Desertasi ini membahas pengelolaan keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Kabupaten Boyolali sebelum dan sesudah menerapkan status Badan Layanan Umum Daerah. Penelitian menemukan bahwa dengan status BLU, RSUD mampu meningkatkan kinerja keuangannya melalui peningkatan pendapatan dan pengelolaan belanja yang lebih efektif.
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Skripsi
1. Desertasi
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(Studi Kasus Pada RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali)
Oleh: Prof. Dr. dr. Nurul Fauziati Kartika, Ph.D
2. A. Latar Belakang
• Institusi birokrasi yang buruk dalam bidang
pelayanan dan infrastrukstur
• Penggunaan anggaran yang tidak mampu diserap
secara efektif
• Regulasi dan sistem yang berbelit-belit
• Pemerintah banyak menggelontorkan dana untuk
menghidupi lembaga namun uang tersebut tidak
berfungsi secara efektif karena terdapat
penyalahgunaan anggaran
• Para profesional birokrasi terjebak dalam sistem
akibatnya beberapa kebijakan mengambang tak
tereksekusi karena tersandung oleh dampak
regulasi atas kinerjanya sendiri
3. B. Solusi (dalam) Teori
Revitalisasi dan perombakan besar
pada lembaga-lembaga pemerintah.
>> Seperti yang dikatakan David
Osborne dan Peter Plastrik dalam
bukunya “Memangkas Birokrasi”,
bahwasanya merombak lembaga-
lembaga pemerintah adalah
pekerjaan besar. Agar berhasil, anda
harus mendapatkan dongkrak yang
mampu memindahkan gunung.
4. Namun sebelum melakukan perombakan
yang membuat publik terguncang,
pemerintah sebaiknya melakukan
peninjauan kembali terhadap apa yang
disebut dengan “pembaruan”
Pembaruan berkaitan dengan
restrukturisasi organisasi dan sistem
pemerintah dengan mengubah tujuan,
insentif, akuntabilitas, distribusi
kekuasaan, dan budaya mereka.
5. inti dalam pembaruan ini adalah penggantian
sistem yang birokratis menjadi sistem yang
bersifat wirausaha.
Menciptakan organisasi dan sistem
pemerintah yang terus menerus berinovasi,
yang secara kontinyu memperbaiki kualitas
mereka tanpa mendapat tekanan dari pihak
luar.
Menciptakan sektor pemerintah yang
mempunyai dorongan dalam diri untuk
melakukan perbaikan yang oleh sebagian
orang disebut “sistem pembaruan diri
6. Jean Baptiste Say, seorang ekonom
Perancis (1800) mendefinisikan
wirausaha sebagai pemindahan sumber-
sumber ekonomi dan produktivitas
terendah menjadi produktivitas tertinggi
dan berlimpah ruah.
Menurutnya wirausaha adalah seorang
yang orang yang dapat melakukan
perubahan dalam memaksimalkan
produktivitas dan efektivitas.
7. Berkaitan dengan uraian di atas penulis
tidak sedang menghubungkan efisiensi
birokrasi dengan privatisasi.
Privatisasi sendiri merupakan pemindahan
sebagian atau seluruh kepemilikan
pemerintah kepada swasta.
Sementara pokok pembahasan kali ini
bukanlah tentang swastanisasi namun
pengelolaan mandiri yang disebut sebagai
Badan Layanan Umum (BLU).
8. RSUD Sebagai Badan Layanan
Umum
Rumah sakit yang selama ini kita kenal
terbiasa dengan sistem gift artinya seluruh
asset mengandalkan kucuran dana dari
pemerintah.
Dimana ketika anggaran tersebut habis
maka saat itu pula terjadi pemotongan
fasilitas pelayanan oleh pihak rumah sakit
yang pada ujungnya menuai kritik dari
masyarakat bahwa pelayanan publik ini
buruk dan tidak profesional.
9. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah
mengeluarkan kebijakan melalui pasal 5
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum.
Setelah berbentuk BLUD, lembaga ini diberi
kebebasan untuk mengelola sistemnya sendiri
terutama masalah keuangan.
Walaupun RSUD pada kemudiannya diberi
kewenangan sendiri untuk mengurus rumah
tangga keuangan, pemerintah masih
memegang peran sebagai regulator dan
10. Hal yang sama berlaku pada Rumah Sakit
Umum Daerah Pandan Arang Kabupaten
Boyolali yang sudah menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD) dengan status Badan
Layanan Umum daerah (BLUD) secara penuh.
Berdasarkan status Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) secara penuh maka lembaga
rumah sakit tersebut diberikan keleluasaan
dalam mengelola keuangan beserta
pelaksanaannya.
11. METODE PENELITIAN
Tipe penelitian yang dilakukan adalah
studi deskriptif dimana hasil penelitian
yang dilakukan bersifat non hipotesis yang
berarti dalam langkah penelitiannya tidak
perlu merumuskan hipotesis karena tidak
bersifat menguji melainkan memaparkan
(deskriptif) temuan dari penelitian dan
mencari jawaban (eksplorasi) terhadap
permasalahan yang ingin diketahui
(Suharsimi, 2002 dalam Joko Handoyo,
2011).
12. Data dan Sumber Data
Peneliti menggunakan data sekunder
yang diperoleh dari laporan keuangan
yang diterbitkan oleh RSUD Pandan
Arang Kabupaten Boyolali dari tahun
2006 hingga 2011. Laporan keuangan
tersebut mencakup evaluasi neraca
perbandingan, laporan realisasi
anggaran pendapatan dan belanja
daerah, laporan arus kas, dan laporan
operasional.
13. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
Wawancara
Metode ini dilakukan untuk memperoleh informasi dari
pegawai bagian keuangan RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali yang secara langsung mengetahui
permasalah tentang objek penelitian ini.
Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara
pengumpulan data dari laporan keuangan RSUD
Pandan Arang Kabupaten Boyolali, peraturan
pemerintah tentang pengelolaan BLU, dan literatur-
literatur yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
14. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan
kinerja laporan keuangan sebelum dan sesudah diberlakukannya BLU
adalah sebagai berikut:
Mendapatkan informasi tentang laporan keuangan RSUD Pandan
Arang Kabupaten Boyolali sebelum dan sesudah BLU
Menganalisis peraturan pemerintah tentang BLU dan aktualisasinya
di RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali.
Mengevaluasi pelaksanaan BLU yang digambarkan dalam laporan
keuangan dan potensi pengembangan RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali.
Menganalisis kinerja keuangan dalam mengukur keberhasilan dan
keefektifan keuangan sebelum dan sesudah BLU dengan
membandingkan neraca, realisasi, arus kas, dan operasional.
15. Efektifitas kinerja keuangan ini dihitung dalam bentuk
persentase, dengan rumus sebagai berikut:
Realisasi Keuangan Kegiatan
Efektifitas Kinerja Keuangan = x100 %
Target Keuangan Kegiatan
Departemen Dalam Negeri dengan keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 690.900-327 tahun 1996 tentang
Pedoman Penilaian dan Kinerja Keuangan,
mengkategorikan kemampuan efektivitas keuangan
sebagai berikut:
SE : Sangat Efektif bila nilai yang diperoleh di atas
100%
E : Efektif bila nilai yang diperoleh 90%-100%
CE : Cukup Efektif bila nilai yang diperoleh 80%-90%
KE : Kurang Efektif bila nilai yang deroleh 60%-80%
TE : Tidak Efektif bila nilai yang diperoleh kurang
dari 60%
16. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penyusunan dan analisis laporan keuangan Rumah Sakit Umum Daerah
Boyolali, terdiri dari:
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran merupakan laporan yang menunjukkan
perbandingan antara pendapatan dan belanja dengan realisasinya
dalam suatu periode.
Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan
institusi, yaitu aset, hutang, dan ekuitas keuangan dalam kurun waktu
tertentu.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan aktivitas
institusi publik dalam mengelola penerimaan dan pengeluaran
keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan
Menggambarkan informasi tentang penjelasan kebijakan fiskal,
ekonomi, makro, pencapaian target APBD yang dianggap perlu atas
laporan keuangan sehingga pengguna laporan dapat memahami data
yang disajikan.
17. Sesuai dengan aturan Permendagri No. 61
Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah, RSUD Pandan Arang
Boyolali menetapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK-BLUD) yang berlaku pada 2009.
Dengan ini pencatatan keuangan RSUD
Pandan Arang Kabupaten Boyolali
menerapkan dua mekanisme, yaitu
pencatatan keuangan berdasarkan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK).
18. Teknik analisis yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Analisis perbandingan antara laporan keuangan
lebih dari satu periode untuk mengetahui
perubahan kenaikan atau penurunan masing-
masing komponen.
Analisis persentase untuk membandingkan
persentase kenaikan atau penurunan masing-
masing komponen dalam neraca.
Analisis trend merupakan analisis yang dinyatakan
dengan persentasi tertentu dan penghitungannya
berdasarkan periode dasar dan periode berjalan.
Analisis sumber dan penggunaan dana.
19. Penyusunan laporan keuangan RSUD
Pandan Arang Kabupaten Boyolali adalah
hasil proses pencatatan akuntansi yang
terdiri atas komponen Neraca, Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), dan catatan
atas laporan keuangan.
Sementara itu penyusunan laporan
keuangan RSUD untuk Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) terdiri dari Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Laporan
Opersional.
20. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan penelitian sebagai berikut:
RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali menggunakan 2 sistem pencatatan
akuntansi, diantaranya SAP dan SAK.
Posisi neraca aktiva dengan menerapkan sistem SAP pada RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali untuk masa sebelum berstatus Badan Layanan Umum yaitu
tahun anggaran 2006 sampai 2009 maupun untuk masa sesudah berstatus Badan
Layanan Umum yaitu tahun anggaran 2009-2011 mengalami fluktuasi yang cukup
terlihat.
Diantaranya aktiva tahun 2007 mengalami peningkatan 23,28% dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Namun turun cukup signifikan pada 2008 dengan 1,5%.
Kemudian tahun 2009 melompat ke posisi 13,01%. Tahun 2010 menguat naik
49,7% dan tahun 2011 naik sangat tipis sebesar 0,8%.
Sementara itu neraca pada posisi aktiva dengan menerapkan sistem SAK, yaitu
tahun anggaran 2009-2011 untuk masa setelah menerapkan BLU mengalami
kenaikan dan penurunan yang tajam. Tahun 2009 meningkat 17,28% dari tahun
lalu, sementara tahun 2010 melompat tajam dengan 54,51%. Tahun 2011 anjlok
sebesar 35,39%.
21. Dilihat dari posisi laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja
daerah RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa
selama tahun berjalan 2006-2011 target pendapatan selalu terpenuhi
pada realisasi pendapatan. Sementara terhadap target belanja RSUD
Pandan Arang Kabupaten Boyolali selalu mampu untuk membiayai
belanjanya.
Pada laporan operasional RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
menunjukkan posisi laba tertinggi pada 2010 dengan capaian 411,36%.
Tahun 2009 mencatat kenaikan 58,34%, dan tahun 2011 mencatat
capaian terkecil dengan 17,04%.
Untuk tingkat pendapatan dan biaya BLUD RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa target pendapatan tahun 2009
dan 2010 terpenuhi pada realisasinya meskipun berselisih sangat tipis.
Sementara itu tahun 2011 target pendapatan tidak dapat mengejar
realisasinya. Dilain sisi, terhadap target belanja RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali selama periode 2009 hingga 2011 selalu mampu
untuk membiayai belanjanya.
Secara keseluruhan, laporan keuangan RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali disajikan secara informatif dan lengkap meskipun
belum terlalu akurat, hal inilah yang mempermudah penulis untuk
menilai kinerja keuangan instansi sehingga hasil analisis yang didapat
mampu menggambarkan dengan jelas situasi dari instansi tersebut.
22. Saran
Secara umum RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
memiliki rasio peningkatan dan penurunan yang kurang
stabil adakalanya naik tajam namun tahun berikutnya
turun secara signifikan. Sehingga tidak ada salahnya
jika melakukan perbandingan dan evaluasi trend
perkembangan efektifitas dan efisiensi kinerja instansi.
RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali mencatat
kinerja keuangan terbaik pada 2010 karena memiliki
capaian tertinggi terhadap tahun-tahun pembandingnya
sehingga diharapkan hal tersebut dapat dipertahankan
dan ditingkatkan.
Diharapkan RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
lebih meningkatkan kinerja keuangannya secara
keseluruhan agar tahun-tahun mendatang tidak terjadi
penurunan capaian dan terus menerus menghasilkan
peningkatan yang optimal.