-     Nasional AMPL Berbasis Masyarakat perlu
diantaranya Wiryono, Chairudin,              pasi masalah rendahnya akses dan tingkat         diadopsi dan diimplementasikan oleh para pe-
Ratna Kartikasari. Dari Bappenas             pelayanan, yang menyebabkan buruknya kondisi     ngelola pembangunan AMPL.
dicatat antara lain Sujana Rohyat,           kesehatan lingkungan, terutama untuk             Reformasi Kebijakan
Arum Atmawikarta, Utin Kiswanti,             masyarakat miskin di Indonesia. WASPOLA 1             Komponen ini merupakan jawaban ter-
                                             fokus pada pengelolaan air minum dan penye-      hadap kebutuhan yang lebih luas dan proses per-
Pungkas AB, Virgiyanti,         Salusra
                                             hatan lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat      baikan yang menerus, sebagai tanggapan ter-
Widya, Maraita Listyasari, dan               inovasi pendekatan dan metodologi penerapan      hadap pengalaman periode sebelumnya dan
Nugroho Tri Utomo.                           pendekatan tanggap kebutuhan dan partisipatif.   perubahan dalam berbagai aspek. Fokus kompo-
    Orang-orang tersebut di atas meru-       Durasi proyek WASPOLA 2 mulai 2004 sampai        nen ini adalah perbaikan aspek penyehatan
pakan pengawal kegiatan reformasi            2009.                                            lingkungan, baik pada kebijakan berbasis
                                                                                              masyarakat maupun berbasis lembaga, serta
kebijakan. Mereka adalah orang-orang
                                             Tujuan Umum                                      kebijakan air minum berbasis lembaga.
yang ditugaskan untuk meluangkan                  Untuk meningkatkan akses masyarakat         Manajemen Pengetahuan
waktu, tenaga, dan sumber dayanya            Indonesia, terutama masyarakat miskin ter-            Komponen ini menjawab kebutuhan dalam
untuk mengawal kegiatan-kegiatan             hadap pelayanan air minum dan penyehatan         hal mendapatkan dan menyebarkan informasi
yang berkaitan dengan proses refor-          lingkungan yang layak.                           untuk memfasilitasi perencanaan dan peman-
                                                                                              tauan sektor AMPL, serta untuk mendukung
masi kebijakan pembangunan AMPL
                                             Tujuan Khusus                                    pengembangan kapasitas yang berkelanjutan.
di Indonesia.                                    Untuk meningkatkan kapasitas pemerintah      Kegiatan yang tercakup dalam komponen ini
    Dukungan orang-orang kunci pada          Indonesia dalam melaksanakan kebijakan dan       antara lain keterkaitan dengan stakeholder lain
tahap awal merupakan kunci keber-            meneruskan proses reformasi kebijakan sektor     termasuk proyek lain, donor, LSM, swasta, dan
hasilan adopsi kebijakan pada tingkat        AMPL, dan mendorong penerapan pendekatan         perguruan tinggi yang berpotensi dalam per-
                                             tanggap kebutuhan dan partisipasi.               tukaran pembelajaran. Studi, penerapan pen-
nasional. Melalui proses konsultasi,
                                                                                              dekatan yang inovatif, dan pelatihan-pelatihan
para anggota kelompok kerja mem-                                                              terkait juga tercakup dalam komponen ini.
berikan masukan kepada Komite
Pengarah Pusat (CPC=Central Project       bat secara aktif dalam berbagai                     peningkatan kapasitas Pokja AMPL
Committe) terdiri dari Direktur           kegiatan yang dilakukan dengan                      Daerah. Seiring dengan itu, eksistensi
Jenderal Cipta Karya Departemen           difasilitasi oleh satu sekretariat proyek           Pokja AMPL Nasional semakin ber-
Pekerjaan Umum, Departemen Dalam          yang dinamai WASPOLA.                               kibar, dan sekretariat WASPOLA lebih
Negeri terdiri dari Direktorat Jenderal                                                       memposisikan diri sebagai pendukung
Pembangunan Daerah dan Direktorat         Ekstensifikasi        Pokja     dalam               dari kegiatan Pokja.
Jenderal Pengembangan Masyarakat          Implementasi Kebijakan AMPL                            Setelah sukses dengan ujicoba di
dan Desa, Direktorat Jenderal                 Ketika proyek WASPOLA mulai                     empat kabupaten di 4 provinsi pada
Pemberantasan Penyakit Menular dan        digulirkan, kegiatan yang dilakukan                 tahun 2002/2003, implementasi kebi-
Penyehatan Lingkungan Departemen          terbatas pada hal-hal yang sifatnya                 jakan dikembangkan ke 7 provinsi di 7
Kesehatan, Departemen Keuangan,           introduksi pada pentingnya reformasi                kabupaten/kota pada tahun 2004,
dan Kementrian Lingkungan Hidup,          kebijakan.       Beberapa      aktifitas            kemudian dikembangkan lagi menjadi
yang dipimpin oleh Deputi Sarana dan      dilakukan dengan frekuensi yang tidak               9 provinsi di 49 kabupaten/kota pada
Prasarana Bappenas.                       tinggi. Rapat kelompok kerja, seminar,              tahun 2006. Tahun 2005 tidak ada
    Komite pengarah tersebut memberi      lokakarya dilakukan dengan jadwal                   penambahan provinsi, namun kabu-
arahan dalam rapat yang diseleng-         yang relatif jarang.                                paten/kota bertambah menjadi 24.
garakan tiap semester kepada kelom-           Inisiatif kegiatan lebih cenderung              Tidak berhenti disini, daerah lain pun
pok kerja antar departemen yang ter-      dilakukan oleh WSP-EAP melalui                      disasar melalui kemitraan dengan
diri dari pejabat eselon 2 ke bawah.      sekretariat WASPOLA. Baru pada                      proyek AMPL yang sedang maupun
Kelompok kerja yang dipimpin oleh         tahun 2003 menjelang peralihan ke                   akan berjalan, misalnya WSLIC-2,
Direktur Permukiman dan Perumahan         WASPOLA 2, kegiatan lebih intensif                  ProAir, CWSHP, WES UNICEF, dan
Bappenas inilah yang sehari-hari terli-   dilakukan, khususnya dalam kegiatan                 PAMSIMAS.
Percik
 Juni 2009
                                                               11                                 LAPORAN UTAMA


    Ada kesepakatan pada tingkat           yang dapat meningkatkan akselerasi          8,5 triliun pertahunnya sampai dengan
pengambil keputusan nasional, bahwa        adopsi dan implementasi kebijakan,          tahun 2015.
daerah harus memiliki kemampuan            supaya pencapaian daerah dapat                   Kesenjangan pendanaan ini dapat
dalam pengelolaan AMPL, khususnya          menyeluruh di Indonesia. Walaupun           dipenuhi melalui berbagai skema pen-
yang berbasis masyarakat, karena           secara nasional seluruh stakeholder         danaan, seperti pinjaman luar negeri,
diyakini akan meningkatkan kinerja         telah mengadopsi dan mengimplemen-          investasi swasta, dan penggalian
pembangunan, khususnya keberlan-           tasikan kebijakan, ini karena mereka        potensi masyarakat. Banyak program
jutan sarana yang dibangun. Sampai         terlibat langsung dalam proses pe-          telah dirancang oleh pemerintah, baik
saat ini, daerah-daerah baik mitra         nyusunan, tetapi pada tingkat daerah        melalui dana sektoral maupun pin -
langsung maupun melalui proyek lain,       hal tersebut memerlukan pengujian.          jaman. Namun demikian, investasi
telah diperkenalkan kepada substansi           Secara teori, apabila logika kebi-      baru ini perlu optimalisasi dengan
Kebijakan Nasional AMPL Berbasis           jakan dapat diterima oleh sebagian          lebih memperhatikan aspek keberlan-
Masyarakat.                                besar daerah, baik daerah yang sudah        jutan sarana yang dibangun. Tanpa itu,
    Sebagian besar telah mengikuti         mengenal kebijakan cukup lama               investasi baru tidak akan memberikan
pelatihan-pelatihan dalam materi-          maupun daerah yang baru, maka pe-           kontribusi terhadap peningkatan akses
materi yang dibutuhkan untuk menjadi       luang penerapan kebijakan secara luas       yang berkelanjutan karena investasi
pengelola AMPL berbasis masyarakat.        cukup tinggi.                               yang lama sudah rusak atau tidak
Pelatihan-pelatihan       yang     telah       Permasalahan kritis berikutnya          dipergunakan.
diberikan, diantaranya pembentukan         adalah masalah efisiensi fasilitasi kebi-   Perhatian terhadap sektor masih
kelompok kerja, metodologi partisi-        jakan dalam rangka meningkatkan             perlu dipacu
patif,    dasar    fasilitasi,   teknik    keberhasilan adopsi dan implementasi             Besaran belanja pemerintah untuk
penyusunan rencana strategis, komu-        kebijakan. Apakah model fasilitasi          sektor AMPL merupakan bagian dari
nikasi dan CLTS. Hasil dari pelatihan      yang selama ini berlangsung dapat           komponen perumahan dan fasilitas
tersebut adalah terbentuknya Pokja         diteruskan setelah proyek WASPOLA           umum sebesar Rp 2,3 triliun. Ini meru-
AMPL Daerah, tersusunnya rencana           berakhir? Apakah sumber daya yang           pakan proporsi yang sangat kecil dari
strategis AMPL daerah dan berlang-         ada dapat mendukung kegiatan seru-          belanja pemerintah pusat, yaitu 0,3%
sungnya fasilitasi kebijakan pada          pa? Atau perlu dicari model lain yang       dari Rp 266 triliun. Bila dibandingkan
tingkat daerah.                            lebih efisien dari segi biaya tanpa me-     dengan sektor jalan sebesar Rp 10,8
    Sejalan dengan upaya perluasan         ngurangi kualitas hasil yang diperoleh?     triliun, maka sektor air minum dan air
wilayah dampingan, di tingkat pusat        Persoalan klasik: dana tidak pernah         limbah sangat kecil dalam jumlah yang
pun kegiatan Pokja AMPL Nasional           mencukupi.                                  menunjukkan juga kecilnya prioritas
semakin luas. Kegiatan pengembangan            Pemerintah juga memiliki komit-         sektor ini.
Jejaring AMPL adalah salah satu            men untuk mencapai target milenium               Rendahnya prioritas pembangunan
kegiatan yang mendapat sambutan            (MDGs) yang harus dipenuhi pada             AMPL ini bukan saja pada tingkat
luas dari stakeholder AMPL nasional.       tahun 2015, yaitu melayani separuh          pemerintah pusat, tetapi juga pada
Dalam konteks ini, WASPOLA menem-          penduduk yang belum memiliki akses          tingkat       pemerintah        daerah.
patkan diri sebagai bagian dari jejaring   terhadap air minum dan sanitasi.            Berdasarkan studi yang dilakukan oleh
ini, sekaligus menjadi back up bagi        Berdasarkan national action plan            proyek WASPOLA tahun 2005, tentang
Pokja AMPL nasional dalam melaku-          bidang air minum dan sanitasi               Pembangunan Air Minum dan
kan kegiatannya.                           Departemen Pekerjaan Umum 2004,             Penyehatan       Lingkungan       Pasca
                                           untuk sub sektor air minum diperlukan       Desentralisasi yang dilakukan di 10
Jalan Masih Panjang                        peningkatan pelayanan sampai dengan         kabupaten (Musi Banyuasin, Solok,
Luas wilayah menjadi tantangan             88% dari 74% pada tahun 2015.               Subang, Sumba Timur, Lamongan,
   Mengingat jumlah kabupaten dan              Sedangkan untuk sub sektor sani-        Bandung,        Takalar,      Kuningan,
provinsi di Indonesia yang demikian        tasi (air limbah) harus mencapai 75%        Lumajang, dan Sikka), alokasi dana
besar, sekitar 500 kabupaten/kota dan      dari 54% pada tahun 2015. Adapun            sektor air minum dan sanitasi di sepu-
33 provinsi, maka yang dilakukan oleh      perkiraan dana yang diperlukan untuk        luh daerah studi sepanjang tahun
kelompok kerja dan sekretariat             memenuhi target tersebut adalah Rp          2003-2005 berkisar antara 0.01% sam-
WASPOLA baru mencapai 11 persen            42 triliun untuk air minum dan sekitar      pai 1.37% dari total belanja APBD.
kabupaten dan 20% provinsi.                Rp 43 triliun untuk sanitasi. Artinya            Data tersebut diperkuat dengan
   Diperlukan upaya-upaya terobosan        diperlukan dana investasi sekitar Rp        temuan studi review pembiayaan sek-
Percik
 Juni 2009
                                                          12                                  LAPORAN UTAMA


tor AMPL di daerah WASPOLA yang         dah sekali, seperti ditampilkan pada      melihat bahwa penempatan prioritas
dilakukan oleh WSP-EAP World Bank,      tabel di bawah ini. Michel Camdesus       yang rendah oleh pemerintah terhadap
yang menyimpulkan bahwa anggaran        dalam catatannya pada World Panel on      pendanaan sektor air minum dan sani-
pemerintah untuk sektor AMPL ren-       Financing Water Infrastructure (2003)     tasi merupakan isu yang utama. Di
                                                                                  samping itu, sektor AMPL masih
                                                                                  menghadapi isu internal yang masih
                                                                                  belum terselesaikan, seperti kebi-
                                                                                  ngungan masalah sosial, lingkungan,
                                                                                  komersial, masalah politis, kelemahan
                                                                                  manajemen dan ketidakjelasan tujuan
                                                                                  pengelolaan, ketidakcukupan kerangka
                                                                                  kebijakan, kurangnya transparansi,
                                                                                  ketiadaan badan regulasi, dan resisten-
                                                                                  si terhadap prinsip cost recovery.
                                                                                          *National Project Coordinator




    Lokakarya Sinergi Rencana Pelaksanaan
 Program Waspola Facility (Waspofa) dan Serah
              Terima Waspola 2
       rogram Water Supply and          diwadahi melalui Kelompok Kerja Air        berbagai pihak mempunyai harapan

P      Sanitation Formulation and
       Action Planning (Waspola) 2
berakhir Juni 2009. Program yang
                                        Minum dan Penyehatan Lingkungan
                                        (Pokja AMPL) yang kemudian dengan
                                        fasilitasi Waspola diaplikasi di kabu-
                                                                                   besar program Waspola setelah
                                                                                   berakhirnya Waspola 2 terus berlanjut
                                                                                   untuk melanjutkan daerah-daerah
diinisiasi Pemerintah Indonesia,        paten/kota dan provinsi.                   yang belum mendapatkan akses air
didanai AusAID dan difasilitasi WSP         Sampai saat ini telah terbentuk 63     minum dan sanitasi secara baik.
Bank Dunia telah berlangsung sejak      Pokja AMPL kabupaten/kota dan 13              Menandai keberlanjutan program
1998 dengan fokus penyusunan            Pokja AMPL provinsi. Untuk itulah,         Waspola, pada Kamis, 25 Juni 2009
Kebijakan Nasional Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan Berbasis
Masyarakat.
    Kegiatan ini berakhir pada tahun
2003 dan disebut sebagai Waspola 1.
Kemudian dilanjutkan dengan Waspola
2 hingga tahun 2009 dengan fokus pada
implementasi kebijakan dan pe-
ningkatan kapasitas.
    Waspola merupakan kerja terpadu
yang      melibatkan     Departemen
Pekerjaan     Umum,      Departemen
Kesehatan, Departemen dalam Negeri,
Kemeterian Lingkungan Hidup,
Departemen Keuangan dibawah koor-
dinasi     Bappenas.    Keterpaduan
                                         Perwakilan Waspola menyerahkan tanda mata kepada pejabat dari Departemen terkait.
                                                                      Foto: Stela Vendredi
Percik
 Juni 2009
                                                              13                                  LAPORAN UTAMA


                                                                                       Permukiman Bappenas Budi Hidayat
                                                                                       memaparkan bagaimana program
                                                                                       Waspola Facility sebagai kelanjutan
                                                                                       Waspola 2. Waspofa, paparnya, mem-
                                                                                       punyai      tujuan    umum      adalah
                                                                                       meningkatkan akses masyarakat
                                                                                       Indonesia khususnya masyarakat
                                                                                       miskin terhadap layanan AMPL yang
                                                                                       cukup berkelanjutan.
                                                                                           ”Sementara tujuan khususnya,
                                                                                       memperkuat kapasitas pemerintah
                                                                                       dalam pengelolaan AMPL melalui fasi-
                                                                                       litas yang fleksibel yang dapat men-
                                                                                       dukung kebutuhan terkait dengan
                                                                                       pengembangan kebijakan, pelaksanaan
                                                                                       kebijakan dan pengelolaan sektor
                                                                                       AMPL,” ungkap Budi.
                                                                                           Budi      Hidayat     melanjutkan,
                                                                                       lokakarya ini mengamanatkan, perlu-
   Sebelum acara serah terima Waspola 2, diawali santap malam. Foto: Bowo Leksono      nya memelihara momentum kegiatan
diselenggarakan Lokakarya Sinergi          pengarah (steering committee) yang          agar tidak terjadi stagnasi yang terlalu
Rencana       Pelaksanaan     Program      terdiri dari tiga pihak yaitu Pemerintah,   lama. Perlu disiapkan rencana kerja 6
Waspola Facility (Waspofa) dan Serah       AusAID, dan Bank Dunia. Sementara           bulan pertama, diantaranya terpenting
Terima Waspola 2, di Jakarta.              kegiatan      persiapan      yang   akan    adalah persiapan administrasi, penilai-
    Lokakarya diselenggarakan sebagai      dilakukan adalah penyelesaian persetu-      an kebutuhan, dan penyiapan Rencana
upaya mendapatkan masukan bagi             juan antara Pemerintah dengan               Kerja tahun pertama. ”Amanat lain
penyusunan desain Waspofa atau             AusAID, penyelesaian persetujuan            adalah secepatnya disediakan kantor
Waspola 3 yang merupakan kelanjutan        hibah antara Bank Dunia dengan              untuk kegiatan Waspofa dan segera
Waspola 2. Lokakarya kemudian dilan-       Pemerintah Indonesia, dan kesepa-           merekrut tim inti untuk menyelesaikan
jutkan dengan penyerahan simbolis          katan mekanisme penganggaran.               proses persiapan proyek,” tuturnya.
hasil Waspola 2 kepada pemerintah              Deputi Sarana dan Prasarana                 Pada lokakarya itu, peserta ber-
Indonesia yang diwakili Deputi Sarana      Bappenas Dedy Supriadi Priatna dalam        kesempatan mendengarkan tanggapan
dan Prasarana Bappenas Dedy Supriadi       sambutannya mengatakan Waspola              dan masukan dari lembaga donor dan
Priatna.                                   adalah suatu program yang bagus dan         departemen terkait. Pelaksana tugas
    Lokakarya sehari tersebut dihadiri     penting untuk dilanjutkan pada              regional Team Leader WSP-EAP Isabel
wakil dari Bappenas, Departemen            Waspola 4 dan seterusnya. ”Ke depan         Blackett memberikan apresiasi yang
Keuangan, Departemen Pekerjaan             harus lebih ditingkatkan koordinasi         baik kepada Waspola. ”Waspola benar-
Umum,       Departemen     Kesehatan,      dan sinkronisasi antardepartemen,”          benar memprakarsai perubahan yang
Departemen Dalam Negeri dan difasili-      tuturnya.                                   berkelanjutan. Ada proyek-proyek WES
tasi sekretariat Waspola.                                                              terkait yang berkembang dari pe-
    Lokakarya menyepakati beberapa         Waspola Facility                            ngaruhnya,” terangnya.
hal tetapi yang terpenting adalah pe-          Hasil lokakarya adalah berupa               Sementara Direktur Fasilitas
ngelolaan Waspofa dilaksanakan             kelanjutan Waspola 2 dengan nama            Penataan Ruang dan Lingkungan
melalui mekanisme on budget, tetapi        Waspola 3 atau Waspofa. Besaran dana        Hidup Departemen Dalam Negeri
dengan dua tipe pelaksanaan yaitu          dari AusAID sebesar 10 juta dolar           Sofyan Bakar melihat persoalan AMPL
Bank Dunia sebagai pelaksana dan           Australia dan pengelolaan Waspofa           sangat kurang mendapat tanggapan
pemerintah sebagai pelaksana.              dilakukan melalui dua mekanisme             dari pemerintah daerah. ”Dengan
    Seperti halnya pada pelaksanaan        Bank Dunia dan Bappenas.                    adanya Musrenbang diharapkan sektor
program Waspola sebelumnya, pelak-             Pada kesempatan serah terima            AMPL masuk Renstra dinas-dinas
sanaan Waspofa diperlukan komite           Waspola 2, Direktur Perumahan dan           terkait,” tuturnya. Bowo Leksono
Percik
Juni 2009
                                                            14                                LAPORAN UTAMA



                                          WASPOLA
          10 Tahun Membangun Paradigma
            Pembangunan Berkelanjutan
                  di Bidang AMPL
       ektor air minum dan sanitasi                                                  hadap masyarakat waktu itu, pandang-

S      dasar, secara pelan tetapi pasti
       telah bergulir menjadi sektor
yang mendapat perhatian dalam pem-
                                                        Oleh: Subari*

                                          kegiatan pemerintah karena yang
                                          "punya gawe" pemerintah sementara
                                                                                     an pertama pembangunan air minum
                                                                                     dan sanitasi sarat dengan teknis,
                                                                                     masyarakat tidak mampu dan kalau
bangunan di negeri ini. Senyatanyalah     masyarakat diposisikan sebagai peneri-     dipaksakan taruhannya adalah kualitas
sektor ini "seksi", sehingga dilakukan    ma manfaat proyek, terlebih pelaksana      tidak sesuai yang diharapkan dan
oleh banyak departemen, antara lain       dan tenaga yang bekerja untuk proyek       memakan waktu lama, di sisi lain
Departemen Pekerjaan Umum sebagai         tersebut adalah orang dari luar            proyek dibatasi oleh waktu tahun
pemegang mandat utama dalam penye-        masyarakat desa itu sendiri, karena ter-   anggaran oleh karenanya proyek harus
diaan infrastruktur, Departemen           gantung pada siapa pemenang tender.        dipihak ketigakan karena mereka
Kesehatan sebagai pemegang mandat             Istilah partisipasi masyarakat         adalah ahlinya.
utama dalam peningkatan status kese-      dalam pembangunan telah bergulir               Pandangan kedua, masyarakat itu
hatan masyarakat melalui penyediaan       sejak jaman orde baru dan dijadikan        punya potensi, mereka akan mampu
layanan air minum dan sanitasi dasar.     platform     pembangunan,       namun      kalau diberi kesempatan dan dimam-
Departemen Dalam Negeri,                  demikian rentang pengertian partisi-       pukan melalui penguatan kapasitas,
Departemen Sosial, Badan Geologi,         pasi dalam aplikasinya sangat berva-       mereka memiliki kepentingan dengan
Departemen Transmigrasi semuanya          riasi.    Masyarakat      dikumpulkan      kebutuhannya, kunci keberlanjutan
juga bersinggungan dengan program         bersama perangkat desa, diberi penyu-      adalah ditangan masyarakat sendiri
pembangunan fasilitas air minum dan       luhan tentang rencana proyek air           karena pemerintah tidak memiliki
sanitasi. Berbeda departemen, berbeda     minum dan sanitasi sudah disebut par-      sumber daya yang cukup untuk me-
pula kebijakannya dan berbeda pula        tisipasi. Masyarakat dilibatkan sebagai    ngawal paska proyek, oleh karenanya
pendekatan yang diterapkan dalam          tenaga kerja yang dibayar untuk jenis      proyek harus didesain berbasis
pelaksanaan pembangunan air minum         pekerjaan tertentu juga disebut partisi-   masyarakat.
dan sanitasi.                             pasi, masyarakat diwajibkan menyiap-           Pandangan di atas tidak hanya ter-
    Paradigma tempo dulu bahwa            kan kontribusi inkind juga disebut par-    jadi di kalangan pemerintah saja, di
"pemerintah memenuhi layanan air          tisipasi, masyarakat dilibatkan dalam      lingkungan LSM pun juga demikian.
minum dan sanitasi" diterjemahkan         pengambilan keputusan juga partisi-        Bahkan LSM dengan platform charity
dengan "pemerintah berkewajiban           pasi, masyarakat terlibat dalam            waktu itu memiliki pandangan bahwa
membangun sarana". Sarana yang telah      pengambilan keputusan dan mereka           masyarakat yang dibantu adalah
dibangun selanjutnya diserahkan kepa-     bertanggung jawab dalam pengorgan-         masyarakat miskin, mereka tidak ber-
da masyarakat dengan harapan              isasian dan pengelolaan paska proyek       daya, mereka harus ditolong, untuk
masyarakat mengoperasikan, memeli-        juga disebut partisipasi.                  ikut pertemuan dan bekerja berarti
hara dan memanfaatkannya.                     Perbedaan pandang mengenai par-        mereka kehilangan pendapatan oleh
    Kegiatan pembangunan sarana air       tisipasi dengan berbagai alasan dan        karenanya mereka harus dibayar.
minum dan sanitasi oleh pemerintah        cara pandang terhadap masyarakat               LSM dengan platform community
pusat pada saat itu selalu diberi judul   berimplikasi terhadap penerapan kon-       development berpandangan lain ter-
"proyek".     Istilah   proyek     oleh   sep partisipasi. Setidaknya ada dua        hadap masyarakat yang dibantu, bahwa
masyarakat diidentikkan dengan            pandangan yang berseberangan ter-          mereka adalah masyarakat yang memi-
Percik
 Juni 2009
                                                             15                                      LAPORAN UTAMA



liki potensi, potensi itu akan berkem-
bang apabila mereka diberdayakan,
biarkan mereka mengambil keputus-
annya sesuai dengan latar belakang
dan kemampuannya, jangan biarkan
mereka berketergantungan, oleh kare-
nanya meskipun mereka mengelu-
arkan waktu untuk pembangunan
tidak harus dibayar, kalau toh harus
dibayar hanya untuk jenis pekerjaan
tertentu dan diputuskan oleh mereka
sendiri karena pada dasarnya segala
bentuk bantuan adalah untuk mem-
bantu mereka dalam menyelesaikan
permasalahannya sendiri, walaupun
prosesnya cukup panjang yang penting
keberlanjutan terjadi.
     Kedua madzhab pembangunan air
minum dan sanitasi di atas terlaksana
di Indonesia dengan dua macam hasil,
yaitu sarana tidak berkelanjutan dan     Masyarakat dilibatkan dalam perencanaan pembangunan AMPL. Berbeda dengan dulu karena bersifat
jadi monumen dari hasil madzhab per-                            proyek yang datangnya dari pusat. Foto: Dok. Waspola

tama, sedang hasil madzhab yang          Pemerintah Australia yang difasilitasi          Lingkungan Hidup, Departemen
kedua sarana berkelanjutan dan tetap     oleh WSP-World Bank merupakan                   Keuangan di bawah koordinasi
dinikmati masyarakat walaupun            proyek dalam rangka reformasi kebi-             Bappenas.
proyek tersebut telah berakhir puluhan   jakan sektor air minum dan sanitasi
tahun.                                   dalam rangka menanggapi berbagai                Rute Panjang Menuju Kesamaan
                                         persoalan ketidakberlanjutan pemba-             Pandang
Kesadaran Kritis                         ngunan air minum dan sanitasi.                      Serangkaian lokakarya, puluhan
   Ternyata kita telah banyak berbuat        Serangkaian kajian, studi dan pem-          pertemuan koordinasi dan bahkan
dan berinvestasi untuk pembangunan       belajaran proyek-proyek air minum               ratusan kali, dengan melibatkan berba-
air minum dan sanitasi. Ternyata         dan sanitasi dari berbagai sumber               gai pemangku kepentingan telah dilak-
banyak sarana yang tidak berfungsi       pembiayaan di Indonesia dan penga-              sanakan untuk mencari bentuk,
dan hanya menjadi monumen.               laman dari negara lain dilakukan                menyamakan persepsi, membedah
Ternyata peningkatan jumlah hutang       untuk menemukenali persoalan men-               pengalaman gagal dan pengalaman
untuk pembangunan air minum dan          dasar dan merunut ulang tahapan                 sukses dalam pembangunan air minum
sanitasi dengan pendekatan proyek        demi tahapan yang dilaksanakan sela-            dan sanitasi serta memetakan faktor-
berbanding lurus dengan meningkat-       ma ini untuk mengambil pembelajaran             faktor yang mempengaruhi keberlan-
nya jumlah monumen hasil pemba-          dan yang terpenting apa yang harus              jutan proyek.
ngunan yang tidak berkelanjutan,         kita lakukan serta kebijakan mana                   Serangkaian kegiatan tersebut pada
karena jumlah tersebut terakumulasi      yang harus direformasi.                         akhirnya mengerucut pada kesepa-
dengan proyek sebelumnya. Demikian           WASPOLA merupakan komitmen                  katan perlunya melakukan reformasi
pula di kalangan LSM dengan platform     Pemerintah Indonesia untuk meng-                kebijakan pembangunan bidang air
charity semakin besar jumlah bantuan     hasilkan pembangunan sektor air                 minum dan sanitasi. Berdasarkan
juga berbanding lurus dengan monu-       minum dan sanitasi yang efisien dan             intensitas permasalahannya disepakati
men plus ketergantungannya.              berkelanjutan. WASPOLA merupakan                pentingnya melakukan reformasi kebi-
     Water and Sanitation Policy         kerja terpadu yang melibatkan                   jakan untuk pembangunan air minum
Formulation and Action Planning          Departemen      Pekerjaan      Umum,            dan sanitasi berbasis masyarakat ter-
(WASPOLA),       sebuah    kerjasama     Departemen Kesehatan, Departemen                lebih dahulu dan segera ditindaklan-
Pemerintah      Indonesia     dengan     Dalam Negeri, Kementerian                       juti reformasi kebijakan pembangunan
Percik
Juni 2009
                                                            16                                    LAPORAN UTAMA


air minum dan sanitasi berbasis lem-
baga.
    Perjalanan panjang selama lima
tahun dari tahun 1998-2002 pada
akhirnya telah menghasilkan draf kebi-
jakan dengan nama Kebijakan
Nasional Pembangunan Air Bersih dan
Penyehatan Lingkungan Berbasis
Masyarakat, sementara kebijakan
berbasis lembaga masih dalam peng-
godogan lebih lanjut. Lamanya waktu
yang dilalui menunjukkan betapa pen-
tingnya sektor ini sekaligus betapa
banyaknya persoalan yang harus
                                                Masyarakat sendiri yang mengelola dan merawat sarana AMPL, bukan pemerintah.
dirunut dan ditata, serta disepakati ke                                      Foto: Dok. Waspola
dalam satu paradigma sampai meng-
hasilkan rumusan kebijakan.                Pembangunan Air Minum dan                    ini diperkenalkan oleh fasilitator men-
    Langkah         strategis      untuk   Penyehatan Lingkungan Berbasis               jadi tantangan pertama yang harus
meningkatkan leverage kinerja tim          Masyarakat dan sampai sekarang telah         dilalui. Apa yang dilakukan oleh
pemerintah        dalam     penanganan     populer dengan sebutan Kebijakan             pemerintah pusat dalam fasilitasi
WASPOLA akhirnya sepakat untuk             Nasional AMPL-BM.                            pelaksanaan kebijakan merupakan
membentuk kelembagaan Kelompok                 Untuk memastikan kebijakan ini           advokasi untuk membongkar paham
Kerja Air Minum dan Penyehatan             dapat dipahami dan dapat diopera-            bahwa       pembangunan         dengan
Lingkungan (Pokja AMPL) yang selan-        sionalkan di daerah, maka pada               mengedepankan peran masyarakat
jutnya menjadi garda depan dalam           November 2002-April 2003 dilakukan           dan berorientasi pada proses jauh lebih
upaya operasionalisasi kebijakan           uji coba fasilitasi di empat kabupaten,      terjamin keberlanjutannya dibanding
dalam skala luas. Kelembagaan terdiri      yaitu Kabupaten Solok, Kabupaten             dengan pembangunan yang berorien-
dari tim pengarah dengan anggota           Musi Banyuasin, Kabupaten Subang             tasi target. Bermacam ragam peneri-
pejabat eselon 2 dari semua departe-       dan Kabupaten Sumba Timur. Uji coba          maan daerah pada awal perkenalan
men tekait dan tim teknis dari pejabat     ini telah menghasilkan beberapa              kebijakan dari negatif sampai positif
eselon 3 masing-masing.                    masukan penting sebelum kebijakan            dan ragu-ragu.
    Perdebatan penggunaan istilah "air     difinalkan, salah satunya adalah di-
bersih" atau "air minum" merupakan         tambahnya satu butir kebijakan yang          Salah Persepsi
salah satu rute yang harus dilewati oleh   sebelumnya tidak ada yaitu pemba-                 Berapa      besar    dana      yang
pemangku kepentingan yang ter-             ngunan AMPL yang "berorientasi pada               dialokasikan pusat?
gabung dalam Pokja AMPL. Salah satu        pemulihan biaya".                                  Siapa yang akan melaksanakan
kesamaan pandang yang disepakati                                                             proyek nanti, pusat atau daerah?
adalah "air minum" yang menjadi            Pekerjaan Besar Baru Dimulai                      Kalau hanya kebijakan saja kami
mandat dalam rangka pemenuhan                  Perjalanan panjang selama lima                tidak membutuhkan, yang kami
layanan dasar air minum. Fakta bahwa       tahun dengan hasil tersusunnya                    butuhkan proyek.
kualitas air yang dihasilkan masih dalam   Kebijakan Nasional AMPL-BM, ketika                Biasanya pemerintah pusat kalau
taraf air bersih memang dipahami,          kebijakan ini telah disepakati untuk              sosialisasi kebijakan selalu diikuti
namun tidak mengurangi keinginan ter-      dioperasionalkan di daerah justru                 proyek.
hadap upaya meningkatkannya menjadi        pekerjaan yang sebenarnya baru dimu-              Ini kan kebijakan pusat, kami
berkualitas air minum.                     lai dan memerlukan upaya besar untuk              yang harus melakukan tentu ada
    Pada tahun 2003 draf kebijakan         memastikan kebijakan ini diterima                 dananya kan, mana dananya?
dengan tajuk Kebijakan Nasional            oleh daerah, diadopsi dan dioperasio-            Pertanyaan-pertanyaan di atas
Pembangunan Air Bersih dan                 nalkan ke dalam mekanisme dan                merupakan pertanyaan klasik yang
Penyehatan Lingkungan Berbasis             pelaksanaan pembangunan di daerah.           harus dijawab dengan arif oleh fasilita-
Masyarakat telah diubah secara final           Sikap sinis, pesimis dan keraguan        tor sambil meyakinkan kembali bahwa
menjadi Kebijakan Nasional                 dari pejabat daerah ketika kebijakan         program ini bukan proyek fisik,
Percik
Juni 2009
                                                            17                                LAPORAN UTAMA

kegiatan ini terbatas pada bantuan tek-   ditekankan bahwa pemba-                    Melangkah ke Pemikiran Strate-
nis. Bahkan ada beberapa pemerintah       ngunan/layanan air minum dan sani-         gik
daerah setelah mengikuti diseminasi       tasi dasar adalah merupakan urusan             Hasil pelaksanaan kebijakan pada
kebijakan, walaupun telah dijelaskan      wajib yang harus dilakukan oleh dae-       tahap awal agak sulit untuk diukur dan
program ini merupakan bantuan tek-        rah sebagaimana amanat undang-             dipastikan apakah setelah fasilitasi
nis, dalam melayangkan surat per-         undang otonomi daerah.                     berakhir daerah masih tetap konsisten
mintaan untuk difasilitasi mengajukan         Lambat laun akhirnya mulai dipa-       menindak lanjuti? Inilah pertanyaan
syarat dimana pemerintah daerah mau       hami oleh sebagian pemangku ke-            keraguan WASPOLA, terlebih laju
menyiapkan alokasi dana operasional       pentingan daerah dan mereka mulai          mutasi pejabat ke dinas lain yang tidak
dengan catatan pemerintah pusat           merasakan manfaat dari acara loka-         terkait dengan AMPL sangat tinggi.
menyiapkan alokasi dana miliaran          karya yang mengurai kondisi layanan        Ada tiga hal penting yang menjadi per-
rupiah untuk proyek. Kendala ini          air minum dan sanitasi dasar dengan        timbangan dalam hal ini, yaitu output
memberikan pembelajaran bahwa             segala permasalahannya. Mereka             yang mengindikasikan keberlanjutan
untuk pelaksanaan kebijakan nasional      mulai melihat dari sisi manfaatnya,        pasca pendampingan, pendekatan pen-
AMPL-BM di daerah, yang pertama           bahwa dengan peta masalah yang dite-       dampingan yang mengindikasikan alih
harus dilakukan adalah menata mind-       mukan menjadi dasar alat justifikasi       peran dan pilihan kegiatan penguatan
set pejabat dan staf teknis mengenai      untuk usulan kegiatan dan program          kapasitas yang menjawab isu konteks-
konsep kebijakan dan pembangunan          dari dinasnya.                             tual.
AMPL yang berkelanjutan.                      "Lalu, apa nanti peran pusat untuk
    "Bagaimana mungkin masyarakat         mengatasi permasalahan sarana tidak        Renstra AMPL
harus kontribusi tunai untuk pemba-       berfungsi? Mestinya pemerintah harus           Mulai tahun 2005 fasilitasi pelak-
ngunan, untuk kebutuhan sehari-hari       bertanggung jawab karena proyek-           sanaan kebijakan menetapkan ter-
saja tidak cukup. Nanti dulu, ini bukan   proyek yang tidak berfungsi itu seba-      susunnya rencana strategis pemba-
Jawa, disini kondisi orang miskin beda    gian besar proyek yang datangnya dari      ngunan AMPL (Renstra AMPL) daerah
dengan miskin di Jawa".                   pusat".                                    menjadi salah satu keluaran utama
    Sikap penolakan seperti ini juga          Masih harus tetap diyakinkan,          dari serangkaian penguatan kapasitas.
dihadapi oleh fasilitator dan tidak       bahwa di era otonomi peran pusat ter-      Renstra AMPL dimaksudkan sebagai
tanggung-tanggung ini disampaikan         batas, pemerintah pusat hanya ter-         instrumen untuk mengarahkan peren-
oleh pimpinan daerah. Bahkan ada          batas memberikan bantuan teknis,           canaan AMPL dapat tertuang dalam
salah seorang anggota DPRD yang           arahan dan pedoman untuk dijadikan         RPJMD. Pokok-pokok kebijakan dan
mendapat undangan dari Bappeda            dasar pijak pembangunan di daerah,         program selanjutnya dijadikan acuan
untuk acara lokakarya mengenai kebi-      kalau toh masih ada dukungan pro-          masing-masing SKPD dalam
jakan AMPL-BM menanyakan kepada           gram air minum dan sanitasi hal terse-     penyusunan rencana kerja.
fasilitator, "Besok ada uang honornya     but bersifat terbatas, porsi besar harus       Bagi daerah yang telah menyusun
(uang duduk) tidak?". Setelah dije-       menjadi tanggung jawab daerah.             Renstra SKPD terkait AMPL, Renstra
laskan oleh fasilitator bahwa kegiatan        Fasilitasi pelaksanaan kebijakan       AMPL dijadikan acuan dalam
ini tidak menyiapkan uang honor,          pada langkah awal dimaksudkan agar:        melakukan review terhadap Renstra
mereka mengatakan besok tidak                  Pemerintah daerah menemu-             SKPD. WASPOLA mengenalkan pen-
datang kalau tidak ada uang duduknya           kenali isu dan permasalahan pem-      dekatan penyusunan renstra dengan
walaupun acara tersebut dilakukan di           bangunan dan layanan AMPL di          proses partisipatif yang melibatkan
ruang rapat DPRD.                              daerahnya.                            seluruh elemen sejak lokakarya identi-
                                               Memiliki      kepedulian     untuk    fikasi isu dan permasalahan AMPL,
Pelan tapi Pasti                               melakukan upaya pemecahan             kajian keberhasilan dan kegagalan
    Keinginan pada setiap pelaksanaan          masalahnya.                           proyek AMPL, proses penyiapan/draf
kegiatan lokakarya di daerah adalah            Memahami dan menerima kebi-           renstra, lokakarya finalisasi renstra,
untuk meyakinkan dan melalui proses            jakan nasional AMPL berbasis          dialog publik sampai dengan kerangka
partisipatif, bahwa "ini milik Anda,           masyarakat sebagai konsep pen-        regulasinya.
bukan milik saya atau milik pemerin-           dekatan.
tah pusat" artinya manfaat atau keluar-        Menyusun rencana kerja konkrit        Pendekatan Fasilitasi
an yang dihasilkan setiap lokakarya            dalam rangka mengatasi per-              Dari tahun 2004 sampai dengan
yang akan memiliki kepentingan                 masalahan keberlanjutan AMPL.         berakhirnya WASPOLA-2 tahun 2009,
adalah daerah sendiri. Senantiasa                                                    pendekatan fasilitasi mengalami
Percik
Juni 2009
                                                           18                                 LAPORAN UTAMA


pergeseran strategi dari penanganan       Berdasar kemandirian dan                   Penguatan Kapasitas
langsung di tingkat kabupaten berubah     prakarsanya      mereka     melakukan          Tema penguatan kapasitas untuk
berbasis provinsi dan pada akhirnya       pengembangan daerah dalam pelak-           peningkatan pemahaman kebijakan
pendekatan fasilitasi provinsi berbasis   sanaan kebijakan di daerahnya.             dan pengetahuan metodologi pelak-
demand. Cara ini ditempuh dengan             Tesis ini terbukti berjalan, setidak-   sanaan pembangunan AMPL Berbasis
pertimbangan strategik bahwa jumlah       tidaknya menjelang WASPOLA                 Masyarakat, dan pendampingan
kabupaten di Indonesia banyak dan         berakhir justru provinsi mulai             penyusunan rencana kerja mulai
tidak sebanding dengan tenaga fasilita-   mengembangkan sayapnya dengan              diarusutamakan untuk memastikan
tor dari pusat.                           menambah daerah layanan fasilitasi         AMPL berada dalam salah satu priori-
    Tesis yang digunakan adalah           kebijakan di kabupaten lain di wilayah-    tas. Kerangka strategis penguatan ka-
bahwa provinsi pada dasarnya meru-        nya, demikian pula demand untuk            pasitas ini digambarkan pada bagan di
pakan kepanjangan pusat, dengan           penguatan kapasitas tematik juga           samping.
memperkuat provinsi maka provinsi         meningkat.
akan dapat menggantikan peran pusat.                                                 Bagaikan Bongkar Pasang Puzzle
                                                                                         Tidak segampang teori dan ucapan,
                                                                                     tantangan dan kendala yang menjadi
                                                                                     Pekerjaan Rumah WASPOLA dan
                                                                                     harus disikapi secara arif antara lain:
                                                                                         Pergantian pimpinan daerah dan
                                                                                     pejabat teknis di lingkungan dinas
                                                                                     teknis di daerah
                                                                                         Iklim politik sangat dinamis di
                                                                                     daerah, suksesi pimpinan daerah juga
                                                                                     mempengaruhi tingkat intensitas per-
                                                                                     hatian terhadap kegiatan pelaksanaan
                                                                                     kebijakan. Tidak jarang ditemui sela-
                                                                                     ma proses fasilitasi para Kepala
                                                                                     Bappeda mengalami pergantian lebih
                                                                                     tiga kali, bahkan di provinsi Sulawesi
                                                                                     Tenggara mengalami pergantian
                                                                                     sebanyak 4 kali, artinya upaya untuk
                                                                                     memperkenalkan kembali kebijakan
                                                                                     nasional dan pelaksanaan kebijakan
                                                                                     harus dilakukan sebanyak 4 kali oleh
                                                                                     Pokja AMPL dan WASPOLA. Dampak
                                                                                     nyata dari pergantian ini adalah fluk-
                                                                                     tuasi ketersediaan alokasi dana opera-
                                                                                     sional Pokja AMPL daerah.
                                                                                         Pergantian anggota kelompok
                                                                                     kerja AMPL akibat pindah tugas kare-
                                                                                     na mutasi jabatan
                                                                                         Mutasi jabatan merupakan isu
                                                                                     nasional dan fenomena nyata, hal ini
                                                                                     diluar jangkauan WASPOLA. Namun
                                                                                     demikian kondisi ini sangat mempe-
                                                                                     ngaruhi kinerja Pokja AMPL. Sebagian
                                                                                     besar anggota pokja AMPL yang telah
                                                                                     mendapatkan pelatihan mengenai
                                                                                     pelaksanaan kebijakan telah pindah
                                                                                     tugas. Pengganti yang mengisi posisi
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA
Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA

Weitere ähnliche Inhalte

Mehr von Oswar Mungkasa

Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Oswar Mungkasa
 

Mehr von Oswar Mungkasa (20)

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
 

Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2009. Edisi Khusus Satu Dekade WASPOLA

  • 1.
  • 2.
  • 3. Percik Juni 2009 01 DARI REDAKSI emasuki tahun 2009 ini, M banyak proyek AMPL di Indonesia yang telah dan akan segera berakhir, diantaranya Waspola 2. Setelah melalui satu dekade, akhirnya sebagaimana kata pepatah “Tiada pesta yang tak berakhir”, Waspola 2 per Juni 2009 telah tutup buku. Di ujung proyek, salah satu kewajiban dari pengelola proyek adalah menyusun laporan akhir. Harapannya, laporan tersebut akan dibaca oleh khalayak. Namun kenyataannya, sebagian besar lapor- an tersebut hanya mengisi pojok berdebu dari rak buku di kantor pemerintah. Menyadari hal tersebut, Percik kemudian bekerjasama de- ngan Waspola mencoba menuangkan Tim Waspola dan Pokja AMPL berpose bersama usai acara Serah Terima Waspola 2. laporan akhir tersebut kedalam for- Foto: Bowo Leksono mat majalah. Tepatnya menjadi isi dari edisi khusus Percik pada bulan rintah tetapi merupakan hasil kerja- Sebagai ilustrasi, sekretariat Pokja Juni 2009. sama dengan berbagai pihak. Pada AMPL telah memiliki beragam bentuk Informasi dan data tentang saat yang bersamaan, Percik media kampanye, mulai dari majalah Waspola 2 dikemas dalam berbagai Yunior pun telah mendapat lampu Percik, Percik Yunior yang terbit rubrik seperti laporan utama, wawan- hijau untuk didanai dari sumber non setiap 3 bulan; news letter mingguan cara, wawasan, regulasi, praktek ung- pemerintah, melanjutkan kesepa- on-line dan news letter bulanan cetak. gulan, dan info seputar pelaku. katan tahun-tahun sebelumnya. Belum termasuk situs baik situs Produk Waspola 2 pun mendapat Kepercayaan ini menjadi bekal kami AMPL, situs Pokja AMPL daerah, porsi untuk ditampilkan baik yang untuk menjadi lebih baik lagi ke situs AMPL yunior, situs WES Unicef, berupa buku, audio visual, bahkan depan. digital library (digilib), situs Jejaring situs. Apakah dengan cara ini kemu- Bukan hanya format Percik yang AMPL, situs Gugus Tugas Pengolahan dian khalayak akan tertarik membaca berubah. Kantor redaksi Percik pun Sampah. Bahkan juga telah meman- hasil Waspola 2. Hanya waktu yang telah pindah ke Jl. R.P. Soeroso 50 faatkan jejaring sosial seperti face bisa menjawab. Menteng, Jakarta Pusat. Kepindahan book. Edisi kali ini merupakan edisi ke kantor baru sepertinya menjadi Budaya mengkomunikasikan apa khusus kedua, setelah edisi khusus salah satu faktor pendukung timbul- yang kita kerjakan, apa yang kita pertama dengan tema Pengelolaan nya semangat dan keberanian kami ketahui, apa yang kita alami mulai Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) untuk mencoba terbit dengan format menjadi sebuah keniscayaan. Semoga yang sebenarnya merupakan upaya baru. fenomena ini dapat menyumbang memasyarakatkan PSBM ke tengah Jika dicermati, terlihat fenomena kepada semakin meningkatnya masyarakat. Ini merupakan terobosan baru di dunia AMPL. Semakin banyak kesadaran semua pihak akan pen- kami agar pembaca tidak merasa proyek dan/atau institusi yang me- tingnya AMPL bagi kemaslahatan bosan dengan gaya yang sama dari nganggap kampanye publik adalah umat manusia. tahun ke tahun. Direncanakan sepan- bagian tidak terpisahkan dari upaya Akhir kata, upaya kami ini tidak jang tahun 2009, Percik akan terbit meningkatkan profil pembangunan akan berarti tanpa adanya dukungan dalam bentuk edisi khusus sebanyak 5 AMPL di Indonesia. Contohnya, dari seluruh pemangku kepentingan kali. semakin banyak majalah, news letter AMPL. Terima kasih atas dukungan Hal yang membanggakan bahwa baik on-line maupun cetak, buku ter- Anda semua. Selamat membaca. Kami kesemua edisi khusus tersebut masuk situs dengan fokus khusus tunggu kritik dan sarannya. (OM) didanai tidak lagi dari kocek peme- AMPL.
  • 4. Percik Juni 2009 02 SUARA ANDA Percik untuk Daerah ma tulisan tentang Pamsimas, baik Konsultasi Soal Sanitasi Pamsimas pembelajaran maupun praktek ung- gulannya. Yth. Redaksi Percik Yth. Redaktur Percik Perkenalkan saya Okta, mahasiswi Senang juga baca-baca majalah Cara Mendapat Buku-buku Politeknik Depkes RI Jakarta II Percik, disamping dapat memperoleh AMPL Jurusan Kesehatan Lingkungan. Saya gambaran tentang masalah air minum baru pertama kali membaca majalah dan sanitasi, juga beberapa topik dapat Yth. Redaksi Percik Percik edisi Agustus 2008 di suatu memicu untuk berbuat lebih banyak Saya sudah dua kali mengikuti perpustakaan instansi pemerintah, dan lebih baik lagi bagi perkembangan pelatihan fasilitator AMPL. Pertama saya langsung tertarik dengan segala AMPL. kali di Yogyakarta, Agustus 2008 yakni ilmu yang saya dapatkan dari majalah Kebetulan saya bekerja di CMAC pelatihan fasilitator AMPL mitra pokja. Percik. Hal ini karena perkuliahan Pamsimas sebagai health hygiene spe- Dan baru-baru ini pelatihan orientasi saya sama dengan bidang sanitasi dan cialist. Saya mau minta bantuan nih: MPA/PHAST di Makassar. Dari pe- saya calon sanitarian. Dan dalam mata - Apakah kami bisa langganan Percik, latihan tersebut saya membuat tulisan kuliah saya ada tentang Pengolahan berapa biaya langganan? tentang air bersih dan sanitasi dan Air Bersih dan Air Limbah. - Ada 15 provinsi dengan sekitar 110 telah dimuat pada koran lokal yaitu Pertanyaan saya: kabupaten daerah Pamsimas. Apakah Fajar pada 22 November 2008. 1. Apakah saya bisa mendapatkan mungkin Percik disebarluaskan ke Literatur penulisan saya banyak majalah Percik? Jika bisa, mohon daerah tersebut? Bagaimana caranya? diperoleh dari Percik serta brosur dan dikirimkan ke alamat Jl. A.M.D 10 - Mudah-mudahan suatu saat ada beri- buku panduan yang dibagikan sewaktu No. 36 RT 10/RW 01. Petukangan ta tentang keberhasilan desa pelatihan. Bagaimana cara memper- Utara. Jakarta Selatan 12260. Pamsimas yang bisa masuk Percik, oleh Percik secara berkala dan buku- 2. Bagaimana saya bisa mendapat- tapi tunggu dulu ya. buku yang berkaitan dengan penye- kan majalah Percik edisi - Saya dengar kantor pindah ya dari Jl. hatan lingkungan? Dapatkah saya sebelumnya? Cianjur ke Jl. RP Suroso, dimana mengirimkan tulisan mengenai kondisi 3. Saya mahasiswi tingkat akhir, posisi tepatnya? lingkungan di Makassar? untuk menyelesaikan perkulihan Nuhun pisan Suriyanti H. Salama saya wajib membuat karya tulis Supriyanto Margono Makassar dan saya membuat karya tulis ten- Jl. Melawai Raya No. 7 Kebayoran Baru tang "Pengolahan Air Bersih". Jakarta Yth. Ibu Suriyanti, Pertanyaan saya apakah saya dapat Kami senang dan salut mendengar melakukan konsultasi tentang Yth. Bapak Supriyanto, bahwa Anda menuliskan pengalaman karya tulis saya kepada redaksi Untuk berlangganan Percik, ter- Anda di salah satu koran, termasuk Percik. Jika bisa, saya dapat masuk edisi sebelumnya, dan mem- juga bahwa Percik menjadi bahan menghubungi ke bagian mana peroleh buku-buku terkait AMPL, rujukan. Silahkan Anda mengirimkan untuk mendapatkan informasi ten- silahkan menghubungi Gerai AMPL tulisan ke Percik, dengan senang hati tang "Pengolahan Air Bersih". (http://geraiampl.com). Dapat juga kami akan memuatnya. Okta menghubungi Perpustakaan Pokja Cara memperoleh Percik dan Jakarrta AMPL Jl. R.P. Soeroso 50 Menteng, dokumen lainnya silahkan lihat jawab- Jakarta Pusat telp. (021) 31904113. an sebelumnya. Saudari Okta yang baik, Karena keterbatasan dana, sejak Juli Cara memperoleh Percik terma- 2009, kami mengenakan ongkos kirim Majalah Percik Pindah suk edisi terdahulu dan dokumen lain- pada pelanggan pribadi Kantor nya silahkan lihat jawaban sebelum- Pada dasarnya kami senang jika Redaksi Majalah Percik sejak 1 Juni nya. Percik dapat disebarluaskan di dae- 2009 resmi pindah kantor dari Jl. Anda juga dapat berkunjung ke rah Pamsimas, tapi tentunya kami Cianjur No. 4 Menteng, Jakarta ke kan- Perpustakaan Pokja AMPL Jl. R. P. perlu bekerjasama dengan Pamsimas tor baru Jl. R.P. Soeroso No. 50 Soeroso No. 50 Menteng, Jakarta dalam pendanaannya. Menteng, Jakarta. Demikian pemberi- Pusat, Telp. (021) 31904113 Kami dengan senang hati meneri- tahuan dari kami.
  • 5.
  • 6. Percik Juni 2009 04 LAPORAN UTAMA dekatan suplai (supply driven). Dalam pendekatan tanggap kebutuhan, masyarakat merupakan komponen yang utama dalam proses perencanaan pembangunan, karena masyarakat harus menentukan sendiri keputusan- keputusan yang diambil terkait dengan pembangunan sarana air minum dan penyehatan lingkungan. Pihak luar masyarakat, termasuk pemerintah merupakan pihak yang member- dayakan, harus memberi peluang kepada masyarakat untuk dapat menyampaikan kebutuhannya melalui dampingan pemberdayaan. Para fasilitator Waspola dan masyarakat berbaur bersama melakukan pelatihan terkait Menetapkan Tujuan Pembangun- AMPL. Foto: Dok. Waspola an AMPL sarana air minum dan penyehatan kuat terhadap batasan administratif, Tujuan pembangunan AMPL dite- lingkungan, yaitu keberlanjutan dan sedangkan sektor air minum dan tapkan secara bersama-sama dalam efektivitas penggunaan sarana AMPL penyehatan lingkungan lebih bersifat serial lokakarya dan rapat kelompok yang dibangun. Dengan demikian ma- sistem, yang adakalanya menafikan kerja. Pada awalnya tujuan selalu ter- ka cakupan pelayanan merupakan batasan administratif tersebut. paku pada peningkatan cakupan bagian yang padu di dalam keber- Menjadi tugas para pengambil pelayanan, karena persoalan tingkat lanjutan dan efektifitas penggunaan. keputusan dan para pelaku pemba- pelayanan dipandang masih menjadi Karena unsur cakupan sudah ngunan AMPL untuk melakukan tujuan besar yang harus dicapai. inheren di dalam keberlanjutan dan redefinisi tentang peristilahan terse- Melalui diskusi-diskusi baik dalam efektivitas penggunaan, maka peneri- but, yang perlu mempertimbangkan lokakarya maupun rapat kelompok maan para pihak terhadap usulan ini aspek pengambilan keputusan dan kerja, penetapan tujuan ini harus menjadi solid. Tanpa keberlanjutan pengelolaan sarana. Pada satu sisi ada dilakukan melalui tinjauan terhadap sarana dan atau penggunaan yang masyarakat, baik individu maupun isu dan persoalan pokok yang harus efektif dari sarana, maka cakupan juga kelompok, sedangkan pada sisi yang diatasi. Persoalan yang selalu menge- akan terpengaruh. lain ada lembaga, seperti PDAM, muka adalah keberlanjutan sarana dan Secara konseptual pembangunan perusahaan swasta, dinas, koperasi, prasarana yang dibangun berbagai AMPL yang berkelanjutan merupakan dan LSM. Tetapi diantara keduanya proyek pemerintah, yang berakhir de- sebuah sistem yang terdiri dari berba- ada wilayah abu-abu yang merupakan ngan terbengkalainya sarana yang gai aspek yang satu dengan lainnya sa- kombinasi atau kerjasama dari dibangun. Persoalan inilah yang harus ling berkaitan dan saling mempenga- masyarakat dengan lembaga. dijawab lebih dulu, karena cakupan ruhi. Kelima aspek keberlanjutan itu Pada awal perkembangannya, merupakan fungsi linier dari keberlan- adalah kelembagaan, teknologi, ke- muncul istilah pembangunan air jutan itu sendiri. Dalam penjabaran- uangan, sosial budaya, dan lingkung- minum dan penyehatan lingkungan nya, tujuan pembangunan AMPL diba- an. skala kecil dan menengah, sebagai gi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan antitesa terhadap pendekatan perko- tujuan khusus. Tujuan umum meru- Dikotomi Perkotaan dan Perde- taan dan perdesaan. Alasan di pakan tujuan jangka panjang yang saan versus Berbasis Masyarakat belakang istilah ini adalah adanya area diharapkan terjadi sebagai hasil dari dan Berbasis Lembaga pelayanan yang bisa di perkotaan dan pembangunan AMPL, yaitu mencip- WASPOLA dirancang untuk fokus juga perdesaan, yang memiliki skala takan kesejahteraan masyarakat pada sektor AMPL di perdesaan. berbeda dengan pengelolaan sarana melalui pelayanan air minum dan Namun demikian, perbedaan perko- oleh institusi seperti PDAM, PDAL, penyehatan lingkungan yang berkelan- taan dan perdesaan dalam konteks sek- Dinas, dan lain-lain. Peristilahan ini jutan. Tujuan khusus lebih kepada tor AMPL sangat tidak jelas. Perkotaan terus-menerus ditinjau guna menda- tujuan langsung dari pembangunan dan perdesaan memiliki konotasi yang patkan istilah yang lebih cocok, yang
  • 7. Percik Juni 2009 05 LAPORAN UTAMA akhirnya sampai pada peristilahan WASPOLA (WASPOLA 1) Berbasis Masyarakat dan Berbasis ASPOLA adalah program berjangka penyusun kebijakan, mulai dari tingkat Lembaga. Pada dasarnya ciri yang membe- dakan antara berbasis masyarakat dan W waktu 5 tahun (1998-2003). Fokus utama diarahkan pada fasilitas penyediaan air bersih dan penyehatan yang paling tinggi sampai tingkat yang paling rendah. berbasis lembaga adalah pada pengam- lingkungan permukiman skala kecil dan Komponen Proyek menengah yang dikelola oleh masyarakat a.Komponen Perubahan Kebijakan. bilan keputusan. Pada berbasis pengguna. Dalam pengembangan kebijakan, Komponen ini mencakup: (i) lokakarya masyarakat, pengambil keputusan WASPOLA melakukan pendekatan kemi- tingkat lokal, nasional dan regional mulai dari perencanaan, pelaksanaan, traan, di bawah pimpinan Permerintah untuk mengkaji kebijakan-kebijakan dan sistem operasi pemeliharaan bera- Indonesia dengan bantuan dari AusAID dan sektoral dan identifikasi isu yang da pada pihak masyarakat, sedangkan Bank Dunia, melalui program Water and mungkin membutuhkan perubahan kebi- Sanitation Program for East Asia and Pacific jakan, (ii) studi kasus dan studi sektoral pada berbasis lembaga sebagai (WSP-EAP). untuk memperjelas gambaran tentang pengambil keputusan adalah pengelola masalah dan besaran perubahan yang lembaga tersebut. Pembedaan pe- Tujuan WASPOLA sesuai, (iii) strategi sektoral dan ren- ngelolaan AMPL antara berbasis Tujuan akhir proyek WASPOLA adalah cana kegiatan yang didasarkan pada masyarakat dengan berbasis lembaga identifikasi dan kajian ulang pelajaran-pela- kebijakan-kebijakan baru yang mungkin jaran yang didapat dari proyek-proyek air timbul dalam proses pengkajian. dirasa lebih cocok, karena tidak lagi bersih dan penyehatan lingkungan yang lalu, b. Komponen Peningkatan Pelayanan. terkungkung dengan batasan adminis- baik di Indonesia maupun di negara-negara Proyek ini dirancang untuk memperbesar tratif. Pada kenyataannya, di perko- lain, dan ujicoba pendekatan-pendekatan manfaat yang dihasilkan oleh investasi taan masih dijumpai pengelolaan oleh baru dan fasilitasi kerangka kebijakan skala besar untuk perdesaan dan kota kecil masyarakat, sedangkan di perdesaan nasional air bersih dan penyehatan ling- yang dirancang berdasarkan proses kungan, yang memungkinkan masyarakat penyusunan kebijakan yang dikembangkan pengelolaan oleh kelompok yang telah kurang mampu di Indonesia dapat memper- oleh WASPOLA. Komponen ini mencakup mapan dapat dikelompokkan sebagai oleh pelayanan air bersih secara ujicoba prinsip-prinsip baru terkait kebi- pengelolaan lembaga. berkesinambungan. jakan yang dikembangkan. c. Komponen Proses Pembelajaran dan Membongkar Mitos Sasaran Proyek Komunikasi. Meningkatkan kemampuan Pemerintah Salah satu nilai utama untuk dapat Mitos atau cerita yang dipercaya Indonesia untuk mengembangkan dan menerima pembiayaan hibah dari tetapi tidak berdasarkan pada fakta, menerapkan kebijakan melalui pen- WASPOLA adalah identifikasi pen- juga terjadi pada sektor pembangunan dekatan tanggap kebutuhan dan pelak- dekatan yang paling efektif dan efisien air minum dan penyehatan lingkungan sanaan yang partisipatif. untuk dapat secara berkesinambungan (AMPL). Mitos ini seringkali meng- Menguji pilihan-pilihan kebijakan yang memenuhi kebutuhan akan air bersih mendorong inisiatif pemenuhan kebu- dan penyehatan lingkungan masyarakat ganggu dalam penerapan pendekatan tuhan masyarakat miskin. miskin di Indonesia, sehingga dapat pembangunan AMPL yang berorientasi Memperkuat dan mengembangkan mempengaruhi kebijakan masa yang pada keberlanjutan. Dalam pemba- kemampuan Indonesia untuk mengum- akan datang dan pengambilan keputus- ngunan AMPL berbasis masyarakat, pulkan dan menganalisa data sektor air an yang menyangkut investasi. masyarakat memiliki posisi kunci bersih dan penyehatan lingkungan dan Komponen ini mencakup studi-studi membuat data tersebut dapat diakses yang mendukung dan diseminasi pembe- dalam seluruh proses pembangunan, sedemikian rupa sehingga dapat diman- lajaran dalam bidang yang relevan. mulai tahap perencanaan, pelak- faatkan oleh konsumen, pemasok dan sanaan, dan operasi serta pemeli- haraannya. Tetapi mitos yang berkem- ka tidak mengetahui apa yang ter- karena faktor sosial budaya, seba- bang pada saat itu sangat bertentangan baik bagi mereka. Realita: ma - gian besar kepentingan perem- dengan prinsip ini, misalnya: syarakat miskin memiliki kreati - puan tidak terpenuhi, kecuali Mitos 1: masyarakat miskin tidak vitas, mereka mampu membentuk perempuan secara khusus ditar- mau dan tidak mampu membayar sistem dan aturan mengelola getkan untuk dilibatkan dan ada pelayanan air minum. Realita: sumberdaya alam. strategi yang disusun untuk mem- masyarakat miskin seringkali Mitos 3: jika masyarakat sudah berdayakan perempuan. membayar air minum lebih mahal dilibatkan dalam membuat kepu- Mitos 4: lembaga teknis dan sek- dari masyarakat yang mampu. tusan, maka kepentingan perem- toral harus menjadi pelaksana Mitos 2: masyarakat miskin puan sebagai pengelola utama penyediaan sarana AMPL, karena tidak mampu memecahkan atau penggunaan air minum rumah tugas utamanya adalah memba- mengelola masalah teknis, mere- tangga sudah terpenuhi. Realita: ngun sarana dan indikator keber-
  • 8. Percik Juni 2009 06 LAPORAN UTAMA hasilannya adalah sarana yang annya. Realita: konsep partisipasi memberikan konsekuensi kepada terbangun. Realita: lembaga tek- dapat dilaksanakan dan diukur aspek lain. Ketika istilah air minum nis dapat mencapai keberhasilan dengan mudah. Mengukur, mem- digunakan dalam kebijakan, kon- dengan memonitor dan mem- onitor dan mengevaluasi partisi- sekuensinya seluruh penyedia layanan berikan bantuan teknis kepada pasi masyarakat mempermudah air minum terikat dengan kualitas air pihak lain. Tugas utamanya lembaga terkait dalam memper- yang harus disediakannya. Hal ini akan adalah membangun kemampuan tanggungjawabkan upayanya memberatkan. Pada awalnya disepa- masyarakat dalam mengelola dalam peningkatan sumber daya kati bahwa istilah air bersih lebih tepat sarana yang terbangun untuk manusia. digunakan. mencapai keberlanjutan. Baru pada diskusi naskah kebi- Mitos 5: pengambilan keputusan Dari Air Bersih ke Air Minum jakan ketiga pada awal tahun 2003, oleh masyarakat merupakan hal Ketika gagasan awal diluncurkan, terminologi air minum ini diangkat lagi yang penting, namun kendali atas terminologi menjadi salah satu ke permukaan. Pertimbangan uta- pelaksanaan program harus tetap bahasan yang menjadi pokok diskusi manya adalah bahwa kebijakan ini berada pada manajer proyek. kelompok kerja. Ketika didiskusikan harus menjadi daya dorong dalam Realita: hakikat proses partisi- dalam bahasa Inggris, istilah water upaya perbaikan pelayanan air minum patif adalah memberi pilihan dan supply dapat diterima dan difahami dan penyehatan lingkungan di In - kesempatan kepada masyarakat oleh kelompok kerja, namun ketika donesia. Konsekuensi dari penerapan untuk menyampaikan aspirasi. mulai masuk ke dalam peristilahan istilah tersebut disadari sangat berat, Partisipasi masyarakat tidak bisa bahasa Indonesia, perdebatan mulai namun sebagai kebijakan, sebagai dihidup-hidupkan oleh pihak muncul. Istilah "air bersih" dan "air dokumen acuan yang memiliki jang- luar, proses partisipatif adalah minum" tidak begitu saja dipahami kauan rentang waktu yang panjang, memberikan kendali pada dan diterima. Air minum lebih dipa- perlu menetapkan suatu acuan yang masyarakat. hami sebagai air yang memiliki kuali- ideal yang perlu dicapai oleh seluruh Mitos 6: pendekatan partisipatif tas tertentu sehingga dapat langsung pelaku pembangunan AMPL di Indo- memerlukan waktu lama. Realita: diminum, sedangkan air bersih dipa- nesia. ketika proyek dilaksanakan de- hami sebagai air dengan kualitas ter- ngan pendekatan tanggap kebu- tentu yang memerlukan satu tahap Dinamika Perkembangan Kon- tuhan, masyarakat dapat bertin- pengolahan lagi untuk dapat diminum. sep Kebijakan dak dan mengorganisir diri de- Diskusi terminologi ini tidak Dalam perjalanannya, WASPOLA ngan cepat. berhenti sampai disitu saja, karena telah memfasilitasi Kelompok Kerja Mitos 7: pendekatan partisipatif ternyata penggunaan istilah tersebut AMPL Nasional dan telah berhasil sulit dilaksanakan dalam skala besar karena membutuhkan pemimpin yang karismatik, LSM, dan orang berbakat. Realita: par- tisipasi masyarakat dapat dire - plikasi. Pemimpin karismatik berperan dalam memulai proses. LSM sering berhasil dalam me - nerapkan strategi pemberdayaan masyarakat dan merupakan mediator yang efektif. Kete - rampilan teknis, kemampuan mendesain dan melaksanakan program secara partisipatif meru- pakan proses bekerja sambil bela- jar. Mitos 8: partisipasi merupakan proses yang tidak pasti sehingga Proses penyusunan kebijakan pembangunan AMPL berbasis masyarakat meli- sulit ditentukan batasan dan ukur- batkan beragam pemangku kepentingan. Foto: Dok. Waspola
  • 9. Percik Juni 2009 07 LAPORAN UTAMA Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah De- partemen Keuangan. Kebijakan yang Disepakati Dokumen kebijakan terakhir yang disepakati berjudul: Kebijakan Na- sional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat. Kebijakan ini terdiri dari tujuan umum, dua butir tujuan khusus, 11 butir kebijakan umum dan 16 butir Dalam pelatihan AMPL perlu menyelipkan permainan-permainan untuk mengurangi kebosanan strategi pelaksanaan. peserta. Foto: Dok. Waspola menanamkan gagasan tentang perlu- menjadi: Kebijakan Nasional Pem- Dari Berbasis Masyarakat ke Ber - nya keberadaan suatu kebijakan yang bangunan Prasarana dan Sarana Air basis Lembaga menjadi acuan dalam pembangunan Bersih dan Penyehatan Lingkungan Keberhasilan Kelompok Kerja AMPL, khususnya yang berbasis pe- Berbasis Pengelolaan Masyarakat. AMPL Nasional dalam menyusun Ke- ngelolaan masyarakat. Ketiadaan kebi- Naskah ketiga ini memuat tiga bab: bijakan Nasional AMPL Berbasis jakan ikut andil dalam tidak efektifnya Pendahuluan, Kebijakan Pembangun- Masyarakat telah memberi semangat pembangunan AMPL, terbukti dengan an terdiri dari 11 kebijakan, dan untuk melangkah lebih jauh, yaitu rendahnya keberlanjutan sarana yang Strategi Pelaksanaan terdiri dari 17 melengkapinya dengan Kebijakan dibangun oleh proyek pemerintah. strategi. Naskah ini ditandatangani Nasional AMPL Berbasis Lembaga. Pengulangan-pengulangan kegagalan oleh Deputi Bidang Sarana dan Gagasan ini mulai dilontarkan oleh yang sama dalam hal tidak Prasarana Bappenas. Ketua Pokja AMPL pada waktu itu, berfungsinya sarana menjadi daya Pada Juni 2003, diterbitkan yaitu Ir Basah Hernowo. Pada tahun dorong dalam penyusunan kebijakan naskah keempat dengan judul berubah 2004 awal, gagasan ini mulai bergulir AMPL, khususnya yang berbasis pe- menjadi: Kebijakan Nasional Pemba- terutama dengan dukungan yang kuat ngelolaan masyarakat. ngunan Air Minum dan Penyehatan dari anggota Pokja AMPL Nasional Pada awalnya, Kelompok Kerja Lingkungan Berbasis Masyarakat. dari Departemen Pekerjaan Umum. AMPL Nasional bersepakat dengan Naskah keempat atau final ini memuat Cita-cita ideal waktu itu adalah menyi- sebuah judul Kebijakan Pembangunan empat bab: Pendahuluan, Kebijakan apkan dokumen kebijakan berbasis Air Bersih dan Sanitasi Skala Kecil dan Pembangunan Air Minum dan lembaga, yang kemudian disandingkan Menengah di Indonesia: Dari, Oleh, Penyehatan Lingkungan Berbasis dengan kebijakan berbasis masyarakat, dan Untuk Masyarakat. Naskah perta- Masyarakat yang terdiri dari 11 kebi- yang kemudian dipayungi oleh kebi- ma kebijakan ini dilahirkan pada April jakan umum, dan Strategi Pelaksanaan jakan menyeluruh tentang AMPL. 2000, terdiri atas 5 bab: Pendahuluan, yang terdiri dari 16 strategi. Naskah ini Berbeda dengan kebijakan berbasis Pengalaman Masa Lalu, Pelajaran Apa ditandatangani oleh enam pejabat masyarakat, kebijakan berbasis lemba- yang dapat Kita Petik, Kebijakan eselon 1 yaitu: Deputi Menteri ga memiliki tantangan yang lebih kom- Dasar, dan Strategi Pelaksanaan. Negara/Kepala Bappenas Bidang pleks, mengingat telah banyaknya Pada Agustus 2001, diterbitkan Sarana dan Prasarana, Direktur diluncurkan beberapa produk pera- naskah kedua, dengan judul sama: Jenderal Pemberantasan Penyakit turan sektoral mengenai sektor air mi- Kebijakan Pembangunan Air Bersih Menular dan Penyehatan Lingkungan num. dan Sanitasi Skala Kecil dan Menengah Departemen Kesehatan, Direktur Pengalaman keberhasilan dalam di Indonesia: Dari, Oleh, dan Untuk Jenderal Tata Perkotaan dan Tata penyusunan kebijakan AMPL berbasis Masyarakat. Naskah kedua ini terdiri Perdesaan Departemen Permukiman masyarakat tidak terjadi pada pengem- dari tiga bab: Pendahuluan, Kebijakan dan Prasarana Wilayah, Direktur bangan kebijakan berbasis lembaga. Dasar Program, dan Strategi Jenderal Bina Pembangunan Daerah Pada wilayah berbasis masyarakat Pelaksanaan. Departemen dalam Negeri, Direktur memang saat itu terjadi kekosongan Pada April 2002, diterbitkan Jenderal Pemberdayaan Masyarakat atau ketiadaan kebijakan, sehingga naskah ketiga dengan judul berubah dan Desa Departemen Dalam Negeri, semua pelaku dengan aklamasi men-
  • 10. Percik Juni 2009 08 LAPORAN UTAMA dukung proses penyusunan kebijakan Adopsi dan Implementasi Kebi- yaitu Kabupaten Solok, Kabupaten ini. Pada wilayah berbasis lembaga, hal jakan AMPL Musi Banyuasin, Kabupaten Subang tersebut tidak sama, sehingga sulit Berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 dan Kabupaten Sumba Timur. menyamakan persepsi dalam men- yang disempurnakan dengan UU No. Pada putaran berikutnya di tahun dudukkan kebijakan ini dalam konste- 32 tahun 2004, pembangunan 2004, ketika UU No. 32 tahun 2004 lasi produk-produk sejenis. pelayanan dasar termasuk di dalamnya sebagai revisi UU No. 22 tahun 1999 Sesungguhnya, pemahaman dasar sektor air minum dan penyehatan diberlakukan, implementasi kebijakan kedua wilayah kebijakan sudah diper- lingkungan merupakan kewajiban mulai melibatkan provinsi, tetapi fokus oleh, bahwa baik pada berbasis daerah, baik provinsi maupun kabu- masih di tingkat kabupaten. Kabu- masyarakat maupun berbasis lembaga paten. Sedangkan kewajiban pemerin- paten yang difasilitasi meliputi Kabu- diperlukan upaya-upaya perbaikan. tah pusat dibatasi hanya pada aspek paten Sawahlunto Sijunjung, Bangka Perlu dilakukan pelibatan banyak pembinaan, pengawasan, dan bantuan Selatan, Lebak, Kebumen, Lombok pihak dalam memperbaiki kinerja teknis saja. Barat, Pangkep, dan Gorontalo. pembangunan AMPL bagi keduanya. Hal tersebut sudah diantisipasi Pada tahun 2005, ketika peranan Dan kalau belajar dari kebijakan oleh pemerintah pusat (kelompok provinsi sudah lebih jelas, peranan berbasis masyarakat, sesungguhnya kerja lintas departemen) dengan provinsi ditingkatkan untuk men- hal yang penting adalah bukan doku- berusaha meningkatkan kapasitas dampingi kabupaten. Provinsi yang men kebijakannya, tetapi proses inter- daerah dalam pengelolaan air minum didampingi adalah wilayah kerja aksi para pelaku dalam pengembangan dan penyehatan lingkungan, khusus- sebelumnya, yaitu provinsi-provinsi kebijakannya. Di situ para pelaku nya yang dikelola berbasis masyarakat. Sumatera Barat, Bangka Belitung, dapat saling belajar untuk memper- Upaya ini dijabarkan dalam bentuk Banten, Jawa Tengah, NTB, Sulawesi baiki kekurangan dalam penyeleng- fasilitasi kebijakan kepada daerah Selatan, dan Gorontalo yang masing- garaan pembangunan AMPL di secara bertahap. Asumsinya adalah masing provinsi mendampingi 3 kabu- Indonesia. apabila daerah telah memahami kebi- paten di wilayahnya. Dengan upaya yang keras dari jakan, kemudian mengadopsinya, Sampai dengan tahun 2009, telah Pokja AMPL Nasional, draf pertama diharapkan dapat memiliki kemam- dilakukan fasilitasi adopsi dan imple- Kebijakan AMPL Berbasis Lembaga puan dalam pengelolaan sektor AMPL mentasi Kebijakan AMPL Berbasis dapat tersusun pada Maret 2003. Pada sesuai dengan tujuan kebijakan itu Masyarakat di 9 provinsi dan 70 kabu- Mei 2003 dilakukan revisi pada konsep sendiri, yaitu yang menekankan pada paten/kota, yang langsung dilakukan pertama, pada Juni 2003 konsep per- aspek keberlanjutan baik teknis, pem- Pokja AMPL Nasional melalui WAS- tama direvisi untuk kedua kali. Konsep biayaan, sosial, institusi, dan ling- POLA. Sedangkan melalui proyek lain, kedua tersusun pada November 2004. kungan. telah mencakup 4 provinsi melalui Konsep ketiga pada Desember 2004. Dalam perkembangannya, proses CWSHP-ADB, 3 provinsi baru melalui Konsep ketiga revisi pertama pada adopsi dan implementasi kebijakan WES-UNICEF. Desember 2004 dan revisi kedua pada berjalan secara evolutif, sejalan dengan April 2005. Konsep terakhir dari teori Gunn yang menyatakan bahwa; Leadership dalam Perubahan Kebijakan Pembangunan AMPL implementation as an evolutionary Kebijakan Berbasis Lembaga, telah dikonsul- process. Juga sejalan dengan Bardach Perubahan kebijakan atau refor- tasikan kepada pejabat eselon 1 di (1977) yang menyatakan bahwa; imple- masi kebijakan memerlukan pe- Kementerian Lingkungan Hidup, mentation as a political game: imple- ngawalan, yaitu individu yang memili- Ditjen PMD Depdagri, dan Ditjen Bina mentation is a game of "bargaining, ki komitmen penuh untuk melakukan Bangda Depdagri. persuasion, and maneuvering under perubahan. Persyaratan tersebut Dengan makin intensifnya kegiatan conditions of uncertainty. diperlukan karena reformasi kebijakan implementasi Kebijakan Nasional Ketika mulai diujicobakan, pada adalah proses yang penuh tantangan, AMPL Berbasis Masyarakat di daerah, saat itu sedang bersamaan dengan terutama dalam merubah cara pan- perhatian Pokja AMPL Nasional ter- proses pelaksanaan UU No. 22 tahun dang dan cara pikir yang telah diyakini hadap kebijakan berbasis lembaga 1999, di mana peranan kabupa - sebagai kebenaran. Dalam perkem- menjadi kurang. Dan sampai saat ini ten/kota sangat dominan, sedangkan bangannya, upaya reformasi kebijakan belum ada rencana untuk melanjutkan peranan provinsi tidak begitu jelas pembangunan AMPL di Indonesia kegiatan perbaikan atau upaya-upaya didefinisikan. Uji coba kebijakan, oleh mengalami banyak tantangan, teruta- lanjutannya. karena itu langsung ke kabupaten; ma dari pelaku kuncinya sendiri.
  • 11. Percik Juni 2009 09 LAPORAN UTAMA selanjutnya sepenuhnya berada dalam kendali Pokja AMPL. Kegiatan WASPOLA lebih intensif melakukan pendampingan daerah dalam rangka meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan pemba - ngunan AMPL berbasis masyarakat. Diseminasi kebijakan giat dilakukan, pelatihan-pelatihan dilakukan baik secara nasional maupun regional. Pada kurun ini, lahir majalah Percik yang terbit tiga bulanan dengan fokus mewartakan informasi bagi para Waspola memancing kepekaan berpikir para peserta pelatihan AMPL. pelaku AMPL di Indonesia. Foto: Dok. Waspola Periode ini merupakan periode Hanya dengan upaya yang keras dan pola pikir dan cara pandang baru ter- ekstensifikasi Pokja AMPL, melalui sungguh-sungguh saja, kalau sekarang hadap pembangunan air minum dan media yang dimilikinya berusaha men- telah tersusun Kebijakan Nasional penyehatan lingkungan yang berbasis jangkau semua stakeholder pemba - AMPL Berbasis Masyarakat. masyarakat. ngunan AMPL. Patut dicatat sebagai Pada awalnya, kelompok kerja Ketika Medrilzam mengakhiri capaian penting, selain hasil tersebut WASPOLA - yang kemudian lebih tepat tugasnya di Biro Permukiman Perko- di atas adalah newsletter AMPL, disebut Pokja AMPL - merupakan taan Bappenas, Basah Hernowo seba- Percik Yunior, publikasi elektronik sekelompok individu yang berasal dari gai atasannya yang selama itu men- berupa CD/DVD, dan terbentuknya berbagai departemen yang dipimpin dukung Medrilzam, turun tangan lang- Jejaring AMPL. Jejaring ini meru- oleh Bappenas. Mereka terikat secara sung menangani kegiatan terkait de- pakan sebuah wadah bagi para pelaku historis karena terlibat dalam pemba- ngan kegiatan pengembangan kebi- yang peduli AMPL di Indonesia, terdiri ngunan air bersih -istilah ini kemudian jakan. Di tangan Basah Hernowo -saat dari lembaga dan individu, yang sepa- menjadi air minum- khususnya Proyek itu sebagai Kabag Permukiman pada kat untuk bahu-membahu bersinergi Inpres. Pada tahap awal, figur yang Biro Permukiman dan Perkotaan, sam- dalam mengusung keberlanjutan pem- menonjol dan aktif dalam kelompok pai akhirnya menjabat Direktur Per- bangunan AMPL di Indonesia. kerja adalah Medrilzam, seorang staf mukiman dan Perumahan Bappenas- Ketiga orang di atas merupakan Bappenas yang ditugaskan menjadi kegiatan dilanjutkan. Pada periode figur kunci dalam proses reformasi koordinator kegiatan-kegiatan WAS- Basah Hernowo-lah kebijakan disele- pembangunan AMPL khususnya yang POLA. saikan, dengan langsung melakukan berbasis masyarakat. Tetapi hasil yang Kegiatan yang dilakukan adalah pengeditan akhir secara internal di dicapai bukan semata-mata jerih rapat-rapat, lokakarya, dan pelatihan Bappenas. payah mereka, karena anggota kelom- bagi anggota kelompok kerja, baik Pada awal tahun 2004, pena- pok kerja lain yang berasal dari dilakukan di dalam negeri maupun nganan kegiatan WASPOLA dan departemen terkait juga sangat berpe- luar negeri. Medrilzam -saat itu staf kelompok kerjanya diserahkan kepada ran. Beberapa nama perlu dicatat disi- Biro Perkotaan dan Perdesaan- telah Oswar Mungkasa yang telah aktif sejak ni, dari Departemen Pekerjaan Umum, berhasil menanamkan fondasi refor- tahun 2003. Oswar Mungkasa adalah antara lain Handi B. Legowo, Bambang masi kebijakan sektor air minum (saat staf Direktorat Permukiman dan Purwanto, Joko Mursito, Andreas itu air bersih) dan penyehatan ling- Perumahan Bappenas dengan posisi Suhono, Purnama, Endang Setia- kungan. Sampai dengan tahun 2002, terakhir sebagai Kasubdit Drainase ningrum, Essy Assiah, Savitri Rus- WASPOLA dan kelompok kerja yang dan Persampahan. Pada periode ini, dyanti, Rina Agustin, Nina Indrasari, didukung WSP-EAP berhasil melaku- dilakukan perubahan besar. Kelompok Muria Istamtiah, Tamin MZ Amin, dan kan berbagai ujicoba dan melakukan kerja yang tadinya dikenal sebagai Susmono. Dari Departemen Kesehatan studi-studi lapangan untuk mem- kelompok kerja WASPOLA lebih antara lain Abdullah Munthalib, perkaya khasanah kebijakan yang se- didudukkan sebagaimana mestinya, Hening Darpito, Hartoyo, Suprapto, dang dikembangkan. Sejalan dengan sebagai Kelompok Kerja AMPL. Sutjipto, Djoko Wartono, Ismail Malik, itu, secara pelan terus membangun Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Zainal Nampira, Upi Pimanih, Atje
  • 12. Percik Juni 2009 10 LAPORAN UTAMA Hayati, dan Wan Alkadri. Dari Departemen Dalam Negeri antara lain WASPOLA 2 Djohan Susmono, Ivan Rangkuti, Pipip ASPOLA 2 merupakan kelanjutan dari Komponen Kegiatan Rip'ah, Rewang Budiyana, Veronica Dwi Utari, Frida Ariyanti, Togap Siagian, Rheidha Pambudhi, Helda W Proyek WASPOLA--yang kemudian disebut WASPOLA 1-yang telah berhasil dilaksanakan pada kurun waktu 1998- Penerapan Kebijakan Penerapan kebijakan meliputi kegiatan dalam operasionalisasi kebijakan yang telah 2003. WASPOLA 1 fokus pada dukungan teknis dikembangkan pada WASPOLA 1. Kebijakan Nusi, dan Indar Parawansa. Dari KLH dalam penyusunan kebijakan untuk mengantisi- Nasional AMPL Berbasis Masyarakat perlu diantaranya Wiryono, Chairudin, pasi masalah rendahnya akses dan tingkat diadopsi dan diimplementasikan oleh para pe- Ratna Kartikasari. Dari Bappenas pelayanan, yang menyebabkan buruknya kondisi ngelola pembangunan AMPL. dicatat antara lain Sujana Rohyat, kesehatan lingkungan, terutama untuk Reformasi Kebijakan Arum Atmawikarta, Utin Kiswanti, masyarakat miskin di Indonesia. WASPOLA 1 Komponen ini merupakan jawaban ter- fokus pada pengelolaan air minum dan penye- hadap kebutuhan yang lebih luas dan proses per- Pungkas AB, Virgiyanti, Salusra hatan lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat baikan yang menerus, sebagai tanggapan ter- Widya, Maraita Listyasari, dan inovasi pendekatan dan metodologi penerapan hadap pengalaman periode sebelumnya dan Nugroho Tri Utomo. pendekatan tanggap kebutuhan dan partisipatif. perubahan dalam berbagai aspek. Fokus kompo- Orang-orang tersebut di atas meru- Durasi proyek WASPOLA 2 mulai 2004 sampai nen ini adalah perbaikan aspek penyehatan pakan pengawal kegiatan reformasi 2009. lingkungan, baik pada kebijakan berbasis masyarakat maupun berbasis lembaga, serta kebijakan. Mereka adalah orang-orang Tujuan Umum kebijakan air minum berbasis lembaga. yang ditugaskan untuk meluangkan Untuk meningkatkan akses masyarakat Manajemen Pengetahuan waktu, tenaga, dan sumber dayanya Indonesia, terutama masyarakat miskin ter- Komponen ini menjawab kebutuhan dalam untuk mengawal kegiatan-kegiatan hadap pelayanan air minum dan penyehatan hal mendapatkan dan menyebarkan informasi yang berkaitan dengan proses refor- lingkungan yang layak. untuk memfasilitasi perencanaan dan peman- tauan sektor AMPL, serta untuk mendukung masi kebijakan pembangunan AMPL Tujuan Khusus pengembangan kapasitas yang berkelanjutan. di Indonesia. Untuk meningkatkan kapasitas pemerintah Kegiatan yang tercakup dalam komponen ini Dukungan orang-orang kunci pada Indonesia dalam melaksanakan kebijakan dan antara lain keterkaitan dengan stakeholder lain tahap awal merupakan kunci keber- meneruskan proses reformasi kebijakan sektor termasuk proyek lain, donor, LSM, swasta, dan hasilan adopsi kebijakan pada tingkat AMPL, dan mendorong penerapan pendekatan perguruan tinggi yang berpotensi dalam per- tanggap kebutuhan dan partisipasi. tukaran pembelajaran. Studi, penerapan pen- nasional. Melalui proses konsultasi, dekatan yang inovatif, dan pelatihan-pelatihan para anggota kelompok kerja mem- terkait juga tercakup dalam komponen ini. berikan masukan kepada Komite Pengarah Pusat (CPC=Central Project bat secara aktif dalam berbagai peningkatan kapasitas Pokja AMPL Committe) terdiri dari Direktur kegiatan yang dilakukan dengan Daerah. Seiring dengan itu, eksistensi Jenderal Cipta Karya Departemen difasilitasi oleh satu sekretariat proyek Pokja AMPL Nasional semakin ber- Pekerjaan Umum, Departemen Dalam yang dinamai WASPOLA. kibar, dan sekretariat WASPOLA lebih Negeri terdiri dari Direktorat Jenderal memposisikan diri sebagai pendukung Pembangunan Daerah dan Direktorat Ekstensifikasi Pokja dalam dari kegiatan Pokja. Jenderal Pengembangan Masyarakat Implementasi Kebijakan AMPL Setelah sukses dengan ujicoba di dan Desa, Direktorat Jenderal Ketika proyek WASPOLA mulai empat kabupaten di 4 provinsi pada Pemberantasan Penyakit Menular dan digulirkan, kegiatan yang dilakukan tahun 2002/2003, implementasi kebi- Penyehatan Lingkungan Departemen terbatas pada hal-hal yang sifatnya jakan dikembangkan ke 7 provinsi di 7 Kesehatan, Departemen Keuangan, introduksi pada pentingnya reformasi kabupaten/kota pada tahun 2004, dan Kementrian Lingkungan Hidup, kebijakan. Beberapa aktifitas kemudian dikembangkan lagi menjadi yang dipimpin oleh Deputi Sarana dan dilakukan dengan frekuensi yang tidak 9 provinsi di 49 kabupaten/kota pada Prasarana Bappenas. tinggi. Rapat kelompok kerja, seminar, tahun 2006. Tahun 2005 tidak ada Komite pengarah tersebut memberi lokakarya dilakukan dengan jadwal penambahan provinsi, namun kabu- arahan dalam rapat yang diseleng- yang relatif jarang. paten/kota bertambah menjadi 24. garakan tiap semester kepada kelom- Inisiatif kegiatan lebih cenderung Tidak berhenti disini, daerah lain pun pok kerja antar departemen yang ter- dilakukan oleh WSP-EAP melalui disasar melalui kemitraan dengan diri dari pejabat eselon 2 ke bawah. sekretariat WASPOLA. Baru pada proyek AMPL yang sedang maupun Kelompok kerja yang dipimpin oleh tahun 2003 menjelang peralihan ke akan berjalan, misalnya WSLIC-2, Direktur Permukiman dan Perumahan WASPOLA 2, kegiatan lebih intensif ProAir, CWSHP, WES UNICEF, dan Bappenas inilah yang sehari-hari terli- dilakukan, khususnya dalam kegiatan PAMSIMAS.
  • 13. Percik Juni 2009 11 LAPORAN UTAMA Ada kesepakatan pada tingkat yang dapat meningkatkan akselerasi 8,5 triliun pertahunnya sampai dengan pengambil keputusan nasional, bahwa adopsi dan implementasi kebijakan, tahun 2015. daerah harus memiliki kemampuan supaya pencapaian daerah dapat Kesenjangan pendanaan ini dapat dalam pengelolaan AMPL, khususnya menyeluruh di Indonesia. Walaupun dipenuhi melalui berbagai skema pen- yang berbasis masyarakat, karena secara nasional seluruh stakeholder danaan, seperti pinjaman luar negeri, diyakini akan meningkatkan kinerja telah mengadopsi dan mengimplemen- investasi swasta, dan penggalian pembangunan, khususnya keberlan- tasikan kebijakan, ini karena mereka potensi masyarakat. Banyak program jutan sarana yang dibangun. Sampai terlibat langsung dalam proses pe- telah dirancang oleh pemerintah, baik saat ini, daerah-daerah baik mitra nyusunan, tetapi pada tingkat daerah melalui dana sektoral maupun pin - langsung maupun melalui proyek lain, hal tersebut memerlukan pengujian. jaman. Namun demikian, investasi telah diperkenalkan kepada substansi Secara teori, apabila logika kebi- baru ini perlu optimalisasi dengan Kebijakan Nasional AMPL Berbasis jakan dapat diterima oleh sebagian lebih memperhatikan aspek keberlan- Masyarakat. besar daerah, baik daerah yang sudah jutan sarana yang dibangun. Tanpa itu, Sebagian besar telah mengikuti mengenal kebijakan cukup lama investasi baru tidak akan memberikan pelatihan-pelatihan dalam materi- maupun daerah yang baru, maka pe- kontribusi terhadap peningkatan akses materi yang dibutuhkan untuk menjadi luang penerapan kebijakan secara luas yang berkelanjutan karena investasi pengelola AMPL berbasis masyarakat. cukup tinggi. yang lama sudah rusak atau tidak Pelatihan-pelatihan yang telah Permasalahan kritis berikutnya dipergunakan. diberikan, diantaranya pembentukan adalah masalah efisiensi fasilitasi kebi- Perhatian terhadap sektor masih kelompok kerja, metodologi partisi- jakan dalam rangka meningkatkan perlu dipacu patif, dasar fasilitasi, teknik keberhasilan adopsi dan implementasi Besaran belanja pemerintah untuk penyusunan rencana strategis, komu- kebijakan. Apakah model fasilitasi sektor AMPL merupakan bagian dari nikasi dan CLTS. Hasil dari pelatihan yang selama ini berlangsung dapat komponen perumahan dan fasilitas tersebut adalah terbentuknya Pokja diteruskan setelah proyek WASPOLA umum sebesar Rp 2,3 triliun. Ini meru- AMPL Daerah, tersusunnya rencana berakhir? Apakah sumber daya yang pakan proporsi yang sangat kecil dari strategis AMPL daerah dan berlang- ada dapat mendukung kegiatan seru- belanja pemerintah pusat, yaitu 0,3% sungnya fasilitasi kebijakan pada pa? Atau perlu dicari model lain yang dari Rp 266 triliun. Bila dibandingkan tingkat daerah. lebih efisien dari segi biaya tanpa me- dengan sektor jalan sebesar Rp 10,8 Sejalan dengan upaya perluasan ngurangi kualitas hasil yang diperoleh? triliun, maka sektor air minum dan air wilayah dampingan, di tingkat pusat Persoalan klasik: dana tidak pernah limbah sangat kecil dalam jumlah yang pun kegiatan Pokja AMPL Nasional mencukupi. menunjukkan juga kecilnya prioritas semakin luas. Kegiatan pengembangan Pemerintah juga memiliki komit- sektor ini. Jejaring AMPL adalah salah satu men untuk mencapai target milenium Rendahnya prioritas pembangunan kegiatan yang mendapat sambutan (MDGs) yang harus dipenuhi pada AMPL ini bukan saja pada tingkat luas dari stakeholder AMPL nasional. tahun 2015, yaitu melayani separuh pemerintah pusat, tetapi juga pada Dalam konteks ini, WASPOLA menem- penduduk yang belum memiliki akses tingkat pemerintah daerah. patkan diri sebagai bagian dari jejaring terhadap air minum dan sanitasi. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh ini, sekaligus menjadi back up bagi Berdasarkan national action plan proyek WASPOLA tahun 2005, tentang Pokja AMPL nasional dalam melaku- bidang air minum dan sanitasi Pembangunan Air Minum dan kan kegiatannya. Departemen Pekerjaan Umum 2004, Penyehatan Lingkungan Pasca untuk sub sektor air minum diperlukan Desentralisasi yang dilakukan di 10 Jalan Masih Panjang peningkatan pelayanan sampai dengan kabupaten (Musi Banyuasin, Solok, Luas wilayah menjadi tantangan 88% dari 74% pada tahun 2015. Subang, Sumba Timur, Lamongan, Mengingat jumlah kabupaten dan Sedangkan untuk sub sektor sani- Bandung, Takalar, Kuningan, provinsi di Indonesia yang demikian tasi (air limbah) harus mencapai 75% Lumajang, dan Sikka), alokasi dana besar, sekitar 500 kabupaten/kota dan dari 54% pada tahun 2015. Adapun sektor air minum dan sanitasi di sepu- 33 provinsi, maka yang dilakukan oleh perkiraan dana yang diperlukan untuk luh daerah studi sepanjang tahun kelompok kerja dan sekretariat memenuhi target tersebut adalah Rp 2003-2005 berkisar antara 0.01% sam- WASPOLA baru mencapai 11 persen 42 triliun untuk air minum dan sekitar pai 1.37% dari total belanja APBD. kabupaten dan 20% provinsi. Rp 43 triliun untuk sanitasi. Artinya Data tersebut diperkuat dengan Diperlukan upaya-upaya terobosan diperlukan dana investasi sekitar Rp temuan studi review pembiayaan sek-
  • 14. Percik Juni 2009 12 LAPORAN UTAMA tor AMPL di daerah WASPOLA yang dah sekali, seperti ditampilkan pada melihat bahwa penempatan prioritas dilakukan oleh WSP-EAP World Bank, tabel di bawah ini. Michel Camdesus yang rendah oleh pemerintah terhadap yang menyimpulkan bahwa anggaran dalam catatannya pada World Panel on pendanaan sektor air minum dan sani- pemerintah untuk sektor AMPL ren- Financing Water Infrastructure (2003) tasi merupakan isu yang utama. Di samping itu, sektor AMPL masih menghadapi isu internal yang masih belum terselesaikan, seperti kebi- ngungan masalah sosial, lingkungan, komersial, masalah politis, kelemahan manajemen dan ketidakjelasan tujuan pengelolaan, ketidakcukupan kerangka kebijakan, kurangnya transparansi, ketiadaan badan regulasi, dan resisten- si terhadap prinsip cost recovery. *National Project Coordinator Lokakarya Sinergi Rencana Pelaksanaan Program Waspola Facility (Waspofa) dan Serah Terima Waspola 2 rogram Water Supply and diwadahi melalui Kelompok Kerja Air berbagai pihak mempunyai harapan P Sanitation Formulation and Action Planning (Waspola) 2 berakhir Juni 2009. Program yang Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) yang kemudian dengan fasilitasi Waspola diaplikasi di kabu- besar program Waspola setelah berakhirnya Waspola 2 terus berlanjut untuk melanjutkan daerah-daerah diinisiasi Pemerintah Indonesia, paten/kota dan provinsi. yang belum mendapatkan akses air didanai AusAID dan difasilitasi WSP Sampai saat ini telah terbentuk 63 minum dan sanitasi secara baik. Bank Dunia telah berlangsung sejak Pokja AMPL kabupaten/kota dan 13 Menandai keberlanjutan program 1998 dengan fokus penyusunan Pokja AMPL provinsi. Untuk itulah, Waspola, pada Kamis, 25 Juni 2009 Kebijakan Nasional Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat. Kegiatan ini berakhir pada tahun 2003 dan disebut sebagai Waspola 1. Kemudian dilanjutkan dengan Waspola 2 hingga tahun 2009 dengan fokus pada implementasi kebijakan dan pe- ningkatan kapasitas. Waspola merupakan kerja terpadu yang melibatkan Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Kesehatan, Departemen dalam Negeri, Kemeterian Lingkungan Hidup, Departemen Keuangan dibawah koor- dinasi Bappenas. Keterpaduan Perwakilan Waspola menyerahkan tanda mata kepada pejabat dari Departemen terkait. Foto: Stela Vendredi
  • 15. Percik Juni 2009 13 LAPORAN UTAMA Permukiman Bappenas Budi Hidayat memaparkan bagaimana program Waspola Facility sebagai kelanjutan Waspola 2. Waspofa, paparnya, mem- punyai tujuan umum adalah meningkatkan akses masyarakat Indonesia khususnya masyarakat miskin terhadap layanan AMPL yang cukup berkelanjutan. ”Sementara tujuan khususnya, memperkuat kapasitas pemerintah dalam pengelolaan AMPL melalui fasi- litas yang fleksibel yang dapat men- dukung kebutuhan terkait dengan pengembangan kebijakan, pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan sektor AMPL,” ungkap Budi. Budi Hidayat melanjutkan, lokakarya ini mengamanatkan, perlu- Sebelum acara serah terima Waspola 2, diawali santap malam. Foto: Bowo Leksono nya memelihara momentum kegiatan diselenggarakan Lokakarya Sinergi pengarah (steering committee) yang agar tidak terjadi stagnasi yang terlalu Rencana Pelaksanaan Program terdiri dari tiga pihak yaitu Pemerintah, lama. Perlu disiapkan rencana kerja 6 Waspola Facility (Waspofa) dan Serah AusAID, dan Bank Dunia. Sementara bulan pertama, diantaranya terpenting Terima Waspola 2, di Jakarta. kegiatan persiapan yang akan adalah persiapan administrasi, penilai- Lokakarya diselenggarakan sebagai dilakukan adalah penyelesaian persetu- an kebutuhan, dan penyiapan Rencana upaya mendapatkan masukan bagi juan antara Pemerintah dengan Kerja tahun pertama. ”Amanat lain penyusunan desain Waspofa atau AusAID, penyelesaian persetujuan adalah secepatnya disediakan kantor Waspola 3 yang merupakan kelanjutan hibah antara Bank Dunia dengan untuk kegiatan Waspofa dan segera Waspola 2. Lokakarya kemudian dilan- Pemerintah Indonesia, dan kesepa- merekrut tim inti untuk menyelesaikan jutkan dengan penyerahan simbolis katan mekanisme penganggaran. proses persiapan proyek,” tuturnya. hasil Waspola 2 kepada pemerintah Deputi Sarana dan Prasarana Pada lokakarya itu, peserta ber- Indonesia yang diwakili Deputi Sarana Bappenas Dedy Supriadi Priatna dalam kesempatan mendengarkan tanggapan dan Prasarana Bappenas Dedy Supriadi sambutannya mengatakan Waspola dan masukan dari lembaga donor dan Priatna. adalah suatu program yang bagus dan departemen terkait. Pelaksana tugas Lokakarya sehari tersebut dihadiri penting untuk dilanjutkan pada regional Team Leader WSP-EAP Isabel wakil dari Bappenas, Departemen Waspola 4 dan seterusnya. ”Ke depan Blackett memberikan apresiasi yang Keuangan, Departemen Pekerjaan harus lebih ditingkatkan koordinasi baik kepada Waspola. ”Waspola benar- Umum, Departemen Kesehatan, dan sinkronisasi antardepartemen,” benar memprakarsai perubahan yang Departemen Dalam Negeri dan difasili- tuturnya. berkelanjutan. Ada proyek-proyek WES tasi sekretariat Waspola. terkait yang berkembang dari pe- Lokakarya menyepakati beberapa Waspola Facility ngaruhnya,” terangnya. hal tetapi yang terpenting adalah pe- Hasil lokakarya adalah berupa Sementara Direktur Fasilitas ngelolaan Waspofa dilaksanakan kelanjutan Waspola 2 dengan nama Penataan Ruang dan Lingkungan melalui mekanisme on budget, tetapi Waspola 3 atau Waspofa. Besaran dana Hidup Departemen Dalam Negeri dengan dua tipe pelaksanaan yaitu dari AusAID sebesar 10 juta dolar Sofyan Bakar melihat persoalan AMPL Bank Dunia sebagai pelaksana dan Australia dan pengelolaan Waspofa sangat kurang mendapat tanggapan pemerintah sebagai pelaksana. dilakukan melalui dua mekanisme dari pemerintah daerah. ”Dengan Seperti halnya pada pelaksanaan Bank Dunia dan Bappenas. adanya Musrenbang diharapkan sektor program Waspola sebelumnya, pelak- Pada kesempatan serah terima AMPL masuk Renstra dinas-dinas sanaan Waspofa diperlukan komite Waspola 2, Direktur Perumahan dan terkait,” tuturnya. Bowo Leksono
  • 16. Percik Juni 2009 14 LAPORAN UTAMA WASPOLA 10 Tahun Membangun Paradigma Pembangunan Berkelanjutan di Bidang AMPL ektor air minum dan sanitasi hadap masyarakat waktu itu, pandang- S dasar, secara pelan tetapi pasti telah bergulir menjadi sektor yang mendapat perhatian dalam pem- Oleh: Subari* kegiatan pemerintah karena yang "punya gawe" pemerintah sementara an pertama pembangunan air minum dan sanitasi sarat dengan teknis, masyarakat tidak mampu dan kalau bangunan di negeri ini. Senyatanyalah masyarakat diposisikan sebagai peneri- dipaksakan taruhannya adalah kualitas sektor ini "seksi", sehingga dilakukan ma manfaat proyek, terlebih pelaksana tidak sesuai yang diharapkan dan oleh banyak departemen, antara lain dan tenaga yang bekerja untuk proyek memakan waktu lama, di sisi lain Departemen Pekerjaan Umum sebagai tersebut adalah orang dari luar proyek dibatasi oleh waktu tahun pemegang mandat utama dalam penye- masyarakat desa itu sendiri, karena ter- anggaran oleh karenanya proyek harus diaan infrastruktur, Departemen gantung pada siapa pemenang tender. dipihak ketigakan karena mereka Kesehatan sebagai pemegang mandat Istilah partisipasi masyarakat adalah ahlinya. utama dalam peningkatan status kese- dalam pembangunan telah bergulir Pandangan kedua, masyarakat itu hatan masyarakat melalui penyediaan sejak jaman orde baru dan dijadikan punya potensi, mereka akan mampu layanan air minum dan sanitasi dasar. platform pembangunan, namun kalau diberi kesempatan dan dimam- Departemen Dalam Negeri, demikian rentang pengertian partisi- pukan melalui penguatan kapasitas, Departemen Sosial, Badan Geologi, pasi dalam aplikasinya sangat berva- mereka memiliki kepentingan dengan Departemen Transmigrasi semuanya riasi. Masyarakat dikumpulkan kebutuhannya, kunci keberlanjutan juga bersinggungan dengan program bersama perangkat desa, diberi penyu- adalah ditangan masyarakat sendiri pembangunan fasilitas air minum dan luhan tentang rencana proyek air karena pemerintah tidak memiliki sanitasi. Berbeda departemen, berbeda minum dan sanitasi sudah disebut par- sumber daya yang cukup untuk me- pula kebijakannya dan berbeda pula tisipasi. Masyarakat dilibatkan sebagai ngawal paska proyek, oleh karenanya pendekatan yang diterapkan dalam tenaga kerja yang dibayar untuk jenis proyek harus didesain berbasis pelaksanaan pembangunan air minum pekerjaan tertentu juga disebut partisi- masyarakat. dan sanitasi. pasi, masyarakat diwajibkan menyiap- Pandangan di atas tidak hanya ter- Paradigma tempo dulu bahwa kan kontribusi inkind juga disebut par- jadi di kalangan pemerintah saja, di "pemerintah memenuhi layanan air tisipasi, masyarakat dilibatkan dalam lingkungan LSM pun juga demikian. minum dan sanitasi" diterjemahkan pengambilan keputusan juga partisi- Bahkan LSM dengan platform charity dengan "pemerintah berkewajiban pasi, masyarakat terlibat dalam waktu itu memiliki pandangan bahwa membangun sarana". Sarana yang telah pengambilan keputusan dan mereka masyarakat yang dibantu adalah dibangun selanjutnya diserahkan kepa- bertanggung jawab dalam pengorgan- masyarakat miskin, mereka tidak ber- da masyarakat dengan harapan isasian dan pengelolaan paska proyek daya, mereka harus ditolong, untuk masyarakat mengoperasikan, memeli- juga disebut partisipasi. ikut pertemuan dan bekerja berarti hara dan memanfaatkannya. Perbedaan pandang mengenai par- mereka kehilangan pendapatan oleh Kegiatan pembangunan sarana air tisipasi dengan berbagai alasan dan karenanya mereka harus dibayar. minum dan sanitasi oleh pemerintah cara pandang terhadap masyarakat LSM dengan platform community pusat pada saat itu selalu diberi judul berimplikasi terhadap penerapan kon- development berpandangan lain ter- "proyek". Istilah proyek oleh sep partisipasi. Setidaknya ada dua hadap masyarakat yang dibantu, bahwa masyarakat diidentikkan dengan pandangan yang berseberangan ter- mereka adalah masyarakat yang memi-
  • 17. Percik Juni 2009 15 LAPORAN UTAMA liki potensi, potensi itu akan berkem- bang apabila mereka diberdayakan, biarkan mereka mengambil keputus- annya sesuai dengan latar belakang dan kemampuannya, jangan biarkan mereka berketergantungan, oleh kare- nanya meskipun mereka mengelu- arkan waktu untuk pembangunan tidak harus dibayar, kalau toh harus dibayar hanya untuk jenis pekerjaan tertentu dan diputuskan oleh mereka sendiri karena pada dasarnya segala bentuk bantuan adalah untuk mem- bantu mereka dalam menyelesaikan permasalahannya sendiri, walaupun prosesnya cukup panjang yang penting keberlanjutan terjadi. Kedua madzhab pembangunan air minum dan sanitasi di atas terlaksana di Indonesia dengan dua macam hasil, yaitu sarana tidak berkelanjutan dan Masyarakat dilibatkan dalam perencanaan pembangunan AMPL. Berbeda dengan dulu karena bersifat jadi monumen dari hasil madzhab per- proyek yang datangnya dari pusat. Foto: Dok. Waspola tama, sedang hasil madzhab yang Pemerintah Australia yang difasilitasi Lingkungan Hidup, Departemen kedua sarana berkelanjutan dan tetap oleh WSP-World Bank merupakan Keuangan di bawah koordinasi dinikmati masyarakat walaupun proyek dalam rangka reformasi kebi- Bappenas. proyek tersebut telah berakhir puluhan jakan sektor air minum dan sanitasi tahun. dalam rangka menanggapi berbagai Rute Panjang Menuju Kesamaan persoalan ketidakberlanjutan pemba- Pandang Kesadaran Kritis ngunan air minum dan sanitasi. Serangkaian lokakarya, puluhan Ternyata kita telah banyak berbuat Serangkaian kajian, studi dan pem- pertemuan koordinasi dan bahkan dan berinvestasi untuk pembangunan belajaran proyek-proyek air minum ratusan kali, dengan melibatkan berba- air minum dan sanitasi. Ternyata dan sanitasi dari berbagai sumber gai pemangku kepentingan telah dilak- banyak sarana yang tidak berfungsi pembiayaan di Indonesia dan penga- sanakan untuk mencari bentuk, dan hanya menjadi monumen. laman dari negara lain dilakukan menyamakan persepsi, membedah Ternyata peningkatan jumlah hutang untuk menemukenali persoalan men- pengalaman gagal dan pengalaman untuk pembangunan air minum dan dasar dan merunut ulang tahapan sukses dalam pembangunan air minum sanitasi dengan pendekatan proyek demi tahapan yang dilaksanakan sela- dan sanitasi serta memetakan faktor- berbanding lurus dengan meningkat- ma ini untuk mengambil pembelajaran faktor yang mempengaruhi keberlan- nya jumlah monumen hasil pemba- dan yang terpenting apa yang harus jutan proyek. ngunan yang tidak berkelanjutan, kita lakukan serta kebijakan mana Serangkaian kegiatan tersebut pada karena jumlah tersebut terakumulasi yang harus direformasi. akhirnya mengerucut pada kesepa- dengan proyek sebelumnya. Demikian WASPOLA merupakan komitmen katan perlunya melakukan reformasi pula di kalangan LSM dengan platform Pemerintah Indonesia untuk meng- kebijakan pembangunan bidang air charity semakin besar jumlah bantuan hasilkan pembangunan sektor air minum dan sanitasi. Berdasarkan juga berbanding lurus dengan monu- minum dan sanitasi yang efisien dan intensitas permasalahannya disepakati men plus ketergantungannya. berkelanjutan. WASPOLA merupakan pentingnya melakukan reformasi kebi- Water and Sanitation Policy kerja terpadu yang melibatkan jakan untuk pembangunan air minum Formulation and Action Planning Departemen Pekerjaan Umum, dan sanitasi berbasis masyarakat ter- (WASPOLA), sebuah kerjasama Departemen Kesehatan, Departemen lebih dahulu dan segera ditindaklan- Pemerintah Indonesia dengan Dalam Negeri, Kementerian juti reformasi kebijakan pembangunan
  • 18. Percik Juni 2009 16 LAPORAN UTAMA air minum dan sanitasi berbasis lem- baga. Perjalanan panjang selama lima tahun dari tahun 1998-2002 pada akhirnya telah menghasilkan draf kebi- jakan dengan nama Kebijakan Nasional Pembangunan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat, sementara kebijakan berbasis lembaga masih dalam peng- godogan lebih lanjut. Lamanya waktu yang dilalui menunjukkan betapa pen- tingnya sektor ini sekaligus betapa banyaknya persoalan yang harus Masyarakat sendiri yang mengelola dan merawat sarana AMPL, bukan pemerintah. dirunut dan ditata, serta disepakati ke Foto: Dok. Waspola dalam satu paradigma sampai meng- hasilkan rumusan kebijakan. Pembangunan Air Minum dan ini diperkenalkan oleh fasilitator men- Langkah strategis untuk Penyehatan Lingkungan Berbasis jadi tantangan pertama yang harus meningkatkan leverage kinerja tim Masyarakat dan sampai sekarang telah dilalui. Apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam penanganan populer dengan sebutan Kebijakan pemerintah pusat dalam fasilitasi WASPOLA akhirnya sepakat untuk Nasional AMPL-BM. pelaksanaan kebijakan merupakan membentuk kelembagaan Kelompok Untuk memastikan kebijakan ini advokasi untuk membongkar paham Kerja Air Minum dan Penyehatan dapat dipahami dan dapat diopera- bahwa pembangunan dengan Lingkungan (Pokja AMPL) yang selan- sionalkan di daerah, maka pada mengedepankan peran masyarakat jutnya menjadi garda depan dalam November 2002-April 2003 dilakukan dan berorientasi pada proses jauh lebih upaya operasionalisasi kebijakan uji coba fasilitasi di empat kabupaten, terjamin keberlanjutannya dibanding dalam skala luas. Kelembagaan terdiri yaitu Kabupaten Solok, Kabupaten dengan pembangunan yang berorien- dari tim pengarah dengan anggota Musi Banyuasin, Kabupaten Subang tasi target. Bermacam ragam peneri- pejabat eselon 2 dari semua departe- dan Kabupaten Sumba Timur. Uji coba maan daerah pada awal perkenalan men tekait dan tim teknis dari pejabat ini telah menghasilkan beberapa kebijakan dari negatif sampai positif eselon 3 masing-masing. masukan penting sebelum kebijakan dan ragu-ragu. Perdebatan penggunaan istilah "air difinalkan, salah satunya adalah di- bersih" atau "air minum" merupakan tambahnya satu butir kebijakan yang Salah Persepsi salah satu rute yang harus dilewati oleh sebelumnya tidak ada yaitu pemba- Berapa besar dana yang pemangku kepentingan yang ter- ngunan AMPL yang "berorientasi pada dialokasikan pusat? gabung dalam Pokja AMPL. Salah satu pemulihan biaya". Siapa yang akan melaksanakan kesamaan pandang yang disepakati proyek nanti, pusat atau daerah? adalah "air minum" yang menjadi Pekerjaan Besar Baru Dimulai Kalau hanya kebijakan saja kami mandat dalam rangka pemenuhan Perjalanan panjang selama lima tidak membutuhkan, yang kami layanan dasar air minum. Fakta bahwa tahun dengan hasil tersusunnya butuhkan proyek. kualitas air yang dihasilkan masih dalam Kebijakan Nasional AMPL-BM, ketika Biasanya pemerintah pusat kalau taraf air bersih memang dipahami, kebijakan ini telah disepakati untuk sosialisasi kebijakan selalu diikuti namun tidak mengurangi keinginan ter- dioperasionalkan di daerah justru proyek. hadap upaya meningkatkannya menjadi pekerjaan yang sebenarnya baru dimu- Ini kan kebijakan pusat, kami berkualitas air minum. lai dan memerlukan upaya besar untuk yang harus melakukan tentu ada Pada tahun 2003 draf kebijakan memastikan kebijakan ini diterima dananya kan, mana dananya? dengan tajuk Kebijakan Nasional oleh daerah, diadopsi dan dioperasio- Pertanyaan-pertanyaan di atas Pembangunan Air Bersih dan nalkan ke dalam mekanisme dan merupakan pertanyaan klasik yang Penyehatan Lingkungan Berbasis pelaksanaan pembangunan di daerah. harus dijawab dengan arif oleh fasilita- Masyarakat telah diubah secara final Sikap sinis, pesimis dan keraguan tor sambil meyakinkan kembali bahwa menjadi Kebijakan Nasional dari pejabat daerah ketika kebijakan program ini bukan proyek fisik,
  • 19. Percik Juni 2009 17 LAPORAN UTAMA kegiatan ini terbatas pada bantuan tek- ditekankan bahwa pemba- Melangkah ke Pemikiran Strate- nis. Bahkan ada beberapa pemerintah ngunan/layanan air minum dan sani- gik daerah setelah mengikuti diseminasi tasi dasar adalah merupakan urusan Hasil pelaksanaan kebijakan pada kebijakan, walaupun telah dijelaskan wajib yang harus dilakukan oleh dae- tahap awal agak sulit untuk diukur dan program ini merupakan bantuan tek- rah sebagaimana amanat undang- dipastikan apakah setelah fasilitasi nis, dalam melayangkan surat per- undang otonomi daerah. berakhir daerah masih tetap konsisten mintaan untuk difasilitasi mengajukan Lambat laun akhirnya mulai dipa- menindak lanjuti? Inilah pertanyaan syarat dimana pemerintah daerah mau hami oleh sebagian pemangku ke- keraguan WASPOLA, terlebih laju menyiapkan alokasi dana operasional pentingan daerah dan mereka mulai mutasi pejabat ke dinas lain yang tidak dengan catatan pemerintah pusat merasakan manfaat dari acara loka- terkait dengan AMPL sangat tinggi. menyiapkan alokasi dana miliaran karya yang mengurai kondisi layanan Ada tiga hal penting yang menjadi per- rupiah untuk proyek. Kendala ini air minum dan sanitasi dasar dengan timbangan dalam hal ini, yaitu output memberikan pembelajaran bahwa segala permasalahannya. Mereka yang mengindikasikan keberlanjutan untuk pelaksanaan kebijakan nasional mulai melihat dari sisi manfaatnya, pasca pendampingan, pendekatan pen- AMPL-BM di daerah, yang pertama bahwa dengan peta masalah yang dite- dampingan yang mengindikasikan alih harus dilakukan adalah menata mind- mukan menjadi dasar alat justifikasi peran dan pilihan kegiatan penguatan set pejabat dan staf teknis mengenai untuk usulan kegiatan dan program kapasitas yang menjawab isu konteks- konsep kebijakan dan pembangunan dari dinasnya. tual. AMPL yang berkelanjutan. "Lalu, apa nanti peran pusat untuk "Bagaimana mungkin masyarakat mengatasi permasalahan sarana tidak Renstra AMPL harus kontribusi tunai untuk pemba- berfungsi? Mestinya pemerintah harus Mulai tahun 2005 fasilitasi pelak- ngunan, untuk kebutuhan sehari-hari bertanggung jawab karena proyek- sanaan kebijakan menetapkan ter- saja tidak cukup. Nanti dulu, ini bukan proyek yang tidak berfungsi itu seba- susunnya rencana strategis pemba- Jawa, disini kondisi orang miskin beda gian besar proyek yang datangnya dari ngunan AMPL (Renstra AMPL) daerah dengan miskin di Jawa". pusat". menjadi salah satu keluaran utama Sikap penolakan seperti ini juga Masih harus tetap diyakinkan, dari serangkaian penguatan kapasitas. dihadapi oleh fasilitator dan tidak bahwa di era otonomi peran pusat ter- Renstra AMPL dimaksudkan sebagai tanggung-tanggung ini disampaikan batas, pemerintah pusat hanya ter- instrumen untuk mengarahkan peren- oleh pimpinan daerah. Bahkan ada batas memberikan bantuan teknis, canaan AMPL dapat tertuang dalam salah seorang anggota DPRD yang arahan dan pedoman untuk dijadikan RPJMD. Pokok-pokok kebijakan dan mendapat undangan dari Bappeda dasar pijak pembangunan di daerah, program selanjutnya dijadikan acuan untuk acara lokakarya mengenai kebi- kalau toh masih ada dukungan pro- masing-masing SKPD dalam jakan AMPL-BM menanyakan kepada gram air minum dan sanitasi hal terse- penyusunan rencana kerja. fasilitator, "Besok ada uang honornya but bersifat terbatas, porsi besar harus Bagi daerah yang telah menyusun (uang duduk) tidak?". Setelah dije- menjadi tanggung jawab daerah. Renstra SKPD terkait AMPL, Renstra laskan oleh fasilitator bahwa kegiatan Fasilitasi pelaksanaan kebijakan AMPL dijadikan acuan dalam ini tidak menyiapkan uang honor, pada langkah awal dimaksudkan agar: melakukan review terhadap Renstra mereka mengatakan besok tidak Pemerintah daerah menemu- SKPD. WASPOLA mengenalkan pen- datang kalau tidak ada uang duduknya kenali isu dan permasalahan pem- dekatan penyusunan renstra dengan walaupun acara tersebut dilakukan di bangunan dan layanan AMPL di proses partisipatif yang melibatkan ruang rapat DPRD. daerahnya. seluruh elemen sejak lokakarya identi- Memiliki kepedulian untuk fikasi isu dan permasalahan AMPL, Pelan tapi Pasti melakukan upaya pemecahan kajian keberhasilan dan kegagalan Keinginan pada setiap pelaksanaan masalahnya. proyek AMPL, proses penyiapan/draf kegiatan lokakarya di daerah adalah Memahami dan menerima kebi- renstra, lokakarya finalisasi renstra, untuk meyakinkan dan melalui proses jakan nasional AMPL berbasis dialog publik sampai dengan kerangka partisipatif, bahwa "ini milik Anda, masyarakat sebagai konsep pen- regulasinya. bukan milik saya atau milik pemerin- dekatan. tah pusat" artinya manfaat atau keluar- Menyusun rencana kerja konkrit Pendekatan Fasilitasi an yang dihasilkan setiap lokakarya dalam rangka mengatasi per- Dari tahun 2004 sampai dengan yang akan memiliki kepentingan masalahan keberlanjutan AMPL. berakhirnya WASPOLA-2 tahun 2009, adalah daerah sendiri. Senantiasa pendekatan fasilitasi mengalami
  • 20. Percik Juni 2009 18 LAPORAN UTAMA pergeseran strategi dari penanganan Berdasar kemandirian dan Penguatan Kapasitas langsung di tingkat kabupaten berubah prakarsanya mereka melakukan Tema penguatan kapasitas untuk berbasis provinsi dan pada akhirnya pengembangan daerah dalam pelak- peningkatan pemahaman kebijakan pendekatan fasilitasi provinsi berbasis sanaan kebijakan di daerahnya. dan pengetahuan metodologi pelak- demand. Cara ini ditempuh dengan Tesis ini terbukti berjalan, setidak- sanaan pembangunan AMPL Berbasis pertimbangan strategik bahwa jumlah tidaknya menjelang WASPOLA Masyarakat, dan pendampingan kabupaten di Indonesia banyak dan berakhir justru provinsi mulai penyusunan rencana kerja mulai tidak sebanding dengan tenaga fasilita- mengembangkan sayapnya dengan diarusutamakan untuk memastikan tor dari pusat. menambah daerah layanan fasilitasi AMPL berada dalam salah satu priori- Tesis yang digunakan adalah kebijakan di kabupaten lain di wilayah- tas. Kerangka strategis penguatan ka- bahwa provinsi pada dasarnya meru- nya, demikian pula demand untuk pasitas ini digambarkan pada bagan di pakan kepanjangan pusat, dengan penguatan kapasitas tematik juga samping. memperkuat provinsi maka provinsi meningkat. akan dapat menggantikan peran pusat. Bagaikan Bongkar Pasang Puzzle Tidak segampang teori dan ucapan, tantangan dan kendala yang menjadi Pekerjaan Rumah WASPOLA dan harus disikapi secara arif antara lain: Pergantian pimpinan daerah dan pejabat teknis di lingkungan dinas teknis di daerah Iklim politik sangat dinamis di daerah, suksesi pimpinan daerah juga mempengaruhi tingkat intensitas per- hatian terhadap kegiatan pelaksanaan kebijakan. Tidak jarang ditemui sela- ma proses fasilitasi para Kepala Bappeda mengalami pergantian lebih tiga kali, bahkan di provinsi Sulawesi Tenggara mengalami pergantian sebanyak 4 kali, artinya upaya untuk memperkenalkan kembali kebijakan nasional dan pelaksanaan kebijakan harus dilakukan sebanyak 4 kali oleh Pokja AMPL dan WASPOLA. Dampak nyata dari pergantian ini adalah fluk- tuasi ketersediaan alokasi dana opera- sional Pokja AMPL daerah. Pergantian anggota kelompok kerja AMPL akibat pindah tugas kare- na mutasi jabatan Mutasi jabatan merupakan isu nasional dan fenomena nyata, hal ini diluar jangkauan WASPOLA. Namun demikian kondisi ini sangat mempe- ngaruhi kinerja Pokja AMPL. Sebagian besar anggota pokja AMPL yang telah mendapatkan pelatihan mengenai pelaksanaan kebijakan telah pindah tugas. Pengganti yang mengisi posisi