Dokumen tersebut merangkum berbagai aspek kehidupan budaya bangsa Mesir Kuno, mulai dari pertanian, hewan ternak, perdagangan, bahasa, tulisan hieroglif, arsitektur, seni, kepercayaan agama, upacara pemakaman, teknologi, dan pencapaian mereka sebelum masa keemasan di bawah Kerajaan Lama.
2. *
Relief yang menggambarkan pertanian di
Mesir.
Pertanian di Mesir sangat bergantung
kepada siklus sungai Nil. Bangsa Mesir
mengenal tiga musim: Akhet (banjir), Peret
(tanam), dan Shemu (panen). Irigasi dibuat
dengan parit dan kanal. Mesir hanya mendapat
sedikit hujan, sehingga petani sangat
bergantung dengan sungai Nil dalam pengairan
tanaman.
3. Sennedjem membajak ladangnya dengan
sepasang lembu, yang dimanfaatkan
sebagai hewan pekerja dan sumber
makanan.
Bangsa Mesir menanam gandum emmer
dan jelai. Tanaman-tanaman Flax ditanam
dan diambil batangnya sebagai serat.
Papirus ditanam untuk pembuatan kertas.
Sayur-sayurannya meliputi bawang perai,
bawang putih, melon, squash , kacang,
selada, dan tanaman-tanaman lain.
Anggur juga ditanam untuk diolah
menjadi wine.
4. *
Bangsa Mesir percaya bahwa hubungan yang seimbang
antara manusia dengan hewan merupakan elemen yang
penting dalam susunan kosmos; maka manusia, hewan, dan
tumbuhan diyakini sebagai bagian dari suatu keseluruhan.
Hewan, baik yang didomestikasi maupun liar, merupakan
sumber spiritualitas, persahabatan, dan rezeki bagi bangsa
Mesir Kuno. Sapi adalah hewan ternak yang paling penting,
ukuran ternak melambangkan martabat dan kepentingan
pemiliknya. Selain sapi, bangsa Mesir Kuno menyimpan domba,
kambing, dan babi. Unggas seperti bebek, angsa, dan merpati
ditangkap dengan jaring dan dibesarkan di peternakan.
Sementara itu, di sungai Nil terdapat sumber daya ikan. Lebah-lebah
juga didomestikasi dari masa Kerajaan Lama, dan hewan
tersebut menghasilkan madu dan lilin.
5. Keledai dan lembu digunakan sebagai hewan pekerja.
Kuda-kuda dibawa oleh Hyksos pada Periode Menengah Kedua,
sementara unta, meskipun sudah ada sejak periode Kerajaan
Baru, tidak digunakan sebagai hewan pekerja hingga Periode
Akhir. Selain itu, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa gajah
sempat dimanfaatkan pada Periode Akhir. Anjing, kucing, dan
monyet menjadi hewan peliharaan, sementara hewan-hewan
seperti singa yang diimpor dari jantung Afrika merupakan milik
kerajaan. Herodotus mengamati bahwa bangsa Mesir adalah
satu-satunya bangsa yang menyimpan hewan di rumah mereka.
Selama periode pradinasti dan akhir, pemujaan dewa dalam
bentuk hewan menjadi sangat populer, seperti dewi kucing Bastet
dan dewa ibis Thoth, sehingga hewan-hewan tersebut dibesarkan
dalam jumlah besar untuk dikorbankan dalam ritual.[85]
6. *
*Mesir kaya akan batu bangunan dan dekoratif, bijih tembaga
dan timah, emas, dan batu-batu semimulia. Kekayaan itu
memungkinkan orang Mesir Kuno untuk membangun
monumen, memahat patung, membuat alat-alat, dan
perhiasan. Batuan yang mengandung bijih besi dapat
ditemukan di wadi-wadi gurun timur dan Sinai yang kondisi
alam yang tidak ramah. Terdapat sebuah tambang emas luas
di Nubia, dan salah satu peta pertama yang ditemukan adalah
peta sebuah tambang emas di wilayah ini. Wadi Hammamat
adalah sumber penting granit, greywacke, dan emas. Rijang
adalah mineral yang pertama kali dikumpulkan dan
digunakan untuk membuat alat-alat, dan kapak Rijang adalah
potongan awal yang membuktikan adanya habitat manusia di
lembah Sungai Nil.
7. *
Orang Mesir kuno berdagang dengan negeri-negeri
tetangga untuk memperoleh barang yang tidak ada di Mesir.
Pada masa pra dinasti, mereka berdagang dengan Nubia untuk
memperoleh emas dan dupa. Firaun Narmer memproduksi
tembikar Mesir di Kanaan, dan mengekspornya kembali ke
Mesir.
Paling lambat dari masa Dinasti Kedua, Mesir kuno
mendapatkan kayu berkualitas tinggi (yang tak dapat ditemui di
Mesir) dari Byblos. Pada masa Dinasti Kelima, Mesir kuno dan
Punt memperdagangkan emas, damar, eboni, gading, dan
binatang liar seperti monyet.
8. *
Bahasa Mesir adalah bahasa Afro-Asiatik yang
berhubungan dekat dengan bahasa Berber dan Semit.
Bahasa ini memiliki sejarah bahasa terpanjang kedua
(setelah Sumeria). Bahasa Mesir telah ditulis sejak
3200 SM dan sudah dituturkan sejak waktu yang
lebih lama. Fase-fase pada bahasa Mesir Kuno adalah
bahasa Mesir Lama, Pertengahan, Akhir, Demotik, dan
Koptik. Tulisan Mesir tidak menunjukkan perbedaan
dialek sebelum Koptik, tetapi mungkin dituturkan
dalam dilek-dialek regional di sekitar Memphis dan
nantinya Thebes.
9. *
Papirus Edwin Smith (sekitar
abad ke-16 SM) yang
menggambarkan anatomi
dan perawatan medis.
Tulisan pertama kali ditemukan
di lingkungan kerajaan, terutama
pada barang-barang di makam
keluarga kerajaan. Pekerjaan menulis
biasanya hanya diberikan kepada
orang-orang tertentu yang juga
menjalankan institusi Per Ankh atau
Rumah Kehidupan, serta perpustakaan (disebut Rumah Buku),
laboratorium, dan observatorium.
10. *
Tulisan hieroglif terdiri dari sekitar 500 simbol. Sebuah
hieroglif dapat mewakili kata atau suara. Simbol yang sama
dapat menyajikan tujuan yang berbeda dalam konteks yang
berbeda pula. Hieroglif adalah aksara resmi, digunakan pada
monumen batu dan kuburan. Pada penulisan sehari hari, juru
tulis membuat tulisan kursif, yang disebut keramat. Tulisan
kursif ini lebih cepat dan mudah. Sementara hieroglif formal
dapat dibaca dalam baris atau kolom di kedua arah (walaupun
biasanya ditulis dari kanan ke kiri), aksara keramat selalu ditulis
dari kanan ke kiri, biasanya pada baris horisontal. Sebuah
bentuk baru penulisan, demotik, menjadi gaya penulisan umum,
dan inilah bentuk tulisan -bersama dengan hieroglif formal -
yang menyertai teks Yunani di Batu Rosetta. Sekitar abad ke-1
Masehi, aksara Koptik mulai digunakan bersama aksara
demotik.
11. *
Patung yang menggambarkan kegiatan
masyarakat kecil Mesir Kuno.
Bangsa Mesir Kuno sangat menghargai
penampilan dan kebersihan tubuh.
Sebagian besar mandi di Sungai Nil dan
menggunakan sabun yang terbuat dari
lemak binatang dan kapur. Laki-laki
bercukur untuk menjaga kebersihan,
menggunakan minyak wangi dan salep
untuk mengharumkan dan menyegarkan kulit. Pakaian dibuat dengan
linen sederhana yang diberi warna putih. Anak-anak tidak
mengenakan pakaian hingga mereka dianggap dewasa, pada usia
sekitar 12 tahun, dan pada usia ini laki-laki disunat dan dicukur.
12. Musik dan tarian menjadi hiburan yang paling populer bagi
mereka yang mampu membayar untuk melihatnya. Instrumen yang
digunakan antara lain seruling dan harpa, juga instrumen yang mirip
terompet juga digunakan. Pada masa Kerajaan Baru, bangsa Mesir
memainkan bel, simbal, tamborine, dan drum serta mengimpor kecapi
dan lira dari Asia.Mereka juga menggunakan sistrum, instrumen musik
yang biasa digunakan dalam upacara keagamaan.
Bangsa Mesir Kuno mengenal berbagai macam hiburan,
permainan dan musik, salah satunya adalah Senet, permainan papan
yang bidaknya digerakkan dalam urutan acak. Selain itu mereka juga
mengenal mehen. Juggling dan permainan menggunakan bola juga
sering dimainkan anak-anak, juga permainan gulat sebagaimana
digambarkan dalam makam Beni Hasan. Orang-orang kaya di Mesir
Kuno juga gemar berburu dan berlayar untuk hiburan.
13. *
Masakan Mesir cenderung tidak berubah
selama berabad-abad; Masakan Mesir modern
memiliki banyak persamaan dengan Masakan Mesir
Kuno. Makanan sehari-hari biasanya mengandung
roti dan bir, dengan lauk berupa sayuran seperti
bawang merah dan bawang putih, serta buah-buahan
berbentuk biji dan ara. Wine dan daging biasanya
hanya disajikan pada perayaan tertentu, kecuali di
kalangan orang kaya yang lebih sering
menyantapnya. Ikan, daging, dan unggas dapat
diasinkan atau dikeringkan, serta direbus atau
dibakar.
14. *
Kuil Edfu adalah salah satu hasil karya arsitektur bangsa Mesir
Kuno.
Karya arsitektur bangsa Mesir
Kuno yang paling terkenal antara
lain: Piramida Giza
dan kuil diThebes. Proyek
pembangunan dikelola dan
didanai oleh pemerintah untuk
tujuan religius, sebagai bentuk peringatan, maupun untuk
menunjukkan kekuasaan firaun. Bangsa Mesir Kuno mampu
membangun struktur batu dengan peralatan sederhana namun
efektif, dengan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi.
15. Kuil-kuil tertua yang tersisa, seperti yang terletak
di Giza, terdiri dari ruang tunggal tertutup dengan lembaran
atap yang didukung oleh pilar. Pada Kerajaan Baru, arsitek
menambahkan pilon, halaman terbuka, dan ruangan hypostyle;
gaya ini bertahan hingga periode Yunani-Romawi.Arsitektur
makam tertua yang berhasil ditemukan adalah mastaba,
struktur persegi panjang dengan atap datar yang terbuat dari
batu dan bata. Struktur ini biasanya dibangun untuk menutupi
ruang bawah tanah untuk menyimpan mayat.
16. *
Patung dada Nefertiti, karya Thutmose,
Bangsa Mesir Kuno memproduksi seni
untuk berbagai tujuan. Selama 3500
tahun, seniman mengikuti bentuk artistik
dan ikonografi yang dikembangkan pada
masa Kerajaan Lama. Aliran ini memilik
prinsip-prinsip ketat yang harus diikuti,
mengakibatkan bentuk aliran ini tidak mudah
berubah dan terpengaruh aliran lain. Standar artistik—garis-garis
sederhana, bentuk, dan area warna yang datar dikombinasikan dengan
karakteristik figure yang tidak memiliki kedalaman spasial—
menciptakan rasa keteraturan dan keseimbangan dalam komposisinya.
Perpaduan antara teks dan gambar terjalin dengan indah baik di
tembok makam dan kuil, peti mati, maupun patung.
17. *
Buku Kematian adalah panduan perjalanan untuk kehidupan setelah
kematian.
Kepercayaan terhadap
kekuatan gaib dan adanya
kehidupan setelah
kematian dipegang secara
turun temurun. Kuil-kuil
diisi oleh dewa-dewa yang
memiliki kekuatan supernatural dan menjadi tempat untuk meminta
perlindungan, namun dewa-dewa tidak selalu dilihat sebagai sosok
yang baik; orang mesir percaya dewa-dewa perlu diberi sesajen agar
tidak mengeluarkan amarah. Struktur ini dapat berubah, tergantung
siapa yang berkuasa ketika itu.
18. *
Anubis adalah dewa pada zaman mesir
kuno yang dikaitkan dengan mumifikasi dan ritual pemakaman. Pada
gambar ini ia sedang mendatangi seorang mumi.
Orang Mesir Kuno
mempertahankan seperangkat
adat pemakaman yang diyakini
sebagai kebutuhan untuk
menjamin keabadian setelah
kematian. Berbagai kegiatan
dalam adat ini adalah : proses mengawetkan tubuh melalui
mumifikasi, upacara pemakaman, dan penguburan mayat bersama
barang-barang yang akan digunakan oleh almarhum di akhirat.
Sebelum periode Kerajaan Lama, tubuh mayat dimakamkan di dalam
lubang gurun, cara ini secara alami akan mengawetkan tubuh mayat
melalui proses pengeringan.
19. *
Kereta perang Mesir.
Angkatan perang Mesir kuno
bertanggung jawab untuk melindungi
Mesir dari serangan asing, dan menjaga
kekuasaan Mesir di Timur Dekat Kuno. Tentara
Mesir kuno melindungi ekspedisi penambangan
ke Sinai pada masa Kerajaan Lama, dan terlibat
dalam perang saudara selama Periode Menengah
Pertama dan Kedua. Benteng-benteng juga
didirikan, seperti benteng di Sile, yang merupakan basis operasi penting
untuk melancarkan ekspedisi ke Levant. Pada masa Kerajaan Baru,
firaun menggunakan angkatan perang Mesir untuk menyerang dan
menaklukan Kerajaan Kush dan sebagian Levant
20. *
Salah satu peninggalan Mesir kuno yang
bernilai seni tinggi.
Dalam bidang tekonologi, pengobatan,
dan matematika, Mesir kuno telah
mencapai standar yang relatif tinggi dan
canggih pada masanya. Empirisme
tradisional, sebagaimana dibuktikan oleh
Papirus Edwin Smith dan Ebers (c.
1600 SM), ditemukan oleh bangsa Mesir. Bangsa Mesir kuno juga
diketahui menciptakan alfabet dan sistem desimal mereka sendiri.
21. *
*Bahkan sebelum masa keemasan di bawah kekuasaan Kerajaan Lama,
bangsa Mesir kuno telah mampu mengembangkan sebuah material
kilap yang dikenal sebagai tembikar glasir bening, yang dianggap
sebagai bahan artifisial yang cukup berharga. Tembikar glasir bening
adalah keramik yang terbuat dari silika, sedikit kapur dan soda, serta
bahan pewarna, biasanya tembaga. Tembikar glasir bening digunakan
untuk membuat manik-manik, ubin, arca, dan lainnya. Ada beberapa
metode yang dapat digunakan untuk menciptakan tembikar glasir
bening, namun yang sering digunakan adalah menaruh bahan baku
yang telah diolah menjadi pasta di atas tanah liat, kemudian
membakarnya. Dengan teknik yang sama, bangsa Mesir kuno juga
dapat memproduksi sebuah pigmen yang dikenal sebagai Egyptian
Blue, yang diproduksi dengan menggabungkan silika, tembaga, kapur
dan sebuah alkali seperti natron.
22. *
Prasasti yang menggambarkan alat-alat
pengobatan Mesir kuno.
Permasalahan medis di Mesir kuno
kebanyakan berasal dari kondisi
lingkungan di sana. Hidup dan bekerja di
dekat sungai Nil mengakibatkan mereka
terancam penyakit seperti malaria dan
parasit schistosomiasis, yang dapat mengakibatkan kerusakan hati dan
dan pencernaan. Binatang berbahaya seperti buaya dan kuda nil juga
menjadi ancaman. Cidera akibat pekerjaan yang sangat berat,
terutama dalam bidang konstruksi dan militer, juga sering terjadi.
Kerikil dan pasir di tepung (muncul akibat proses pembuatan tepung
yang belum canggih) merusak gigi, sehingga menyebabkan mereka
mudah terserang abses.
23. Luka-luka dirawat dengan cara membungkusnya
dengan daging mentah, linen putih, jahitan, jaring, blok, dan
kain yang dilumuri madu untuk mencegah infeksi. Mereka juga
menggunakan opium untuk mengurangi rasa sakit. Bawang
putih maupun merah dikonsumsi secara rutin untuk menjaga
kesehatan dan dipercaya dapat mengurangi gejala asma. Ahli
bedah mesir mampu menjahit luka, memperbaiki tulang yang
patah, dan melakukan amputasi. Mereka juga mengetahui
bahwa ada beberapa luka yang sangat serius sehingga yang
dapat mereka lakukan hanyalah mebuat pasien merasa nyaman
menjelang ajalnya
24. *
Bangsa Mesir kuno telah tahu bagaimana merakit papan
kayu menjadi lambung kapal sejak tahun 3000 SM. Archaeological
Institute of America melaporkan[5] bahwa beberapa kapal tertua yang
pernah ditemukan berjenis kapal Abydos. Kapal-kapal yang ditemukan
di Abydos ini dibuat dari papan kayu yang "dijahit" menggunakan tali
pengikat.[147][5] Awalnya kapal-kapal tersebut diperkirakan sebagai
milik Firaun Khasekhemwy karena ditemukan dikubur bersama dan
berada di dekat kamar mayat Firaun Khasekhemwy[147], namun
penelitian menunjukkan bawa kapal-kapal itu lebih tua dari usia sang
firaun, sehingga kini diperkirakan sebagai kapal milik firaun yang
lebih terdahulu. Menurut profesor David O'Connor dari New York
University, kapal-kapal itu kemungkinan merupakan kapal milik
25. *
*Perhitungan matematika tertua yang ditemukan berasal dari
periode Naqada, yang juga menunjukkan bahwa bangsa Mesir
ketika itu telah mengembangkan sistem bilangan. Nilai
penting matematika bagi seorang intelektual kala itu
digambarkan dalam sebuah surat fiksi dari zaman Kerajaan
Baru. Pada surat itu, penulisnya mengusulkan untuk
mengadakan kompetisi antara dirinya dan ilmuwan lain
berkenaan masalah penghitungan sehari-hari seperti
penghitungan tanah, tenaga kerja, dan padi. Teks seperti
Papirus Matematika Rhind dan Papirus Matematika Moskwa
menunjukkan bahwa bangsa Mesir Kuno dapat menghitung
empat operasi matematika dasar — penambahan,
pengurangan, pengalian, dan pembagian — menggunakan
pecahan, menghitung volume kubus dan piramid, serta
menghitung luas kotak, segitiga, lingkaran, dan bola. Mereka
memahami konsep dasar aljabar dan geometri.
26. *
Budaya dan monumen Mesir kuno telah menjadi
peninggalan sejarah yang abadi. Pemujaan terhadap dewi Isis,
sebagai contoh, menjadi populer pada masa Kekaisaran
Romawi. Orang Romawi juga mengimpor bahan bangunan dari
Mesir untuk mendirikan struktur dengan gaya Mesir. Sejarawan
seperti Herodotus, Strabo dan Diodorus Siculus mempelajari
dan menulis tentang Mesir kuno yang kemudian dipandang
sebagai tempat yang penuh misteri. Di Abad Pertengahan dan
Renaissance, perkembangan budaya pagan Mesir mulai
menurun seiring dengan berkembangnya agama Kristen dan
Islam, namun ketertarikan terhadap budaya tersebut masih
tersirat dalam karya-karya ilmuwan abad pertengahan.