2. PENGERTIAN SYARI’AT ISLAM
• Syari’at, bisa disebut syir’ah, artinya secara bahasa adalah sumber air mengalir yang didatangi
manusia atau binatang untuk minum.
• Sedangkan arti syari’at menurut istilah adalah hukum-hukum (peraturan) yang diturunkan
Allah swt. melalui rasul-rasulNya yang mulia, untuk manusia, agar mereka keluar dari kegelapan ke
dalam terang, dan mendapatkan petunjuk ke jalan yang lurus.
• Jadi Syariat islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat
Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh
kehidupan ini. Maka oleh sebagian penganut Islam, syariat Islam merupakan panduan
menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini.
3. PEMBAGIAN SYARI’AT ISLAM
• Hukum yang diturunkan melalui Nabi Muhammad saw. untuk segenap manusia
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
• 1. Ilmu Tauhid, yaitu hukum atau peraturan-peraturan yang berhubungan
dengan dasar-dasar keyakinan agama Islam, yang tidak boleh diragukan dan
harus benar-benar menjadi keimanan kita. Misalnya, peraturan yang
berhubungan dengan Dzat dan Sifat Allah swt. yang harus iman kepada-Nya,
iman kepada rasul-rasul-Nya, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan iman
kepada hari akhir termasuk di dalamnya kenikmatan dan siksa, serta iman kepada
qadar baik dan buruk. Ilmu tauhid ini dinamakan juga Ilmi Aqidah atau Ilmu
Kalam.
4. • 2. Ilmu Akhlak, yaitu peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pendidikan dan
penyempurnaan jiwa. Misalnya, segala peraturan yang mengarah pada perlindungan keutamaan
dan mencegah kejelekan-kejelekan, seperti kita harus berbuat benar, harus memenuhi janji, harus
amanah, dan dilarang berdusta dan berkhianat.
• 3. Ilmu Fiqh, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya
dan hubungan manusia dengan sesamanya. Ilmu Fiqh mengandung dua bagian: pertama, ibadah,
yaitu yang menjelaskan tentang hukum-hukum hubungan manusia dengan Tuhannya. Dan ibadah
tidak sah (tidak diterima) kecuali disertai dengan niat. Contoh ibadah misalnya shalat, zakat,
puasa, dan haji. Kedua, muamalat, yaitu bagian yang menjelaskan tentang hukum-hukum
hubungan antara manusia dengan sesamanya. Ilmu Fiqh dapat juga disebut Qanun (undang-
undang).
5. TUJUAN SYARI’AT ISLAM
• Menurut buku “Syariah dan Ibadah” (Pamator 1999) yang disusun oleh Tim
Dirasah Islamiyah dari Universitas Islam Jakarta, ada 5 (lima) hal pokok yang
merupakan tujuan utama dari Syariat Islam, yaitu:
6. • 1. Memelihara kemaslahatan agama (Hifzh al-din)
• Agama Islam harus dibela dari ancaman orang-orang yang tidak bertanggung-jawab yang hendak merusak
aqidah, ibadah dan akhlak umat. Ajaran Islam memberikan kebebasan untuk memilih agama, seperti ayat Al-
Quran:
• “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)…” (QS Al-Baqarah [2]: 256).
• Akan tetapi, untuk terpeliharanya ajaran Islam dan terciptanya rahmatan lil’alamin, maka Allah SWT telah
membuat peraturan-peraturan, termasuk larangan berbuat musyrik dan murtad:
• “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempesekutukan Allah, maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar.” (QS An-Nisaa [4]: 48).
• Dengan adanya Syariat Islam, maka dosa syirik maupun murtad akan ditumpas.
7. 2. Memelihara jiwa (Hifzh al-nafsi)
• Agama Islam sangat menghargai jiwa seseorang. Oleh sebab itu, diberlakukanlah hukum qishash yang merupakan suatu bentuk
hukum pembalasan. Seseorang yang telah membunuh orang lain akan dibunuh, seseorang yang telah mencederai orang lain, akan
dicederai, seseorang yang yang telah menyakiti orang lain, akan disakiti secara setimpal. Dengan demikian seseorang akan takut
melakukan kejahatan. Ayat Al-Quran menegaskan:
• “Hai orang-orang yang beriman! Telah diwajibkan kepadamu qishash (pembalasan) pada orang-orang yang dibunuh…” (QS Al-
Baqarah [2]: 178).
• Namun, qishash tidak diberlakukan jika si pelaku dimaafkan oleh yang bersangkutan, atau daiat (ganti rugi) telah dibayarkan secara
wajar. Ayat Al-Quran menerangkan hal ini:
• “Barangsiapa mendapat pemaafan dari saudaranya, hendaklah mengikuti cara yang baik dan hendaklah (orang yang diberi maaf)
membayar diat kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula)” (QS Al-Baqarah [2]: 178).
• Dengan adanya Syariat Islam, maka pembunuhan akan tertanggulani karena para calon pembunuh akan berpikir ulang untuk
membunuh karena nyawanya sebagai taruhannya. Dengan begitu, jiwa orang beriman akan terpelihara.
8. 3. Memelihara akal (Hifzh al-’aqli)
• Kedudukan akal manusia dalam pandangan Islam amatlah penting. Akal manusia dibutuhkan untuk
memikirkan ayat-ayat Qauliyah (Al-Quran) dan kauniah (sunnatullah) menuju manusia kamil. Salah
satu cara yang paling utama dalam memelihara akan adalah dengan menghindari khamar (minuman
keras) dan judi. Ayat-ayat Al-Quran menjelaskan sebagai berikut:
• “Mereka bertanya kepadamu (wahai Muhammad) mengenai khamar (minuman keras) dan judi.
Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
kedua-duanya lebih besar dari manfaatnya.” (QS Al-Baqarah [2]: 219).
• Syariat Islam akan memelihara umat manusia dari dosa bermabuk-mabukan dan dosa perjudian.
9. 4. Memelihara keturunan dan kehormatan (Hifzh al-nashli)
• Islam secara jelas mengatur pernikahan, dan mengharamkan zina. Didalam Syariat Islam telah jelas ditentukan siapa
saja yang boleh dinikahi, dan siapa saja yang tidak boleh dinikahi. Al-Quran telah mengatur hal-hal ini:
• “Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang
mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu.” (QS Al-Baqarah [2]: 221).
• “Perempuan dan lak-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah
belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman
• kepada Allah dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari
orang-orang yang beriman.” (QS An-Nur [24]: 2).
• Syariat Islam akan menghukum dengan tegas secara fisik (dengan cambuk) dan emosional (dengan disaksikan
banyak orang) agar para pezina bertaubat.
10. 5. Memelihara harta benda (Hifzh al-mal)
• Dengan adanya Syariat Islam, maka para pemilik harta benda akan merasa lebih
aman, karena Islam mengenal hukuman Had, yaitu potong tangan dan/atau
kaki. Seperti yang tertulis di dalam Al-Quran:
• “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagaimana) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah. Dan Allah Maha perkasa lagi Maha Bijaksana”
• (QS Al-Maidah [5]: 38).
11. SUMBER-SUMBER
1. Al-Qur’an, kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan
merupakan Undang-Undang yang sebagian besar berisi hukum-hukum pokok.
2. Al-Hadist (As-Sunnah), sumber hukum kedua yang memberikan
penjelasan dan rincian terhadap hukum-hukum Al-Qur’an yang bersifat umum.
3. Ra’yu (Ijtihad), upaya para ahli mengkaji Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk
menetapkan hukum yang belum ditetapkan secara pasti dalam Al-Qur’an dan
As-Sunnah.
12. KLASIFIKASI SYARI’AH
Syariah dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Wajib (Ijab), yaitu suatu ketentuan yang menurut pelaksanaannya, apabila dikerjakan mendapat
pahala, dan apabila ditinggalkan mendapat dosa.
2. Haram, yaitu suatu ketentuan apabila ditinggalkan mendapat pahala dan apabila dikerjakan
mendapat dosa. Contohnya : zinah, mencuri, membunuh, minum-minuman keras, durhaka pada
orang tua, dan lain-lain.
3. Sunnah (Mustahab), yaitu suatu ketentuan apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila
ditinggalkan tidak berdosa.
4. Makruh (Karahah), yaitu suatu ketentuan yang menganjurkan untuk ditinggalkannya suatu
perbuatan; apabila ditinggalkan mendapat pahala dan apabila dikerjakan tidak berdosa. Contohnya :
merokok, makan bau-bauan, dan lain-lain.
13. SYARI’AT ISLAM DI INDONESIA SAAT
INI
• Sebagian kecil dari syariat Islam sebetulnya sudah diterapkan di Indonesia. Yang dimaksud ialah
penerapan nilai-nilai kebenaran dan keadilan yang bersifat universal dan beberapa bagian dari
hukum yang khas Islam seperti hukum pernikahan dan hukum waris. Kalau kita perhatikan,
hukum-hukum khas Islam yang telah diterapkan ialah yang bersifat ritual dan tidak memiliki
dampak sosial politik yang signifikan. Sebenarnya, Islam merupakan agama yang sangat
memperhatikan aspek-aspek sosial politik. Tanpa aspek-aspek tersebut, Islam tidak layak lagi
disebut sebagai Islam. Bahkan, salah satu sebab utama mengapa Islam dimusuhi di Mekkah ialah
karena Islam memasuki wilayah-wilayah social politik. Kalaupun ada penerapan syariat Islam di
Indonesia dalam wilayah yang lebih luas, maka kita dapati sifatnya masih belum mengikat, tetapi
sekedar pilihan. Padahal, hukum baru dikatakan hukum apabila ia bersifat mengikat.
14. HAMBATAN-HAMBATAN DALAM
USAHA PENERAPAN SYARI’AT ISLAM
• Hambatan eksternal berupa pihak-pihak yang memang sejak awal memiliki antipati
terhadap Islam dan syariat Islam. Mereka adalah para pengusung agama dan ideologi
tertentu diluar Islam, terutama yang memiliki pengalaman pahit melawan Islam.
Mereka senantiasa menyebarluaskan imej yang negative tentang Islam dan syariat
Islam, misalnya dengan menjelek-jelekkan Islam dengan slogan “Harem dan
Pedang” (sebagai simbol bagi pengungkungan kaum wanita dan kekerasan ).
• Hambatan dari pihak-pihak yang sebetulnya tidak terlalu ideologis kecuali bahwa
mereka menolak penerapan syariat Islam karena akan mengekang kesenangan
mereka. Mereka itulah yang sering disebut sebagai para hedonis, atau yang dalam
bahasa Islam disebut sebagai ahlul ma’aashiy.
15. • Hambatan dari pihak-pihak yang menolak syariat Islam karena belum
memahami syariat Islam, atau memahaminya dengan pemahaman yang salah.
Mereka inilah yang dalam bahasa Islam disebut sebagai ahlul jahl.
• Disamping itu, usaha-usaha menuju penerapan syariat Islam juga berkaitan
dengan masalah strategi. Hambatan-hambatan bisa pula muncul dari pihak-pihak
yang sudah sepakat dengan syariat Islam dan penerapannya, akan tetapi memiliki
strategi yang berbeda-beda. Hambatan dari sisi ini akan menjadi semakin
signifikan apabila strategi-strategi tersebit saling berseberangan satu sama lain.
16. FAKTOR-FAKTOR PENGUAT DAN
PENDUKUNG DALAM USAHA
PENERAPAN SYARI’AT ISLAM
• Jumlah umat Islam cukup signifikan.
• Maraknya gerakan-gerakan Islam yang senantiasa menyuarakan diterapkannya syariat Islam.
• Gagalnya beberapa sistem hukum dan bernegara yang bukan Islam telah memunculkan rasa
frustasi umat manusia, sehingga mereka membutuhkan alternatif-alternatif yang lain. Diantara
alternatif itu ialah Islam.
• Keberhasilan usaha-usaha politik dari kalangan Islam dan partai-partai politik Islam di beberapa
negeri muslim.
• Sejarah umat Islam yang cemerlang di masa lampau ketika mereka menerapkan syariat Islam.
Sejarah cemerlang ini setidak-tidaknya bisa memunculkan kerinduan-kerinduan pada benak umat
Islam atas kembalinya masa kejayaan mereka.