2. Sumber Hukum:
1. materiil: mempersoalkan mengapa
hukum mengikat.
2. Formil: berupa peraturan-peraturan
yang dapat berlaku sebagai hukum
positif, baik tertulis maupun tidak
tertulis.Untuk mendapatkan ketentuan
hukum yang dapat diterapkan sebagai
kaidah dalam suatu persoalan yg
kongkret.
3. Dlm arti lain: faktor lain yg membantu
3. Psl 38 (1) Statuta Mahkamah
Int:
Dlm mengadili perkara yang diajukan
kepadanya, Mahkamah Int. akan
mempergunakan:
1. Perjanjian Int (umum&khusus)/ International
convention
2. Kebiasaan Int (International custom)
3. Prinsip hukum umum yang diakui (The
general principles of law recognized by
civilized nations)
4. Keputusan pengadilan dan ajaran para
4. Psl 38 (2) Statuta Mahkamah Int
This provision shall not
projudice the power of the
court to decide a case ex aequo
et bono, if the parties agree
thereto
5. Sumber HI formal menurut para
sarjana:
• Hampir semua membahas sumber HI
dalam arti formal tidak jauh berbeda
dengan psl. 38 (1) statuta Mahkamah
international.
• Tapi para sarjana tidak begitu saja
terpaku pada rumusan harfiah pasal
tersebut. Dengan asumsi bahwa hk
internasional mengalami perkembangan
dan perubahan baru yang terus menerus.
6. 1. Traktat atau perjanjian
internasional;
2. Hukum kebiasaan internasional;
3. Keputusan badan-badan
penyelesaian sengketa atau
yurisprudensi;
4. Pendapat para sarjana atu doktrin;
5. Keputusan-keputusan atau resolusi
organisasi internasional;
7. Sumber HI menurut J.G. starke
1. Custom (kebiasaan)
2. Treaties 9perjanjian-perjanjian internasional)
3. Decision of judicial or arbitral tribunals
(putusan badan-badan peradilan atau
arbitrase)
4. Juristic works (karya-karya atau pendapatpendapat para ahli hukum)
5. Decision or determinition of the organ of
International institutions (keputusan dari
organ-organ organisasi internasional)
8. Perjanjian Int
• Adl. Perjanjian yang diadakan antara
angota masayarakat bangsa-bangsa dan
bertujuan untuk mangakibatkan akibat
hukum tertentu.
• Perjanjian Int, traktat (treaty), pakta
(pact), konvensi (convention), piagam
(statute), charter, deklarasi, protokol,
arrangement, accord, modus vivendi,
covenant, dll.
9. Macam-macam perjanjian
internasional:
a. Jumlah peserta atau pihak-pihak yang terikat
dalam perjanjian internasional;
b. Kaidah hukum yang lahir/ timbul dari
perjanjian internsional;
c. Cara atau prosedur/ tahap pembentukannya
dari perjanjian internsional;
d. Ditinjau dari jangka waktu berlakunya
perjanjian internsional;
10. A. Perjanjian internasional ditinjau
dari jumlah pesertanya.
• Perjanjian internasional bilateral, yang jumlah
peserta atau pihak-pihak yang terikat
didalamnya terdiri atas 2 negara saja.
• Perjanjian internasional multilateral, yang
jumlah peserta atau pihak-pihak yang terikat
didalamnya lebih dari 2 negara.
• Arti penting pembedaan ini,berkaitan erat
dengan masalah persyaratan(reservation) dan
sifat dan hakekat dari kaidah hukum yang
dapat timbul/ lahir dari perjanjian tersebut.
11. A.Perjanjian internasional ditinjau
dari kaidah hk yang dilahirkannya.
• Perjanjian-perjanjian internasional yang
melahirkan kaidah-kaidah hukum yang
khusus berlaku bagi pihak-pihak yang
bersangkutan, atau yang lazim disebut
treaty contract atau perjanjian khusus.
• Perjajian internasional yang melahirkan
kaidah-kaidah hukum yang berlaku umum
atau yang terbuka bagi pihak ketiga,
disebut law making treaty atau perjanjian
12. C.Perjanjian internasional
ditinjau dari prosedur
pembentukannya
• Perjanjian internasional melalui 2 tahap,
perundingan/negotiation dan tahap
penandatanganan/ signature.
sesuai untuk masalah-masalah yang
pelaksanaannya segerad dapat diselesaikan.
• perjanjian internasional melalui 3 tahap,
perundingan/negotiation,tahap
penandatanganan/ signature, dan tahap
pengesahan/ ratification.