2. ARUS LISTRIK
Tiga hal tentang arus listrik
Arus listrik didefinisikan
sebagai aliran partikel-partikel
bermuatan positif (walaupun
sesungguhnya yang bergerak
adalah elektron-elektron •
bermuatan negatif ).
Arah arus listrik (arah arus
Elektron
konvensional) berlawanan
dengan arah arus elektron.
Arus listrik mengalir dari titik
berpotensial tinggi ke titik Kuat arus
berpotensial rendah (elektron
mengalir dalam arah
berlawanan, dari potensial
rendah ke potensial tinggi).
3. BESAR KUAT ARUS LISTRIK
Kuat arus listrik didefinisikan sebagai besar
muatan listrik q yang mengalir setiap satuan
waktu t.
A •q B
Titik A berpotensial tinggi dan titik B berpotensial
rendah
I = arus listrik (A)
Rumus : I = q/t q = muatan (C)
t = waktu (s)
4. HUKUM OHM
Hukum ohm berbunyi :
Tegangan V pada ujung-
ujung sebuah komponen
listrik adalah sebanding
dengan kuat arus listrik I
yang melalui komponen
itu, asalkan suhu
komponen dijaga tetap.
George Simon Ohm (1887 – 1954)
Fisikawan Jerman
5. RUMUS OHM
Besarnya tegangan listrik pada ujung-ujung
penghantar listrik :
V = beda potensial (volt)
V = I.R I = arus listrik (ampere)
R = hambatan listrik ( ohm , Ω )
R
I
V
6. HAMBATAN LISTRIK
Dengan menggunakan hukum Ohm, jika
tegangan V tetap, hambatan diperkecil maka kuat
arus listrik bertambah besar.
RL jika I mengecil dengan
R
I cara menambah R,maka
lampu RL menjadi redup
artinya R nilainya dapat
diubah-ubah.
V
7. HAMBATAN PENGHANTAR
Hambatan kawat penghantar besarnya
ditentukan oleh :
1. Hambat jenis kawat (Ω.m)
2. Panjang kawat (m)
3. Luas penampang kawat (m²) A = luas
Rumus : ρ = hambat penampang
jenis
L
penghantar
R = ρ.
A L = Panjang
penghantar
8. PENGARUH SUHU TERHADAP
HAMBATAN PENGHANTAR
Hambatan kawat penghantar
bila suhunya berubah nilainya
berubah dan dipengaruhi
oleh :
Hambatan pada suhu awal
adalah Ro (Ω)
Koefisien suhu hambatan jenis
α (per ºC)
Hambatan pada suhu t adalah
Rt (Ω)
Maka besar hambatan Rt
adalah :
∆R = Ro.α.∆t
Rt = Ro ( 1 + α.∆t )
9. HUKUM I KIRCHOFF
Pada rangkain yang
bercabang, apabila ujung-
ujung rangkaian diberi
kuat arus listrik maka
jumlah kuat arus yang
menuju titik cabang sama
dengan jumlah kuat arus
listrik yang meninggalkan
titik cabang yang sama.
Gustav Kiichhoff ( 1824 – 1887 )
Fisikawan Jerman
∑ I masuk = ∑ I keluar
10. CONTOH HUKUM I KIRCHOFF
Dengan memperhatikan rangkaian di bawah ini,
berdasarkan hukum I kirchhoff, maka :
I2 I4
I5
A B I6 C
I3
I1 I1
E
Di titik cabang A I1 = I2 + I3
Di titik cabang B I2 + I3 = I4 + I5 + I6
Di titik cabang C I4 + I5 + I6 = I1
11. RANGKAIAN HAMBATAN
Rangkaian hambatan listrik yang dapat
dipecahkan berdasarkan hukum Ohm dan
hukum I Kirchhoff.
1. Rangkaian seri
2. Rangkaian paralel
3. Rangkaian kombinasi seri dan paralel
12. Rangkaian Seri
Ciri-ciri rangkaian hambatan seri, apabila ujung-ujungnya diberi
tegangan listrik.
a. Kuat arus yang melalui tiap-tiap hambatan sama
besar, sama dengan kuat arus yang melalui
hambatan pengganti.
I = I1 = I2 = I3 = …
b. Tegangan pada ujung-ujung hambatan rangkaian
sama dengan jumlah tegangan pada ujung-ujung tiap
hambatan.
V = V1 + V2 + V3 + …
V1 V2 V3
I I1 I2 I3
V
13. Manfaat Rangkaian Seri
Manfaat rangkaian hambatan seri adalah :
a. Untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian
Rs = R1 + R2 + R3 + …
b. Sebagai pembagi tegangan dimana tegangan pada
ujung-ujung tiap hambatan sebanding dengan nilai
hambatannya.
V1 : V2 : V3 : …= R1 : R2 : R3 …
V1 V2 V3
I I1 I2 I3
V
14. Penggunaan hk.Ohm & hk. I Kirchhoff
pada rangkaian seri
V1 V2 V3
I R1 I1 R2 I2 R3 I3
V
I = I1 = I 2 = I3
Rs = R1 + R2 + R3
V = I.Rs
V1= I1.R1
V2= I2.R2
V3= I3.R3
15. Rangkaian Paralel
Ciri-ciri rangkaian hambatan paralel, apabila ujung-ujungnya diberi
tegangan listrik.
a. Tegangan ujung-ujung tiap hambatan sama besar, sama
dengan tegangan ujung-ujung hambatan pengganti.
V = V1 = V2 = V3 = …
b. Kuat arus yang melalui hambatan rangkaian paralel sama
dengan jumlah kuat arus yang melalui tiap-tiap hambatan.
I = I1 + I2 + I3 + …
I1
I
I2
V I3
16. Manfaat Rangkaian Paralel
Manfaat rangkaian hambatan paralel adalah :
a. Untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian
1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + …
b. Sebagai pembagi arus dimana kuat arus yang
melalui tiap-tiap hambatan sebanding dengan
kebalikan nilai hambatannya. R1
I1 : I2 : I3 : …= 1/R1 : 1/R2 : 1/R3 … I
I R2 1
R3 I2
V I3
17. Penggunaan hk.Ohm & hk. I Kirchhoff
pada rangkaian paralel
V = V1 = V2 = V3 R1
V = I.Rp R2 I1
I
V1= I1.R1 I2
R3
V2= I2.R2
I3
V3= I3.R3
V
V=I.Rp = I1.R1 = I2.R2 = I31/Rp = 1/R + 1/R + 1/R
.R3
1 2 3
18. Rangkaian hambatan kombinasi
Untuk menyelesaikan persoalan rangkaian
kombinasi dapat menggunakan rumus rangkaian
seri dan paralel. Dengan memper-hatikan
rangkaian dari unit yang terkecil.
R3
R1 R2 R I3
4
I1 I2 R5 I4
I5
E
19. VBC = I.R2
VAB = I.R1 R3
R1 R2 I3
A B C R4
D
I I I4
R5
I = I3 + I 4 + I 5
I5
E
Rs = R1 + R2 + Rp
1/Rp = 1/R3 + 1/R4 + 1/R5
VCD = I.Rp = I3.R3 = I4.R4 = I5.R5
20. VBC = I.R2
VAB = I.R1 R3
R1 R2 I3
A B C R4
D
I I I4
R5
I = I3 + I 4 + I 5
I5
E
Rs = R1 + R2 + Rp
VCD = I.Rp = I3.R3 = I4.R4 = I5.R5
1/Rp = 1/R3 + 1/R4 + 1/R5
21. Persamaan
yang bisa
dibentuk
E = I.Rs
Atau Hambatan luar
E = I.(R + r)
R1
I
Hambatan
penggantiny
a seri
Rs = R + r
I E
E r
Elemen baterai
Hambatan dalam
22. Persamaan
yang bisa
dibentuk
E = I.Rs
Atau Hambatan luar
E = I.(R + r)
R1
I
Hambatan
penggantiny
a seri
Rs = R + r
I E r
Elemen baterai
Hambatan dalam
23. Gaya gerak listrik(GGL) elemen ε
adalah tegangan pada ujung-
R1 ujung baterai saat tidak
A B
dihubungkan ke komponen listrik;
I sedang tegangan jepit Vj adalah
Tegangan pada adalah beda
tegangan jepit ujung-ujung
potensial antara dua titik di kutub-
baterai saat dihubungkan dengan
kutub elemen baterai. Dalam
komponen listrik
rangkaian ini ditunjukkan)oleh titik
E = I.( R + r
I E r A dan B. Besarnya tegangan jepit
dari rangkaian ini adalah :
Vj = VAB = I.R = E – I.r
24. Galvanometer adalah alat untuk mendeteksi
ada tidaknya kuat arus listrik di dalam suatu
kawat penghantar.
Alat ini akan digunakan untuk menyelidiki
rangkaian hambatan pada Jembatan
Wheatstone
0 1
-1
2
-2
Jika pada penghantar
terdapat arus listrik
maka jarum
menyimpang
+ - G
25. Arus listrik
1/Rp = 1/Rs1 + 1/Rs2 Jika galvanometer
bercabang menunjuk angka nol
Maka…
R1 R2
Jadi besarnya I Rs2 = R3 + R4
R5 dapat
Arus listrik I1
mengalir dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
I2 I = E/Rp
Rs1 = R1 + R2
G
R4 R3 R1.R3 = R2.R4
Saklar I Dan
ditutup
Rangkaiannya
menjadi seperti
berikut …
Saklar E
26. R1.R3 ≠ R2.R4 Jika jarum
Arus listrik
Dan untuk menentukan galvanometer
bercabang
hambatan penggantinya menyimpang
Maka…
digunakan hambatan
penolong … R1 R2
Arus listrik I1 R5
mengalir
I2
G
R4 R3
Saklar I
ditutup
Saklar E
27. R1.R4
RA = RA, RB dan RC
R1+R4+R5
adalah hambatan
R1 R2 penolong
R1.R5
RB =
R1+R4+R5 RB
RA
R5
R4.R5 RC
RC =
R1+R4+R5
R4 R3
I
E
28. Rs1 = RB + R2
RB R2
Jadi besarnya I dapat
RA
dihitung dengan
RC rumus sebagai berikut
R3
I = E/Rp
I
Rs2 = RC + R3 E 1/Rp = 1/Rs1 + 1/Rs2
Rs3 = RA + Rp
29. Rs1 = RB + R2
RB R2
RA
RC R3
I1
Rs2 = RC + R3 E 1/Rp = 1/Rs1 + 1/Rs2
Rs3 = RA + Rp
30. Mengukur Hambatan dengan Metode nol,
Setelah jarum menunjukkan
maka untuk menentukan Rx…?
Jembatan Wheatstone dapat menggunakan rumus :
Hambatan ini adalah
hambatan yang akan
Hambatan ini adalah diukur
Penghantar dari kutub
hambatan yang Rx.Lnegatif galvanometer
1 = R.L2
diketahui digeser ke kiri-kanan
hingga jarum
galvanometer
R RX menunjuk nol
Arus 0
-1 1
bercabang 2
-2 Kawat yang panjangnya
Ukurlah panjang
L dan memiliki hambat
LUkurlah panjang
1= misalnya
…?
Saklar
+ - G
jenis besar, L = …?
nikrom2
Arus ditutup
mengalir L1 L2
I saklar E L
31. Rangkaian Seri Elemen
N buah sumber tegangan yang disusun seri dapat diganti
dengan sebuah sumber tegangan pengganti seri dimana :
GGL pengganti (Es) sama dengan jumlah ggl tiap-tiap sumber
tegangan.
Es = ∑E = E1 + E2 + E3 + …
Untuk elemen identik : Es = n.E
Hambatan dalam pengganti rs sama dengan jumlah hambatan
dalam tiaptiap sumber tegangan.
rs = ∑r = r1 + r2 + r3 + …
Untuk elemen identik : rs = n.r
32. Rangkaian Paralel Elemen
N buah sumber tegangan yang disusun paralel dapat
diganti dengan sebuah sumber tegangan pengganti
paralel dimana :
GGL pengganti (Ep) Untuk elemen identik :
Ep = E
Hambatan dalam pengganti (rs) Untuk elemen identik
rp = r/n
Catatan : Untuk elemen yang berbeda dapat
digunakan hukum II kirchhoff.
33. HUKUM II KIRCHOFF
Hukum Kirchhoff tentang
tegangan menyatakan bah-wa
jumlah aljabar perubahan
tegangan yang mengelilingi
suatu rangkaian tertutup
(loop) sama dengan nol.
∑V=0
Gustav Kiichhoff ( 1824 – 1887 )
Fisikawan Jerman
34. HUKUM II KIRCHHOFF
Hasil penjumlahan dari jumlah ggl dalam sumber
tegangan dan penurunan tegangan sepanjang
rangkaian tertutup (loop) sama dengan nol.
∑ E = ∑ I.R
Perjanjian tanda :
Arah arus I searah dengan arah loop tanda +
Arah elemen searah dengan arah loop tanda +
35. Contoh Penerapan hk. II Kirchhoff
Untuk membentuk persamaan.
R1 I2 R2
I1 Loop I R3 Loop II
I3
E1 E2
Persamaan loop I : Persamaan loop II :
E1 = I1.R1 +I3.R3 -E2 = -I2 .R2 +I3.R3
36. Berdasar hukum II tentukan
Berdasar hukum I persamaan (2) loop II : arah
Tentukan
kirchhoff tentukan E3 – E2 = – I2. (R2 + R5) – I3di setiap
loop .R
3
persamaan (3) loop
I1 + I 3 = I 2
R1 I2 R2
I1
R3
Loop I Loop II
E1 E3
I3 E2
R4 R5
Tentukan arah hukum II tentukan
Berdasar
arus dan
persamaan (1) loop I :
variabelnya di
setiap1cabang = I1.(R1+R4) – I3.R3
E – E2
37. Latihan soal no.6, hal. 69
6. Sebuah teko listrik memiliki hambatan 30 Ω.
Berapa muatan listrik mengalir melalui suatu
penampang kabel teko itu selama 1 menit ketika
teko dihubungkan ke catu daya 240 V ?
38. Penyelesaian soal no.6, hal. 69
6. Dik: R = 30 Ω, t = 60 s, V = 240 volt.
Ditanya : q …?
Dijawab :
V = I.R
240 = I.30
I = 8 ampere
q = I.t
q = 8.60
q = 480 coulomb
39. Latihan soal no.16, hal. 70
16.Gambar berikut ini menunjukkan arus yang
mengalir pada suatu cabang dari sebuah
rangkaian listrik. Berapakah bacaan pada
ampere meter A ?
(a) (b)
10 A 15 A
15 A
A
10 A
8A 8A
A
40. Penyelesaian soal no.16, hal. 70
16.Dik:a) b) 10 A 15 A
15 A
A
10 A
8A
8A
A
Ditanya : I1 …? Dan I2 …?
Dijawab :
a.) I1 = 15 + 8 – 10
I1 = 13 A
b.) I2 = 15 + 8 + 10
I2 = 33 A
41. Latihan soal no.18, hal. 70
18.Pada rangkaian berikut kelima buah lampu
adalah identik. Jika kuat arus yang ditunjukkan
amperemeter B adalah 0,4 A, berapakah kuat
arus yang ditunjukkan oleh emperemeter-
amperemeter lainnya ?
A B A C
A
A
A D
A
F E
A
42. Penyelesaian soal no.18, hal. 70
18.Dik: A A B A C
Ditanya : IA..? A
IC..?, ID..? A D
IE..?, IF..? A
F E
A
Dijawab :
IB : IE : IA = 1/2R :1/2R : 1/R
IB = IE = 0,4 A, IF = 0,8 A
ID = IE + IF = 0,8 + 0,4 = 1,2 A
IA = IC = IB + ID = 0,4 + 1,2 = 1,6 A
43. Latihan soal no.20, hal. 71
20.Tentukan hambatan pengganti antara a dan b !
R4=24Ω
R1=4Ω
a R3=5Ω b
R2=12Ω
44. Penyelesaian soal no.20, hal. 71
20.Ditanya hambatan: pengganti antara a dan b ?
Rangakaian paralel
Rangakaian paralel :
1/Rp1 = 1/R + 1/R
1/Rp2 = 1/R4 +11/Rs 2 R4=24Ω
1/R = ¼ + 1/12
1/Rp2 =p1
1/24 + 1/9
1/Rp1 = 3/12 + 1/12
1/Rp2 = 3/72 + 7/72
R = 12/4
Rp2 =p172/10 R1=4Ω
R =4Ω
Rp2 = p1 Ω
7,2
a R3=5Ω b
R2=12Ω
Rangkaian seri :
Rs = R3 + Rp1
Rs = 5 + 4
Rs = 9 Ω
45. Latihan soal no.22, hal. 71
22.Tentukan hambatan pengganti antara a dan b !
R
R
a R R b
R
46. Penyelesaian soal no.22, hal. 71
22.Ditanya hambatan pengganti antara a dan b ?
R
R
a R R b
R
Tidak termasuk, karena
Rangakaian
salah satu kutubnya
Rangkaian seri :
paralel :
bebas
Rs = R + R s
1/R= = + R + 1/R
Rs p R
1/R
Rs = p = 2/2R
1/R 2R
Rp = R
47. Latihan soal no.24, hal. 71
24.Tentukan hambatan pengganti antara a dan b !
R2=5,6Ω
R1=6,8Ω R4=2,2Ω
R3=5,6Ω
a R6=10Ω R7=10Ω
b
R5=1,8Ω
R8=10Ω R9=10Ω
48. Penyelesaian soal no.24, hal. 71
24.Ditanya hambatan pengganti antara a dan b ?
Rangakaian paralel
Rangakaian paralel
R2=5,6Ω Rangakaian paralel
ke-1 :
ke-2 :
R1=6,8Ω R4=2,2Ω 1/Rp1 = ( terakhir ) 3:
ke-3 1/R2 + 1/R
1/Rp2 = 1/Rs2 + 1/Rs3
R3=5,6Ω 1/Rp1 = = 1/R + 10/56
1/Rp3 10/56s1 + 1/Rs4
1/Rp2 = 1/20 + 1/20
1/Rp3 = 10/118 +
1/Rp1 = 20/56
a R6=10Ω R7=10Ω
b 1/Rp2 = 2/20
Rp1 10/118
= 28/10
R5=1,8Ω 1/Rp3 = 10Ω
Rp2 = 20/118
Rp1 = 2,8
Ω
R9=10Ω
Rp2 = 5,9 Ω
R8=10Ω
Rangkaian seri ke-1 :
Rangkaian seri ke-2 :
Rangkaian Rp + ke-3 :
Rs1 = R1 + seri R4
Rangkaian+ R7 ke-4 :
Rs2 = R6 seri
Rs1 =Rs3 ==R8 ++R2,2
6,8 + 2,8 + R
R = R5 9
Rs2 s4 10 + 10 p2
Rs1 ==11,8+Ω 10
Rs3 10 10
Rs4 = 1,8 +
Rs2 = 20 Ω
Rs3 = 20 Ω
Rs4 = 11,8 Ω
49. Latihan soal no.28, hal. 71
28.Pada rangkaian berikut, tentukan I1, I2 dan I3
R2= 3Ω
R1= 2Ω I2
I1 I3 R3= 6Ω
E= 5 V
r =1Ω
50. Penyelesaian soal no.28, hal. 71
28.Ditanya kuat arus I1, I2 dan I3 …?
R2= 3Ω I1 = E/Rs VAB = I1.Rs
I1 = 5/5 VAB = 1.2
R1= 2Ω I2 I1 = 1 A VAB = 2V
I1 A I B I2 = VAB/R2
3 R3= 6Ω
I3 = VAB/R3
I2 = 2/3 A
I3 = 2/6
I3 = 1/3 A
E= 5 V
Rangakaian
Rangkaian seri :
r =1Ω paralel :
Rs = R p + R 1 + r
1/Rp 2 +1/R21+ 1/R3
= 2+
Rs =
1/Rp== 1/3 + 1/6
Rs 5 Ω
Rp = 2 Ω
51. Latihan soal no.40, hal. 73
40.Dalam rangkaian di bawah ini, baterai dengan ggl 2 V
memiliki hambatan dalam yang dapat diabaikan. Jarum
galvanometer G menunjuk nol.
a. Hitung X.
b. Tentukan kuat arus melalui X.
c. Tentukan beda potensial pada ujung-ujung resistor
15 Ω. R = 6Ω
1 X
I2
G
I1 I3 R2=10Ω R3=15Ω
E= 2 V
52. Penyelesaian soal no.40, hal. 73
40.Ditanya : X, I2, V …?
R1= 6Ω X
Karena jarum galvanometer
I2 menunjuk nol, maka
G X.R2 = R1.R3
R2=10Ω R3=15Ω Sehingga
I1 I3 X.10 = 6.15
X=9Ω
E= 2 V
Rs1 = 6 + 9 = 15 Ω
Rs2 = 10 + 15 = 25 Ω
I2 = E/Rs1 = 2/15 A
I3 = E/Rs2 = 2/25 A
V = I3.R3 = (2/25).15 = 1,2 A
53. Latihan soal no.46, hal. 73-74
46.Berdasarkan rangkaian berikut, tentukan :
a. kuat arus dalam rangkaian.
b. Tegangan jepit tiap sel (ggl).
4 V, 2 Ω 6 V, 3 Ω
I
R3=15Ω
54. Penyelesaian soal no.46, hal. 73-74
46.Ditanya kuat arus I dan Vj tiap elemen …?
Elemen seri :
4 V, 2 Ω 6 V, 3 Ω Es = E1 + E2
Es = 4 + 6 = 10 V
Hambatan dalam seri :
I
Rs = R + r 1 + r 2
Rs = 15 + 2 + 3 = 20 Ω
R3=15Ω
Kuat arus yang melalui hambatan :
I = Es/Rs = 10/20 = 0,5 A
Tegangan jepit tiap elemen :
Vj1 = E1 – I.r1 = 4 – 0,5.2 = 3 V
Vj2 = E2 – I.r2 = 6 – 0,5.3 = 4,5 V