SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 39
• Voluntarisme
– Hidup berdampingan dan terpisah.

• Obyektivis
– Dua bagian dari satu perangkat hukum.
Pertanyaan yang timbul
Hukum

Hukum

Internasional

Nasional

Masing-Masing berdiri sendiri
SISTEM HUKUM
Pertanyaan yang timbul
Kedudukan

Hukum
Internasional
Hukum
Nasional

Terkait dengan
pengutamaan
HI dan HN
Pertanyaan yang timbul
Hukum
Hukum
Internasional
Internasional

Menjelma

Berkembang

Hukum
Nasional
Pertanyaan yang timbul
Hukum
Hukum
Internasional
Internasional

Proses yang
terjadi/cara

Hukum
Hukum
Nasional
Nasional
Pertanyaan yang timbul
Hukum

Hukum

Internasional

Nasional

Pandangan Teori/Aliran
Praktek Negara-Negara
Teori/Aliran
• Ada 2 teori/aliran yang dikenal
mengenai hubungan hukum
internasional dan hukum
nasional, yaitu:
Monisme
Dualisme
• Satu kesatuan hukum;
• Tokoh Hans Kelsen & Georges Scelle,
HI=HN;
• Meskipun HI=HN namun mengenai
masalah pengutamaannya, ada 2
Golongan, yaitu Golongan HI diatas HN
dan HN diatas HI.
HI diatas HN
• Alasannya HI merupakan sumber dari HN,
sehingga HN tunduk pada HI.
• Kelompok ini menekankan terciptanya
nilai-nilai universal kemanusiaan sebagai
landasan utama dalam norma-norma
hukum internasional.
• Tercipta ketertiban dan keamanan
masyarakat internasional.
HN diatas HI
• Golongan ini berdasar pada sejarah
perkembangan ilmu hukum.
• HN usianya lebih tua dari HI.
• Suatu negara dengan Hukum
Nasionalnya tidak mudah untuk
mengesampingkan Hukum Nasionalnya
untuk mentaati Hukum Internasional.
• HI bersumber pada HN, dan HI
merupakan kelanjutan dari HN.
•
•
•

Tokoh: Triepel dan Anzilotti;
Bidang hukum yang berbeda dan berdiri
satu sama lainnya (terpisah);
Menurut aliran ini perbedaan tersebut
terdapat pada:
1. Perbedaan Sumber Hukum
2. Perbedaan Mengenai Subjek
3. Perbedaan Mengenai Kekuatan Hukum
(Vertikal-Horizontal)
•

Pandangan Dualisme ini dibantah oleh
golongan Monisme, dengan alasan
bahwa:
a. Walaupun kedua sistem hukum itu
mempunyai istilah yang berbeda, namun
subyek hukumnya adalah sama, yaitu pada
akhirnya subyek hukum internasional adalah
individu-individu dalam suatu negara.
b. Sama-sama mempunyai kekuatan hukum
mengikat.
Kedua teori atau aliran ini sebenarnya
hanyalah merupakan teori yang untuk
kurun waktu sekarang ini sudah tidak lagi
memiliki nilai terapan. Sebab kedua
teori/aliran ini menampakkan sika a priori
yang jika dihubungkan keadaan yang
nyata sekarang ini ternyata teori/aliran
tersebut sudah jauh ketinggalan.
•
•

Teori-teori ini muncul sebagai
reaksi atas kekurangan dan
kelemahan kedua teori diatas.
Teori-teori ini bertitik tolak pada
asumsi bahwa:
1. Hukum internasional dan Hukum
nasional tidak perlu
dipertentangkan satu dengan
yang lainnya;
2. Tidak perlu ditempatkan pada
kedudukan hirarki;
3. Tidak perlu dipisahkan secara
tegas satu dengan yang lainnya.
Teori-teori tersebut, antara
lain:
a. Teori Transformasi;
b. Teori Delegasi, dan
c. Teori Harmonisasi.
Teori Transformasi
• Menurut teori ini, peraturanperaturan hukum internasional
untuk dapat berlaku dan
dihormati sebagai norma
hukum nasional harus melalui
proses transformasi atau alih
bentuk, baik secara formal
maupun substansial.
Teori Delegasi/Inkorporasi
• Menurut teori ini, implementasi
dari hukum internasional
diserahkan kepada negaranegara atau hukum
nasionalnya itu masing-masing.
• Tidak perlu dialih bentuk,
melainkan langsung diterima.
Teori Harmonisasi
• Menurut teori ini, Hukum
Internasional dan Hukum
Nasional harus diartikan
sedemikian rupa bahwa antara
keduanya itu terdapat
keharmonisan.
Dalam PRAKTEK NEGARANEGARA, contoh:
INGGRIS
• Inggris menganggap hukum
kebiasaan internasional sebagai
bagian dari hukum nasionalnnya;
• Namun tidak berarti bahwa
Inggris menerima demikian saja
Hukum Kebiasaan Internasional
tersebut.
• Kemudian dipertanyakan, apa
syarat yang harus dipenuhi agar
hukum kebiasaan internasional
menjadi bagian dari hukum
nasionalnya?
• Di Inggris jika hukum kebiasaan
internasional tersebut
bertentangan dengan undangundang di Inggris, baik yang
sudah ada maupun yang baru
ada, maka Inggris akan menolak
hukum kebiasaan internasional
tersebut.
•

Mengenai Perjanjian
Internasional, Inggris dalam
prakteknya membedakan dua
golongan supaya menjadi
bagian dari hukum
nasionalnya, yaitu:
1. Perjanjian Internasional yang
membutuhkan persetujuan
Parlemen;
2. Perjanjian Internasional yang
tidak memerlukan persetujuan
parlemen.
AMERIKA SERIKAT
• Di Amerika Serikat, mengenai hukum
kebiasaan internasional menyerupai
praktek di Inggris karena Sistem
Hukum Anglo-Saxon yang dianut AS
berasal dari Sistem Hukum Inggris.
• Sedangkan mengenai Perjanjian
Internasional, AS membedakan 2
golongan, yaitu:
a. Perjanjian yang tidak berlaku dengan
sendirinya (non-self executing treaty);
b. Perjanjian yang berlaku dengan
sendirinya (self-executing treaty).
JERMAN
• Dalam konstitusinya (The Federal
Republic of Germany) dalam Pasal
25-nya menyatakan bahwa “aturan
umum dalam hukum internasional
(general rule of international law)
merupakan bagian integral dari hukum
federal. Oleh karena itu bersifat
supreme dan dapat menciptakan
secara langsung hak-hak dan
kewajiban bagi para warganya”.
INDONESIA
Hukum Kebiasaan Internasional
• Indonesia untuk beberapa hal menerima
hukum kebiasaan internasional sebagai
bagian dari hukum nasional Indonesia.
Misal dalam Hukum kebiasaan dilaut (hak
lintas damai), Perlakuan terhadap orang
asing sesuai dengan standar minimum
menurut HI.
• Namun, pernah terjadi bahwa Indonesia
bertindak sebaliknya yaitu
mengesampingkan Hukum Kebiasaan
Internasional dan mengutamakan hukum
atau undang-undang nasionalnya.
• Kasus nasionalisasi perusahaanperusahaan asing milik Belanda yang
beropersi di Indonesia dengan
dikelurakannya Undang-Undang No. 86
tahun 1957.
• Yang mana UU tersebut
mengesampingkan hukum kebiasaan
internasional yang berlaku untuk kasus
tersebut, yaitu masalah ganti rugi.
• Menurut HKI, ganti rugi harus “prompt,
effective and adequate” .
• Indonesia tidak menganut prinsip itu,
namun memperkenalkan prinsip baru,
yaitu pembayaran ganti rugi harus
disesuaikan dengan kemampuan negara
yang menasionalisasi.
Perjanjian Internasional
• Dasar hukum Pasal 11 UUD NRI 1945,
yang menyatakan:
1. Presiden dengan persetujuan DPR
menyatakan perang, membuat perdamaian
dan perjanjian dengan negara lain;
2. Presiden dalam membuat perjanjian
internasional lainnya yang menimbulkan
akibat luas dan mendasar bagi kehidupan
rakyat yang terkai dengan beban keuangan
negara, dan/atau mengharuskan perubahan
atau pembentukan undang-undang harus
dengan persetujuan DPRl;
3. Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian
internasional diatur oleh Undang-Undang.
• Dasar Hukum Undang-Undang No.
24 tahun 2000 tentang Perjanjian
Internasional, yang menyatakan
Perjanjian Internasional adalah
Setiap Perjanjian dibidang hukum
publik, yang diatur oleh hukum
internasional, dan dibuat oleh
Pemerintah dengan negara,
organisasi internasional, atau
subjek hukum internasional.
Contoh HI memberi kontribusi
pada HN Indonesia, yaitu:
• Civil Liability Convention (1969),
Hukum ini diterima oleh Indonesia
dalam Keputusan Presiden No. 18
tahun 1978, yang hasilnya
langsung mengikat rakyat
(sebagai subyek HN).
• Contoh lain, Liability Convention
(1972), yang mana dalam
konvensi tersebut diatur bendabenda angkasa yang diatur di
bumi, oleh Indonesia dipakai
dalam Hukum Nasionalnya yaitu
dengan adanya Keputusan
Presiden No. 20 tahun 1996.
•

•

Melalui cara bagaimana kaidah
hukum nasional suatu negara dapat
berkembang menjadi hukum
internasional?
Ketiga cara tersebut adalah:
1. Melalui hukum kebiasaan internasional;
2. Melalui yurisprudensi;
3. Melalui perjanjian dan konvensi
internasional.
Hubungan saling membutuhkan antara
Hukum Internasional dan Hukum Nasional

•

Beberapa peranan dan fungsi HI
dalam menunjang penerapan HN:
1. Hukum Internasional berfungsi
menjembatani penerapan hukum
nasional negara-negara;
2. Hukum Internasional dibutuhkan oleh
hukum nasional supaya para subyek
hukum nasional dari dua negara atau
lebih dapat mengadakan hubungan
hukum (perdata) internasional.
3. Hukum Internasional dibutuhkan oleh
hukum nasional sebab dapat berfungsi
sebagai sarana untuk
mengharmonisasikan hukum nasional
negara-negara mengenai suatu masalah
tertentu.
4. Hukum Internasional dibutuhkan oleh
hukum nasional, sebab hukum
internasional dapat menjadi masukan
bagi hukum nasional berkenaan dengan
suatu masalah yang pengaturannya
terlebih dahulu muncul di dalam hukum
(konvensi) internasional.
Justiciability
• Keadaan dimana suatu masalah dapat
dipermasalahkan oleh suatu badan
peradilan.
• Suatu masalah dapat dikatakan dapat
diadili bilamana masalah tersebut dapat
dijadikan objek bagi analisis hukum dan
adjudikasi.
Act of State
• Alasan yang dapat dijadikan dasar
penolakan atas penanganan suatu
perkara dengan mendasarkan bahwa
perbuatan tersebut disandarkan pada
kedaulatan negara.
• Terkait dengan kekebalan yang dimiliki
oleh suatu negara sebagai konsekuensi
kedaulatan.
Konsep Opposability
• Dalam Pasal 27 KW 1969 dinyatakan
“sebuah negara peserta tidak boleh
menggunakan ketentuan yang terdapat
dalam hukum internalnya sebagai
justifikasi atas kegagalannya untuk
menunaikan kewajiban internasionalnya”

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Nuelnuel11
 
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalIstilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Anastasia Sevenfold
 
Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata Hukum
Aji Wasesa
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negara
Uzix Moch
 

Was ist angesagt? (20)

PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalIstilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata Hukum
 
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Presentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukumPresentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukum
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugat
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negara
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
 

Ähnlich wie Hubungan hi dan hn

Asas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAsas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasional
Adam Hecc
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum Internasional
Jesica Grace
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Operator Warnet Vast Raha
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
Zainal Abidin
 
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Mirza Afrizal
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4
yesiferamefranda
 
Hukum yang-tak-kunjung-tegak
Hukum yang-tak-kunjung-tegakHukum yang-tak-kunjung-tegak
Hukum yang-tak-kunjung-tegak
Abdi Hataramura
 
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasional
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasionalPenjelasan mengenai seputar Hukum internasional
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasional
menhankam88
 

Ähnlich wie Hubungan hi dan hn (20)

Asas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAsas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasional
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
 
Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum Internasional
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
ppkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesia ppkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesia
 
HI DAN HUKUM NASIONAL_KUL_4.ppt
HI DAN HUKUM NASIONAL_KUL_4.pptHI DAN HUKUM NASIONAL_KUL_4.ppt
HI DAN HUKUM NASIONAL_KUL_4.ppt
 
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4
 
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum InternasionalPengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
 
Hukum yang-tak-kunjung-tegak
Hukum yang-tak-kunjung-tegakHukum yang-tak-kunjung-tegak
Hukum yang-tak-kunjung-tegak
 
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasional
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasionalPenjelasan mengenai seputar Hukum internasional
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasional
 
Materi Hukum International
Materi Hukum International Materi Hukum International
Materi Hukum International
 

Mehr von Nuelnuel11

Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adat
Nuelnuel11
 
Pengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahPengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilah
Nuelnuel11
 
Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)
Nuelnuel11
 
Hukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanHukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaan
Nuelnuel11
 
Sistem parlemen
Sistem parlemenSistem parlemen
Sistem parlemen
Nuelnuel11
 
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Nuelnuel11
 
Htn komprehensive pertemuan i
Htn komprehensive pertemuan iHtn komprehensive pertemuan i
Htn komprehensive pertemuan i
Nuelnuel11
 
99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuan99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuan
Nuelnuel11
 
9 historis amandemen
9 historis amandemen9 historis amandemen
9 historis amandemen
Nuelnuel11
 
6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi
Nuelnuel11
 
5 asas pancasila
5 asas pancasila5 asas pancasila
5 asas pancasila
Nuelnuel11
 
4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuan4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuan
Nuelnuel11
 
3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara
Nuelnuel11
 
2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara
Nuelnuel11
 
1 pengantar htn
1 pengantar htn1 pengantar htn
1 pengantar htn
Nuelnuel11
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dll
Nuelnuel11
 
Kedaulatan negara
Kedaulatan negaraKedaulatan negara
Kedaulatan negara
Nuelnuel11
 

Mehr von Nuelnuel11 (20)

Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adat
 
Pengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahPengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilah
 
Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)
 
Hukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanHukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaan
 
Sistem parlemen
Sistem parlemenSistem parlemen
Sistem parlemen
 
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
 
Htn komprehensive pertemuan i
Htn komprehensive pertemuan iHtn komprehensive pertemuan i
Htn komprehensive pertemuan i
 
99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuan99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuan
 
9 historis amandemen
9 historis amandemen9 historis amandemen
9 historis amandemen
 
6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi
 
5 asas pancasila
5 asas pancasila5 asas pancasila
5 asas pancasila
 
4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuan4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuan
 
3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara
 
2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara
 
1 pengantar htn
1 pengantar htn1 pengantar htn
1 pengantar htn
 
Sumber HTN
Sumber HTNSumber HTN
Sumber HTN
 
Sumber hi
Sumber hiSumber hi
Sumber hi
 
Subyek hi2
Subyek hi2Subyek hi2
Subyek hi2
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dll
 
Kedaulatan negara
Kedaulatan negaraKedaulatan negara
Kedaulatan negara
 

Hubungan hi dan hn

  • 1.
  • 2. • Voluntarisme – Hidup berdampingan dan terpisah. • Obyektivis – Dua bagian dari satu perangkat hukum.
  • 6. Pertanyaan yang timbul Hukum Hukum Internasional Internasional Proses yang terjadi/cara Hukum Hukum Nasional Nasional
  • 8. Teori/Aliran • Ada 2 teori/aliran yang dikenal mengenai hubungan hukum internasional dan hukum nasional, yaitu: Monisme Dualisme
  • 9. • Satu kesatuan hukum; • Tokoh Hans Kelsen & Georges Scelle, HI=HN; • Meskipun HI=HN namun mengenai masalah pengutamaannya, ada 2 Golongan, yaitu Golongan HI diatas HN dan HN diatas HI.
  • 10. HI diatas HN • Alasannya HI merupakan sumber dari HN, sehingga HN tunduk pada HI. • Kelompok ini menekankan terciptanya nilai-nilai universal kemanusiaan sebagai landasan utama dalam norma-norma hukum internasional. • Tercipta ketertiban dan keamanan masyarakat internasional.
  • 11. HN diatas HI • Golongan ini berdasar pada sejarah perkembangan ilmu hukum. • HN usianya lebih tua dari HI. • Suatu negara dengan Hukum Nasionalnya tidak mudah untuk mengesampingkan Hukum Nasionalnya untuk mentaati Hukum Internasional. • HI bersumber pada HN, dan HI merupakan kelanjutan dari HN.
  • 12. • • • Tokoh: Triepel dan Anzilotti; Bidang hukum yang berbeda dan berdiri satu sama lainnya (terpisah); Menurut aliran ini perbedaan tersebut terdapat pada: 1. Perbedaan Sumber Hukum 2. Perbedaan Mengenai Subjek 3. Perbedaan Mengenai Kekuatan Hukum (Vertikal-Horizontal)
  • 13. • Pandangan Dualisme ini dibantah oleh golongan Monisme, dengan alasan bahwa: a. Walaupun kedua sistem hukum itu mempunyai istilah yang berbeda, namun subyek hukumnya adalah sama, yaitu pada akhirnya subyek hukum internasional adalah individu-individu dalam suatu negara. b. Sama-sama mempunyai kekuatan hukum mengikat.
  • 14. Kedua teori atau aliran ini sebenarnya hanyalah merupakan teori yang untuk kurun waktu sekarang ini sudah tidak lagi memiliki nilai terapan. Sebab kedua teori/aliran ini menampakkan sika a priori yang jika dihubungkan keadaan yang nyata sekarang ini ternyata teori/aliran tersebut sudah jauh ketinggalan.
  • 15.
  • 16. • • Teori-teori ini muncul sebagai reaksi atas kekurangan dan kelemahan kedua teori diatas. Teori-teori ini bertitik tolak pada asumsi bahwa: 1. Hukum internasional dan Hukum nasional tidak perlu dipertentangkan satu dengan yang lainnya; 2. Tidak perlu ditempatkan pada kedudukan hirarki; 3. Tidak perlu dipisahkan secara tegas satu dengan yang lainnya.
  • 17. Teori-teori tersebut, antara lain: a. Teori Transformasi; b. Teori Delegasi, dan c. Teori Harmonisasi.
  • 18. Teori Transformasi • Menurut teori ini, peraturanperaturan hukum internasional untuk dapat berlaku dan dihormati sebagai norma hukum nasional harus melalui proses transformasi atau alih bentuk, baik secara formal maupun substansial.
  • 19. Teori Delegasi/Inkorporasi • Menurut teori ini, implementasi dari hukum internasional diserahkan kepada negaranegara atau hukum nasionalnya itu masing-masing. • Tidak perlu dialih bentuk, melainkan langsung diterima.
  • 20. Teori Harmonisasi • Menurut teori ini, Hukum Internasional dan Hukum Nasional harus diartikan sedemikian rupa bahwa antara keduanya itu terdapat keharmonisan.
  • 21.
  • 22. Dalam PRAKTEK NEGARANEGARA, contoh: INGGRIS • Inggris menganggap hukum kebiasaan internasional sebagai bagian dari hukum nasionalnnya; • Namun tidak berarti bahwa Inggris menerima demikian saja Hukum Kebiasaan Internasional tersebut.
  • 23. • Kemudian dipertanyakan, apa syarat yang harus dipenuhi agar hukum kebiasaan internasional menjadi bagian dari hukum nasionalnya? • Di Inggris jika hukum kebiasaan internasional tersebut bertentangan dengan undangundang di Inggris, baik yang sudah ada maupun yang baru ada, maka Inggris akan menolak hukum kebiasaan internasional tersebut.
  • 24. • Mengenai Perjanjian Internasional, Inggris dalam prakteknya membedakan dua golongan supaya menjadi bagian dari hukum nasionalnya, yaitu: 1. Perjanjian Internasional yang membutuhkan persetujuan Parlemen; 2. Perjanjian Internasional yang tidak memerlukan persetujuan parlemen.
  • 25. AMERIKA SERIKAT • Di Amerika Serikat, mengenai hukum kebiasaan internasional menyerupai praktek di Inggris karena Sistem Hukum Anglo-Saxon yang dianut AS berasal dari Sistem Hukum Inggris. • Sedangkan mengenai Perjanjian Internasional, AS membedakan 2 golongan, yaitu: a. Perjanjian yang tidak berlaku dengan sendirinya (non-self executing treaty); b. Perjanjian yang berlaku dengan sendirinya (self-executing treaty).
  • 26. JERMAN • Dalam konstitusinya (The Federal Republic of Germany) dalam Pasal 25-nya menyatakan bahwa “aturan umum dalam hukum internasional (general rule of international law) merupakan bagian integral dari hukum federal. Oleh karena itu bersifat supreme dan dapat menciptakan secara langsung hak-hak dan kewajiban bagi para warganya”.
  • 27. INDONESIA Hukum Kebiasaan Internasional • Indonesia untuk beberapa hal menerima hukum kebiasaan internasional sebagai bagian dari hukum nasional Indonesia. Misal dalam Hukum kebiasaan dilaut (hak lintas damai), Perlakuan terhadap orang asing sesuai dengan standar minimum menurut HI. • Namun, pernah terjadi bahwa Indonesia bertindak sebaliknya yaitu mengesampingkan Hukum Kebiasaan Internasional dan mengutamakan hukum atau undang-undang nasionalnya.
  • 28. • Kasus nasionalisasi perusahaanperusahaan asing milik Belanda yang beropersi di Indonesia dengan dikelurakannya Undang-Undang No. 86 tahun 1957. • Yang mana UU tersebut mengesampingkan hukum kebiasaan internasional yang berlaku untuk kasus tersebut, yaitu masalah ganti rugi. • Menurut HKI, ganti rugi harus “prompt, effective and adequate” . • Indonesia tidak menganut prinsip itu, namun memperkenalkan prinsip baru, yaitu pembayaran ganti rugi harus disesuaikan dengan kemampuan negara yang menasionalisasi.
  • 29. Perjanjian Internasional • Dasar hukum Pasal 11 UUD NRI 1945, yang menyatakan: 1. Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain; 2. Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkai dengan beban keuangan negara, dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan DPRl; 3. Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur oleh Undang-Undang.
  • 30. • Dasar Hukum Undang-Undang No. 24 tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, yang menyatakan Perjanjian Internasional adalah Setiap Perjanjian dibidang hukum publik, yang diatur oleh hukum internasional, dan dibuat oleh Pemerintah dengan negara, organisasi internasional, atau subjek hukum internasional.
  • 31. Contoh HI memberi kontribusi pada HN Indonesia, yaitu: • Civil Liability Convention (1969), Hukum ini diterima oleh Indonesia dalam Keputusan Presiden No. 18 tahun 1978, yang hasilnya langsung mengikat rakyat (sebagai subyek HN).
  • 32. • Contoh lain, Liability Convention (1972), yang mana dalam konvensi tersebut diatur bendabenda angkasa yang diatur di bumi, oleh Indonesia dipakai dalam Hukum Nasionalnya yaitu dengan adanya Keputusan Presiden No. 20 tahun 1996.
  • 33. • • Melalui cara bagaimana kaidah hukum nasional suatu negara dapat berkembang menjadi hukum internasional? Ketiga cara tersebut adalah: 1. Melalui hukum kebiasaan internasional; 2. Melalui yurisprudensi; 3. Melalui perjanjian dan konvensi internasional.
  • 34. Hubungan saling membutuhkan antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional • Beberapa peranan dan fungsi HI dalam menunjang penerapan HN: 1. Hukum Internasional berfungsi menjembatani penerapan hukum nasional negara-negara; 2. Hukum Internasional dibutuhkan oleh hukum nasional supaya para subyek hukum nasional dari dua negara atau lebih dapat mengadakan hubungan hukum (perdata) internasional.
  • 35. 3. Hukum Internasional dibutuhkan oleh hukum nasional sebab dapat berfungsi sebagai sarana untuk mengharmonisasikan hukum nasional negara-negara mengenai suatu masalah tertentu. 4. Hukum Internasional dibutuhkan oleh hukum nasional, sebab hukum internasional dapat menjadi masukan bagi hukum nasional berkenaan dengan suatu masalah yang pengaturannya terlebih dahulu muncul di dalam hukum (konvensi) internasional.
  • 36.
  • 37. Justiciability • Keadaan dimana suatu masalah dapat dipermasalahkan oleh suatu badan peradilan. • Suatu masalah dapat dikatakan dapat diadili bilamana masalah tersebut dapat dijadikan objek bagi analisis hukum dan adjudikasi.
  • 38. Act of State • Alasan yang dapat dijadikan dasar penolakan atas penanganan suatu perkara dengan mendasarkan bahwa perbuatan tersebut disandarkan pada kedaulatan negara. • Terkait dengan kekebalan yang dimiliki oleh suatu negara sebagai konsekuensi kedaulatan.
  • 39. Konsep Opposability • Dalam Pasal 27 KW 1969 dinyatakan “sebuah negara peserta tidak boleh menggunakan ketentuan yang terdapat dalam hukum internalnya sebagai justifikasi atas kegagalannya untuk menunaikan kewajiban internasionalnya”