SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 29
MEKANISME DAN TAHAPAN
PENYIAPAN PROYEK KERJASAMA
PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR


     Bastary Pandji Indra
     Direktorat PKPS - Bappenas




                                  1
PROSES KPS PADA TINGKAT
                                           NASIONAL/SEKTOR
                                      Daftar Proyek KPS                  Melaksanakan pra                                                       Pengelolaan
Pemegang




                                                                                                                                                                SUBSEKTOR
                             Non                                         studi kelayakan *          Pelelangan Umum        Negosiasi             Kontrak




                                                                                                                                                                 LINGKUP
                                       Subsektor setelah
Kewenangan                   KPS
                                      melalui penyaringan
(untuk melakukan                      awal menggunakan
kontrak)                                      AMK               Prioritas
                                                                KPS sektor                                                  Laporan               Laporan
                                    Prioritas KPS sub-sektor


Kementerian                                                               Kementerian




                                                                                                                                                                LINGKUP
                            Non    Daftar Proyek KPS Sektor




                                                                                                                                                                SEKTOR
                            KPS         setelah melalui                 mengajukan proyek
Terkait &                          penyaringan lingkup sektor              KPS sektor
Simpul P3                             menggunakan AMK
                                                                                                                             Laporan              Laporan

                                                    Memerlukan




                                                                                                                                                                    LINGKUP NASIONAL
                                                 tambahan kajian                                 Dukungan
                                                                        Daftar proyek KPS        pemerintah
                                                   bagi kesiapan
                                                      proyek             nasional setelah           tidak
KKPPI                                                                   melalui penyaringan      diperlukan
                                                                         lingkup nasional
& Pusat P3                                                              menggunakan AMK
                                       Laporan ke       Dukungan
                                      Kementerian      pemerintah                   Dukungan pemerintah
Departemen                                            belum tersedia                          diperlukan
Keuangan &                                                              Kaji Ulang Anggaran
Unit Pengelola                                                          (pasca persetujuan                            CATATAN:
                                                                         KKPPI/ Depkeu)        Dukungan                      KPS:    Kemitraan Pemerintah
Resiko                                                                                                                       dan Swasta
                                                                                               pemerintah
                 Daftar Proyek                                                                  tersedia                     AMK:    Analisa Multi Kriteria
                 Sektor Publik
                   (APBN)                      Dukungan pemerintah                                                     rute utama;  rute pilihan
                                                                                                                                *         untuk proyek KPS yang
                                               dianggap tidak cocok                                                             memerlukan dukungan pemerintah, harus
                                               untuk proyek KPS ini                                                             dilakukan studi kelayakan penuh.

                                                                                                                                                            2
ALUR PROSES KPS

                           Studi
                                                    Proses                             Manajemen
      Seleksi &            Kelayakan                              Negosiasi
                                                    Tender                             Kontrak
  Prioritisasi Proyek      & Uji Tuntas




                                          • Penyiapan
                     • Studi Kelayakan
                                            dokumen Lelang    • Checklist
                     • Identifikasi
                                          • Penetapan cara      negosiasi
                       kebutuhan                                                  •   Financial closing
• Analisis                                  evaluasi          • Pembentukan
                       dukungan                                                   •   Konstruksi
  kebutuhan (need                         • Pembentukan         Tim Negosiasi
                       Pemerintah                                                 •   Commissioning
  analysis)                                 Panitia           • Negosiasi draft
                     • Analisis Resiko                                            •   Operasi
• identifikasi dan                          (Transaction        perjanjian
                     • Pemilihan                                                  •   Monitoring
  penetapan                                 Team)               kerjasama
                       bentuk KPS                                                 •   Pengalihan di
  prioritas proyek                        • Proses Lelang     • Negosiasi
                     • Uji Tuntas                                                     akhir masa
• Analisis Value                          • Evaluasi Tender     alokasi risiko
                     • Penetapan                                                      konsesi (jika
  for Money                               • Penetapan         • Penetapan
                       untuk dapat                                                    ada)
                                            Calon               Pemenang
                       ditenderkan
                                            Pemenang


                                                                                                      3
LANGKAH PENYIAPAN PROYEK KPS


 LANGKAH 1: menetapan prioritas dan
  pemilihan proyek-proyek KPS
 LANGKAH 2: Pra-Studi Kelayakan/Studi
  Kelayakan




                                         4
LANGKAH 1: PENETAPAN PRIORITAS
 DAN PEMILIHAN PROYEK KPS (1)

 Terdapat banyak proyek yang berpotensi untuk
  dikerjasamakan dengan badan usaha
 Tujuan Langkah 1 adalah mengidentifikasikan proyek
  yang dapat bertahan dengan atau tanpa dukungan
  Pemerintah, dan memiliki sedikit risiko, atau risikonya
  dapat dikendalikan, untuk menarik sektor swasta.
 Penyaringan dilakukan dengan menggunakan Analisis
  Multi Kriteria (AMK):
    Metodologinya dapat diterima
    Menggunakan tujuan-tujuan yang ditetapkan Pemerintah
      sebagai kriterianya
 Keputusan untuk dilanjutkan didasarkan pada kesiapan
  (readiness) dari proyek

                                                        5
LANGKAH 1: PENETAPAN PRIORITAS
         DAN PEMILIHAN PROYEK KPS (2)

 Dimulai dengan analisis kebutuhan (demand analysis)
 Pendekatan Nilai Uang (Value for Money) untuk memilih
  apakah akan di-KPS-kan.
 Prioritisasi pada tingkat sub-sektor
 Konsultasi publik untuk meng-konfirmasi analisis
  kebutuhan dan mendapatkan komitmen stakeholders
 Prioritisasi pada tingkat sektor
 Keputusan untuk dilanjutkan didasarkan pada kesiapan
  (readiness) dari proyek untuk masuk ke proses pra-FS

                                                      6
LANGKAH 1: Tabel AMK Untuk Seleksi
                                 Proyek KPS
                                        Proyek # 1                                            Proyek # 2

Nomor kolom                                      1               2           3            4            1               2           3            4

No.    Kriteria                           Skor Terbilang        Skor       Bobot    Skor        Skor Terbilang        Skor       Bobot    Skor
                                                                                      x                                                     x
                                                                                    Bobot                                                 Bobot

1      Kelayakan Finansial / Dukungan   Menengah            5          15          7.5        Tinggi              9          15          13.5
              Fiskal

2      Kesiapan & Risiko                Menengah – Tinggi   7          15          10.5       Menengah – Tinggi   8          15          12.0

3      Manfaat sosial ekonomi           Tinggi              9          10          9.0        Tinggi              9          10          9.0
             (termasukpekerjaan &
             pengentasan kemiskinan)

4      Pembangunan Daerah/ Kontribusi   Menengah – Tinggi   7          10          7.0        Menengah – Tinggi   7          10          7.0
            Integrasi Nasional ke PNB

5      Peran Proyek di dalam Rencana    Tinggi              8          12          9.6        Menengah – Tinggi   8          12          9.6
              Sektoral

6      Keamanan Nasional                Tinggi              9          0           0.0        Rendah              0          0           0.0

7      Pengadaan Lahan                  Menengah            5          11          5.5        Menengah            5          11          5.5

8      Lingkungan/ Pemukiman Ulang      Menengah            5          11          5.5        Menengah            5          11          5.5

9      Dampak Pendapatan dari Ekspor    Menengah            5          10          5.0        Menengah            5          10          5.0

10     Keselamatan                      Menengah            5          11          5.5        Menengah            5          11          5.5

11     Jenis/Biaya Proyek               Menengah            6          5           3.0        Rendah              2          5           1.0

12     Permintaan/ Kapasitas/           Tinggi              9          10          9.0        Tinggi              9          10          9.0
              Permintaan

       Total Skor (dari 100)                                80         10          77.1                           72         10          82.6



                                                                                                                                                    7
LANGKAH 1: Pembobotan
                                       Berdasarkan Pengguna
                    Level Sub Sektor                                  Level Sektor                              Level Nasional

No.       Kriteria yang Disarankan        Bobot        Kriteria yang Disarankan          Bobot        Kriteria yang Disarankan       Bobot

      Kelayakan Finansial /Dukungan                                                              Kelayakan Finansial /Dukungan
                                           15     Kelayakan Finansial /Dukungan Fiskal    10                                          15
1     Fiskal                                                                                     Fiskal

2     Kesiapan & Risiko                    15     Kesiapan & Risiko                       15     Kesiapan & Risiko                    15

      Manfaat sosial ekonomi (termasuk                                                           Manfaat sosial ekonomi (termasuk
                                                  Manfaat sosial ekonomi (termasuk
      pekerjaan & pengentasan              10                                             10     pekerjaan & pengentasan              15
                                                  pekerjaan & pengentasan kemiskinan)
3     kemiskinan)                                                                                kemiskinan)

      Pembangunan Daerah/ Kontribusi              Pembangunan Daerah/ Kontribusi                 Pembangunan Daerah/ Kontribusi
                                           10                                             10                                          15
4     Integrasi Nasional ke PNB                   Integrasi Nasional ke PNB                      Integrasi Nasional ke PNB

      Keutamaan Peran Jaringan Sektoral           Keutamaan Peran Jaringan Sektoral di           Keutamaan Peran Jaringan Sektoral
                                           12                                             15                                          12
5     di dalam Rencana Sektoral                   dalam Rencana Sektoral                         di dalam Rencana Sektoral

6     Keamanan Nasional                     0     Keamanan Nasional                        0     Keamanan Nasional                    15

7     Pengadaan Lahan                      11     Pengadaan Lahan                         10     Pengadaan Lahan                       0

8     Lingkungan/Pemukiman Ulang           11     Lingkungan/Pemukiman Ulang              10     Lingkungan/Pemukiman Ulang            0

9     Dampak Pendapatan dari Ekspor        10     Dampak Pendapatan dari Ekspor           10     Dampak Pendapatan dari Ekspor        10

10    Keselamatan                          11     Keselamatan                             10     Keselamatan                           8

11    Jenis/Biaya Proyek                    5     Jenis/Biaya Proyek                      10     Jenis/Biaya Proyek                    0

12    Permintaan/Kapasitas/Permintaan      10     Permintaan/Kapasitas/Permintaan         10     Permintaan/Kapasitas/Permintaan      15

               Skor Rata-rata             10.00              Skor Rata-rata              10.00             Skor Rata-rata            10.00




                                                                                                                                           8
LANGKAH 2: PRA-STUDI KELAYAKAN/
       STUDI KELAYAKAN

Kenapa Pra-FS/FS harus disiapkan?
 Sebagai landasan untuk pembuatan
  dokumen tender
   Mengurangi biaya-biaya transaksi
   Mempercepat implementasi PSP
 Sebagai dasar negosiasi dengan Badan
  Usaha pemenang tender. Termasuk
  didalamnya adalah negosiasi mengenai
  alokasi resiko dan dukungan fiskal

                                         9
LANGKAH 2: Lingkup Pra-FS/ FS


 Peramalan (forecasting)
 Aspek teknis dan biaya
 Analisis biaya dan manfaat sosial (SCBA),
  termasuk didalamnya dampak lingkungan dan
  dampak sosial
 Rencana usaha (business case) yang mencakup
  rencana dan analisis keuangan serta dukungan
  Pemerintah yang diperlukan (jika ada)
 Kajian resiko dan alokasinya
 Bentuk kerjasama (PSP modalities) yang sesuai
                                              10
LANGKAH 2: Lingkup Pra-FS/FS (1)
    Aspek Teknis, utamanya ketepatan biaya modal
        Termasuk didalamnya adalah analisis permintaan-penyediaan, engineering dan disain
         serta teknologi
        Prakiraan kebutuhan, termasuk survai kebutuhan khusus jika diperlukan. Prakiraan
         tersebut hendaknya untuk jangka pendek, menengah dan panjang (10, 15, 20+ tahun)
         dan hendaknya menyediakan berbagai skenario dan tingkat sensitivitas.
        Rancangan awal, termasuk survai tanah teknis cukup untuk menyusun perkiraan biaya
         modal sampai dalam batas akurasi ±20%.

    Analisis Manfaat Biaya Sosial Ekonomi (SCBA);
        Tujuan utamanya ialah menentukan apakah suatu Proyek memiliki kesinambungan
         ekonomi yaitu pemakaian uang dan sumberdaya publik secara efektif dan tepat waktu.
        Landasan Proyek, manfaat dan kajian-kajian kuantitatif sesuai dengan Panduan yang
         diberikan
        Harus mencakup pernyataan dampak lingkungan hidup yang menetapkan semua
         dampak utama, mitigasi yang diusulkan dan perkiraan kasar biaya-biaya mitigasi
         (sebagai masukan untuk biaya ekonomi Proyek).
        Dampak sosial; Harus mengidentifikasikan semua dampak sosial dan penyelesaiannya,
         mitigasi yang diusulkan dan biaya-biaya terkaitnya (sebagai masukan untuk biaya
         ekonomi Proyek).
        Menggunakan shadow pricing/harga konstan, SCF


                                                                                              11
LANGKAH 2: Contoh Manfaat
   Pembangkitan Tenaga listrik              Transmisi Listrik               Minyak dan Gas Bumi                 Air dan Sanitasi

                                                                 Manfaat

Biaya-biaya alternatif               Beban/Kapasitas meningkat                                          Penghematan Biaya/ Surplus
                                                                     Pertambahan Nilai produksi
                                                                                                        Konsumen

Konsumsi yang diinduksi/Surplus      Pengurangan Kehilangan                                             Manfaat kesehatan
Konsumen                             Transmisi                       Penghematan dari penurunan harga
                                                                     bahan bakar dibandingkan dengan
                                     Biaya Ekonomi Pemadaman         bahan bakar lain                   Penghematan Waktu (untuk
                                                                                                        mengumpulkan air)

                                     Penggunaan kapasitas yang       Manfaat lingkungan hidup           Manfaat kesehatan
                                     lebih efektif

Penghematan efisiensi bahan bakar                                                                       Pertambahan nilai produk
                                                                                                        (irigasi)

Nilai ekonomi pasokan                                                                                   Dampak sosial

Penghematan biaya angkutan
(pasokan bahan bakar)

             Pelabuhan                          Bandara                            Kereta Api                      Jalan Tol

Penghematan Tanah                    Penghematan Tanah               Penghematan Tanah                  Penghematan Waktu

Waktu Kapal/antri                    Penghematan Biaya Pesawat       Penghematan Waktu                  Penghematan biaya operasonal
                                                                                                        kendaraan

Penghindaran Biaya Pengapalan        Penghematan waktu               Pengoperasian yang lebih efektif   Penghematan biaya bahan bakar
lanjutan                             penumpang

Penghindaran biaya pengalihan        Kepariwisataan                  Penghindaran biaya jalan           Pengurangan kecelakaan
jalan

Surplus Konsumen                     Surplus Konsumen                Surplus Konsumen                   Surplus Konsumen

Biaya inventaris angkutan termasuk   Keselamatan                     Pertambahan nilai bersih dari      Keselamatan
berkurangnya kerusakan barang                                        produk-produk yang diangkut

Keselamatan/Kecelakaan                                               Keselamatan
berkurang                                                                                                                               12
LANGKAH 2: Proyek Infrastruktur
                               Yang Memerlukan AMDAL
                         Sektor-sektor usaha                                                  Kapasitas
Listrik:                                                           •   > 150 KV
      Pembentukan jaringan transmisi                              •   > 150 MW
      PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU                                        •   > 15 m/20 Ha/50 MW
      Pembangkit tenaga listrik air                               •   > 55 MW
      Eksploitasi dan pembangunan gas panas bumi                  •   > 10 MW
      Pembangkit tenaga listrik listrik dari sumber-sumber lain


Minyak dan Gas Bumi:                                               •   Lapangan MInyak > 5.000 BOPD       •   Tanah:
    Eksploitasi dan pembangunan produksi Minyak dan Gas Bumi di                                             - Panjang > 50 Km
     darat                                                         •   Lapangan Gas > 30 MMSCFD              - Garis tengah > 20
    Eksploitasi dan pembangunan produksi Minyak dan Gas Bumi di   •   Seluruh kapasitas                        inci
     pantai laut                                                                                          •   Laut: seluruh kapasitas
    Transmisi Minyak dan Gas Bumi
Transportasi:                                                      •   Panjang > 25 Km
    Kereta Api                                                    •   Panjang > 200 m atau lebar > 6.000 m
    Pelabuhan dengan sarana sbb:                                  •   Panjang > 200 m
•    dermaga                                                       •   Lebar > 5 Ha
•    tembok laut                                                   •   Untuk kapal > 10.000 DWT
•    terminal, gudang, dsb                                         •   Semua kapasitas
•    teluk tambatan tunggal
    Bandara beserta sarana-sarananya

Pekerjaan Umum:                                                    •   Semua kapasitas
     Jalan Tol                                                    •   Lebar > 500 Ha
     Persediaan air dan sanitasi:                                 •   Panjang > 10 Km
•     Pembangunan penyaluran
•     Pembangunan transmisi

                                                                                                                                  13
LANGKAH 2: Lingkup Pra-FS/FS (2)
   Analisis Aspek bisnis/komersial
       Model keuangan harus dihasilkan dalam bentuk yang sederhana namun
        lengkap
       Skenario-skenario keuangan harus diuji termasuk;
           Tarif-tarif yang ada, perolehan kembali biaya, lain-lain
           Eskalasi/kenaikan tarif
           Pilihan perbandingan hutang-modal
           Pilihan pengembalian hutang (pembayaran bunga/jangka pengembalian
            pokok dsb)
       Keluaran model keuangan harus mencakup paling sedikit: FIRR, FNPV,
        Pembayaran kembali dan rasio kecukupan pengembalian hutang
       Model itu juga harus mengidentifikasikan kebutuhan dukungan
        fiskal/subsidi dari pemerintah jika ada
       Model itu harus mengkaji jenis dukungan kontinjen (bersifat tidak pasti)
        dan non- kontinjen (bersifat tetap).
       Biaya-biaya dan waktu penyediaan setiap dukungan fiskal /subsidi juga
        harus diidentifikasi.


                                                                               14
LANGKAH 2: Analisis Keuangan

   Analisis keuangan harus mampu
    menunjukkan:
        Apakah Proyek memiliki kesinambungan
         keuangan dan menetapkan kinerja keuangan
         Proyek sepanjang usianya;
        Apa yang akan diperlukan untuk menjaga
         kelangsungan Proyek itu jika ternyata hanya
         memiliki kesinambungan marjinal; dan
        Identifikasi secara jelas mengenai sumber
         dukungan fiskal Proyek dan bagaimana dukungan
         tersebut dapat disediakan dan diminimalkan.

                                                    15
LANGKAH 2: Input Model Keuangan

    Biaya-biaya keuangan Proyek (konstruksi, tanah, rekayasa, survai
     dsb.) dan menurut tahun pengeluarannya
    Kebutuhan/permintaan (output, volume lalu lintas, dsb.)
    Tarif Tahun Pertama dan Rumusan Eskalasi Tarif yang disepakati
    Biaya-Biaya Operasi dan Pemeliharaan Tahunan (perkiraan tahun
     dasar ditambah kenaikan yang terkait dengan inflasi atau dapat
     dikaitkan pro rata dengan pendapatan terkait dengan inflasi)
    Pengaturan pengembalian hutang dan biaya-biayanya (berdasarkan
     jenis hutang dan suku bunga, tenggang waktu dan jangka waktu
     pembayaran kembali)
    Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Copportunity
     Cos of Capital) – sebagai gambaran diasumsikan 20% pada sub-
     proyek Dephub tahun 2005.
    Jenis Modal
    Rasio Hutang terhadap Modal (berkisar antara 80:20 dan 60:40,
     umumnya 70:30)
    Tarif pajak (tarif perusahaan nasional)
    Tingkat penyusutan yang diizinkan (berdasarkan peraturan nasional)

                                                                      16
LANGKAH 2: Output Model Keuangan

   Arus kas Proyek secara menyeluruh.
   Arus kas yang tersedia bagi pemilik modal (para investor).
   Profitabilitas/Kesinambungan: Tingkat Pendapatan Intern
    Keuangan/Pendapatan atas Modal (FIRR/atau ROE Proyek). Ini
    didasarkan atas proses matematika yang sama seperti EIRR akan tetapi
    sebagai gantinya menggunakan biaya-biaya keuangan dan pendapatan
    sepanjang usia Proyek dan menggunakan biaya sebenarnya (riil) yang
    dibandingkan dengan pendapatan sebenarnya.
   Waktu Pengembalian Biaya: jumlah tahun untuk membayar kembali
    investasi modal (normanya adalah 5-7 tahun untuk Proyek komersial
    akan tetapi Proyek Infrastruktur umumnya menyediakan pembayaran
    kembali dalam waktu 10-15 tahun atau lebih).
   Rasio Pengembalian hutang: proyeksi arus kas minimal haruslah
    mencukupi pembayaran kembali hutang. Persyaratan yang umum
    digunakan adalah bahwa arus kas bersih tiap tahun harus paling sedikit
    1,2 kali nilai pembayaran hutang yang jatuh tempo dalam tahun
    tersebut.
   Perkiraan FNPV
                                                                        17
LANGKAH 2: Kajian Output Model
                     Keuangan
   Lamanya waktu konsesi yang diperlukan untuk menghasilkan imbal
    hasil modal yang diinginkan.
   Dampak keuangan berbagai jenis hutang dan modal
   Rasio hutang-modal yang paling optimal
   Kerugian-kerugian pada tahun-tahun awal (jika ada) yang perlu
    diantisipasi oleh pemegang konsesi KPS (dan/atau melalui dukungan
    fiskal).
   Dukungan fiskal yang mungkin diperlukan (dan sebagai masukan
    proyeksi biaya jaminan)
   Dampak keuangan dan penentuan waktu optimal untuk ‘menarik
    kembali’ [‘claw back’] dukungan fiskal yang diberikan Pemerintah.
   Pendapatan Pajak Perusahaan untuk Pemerintah
   Dampak perubahan variabel utama seperti tarif, biaya-biaya proyek
    dsb.
   Pendapatan Pemerintah jika menjadi pemilik modal (dan jika dalam
    posisi berbeda terhadap sektor swasta, misalnya sebagai penyedia
    modal sekunder).
                                                                        18
MODUL 2: Lingkup Pra-FS/FS (3)

   Pengkajian dan Alokasi Risiko
       Risiko harus diidentifikasi dan dikaji
       Alokasi risiko awal harus dilakukan
   Bentuk/skema kerjasama KPS
       Bentuk/skema kerjasama harus ditinjau untuk melihat
        kelebihan dan kekurangan yang mungkin ada pada
        masing-masing jenis kerjasama berkaitan dengan Proyek
        tertentu.
       Rekomendasi-rekomendasi harus dibuat bagi jenis
        kerjasama yang paling tepat (atau dalam beberapa hal
        alternatif bentuk/skema kerjasama)
   Laporan termasuk Ringkasan Eksekutif dan
    rekomendasi termasuk tentang Struktur Proyek KPS
                                                            19
LANGKAH 2: Manajemen Risiko

Suatu risiko hendaknya dipikul oleh pihak yang paling mampu
  mengelolanya dengan biaya terendah. Alokasi risiko yang optimal
  tidak sama dengan pengalihan risiko secara maksimal kepada
  sektor swasta.

Beberapa risiko di sisi Pemerintah
 Ketersediaan dan perolehan tanah (jika lahan tidak tersedia pada saat
  lelang);
 Repatriasi laba;
 Konstruksi dan operasi infrastruktur;
 Kelayakan komerisal/pasar dari infrastruktur tersebut; dan
 Aturan perundang-undangan (regulasi)
 Spesifik:
          Fuel supply
          Right of way

                                                                          20
LANGKAH 2: Dukungan Fiskal

Dukungan fiskal jumlahnya sangat terbatas:
 Idealnya tidak ada dukungan fiskal untuk proyek-proyek
  KPS
 Jika dukungan fiskal diperlukan maka jumlahnya harus
  diminimalkan
 Terdapat berbagai jenis dukungan dengan dampak yang
  berbeda-beda
 Estimasi biaya
    Mengurangi biaya-biaya transaksi
    Mempercepat implementasi PSP
 Prinsip pengembalian (claw back) dukungan fiskal yang
  telah dikeluarkan Pemerintah sebaiknya dimasukkan
  dalam kontrak KPS
                                                       21
LANGKAH 2: Strategi Pemberian
                Dukungan Pemerintah

   Mengkaji perlunya dukungan melalui hasil-hasil studi kelayakan
   Tentukan maksud dan tujuan dukungan
   Memastikan bahwa dukungan memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh
    Depkeu
   Mengkaji bagaimana memfokuskan dukungan dan waktunya
   Mengkaji bagaimana memperkecil dukungan dan risiko-risiko
   Mengkaji biaya-biaya dan risiko-risiko dari berbagai jenis dukungan
   Mengkaji persetujuan strategi dukungan terbaik dari sudut pandang
    Pemerintah
   Tentukan dukungan maksimal yang dapat dibenarkan untuk proyek
   Menyepakati strategi awal yang tepat untuk dukungan Pemerintah
    sebelum melakukan lelang
   Menegaskan dan/atau mempertajam strategi dukungan Pemerintah
    dalam kaitan dengan pelelangan proyek
   Bernegosiasi atas dasar informasi di atas yang dapat sempurnakan
    selama proses KPS.
                                                                     22
LANGKAH 2: Pemilihan Bentuk KPS
                         (Modality)
                      Investasi     Efisiensi     Ketrampilan   Ketrampilan
                         Swasta   Sektor swasta   Manajemen        Teknis


Kontrak Jasa           Tidak        Beberapa         sedikit        ya

Kontrak operasi dan     tidak       Beberapa       beberapa         ya
    pemeliharaan

BT                      tidak       Beberapa       beberapa         ya

BOT                     tidak          Ya              ya           ya

BOOT                     ya            Ya              ya           ya

ROOT                     ya            Ya              ya           ya

BOO                      ya            Ya              ya           ya

ROO                      ya            Ya              ya           ya

Privatisasi              ya            Ya              ya           ya

                                                                          23
LANGKAH 2: Struktur Tipikal KPS




                                  24
SELANJUTNYA: PENGADAAN BADAN
          USAHA (1)

 Dalam KPS, pengadaan dimaksudkan
  untuk mendapatkan Badan Usaha yang
  dianggap mampu sebagai mitra
  Pemerintah dalam pelaksanaan proyek
  KPS atau sebagai pemegang konsesi
 Pengadaan kontraktor EPC menjadi
  tanggung jawab Badan Usaha pemegang
  konsesi

                                    25
SELANJUTNYA: PENGADAAN BADAN
          USAHA (2)

Proses pengadaan dilakukan melalui 2
  tahap:
 Proses prakualifikasi
 Proses tender dan seleksi
    Diperlukan studi yang mencukupi bagi
    semua peserta untuk mengikuti tender




                                           26
SELANJUTNYA: Proses Pelelangan
                        Langkah 2




                      Pembentukan
                     Panitia Evaluasi

                   Penyiapan Dokumen
                      Penawaran

                Permintaan Kualifikasi (RFQ)
                                                Tahap Pertama
                      Pra-kualifikasi
   MODUL 3
             Permintaan Surat Penawaran (RFP)

                    Penjelasan Tender
                        (anwising)

                   Pengajuan Penawaran           Tahap Kedua

                    Evaluasi Penawaran

                 Pengumuman Pemenang
                        Lelang



                                                                27
                         Negosiasi
PENUTUP

 Kualitas proyek menjadi prioritas utama untuk
  mengangkat kredibilitas Pemerintah
 Tujuan KPS adalah tersedianya layanan infrastruktur
  secara efisien dan tepat waktu
 Proses transaksi tidak hanya terbatas pada proses
  lelang tetapi juga pencapaian financial close, operasi
  infrastruktur, monitoring, penghentian kerjasama
  dan pengalihan (jika ada)
 Rencana transaksi yang jelas dan komitmen
  pemrakarsa akan sangat membantu penyiapan
  model proyek
                                                       28
Terima Kasih!




                29

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorDraft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Ardi Susanto
 

Was ist angesagt? (20)

Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Pelaksanaan Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi, dan Jasa Lainnya
Pelaksanaan Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi, dan Jasa LainnyaPelaksanaan Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi, dan Jasa Lainnya
Pelaksanaan Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi, dan Jasa Lainnya
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
 
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah SwastaSiklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
 
Analisis issue ganesha
Analisis issue ganeshaAnalisis issue ganesha
Analisis issue ganesha
 
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
 
Studi Kelayakan Persampahan
Studi Kelayakan PersampahanStudi Kelayakan Persampahan
Studi Kelayakan Persampahan
 
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASCONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
 
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasiPeluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
 
Paradigma Baru Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Paradigma Baru Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Paradigma Baru Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Paradigma Baru Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorDraft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
 
Teori monitoring dan evaluasi
Teori monitoring dan evaluasiTeori monitoring dan evaluasi
Teori monitoring dan evaluasi
 
Identifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategisIdentifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategis
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
 
Perencanaan BRT Kota Semarang
Perencanaan BRT Kota SemarangPerencanaan BRT Kota Semarang
Perencanaan BRT Kota Semarang
 
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis KinerjaPenyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
 
Soal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdf
Soal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdfSoal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdf
Soal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdf
 

Mehr von Oswar Mungkasa

Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Oswar Mungkasa
 

Mehr von Oswar Mungkasa (20)

Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
 
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Konsep, Pra...
 
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcyclingSudah saatnya mempopulerkan upcycling
Sudah saatnya mempopulerkan upcycling
 
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...
 
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...
 
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAFakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERA
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama Pedoman kepemimpinan bersama
Pedoman kepemimpinan bersama
 
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentinganMemudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
Memudahkan upaya kolaborasi beragam pemangku kepentingan
 
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
MAKALAH. Bekerja dari Rumah (working from home). Menuju Tatanan Baru Era Covi...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
Bekerja jarak jauh (telecommuting/Working from home/WFH). Konsep-Penerapan-Pe...
 
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
PRESENTATION. Public Lecture "Jakarta's Response to COVID 19: Strategy-Lesson...
 
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaranBekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
Bekerja jarak jauh (telecommuting). Konsep, penerapan dan pembelajaran
 
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana Tugas Deputi Gubernur DKI Jakarta bid...
 
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
Laporan. Pelaksanaan Kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Rua...
 
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaPresentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
Presentation. Collaboration Towards A Resilient Jakarta
 
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiPengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasi
 
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
 

Mekanisme dan Tahapan Penyiapan Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Pembangunan Infrastruktur

  • 1. MEKANISME DAN TAHAPAN PENYIAPAN PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Bastary Pandji Indra Direktorat PKPS - Bappenas 1
  • 2. PROSES KPS PADA TINGKAT NASIONAL/SEKTOR Daftar Proyek KPS Melaksanakan pra Pengelolaan Pemegang SUBSEKTOR Non studi kelayakan * Pelelangan Umum Negosiasi Kontrak LINGKUP Subsektor setelah Kewenangan KPS melalui penyaringan (untuk melakukan awal menggunakan kontrak) AMK Prioritas KPS sektor Laporan Laporan Prioritas KPS sub-sektor Kementerian Kementerian LINGKUP Non Daftar Proyek KPS Sektor SEKTOR KPS setelah melalui mengajukan proyek Terkait & penyaringan lingkup sektor KPS sektor Simpul P3 menggunakan AMK Laporan Laporan Memerlukan LINGKUP NASIONAL tambahan kajian Dukungan Daftar proyek KPS pemerintah bagi kesiapan proyek nasional setelah tidak KKPPI melalui penyaringan diperlukan lingkup nasional & Pusat P3 menggunakan AMK Laporan ke Dukungan Kementerian pemerintah Dukungan pemerintah Departemen belum tersedia diperlukan Keuangan & Kaji Ulang Anggaran Unit Pengelola (pasca persetujuan CATATAN: KKPPI/ Depkeu) Dukungan KPS: Kemitraan Pemerintah Resiko dan Swasta pemerintah Daftar Proyek tersedia AMK: Analisa Multi Kriteria Sektor Publik (APBN) Dukungan pemerintah  rute utama;  rute pilihan * untuk proyek KPS yang dianggap tidak cocok memerlukan dukungan pemerintah, harus untuk proyek KPS ini dilakukan studi kelayakan penuh. 2
  • 3. ALUR PROSES KPS Studi Proses Manajemen Seleksi & Kelayakan Negosiasi Tender Kontrak Prioritisasi Proyek & Uji Tuntas • Penyiapan • Studi Kelayakan dokumen Lelang • Checklist • Identifikasi • Penetapan cara negosiasi kebutuhan • Financial closing • Analisis evaluasi • Pembentukan dukungan • Konstruksi kebutuhan (need • Pembentukan Tim Negosiasi Pemerintah • Commissioning analysis) Panitia • Negosiasi draft • Analisis Resiko • Operasi • identifikasi dan (Transaction perjanjian • Pemilihan • Monitoring penetapan Team) kerjasama bentuk KPS • Pengalihan di prioritas proyek • Proses Lelang • Negosiasi • Uji Tuntas akhir masa • Analisis Value • Evaluasi Tender alokasi risiko • Penetapan konsesi (jika for Money • Penetapan • Penetapan untuk dapat ada) Calon Pemenang ditenderkan Pemenang 3
  • 4. LANGKAH PENYIAPAN PROYEK KPS  LANGKAH 1: menetapan prioritas dan pemilihan proyek-proyek KPS  LANGKAH 2: Pra-Studi Kelayakan/Studi Kelayakan 4
  • 5. LANGKAH 1: PENETAPAN PRIORITAS DAN PEMILIHAN PROYEK KPS (1)  Terdapat banyak proyek yang berpotensi untuk dikerjasamakan dengan badan usaha  Tujuan Langkah 1 adalah mengidentifikasikan proyek yang dapat bertahan dengan atau tanpa dukungan Pemerintah, dan memiliki sedikit risiko, atau risikonya dapat dikendalikan, untuk menarik sektor swasta.  Penyaringan dilakukan dengan menggunakan Analisis Multi Kriteria (AMK):  Metodologinya dapat diterima  Menggunakan tujuan-tujuan yang ditetapkan Pemerintah sebagai kriterianya  Keputusan untuk dilanjutkan didasarkan pada kesiapan (readiness) dari proyek 5
  • 6. LANGKAH 1: PENETAPAN PRIORITAS DAN PEMILIHAN PROYEK KPS (2)  Dimulai dengan analisis kebutuhan (demand analysis)  Pendekatan Nilai Uang (Value for Money) untuk memilih apakah akan di-KPS-kan.  Prioritisasi pada tingkat sub-sektor  Konsultasi publik untuk meng-konfirmasi analisis kebutuhan dan mendapatkan komitmen stakeholders  Prioritisasi pada tingkat sektor  Keputusan untuk dilanjutkan didasarkan pada kesiapan (readiness) dari proyek untuk masuk ke proses pra-FS 6
  • 7. LANGKAH 1: Tabel AMK Untuk Seleksi Proyek KPS Proyek # 1 Proyek # 2 Nomor kolom 1 2 3 4 1 2 3 4 No. Kriteria Skor Terbilang Skor Bobot Skor Skor Terbilang Skor Bobot Skor x x Bobot Bobot 1 Kelayakan Finansial / Dukungan Menengah 5 15 7.5 Tinggi 9 15 13.5 Fiskal 2 Kesiapan & Risiko Menengah – Tinggi 7 15 10.5 Menengah – Tinggi 8 15 12.0 3 Manfaat sosial ekonomi Tinggi 9 10 9.0 Tinggi 9 10 9.0 (termasukpekerjaan & pengentasan kemiskinan) 4 Pembangunan Daerah/ Kontribusi Menengah – Tinggi 7 10 7.0 Menengah – Tinggi 7 10 7.0 Integrasi Nasional ke PNB 5 Peran Proyek di dalam Rencana Tinggi 8 12 9.6 Menengah – Tinggi 8 12 9.6 Sektoral 6 Keamanan Nasional Tinggi 9 0 0.0 Rendah 0 0 0.0 7 Pengadaan Lahan Menengah 5 11 5.5 Menengah 5 11 5.5 8 Lingkungan/ Pemukiman Ulang Menengah 5 11 5.5 Menengah 5 11 5.5 9 Dampak Pendapatan dari Ekspor Menengah 5 10 5.0 Menengah 5 10 5.0 10 Keselamatan Menengah 5 11 5.5 Menengah 5 11 5.5 11 Jenis/Biaya Proyek Menengah 6 5 3.0 Rendah 2 5 1.0 12 Permintaan/ Kapasitas/ Tinggi 9 10 9.0 Tinggi 9 10 9.0 Permintaan Total Skor (dari 100) 80 10 77.1 72 10 82.6 7
  • 8. LANGKAH 1: Pembobotan Berdasarkan Pengguna Level Sub Sektor Level Sektor Level Nasional No. Kriteria yang Disarankan Bobot Kriteria yang Disarankan Bobot Kriteria yang Disarankan Bobot Kelayakan Finansial /Dukungan Kelayakan Finansial /Dukungan 15 Kelayakan Finansial /Dukungan Fiskal 10 15 1 Fiskal Fiskal 2 Kesiapan & Risiko 15 Kesiapan & Risiko 15 Kesiapan & Risiko 15 Manfaat sosial ekonomi (termasuk Manfaat sosial ekonomi (termasuk Manfaat sosial ekonomi (termasuk pekerjaan & pengentasan 10 10 pekerjaan & pengentasan 15 pekerjaan & pengentasan kemiskinan) 3 kemiskinan) kemiskinan) Pembangunan Daerah/ Kontribusi Pembangunan Daerah/ Kontribusi Pembangunan Daerah/ Kontribusi 10 10 15 4 Integrasi Nasional ke PNB Integrasi Nasional ke PNB Integrasi Nasional ke PNB Keutamaan Peran Jaringan Sektoral Keutamaan Peran Jaringan Sektoral di Keutamaan Peran Jaringan Sektoral 12 15 12 5 di dalam Rencana Sektoral dalam Rencana Sektoral di dalam Rencana Sektoral 6 Keamanan Nasional 0 Keamanan Nasional 0 Keamanan Nasional 15 7 Pengadaan Lahan 11 Pengadaan Lahan 10 Pengadaan Lahan 0 8 Lingkungan/Pemukiman Ulang 11 Lingkungan/Pemukiman Ulang 10 Lingkungan/Pemukiman Ulang 0 9 Dampak Pendapatan dari Ekspor 10 Dampak Pendapatan dari Ekspor 10 Dampak Pendapatan dari Ekspor 10 10 Keselamatan 11 Keselamatan 10 Keselamatan 8 11 Jenis/Biaya Proyek 5 Jenis/Biaya Proyek 10 Jenis/Biaya Proyek 0 12 Permintaan/Kapasitas/Permintaan 10 Permintaan/Kapasitas/Permintaan 10 Permintaan/Kapasitas/Permintaan 15 Skor Rata-rata 10.00 Skor Rata-rata 10.00 Skor Rata-rata 10.00 8
  • 9. LANGKAH 2: PRA-STUDI KELAYAKAN/ STUDI KELAYAKAN Kenapa Pra-FS/FS harus disiapkan?  Sebagai landasan untuk pembuatan dokumen tender  Mengurangi biaya-biaya transaksi  Mempercepat implementasi PSP  Sebagai dasar negosiasi dengan Badan Usaha pemenang tender. Termasuk didalamnya adalah negosiasi mengenai alokasi resiko dan dukungan fiskal 9
  • 10. LANGKAH 2: Lingkup Pra-FS/ FS  Peramalan (forecasting)  Aspek teknis dan biaya  Analisis biaya dan manfaat sosial (SCBA), termasuk didalamnya dampak lingkungan dan dampak sosial  Rencana usaha (business case) yang mencakup rencana dan analisis keuangan serta dukungan Pemerintah yang diperlukan (jika ada)  Kajian resiko dan alokasinya  Bentuk kerjasama (PSP modalities) yang sesuai 10
  • 11. LANGKAH 2: Lingkup Pra-FS/FS (1)  Aspek Teknis, utamanya ketepatan biaya modal  Termasuk didalamnya adalah analisis permintaan-penyediaan, engineering dan disain serta teknologi  Prakiraan kebutuhan, termasuk survai kebutuhan khusus jika diperlukan. Prakiraan tersebut hendaknya untuk jangka pendek, menengah dan panjang (10, 15, 20+ tahun) dan hendaknya menyediakan berbagai skenario dan tingkat sensitivitas.  Rancangan awal, termasuk survai tanah teknis cukup untuk menyusun perkiraan biaya modal sampai dalam batas akurasi ±20%.  Analisis Manfaat Biaya Sosial Ekonomi (SCBA);  Tujuan utamanya ialah menentukan apakah suatu Proyek memiliki kesinambungan ekonomi yaitu pemakaian uang dan sumberdaya publik secara efektif dan tepat waktu.  Landasan Proyek, manfaat dan kajian-kajian kuantitatif sesuai dengan Panduan yang diberikan  Harus mencakup pernyataan dampak lingkungan hidup yang menetapkan semua dampak utama, mitigasi yang diusulkan dan perkiraan kasar biaya-biaya mitigasi (sebagai masukan untuk biaya ekonomi Proyek).  Dampak sosial; Harus mengidentifikasikan semua dampak sosial dan penyelesaiannya, mitigasi yang diusulkan dan biaya-biaya terkaitnya (sebagai masukan untuk biaya ekonomi Proyek).  Menggunakan shadow pricing/harga konstan, SCF 11
  • 12. LANGKAH 2: Contoh Manfaat Pembangkitan Tenaga listrik Transmisi Listrik Minyak dan Gas Bumi Air dan Sanitasi Manfaat Biaya-biaya alternatif Beban/Kapasitas meningkat Penghematan Biaya/ Surplus Pertambahan Nilai produksi Konsumen Konsumsi yang diinduksi/Surplus Pengurangan Kehilangan Manfaat kesehatan Konsumen Transmisi Penghematan dari penurunan harga bahan bakar dibandingkan dengan Biaya Ekonomi Pemadaman bahan bakar lain Penghematan Waktu (untuk mengumpulkan air) Penggunaan kapasitas yang Manfaat lingkungan hidup Manfaat kesehatan lebih efektif Penghematan efisiensi bahan bakar Pertambahan nilai produk (irigasi) Nilai ekonomi pasokan Dampak sosial Penghematan biaya angkutan (pasokan bahan bakar) Pelabuhan Bandara Kereta Api Jalan Tol Penghematan Tanah Penghematan Tanah Penghematan Tanah Penghematan Waktu Waktu Kapal/antri Penghematan Biaya Pesawat Penghematan Waktu Penghematan biaya operasonal kendaraan Penghindaran Biaya Pengapalan Penghematan waktu Pengoperasian yang lebih efektif Penghematan biaya bahan bakar lanjutan penumpang Penghindaran biaya pengalihan Kepariwisataan Penghindaran biaya jalan Pengurangan kecelakaan jalan Surplus Konsumen Surplus Konsumen Surplus Konsumen Surplus Konsumen Biaya inventaris angkutan termasuk Keselamatan Pertambahan nilai bersih dari Keselamatan berkurangnya kerusakan barang produk-produk yang diangkut Keselamatan/Kecelakaan Keselamatan berkurang 12
  • 13. LANGKAH 2: Proyek Infrastruktur Yang Memerlukan AMDAL Sektor-sektor usaha Kapasitas Listrik: • > 150 KV  Pembentukan jaringan transmisi • > 150 MW  PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU • > 15 m/20 Ha/50 MW  Pembangkit tenaga listrik air • > 55 MW  Eksploitasi dan pembangunan gas panas bumi • > 10 MW  Pembangkit tenaga listrik listrik dari sumber-sumber lain Minyak dan Gas Bumi: • Lapangan MInyak > 5.000 BOPD • Tanah:  Eksploitasi dan pembangunan produksi Minyak dan Gas Bumi di  - Panjang > 50 Km darat • Lapangan Gas > 30 MMSCFD  - Garis tengah > 20  Eksploitasi dan pembangunan produksi Minyak dan Gas Bumi di • Seluruh kapasitas inci pantai laut • Laut: seluruh kapasitas  Transmisi Minyak dan Gas Bumi Transportasi: • Panjang > 25 Km  Kereta Api • Panjang > 200 m atau lebar > 6.000 m  Pelabuhan dengan sarana sbb: • Panjang > 200 m • dermaga • Lebar > 5 Ha • tembok laut • Untuk kapal > 10.000 DWT • terminal, gudang, dsb • Semua kapasitas • teluk tambatan tunggal  Bandara beserta sarana-sarananya Pekerjaan Umum: • Semua kapasitas  Jalan Tol • Lebar > 500 Ha  Persediaan air dan sanitasi: • Panjang > 10 Km • Pembangunan penyaluran • Pembangunan transmisi 13
  • 14. LANGKAH 2: Lingkup Pra-FS/FS (2)  Analisis Aspek bisnis/komersial  Model keuangan harus dihasilkan dalam bentuk yang sederhana namun lengkap  Skenario-skenario keuangan harus diuji termasuk;  Tarif-tarif yang ada, perolehan kembali biaya, lain-lain  Eskalasi/kenaikan tarif  Pilihan perbandingan hutang-modal  Pilihan pengembalian hutang (pembayaran bunga/jangka pengembalian pokok dsb)  Keluaran model keuangan harus mencakup paling sedikit: FIRR, FNPV, Pembayaran kembali dan rasio kecukupan pengembalian hutang  Model itu juga harus mengidentifikasikan kebutuhan dukungan fiskal/subsidi dari pemerintah jika ada  Model itu harus mengkaji jenis dukungan kontinjen (bersifat tidak pasti) dan non- kontinjen (bersifat tetap).  Biaya-biaya dan waktu penyediaan setiap dukungan fiskal /subsidi juga harus diidentifikasi. 14
  • 15. LANGKAH 2: Analisis Keuangan  Analisis keuangan harus mampu menunjukkan:  Apakah Proyek memiliki kesinambungan keuangan dan menetapkan kinerja keuangan Proyek sepanjang usianya;  Apa yang akan diperlukan untuk menjaga kelangsungan Proyek itu jika ternyata hanya memiliki kesinambungan marjinal; dan  Identifikasi secara jelas mengenai sumber dukungan fiskal Proyek dan bagaimana dukungan tersebut dapat disediakan dan diminimalkan. 15
  • 16. LANGKAH 2: Input Model Keuangan  Biaya-biaya keuangan Proyek (konstruksi, tanah, rekayasa, survai dsb.) dan menurut tahun pengeluarannya  Kebutuhan/permintaan (output, volume lalu lintas, dsb.)  Tarif Tahun Pertama dan Rumusan Eskalasi Tarif yang disepakati  Biaya-Biaya Operasi dan Pemeliharaan Tahunan (perkiraan tahun dasar ditambah kenaikan yang terkait dengan inflasi atau dapat dikaitkan pro rata dengan pendapatan terkait dengan inflasi)  Pengaturan pengembalian hutang dan biaya-biayanya (berdasarkan jenis hutang dan suku bunga, tenggang waktu dan jangka waktu pembayaran kembali)  Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Copportunity Cos of Capital) – sebagai gambaran diasumsikan 20% pada sub- proyek Dephub tahun 2005.  Jenis Modal  Rasio Hutang terhadap Modal (berkisar antara 80:20 dan 60:40, umumnya 70:30)  Tarif pajak (tarif perusahaan nasional)  Tingkat penyusutan yang diizinkan (berdasarkan peraturan nasional) 16
  • 17. LANGKAH 2: Output Model Keuangan  Arus kas Proyek secara menyeluruh.  Arus kas yang tersedia bagi pemilik modal (para investor).  Profitabilitas/Kesinambungan: Tingkat Pendapatan Intern Keuangan/Pendapatan atas Modal (FIRR/atau ROE Proyek). Ini didasarkan atas proses matematika yang sama seperti EIRR akan tetapi sebagai gantinya menggunakan biaya-biaya keuangan dan pendapatan sepanjang usia Proyek dan menggunakan biaya sebenarnya (riil) yang dibandingkan dengan pendapatan sebenarnya.  Waktu Pengembalian Biaya: jumlah tahun untuk membayar kembali investasi modal (normanya adalah 5-7 tahun untuk Proyek komersial akan tetapi Proyek Infrastruktur umumnya menyediakan pembayaran kembali dalam waktu 10-15 tahun atau lebih).  Rasio Pengembalian hutang: proyeksi arus kas minimal haruslah mencukupi pembayaran kembali hutang. Persyaratan yang umum digunakan adalah bahwa arus kas bersih tiap tahun harus paling sedikit 1,2 kali nilai pembayaran hutang yang jatuh tempo dalam tahun tersebut.  Perkiraan FNPV 17
  • 18. LANGKAH 2: Kajian Output Model Keuangan  Lamanya waktu konsesi yang diperlukan untuk menghasilkan imbal hasil modal yang diinginkan.  Dampak keuangan berbagai jenis hutang dan modal  Rasio hutang-modal yang paling optimal  Kerugian-kerugian pada tahun-tahun awal (jika ada) yang perlu diantisipasi oleh pemegang konsesi KPS (dan/atau melalui dukungan fiskal).  Dukungan fiskal yang mungkin diperlukan (dan sebagai masukan proyeksi biaya jaminan)  Dampak keuangan dan penentuan waktu optimal untuk ‘menarik kembali’ [‘claw back’] dukungan fiskal yang diberikan Pemerintah.  Pendapatan Pajak Perusahaan untuk Pemerintah  Dampak perubahan variabel utama seperti tarif, biaya-biaya proyek dsb.  Pendapatan Pemerintah jika menjadi pemilik modal (dan jika dalam posisi berbeda terhadap sektor swasta, misalnya sebagai penyedia modal sekunder). 18
  • 19. MODUL 2: Lingkup Pra-FS/FS (3)  Pengkajian dan Alokasi Risiko  Risiko harus diidentifikasi dan dikaji  Alokasi risiko awal harus dilakukan  Bentuk/skema kerjasama KPS  Bentuk/skema kerjasama harus ditinjau untuk melihat kelebihan dan kekurangan yang mungkin ada pada masing-masing jenis kerjasama berkaitan dengan Proyek tertentu.  Rekomendasi-rekomendasi harus dibuat bagi jenis kerjasama yang paling tepat (atau dalam beberapa hal alternatif bentuk/skema kerjasama)  Laporan termasuk Ringkasan Eksekutif dan rekomendasi termasuk tentang Struktur Proyek KPS 19
  • 20. LANGKAH 2: Manajemen Risiko Suatu risiko hendaknya dipikul oleh pihak yang paling mampu mengelolanya dengan biaya terendah. Alokasi risiko yang optimal tidak sama dengan pengalihan risiko secara maksimal kepada sektor swasta. Beberapa risiko di sisi Pemerintah  Ketersediaan dan perolehan tanah (jika lahan tidak tersedia pada saat lelang);  Repatriasi laba;  Konstruksi dan operasi infrastruktur;  Kelayakan komerisal/pasar dari infrastruktur tersebut; dan  Aturan perundang-undangan (regulasi)  Spesifik:  Fuel supply  Right of way 20
  • 21. LANGKAH 2: Dukungan Fiskal Dukungan fiskal jumlahnya sangat terbatas:  Idealnya tidak ada dukungan fiskal untuk proyek-proyek KPS  Jika dukungan fiskal diperlukan maka jumlahnya harus diminimalkan  Terdapat berbagai jenis dukungan dengan dampak yang berbeda-beda  Estimasi biaya  Mengurangi biaya-biaya transaksi  Mempercepat implementasi PSP  Prinsip pengembalian (claw back) dukungan fiskal yang telah dikeluarkan Pemerintah sebaiknya dimasukkan dalam kontrak KPS 21
  • 22. LANGKAH 2: Strategi Pemberian Dukungan Pemerintah  Mengkaji perlunya dukungan melalui hasil-hasil studi kelayakan  Tentukan maksud dan tujuan dukungan  Memastikan bahwa dukungan memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Depkeu  Mengkaji bagaimana memfokuskan dukungan dan waktunya  Mengkaji bagaimana memperkecil dukungan dan risiko-risiko  Mengkaji biaya-biaya dan risiko-risiko dari berbagai jenis dukungan  Mengkaji persetujuan strategi dukungan terbaik dari sudut pandang Pemerintah  Tentukan dukungan maksimal yang dapat dibenarkan untuk proyek  Menyepakati strategi awal yang tepat untuk dukungan Pemerintah sebelum melakukan lelang  Menegaskan dan/atau mempertajam strategi dukungan Pemerintah dalam kaitan dengan pelelangan proyek  Bernegosiasi atas dasar informasi di atas yang dapat sempurnakan selama proses KPS. 22
  • 23. LANGKAH 2: Pemilihan Bentuk KPS (Modality) Investasi Efisiensi Ketrampilan Ketrampilan Swasta Sektor swasta Manajemen Teknis Kontrak Jasa Tidak Beberapa sedikit ya Kontrak operasi dan tidak Beberapa beberapa ya pemeliharaan BT tidak Beberapa beberapa ya BOT tidak Ya ya ya BOOT ya Ya ya ya ROOT ya Ya ya ya BOO ya Ya ya ya ROO ya Ya ya ya Privatisasi ya Ya ya ya 23
  • 24. LANGKAH 2: Struktur Tipikal KPS 24
  • 25. SELANJUTNYA: PENGADAAN BADAN USAHA (1)  Dalam KPS, pengadaan dimaksudkan untuk mendapatkan Badan Usaha yang dianggap mampu sebagai mitra Pemerintah dalam pelaksanaan proyek KPS atau sebagai pemegang konsesi  Pengadaan kontraktor EPC menjadi tanggung jawab Badan Usaha pemegang konsesi 25
  • 26. SELANJUTNYA: PENGADAAN BADAN USAHA (2) Proses pengadaan dilakukan melalui 2 tahap:  Proses prakualifikasi  Proses tender dan seleksi Diperlukan studi yang mencukupi bagi semua peserta untuk mengikuti tender 26
  • 27. SELANJUTNYA: Proses Pelelangan Langkah 2 Pembentukan Panitia Evaluasi Penyiapan Dokumen Penawaran Permintaan Kualifikasi (RFQ) Tahap Pertama Pra-kualifikasi MODUL 3 Permintaan Surat Penawaran (RFP) Penjelasan Tender (anwising) Pengajuan Penawaran Tahap Kedua Evaluasi Penawaran Pengumuman Pemenang Lelang 27 Negosiasi
  • 28. PENUTUP  Kualitas proyek menjadi prioritas utama untuk mengangkat kredibilitas Pemerintah  Tujuan KPS adalah tersedianya layanan infrastruktur secara efisien dan tepat waktu  Proses transaksi tidak hanya terbatas pada proses lelang tetapi juga pencapaian financial close, operasi infrastruktur, monitoring, penghentian kerjasama dan pengalihan (jika ada)  Rencana transaksi yang jelas dan komitmen pemrakarsa akan sangat membantu penyiapan model proyek 28