Kurikulum Merdeka memperkenalkan kurikulum baru yang bertujuan memulihkan krisis pembelajaran di Indonesia dengan memberikan fleksibilitas kepada peserta didik dan guru. Kurikulum ini memfokuskan pada pembelajaran yang mendalam, sesuai tahap perkembangan peserta didik, dan melalui proyek-proyek untuk pengembangan karakter. Implementasinya bersifat sukarela bagi satuan pendidikan.
3. pa yang Dimaksud dengan Kurikulum Merdeka?
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang bertujuan
untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini
dengan berfokus pada materi esensial,
pengembangan karakter, dan kompetensi peserta
didik.
Kurikulum Merdeka sudah diuji coba di 2.500 sekolah
penggerak
4. Mengapa Kurikulum Perlu diubah?
Karakteristik Kurikulum
Merdeka sebagai kelanjutan
dari penyederhanaan
kurikulum darurat
Krisis pembelajaran yang
berkepanjangan dan
memburuk akibat pandemi
COVID-19
Upaya Pemerintah untuk
memitigasi dampak
pandemi terhadap
kesempatan belajar
A
B
C
D
E
F
5. Penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi
khusus (kurikulum darurat) efektif memitigasi ketertinggalan
pembelajaran (learning loss) pada masa pademi COVID-19
Learning loss
5 bulan
Learning loss 1
bulan
522
482
517
Proyeksi jika tidak ada
learning loss
Survei pada 18.370 siswakelas 1-3 SD di 612 sekolah di
20 kab/kota dari 8 provinsi menunjukkan perbedaan
hasil belajar yang signifikan antara Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Darurat
Bila kenaikan hasil belajar itu direfleksikan ke proyeksi
learning loss numerasi dan literasi, penggunaan
kurikulum darurat dapat mengurangi dampak
pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi)
Pada sekolah yang menggunakan
Kurikulum 2013
Pada sekolah yang menggunakan
Kurikulum Darurat
Sekitar 31,5%
sekolah
menggunakan
kurikulum
darurat semasa
pandemi
COVID-19
Hasil belajar siswa 12 bulan pembelajaran di masa pandemi COVID-19
6. Keunggulan Kurikulum Merdeka
1. Lebih Sederhana dan
Mendalam
Fokus pada materi yang esensial dan
pengembangan kompetensi peserta didik
pada fasenya. Belajar menjadi lebih
mendalam, bermakna, tidak terburu-buru
dan menyenangkan.
7. Keunggulan Kurikulum Merdeka
2. Lebih Merdeka
Peserta didik: Tidak ada program peminatan
di SMA, peserta didik memilih mata
pelajaran sesuai minat, bakat, dan
aspirasinya.
Guru: Guru mengajar sesuai tahap
capaian dan perkembangan
peserta didik.
Satuan pendidikan: memiliki wewenang
untuk mengembangkan dan mengelola
kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan dan peserta
didik.
8. Keunggulan Kurikulum Merdeka
3. Lebih Relevan dan
Interaktif
Pembelajaran melalui kegiatan projek
memberikan kesempatan lebih luas
kepada peserta didik untuk secara aktif
mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya
isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya
untuk mendukung pengembangan
karakter dan kompetensi Profil Pelajar
Pancasila.
9. Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan
pembelajaran intrakurikuler untuk setiap
mata pelajaran mengacu pada capaian
pembelajaran.
2. Projek penguatan profil pelajar
Pancasila. Kegiatan khusus yang
ditujukan untuk memperkuat upaya
pencapaian profil pelajar Pancasila yang
mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan.
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan,
projek dapat dilaksanakan dengan
menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari
semua mata pelajaran dan jumlah total
waktu pelaksanaan masing-masing projek
tidak harus sama.
Alokasi waktu untuk setiap projek
penguatan profil pelajar Pancasila tidak
harus sama. Satu projek dapat dilakukan
dengan durasi waktu yang lebih panjang
daripada projek yang lain.
10. Struktur Kurikulum SMP
Struktur kurikulum SMP/MTs terdiri atas 1 (satu) fase yaitu Fase D. Fase D
yaitu untuk Kelas VII, Kelas VIII, dan KelasIX.
Struktur kurikulum SMP/MTs terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% (dua
puluh lima persen) total JP per-tahun.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara
fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara
muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila
sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian
pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan,
projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek
dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-
masing projek tidak harus sama.
13. Kesimpulan
Krisispembelajaran merupakan
masalahyangberkepanjangan di
Indonesia, terjadi bahkan sejak
sebelum pandemi COVID-19, dan
diperparah dengan situasi
pembelajaran di masa pandemi.
Krisis ini ditunjukkan dengan
capaian hasil belajar yang relatif
rendah dibandingkan banyak
negara lain, serta kesenjangan
kualitas belajar yangnyata.
Kurikulum saja tidak cukup untuk
menjadi jalan keluar masalah
ketertinggalan pembelajaran
(learningloss). Namun karena
kurikulum mempengaruhi cara
pendidik bekerja, maka
penyesuaian kurikulum perlu
dilakukan bersama upaya-upaya
lainnya.
Kurikulum Merdeka melanjutkan
upayapenyederhanaan
kurikulum yangdiawali dengan
Kurikulum Darurat, juga upaya
penguatan karakter dan
kompetensi yangsudah dimulai
sejak kurikulum sebelumnya.
Secara garis besar,kebaruan dari
Kurikulum Merdeka adalahadanya:
(1)pembelajaran yang lebih
mendalam,tidak terburu-buru,
sehingga setiap peserta didik
dapat mencapai kompetensi
minimum; (2)pembelajaran sesuai
tahap capaian peserta didik; dan
(3)pembelajaran melalui projek
untuk penguatan karakter dalam
profil pelajar Pancasila
Sebagai upaya pemulihan pembelajaran,
implementasi Kurikulum Merdeka tidak
diwajibkan.
Satuan pendidikan dapat memilih salah satu
dari 3 kurikulum: Kurikulum 2013, kurikulum
darurat, atau Kurikulum Merdeka.
Untuk Kurikulum Merdeka, satuan
pendidikan dapat mengimplementasikannya
sesuai kesiapan masing-masing.
Pemerintah menyediakan dukungan
kebijakan dan teknis, termasuk berbagai
sumber untuk guru dalam PlatformMerdeka
Mengajar.
Pemerintah Daerah diharapkan mendukung
dan memfasilitasi satuan pendidikan untuk
menentukan pilihan kurikulum, mempelajari
Kurikulum Merdeka, serta dalamproses
mengimplementasikannya sesuai filosofi dari
Kurikulum Merdeka ini.