SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 59
Ns. Nurul H. Listyaningrum, S.Kep
Mahasiswa mampu
memahami Patofisiologi
Diabetes Mellitus
Mahasiswa mampu
memahami prinsip
farmakoterapi pada
Diabetes Mellitus
Mahasiswa mampu
menerapkan farmakoterapi
pada Diabetes Mellitus
1. Definisi Diabetes Mellitus
2. Macam Diabetes Mellitus
3. Patofisiologi Diabetes Mellitus
4. Obat-Obat untuk Diabetes Mellitus
5. Farmakoterapi pada Diabetes Mellitus
Apakah
Diabetes itu
??
A series of complex and chronic
metabolic disorders, characterized
by symptomatic glucose
intolerance. All diabetics
eventually show abnormalities of
insulin secretion and complication
of the disease, such as vascular
and neurologic abnormalities
 Pada tahun 2000 diperkirakan sekitar 150
juta orang di dunia mengidap diabetes
mellitus. Jumlah ini diperkirakan akan
meningkat menjadi dua kali lipat
 Populasi penderita diabetes di Indonesia
diperkirakan berkisar antara 1,5 sampai 2,5%
kecuali di Manado 6%. Dengan jumlah
penduduk sekitar 200 juta jiwa
berarti lebih kurang 3-5 juta penduduk
Indonesia menderita diabetes.
 Tercatat pada tahun 1995, jumlah penderita
diabetes di Indonesia mencapai 5juta jiwa.
Pada tahun 2005 diperkirakan akan mencapai
12 juta penderita
(Promosi Kesehatan Online, Juli 2005).
 Pada tahun 2000 jumlah penderita diabetes
melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta
orang. Jumlah itu terus meningkat, dan pada
2030 diperkirakan mencapai 21,3 juta orang,
( pakar Kesehatan di Jogja)
Macam Diabetes Mellitus :
1. Diabetes Mellitus Tipe 1
2. Diabetes Mellitus Tipe 2
3. Diabetes Mellitus Gestasional
4. Diabetes Mellitus Tipe lain
5. Gangguan Toleransi Glukosa
1. Diabetes Mellitus Tipe 1:
Destruksi sel β umumnya menjurus ke arah
defisiensi insulin absolut
A. Melalui proses imunologik (Otoimunologik)
B. Idiopatik
2.
Diabetes Mellitus Tipe 2
Bervariasi, mulai yang predominan resistensi
insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai
yang predominan gangguan sekresi insulin
bersama resistensi insulin
3. Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes mellitus yang muncul pada masa
kehamilan, umumnya bersifat
sementara, tetapi merupakan faktor risiko untuk
DM Tipe 2
4.
Diabetes Mellitus Tipe Lain
-Defek genetik fungsi sel β
-Penyakit pankreas
-Autoimun
5. Gangguan Toleransi Glukosa
A. IFG (Impaired Fasting Glucose) = GPT
(Glukosa Puasa Terganggu)
B. IGT (Impaired Glucose Tolerance) = TGT
(Toleransi Glukosa terganggu)
FUNGSI INSULIN :
Berikatan dengan reseptor pada sel /
jaringan untuk membuka jalan bagi
masuknya glukosa darah ke dalam sel untuk
dirubah menjadi tenaga.
INSULIN === PERANTARA
pulau Langerhans kelenjar pankreas
 terdapat beberapa tipe sel, yaitu sel β, sel α
dan sel δ. Sel-sel β memproduksi insulin, sel-
sel α memproduksi glukagon, sedangkan sel-
sel δ memproduksi hormon somatostatin
DIABETES MELLITUS TIPE 1 :
- Jarang / populasinya sedikit (5-10 % dari
penderita diabetes mellitus)
- Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1
umumnya terjadi karena kerusakan sel-sel β
pulau Langerhans yang disebabkan oleh
reaksi otoimun, virus, dsb
- Destruksi otoimun dari sel-sel β pulau
Langerhans kelenjar langsung mengakibatkan
defisiensi sekresi insulin.
DIABETES MELLITUS TIPE 2
- sangat umum terjadi
- populasinya 90 – 95 % penderita Diabetes
Mellitus
- Etiologinya belum terungkap dengan jelas,
kebanyakan karena pola hidup, faktor genetik
dan pengaruh lingkungan.
- sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu
merespon insulin secara normal. Keadaan ini
lazim disebut sebagai “Resistensi Insulin”.
Mula muncul Umumnya masa
kanakkanak
dan remaja,
walaupun ada juga pada
masa dewasa < 40 tahun
Pada usia tua,
umumnya
> 40 tahun
Keadaan klinis
saat
diagnosis
Berat Ringan
Kadar insulin
darah
Rendah, tak ada Cukup tinggi, normal
Berat badan Biasanya kurus Gemuk atau normal
Pengelolaan
yang
disarankan
Terapi insulin, diet,
olahraga
Diet, olahraga,
hipoglikemik oral
Check it out Check it out
DIABETES PADA KEHAMILAN (DM GESTASIONAL)
- Diabetes / intoleransi glukosa yang terjadi
pada masa kehamilan
- Umumnya timbul pada atau setelah trimester
ke 2
- Sekitar 4-5 % wanita hamil menderita DM
- Berlansung sementara dan dapat pulih
setelah kehamilan
 Malformasi kongenital
 Berat badan bayi berlebih
 Resiko mortalitas perinatal
Pra-diabetes adalah kondisi dimana
kadar gula darah seseorang berada
diantara kadar normal dan diabetes,
lebih tinggi dari pada normal tetapi
tidak cukup tinggi untuk
dikatagorikan ke dalam diabetes
tipe 2.
 di Amerika diperkirakan ada sekitar 41 juta
orang yang tergolong pra-diabetes, disamping
18,2 orang penderita diabetes (perkiraan
untuk tahun 2000).
 Di Indonesia, angkanya belum pernah
dilaporkan, tetapi diperkirakan cukup banyak
terjadi
 Impaired Fasting Glucose (IFG) :
Bila kadar Glukosa :
PUASA : 100-125 mg/dl (normal: <100
mg/dl)
 Impaired Glucose Tolerance (IGT) atau
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT),
Bila kadar glukosa :
2 jam setelah mengkonsumsi 75 gram glukosa
per oral berada diantara 140-199 mg/dl.
Glukosa Plasma
Puasa
Glukosa Plasma
2 jam setelah makan
Normal <100 mg/dL <140 mg/dL
Pra Diabetes
IFG
IGT
100 – 125 mg/dL
––
––
140 – 199 mg/dL
diabetes > 126 mg/dL > 200 mg/dL
Riwayat
Diabetes dalam keluarga
Diabetes Gestasional
Melahirkan bayi dengan berat
badan >4 kg
Kista ovarium (Polycystic ovary
syndrome)
IFG (Impaired fasting Glucose)
atau IGT (Impaired
glucose tolerance)
Obesitas >120% berat badan ideal
Umur 20-59 tahun : 8,7%
> 65 tahun : 18%
Etnik/Ras
Hipertensi >140/90mmHg
Hiperlipidemia Kadar HDL rendah <35mg/dl
Kadar lipid darah tinggi
>250mg/dl
Faktor-faktor Lain Kurang olah raga
Pola makan rendah serat
DM tipe 1 :
- Poliuri
- Polidipsi
- Polifagi
- Cepat lelah (fatigue)
- BB menurun drastis
- Gatal-gatal pada kulit
DM tipe 2
- Hampir tidak dirasakan gejalanya
- Penanganan biasanya baru dimulai ketika
komplikasi sudah terjadi
- Mudah terkena infeksi
- Sukar sembuh dari luka
- Daya penglihatan memburuk
- umumnya menderita hipertensi,
hiperlipidemia, obesitas, dan juga
- komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.
- Ciri Fisik
- Pemeriksaan Laboratorium
- Apabila tidak khas, perlu pengulangan tes
laboratorium
1. Hipoglikemia
2. Hiperglikemia
3. Makrovaskuler
4. Mikrovaskuler (retinopati, nefropati,
neuropati)
Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala
klinis penderita merasa pusing, lemas,
gemetar, pandangan berkunang-kunang,
pitam (pandangan menjadi gelap), keluar
keringat dingin, detak jantung meningkat,
sampai hilang kesadaran.
Apabila tidak segera ditolong dapat terjadi
kerusakan otak dan
akhirnya kematian.
Kadar GD < 50 mg/dl
Penyebab Hipoglikemia :
 Lupa / sengaja tidak makan
 Olah raga terlalu berat
 Obat DM lebih dosis
 Konsumsi Alkohol
 Stres
 Mengkonsumsi obat-obatan lain yang dapat
meningkatkan risiko hipoglikemia
 Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan
akhir untuk menurunkan morbiditas dan
mortalitas DM, yang secara spesifik ditujukan
untuk mencapai 2 target utama, yaitu:
1. Menjaga agar kadar glukosa plasma berada
dalam kisaran normal
2. Mencegah atau meminimalkan
kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes.
Pendekatan Terapi :
1. Tanpa Obat
2. Dengan Obat
Pelajari Obat-Obat yang digunakan dalam
Diabetes Mellitus
Farmakoterapi Non Obat
1. Pengaturan Pola Makan
2. Pengaturan Pola hidup
3. Olahraga teratur
4. Pemantauan kadar glukosa teratur
Penderita DM sangat membutuhkan :
penyuluhan atau konseling pada
penderita diabetes oleh para praktisi
kesehatan, baik dokter, apoteker, ahli gizi
maupun tenaga medis lainnya.
Makanan seimbang : Karbohidrat,
Protein, dan lemak
 Karbohidrat : 60-70%
 Protein : 10-15%
 Lemak : 20-25%
1. TERAPI INSULIN
2. ANTIDIABETIK ORAL
Indikasi :
Pada pasien yang mengalami kerusakan sel β
pankreas (DM tipe 1)
Pada pasien DM tipe 2 yang kadar glukosanya tidak
bisa dipertahankan dg Obat Antidiabetik Oral
Stress, pembedahan
Wanita hamil, kerusakan ginjal berat
Ketoasidosis diabetik
Kontraindikasi/alergi terhadap Antidiabetik oral
Penyuntikan i.m
1. Insulin masa kerja singkat (Short-
acting/Insulin), disebut juga insulin reguler.
2. Insulin masa kerja sedang (Intermediate-
acting)
3. Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja
cepat
4. Insulin masa kerja panjang (Long-acting
insulin)
Jenis Sediaan
Insulin
Mula kerja
(jam)
Puncak
(jam)
Masa kerja
(jam)
Masa kerja
Singkat(Shortac
ting/
Insulin),
disebut juga
insulin
reguler
0,5 1-4 6-8
Masa kerja
sedang
1-2 6-12 18-24
Masa kerja
sedang mula
kerja cepat
0-5 4-15 18-24
Masa kerja
panjang
4-5 14-20 24-36
 *Untuk tujuan terapi, dosis insulin dinyatakan
dalam unit internasional (UI). Satu UI
merupakan jumlah yang diperlukan untuk
menurunkan kadar gula darah kelinci
sebanyak 45 mg%. Sediaan homogen human
insulin mengandung 25-30 U/mg.
Pada suhu 2-8°C
 Insulin vial Eli Lily yang sudah dipakai dapat
disimpan selama 6 bulan atau sampai 200
suntikan bila dimasukkan dalam lemari es.
 Vial Novo Nordisk insulin
yang sudah dibuka, dapat disimpan selama 90
hari bila dimasukkan lemari es.
 Insulin dapat disimpan pada suhu kamar
dengan penyejuk 15-20°C bila seluruh isi vial
akan digunakan dalam satu bulan.
 Penelitian menunjukkan bahwa insulin yang
disimpan pada suhu kamar lebih dari 30° C
akan lebih cepat kehilangan potensinya.
Penderita dianjurkan untuk memberi tanggal
pada vial ketika pertama kali memakai dan
sesudah satu bulan bila masih tersisa
sebaiknya tidak digunakan lagi.
 Penfill dan pen yang disposable berbeda
masa simpannya. Penfill regular dapat
disimpan pada temperatur kamar selama 30
hari sesudah tutupnya ditusuk. Penfill 30/70
dan NPH dapat disimpan pada temperatur
kamar selama 7 hari sesudah tutupnya
ditusuk.
 Untuk mengurangi terjadinya iritasi lokal
pada daerah penyuntikan yang sering terjadi
bila insulin dingin disuntikkan, dianjurkan
untuk mengguling-gulingkan alat suntik di
antara telapak tangan atau menempatkan
botol insulin pada suhu kamar, sebelum
disuntikkan.
PENGGOLONGAN ANTIDIABETIK ORAL / OBAT
HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO)
1. Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin,
meliputi obat hipoglikemik oral golongan
sulfonilurea dan glinida (meglitinida dan
turunan fenilalanin).
2. Sensitiser insulin (obat-obat yang dapat
meningkatkan sensitifitas sel terhadap insulin),
meliputi obat-obat hipoglikemik golongan
biguanida dan tiazolidindion, yang dapat
membantu tubuh untuk memanfaatkan
insulin secara lebih efektif
3. Inhibitor katabolisme karbohidrat, antara
lain inhibitor α-glukosidase yang bekerja
menghambat absorpsi glukosa dan umum
digunakan untuk mengendalikan
hiperglikemia post-prandial (post-meal
hyperglycemia). Disebut juga “starch-
blocker”.
DAFTAR OBAT-OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO)
GOLONGAN CONTOH
SENYAWA
MEKANISME
KERJA
SULFONILUREA Gliburida/Glibenk
lamida
Glipizida
Glikazida
Glimepirida
GLIKUIDON
Merangsang
sekresi insulin di
kelenjar
pankreas,
sehingga hanya
efektif pada
penderita
diabetes yang
sel-sel β
pankreasnya
masih
berfungsi dengan
baik
GOLONGAN CONTOH SENYAWA MEKANISMME KERJA
Meglitinida Repaglinide Merangsang sekresi
insulin di
kelenjar pankreas
Turunan
fenilalanin
Nateglinide Meningkatkan
kecepatan sintesis
insulin oleh pankreas
GOLONGAN CONTOH SENYAWA MEKANISME KERJA
Biguanid Metformin Bekerja langsung pada
hati (hepar),
menurunkan produksi
glukosa hati.
Tidak merangsang
sekresi insulin
oleh kelenjar pankreas.
Tiazolidindion Rosiglitazone
Troglitazone
Pioglitazone
Meningkatkan kepekaan
tubuh
terhadap insulin.
Berikatan dengan
PPARγ (peroxisome
proliferator
activated receptor-
gamma) di otot,
jaringan lemak, dan
hati untuk
menurunkan resistensi
insulin
GOLONGAN CONTOH SENYAWA MEKANISME KERJA
Inhibitor α-
glukosidase
Acarbose
Miglitol
Menghambat kerja
enzim-enzim
pencenaan yang
mencerna
karbohidrat, sehingga
memperlambat
absorpsi glukosa ke
dalam darah
GOLONGAN SULFONILUREA
- Drug of choice utk penderita yang baru
terdeteksi DM dg BB normal atau kurang dan
tidak mengalami ketoasidosis
- Hati-hati pada pasien dg gangguan fungsi
hati, ginjal dan tiroid
- Hanya efektif untuk penderita dg sel ß
pankreas yang masih berproduksi
PR : cari profil farmakokinetikanya, ES,
Interaksi, dan dosis pemakaian
Golongan Meglitinida dan Turunan Fenilalanin
- Cara kerja mirip dg gol sulfonilurea
- meningkatkan sintesis dan sekresi insulin
oleh kelenjar pankreas
- Umumnya digunakan dg kombinasi bersama
OHO lain
 Golongan Biguanid
contoh : Metformin
- bekerja langsung pada hepar, menurunkan
produksi glukosa hepar
- tidak merangsang sekresi insulin
 Golongan Tiazolidindion (TZD)
cara kerja : meningkatkan kepekaan tubuh
terhadap insulin
menurunkan kecepatan glikoneogenesis
TERAPI KOMBINASI
- Pada kondisi tertentu diperlukan kombinasi
- Antar OHO, atau OHO dg insulin
- Contoh : kombinasi sulfonilurea dan biguanid
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGGUNAAN OBAT
HIPOGLIKEMIK ORAL
1. Dosis selalu harus dimulai dengan dosis rendah yang kemudian dinaikkan
secara bertahap.
2. Harus diketahui betul bagaimana cara kerja, lama kerja dan efek samping
obat-obat tersebut.
3. Bila diberikan bersama obat lain, pikirkan kemungkinan adanya interaksi
obat.
4. Pada kegagalan sekunder terhadap obat hipoglikemik oral, usahakanlah
menggunakan obat oral golongan lain, bila gagal lagi, baru pertimbangkan
untuk beralih pada insulin.
5. Hipoglikemia harus dihindari terutama pada penderita lanjut usia, oleh
sebab itu sebaiknya obat hipoglikemik oral yang bekerja jangka panjang
tidak diberikan pada penderita lanjut usia.
6. Usahakan agar harga obat terjangkau oleh penderita.

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie farmakoterapi penyakit DM.pptx

DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxDOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxSriRiaranti
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militusanggo888
 
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnnAllyaNurKhalifah1
 
Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologi
Diabetes millitus   tugas kelompok mata kuliah farmakologiDiabetes millitus   tugas kelompok mata kuliah farmakologi
Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologiAnna Lisstya
 
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUSFARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUSDesy Rahayu
 
Hypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptxHypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptxYudaDanang
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitusSofiaNofianti
 
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_jAsuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_jmialing2
 
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxPPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxIrnaMegawaty3
 
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
Pharmaclass 4   dm-dikonversiPharmaclass 4   dm-dikonversi
Pharmaclass 4 dm-dikonversiSarjonoNew
 

Ähnlich wie farmakoterapi penyakit DM.pptx (20)

DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxDOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militus
 
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
 
Satpel diabetes melitus
Satpel diabetes melitusSatpel diabetes melitus
Satpel diabetes melitus
 
DIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUSDIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUS
 
DIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUSDIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUS
 
Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologi
Diabetes millitus   tugas kelompok mata kuliah farmakologiDiabetes millitus   tugas kelompok mata kuliah farmakologi
Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologi
 
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUSFARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
 
Hypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptxHypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptx
 
Diabetes Militus
Diabetes MilitusDiabetes Militus
Diabetes Militus
 
REFERAT DM
REFERAT DMREFERAT DM
REFERAT DM
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
 
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_jAsuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
 
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxPPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna
 
Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitus
 
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
Pharmaclass 4   dm-dikonversiPharmaclass 4   dm-dikonversi
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 

Kürzlich hochgeladen

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 

farmakoterapi penyakit DM.pptx

  • 1. Ns. Nurul H. Listyaningrum, S.Kep
  • 2. Mahasiswa mampu memahami Patofisiologi Diabetes Mellitus Mahasiswa mampu memahami prinsip farmakoterapi pada Diabetes Mellitus Mahasiswa mampu menerapkan farmakoterapi pada Diabetes Mellitus
  • 3. 1. Definisi Diabetes Mellitus 2. Macam Diabetes Mellitus 3. Patofisiologi Diabetes Mellitus 4. Obat-Obat untuk Diabetes Mellitus 5. Farmakoterapi pada Diabetes Mellitus
  • 5. A series of complex and chronic metabolic disorders, characterized by symptomatic glucose intolerance. All diabetics eventually show abnormalities of insulin secretion and complication of the disease, such as vascular and neurologic abnormalities
  • 6.  Pada tahun 2000 diperkirakan sekitar 150 juta orang di dunia mengidap diabetes mellitus. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi dua kali lipat  Populasi penderita diabetes di Indonesia diperkirakan berkisar antara 1,5 sampai 2,5% kecuali di Manado 6%. Dengan jumlah penduduk sekitar 200 juta jiwa
  • 7. berarti lebih kurang 3-5 juta penduduk Indonesia menderita diabetes.  Tercatat pada tahun 1995, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 5juta jiwa. Pada tahun 2005 diperkirakan akan mencapai 12 juta penderita (Promosi Kesehatan Online, Juli 2005).
  • 8.  Pada tahun 2000 jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta orang. Jumlah itu terus meningkat, dan pada 2030 diperkirakan mencapai 21,3 juta orang, ( pakar Kesehatan di Jogja)
  • 9. Macam Diabetes Mellitus : 1. Diabetes Mellitus Tipe 1 2. Diabetes Mellitus Tipe 2 3. Diabetes Mellitus Gestasional 4. Diabetes Mellitus Tipe lain 5. Gangguan Toleransi Glukosa
  • 10. 1. Diabetes Mellitus Tipe 1: Destruksi sel β umumnya menjurus ke arah defisiensi insulin absolut A. Melalui proses imunologik (Otoimunologik) B. Idiopatik 2. Diabetes Mellitus Tipe 2 Bervariasi, mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin 3. Diabetes Mellitus Gestasional Diabetes mellitus yang muncul pada masa kehamilan, umumnya bersifat sementara, tetapi merupakan faktor risiko untuk DM Tipe 2
  • 11. 4. Diabetes Mellitus Tipe Lain -Defek genetik fungsi sel β -Penyakit pankreas -Autoimun 5. Gangguan Toleransi Glukosa A. IFG (Impaired Fasting Glucose) = GPT (Glukosa Puasa Terganggu) B. IGT (Impaired Glucose Tolerance) = TGT (Toleransi Glukosa terganggu)
  • 12. FUNGSI INSULIN : Berikatan dengan reseptor pada sel / jaringan untuk membuka jalan bagi masuknya glukosa darah ke dalam sel untuk dirubah menjadi tenaga. INSULIN === PERANTARA
  • 13. pulau Langerhans kelenjar pankreas  terdapat beberapa tipe sel, yaitu sel β, sel α dan sel δ. Sel-sel β memproduksi insulin, sel- sel α memproduksi glukagon, sedangkan sel- sel δ memproduksi hormon somatostatin
  • 14.
  • 15. DIABETES MELLITUS TIPE 1 : - Jarang / populasinya sedikit (5-10 % dari penderita diabetes mellitus) - Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1 umumnya terjadi karena kerusakan sel-sel β pulau Langerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun, virus, dsb - Destruksi otoimun dari sel-sel β pulau Langerhans kelenjar langsung mengakibatkan defisiensi sekresi insulin.
  • 16. DIABETES MELLITUS TIPE 2 - sangat umum terjadi - populasinya 90 – 95 % penderita Diabetes Mellitus - Etiologinya belum terungkap dengan jelas, kebanyakan karena pola hidup, faktor genetik dan pengaruh lingkungan. - sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai “Resistensi Insulin”.
  • 17. Mula muncul Umumnya masa kanakkanak dan remaja, walaupun ada juga pada masa dewasa < 40 tahun Pada usia tua, umumnya > 40 tahun Keadaan klinis saat diagnosis Berat Ringan Kadar insulin darah Rendah, tak ada Cukup tinggi, normal Berat badan Biasanya kurus Gemuk atau normal Pengelolaan yang disarankan Terapi insulin, diet, olahraga Diet, olahraga, hipoglikemik oral Check it out Check it out
  • 18. DIABETES PADA KEHAMILAN (DM GESTASIONAL) - Diabetes / intoleransi glukosa yang terjadi pada masa kehamilan - Umumnya timbul pada atau setelah trimester ke 2 - Sekitar 4-5 % wanita hamil menderita DM - Berlansung sementara dan dapat pulih setelah kehamilan
  • 19.  Malformasi kongenital  Berat badan bayi berlebih  Resiko mortalitas perinatal
  • 20. Pra-diabetes adalah kondisi dimana kadar gula darah seseorang berada diantara kadar normal dan diabetes, lebih tinggi dari pada normal tetapi tidak cukup tinggi untuk dikatagorikan ke dalam diabetes tipe 2.
  • 21.  di Amerika diperkirakan ada sekitar 41 juta orang yang tergolong pra-diabetes, disamping 18,2 orang penderita diabetes (perkiraan untuk tahun 2000).  Di Indonesia, angkanya belum pernah dilaporkan, tetapi diperkirakan cukup banyak terjadi
  • 22.  Impaired Fasting Glucose (IFG) : Bila kadar Glukosa : PUASA : 100-125 mg/dl (normal: <100 mg/dl)  Impaired Glucose Tolerance (IGT) atau Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), Bila kadar glukosa : 2 jam setelah mengkonsumsi 75 gram glukosa per oral berada diantara 140-199 mg/dl.
  • 23. Glukosa Plasma Puasa Glukosa Plasma 2 jam setelah makan Normal <100 mg/dL <140 mg/dL Pra Diabetes IFG IGT 100 – 125 mg/dL –– –– 140 – 199 mg/dL diabetes > 126 mg/dL > 200 mg/dL
  • 24. Riwayat Diabetes dalam keluarga Diabetes Gestasional Melahirkan bayi dengan berat badan >4 kg Kista ovarium (Polycystic ovary syndrome) IFG (Impaired fasting Glucose) atau IGT (Impaired glucose tolerance) Obesitas >120% berat badan ideal Umur 20-59 tahun : 8,7% > 65 tahun : 18% Etnik/Ras Hipertensi >140/90mmHg
  • 25. Hiperlipidemia Kadar HDL rendah <35mg/dl Kadar lipid darah tinggi >250mg/dl Faktor-faktor Lain Kurang olah raga Pola makan rendah serat
  • 26. DM tipe 1 : - Poliuri - Polidipsi - Polifagi - Cepat lelah (fatigue) - BB menurun drastis - Gatal-gatal pada kulit
  • 27. DM tipe 2 - Hampir tidak dirasakan gejalanya - Penanganan biasanya baru dimulai ketika komplikasi sudah terjadi - Mudah terkena infeksi - Sukar sembuh dari luka - Daya penglihatan memburuk - umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga - komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.
  • 28. - Ciri Fisik - Pemeriksaan Laboratorium - Apabila tidak khas, perlu pengulangan tes laboratorium
  • 29.
  • 30. 1. Hipoglikemia 2. Hiperglikemia 3. Makrovaskuler 4. Mikrovaskuler (retinopati, nefropati, neuropati)
  • 31. Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis penderita merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran. Apabila tidak segera ditolong dapat terjadi kerusakan otak dan akhirnya kematian. Kadar GD < 50 mg/dl
  • 32. Penyebab Hipoglikemia :  Lupa / sengaja tidak makan  Olah raga terlalu berat  Obat DM lebih dosis  Konsumsi Alkohol  Stres  Mengkonsumsi obat-obatan lain yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia
  • 33.  Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas DM, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai 2 target utama, yaitu: 1. Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal 2. Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes.
  • 34. Pendekatan Terapi : 1. Tanpa Obat 2. Dengan Obat
  • 35. Pelajari Obat-Obat yang digunakan dalam Diabetes Mellitus
  • 36. Farmakoterapi Non Obat 1. Pengaturan Pola Makan 2. Pengaturan Pola hidup 3. Olahraga teratur 4. Pemantauan kadar glukosa teratur Penderita DM sangat membutuhkan : penyuluhan atau konseling pada penderita diabetes oleh para praktisi kesehatan, baik dokter, apoteker, ahli gizi maupun tenaga medis lainnya.
  • 37. Makanan seimbang : Karbohidrat, Protein, dan lemak  Karbohidrat : 60-70%  Protein : 10-15%  Lemak : 20-25%
  • 38. 1. TERAPI INSULIN 2. ANTIDIABETIK ORAL
  • 39. Indikasi : Pada pasien yang mengalami kerusakan sel β pankreas (DM tipe 1) Pada pasien DM tipe 2 yang kadar glukosanya tidak bisa dipertahankan dg Obat Antidiabetik Oral Stress, pembedahan Wanita hamil, kerusakan ginjal berat Ketoasidosis diabetik Kontraindikasi/alergi terhadap Antidiabetik oral
  • 41. 1. Insulin masa kerja singkat (Short- acting/Insulin), disebut juga insulin reguler. 2. Insulin masa kerja sedang (Intermediate- acting) 3. Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat 4. Insulin masa kerja panjang (Long-acting insulin)
  • 42. Jenis Sediaan Insulin Mula kerja (jam) Puncak (jam) Masa kerja (jam) Masa kerja Singkat(Shortac ting/ Insulin), disebut juga insulin reguler 0,5 1-4 6-8 Masa kerja sedang 1-2 6-12 18-24 Masa kerja sedang mula kerja cepat 0-5 4-15 18-24 Masa kerja panjang 4-5 14-20 24-36
  • 43.  *Untuk tujuan terapi, dosis insulin dinyatakan dalam unit internasional (UI). Satu UI merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula darah kelinci sebanyak 45 mg%. Sediaan homogen human insulin mengandung 25-30 U/mg.
  • 44. Pada suhu 2-8°C  Insulin vial Eli Lily yang sudah dipakai dapat disimpan selama 6 bulan atau sampai 200 suntikan bila dimasukkan dalam lemari es.  Vial Novo Nordisk insulin yang sudah dibuka, dapat disimpan selama 90 hari bila dimasukkan lemari es.  Insulin dapat disimpan pada suhu kamar dengan penyejuk 15-20°C bila seluruh isi vial akan digunakan dalam satu bulan.
  • 45.  Penelitian menunjukkan bahwa insulin yang disimpan pada suhu kamar lebih dari 30° C akan lebih cepat kehilangan potensinya. Penderita dianjurkan untuk memberi tanggal pada vial ketika pertama kali memakai dan sesudah satu bulan bila masih tersisa sebaiknya tidak digunakan lagi.
  • 46.  Penfill dan pen yang disposable berbeda masa simpannya. Penfill regular dapat disimpan pada temperatur kamar selama 30 hari sesudah tutupnya ditusuk. Penfill 30/70 dan NPH dapat disimpan pada temperatur kamar selama 7 hari sesudah tutupnya ditusuk.
  • 47.  Untuk mengurangi terjadinya iritasi lokal pada daerah penyuntikan yang sering terjadi bila insulin dingin disuntikkan, dianjurkan untuk mengguling-gulingkan alat suntik di antara telapak tangan atau menempatkan botol insulin pada suhu kamar, sebelum disuntikkan.
  • 48. PENGGOLONGAN ANTIDIABETIK ORAL / OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO) 1. Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin, meliputi obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea dan glinida (meglitinida dan turunan fenilalanin). 2. Sensitiser insulin (obat-obat yang dapat meningkatkan sensitifitas sel terhadap insulin), meliputi obat-obat hipoglikemik golongan biguanida dan tiazolidindion, yang dapat membantu tubuh untuk memanfaatkan insulin secara lebih efektif
  • 49. 3. Inhibitor katabolisme karbohidrat, antara lain inhibitor α-glukosidase yang bekerja menghambat absorpsi glukosa dan umum digunakan untuk mengendalikan hiperglikemia post-prandial (post-meal hyperglycemia). Disebut juga “starch- blocker”.
  • 50. DAFTAR OBAT-OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO) GOLONGAN CONTOH SENYAWA MEKANISME KERJA SULFONILUREA Gliburida/Glibenk lamida Glipizida Glikazida Glimepirida GLIKUIDON Merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas, sehingga hanya efektif pada penderita diabetes yang sel-sel β pankreasnya masih berfungsi dengan baik
  • 51. GOLONGAN CONTOH SENYAWA MEKANISMME KERJA Meglitinida Repaglinide Merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas Turunan fenilalanin Nateglinide Meningkatkan kecepatan sintesis insulin oleh pankreas
  • 52. GOLONGAN CONTOH SENYAWA MEKANISME KERJA Biguanid Metformin Bekerja langsung pada hati (hepar), menurunkan produksi glukosa hati. Tidak merangsang sekresi insulin oleh kelenjar pankreas. Tiazolidindion Rosiglitazone Troglitazone Pioglitazone Meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin. Berikatan dengan PPARγ (peroxisome proliferator activated receptor- gamma) di otot, jaringan lemak, dan hati untuk menurunkan resistensi insulin
  • 53. GOLONGAN CONTOH SENYAWA MEKANISME KERJA Inhibitor α- glukosidase Acarbose Miglitol Menghambat kerja enzim-enzim pencenaan yang mencerna karbohidrat, sehingga memperlambat absorpsi glukosa ke dalam darah
  • 54. GOLONGAN SULFONILUREA - Drug of choice utk penderita yang baru terdeteksi DM dg BB normal atau kurang dan tidak mengalami ketoasidosis - Hati-hati pada pasien dg gangguan fungsi hati, ginjal dan tiroid - Hanya efektif untuk penderita dg sel ß pankreas yang masih berproduksi PR : cari profil farmakokinetikanya, ES, Interaksi, dan dosis pemakaian
  • 55. Golongan Meglitinida dan Turunan Fenilalanin - Cara kerja mirip dg gol sulfonilurea - meningkatkan sintesis dan sekresi insulin oleh kelenjar pankreas - Umumnya digunakan dg kombinasi bersama OHO lain
  • 56.  Golongan Biguanid contoh : Metformin - bekerja langsung pada hepar, menurunkan produksi glukosa hepar - tidak merangsang sekresi insulin
  • 57.  Golongan Tiazolidindion (TZD) cara kerja : meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin menurunkan kecepatan glikoneogenesis
  • 58. TERAPI KOMBINASI - Pada kondisi tertentu diperlukan kombinasi - Antar OHO, atau OHO dg insulin - Contoh : kombinasi sulfonilurea dan biguanid
  • 59. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL 1. Dosis selalu harus dimulai dengan dosis rendah yang kemudian dinaikkan secara bertahap. 2. Harus diketahui betul bagaimana cara kerja, lama kerja dan efek samping obat-obat tersebut. 3. Bila diberikan bersama obat lain, pikirkan kemungkinan adanya interaksi obat. 4. Pada kegagalan sekunder terhadap obat hipoglikemik oral, usahakanlah menggunakan obat oral golongan lain, bila gagal lagi, baru pertimbangkan untuk beralih pada insulin. 5. Hipoglikemia harus dihindari terutama pada penderita lanjut usia, oleh sebab itu sebaiknya obat hipoglikemik oral yang bekerja jangka panjang tidak diberikan pada penderita lanjut usia. 6. Usahakan agar harga obat terjangkau oleh penderita.