SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 65
Downloaden Sie, um offline zu lesen
KATA PENGANTAR

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang
Wajib Belajar, Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan
Pemberantasan Buta Aksara merupakan indikasi yang sangat nyata upaya
Pemerintah Indonesia dalam peningkatan mutu sumberdaya manusia agar mampu
bersaing dalam era keterbukaan dan globalisasi.
Di lingkungan Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Mandikdasmen, Kementerian
Pendidikan Nasional, diantara dampak realisasi dari peraturan-peraturan
perundangan tersebut dapat diukur dari Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMP/MTs/Sederajat pada akhir tahun 2009 mencapai 98,11%. Angka ini melebihi
target yang diharapkan dapat dicapai akhir tahun 2008, yaitu 95.0%. Dengan telah
tercapainya target APK di atas, maka orientasi pembinaan pendidikan pada jenjang
SMP lebih ditekankan pada peningkatan mutu pendidikan.
Dalam rangka peningkatan mutu tersebut, Direktorat Pembinaan SMP telah
menyusun berbagai kebijakan dan strategi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk
program dan kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi. Dengan
kebijakan dan program tersebut, diharapkan misi 5 K Kementerian Pendidikan
Nasional terkait dengan Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan
Kepastian juga diharapkan dapat terpenuhi.
Agar program dan/atau kegiatan tersebut dapat mencapai target yang telah
ditetapkan, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada, Direktorat Pembinaan
SMP menerbitkan berbagai Buku Panduan Pelaksanaan untuk masing-masing
program dan/atau kegiatan, baik yang pengelolaannya di tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, maupun yang dilaksanakan langsung oleh sekolah.
Dengan buku panduan ini diharapkan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan
program di semua tingkatan dapat memahami dan melaksanakan dengan amanah,
efektif dan efisien seluruh proses kegiatan mulai dari penyiapan rencana,
pelaksanaan, sampai dengan monitoring, evaluasi dan pelaporannya.
Akhirnya, kami mengharapkan agar semua pihak terkait mempelajari dengan
seksama dan menjadikannya sebagai pedoman serta acuan dalam pelaksanaan
seluruh program atau kegiatan pembangunan pendidikan pada jenjang Sekolah
Menengah Pertama tahun anggaran 2010.
                                                Jakarta, Januari 2010
                                                Direktur Pembinaan
                                                Sekolah Menengah Pertama,




                                               Didik Suhardi, SH., M.Si
                                               NIP. 196312031983031004




                                       iii
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ................................................................................iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... V
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
 A Latar Belakang .................................................................................... 1
 B Tujuan Penyusunan Panduan .............................................................. 2
BAB II KONSEP PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS
 TIK ............................................................................................................ 3
 A. Pengertian ........................................................................................... 3
 B. Tujuan ................................................................................................. 5
 C. Komponen Pembelajaran Kontekstual................................................ 5
 D. Lingkup dan Bentuk Pembelajaran Kontekstual Berbasis TIK........... 9
 E. Indikator Keberhasilan...................................................................... 10
BAB III FASILITAS TIK UNTUK MENDUKUNG
 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL................................................ 13
   A.     Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Ruang Kelas ................... 14
   B.     Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium Komputer. 14
   C.     Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Perpustakaan SMP ......... 14
   D.     Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Ruang Multimedia......... 15
   E.     Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium Bahasa ..... 16
   F.     Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium IPA .......... 16
   G.     Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium IPS........... 16
   H.     Peralatan TIK Sebagai Alat Bantu Manajemen di Ruang Guru........ 16
   I.     Peralatan TIK Sebagai Alat Bantu Manajemen Pembelajaran/......... 17
          Kurikulum Sekolah........................................................................... 17
BAB IV. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL ..... 19
 A. Perencanaan ...................................................................................... 19
 B. Pelaksanaan....................................................................................... 21
 C. Penilaian ........................................................................................... 22
BAB V PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
 KONTEKSTUAL DI SEKOLAH......................................................... 29
   A.     Penyiapan Guru................................................................................. 29
   B.     Penyiapan Perangkat Pembelajaran Kontekstual .............................. 30
   C.     Penyiapan Media dan Sumber Belajar .............................................. 30
   D.     Penyiapan Fasilitas Multimedia ........................................................ 31



                                                        v
E. Pelaksanaan Pembelajaran.................................................................. 32
 F. Monitoring dan Evaluasi.................................................................... 32
BAB VI PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
 KONTEKSTUAL OLEH DIREKTORAT PEMBINAAN SMP ....... 35
BAB VII PENUTUP .................................................................................. 37
L A M P I R A N ........................................................................................ 39




                                                   vi
Belajar Untuk Masa Depanku




                                              BAB I
                                          PENDAHULUAN

A Latar Belakang

           Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di
           Sekolah Menengah Pertama (SMP), Direktorat Pembinaan SMP telah
           melakukan pengembangan pembelajaran kontekstual atau Contextual
           Teaching and Learning (CTL). Pengembangan yang telah dilakukan
           meliputi    panduan      pembelajaran     kontekstual,    model-model
           pembelajaran kontekstual dalam bentuk audio visual (VCD), dan bahan
           ajar sesuai Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Bahan ajar
           untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa
           Inggris, PKn, dan IPS telah disusun dalam bentuk buku pelajaran sesuai
           kriteria yang ditentukan, dan telah lolos penilaian dari BSNP sebagai
           buku pelajaran SMP. Buku-buku tersebut telah di upload dalam Buku
           Sekolah Elektronik (BSE), dan telah digunakan di sekolah.
           Pelatihan pembelajaran kontekstual kepada para Guru SMP, baik
           melalui pusat, provinsi dan kab/kota juga telah dilakukan. Melalui
           pengembangan dan pelatihan tersebut diharapkan para guru dapat
           memahami esensi pembelajaran kontekstual, menguasai perangkat
           pembelajaran, serta mampu menyelenggarakan pembelajaran
           kontekstual secara nyata di sekolah. Pembelajaran kontekstual mulai
           diimplementasikan di SMP pada tahun 2001/2002. Sampai tahun
           2009/2010 ini lebih dari 3000 SMP telah mengimplementasikan
           pembelajaran kontekstual secara intensif.
           Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual mampu
           meningkatkan motivasi dan keaktivan belajar siswa serta penguasaan
           yang mendalam terhadap materi pelajaran. Berdasarkan hal tersebut,
           Direktorat Pembinaan SMP berupaya terus untuk menyebarluaskan
           pembelajaran kontekstual ke lebih banyak SMP di seluruh Indonesia.
           Kompetensi guru dalam menerapkan pembelajaran kontekstual juga
           terus ditingkatkan, terutama untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum
           Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai Standar Isi dan Standar
           Kompetensi Lulusan. Di samping itu, Pendekatan pembelajaran
           kontekstual berbasis Information and communication technology (ICT)
           atau teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dipandang sangat
           esensial untuk dikembangkan dan diterapkan di SMP yang telah
           memiliki fasilitas pendukung memadai.



                                                                                                     1
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




B   Tujuan Penyusunan Panduan
    Melalui buku panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual ini
    diharapkan warga sekolah terutama pimpinan sekolah dan para guru
    dapat menguasai secara memadai mengenai apa yang dimaksud
    pembelajaran kontekstual berbasis TIK, mengapa diperlukan, dan
    bagaimana mengembangkan serta mengimplementasikannya di
    sekolah.




2                                                  “Direktorat PSMP -   QEC24711   ”
Belajar Untuk Masa Depanku




                               BAB II
                  KONSEP PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
                            BERBASIS TIK


A. Pengertian
   Pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang
   membantu guru dalam mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan
   nyata, dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan
   yang dipelajarinya dengan kehidupan mereka. Melalui pembelajaran
   kontekstual diharapkan konsep-konsep materi pelajaran dapat
   diintegrasikan dalam konteks kehidupan nyata dengan harapan siswa
   dapat memahami apa yang dipelajarinya dengan lebih baik dan mudah.
           Pembelajaran kontekstual berbasis TIK merupakan suatu konsepsi
           pembelajaran bermakna, nyata, sistematis, dan relevan dengan konteks
           kehidupan siswa, yang perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil
           pembelajarannya didukung dengan bantuan piranti elektronik, seperti
           piranti komputer, LCD Viewer, televisi, OHP, CD ROM, pesawat
           telepon, telekonferensi, transmisi satelit, jaringan internet, dan piranti
           elektronik lainnya.
           Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa di dalam konteks
           bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan
           materi yang sedang dipelajarinya dan sekaligus memperhatikan faktor
           kebutuhan individual siswa dan peran guru. Dukungan piranti
           elektronik diharapkan mengarah pada pembelajaran elektronik (e-
           learning), yang mana rancangan pembelajaran (Silabus, RPP,
           Instrumen Penilaian), jadwal, dan bahan ajar serta berbagai hal terkait
           pembelajaran dikemas dalam sistem informasi berbasis komputer.

           Contoh:
              Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat dimulai dari kasus
              penyalahgunaan Narkoba dan HIV AIDS. Melalui tayangan audio
              visual, pemaparan dan diskusi kasus-kasus penyalahgunaan
              Narkoba dan HIV AIDS kemudian dapat dibahas konsep-konsep
              yang berkaitan dengan biologi dan kimia. Melalui pendekatan
              kontekstual ini, siswa tidak hanya menguasai konsep-konsep
              biologi dan kimia, tetapi juga menyadari bahayanya Narkoba dan
              HIV AIDS, serta tertanam konasi atau perilaku untuk
              menghindarinya.




                                                                                                     3
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




        Mempelajari PPKN/Agama dimulai dengan mendiskusikan lalu
        lintas yang macet di lingkungan siswa akibat pelanggaran
        terhadap peraturan lalu lintas. Dari peraturan lalu lintas tersebut
        diteruskan dengan aturan-aturan lain dalam bernegara dan
        beragama, dst.misalkan dengan membuka internet
        Pelajaran ekonomi misalnya dapat dimulai dengan membahas
        harga buah-buahan yang ada di lingkungan sekitar sekolah.
        Didiskusikan mengapa harga buah lebih murah pada saat musim
        buah dibanding harga pada saat tidak musim buah. Hal ini terkait
        dengan hukum permintaan dan persediaan. Gambar ditampilkan
        di LCD dengan Komputer
        Belajar sejarah dimulai dengan mempelajari kerajaan atau
        peninggalan sejarah yang ada di lingkungan anak didik kita,
        kemudian berkembang       pada kerajaan-kerajaan     di luar
        daerahnya. Tentang pahlawan yang berasal dari daerah mereka,
        mengapa para pahlawan itu gugur, kenapa mereka harus
        mengorbankan jiwanya, untuk apa mereka berjuang, dsb.
        Selanjutnya diteruskan dengan perjuangan para pahlawan selain
        pahlawan      dari daerah mereka, mendiskusikan       tentang
        penjajahan sampai kepada kemerdekaan          bangsanya dan
        seterusnya.
        Belajar bahasa Inggris, atau bahasa Indonesia dimulai dengan
        meminta siswa bercerita, mengarang atau mendiskusikan tentang
        lingkungan tempat mereka tinggal, misalnya tentang kondisi lalu
        lintas di daerahnya, keindahan daerahnya, tentang kehidupan
        sosial, dan budaya masyarakatnya, tentang ladang-ladang dan
        sawah, orang tua mereka, tari-tarian tradisional daerahnya, dsb.
        Kesemuanya itu benar-benar dilihat, dikenal, dihayati, dan
        dirasakan oleh siswa dalam kehidupannya sehari-hari.

    Dengan demikian siswa        belajar benar-benar   diawali dengan
    pengetahuan, pengalaman, dan konteks keseharian yang mereka miliki
    yang dikaitkan dengan konsep mata pelajaran yang dipelajari di kelas,
    dan selanjutnya dimungkinkan untuk mengimplementasikan dalam
    kehidupan keseharian mereka. Bawalah mereka dari dunia mereka
    ke dunia kita, kemudian hantarkanlah mereka dari dunia kita
    kedunia mereka kembali. Sehingga siswa benar-benar bukan hanya
    sekedar mengenal nilai (LOGOS) tetapi harus mampu melakukan
    internalisasi/penghayatan nilai-nilai tersebut (ETOS) dan yang



4
                                                          Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




           terpenting adalah sampai kepada anak mampu mengaktualisasikan/
           mengamalkan nilai-nilai tersebut (PATOS). Pembelajaran kontekstual
           dapat dirancang dan dilaksanakan dengan baik dengan dukungan
           perangkat TIK di sekolah.

B. Tujuan
           Tujuan pembelajaran kontekstual berbasis TIK adalah: (1) Membekali
           siswa dengan pengetahuan yang lebih bermakna, secara fleksibel dapat
           diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan ke permasalahan lain
           dan dari satu konteks kekonteks lainnya, memecahkan persoalan,
           berpikir kritis, dan melaksanakan pengamatan serta menarik
           kesimpulan dalam kehidupan jangka panjangnya; (2) Membangun
           aliran data dan informasi pembelajaran secara sistematis, sederhana,
           akurat dan lancar; (3) Memberikan respon dengan cepat, mengolah dan
           menghasilkan keluaran yang dapat digunakan sebagai dasar
           pengambilan keputusan dan kontrol manajemen pembelajaran; (4)
           Mengintegrasikan data dan mendistribusikan informasi pembelajaran
           dari dan ke berbagai terminal (user) dengan cepat, aman dan akurat; (5)
           Menciptakan sistem yang memudahkan dan menyederhanakan proses
           untuk meng-upload dan men-down load materi pembelajaran.

C. Komponen Pembelajaran Kontekstual
           Terdapat tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari
           penerapan pembelajaran kontekstual berbasis TIK di kelas, yaitu:
           konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan
           (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan
           (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic
           assessment). Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam
           kurikulum apa saja, mata pelajaran apa saja, dan kelas yang
           bagaimanapun keadaannya.

           1.    Konstruktivisme (Constructivism)
                 Konstrukstivisme adalah teori belajar yang menyatakan bahwa
                 orang menyusun atau membangun pemahaman mereka dari
                 pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pengetahuan awal dan
                 kepercayaan mereka. Seorang guru perlu mempelajari budaya,
                 pengalaman hidup dan pengetahuan, kemudian menyusun
                 pengalaman belajar yang memberi siswa kesempatan baru untuk
                 memperdalam pengetahuan tersebut.




                                                                                                     5
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




         Pemahaman konsep yang mendalam dikembangkan melalui
         pengalaman-pengalaman belajar autentik dan bermakna yang mana
         guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mendorong
         aktivitas berpikirnya. Pembelajaran hendaknya dikemas menjadi
         proses ‘mengkonstruksi’ bukan ‘menerima’ pengetahuan. Dalam
         proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan
         mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar.
         Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Pembelajaran
         dirancang dalam bentuk siswa bekerja, praktik mengerjakan
         sesuatu,     berlatih   secara    fisik,   menulis     karangan,
         mendemonstrasikan, menciptakan gagasan, dan sebagainya.

         Tugas guru dalam pembelajaran konstruktivis adalah memfasilitasi
         proses pembelajaran dengan:
         (a) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa,
         (b) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan
             idenya sendiri,
         (c) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri
             dalam belajar.

    2.   Bertanya (Questioning)
         Penggunaan pertanyaan untuk menuntun berpikir siswa lebih baik
         daripada sekedar memberi siswa informasi untuk memperdalam
         pemahaman siswa. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang
         fenomena, belajar bagaimana menyusun pertanyaan yang dapat
         diuji, dan belajar untuk saling bertanya tentang bukti, interpretasi,
         dan penjelasan. Pertanyaan digunakan guru untuk mendorong,
         membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.

         Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna
         untuk:
         (a) menggali informasi, baik teknis maupun akademis
         (b) mengetahui pemahaman siswa
         (c) membangkitkan respon siswa
         (d) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa
         (e) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa
         (f) memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki
             guru
         (g) menyegarkan kembali pengetahuan siswa




6
                                                             Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




           3.    Inkuiri (Inquiry)
                 Inkuiri adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi
                 pemahaman, yang diawali dengan pengamatan dari pertanyaan
                 yang muncul. Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut didapat
                 melalui siklus menyusun dugaan, menyusun hipotesis,
                 mengembangkan cara pengujian hipotesis, membuat pengamatan
                 lebih jauh, dan menyusun teori serta konsep yang berdasar pada
                 data dan pengetahuan.
                 Di dalam pembelajaran berdasarkan inkuiri, siswa belajar
                 menggunakan keterampilan berpikir kritis saat mereka berdiskusi
                 dan menganalisis bukti, mengevaluasi ide dan proposisi,
                 merefleksi validitas data, memproses, membuat kesimpulan.
                 Kemudian menentukan bagaimana mempresentasikan dan
                 menjelaskan penemuannya, dan menghubungkan ide-ide atau teori
                 untuk mendapatkan konsep.
                 Langkah-langkah kegiatan inkuiri:
                 a) merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun)
                 b) Mengamati atau melakukan observasi
                 c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar,
                      laporan, bagan, tabel, dan karya lain
                 d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada
                      pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain

           4.    Masyarakat Belajar (Learning Community)
                 Masyarakat belajar adalah sekelompok siswa yang terikat dalam
                 kegiatan belajar agar terjadi proses belajar lebih dalam. Semua
                 siswa harus mempunyai kesempatan untuk bicara dan berbagi ide,
                 mendengarkan ide siswa lain dengan cermat, dan bekerjasama
                 untuk membangun pengetahuan dengan teman di dalam
                 kelompoknya. Konsep ini didasarkan pada ide bahwa belajar
                 secara bersama lebih baik daripada belajar secara individual.
                 Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua
                 arah. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar
                 memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan
                 sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman
                 belajarnya. Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi jika tidak ada
                 pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang
                 merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap
                 paling tahu. Semua pihak mau saling mendengarkan.



                                                                                                     7
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




         Praktik masyarakat belajar terwujud dalam:
         (a) Pembentukan kelompok kecil
         (b) Pembentukan kelompok besar
         (c) Mendatangkan ‘ahli’ ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter,
             petani, polisi, dan lainnya)
         (d) Bekerja dengan kelas sederajat
         (e) Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya
         (f) Bekerja dengan masyarakat

    5.   Pemodelan (Modeling)
         Pemodelan adalah proses penampilan suatu contoh agar orang lain
         berpikir, bekerja, dan belajar. Pemodelan tidak jarang memerlukan
         siswa untuk berpikir dengan mengeluarkan suara keras dan
         mendemonstrasikan apa yang akan dikerjakan siswa. Pada saat
         pembelajaran, sering guru memodelkan bagaimana agar siswa
         belajar. Guru menunjukkan bagaimana melakukan sesuatu untuk
         mempelajari sesuatu yang baru. Guru bukan satu-satunya model.
         Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
         Contoh praktik pemodelan di kelas:
         a) Guru olah raga memberi contoh berenang gaya kupu-kupu di
             hadapan siswa
         b) Guru PPKN mendatangkan seorang veteran kemerdekaan ke
             kelas, lalu siswa diminta bertanya jawab dengan tokoh
             tersebut
         c) Guru Geografi menunjukkan peta jadi yang dapat digunakan
             sebagai contoh siswa dalam merancang peta daerahnya
         d) Guru Biologi mendemonstrasikan penggunaan thermometer
             suhu badan
    6.   Refleksi (Reflection)
         Refleksi memungkinkan cara berpikir tentang apa yang telah siswa
         pelajari dan untuk membantu siswa menggambarkan makna
         personal siswa sendiri. Di dalam refleksi, siswa menelaah suatu
         kejadian, kegiatan, dan pengalaman serta berpikir tentang apa yang
         siswa pelajari, bagaimana merasakan, dan bagaimana siswa
         menggunakan pengetahuan baru tersebut. Refleksi dapat ditulis di
         dalam jurnal, bisa terjadi melalui diskusi, atau merupakan kegiatan
         kreatif seperti menulis puisi atau membuat karya seni.




8
                                                           Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




                 Realisasi refleksi dapat diterapkan, misalnya pada akhir
                 pembelajaran guru menyisakan waktu sejenak agar siswa
                 melakukan refleksi. Hal ini dapat berupa:
                 (a) pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperoleh siswa
                     hari ini
                 (b) catatan atau jurnal di buku siswa
                 (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari ini
                 (d) diskusi
                 (e) hasil karya

           7.    Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
                 Penilaian autentik sesungguhnya adalah suatu istilah/terminologi
                 yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian
                 alternatif. Berbagai metode tersebut memungkinkan siswa dapat
                 mendemonstrasikan kemampuannya untuk menyelesaikan tugas-
                 tugas,      memecahkan      masalah,     atau     mengekspresikan
                 pengetahuannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat
                 ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah. Berbagai
                 simulasi tersebut semestinya dapat mengekspresikan prestasi
                 (performance) yang ditemui di dalam praktik dunia nyata seperti
                 tempat kerja. Penilaian autentik seharusnya dapat menjelaskan
                 bagaimana siswa menyelesaikan masalah dan dimungkinkan
                 memiliki lebih dari satu solusi yang benar. Strategi penilaian yang
                 cocok dengan kriteria yang dimaksudkan adalah suatu kombinasi
                 dari beberapa teknik penilaian.

D. Lingkup dan Bentuk Pembelajaran Kontekstual Berbasis TIK
           1.    Lingkup Pembelajaran Kontekstual Berbasis TIK
                 Pengembangan dan penerapan pembelajaran kontekstual berbasis
                 TIK mencakup semua mata pelajaran, muatan lokal dan
                 pengembangan diri sesuai struktur kurikulum di SMP. Sesuai
                 Standar Isi, struktur kurikulum untuk SMP, meliputi mata
                 pelajaran:
                 a. Pendidikan Agama
                 b. Pendidikan Kewarganegaraan
                 c. Bahasa Indonesia
                 d. Bahasa Inggris
                 e. Matematika
                 f. Ilmu Pengetahuan Alam
                 g. Ilmu Pengetahuan Sosial



                                                                                                     9
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




          h.   Seni Budaya
          i.   Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
          j.   Teknologi Informasi dan Komunikasi / Keterampilan
          k.   Muatan Lokal
          l.   Kegiatan Pengembangan Diri

     2.   Bentuk Perangkat TIK dalam Penerapan Pembelajaran
          Kontekstual
          Pembelajaran Kontekstual berbasis TIK dapat dikembangkan
          berdasarkan piranti TIK/elektronik yang dimiliki sekolah dan
          fasilitas pendukung, antara lain:
          a Perangkat TIK sederhana
          b. Perangkat audio dan video interaktif
          c. Perangkat komputer
          d. Pemancar satelit
          e. Jaringan intranet/extranet (LAN/WAN)
          f. Berbasis WEB
          Bentuk pembelajaran berbasis TIK SMP disesuaikan dengan
          potensi dan kondisi sekolah. Kondisi lingkungan sekolah
          (geografis, sosial, ekonomi dan lain-lain) dapat dimanfaatkan
          sebagai sumber belajar.

          Untuk rencana pengembangan, penerapan pembelajaran kontekstual
          berbasis TIK idealnya mengarah pada e-learning Berbasis Web. Namun
          mengingat jumlah sekolah yang sangat banyak, dan keterbatasan dana,
          maka pengembangan dilakukan secara bertahap.

E. Indikator Keberhasilan
     Keberhasilan pembelajaran kontekstual berbasis TIK, baik proses
     maupun hasil belajarnya dapat diketahui melalui beberapa indikator,
     antara lain: (1) pemilihan materi atau informasi berdasarkan kebutuhan
     siswa dan dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata/masalah yang
     disimulasikan, (2) selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan
     yang telah dimiliki siswa, (3) pembelajaran terjadi di berbagai tempat,
     konteks dan setting dengan didukung perangkat TIK, (4) siswa secara
     aktif terlibat dalam proses pembelajaran, (5) siswa belajar dari teman
     melalui kerja kelompok, diskusi, dan saling mengoreksi, (6)
     pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang
     disimulasikan, (7) perilaku dibangun atas kesadaran diri, (8)
     keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman, (9) hadiah untuk
     perilaku baik adalah kepuasan diri, (10) siswa mengunakan



10
                                                            Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




           kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan
           terjadinya proses pembelajaran efektif, ikut bertanggungjawab atas
           terjadinya pembelajaran yang efektif, dan membawa skemata masing-
           masing kedalam proses pembelajaran, (11) siswa dapat menguasai
           materi atau kompetensi secara mendalam dan bermakna serta dapat
           menerapkannya dalam kehidupan nyata.




                                                                                                    11
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




                                                  BAB III
                        FASILITAS TIK UNTUK MENDUKUNG
                            PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL



Istilah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memang sangat kental
dengan penggunaan komputer dan internet. Namun perlu diingat bahwa
TIK semestinya tidak semata komputer dengan internetnya saja. Teknologi
yang lebih terdahulu seperti telepon, radio dan televisi juga merupakan
bagian dari TIK yang terbukti telah mampu memberikan peran positif
terhadap perangkat instruksi dalam pembelajaran yang murah dan
menjangkau cakupan wilayah yang luas. Penggunaan komputer dan internet
dalam pendidikan pada masa kini memiliki nilai tambah yang baik dimana
pola interaktivitas siswa sangat tinggi. Pada saat ini TIK dipelajari sebagai
subyek pembelajaran yang harus dikuasai siswa serta dijadikan sebagai
perangkat bantu peningkatan efisiensi dan efektivitas belajar. Meskipun
demikian, penerapan TIK di negara berkembang memang belum optimal,
karena biaya pengembangan infrastruktur dan biaya operasional
penerapannya masih tinggi, serta minimnya pengajar yang memiliki
kompetensi yang baik di bidang ini.

Pembelajaran kontekstual akan dapat lebih efektif jika didukung dengan
perangkat TIK yang memadai. Idealnya, sekolah memiliki beberapa fasilitas
laboratorium dan ruang kelas yang dilengkapi dengan perangkat TIK.
Beberapa ruang atau laboratorium di sekolah yang perlu dilengkapi dengan
perangkat TIK setidaknya:

           •     Ruang kelas
           •     Laboratorium Komputer
           •     Ruang Perpustakaan
           •     Ruang multi media
           •     Laboratorium Bahasa
           •     Laboratorium IPA
           •     Laboratorium IPS
           •     Ruang Guru
           •     Penyimpanan data Manajemen Pembelajaran/Kurikulum




                                                                                                    13
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




A. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Ruang Kelas

     Peralatan TIK diruang kelas memiliki fungsi utama sebagai sarana dan
     sumber pembelajaran seluruh matapelajaran. Tujuannya untuk
     mendukung pencapaian penguasaan kompetensi berdasarkan setiap
     matapelajaran dengan bantuan bahan ajar atau simulasi komputer,
     meliputi:
         Penguasaan Kompetensi sesuai SK dan KD tiap matapelajaran
         Pembelajaran berbasis Multimedia seluruh matapelajaran
         Penguasaan akses dan penggunaan informasi melalui internet
         Administrasi, absensi dan pencatatan pelaksanaan pembelajaran di
         tiap kelas oleh guru.

B. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium
   Komputer

     Laboratorium TIK memiliki fungsi utama sebagai sarana pembelajaran
     TIK, dengan target khusus penguasan literasi teknologi pada
     matapelajaran TIK, meliputi: Penguasaan perangkat keras, Penguasaan
     perangkat lunak alat produktifitas, Penguasaan akses dan penggunaan
     informasi melalui internet.

     Untuk proses pembelajaran berbasis TIK, siswa dapat mengakses
     bahan ajar yang telah disiapkan oleh guru sesuai dengan silabus yang
     didesain. Siswa dapat belajar melalui komputer multimedia yang ada di
     laboratorium Komputer, atau di kelas, melakukan percobaan secara
     virtual dan membaca prosedur untuk ercobaan yang sesungguhnya,
     melihat korelasi dengan kehidupan serta melakukan transaksi
     pencapaian kompetensi melalui ujian on-line, dengan nilai hasil
     transaksi ujian disimpan di data base pada server sekolah.

C. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Perpustakaan SMP

     Tujuan penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah menunjang
     program belajar bagi siswa dan mengajar bagi guru agar tujuan umum
     dan khusus pendidikan tercapai secara optimal. Di samping itu,
     membangun serta memfasilitasi minat baca siswa, sehingga dapat
     membantu proses belajar mengajar serta memfasilitasi keinginan siswa
     untuk mengetahui hal-hal lain yang tidak disampaikan oleh guru.




14
                                                          Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




           Peranan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan
           penyedia sumber belajar yang bersifat teknis edukatif dan bersama
           unsur-unsur pendidikan lainnya ikut menentukan berhasilnya proses
           pendidikan. Fungsi perpustakaan sekolah adalah memberikan informasi
           untuk menunjang program belajar dan mengajar.

           Fungsi dari pelayanan informasi akan menghasilkan tiga macam
           manfaat, yaitu:
               Sebagai sumber belajar,
               sumber informasi,
               mengasah inspirasi dan rekreasi.

           Perpustakaan dapat sebagai sumber belajar karena siswa dapat
           memperdalam pemahaman dan penghayatan pengetahuan yang
           diperoleh dari guru. Dikatakan sebagai sumber informasi karena
           koleksi perpustakaan dapat dipergunakan untuk memperluas cakrawala
           pengetahuan dan keterampilan siswa selain yang telah diberikan oleh
           guru. Begitu juga penggunaan oleh guru akan memperluas cakrawala
           dan memutakhirkan pengetahuan dalam bidang studi yang diajarkan.

           TIK sebagai sumber belajar di sebuah perpustakaan mencerminkan
           fungsi perpustakaan modern yang memberikan sumber sumber belajar,
           baik dalam bentuk buku, e-book, simulasi maupun ensiklopedia yang
           sedemikian lengkap namun mendasar untuk dapat digunakan oleh anak
           anak didik. Perpustakaan modern masa kini dapat dengan mudah
           tersambung dengan internet dan membuka jendela ilmu pengetahuan
           yang sudah ajeg maupun yang sedang berkembang saat ini.
           Kemampuan dalam mencari informasi di internet, merupakan sebuah
           kompetensi abad baru ini, untuk nantinya kemudian siswa berlatih
           untuk memilah informasi dan menggali secara khusus mana informasi
           yang benar-benar relevan dengan kebutuhan pembelajaran yang sedang
           dicari. Proses pencaian informasi di internet akan membuat sebuah
           keterampilan generik yaitu ”learning to learn”.

D. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Ruang Multimedia

           Peralatan TIK di ruang multimedia mampu menumbuhkembangkan
           proses pembelajaran yang menyenangkan, inspiratif, menantang dan
           memotivasi siswa untuk aktif dan membangun            kreativitas,
           kemandirian sebagai seorang pembelajar sejati yang memahami




                                                                                                    15
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




     keilmuan dalam lingkungan yang bersahabat, dan mengakomodasi
     siswa untuk memahami ilmu dalam lingkungan digital dan multimedia.

E. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium Bahasa

     Peralatan TIK di laboratorium bahasa mampu menumbuh kembangkan
     proses pembelajaran yang menyenangkan, inspiratif, menantang dan
     memotivasi siswa untuk aktif dan membangun             kreativitas,
     kemandirian sebagai seorang pembelajar yang memahami budaya dan
     bahasa asing dalam lingkungan yang bersahabat, dan mengakomodasi
     siswa untuk mempraktikkan kaidah bahasa dan percakapan dalam
     lingkungan digital dan multimedia.

F. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium IPA

     Peralatan TIK di laboratorium IPA mampu menumbuhkembangkan
     proses pembelajaran yang menyenangkan, inspiratif, menantang dan
     memotivasi siswa untuk aktif dan membangun                kreativitas,
     kemandirian sebagai seorang sainstis muda yang memahami sains
     dalam lingkungan yang bersahabat, dan mengakomodasi siswa untuk
     melakukan proyek sains dalam lingkungan digital dan multimedia.

G. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium IPS.

     Peralatan TIK di laboratorium IPS mampu menumbuhkembangkan
     proses pembelajaran yang menyenangkan, inspiratif, menantang dan
     memotivasi siswa untuk aktif dan membangun            kreativitas,
     kemandirian sebagai seorang calon pemimpin, dan warganegara yang
     memahami konteks sosial dalam linkungan yang bersahabat, dan
     mengakomodasi siswa untuk melakukan proyek sosial dalam
     lingkungan digital dan multimedia.

H. Peralatan TIK Sebagai Alat Bantu Manajemen di Ruang Guru

     Peralatan TIK di ruang guru dapat mendukung dan mengembangkan
     profesionalisme guru, yang menyangkut proses pengelolaan bahan
     ajar, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi
     pembelajaran. Dengan bantuan TIK, data laporan guru secara langsung
     tersimpan di pusat data sekolah, sehingga keberlangsungan sekolah
     akan terus dapat dengan mudah dipantau. Dengan adanya peralatan



16
                                                           Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




           TIK diruang guru, maka akses menuju informasi yang interaktif,
           inspiratif dan menarik akan menyebabkan pemberdayaan guru semakin
           mudah, dengan akses internet pada informasi yang luas.

I.         Peralatan TIK Sebagai Alat Bantu Manajemen Pembelajaran/
           Kurikulum Sekolah

           Manajemen pembelajaran atau kurikulum adalah sebuah pengelolaan
           pembelajaran dalam satu siklus proses yang melingkupi pendefinisian
           pembelajaran dari mulai perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan
           dan pengawasan.
               Proses Perencanaan, meliputi membuat analisis materi pelajaran,
               menyusun kalender pendidikan, penyusunan program tahunan,
               penyusunan program semester, penyusunan program satuan
               pembelajaran, penyusunan rencana pembelajaran, penyusunan
               rencana bimbingan dan penyuluhan.

                 Proses Pengorganisasian, meliputi pembagian tugas mengajar dan
                 tugas lain, penyusunan jadwal pembelajaran, penyusunan jadwal
                 kegiatan perbaikan, penyusunan jadwal kegiatan pengayaan,
                 penyusunan kegiatan ekstrakurikuler, dan penyusunan jadwal
                 kegiatan bimbingan dan penyuluhan.

                 Proses Pelaksanaan, meliputi pengaturan pelaksanaan kegiatan
                 pembukaan tahun ajaran baru, pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
                 pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan.

                 Proses Pengawasan, meliputi supervisi pelaksanaan pembelajaran,
                 supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan, evaluasi proses
                 dan hasil kegiatan pembelajaran, dan evaluasi proses dan hasil
                 kegiatan bimbingan dan penyuluhan.

                 Berbagai perubahan penting dalam banyak aspek kehidupan,
                 khususnya dalam bidang ekonomi, sosial, sains dan teknolog telah
                 mendorong lahirnya terobosan-terobosan baru dalam cara
                 bagaimana manusia melakukan pembelajaran (learning). Hal
                 penting yang menjadi inti dari arus baru tersebut adalah bagaimana
                 melakukan proses pembelajaran secara lebih mandiri, fleksibel,
                 berpusat pada pembelajar (learner), kolaboratif, terkelola dengan
                 efektif dan efisien, on-demand learning, real-time, serta




                                                                                                    17
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




     mendukung paradigma pembelajaran sepanjang hayat (life-long
     education).

     SMP sebagai salah satu elemen pendidikan Indonesia, sejak dini
     harus mengantisipasi perubahan tersebut dengan berupaya
     mengoptimalkan sumber daya pendidikan yang ada, termasuk di
     dalamnya penggunaan TIK dengan            software manajemen
     pendidikan, dalam rangka membangun dan mengembangkan
     sistem akademik dan proses penyelenggaraan pendidikan yang
     berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi atau apa yang
     kemudian jamak disebut dengan e-learning.

     Materi pelajaran (course content) adalah salah satu faktor penentu
     dalam mencapai kesuksesan dalam sebuah program e-learning.
     Oleh karena itu, SMP memandang persoalan pengelolaan konten
     pembelajaran sebagai persoalan sangat mendasar dalam upaya
     pengembangan dan penyelenggaraan pembelajaran berbasis
     teknologi informasi dan komunikasi.




18
                                                      Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




                          BAB IV.
           PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL


Proses pelaksanaan pembelajaran kontekstual berbasis TIK pada dasarnya
sesuai dengan Standar Proses, yaitu meliputi tahap: perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian.

A. Perencanaan

           Pengembangan dan penerapan pembelajaran kontekstual berbasis TIK
           dimulai dengan melakukan perencanaan secara sistematis. Perencanaan
           meliputi: pengembangan KTSP, Silabus, RPP, Sumber Belajar, Media
           Pembelajaran, dan Perangkat pendukung TIK.

           1.    Pengembangan KTSP

                 KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan
                 dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Setiap
                 sekolah pada satuan pendidikan dasar dan menengah, termasuk
                 SMP mengembangkan KTSP berdasarkan Standar Isi, Standar
                 Kompetensi Lulusan, dan potensi masing-masing sekolah.

                 KTSP disusun bersama-sama oleh guru, komite sekolah/yayasan,
                 konselor (guru BK/BP), dengan kepala sekolah sebagai ketua
                 merangkap anggota, dan disupervisi oleh Dinas Pendidikan
                 Kabupaten/Kota. Komponen-komponen KTSP meliputi: (a) tujuan
                 pendidikan tingkat satuan pendidikan, (b) struktur dan muatan
                 kurikulum, (c) kalender pendidikan, dan (d) lampiran-lampiran,
                 yaitu program tahunan, program semester, silabus, RPP, SK dan
                 KD mulok, program pengembangan diri, dan perangkat lainnya,
                 misalnya pemetaan KD atau indikator (BSNP, 2006). KTSP
                 disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
                 untuk mencapai tujuan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

                 Di dalam penyusunan KTSP, materi dan nuansa pembelajaran
                 kontekstual berbasis TIK hendaknya telah dirancang secara
                 terpadu guna mengimplementasikan KTSP.




                                                                                                    19
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




     2.   Penyusunan Silabus

          Di dalam penyusunan silabus, guru harus mengkaji secara cermat
          tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada pada
          setiap mata pelajaran. Guru mengkaji konsep, teori atau
          kompetensi yang akan dipelajari oleh siswa, memahami latar
          belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian
          secara seksama, mempelajari lingkungan sekolah dan tempat
          tinggal siswa. Selanjutnya guru memilih dan mengaitkannya
          dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam proses
          pembelajaran kontekstual. Berdasarkan hal tersebut, guru
          menyusun silabus dengan mengaitkan konsep atau teori yang
          akan dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang
          dimiliki siswa dan lingkungan kehidupan mereka. Penggunaan
          media dan sumber belajar berbasis TIK dirancang dalam silabus
          guna menunjang efektivitas pembelajaran dan ketercapaian tujuan
          pembelajaran.

     3.   Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

          Dalam pembelajaran kontekstual, Rencana Pelaksanaan
          Pembelajaran (RPP) lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang
          dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa
          yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan materi
          yang akan dipelajarinya. Dalam program tersebut tercermin tujuan
          pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, langkah-
          langkah pembelajaran, dan penilaian autentik.

          Secara umum, tidak terdapat perbedaan mendasar format antara
          program     pembelajaran    konvensional     dengan program
          pembelajaran kontekstual berbasis TIK. Program pembelajaran
          kontekstual berbasis TIK lebih menekankan pada skenario
          pembelajarannya, dan dukungan TIK dalam pelaksanaan
          pembelajaran. Adapun pembelajaran konvensional lebih
          menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai.

     4.   Sumber dan Media Belajar

          Pada dasarnya, pembelajaran kontekstual tidak mengharuskan
          suatu bentuk atau format sumber belajar tertentu. Sumber belajar
          dalam bentuk buku pelajaran, buku paket, modul maupun majalah,



20
                                                           Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




                 koran, program televisi dan dalam bentuk lainnya dapat digunakan
                 dalam kelas pembelajaran kontekstual. Untuk mengembangkan
                 pemanfaatan TIK sebagai media atau sumber belajar, hendaknya
                 bahan ajar dikemas dalam e-learning (misalnya: CD ROM atau
                 pangkalan data untuk e-learning).

B. Pelaksanaan

           Pada dasarnya, pelaksanaan pembelajaran kontekstual berbasis TIK
           mengacu pada RPP atau skenario pembelajaran yang telah disusun
           sebelumnya. Dalam hal ini, aktivitas pembelajaran yang melibatkan
           siswa mengikuti tahap-tahap yang telah dirancang dalam RPP. Di
           dalam pelaksanaan pembelajaran kontekstual diperlukan strategi
           sebagai berikut :
           1. Menekankan pada pemecahan masalah. Pembelajaran kontekstual
               berbasis TIK dapat dimulai dengan suatu simulasi atau masalah
               nyata. Simulasi dapat disampaikan menggunakan perangkat TIK
               (LCD, Komputer, dll). Dalam hal ini siswa menggunakan
               keterampilan berpikir kritis dan pendekatan sistimatik untuk
               menemukan dan mengungkapkan masalah atau isu-isu, serta
               menggunakan        berbagai isi materi pembelajaran           untuk
               menyelesaikan masalah. Masalah yang dimaksudkan adalah
               relevan dengan keluarga siswa, pengalaman, sekolah, tempat
               tinggal, dan masyarakat, yang memiliki arti penting bagi siswa.
           2. Mengakui kebutuhan pembelajaran terjadi diberbagai konteks,
               misalnya rumah, masyarakat dan tempat kerja. Pembelajaran
               kontekstual menyarankan bahwa pengetahuan             tidak dapat
               dipisahkan dari fisik dan konteks sosial dimana siswa berkembang.
               Bagaimana dan dimana siswa memperoleh dan memunculkan
               pengetahuan selanjutnya menjadi sangat berarti, dan pengalaman
               belajarnya akan diperkaya jika siswa mempelajari berbagai
               keterampilan di dalam konteks yang bervariasi (rumah,
               masyarakat, tempat kerja, keluarga)
           3. Mengontrol dan mengarahkan pembelajaran siswa. Sehingga
               mereka akan menjadi pembelajar yang mandiri (Self-Regulated
               Learners). Akhirnya, siswa harus menjadi pembelajar sepanjang
               hayat yang mampu mencari, menganalisa dan menggunakan
               informasi tanpa atau dengan sedikit bimbingan dan semakin
               menyadari       bagaimana mereka memproses               informasi,
               menggunakan         strategi    pemecahan       masalah,       serta
               memanfaatkannya. Untuk mencapai itu, melalui pengajaran



                                                                                                    21
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




          kontekstual, siswa harus diperkenankan         melakukan ujicoba
          menggunakan waktu dan struktur materi yang refleksi, dan
          memperoleh dukungan yang cukup serta bantuan untuk berubah
          dari pembelajar yang dependen menjadi pembelajar yang
          independen. Perangkat multimedia pembelajaran interaktif dan
          bentuk perangkat TIK lainnya hendaknya digunakan untuk
          mendukung siswa menjadi pembelajar mandiri.
     4.   Mempertimbangkan keragaman konteks hidup             yang dimiliki
          siswa. Secara menyeluruh ternyata populasi siswa sangatlah
          beragam, ditinjau dari perbedaan dalam nilai, adat istiadat, sosial,
          perspektif. Didalam proses pembelajaran kontekstual perbedaan
          tersebut dapat menjadi daya pendorong untuk belajar dan
          sekaligus menambah kompleksitas pembelajaran itu sendiri.
          Kerjasama tim dan aktivitas kelompok (group) belajar didalam
          proses pembelajaran kontekstual sangatlah menghargai keragaman
          siswa, memperluas perspektif, dan membangun keterampilan
          interpersonal, yaitu berpikir melalui berkomunikasi dengan orang
          lain.
     5.   Mendorong siswa untuk belajar dari sesamanya dan bersama-sama
          atau menggunakan group belajar interdependen (Interdependent
          Learning Group). Siswa akan dipengaruhi             dan sekaligus
          berkontribusi terhadap pengetahuan dan kepercayaan orang lain.
          Group belajar atau komunitas pembelajaran akan terbentuk
          didalam tempat kerja dan sekolah kaitannya dengan suatu usaha
          untuk bersama-sama memakai pengetahuan, memusatkan pada
          tujuan pembelajaran dan memperkenankan semua orang untuk
          belajar dari sesamanya. Dalam hal ini, para pendidik harus
          bertindak sebagai fasilitator, pelatih, dan pembimbing akademis.
     6.   Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk
          mengaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/
          pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dan mengaitkan apa
          yang dipelajarinya dengan fenomena kehidupan sehari-hari.
          Selanjutnya siswa didorong untuk membangun kesimpulan yang
          merupakan pemahaman siswa terhadap konsep/teori yang sedang
          dipelajarinya.

C. Penilaian

     Penilaian autentik dalam pembelajaran kontekstual berbasis TIK
     digunakan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar. Penggunaan
     penilaian autentik    (autentic  assessment) pada pembelajaran



22
                                                             Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




           kontekstual diharapkan mampu membangun pengetahuan dan
           keterampilan, dengan cara yang bermakna melalui pengikutsertaan
           siswa ke dalam kehidupan nyata atau konteks autentik. Untuk proses
           pembelajaran yang demikian itu diperlukan suatu bentuk penilaian
           yang didasarkan kepada metodologi dan tujuan dari pembelajaran itu
           sendiri, yang disebut penilaian autentik. Penilaian autentik menyatu ke
           dalam proses belajar mengajar, memberikan kesempatan dan arahan
           kepada siswa untuk maju, dan sekaligus dipergunakan sebagai alat
           kontrol untuk melihat kemajuan siswa serta umpan balik bagi praktik
           pengajaran. Perangkat TIK untuk e-learning sangat besar kontribusinya
           dalam mendukung penilaian autentik. Porto folio hasil penilaian siswa
           dan perangkat instrumen dapat disusun dalam format e-learning.
           1.    Penilaian oleh Pendidik
                 Pasal 63 ayat 1 PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
                 Pendidikan menyatakan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang
                 pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar
                 oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan
                 penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian hasil belajar
                 oleh satuan pendidikan dilaksanakan dalam bentuk ujian sekolah.
                 Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan melalui ujian
                 nasional. Penilaian oleh pendidik dilaksanakan secara
                 berkesinambungan (terus menerus) untuk memantau proses,
                 kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian,
                 ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
                 kenaikan kelas. Penilaian oleh pendidik pada dasarnya digunakan
                 untuk menilai pencapaian kompetensi siswa, dasar memperbaiki
                 proses pembelajaran, dan bahan penyusunan laporan kemajuan
                 hasil belajar siswa.

                 Berdasarkan ketentuan pada Permen Diknas Nomor 20 tahun
                 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, pendidik melaporkan
                 hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada
                 pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi
                 belajar siswa disertai deskripsi singkat sebagai cerminan
                 kompetensi utuh. Penilaian oleh masing-masing pendidik tersebut
                 secara keseluruhan selanjutnya dilaporkan kepada orang tua/wali
                 siswa dalam bentuk rapor.




                                                                                                    23
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




     2.   Prinsip-prinsip Penilaian
          Penilaian hasil belajar siswa pada jenjang pendidikan dasar dan
          menengah didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.

          a.   Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang
               mencerminkan kemampuan yang diukur.
          b.   Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan
               kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
          c.   Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan
               siswa karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
               belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
               ekonomi, dan gender.
          d.   Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu
               komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
          e.   Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan
               dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
               berkepentingan.
          f.   Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh
               pendidik mencakup semua aspek               kompetensi dengan
               menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
               memantau perkembangan kemampuan siswa.
          g.   Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan
               bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
          h.   Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran
               pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
          i.   Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan,
               baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

     3.   Mekanisme Penilaian oleh Pendidik
          Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
          berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan
          kemajuan belajar siswa serta untuk meningkatkan efektivitas
          kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan
          sebagai berikut.
          a. Menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya
              memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.
          b. Mengembangkan indikator pencapaian kompetensi dasar (KD)
              dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun
              silabus mata pelajaran.




24
                                                            Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




                 c. Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai
                    dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih.
                 d. Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk
                    lain yang diperlukan.
                 e. Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil
                    belajar dan kesulitan belajar siswa.
                 f. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan siswa disertai
                    balikan/komentar yang mendidik.
                 g. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
                 h. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir
                    semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk
                    SATU NILAI PRESTASI BELAJAR siswa disertai
                    deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.
                 i. Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan
                    Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru
                    Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk
                    menentukan nilai akhlak dan kepribadian siswa pada akhir
                    semester dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik.
           4.    Strategi Penilaian Autentik
                 Strategi penilaian autentik dalam pembelajaran kontekstual adalah
                 suatu kombinasi dari beberapa teknik penilaian sebagai berikut :
                 a. Penilaian kinerja (Performance assessment): penilaian kinerja
                      dikembangkan untuk menguji kemampuan siswa dalam
                      mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan (apa yang
                      mereka ketahui dan dapat dilakukan) pada berbagai situasi
                      nyata dan konteks tertentu. Penilaian kinerja ini dapat
                      dipersingkat atau diperluas dalam bentuk pertanyaan terbuka
                      (open-ended question) atau bentuk pilihan berganda (multiple
                      choice). Dalam pengertian yang lebih luas, penilaian kinerja
                      dapat berupa membaca, menulis, proyek, proses, pemecahan
                      masalah, tugas analisis, atau bentuk tugas-tugas lain yang
                      memungkinkan         siswa      untuk      mendemontrasikan
                      kemampuannya dalam memenuhi tujuan dan dampak tertentu.
                      Beberapa faktor berikut ini yang secara aktif berhubungan
                      dengan siswa dalam proses mencapai keberhasilan kaitannya
                      dengan prestasi (Performan).
                       •     Siswa memahami tugas-tugas, prestasi dan harapan.
                       •     Siswa percaya akan mampu melaksanakannya dengan
                             sukses.



                                                                                                    25
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




          •   Siswa memahami nilai dan memiliki komitmen terhadap
              tugas.
          •   Siswa memerlukan pengetahuan, keterampilan dan
              perilaku yang diperlukan untuk melaksanakannya dengan
              sukses.
          •   Siswa mempraktikkan berbagai keterampilan                        dan
              memperbaikinya sesuai dengan umpan balik.
          •   Siswa memperlihatkan penguasaan terhadap tugas.
          •   Siswa mengklaim penguasaan
          Observasi sistematik (Systematic Observation), yang
          bermanfat untuk menyajikan informasi tentang dampak
          aktivitas pembelajaran terhadap sikap siswa. Dalam hal ini,
          semua siswa diobservasi secara berkala dan sering. Hasil
          observasi dicatat dalam bentuk sikap khusus maupun tidak,
          dan selanjutnya dipergunakan oleh pengamat (Observer)
          untuk merefleksikan dan menginterpretasikan apakah petunjuk
          siswa sesuai dengan tujuan dan outcome pembelajaran. Kunci
          dari kebermanfaatan observasi adalah sistimatiknya. Suatu
          observasi dikatakan bermanfaat, jika data dicatat dan
          dievaluasi serta dipergunakan untuk meningkatkan prestasi
          (performa) siswa.
     b.   Portfolio (Portfolio) adalah koleksi/kumpulan dari berbagai
          keterampilan, ide, minat dan keberhasilan atau prestasi siswa
          selama jangka waktu tertentu (Hart, 1994 ) yang memberikan
          gambaran perkembangan siswa setiap saat. Ia bukan harus
          selalu dalam bentuk catatan atau tulisan, karena siswa yang
          tidak memiliki keterbatasan kemampuan dalam menulis dapat
          juga menyampaikan pemahaman dan kinerjanya dengan
          menggunakan gambar, model fisik atau alat peraga. Awalnya
          portfolio dipergunakan untuk menunjukkan prestasi
          (performan) siswa di dalam berbagai bidang termasuk
          arsitektur, seni grafik, fotograpi dan penulisan, tetapi sekarang
          ini, ia juga telah dipergunakan untuk memperoleh contoh yang
          representatif dari pekerjaan siswa dalam satu disiplin (mata
          pelajaran) selama jangka waktu tertentu. Seringkali siswa
          diberi kesempatan untuk menyeleksi pekerjaan yang mereka
          rasakan terbaik untuk mempresentasikan pengetahuan dan
          usaha mereka selama dalam tingkat/kelas tertentu. Misalnya
          nilai ujian yang terbaik, keberhasilannya dalam merancang



26
                                                         Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




                       suatu percobaan dan sebagainya. Portfolio sangat berguna bagi
                       siswa dalam rangka mengembangkan keahliannya untuk
                       menilai diri sendiri dan juga memberikan kesempatan kepada
                       mereka untuk memikirkan perkembangan dirinya. Oleh karena
                       itu, portfolio seharusnya dikumpulkan secara terintegrasi dan
                       bersifat reflektif, sehingga siswa mampu melihat gambaran
                       yang luas mengenai bagaimana dia membangun pengetahuan
                       dan keahlian/keterampilannya serta menilai efektifitas
                       kinerjanya.
                 c.    Jurnal sains (Journal) merupakan suatu proses refleksi di
                       mana siswa berpikir tentang proses belajar dan hasilnya,
                       kemudian menuliskan ide-ide, minat dan pengalamannya.
                       Dengan kata lain jurnal membantu siswa dalam
                       mengorganisasikan cara berpikirnya dan menuangkannya
                       secara eksplisit dalam bentuk gambar, tulisan dan bentuk
                       lainnya.

                       Jurnal menyajikan suatu cara bagi siswa untuk merefleksikan
                       atau mengaitkan pemikirannya dengan pemikiran sebelumnya
                       dan kemudian guru menguji refleksi tersebut untuk
                       mengetahui atau mengumpulkan informasi mengenai
                       sejauhmana pemahaman berpikir siswa. Jurnal sangat tepat
                       untuk mendokumentasikan perubahan persepsi siswa terhadap
                       diri mereka sendiri dan kemampuannya.

                       Penggunaan jurnal memakan waktu lama (time comsuming),
                       tetapi sangat berarti di dalam menilai suatu persepsi siswa
                       terhadap pengalamannya. Ia juga dapat menjadi sesuatu alat
                       komunikasi yang bernilai/berarti bagi guru dan siswa. Jurnal
                       biasanya terdiri dari dua (2) bentuk yang berbeda tetapi
                       keduanya sangat bernilai, yaitu:
                       • Jurnal arahan pribadi (Self-directed jurnaling), dimana
                         siswa akan menentukan topik, isi dan arah kemana refleksi
                         akan diambil.
                       • Jurnal arahan guru (teacher-directed jurnaling) akan
                         mengarahkan respon dari refleksi mendekati tujuan khusus
                         outcome atau topik.




                                                                                                    27
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




                              BAB V
                PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
                      KONTEKSTUAL DI SEKOLAH


Pembelajaran kontekstual berbasis TIK merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang sangat relevan untuk mendukung pelaksanaan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP. Berkaitan dengan
hal tersebut, diharapkan setiap sekolah dapat mengembangkan dan
menerapkan pembelajaran kontekstual untuk semua mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah.
Beberapa langkah utama yang perlu dipertimbangkan untuk dilakukan
sekolah dalam upaya mengembangkan dan menerapkan pembelajaran
kontekstual di sekolah adalah sebagai berikut:
A. Penyiapan Guru
           1.    Sekolah       mengidentifikasi    kemampuan       guru     dalam
                 mengembangkan dan menerapkan pembelajaran kontekstual
                 berbasis TIK sesuai mata pelajarannya. Meskipun telah dilakukan
                 pelatihan pembelajaran kontekstual sejak tahun 2001/2002, baik
                 yang dilakukan oleh Depdiknas pusat, dinas pendidikan provinsi
                 dan kab/kota, namun belum semua guru memperoleh kesempatan
                 pelatihan tersebut. Bahkan, dimungkinkan tidak semua guru yang
                 sudah pernah dilatih telah menguasai pembelajaran kontekstual
                 dengan baik. Apalagi penguasaan guru terhadap TIK masih jauh
                 dari optimal.
           2.    Para guru yang belum menguasai pembelajaran kontekstual
                 berbasis TIK dengan baik perlu diikutkan dalam suatu pelatihan
                 pembelajaran kontekstual. Pelatihan tersebut dapat dilakukan oleh
                 sekolah sendiri atau melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh
                 lembaga lain (Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
                 Kependidikan, dinas pendidikan provinsi, kab/kota, kegiatan
                 MGMP). Di samping itu, para guru juga bisa mempelajari sendiri
                 (autodidak) tentang pembelajaran kontekstual melalui buku-buku
                 dan perangkat yang dikembangkan Direktorat Pembinaan SMP,
                 termasuk model-model pembelajaran kontekstual dalam bentuk
                 VCD dan bahan ajar dalam bentuk CD. Jika sekolah belum
                 memiliki, sebaiknya sekolah mengajukan permohonan untuk
                 memperoleh master perangkat tersebut ke Direktorat Pembinaan
                 SMP Jakarta. Guru juga bisa berkonsultasi atau magang pada rekan



                                                                                                    29
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




         guru lain yang telah menguasai dan melaksanakan pembelajaran
         kontekstual di sekolahnya.

B. Penyiapan Perangkat Pembelajaran Kontekstual
     Sekolah perlu mengembangkan perangkat pembelajaran kontekstual
     yang sesuai dengan KTSP dan konteks sekolahnya. Perangkat tersebut
     meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku siswa, lembar
     kerja siswa dan lembar penilaian. Di dalam KTSP terdapat komponen
     silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Untuk
     menerapkan pembelajaran kontekstual berbasis TIK, sekolah perlu
     menyempurnakan RPP yang telah disusun dan menyiapkan bahan
     ajarnya. Sekolah akan lebih mudah mengembangkan perangkat tersebut
     jika sekolah telah memperoleh master perangkat pembelajaran
     kontekstual dalam bentuk cetakan atau soft copy (CD) yang telah
     dikembangkan Direktorat Pembinaan SMP.
     Untuk mengembangkan perangkat tersebut, sebaiknya pelaksanaannya
     dikoordinir para guru yang telah lebih dahulu mengikuti pelatihan atau
     yang lebih menguasai pembelajaran kontekstual. Di samping itu,
     hampir di setiap kab/kota terdapat para guru atau instruktur yang sangat
     menguasai tentang pembelajaran kontekstual. Sekolah bisa meminta
     bantuan mereka untuk membimbing pengembangan perangkat
     pembelajaran kontekstual.

C. Penyiapan Media dan Sumber Belajar
     Pada dasarnya, penerapan pembelajaran kontekstual tidak menuntut
     media dan sumber belajar yang serba canggih dan mahal. Guru bisa
     memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar yang telah tersedia
     di sekolah atau yang ada di lingkungan sekolah. Masyarakat di sekitar,
     fenomena alam sekitar, benda-benda, koran, majalah bekas, biji-bijian,
     pohon dan berbagai hal lainnya dapat digunakan sebagai media dan
     sumber belajar. Namun demikian, agar pembelajaran menjadi lebih
     efektif, akan lebih baik jika sekolah secara bertahap menyiapkan media
     dan sumber belajar elektronik (TIK)
     Para guru diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai media dan
     sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah. Setiap guru mata
     pelajaran, terutama pada saat menyusun RPP, hendaknya secara cermat
     memilih atau mengembangkan media dan sumber belajar yang sesuai
     dengan materi yang akan dibahas serta konteks lingkungan dan
     karakteristik siswa. Sebagai contoh, pada pelaksanaan pembelajaran



30
                                                            Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




           Bahasa Inggris di siang hari saat siswa merasa lelah atau jenuh, guru
           bisa menggunakan tape recorder sederhana. Guru memutarkan lagu
           dalam bahasa Inggris yang menjadi favorit siswa. Siswa diminta
           mendengarkan, dan tentu saja mereka akan menikmatinya. Kemudian,
           siswa diminta untuk berdiskusi dan menyampaikan isi atau syair lagu
           tersebut. Mereka akan merasa senang sekaligus belajar meningkatkan
           kompetensi listening dalam bahasa Inggris.
           Beberapa contoh lain yang terkait dengan media dan sumber belajar
           untuk penerapan pembelajaran kontekstual antara lain: tokoh agama
           sebagai sumber belajar dalam mata pelajaran agama; pedagang di
           pasar tradisional untuk mata pelajaran IPS; kejadian gempa bumi
           sebagai materi pembahasan untuk pelajaran IPA atau IPS; artikel atau
           puisi di koran sebagai sumber belajar untuk Bahasa Indonesia; dan
           berbagai hal yang ada di sekitar sekolah dapat dimanfaatkan sebagai
           media dan sumber belajar.
           Media dan sumber belajar dalam bentuk elektronik akan lebih
           mengefektifkan pembelajaran kontekstual.

D. Penyiapan Fasilitas Multimedia
           Pembelajaran kontekstual dapat dilaksanakan dengan media sederhana
           dan sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah. Meskipun
           demikian, sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
           komunikasi (TIK), dan tuntutan mutu pendidikan, sekolah hendaknya
           berupaya melengkapi perangkat TIK secara bertahap. Pembelajaran
           kontekstual dapat lebih efektif jika didukung dengan perangkat TIK
           yang memadai.

           Idealnya, sekolah memiliki beberapa fasilitas laboratorium dan ruang
           kelas yang dilengkapi dengan perangkat TIK. Beberapa ruang atau
           laboratorium di sekolah yang perlu dilengkapi dengan perangkat TIK
           adalah seperti diuraikan pada bagian sebelumnya, antara lain
           kelengkapan perangkat TIK di: Ruang kelas, Laboratorium Komputer,
           Ruang Perpustakaan, Ruang multi media, Laboratorium Bahasa,
           Laboratorium IPA, Laboratorium IPS, Ruang Guru, dan Penyimpanan
           data Manajemen Pembelajaran/kurikulum.

           Peralatan TIK sekolah memiliki fungsi utama sebagai sarana dan
           sumber pembelajaran seluruh mata pelajaran. Tujuannya untuk
           mendukung pencapaian penguasaan kompetensi setiap mata pelajaran.




                                                                                                    31
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




E. Pelaksanaan Pembelajaran
     Pembelajaran kontekstual berbasis TIK dapat diterapkan pada setiap
     mata pelajaran, termasuk yang ada pada KTSP, KBK atau kurikulum
     1994. Diharapkan setiap sekolah dapat mengembangkan dan
     menerapkan pembelajaran kontekstual untuk mata pelajaran-mata
     pelajaran sesuai yang ada pada struktur kurikulum KTSP. Direktorat
     Pembinaan SMP telah mengembangkan perangkat pembelajaran secara
     lengkap. Sekolah dapat menggunakan perangkat tersebut dan
     melakukan pembenahan sesuai dengan konteks dan kurikulum yang
     digunakan sekolah.
     Pelaksanaan pembelajaran kontekstual berbasis TIK di sekolah
     hendaknya mempertimbangkan beberapa hal, antara lain: penguasaan
     guru terhadap pembelajaran kontekstual, ketersediaan perangkat
     pembelajaran dan dukungan fasilitas media dan sumber belajar.
     Apabila guru yag bersangkutan belum memiliki penguasaan memadai,
     hendaknya lebih dulu magang atau ikut mencermati pembelajaran pada
     mata pelajaran lain yang gurunya telah menguasai dan berpengalaman
     dalam pembelajaran kontekstual. Pendampingan secara intensif oleh
     guru yang berpengalaman dalam menerapkan pembelajaran kontekstual
     kepada rekan guru juga perlu dilakukan. Sekolah hendaknya menyusun
     program pendampingan dalam pembelajaran kontekstual.
     Secara teknis, pelaksanaan pembelajaran kontekstual dan penilaian
     hasil belajar pada setiap mata pelajaran perlu mengacu pada strategi
     pelaksanaan seperti diuraikan sebelumnya pada bagian III. B dan C.

F. Monitoring dan Evaluasi
     Pelaksanaan pembelajaran kontekstual di sekolah perlu dipantau secara
     sistematis. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan
     hambatan-hambatan yang ditemui dalam mengimplementasikan
     pembelajaran kontekstual, sekaligus mencari alternatif solusi untuk
     mengatasinya. Hambatan tersebut dapat bersumber dari penguasaan
     guru terhadap pembelajaran kontekstual, perangkat pembelajaran,
     media dan sumber belajar, proses pembelajaran, dan penilaian hasil
     belajar.
     Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dalam bentuk supervisi klinis
     oleh kepala sekolah, terutama yang berkaitan dengan manajemen.
     Supervisi klinis yang memfokuskan pada pelaksanaan teknis substantif
     hendaknya perlu dilakukan oleh suatu tim guru yang berpengalaman
     dalam pembelajaran kontekstual dari dalam sekolah. Jika



32
                                                          Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




           memungkinkan, sekolah bisa minta bantuan instruktur dari dinas
           pendidikan kab/kota atau guru dari sekolah lain yang memiliki
           penguasaan dan pengalaman memadai dalam pembelajaran kontekstual.
           Hasil evaluasi hendaknya dijadikan masukan untuk penyempurnaan
           program pelaksanaan pembelajaran kontekstual di sekolah.




                                                                                                    33
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




                     BAB VI
      PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
   KONTEKSTUAL OLEH DIREKTORAT PEMBINAAN SMP


           Direktorat Pembinaan SMP Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
           Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional sejak tahun
           1999/2000 telah mengembangkan pembelajaran kontekstual atau CTL
           secara sistematis. Konsep dan perangkat pembelajaran kontekstual
           dikembangkan secara cermat melalui pengkajian teoritis dan empiris.
           Bahkan dengan melibatkan beberapa tenaga pengajar dari perguruan
           tinggi dan para guru Rintisan SMP di Indonesia telah dilakukan
           pengkajian dan short course ke beberapa perguruan tinggi yang
           mengembangkan CTL di Amerika Serikat.
           Perangkat pembelajaran atau bahan ajar kontekstual juga telah selesai
           dikembangkan. Isi perangkat tersebut disusun berdasarkan Standar Isi
           dan Standar Kompetensi Lulusan. Perangkat yang telah selesai
           dikembangkan adalah untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa
           Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan
           Sosial, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani, Olah Raga
           dan Kesehatan, Seni dan Budaya, Keterampilan, Teknologi Informasi
           dan Komunikasi.
           Bahan ajar kontekstual untuk keperluan progam pembelajaran MIPA
           dalam bahasa Inggris juga telah dikembangkan. Bahan ajar tersebut
           meliputi mata pelajaran Matematika dan IPA yang disusun dalam
           bahasa Inggris dan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi
           Lulusan. Perangkat tersebut telah diberikan ke SMP Bertaraf
           Internasional untuk digunakan dalam pembelajaran MIPA billingual.
           Seiring dengan dikembangkannya perangkat pembelajaran kontekstual,
           Direktorat Pembinaan SMP juga telah melakukan berbagai pelatihan
           pembelajaran kontekstual kepada para guru bidang studi. Melalui
           pelatihan tersebut diharapkan para guru dapat memahami esensi
           pembelajaran kontekstual, menguasai perangkat pembelajaran
           kontekstual, serta mampu menyelenggarakan pembelajaran kontekstual
           secara nyata di sekolahnya.
           Model pelaksanaan pembelajaran kontekstual juga telah dikembangkan
           oleh Direktorat Pembinaan SMP dalam bentuk VCD. Melalui model
           tersebut guru dapat lebih mudah dalam mempelajari berbagai model
           kegiatan pembelajaran kontekstual sehingga mampu menguasai dan



                                                                                                    35
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




     menerapkan pembelajaran kontekstual sesuai mata pelajarannya di
     sekolah. Model-model pembelajaran tersebut mencakup tujuh
     komponen utama pembelajaran kontekstual, yaitu; konstruktivisme,
     inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, penilaian autentik
     dan refleksi. Pengembangan model pembelajaran dalam bentuk VCD
     meliputi mata pelajaran: Matematika, Fisika, Biologi, Bahasa
     Indonesia, dan Bahasa Inggris.
     Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif juga telah
     dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan SMP. Multimedia interaktif
     yang telah selesai dikembangkan adalah untuk mata pelajaran IPA dan
     Matematika, untuk Kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Pengembangan
     multimedia interaktif untuk mata pelajaran lainnya sedang dalam
     proses pengembangan.
     Pada tahun 2008/2009, lebih dari 3000 SMP yang tersebar di seluruh
     provinsi di Indonesia telah menerapkan pembelajara kontekstual. CTL
     diterapkan pada Rintisan SMP Bertaraf Internasional (RSBI) dan SMP
     Standar Nasional (SSN), serta SMP lainnya. Direktorat Pembinaan
     SMP secara khusus membantu SMP dalam menerapkan CTL. Bantuan
     tersebut diberikan baik dalam bentuk pemberian perangkat
     pembelajaran CTL, bantuan finansial yang terpadu dalam block grant
     untuk SBI dan SSN, serta bantuan teknis lainnya.




36
                                                         Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




                                                 BAB VII
                                                PENUTUP


Pembelajaran kontekstual berbasis TIK merupakan salah suatu pendekatan
pembelajaran yang sangat sesuai untuk mengimplementasikan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang saat ini terus dikembangkan.
Pengembangan dan penerapan pembelajaran kontekstual sangat penting
untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Keragaman potensi dan
kecepatan belajar siswa menuntut pelayanan pembelajaran yang optimal
dari guru. Guru yang baik akan berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan
belajar setiap siswa.
Melalui pedoman ini diharapkan para guru dapat menguasai pembelajaran
kontekstual berbasis TIK, baik konsep, pengembangan dan penerapannya
sesuai mata pelajarannya. Guru yang baik tidak akan pernah berhenti
belajar guna meningkatkan kompetensi dan performansinya. Semoga, para
guru diberi kemudahan dalam memahami pedoman ini dan
menerapkannya untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pada
akhirnya, siswa dapat memahami materi pelajaran secara bermakna, luas
dan mendalam serta dapat menerapkannya pada berbagai konteks
kehidupannya. Dengan demikian, upaya peningkatan mutu pendidikan
yang berkeadilan dapat tercapai.




                                                                                                    37
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




                                         LAMPIRAN




                                                                                                    39
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




ILMU PENGETAHUAN SOSIAL:

                  RENCANA PELAKSANAA PEMBELAJARAN
                               ( RPP )

                   SMP/MTs                             : ................................
                   Mata Pelajaran                      : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
                   Kelas/Semester                      : VII / 1
                   Standar                             : 4. Memahami usaha manusia
                   Kompetensi                            untuk mengenali perkembangan
                                                         lingkungannya.
                   Kompetensi Dasar                    : 4.1 Menggunakan peta,
                                                         atlas,dan globe, untuk
                                                         mendapat-kan informasi
                                                         keruangan.
                   Indikator                           : • Membedakan peta, atlas, dan
                                                            globe.
                                                         • Mengidentifikasi jenis,bentuk
                                                            dan pemanfaatan peta.
                                                         • Mengidentifikasi informasi
                                                            geografis dari peta, atlas dan
                                                            globe.
                                                         • Mengartikan berbagai skala.
                                                         • Memperbesar dan
                                                            memperkecil peta dengan
                                                            bantuan garis-garis koordinat
                   Alokasi Waktu                       : 8 Jam pelajaran (2 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran :
   Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
           1.    Mengidentifikasi perbedaan antara peta, atlas, dan globe.
           2.    Mengidentifikasi jenis-jenis peta.
           3.    Mengidentifikasi bentuk-bentuk peta.
           4.    Megidentifikasi pemanfaatan peta.
           5.    Mengartikan berbagai skala.
           6.    Menentukan letak suatu tempat menggunakan garis lintang dan
                 bujur.
           7.    Memperagakan gerak rotasi bumi menggunakan globe.



                                                                                                    41
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




     8.
      Mempergunakan indeks untuk mencari letak suatu tempat di atlas.
     9.
      Memperbesar dan memperkecil peta dengan bantuan garis-garis
      koordinat.
B. Materi Pembelajaran
   1. Pengertian peta, atlas, dan globe.
   2. Jenis peta :
      Peta umum
      Peta tematik (khusus)
   3. Bentuk peta:
      Peta datar
      Peta timbul
   4. Menentukan letak suatu tempat menggunakan garis lintang dan
      bujur.
   5. Memperagakan gerak rotasi bumi menggunakan globe.
   6. Penggunaan indeks dan daftar isi pada atlas.
   7. Skala peta:
      Skala angka
      Skala garis
   8. Memperbesar dan memperkecil peta.

C. Metode Pembelajaran
   1. Ceramah bervariasi
   2. Diskusi
   3. Inquiri
   4. Tanya jawab
   5. Simulasi
   6. Observasi / Pengamatan

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
   1. Pertemuan 1
      a. Pendahuluan
          -    Apersepsi : Tulislah rute perjalananmu dari rumah ke
              sekolah !
          - Motivasi :
              - Siswa diminta untuk saling bertukar tulisan tentang
                  rute perjalanan tersebut dengan temannya, kemudian
                  ditanya “Mudah atau sukarkah kamu menemukan
                  rumah temanmu dengan uraian rute perjalanan
                  tersebut ?”
              - Alat bantu apakah yang dapat memudahkan untuk
                  menemukan rumah temanmu tersebut ?



42
                                                      Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




                 b.    Kegiatan inti
                       - Siswa dibagi dalam empat kelompok.
                       - Setiap kelompok diberi tugas untuk mengamati peta,
                           atlas, dan globe:
                           - Kelompok 1 : Perbedaan peta, atlas, dan globe
                           - Kelompok 2 : Perbedaan unsur-unsur
                                peta dan atlas.
                           - Kelompok 3 : Simbol-simbol pada
                                peta dan contoh-contohnya.
                           - Kelompok 4 : Jenis-jenis peta beserta contoh-
                                contohnya
                       - Setiap kelompok membuat laporan hasil pengamatan.
                       - Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil
                           pengamatannya.
                       - Tanya jawab tentang perbedaannya.

                 c.    Penutup
                       - Penilaian
                       - Refleksi : Siswa mengungkapkan kesan terhadap
                           pentingnya mempelajari peta, atlas, dan globe.

           2.    Pertemuan 2
                 a. Pendahuluan
                     - Apersepsi : Jelaskan perbedaan peta, atlas, dan globe.
                     - Motivasi : Cerita tentang pentingnya peta, atlas, dan
                         globe sebagai sumber informasi.

                 b.    Kegiatan inti
                       - Menentukan letak lintang dan bujur (astronomi) suatu
                           tempat di permukaan bumi pada peta.
                       - Menggunakan daftar isi pada atlas untuk mencari peta
                           tertentu.
                       - Menggunakan indeks pada atlas untuk mencari letak suatu
                           tempat.
                       - Mendemonstrasikan gerak rotasi bumi menggunakan
                           globe.
                       - Diskusi tentang informasi geografis yang didapat dari
                           peta, atlas, dan globe.




                                                                                                    43
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




          c.   Penutup
               - Penilaian
               - Refleksi : siswa menyimpulkan manfaat peta, atlas, dan
                   globe dalam kehidupan sehari-hari.

     3.   Pertemuan 3
          a. Pendahuluan
              - Apersepsi : Sebutkan unsur peta yang berkaitan berkaitan
                  dengan jarak
              - Motivasi      : Siswa diajak keluar kelas untuk mengukur
                  panjang dan lebar halaman sekolah, kemudian ditanyakan
                  “Dapatkah halaman tersebut digambarkan pada kertas
                  sesuai dengan ukuran yang sebenarnya ?”
          b. Kegiatan inti
              - Tanya jawab tentang arti skala yang ada dalam peta.
              - Menghitung jarak menggunakan skala pada peta.
              - Menentukan skala peta.
              - Mengamati dan tanya jawab tetang berbagai jenis skala
                  pada peta.
              - Tanya jawab tentang pengertian skala.
          c. Penutup
              - Penilaian
              - Refleksi : Siswa membuat kesimpulan tentang manfaat
                  skala peta.

     4.   Pertemuan 4
          a. Pendahuluan
              - Apersepsi : Jelaskan manfaat skala pada peta !
              - Motivasi : Mengamati suatu peta. Dapatkah peta
                  tersebut diperbesar atau diperkecil.

          b.   Kegiatan inti
               - Tanya jawab tentang alat memperbesar atau memperkecil
                   peta.
               - Tanya jawab tentang bahan dan alat yang digunakan
                   dalam memperbesar atau memperkecil peta dengan
                   menggunakan garis-garis koordinat.
               - Menyiapkan alat dan bahan memperbesar atau
                   memperkecil peta dengan menggunakan garis-garis
                   koordinat.




44
                                                          Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




                       -     Menentukan peta yang akan diperbesar atau diperkecil
                             menggunakan garis-garis koordinat.
                       -     Membuat garis-garis koordinat pada peta yang akan
                             diperbesar atau diperkecil.
                       -     Membuat garis-garis koordinat pada kertas kerja sesuai
                             dengan perbesaran atau perkecilan yang diinginkan.
                       -     Menyalin peta dari peta asli ke kertas kerja.
                       -     Menentukan skala pada peta yang telah diperbesar atau
                             diperkecil.
                       -     Tanya jawab tentang unsur yang berubah dan tidak
                             berubah dari peta setelah diperbesar atau diperkecil.


                 c.    Penutup
                       - Penilaian
                       - Refleksi : Siswa menyampaikan kesan tentang kesulitan
                           dalam memperbesar atau memperkecil peta.

E. Sumber dan Media Pembelajaran
   1. Peta
   2. Atlas
   3. Globe
   4. Kertas karton/ HVS
   5. Lembar Penilaian Psikomotorik
   6. OHP
   7. Buku geografi yang relevan
   8. Perangkat LCD Viewer & Komputer (Jika tersedia di sekolah)

F. Penilaian
   1. Teknik Penilaian:
       a. Tes Tulis.
       b. Tes unjuk kerja.

           2.    Bentuk Instrumen
                 a. Tes uraian.
                 b. Tes identifikasi.
                 c. Uji petik kerja produk

           3.    Soal/instrumen:
                 Tes uraian :
                 (1) Sebutkan unsur-unsur peta dan atlas.



                                                                                                    45
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Belajar Untuk Masa Depanku




             (2) Berikan masing-masing 2 contoh peta umum dan peta khusus!
             (3) Jelaskan 2 bentuk peta!
             (4) Sebutkan 3 informasi geografis dari peta !
             (5) Jika di peta yang berskala 1 : 1.000.000 jarak kota A dan B
                 adalah 5 cm, hitunglah jarak yang sebenarnya!
             (6) Tentukan letak astronomis (lintang dan bujur) dari kota
                 Jakarta!
             (7) Peragakan gerak rotasi bumi dengan menggunakan globe!

             Tes identifikasi :
             - Carilah letak Kota Bulukumba pada atlas dengan
                 menggunakan indeks!


             Uji petik kerja produk :
             - Pilihlah peta salah satu pulau di Indonesia dalam atlasmu,
                  kemudian perbesarlah 2 kali !



........................., ............................. 2009
Mengetahui,
Kepala SMP/MTs ...................................                   Guru Mata Pelajaran,




_________________________                                       ________________________




46
                                                                            Direktorat PSMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




                            RUBRIK PENILAIAN
                     KETERAMPILAN MENGGUNAKAN ATLAS

                                              Aspek yang dinilai/skor maksimal
                                                                                                      Jumlah
                                  Mencari nama          Mencari        Mencari     Menunjuk
No           Nama Siswa                                                                                skor
                                  tempat pada           halaman         kolom        letak
                                  daftar indeks                        dan baris    tempat
                                        5                   5             5            5                20




                            RUBRIK PENILAIAN
                    MEMPERBESAR DAN MEMPERKECIL PETA

                                                     Aspek yang dinilai                            Jumlah
No              Nama Siswa              Grid        Bentuk    Skala     Kerapian                    skor
                                         5            5         5          5                         20




                                                                                                      47
QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

2. penyusunan rencana kerja sekolah
2. penyusunan rencana kerja sekolah2. penyusunan rencana kerja sekolah
2. penyusunan rencana kerja sekolahAndi Johar
 
2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah
2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah
2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummahAqil Al Asy'ariyyah
 
Buku Pegangan Pembekalan Instruktur PKP Berbasis Zonasi
Buku Pegangan Pembekalan Instruktur PKP Berbasis ZonasiBuku Pegangan Pembekalan Instruktur PKP Berbasis Zonasi
Buku Pegangan Pembekalan Instruktur PKP Berbasis ZonasiMushlihatun Syarifah
 
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)Mushlihatun Syarifah
 
Pedoman diklat-kurikulum-20-06-2013
Pedoman diklat-kurikulum-20-06-2013Pedoman diklat-kurikulum-20-06-2013
Pedoman diklat-kurikulum-20-06-2013Yunianto Melanius
 
Permendikbud no. 068 tahun2014
Permendikbud no. 068 tahun2014Permendikbud no. 068 tahun2014
Permendikbud no. 068 tahun2014Djirdjani MS
 
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-mi
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-miKompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-mi
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-miLaila Nur Salim
 
Modul dasar tik gp daring
Modul dasar tik gp daring Modul dasar tik gp daring
Modul dasar tik gp daring Budhi Emha
 
Materi GPO Matematika SMP Modul F
Materi GPO Matematika SMP Modul FMateri GPO Matematika SMP Modul F
Materi GPO Matematika SMP Modul FBudhi Emha
 
Kurikulum 2013 materi pelatihan
Kurikulum 2013 materi pelatihanKurikulum 2013 materi pelatihan
Kurikulum 2013 materi pelatihanBudhi Emha
 
Modul 1 kurikulum 2013 dan profesionalisasi bk
Modul 1 kurikulum 2013 dan profesionalisasi bkModul 1 kurikulum 2013 dan profesionalisasi bk
Modul 1 kurikulum 2013 dan profesionalisasi bkasm
 
Modul bahan belajar pedagogi - 2021
Modul bahan belajar   pedagogi - 2021Modul bahan belajar   pedagogi - 2021
Modul bahan belajar pedagogi - 2021Budi Yanto
 
Instrumen validasi. smk ktsp 2013
Instrumen validasi. smk ktsp 2013Instrumen validasi. smk ktsp 2013
Instrumen validasi. smk ktsp 2013Achmad Jainudin
 
1. modul 1.kurikulum 2013 dan profesionalisasi bk
1. modul 1.kurikulum 2013 dan profesionalisasi bk1. modul 1.kurikulum 2013 dan profesionalisasi bk
1. modul 1.kurikulum 2013 dan profesionalisasi bksyifaul123
 
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 20132. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013syifaul123
 
Buku Manual Peserta Guru Pembelajar Daring 2016
Buku Manual Peserta Guru Pembelajar Daring 2016Buku Manual Peserta Guru Pembelajar Daring 2016
Buku Manual Peserta Guru Pembelajar Daring 2016Budhi Emha
 
Modul 2 implementasi bk dn kur 13
Modul 2 implementasi bk dn kur 13 Modul 2 implementasi bk dn kur 13
Modul 2 implementasi bk dn kur 13 isti18
 
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswaeli priyatna laidan
 

Was ist angesagt? (19)

2. penyusunan rencana kerja sekolah
2. penyusunan rencana kerja sekolah2. penyusunan rencana kerja sekolah
2. penyusunan rencana kerja sekolah
 
2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah
2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah
2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah
 
Buku Pegangan Pembekalan Instruktur PKP Berbasis Zonasi
Buku Pegangan Pembekalan Instruktur PKP Berbasis ZonasiBuku Pegangan Pembekalan Instruktur PKP Berbasis Zonasi
Buku Pegangan Pembekalan Instruktur PKP Berbasis Zonasi
 
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)
 
Pedoman diklat-kurikulum-20-06-2013
Pedoman diklat-kurikulum-20-06-2013Pedoman diklat-kurikulum-20-06-2013
Pedoman diklat-kurikulum-20-06-2013
 
Permendikbud no. 068 tahun2014
Permendikbud no. 068 tahun2014Permendikbud no. 068 tahun2014
Permendikbud no. 068 tahun2014
 
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-mi
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-miKompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-mi
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-mi
 
Modul dasar tik gp daring
Modul dasar tik gp daring Modul dasar tik gp daring
Modul dasar tik gp daring
 
Materi GPO Matematika SMP Modul F
Materi GPO Matematika SMP Modul FMateri GPO Matematika SMP Modul F
Materi GPO Matematika SMP Modul F
 
Kurikulum 2013 materi pelatihan
Kurikulum 2013 materi pelatihanKurikulum 2013 materi pelatihan
Kurikulum 2013 materi pelatihan
 
Modul 1 kurikulum 2013 dan profesionalisasi bk
Modul 1 kurikulum 2013 dan profesionalisasi bkModul 1 kurikulum 2013 dan profesionalisasi bk
Modul 1 kurikulum 2013 dan profesionalisasi bk
 
Modul bahan belajar pedagogi - 2021
Modul bahan belajar   pedagogi - 2021Modul bahan belajar   pedagogi - 2021
Modul bahan belajar pedagogi - 2021
 
Instrumen validasi. smk ktsp 2013
Instrumen validasi. smk ktsp 2013Instrumen validasi. smk ktsp 2013
Instrumen validasi. smk ktsp 2013
 
1. modul 1.kurikulum 2013 dan profesionalisasi bk
1. modul 1.kurikulum 2013 dan profesionalisasi bk1. modul 1.kurikulum 2013 dan profesionalisasi bk
1. modul 1.kurikulum 2013 dan profesionalisasi bk
 
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 20132. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013
 
Buku Manual Peserta Guru Pembelajar Daring 2016
Buku Manual Peserta Guru Pembelajar Daring 2016Buku Manual Peserta Guru Pembelajar Daring 2016
Buku Manual Peserta Guru Pembelajar Daring 2016
 
Modul 2 implementasi bk dn kur 13
Modul 2 implementasi bk dn kur 13 Modul 2 implementasi bk dn kur 13
Modul 2 implementasi bk dn kur 13
 
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAHBUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
 
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
2. buku 2 modul pp kn sma 2015, final. untuk siswa
 

Ähnlich wie Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

Panduan IHT PSP 2 (revisi).pdf
Panduan IHT PSP 2 (revisi).pdfPanduan IHT PSP 2 (revisi).pdf
Panduan IHT PSP 2 (revisi).pdfBantorscom
 
Materi tik-smp
Materi tik-smpMateri tik-smp
Materi tik-smpwin rivai
 
Modul 2 perkembangan_individu
Modul 2 perkembangan_individuModul 2 perkembangan_individu
Modul 2 perkembangan_individugiri isna putra
 
Panduan IHT 2023 Satuan Pendidikan.pdf
Panduan IHT 2023 Satuan Pendidikan.pdfPanduan IHT 2023 Satuan Pendidikan.pdf
Panduan IHT 2023 Satuan Pendidikan.pdfssuser638382
 
Modul 2-perkembangan-individu
Modul 2-perkembangan-individuModul 2-perkembangan-individu
Modul 2-perkembangan-individuKhairun Nisa
 
Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1Nandang Sukmara
 
01 panduan-penyusunan-bahan-uji-berbasis-tik
01 panduan-penyusunan-bahan-uji-berbasis-tik01 panduan-penyusunan-bahan-uji-berbasis-tik
01 panduan-penyusunan-bahan-uji-berbasis-tikeli priyatna laidan
 
Panduan penyusunan rpp di sd
Panduan penyusunan rpp di sdPanduan penyusunan rpp di sd
Panduan penyusunan rpp di sdNia Piliang
 
Buku 8 panduan pemberian dana bantuan pelaksanaan program pendidikan keteram...
Buku 8  panduan pemberian dana bantuan pelaksanaan program pendidikan keteram...Buku 8  panduan pemberian dana bantuan pelaksanaan program pendidikan keteram...
Buku 8 panduan pemberian dana bantuan pelaksanaan program pendidikan keteram...Nandang Sukmara
 
Pembelajaran perpangkatan dan penarikan akar bilangan di sd
Pembelajaran perpangkatan dan penarikan akar bilangan di sdPembelajaran perpangkatan dan penarikan akar bilangan di sd
Pembelajaran perpangkatan dan penarikan akar bilangan di sdNASuprawoto Sunardjo
 
Diklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranDiklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranFKIP UHO
 
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
5. modul 5. ept pelayanan peserta didiksyifaul123
 
Modul10-pembuatan-media-video-pembelajaran
Modul10-pembuatan-media-video-pembelajaranModul10-pembuatan-media-video-pembelajaran
Modul10-pembuatan-media-video-pembelajaransaloute
 
Modul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013
Modul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013Modul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013
Modul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013Riska Nur'Akhidah Sari
 
Proker jangka-pendekmenengah-dan-panjang1
Proker jangka-pendekmenengah-dan-panjang1Proker jangka-pendekmenengah-dan-panjang1
Proker jangka-pendekmenengah-dan-panjang1Hilmi Halim
 
Pedoman Beasiswa S2 Guru SMP Tahun 2014
Pedoman Beasiswa S2 Guru SMP Tahun 2014Pedoman Beasiswa S2 Guru SMP Tahun 2014
Pedoman Beasiswa S2 Guru SMP Tahun 2014Guss No
 

Ähnlich wie Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik (20)

20 materi
20 materi20 materi
20 materi
 
Panduan IHT PSP 2 (revisi).pdf
Panduan IHT PSP 2 (revisi).pdfPanduan IHT PSP 2 (revisi).pdf
Panduan IHT PSP 2 (revisi).pdf
 
Materi tik-smp
Materi tik-smpMateri tik-smp
Materi tik-smp
 
Modul 2 perkembangan_individu
Modul 2 perkembangan_individuModul 2 perkembangan_individu
Modul 2 perkembangan_individu
 
Panduan IHT 2023 Satuan Pendidikan.pdf
Panduan IHT 2023 Satuan Pendidikan.pdfPanduan IHT 2023 Satuan Pendidikan.pdf
Panduan IHT 2023 Satuan Pendidikan.pdf
 
Modul 2-perkembangan-individu
Modul 2-perkembangan-individuModul 2-perkembangan-individu
Modul 2-perkembangan-individu
 
Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1
 
Modul literasi
Modul literasiModul literasi
Modul literasi
 
01 panduan-penyusunan-bahan-uji-berbasis-tik
01 panduan-penyusunan-bahan-uji-berbasis-tik01 panduan-penyusunan-bahan-uji-berbasis-tik
01 panduan-penyusunan-bahan-uji-berbasis-tik
 
Panduan penyusunan rpp di sd
Panduan penyusunan rpp di sdPanduan penyusunan rpp di sd
Panduan penyusunan rpp di sd
 
Buku 8 panduan pemberian dana bantuan pelaksanaan program pendidikan keteram...
Buku 8  panduan pemberian dana bantuan pelaksanaan program pendidikan keteram...Buku 8  panduan pemberian dana bantuan pelaksanaan program pendidikan keteram...
Buku 8 panduan pemberian dana bantuan pelaksanaan program pendidikan keteram...
 
Pembelajaran perpangkatan dan penarikan akar bilangan di sd
Pembelajaran perpangkatan dan penarikan akar bilangan di sdPembelajaran perpangkatan dan penarikan akar bilangan di sd
Pembelajaran perpangkatan dan penarikan akar bilangan di sd
 
Diklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranDiklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaran
 
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
 
Modul10-pembuatan-media-video-pembelajaran
Modul10-pembuatan-media-video-pembelajaranModul10-pembuatan-media-video-pembelajaran
Modul10-pembuatan-media-video-pembelajaran
 
Modul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013
Modul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013Modul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013
Modul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013
 
Modul Pelayanan Peserta Didik
Modul Pelayanan Peserta DidikModul Pelayanan Peserta Didik
Modul Pelayanan Peserta Didik
 
Proker jangka-pendekmenengah-dan-panjang1
Proker jangka-pendekmenengah-dan-panjang1Proker jangka-pendekmenengah-dan-panjang1
Proker jangka-pendekmenengah-dan-panjang1
 
060 model ips_trpd
060 model ips_trpd060 model ips_trpd
060 model ips_trpd
 
Pedoman Beasiswa S2 Guru SMP Tahun 2014
Pedoman Beasiswa S2 Guru SMP Tahun 2014Pedoman Beasiswa S2 Guru SMP Tahun 2014
Pedoman Beasiswa S2 Guru SMP Tahun 2014
 

Mehr von Nandang Sukmara

Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Nandang Sukmara
 
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmNandang Sukmara
 
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Nandang Sukmara
 
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalPermendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalNandang Sukmara
 
Pp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakatPp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakatNandang Sukmara
 
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikPerda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikNandang Sukmara
 
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanPermendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanNandang Sukmara
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasNandang Sukmara
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasNandang Sukmara
 
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasPp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasNandang Sukmara
 
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanPermen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanNandang Sukmara
 
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Nandang Sukmara
 
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganPaparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganNandang Sukmara
 

Mehr von Nandang Sukmara (20)

Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
 
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
 
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
 
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalPermendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
 
Pp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakatPp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakat
 
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikPerda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
 
Pp38
Pp38Pp38
Pp38
 
Masterplan pendidikan
Masterplan pendidikanMasterplan pendidikan
Masterplan pendidikan
 
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanPermendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
 
Pp 47 2008
Pp 47 2008Pp 47 2008
Pp 47 2008
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
 
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasPp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
 
Lampiran iii br
Lampiran iii brLampiran iii br
Lampiran iii br
 
Lampiran ii br
Lampiran ii brLampiran ii br
Lampiran ii br
 
Lampiran i br
Lampiran i brLampiran i br
Lampiran i br
 
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanPermen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
 
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
 
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganPaparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
 

Kürzlich hochgeladen

Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10maulitaYuliaS
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 

Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik

  • 1. KATA PENGANTAR Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar, Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara merupakan indikasi yang sangat nyata upaya Pemerintah Indonesia dalam peningkatan mutu sumberdaya manusia agar mampu bersaing dalam era keterbukaan dan globalisasi. Di lingkungan Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Mandikdasmen, Kementerian Pendidikan Nasional, diantara dampak realisasi dari peraturan-peraturan perundangan tersebut dapat diukur dari Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Sederajat pada akhir tahun 2009 mencapai 98,11%. Angka ini melebihi target yang diharapkan dapat dicapai akhir tahun 2008, yaitu 95.0%. Dengan telah tercapainya target APK di atas, maka orientasi pembinaan pendidikan pada jenjang SMP lebih ditekankan pada peningkatan mutu pendidikan. Dalam rangka peningkatan mutu tersebut, Direktorat Pembinaan SMP telah menyusun berbagai kebijakan dan strategi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi. Dengan kebijakan dan program tersebut, diharapkan misi 5 K Kementerian Pendidikan Nasional terkait dengan Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan Kepastian juga diharapkan dapat terpenuhi. Agar program dan/atau kegiatan tersebut dapat mencapai target yang telah ditetapkan, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada, Direktorat Pembinaan SMP menerbitkan berbagai Buku Panduan Pelaksanaan untuk masing-masing program dan/atau kegiatan, baik yang pengelolaannya di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun yang dilaksanakan langsung oleh sekolah. Dengan buku panduan ini diharapkan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan program di semua tingkatan dapat memahami dan melaksanakan dengan amanah, efektif dan efisien seluruh proses kegiatan mulai dari penyiapan rencana, pelaksanaan, sampai dengan monitoring, evaluasi dan pelaporannya. Akhirnya, kami mengharapkan agar semua pihak terkait mempelajari dengan seksama dan menjadikannya sebagai pedoman serta acuan dalam pelaksanaan seluruh program atau kegiatan pembangunan pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama tahun anggaran 2010. Jakarta, Januari 2010 Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Didik Suhardi, SH., M.Si NIP. 196312031983031004 iii
  • 2.
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................iii DAFTAR ISI ............................................................................................... V BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A Latar Belakang .................................................................................... 1 B Tujuan Penyusunan Panduan .............................................................. 2 BAB II KONSEP PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS TIK ............................................................................................................ 3 A. Pengertian ........................................................................................... 3 B. Tujuan ................................................................................................. 5 C. Komponen Pembelajaran Kontekstual................................................ 5 D. Lingkup dan Bentuk Pembelajaran Kontekstual Berbasis TIK........... 9 E. Indikator Keberhasilan...................................................................... 10 BAB III FASILITAS TIK UNTUK MENDUKUNG PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL................................................ 13 A. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Ruang Kelas ................... 14 B. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium Komputer. 14 C. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Perpustakaan SMP ......... 14 D. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Ruang Multimedia......... 15 E. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium Bahasa ..... 16 F. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium IPA .......... 16 G. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium IPS........... 16 H. Peralatan TIK Sebagai Alat Bantu Manajemen di Ruang Guru........ 16 I. Peralatan TIK Sebagai Alat Bantu Manajemen Pembelajaran/......... 17 Kurikulum Sekolah........................................................................... 17 BAB IV. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL ..... 19 A. Perencanaan ...................................................................................... 19 B. Pelaksanaan....................................................................................... 21 C. Penilaian ........................................................................................... 22 BAB V PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI SEKOLAH......................................................... 29 A. Penyiapan Guru................................................................................. 29 B. Penyiapan Perangkat Pembelajaran Kontekstual .............................. 30 C. Penyiapan Media dan Sumber Belajar .............................................. 30 D. Penyiapan Fasilitas Multimedia ........................................................ 31 v
  • 4. E. Pelaksanaan Pembelajaran.................................................................. 32 F. Monitoring dan Evaluasi.................................................................... 32 BAB VI PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL OLEH DIREKTORAT PEMBINAAN SMP ....... 35 BAB VII PENUTUP .................................................................................. 37 L A M P I R A N ........................................................................................ 39 vi
  • 5. Belajar Untuk Masa Depanku BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP), Direktorat Pembinaan SMP telah melakukan pengembangan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL). Pengembangan yang telah dilakukan meliputi panduan pembelajaran kontekstual, model-model pembelajaran kontekstual dalam bentuk audio visual (VCD), dan bahan ajar sesuai Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Bahan ajar untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, PKn, dan IPS telah disusun dalam bentuk buku pelajaran sesuai kriteria yang ditentukan, dan telah lolos penilaian dari BSNP sebagai buku pelajaran SMP. Buku-buku tersebut telah di upload dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE), dan telah digunakan di sekolah. Pelatihan pembelajaran kontekstual kepada para Guru SMP, baik melalui pusat, provinsi dan kab/kota juga telah dilakukan. Melalui pengembangan dan pelatihan tersebut diharapkan para guru dapat memahami esensi pembelajaran kontekstual, menguasai perangkat pembelajaran, serta mampu menyelenggarakan pembelajaran kontekstual secara nyata di sekolah. Pembelajaran kontekstual mulai diimplementasikan di SMP pada tahun 2001/2002. Sampai tahun 2009/2010 ini lebih dari 3000 SMP telah mengimplementasikan pembelajaran kontekstual secara intensif. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual mampu meningkatkan motivasi dan keaktivan belajar siswa serta penguasaan yang mendalam terhadap materi pelajaran. Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Pembinaan SMP berupaya terus untuk menyebarluaskan pembelajaran kontekstual ke lebih banyak SMP di seluruh Indonesia. Kompetensi guru dalam menerapkan pembelajaran kontekstual juga terus ditingkatkan, terutama untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Di samping itu, Pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis Information and communication technology (ICT) atau teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dipandang sangat esensial untuk dikembangkan dan diterapkan di SMP yang telah memiliki fasilitas pendukung memadai. 1 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 6. Belajar Untuk Masa Depanku B Tujuan Penyusunan Panduan Melalui buku panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual ini diharapkan warga sekolah terutama pimpinan sekolah dan para guru dapat menguasai secara memadai mengenai apa yang dimaksud pembelajaran kontekstual berbasis TIK, mengapa diperlukan, dan bagaimana mengembangkan serta mengimplementasikannya di sekolah. 2 “Direktorat PSMP - QEC24711 ”
  • 7. Belajar Untuk Masa Depanku BAB II KONSEP PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS TIK A. Pengertian Pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru dalam mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata, dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajarinya dengan kehidupan mereka. Melalui pembelajaran kontekstual diharapkan konsep-konsep materi pelajaran dapat diintegrasikan dalam konteks kehidupan nyata dengan harapan siswa dapat memahami apa yang dipelajarinya dengan lebih baik dan mudah. Pembelajaran kontekstual berbasis TIK merupakan suatu konsepsi pembelajaran bermakna, nyata, sistematis, dan relevan dengan konteks kehidupan siswa, yang perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajarannya didukung dengan bantuan piranti elektronik, seperti piranti komputer, LCD Viewer, televisi, OHP, CD ROM, pesawat telepon, telekonferensi, transmisi satelit, jaringan internet, dan piranti elektronik lainnya. Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa di dalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajarinya dan sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan individual siswa dan peran guru. Dukungan piranti elektronik diharapkan mengarah pada pembelajaran elektronik (e- learning), yang mana rancangan pembelajaran (Silabus, RPP, Instrumen Penilaian), jadwal, dan bahan ajar serta berbagai hal terkait pembelajaran dikemas dalam sistem informasi berbasis komputer. Contoh: Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat dimulai dari kasus penyalahgunaan Narkoba dan HIV AIDS. Melalui tayangan audio visual, pemaparan dan diskusi kasus-kasus penyalahgunaan Narkoba dan HIV AIDS kemudian dapat dibahas konsep-konsep yang berkaitan dengan biologi dan kimia. Melalui pendekatan kontekstual ini, siswa tidak hanya menguasai konsep-konsep biologi dan kimia, tetapi juga menyadari bahayanya Narkoba dan HIV AIDS, serta tertanam konasi atau perilaku untuk menghindarinya. 3 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 8. Belajar Untuk Masa Depanku Mempelajari PPKN/Agama dimulai dengan mendiskusikan lalu lintas yang macet di lingkungan siswa akibat pelanggaran terhadap peraturan lalu lintas. Dari peraturan lalu lintas tersebut diteruskan dengan aturan-aturan lain dalam bernegara dan beragama, dst.misalkan dengan membuka internet Pelajaran ekonomi misalnya dapat dimulai dengan membahas harga buah-buahan yang ada di lingkungan sekitar sekolah. Didiskusikan mengapa harga buah lebih murah pada saat musim buah dibanding harga pada saat tidak musim buah. Hal ini terkait dengan hukum permintaan dan persediaan. Gambar ditampilkan di LCD dengan Komputer Belajar sejarah dimulai dengan mempelajari kerajaan atau peninggalan sejarah yang ada di lingkungan anak didik kita, kemudian berkembang pada kerajaan-kerajaan di luar daerahnya. Tentang pahlawan yang berasal dari daerah mereka, mengapa para pahlawan itu gugur, kenapa mereka harus mengorbankan jiwanya, untuk apa mereka berjuang, dsb. Selanjutnya diteruskan dengan perjuangan para pahlawan selain pahlawan dari daerah mereka, mendiskusikan tentang penjajahan sampai kepada kemerdekaan bangsanya dan seterusnya. Belajar bahasa Inggris, atau bahasa Indonesia dimulai dengan meminta siswa bercerita, mengarang atau mendiskusikan tentang lingkungan tempat mereka tinggal, misalnya tentang kondisi lalu lintas di daerahnya, keindahan daerahnya, tentang kehidupan sosial, dan budaya masyarakatnya, tentang ladang-ladang dan sawah, orang tua mereka, tari-tarian tradisional daerahnya, dsb. Kesemuanya itu benar-benar dilihat, dikenal, dihayati, dan dirasakan oleh siswa dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian siswa belajar benar-benar diawali dengan pengetahuan, pengalaman, dan konteks keseharian yang mereka miliki yang dikaitkan dengan konsep mata pelajaran yang dipelajari di kelas, dan selanjutnya dimungkinkan untuk mengimplementasikan dalam kehidupan keseharian mereka. Bawalah mereka dari dunia mereka ke dunia kita, kemudian hantarkanlah mereka dari dunia kita kedunia mereka kembali. Sehingga siswa benar-benar bukan hanya sekedar mengenal nilai (LOGOS) tetapi harus mampu melakukan internalisasi/penghayatan nilai-nilai tersebut (ETOS) dan yang 4 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 9. Belajar Untuk Masa Depanku terpenting adalah sampai kepada anak mampu mengaktualisasikan/ mengamalkan nilai-nilai tersebut (PATOS). Pembelajaran kontekstual dapat dirancang dan dilaksanakan dengan baik dengan dukungan perangkat TIK di sekolah. B. Tujuan Tujuan pembelajaran kontekstual berbasis TIK adalah: (1) Membekali siswa dengan pengetahuan yang lebih bermakna, secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan ke permasalahan lain dan dari satu konteks kekonteks lainnya, memecahkan persoalan, berpikir kritis, dan melaksanakan pengamatan serta menarik kesimpulan dalam kehidupan jangka panjangnya; (2) Membangun aliran data dan informasi pembelajaran secara sistematis, sederhana, akurat dan lancar; (3) Memberikan respon dengan cepat, mengolah dan menghasilkan keluaran yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan kontrol manajemen pembelajaran; (4) Mengintegrasikan data dan mendistribusikan informasi pembelajaran dari dan ke berbagai terminal (user) dengan cepat, aman dan akurat; (5) Menciptakan sistem yang memudahkan dan menyederhanakan proses untuk meng-upload dan men-down load materi pembelajaran. C. Komponen Pembelajaran Kontekstual Terdapat tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual berbasis TIK di kelas, yaitu: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, mata pelajaran apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. 1. Konstruktivisme (Constructivism) Konstrukstivisme adalah teori belajar yang menyatakan bahwa orang menyusun atau membangun pemahaman mereka dari pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pengetahuan awal dan kepercayaan mereka. Seorang guru perlu mempelajari budaya, pengalaman hidup dan pengetahuan, kemudian menyusun pengalaman belajar yang memberi siswa kesempatan baru untuk memperdalam pengetahuan tersebut. 5 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 10. Belajar Untuk Masa Depanku Pemahaman konsep yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman belajar autentik dan bermakna yang mana guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mendorong aktivitas berpikirnya. Pembelajaran hendaknya dikemas menjadi proses ‘mengkonstruksi’ bukan ‘menerima’ pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Pembelajaran dirancang dalam bentuk siswa bekerja, praktik mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik, menulis karangan, mendemonstrasikan, menciptakan gagasan, dan sebagainya. Tugas guru dalam pembelajaran konstruktivis adalah memfasilitasi proses pembelajaran dengan: (a) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, (b) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, (c) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. 2. Bertanya (Questioning) Penggunaan pertanyaan untuk menuntun berpikir siswa lebih baik daripada sekedar memberi siswa informasi untuk memperdalam pemahaman siswa. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang fenomena, belajar bagaimana menyusun pertanyaan yang dapat diuji, dan belajar untuk saling bertanya tentang bukti, interpretasi, dan penjelasan. Pertanyaan digunakan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk: (a) menggali informasi, baik teknis maupun akademis (b) mengetahui pemahaman siswa (c) membangkitkan respon siswa (d) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa (e) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa (f) memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru (g) menyegarkan kembali pengetahuan siswa 6 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 11. Belajar Untuk Masa Depanku 3. Inkuiri (Inquiry) Inkuiri adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman, yang diawali dengan pengamatan dari pertanyaan yang muncul. Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut didapat melalui siklus menyusun dugaan, menyusun hipotesis, mengembangkan cara pengujian hipotesis, membuat pengamatan lebih jauh, dan menyusun teori serta konsep yang berdasar pada data dan pengetahuan. Di dalam pembelajaran berdasarkan inkuiri, siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis saat mereka berdiskusi dan menganalisis bukti, mengevaluasi ide dan proposisi, merefleksi validitas data, memproses, membuat kesimpulan. Kemudian menentukan bagaimana mempresentasikan dan menjelaskan penemuannya, dan menghubungkan ide-ide atau teori untuk mendapatkan konsep. Langkah-langkah kegiatan inkuiri: a) merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun) b) Mengamati atau melakukan observasi c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lain d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain 4. Masyarakat Belajar (Learning Community) Masyarakat belajar adalah sekelompok siswa yang terikat dalam kegiatan belajar agar terjadi proses belajar lebih dalam. Semua siswa harus mempunyai kesempatan untuk bicara dan berbagi ide, mendengarkan ide siswa lain dengan cermat, dan bekerjasama untuk membangun pengetahuan dengan teman di dalam kelompoknya. Konsep ini didasarkan pada ide bahwa belajar secara bersama lebih baik daripada belajar secara individual. Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi jika tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu. Semua pihak mau saling mendengarkan. 7 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 12. Belajar Untuk Masa Depanku Praktik masyarakat belajar terwujud dalam: (a) Pembentukan kelompok kecil (b) Pembentukan kelompok besar (c) Mendatangkan ‘ahli’ ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, petani, polisi, dan lainnya) (d) Bekerja dengan kelas sederajat (e) Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya (f) Bekerja dengan masyarakat 5. Pemodelan (Modeling) Pemodelan adalah proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja, dan belajar. Pemodelan tidak jarang memerlukan siswa untuk berpikir dengan mengeluarkan suara keras dan mendemonstrasikan apa yang akan dikerjakan siswa. Pada saat pembelajaran, sering guru memodelkan bagaimana agar siswa belajar. Guru menunjukkan bagaimana melakukan sesuatu untuk mempelajari sesuatu yang baru. Guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Contoh praktik pemodelan di kelas: a) Guru olah raga memberi contoh berenang gaya kupu-kupu di hadapan siswa b) Guru PPKN mendatangkan seorang veteran kemerdekaan ke kelas, lalu siswa diminta bertanya jawab dengan tokoh tersebut c) Guru Geografi menunjukkan peta jadi yang dapat digunakan sebagai contoh siswa dalam merancang peta daerahnya d) Guru Biologi mendemonstrasikan penggunaan thermometer suhu badan 6. Refleksi (Reflection) Refleksi memungkinkan cara berpikir tentang apa yang telah siswa pelajari dan untuk membantu siswa menggambarkan makna personal siswa sendiri. Di dalam refleksi, siswa menelaah suatu kejadian, kegiatan, dan pengalaman serta berpikir tentang apa yang siswa pelajari, bagaimana merasakan, dan bagaimana siswa menggunakan pengetahuan baru tersebut. Refleksi dapat ditulis di dalam jurnal, bisa terjadi melalui diskusi, atau merupakan kegiatan kreatif seperti menulis puisi atau membuat karya seni. 8 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 13. Belajar Untuk Masa Depanku Realisasi refleksi dapat diterapkan, misalnya pada akhir pembelajaran guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi. Hal ini dapat berupa: (a) pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperoleh siswa hari ini (b) catatan atau jurnal di buku siswa (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari ini (d) diskusi (e) hasil karya 7. Penilaian Autentik (Authentic Assessment) Penilaian autentik sesungguhnya adalah suatu istilah/terminologi yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif. Berbagai metode tersebut memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya untuk menyelesaikan tugas- tugas, memecahkan masalah, atau mengekspresikan pengetahuannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah. Berbagai simulasi tersebut semestinya dapat mengekspresikan prestasi (performance) yang ditemui di dalam praktik dunia nyata seperti tempat kerja. Penilaian autentik seharusnya dapat menjelaskan bagaimana siswa menyelesaikan masalah dan dimungkinkan memiliki lebih dari satu solusi yang benar. Strategi penilaian yang cocok dengan kriteria yang dimaksudkan adalah suatu kombinasi dari beberapa teknik penilaian. D. Lingkup dan Bentuk Pembelajaran Kontekstual Berbasis TIK 1. Lingkup Pembelajaran Kontekstual Berbasis TIK Pengembangan dan penerapan pembelajaran kontekstual berbasis TIK mencakup semua mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri sesuai struktur kurikulum di SMP. Sesuai Standar Isi, struktur kurikulum untuk SMP, meliputi mata pelajaran: a. Pendidikan Agama b. Pendidikan Kewarganegaraan c. Bahasa Indonesia d. Bahasa Inggris e. Matematika f. Ilmu Pengetahuan Alam g. Ilmu Pengetahuan Sosial 9 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 14. Belajar Untuk Masa Depanku h. Seni Budaya i. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan j. Teknologi Informasi dan Komunikasi / Keterampilan k. Muatan Lokal l. Kegiatan Pengembangan Diri 2. Bentuk Perangkat TIK dalam Penerapan Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Kontekstual berbasis TIK dapat dikembangkan berdasarkan piranti TIK/elektronik yang dimiliki sekolah dan fasilitas pendukung, antara lain: a Perangkat TIK sederhana b. Perangkat audio dan video interaktif c. Perangkat komputer d. Pemancar satelit e. Jaringan intranet/extranet (LAN/WAN) f. Berbasis WEB Bentuk pembelajaran berbasis TIK SMP disesuaikan dengan potensi dan kondisi sekolah. Kondisi lingkungan sekolah (geografis, sosial, ekonomi dan lain-lain) dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Untuk rencana pengembangan, penerapan pembelajaran kontekstual berbasis TIK idealnya mengarah pada e-learning Berbasis Web. Namun mengingat jumlah sekolah yang sangat banyak, dan keterbatasan dana, maka pengembangan dilakukan secara bertahap. E. Indikator Keberhasilan Keberhasilan pembelajaran kontekstual berbasis TIK, baik proses maupun hasil belajarnya dapat diketahui melalui beberapa indikator, antara lain: (1) pemilihan materi atau informasi berdasarkan kebutuhan siswa dan dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata/masalah yang disimulasikan, (2) selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, (3) pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting dengan didukung perangkat TIK, (4) siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, (5) siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, dan saling mengoreksi, (6) pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang disimulasikan, (7) perilaku dibangun atas kesadaran diri, (8) keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman, (9) hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri, (10) siswa mengunakan 10 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 15. Belajar Untuk Masa Depanku kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran efektif, ikut bertanggungjawab atas terjadinya pembelajaran yang efektif, dan membawa skemata masing- masing kedalam proses pembelajaran, (11) siswa dapat menguasai materi atau kompetensi secara mendalam dan bermakna serta dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata. 11 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 16.
  • 17. Belajar Untuk Masa Depanku BAB III FASILITAS TIK UNTUK MENDUKUNG PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Istilah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memang sangat kental dengan penggunaan komputer dan internet. Namun perlu diingat bahwa TIK semestinya tidak semata komputer dengan internetnya saja. Teknologi yang lebih terdahulu seperti telepon, radio dan televisi juga merupakan bagian dari TIK yang terbukti telah mampu memberikan peran positif terhadap perangkat instruksi dalam pembelajaran yang murah dan menjangkau cakupan wilayah yang luas. Penggunaan komputer dan internet dalam pendidikan pada masa kini memiliki nilai tambah yang baik dimana pola interaktivitas siswa sangat tinggi. Pada saat ini TIK dipelajari sebagai subyek pembelajaran yang harus dikuasai siswa serta dijadikan sebagai perangkat bantu peningkatan efisiensi dan efektivitas belajar. Meskipun demikian, penerapan TIK di negara berkembang memang belum optimal, karena biaya pengembangan infrastruktur dan biaya operasional penerapannya masih tinggi, serta minimnya pengajar yang memiliki kompetensi yang baik di bidang ini. Pembelajaran kontekstual akan dapat lebih efektif jika didukung dengan perangkat TIK yang memadai. Idealnya, sekolah memiliki beberapa fasilitas laboratorium dan ruang kelas yang dilengkapi dengan perangkat TIK. Beberapa ruang atau laboratorium di sekolah yang perlu dilengkapi dengan perangkat TIK setidaknya: • Ruang kelas • Laboratorium Komputer • Ruang Perpustakaan • Ruang multi media • Laboratorium Bahasa • Laboratorium IPA • Laboratorium IPS • Ruang Guru • Penyimpanan data Manajemen Pembelajaran/Kurikulum 13 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 18. Belajar Untuk Masa Depanku A. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Ruang Kelas Peralatan TIK diruang kelas memiliki fungsi utama sebagai sarana dan sumber pembelajaran seluruh matapelajaran. Tujuannya untuk mendukung pencapaian penguasaan kompetensi berdasarkan setiap matapelajaran dengan bantuan bahan ajar atau simulasi komputer, meliputi: Penguasaan Kompetensi sesuai SK dan KD tiap matapelajaran Pembelajaran berbasis Multimedia seluruh matapelajaran Penguasaan akses dan penggunaan informasi melalui internet Administrasi, absensi dan pencatatan pelaksanaan pembelajaran di tiap kelas oleh guru. B. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium Komputer Laboratorium TIK memiliki fungsi utama sebagai sarana pembelajaran TIK, dengan target khusus penguasan literasi teknologi pada matapelajaran TIK, meliputi: Penguasaan perangkat keras, Penguasaan perangkat lunak alat produktifitas, Penguasaan akses dan penggunaan informasi melalui internet. Untuk proses pembelajaran berbasis TIK, siswa dapat mengakses bahan ajar yang telah disiapkan oleh guru sesuai dengan silabus yang didesain. Siswa dapat belajar melalui komputer multimedia yang ada di laboratorium Komputer, atau di kelas, melakukan percobaan secara virtual dan membaca prosedur untuk ercobaan yang sesungguhnya, melihat korelasi dengan kehidupan serta melakukan transaksi pencapaian kompetensi melalui ujian on-line, dengan nilai hasil transaksi ujian disimpan di data base pada server sekolah. C. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Perpustakaan SMP Tujuan penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah menunjang program belajar bagi siswa dan mengajar bagi guru agar tujuan umum dan khusus pendidikan tercapai secara optimal. Di samping itu, membangun serta memfasilitasi minat baca siswa, sehingga dapat membantu proses belajar mengajar serta memfasilitasi keinginan siswa untuk mengetahui hal-hal lain yang tidak disampaikan oleh guru. 14 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 19. Belajar Untuk Masa Depanku Peranan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan penyedia sumber belajar yang bersifat teknis edukatif dan bersama unsur-unsur pendidikan lainnya ikut menentukan berhasilnya proses pendidikan. Fungsi perpustakaan sekolah adalah memberikan informasi untuk menunjang program belajar dan mengajar. Fungsi dari pelayanan informasi akan menghasilkan tiga macam manfaat, yaitu: Sebagai sumber belajar, sumber informasi, mengasah inspirasi dan rekreasi. Perpustakaan dapat sebagai sumber belajar karena siswa dapat memperdalam pemahaman dan penghayatan pengetahuan yang diperoleh dari guru. Dikatakan sebagai sumber informasi karena koleksi perpustakaan dapat dipergunakan untuk memperluas cakrawala pengetahuan dan keterampilan siswa selain yang telah diberikan oleh guru. Begitu juga penggunaan oleh guru akan memperluas cakrawala dan memutakhirkan pengetahuan dalam bidang studi yang diajarkan. TIK sebagai sumber belajar di sebuah perpustakaan mencerminkan fungsi perpustakaan modern yang memberikan sumber sumber belajar, baik dalam bentuk buku, e-book, simulasi maupun ensiklopedia yang sedemikian lengkap namun mendasar untuk dapat digunakan oleh anak anak didik. Perpustakaan modern masa kini dapat dengan mudah tersambung dengan internet dan membuka jendela ilmu pengetahuan yang sudah ajeg maupun yang sedang berkembang saat ini. Kemampuan dalam mencari informasi di internet, merupakan sebuah kompetensi abad baru ini, untuk nantinya kemudian siswa berlatih untuk memilah informasi dan menggali secara khusus mana informasi yang benar-benar relevan dengan kebutuhan pembelajaran yang sedang dicari. Proses pencaian informasi di internet akan membuat sebuah keterampilan generik yaitu ”learning to learn”. D. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Ruang Multimedia Peralatan TIK di ruang multimedia mampu menumbuhkembangkan proses pembelajaran yang menyenangkan, inspiratif, menantang dan memotivasi siswa untuk aktif dan membangun kreativitas, kemandirian sebagai seorang pembelajar sejati yang memahami 15 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 20. Belajar Untuk Masa Depanku keilmuan dalam lingkungan yang bersahabat, dan mengakomodasi siswa untuk memahami ilmu dalam lingkungan digital dan multimedia. E. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium Bahasa Peralatan TIK di laboratorium bahasa mampu menumbuh kembangkan proses pembelajaran yang menyenangkan, inspiratif, menantang dan memotivasi siswa untuk aktif dan membangun kreativitas, kemandirian sebagai seorang pembelajar yang memahami budaya dan bahasa asing dalam lingkungan yang bersahabat, dan mengakomodasi siswa untuk mempraktikkan kaidah bahasa dan percakapan dalam lingkungan digital dan multimedia. F. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium IPA Peralatan TIK di laboratorium IPA mampu menumbuhkembangkan proses pembelajaran yang menyenangkan, inspiratif, menantang dan memotivasi siswa untuk aktif dan membangun kreativitas, kemandirian sebagai seorang sainstis muda yang memahami sains dalam lingkungan yang bersahabat, dan mengakomodasi siswa untuk melakukan proyek sains dalam lingkungan digital dan multimedia. G. Peralatan TIK Sebagai Sumber Belajar di Laboratorium IPS. Peralatan TIK di laboratorium IPS mampu menumbuhkembangkan proses pembelajaran yang menyenangkan, inspiratif, menantang dan memotivasi siswa untuk aktif dan membangun kreativitas, kemandirian sebagai seorang calon pemimpin, dan warganegara yang memahami konteks sosial dalam linkungan yang bersahabat, dan mengakomodasi siswa untuk melakukan proyek sosial dalam lingkungan digital dan multimedia. H. Peralatan TIK Sebagai Alat Bantu Manajemen di Ruang Guru Peralatan TIK di ruang guru dapat mendukung dan mengembangkan profesionalisme guru, yang menyangkut proses pengelolaan bahan ajar, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Dengan bantuan TIK, data laporan guru secara langsung tersimpan di pusat data sekolah, sehingga keberlangsungan sekolah akan terus dapat dengan mudah dipantau. Dengan adanya peralatan 16 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 21. Belajar Untuk Masa Depanku TIK diruang guru, maka akses menuju informasi yang interaktif, inspiratif dan menarik akan menyebabkan pemberdayaan guru semakin mudah, dengan akses internet pada informasi yang luas. I. Peralatan TIK Sebagai Alat Bantu Manajemen Pembelajaran/ Kurikulum Sekolah Manajemen pembelajaran atau kurikulum adalah sebuah pengelolaan pembelajaran dalam satu siklus proses yang melingkupi pendefinisian pembelajaran dari mulai perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan dan pengawasan. Proses Perencanaan, meliputi membuat analisis materi pelajaran, menyusun kalender pendidikan, penyusunan program tahunan, penyusunan program semester, penyusunan program satuan pembelajaran, penyusunan rencana pembelajaran, penyusunan rencana bimbingan dan penyuluhan. Proses Pengorganisasian, meliputi pembagian tugas mengajar dan tugas lain, penyusunan jadwal pembelajaran, penyusunan jadwal kegiatan perbaikan, penyusunan jadwal kegiatan pengayaan, penyusunan kegiatan ekstrakurikuler, dan penyusunan jadwal kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Proses Pelaksanaan, meliputi pengaturan pelaksanaan kegiatan pembukaan tahun ajaran baru, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Proses Pengawasan, meliputi supervisi pelaksanaan pembelajaran, supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan, evaluasi proses dan hasil kegiatan pembelajaran, dan evaluasi proses dan hasil kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Berbagai perubahan penting dalam banyak aspek kehidupan, khususnya dalam bidang ekonomi, sosial, sains dan teknolog telah mendorong lahirnya terobosan-terobosan baru dalam cara bagaimana manusia melakukan pembelajaran (learning). Hal penting yang menjadi inti dari arus baru tersebut adalah bagaimana melakukan proses pembelajaran secara lebih mandiri, fleksibel, berpusat pada pembelajar (learner), kolaboratif, terkelola dengan efektif dan efisien, on-demand learning, real-time, serta 17 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 22. Belajar Untuk Masa Depanku mendukung paradigma pembelajaran sepanjang hayat (life-long education). SMP sebagai salah satu elemen pendidikan Indonesia, sejak dini harus mengantisipasi perubahan tersebut dengan berupaya mengoptimalkan sumber daya pendidikan yang ada, termasuk di dalamnya penggunaan TIK dengan software manajemen pendidikan, dalam rangka membangun dan mengembangkan sistem akademik dan proses penyelenggaraan pendidikan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi atau apa yang kemudian jamak disebut dengan e-learning. Materi pelajaran (course content) adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai kesuksesan dalam sebuah program e-learning. Oleh karena itu, SMP memandang persoalan pengelolaan konten pembelajaran sebagai persoalan sangat mendasar dalam upaya pengembangan dan penyelenggaraan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. 18 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 23. Belajar Untuk Masa Depanku BAB IV. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Proses pelaksanaan pembelajaran kontekstual berbasis TIK pada dasarnya sesuai dengan Standar Proses, yaitu meliputi tahap: perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. A. Perencanaan Pengembangan dan penerapan pembelajaran kontekstual berbasis TIK dimulai dengan melakukan perencanaan secara sistematis. Perencanaan meliputi: pengembangan KTSP, Silabus, RPP, Sumber Belajar, Media Pembelajaran, dan Perangkat pendukung TIK. 1. Pengembangan KTSP KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Setiap sekolah pada satuan pendidikan dasar dan menengah, termasuk SMP mengembangkan KTSP berdasarkan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan potensi masing-masing sekolah. KTSP disusun bersama-sama oleh guru, komite sekolah/yayasan, konselor (guru BK/BP), dengan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota, dan disupervisi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Komponen-komponen KTSP meliputi: (a) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, (b) struktur dan muatan kurikulum, (c) kalender pendidikan, dan (d) lampiran-lampiran, yaitu program tahunan, program semester, silabus, RPP, SK dan KD mulok, program pengembangan diri, dan perangkat lainnya, misalnya pemetaan KD atau indikator (BSNP, 2006). KTSP disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Di dalam penyusunan KTSP, materi dan nuansa pembelajaran kontekstual berbasis TIK hendaknya telah dirancang secara terpadu guna mengimplementasikan KTSP. 19 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 24. Belajar Untuk Masa Depanku 2. Penyusunan Silabus Di dalam penyusunan silabus, guru harus mengkaji secara cermat tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada pada setiap mata pelajaran. Guru mengkaji konsep, teori atau kompetensi yang akan dipelajari oleh siswa, memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama, mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa. Selanjutnya guru memilih dan mengaitkannya dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam proses pembelajaran kontekstual. Berdasarkan hal tersebut, guru menyusun silabus dengan mengaitkan konsep atau teori yang akan dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan kehidupan mereka. Penggunaan media dan sumber belajar berbasis TIK dirancang dalam silabus guna menunjang efektivitas pembelajaran dan ketercapaian tujuan pembelajaran. 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dalam pembelajaran kontekstual, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan materi yang akan dipelajarinya. Dalam program tersebut tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, langkah- langkah pembelajaran, dan penilaian autentik. Secara umum, tidak terdapat perbedaan mendasar format antara program pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran kontekstual berbasis TIK. Program pembelajaran kontekstual berbasis TIK lebih menekankan pada skenario pembelajarannya, dan dukungan TIK dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai. 4. Sumber dan Media Belajar Pada dasarnya, pembelajaran kontekstual tidak mengharuskan suatu bentuk atau format sumber belajar tertentu. Sumber belajar dalam bentuk buku pelajaran, buku paket, modul maupun majalah, 20 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 25. Belajar Untuk Masa Depanku koran, program televisi dan dalam bentuk lainnya dapat digunakan dalam kelas pembelajaran kontekstual. Untuk mengembangkan pemanfaatan TIK sebagai media atau sumber belajar, hendaknya bahan ajar dikemas dalam e-learning (misalnya: CD ROM atau pangkalan data untuk e-learning). B. Pelaksanaan Pada dasarnya, pelaksanaan pembelajaran kontekstual berbasis TIK mengacu pada RPP atau skenario pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Dalam hal ini, aktivitas pembelajaran yang melibatkan siswa mengikuti tahap-tahap yang telah dirancang dalam RPP. Di dalam pelaksanaan pembelajaran kontekstual diperlukan strategi sebagai berikut : 1. Menekankan pada pemecahan masalah. Pembelajaran kontekstual berbasis TIK dapat dimulai dengan suatu simulasi atau masalah nyata. Simulasi dapat disampaikan menggunakan perangkat TIK (LCD, Komputer, dll). Dalam hal ini siswa menggunakan keterampilan berpikir kritis dan pendekatan sistimatik untuk menemukan dan mengungkapkan masalah atau isu-isu, serta menggunakan berbagai isi materi pembelajaran untuk menyelesaikan masalah. Masalah yang dimaksudkan adalah relevan dengan keluarga siswa, pengalaman, sekolah, tempat tinggal, dan masyarakat, yang memiliki arti penting bagi siswa. 2. Mengakui kebutuhan pembelajaran terjadi diberbagai konteks, misalnya rumah, masyarakat dan tempat kerja. Pembelajaran kontekstual menyarankan bahwa pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari fisik dan konteks sosial dimana siswa berkembang. Bagaimana dan dimana siswa memperoleh dan memunculkan pengetahuan selanjutnya menjadi sangat berarti, dan pengalaman belajarnya akan diperkaya jika siswa mempelajari berbagai keterampilan di dalam konteks yang bervariasi (rumah, masyarakat, tempat kerja, keluarga) 3. Mengontrol dan mengarahkan pembelajaran siswa. Sehingga mereka akan menjadi pembelajar yang mandiri (Self-Regulated Learners). Akhirnya, siswa harus menjadi pembelajar sepanjang hayat yang mampu mencari, menganalisa dan menggunakan informasi tanpa atau dengan sedikit bimbingan dan semakin menyadari bagaimana mereka memproses informasi, menggunakan strategi pemecahan masalah, serta memanfaatkannya. Untuk mencapai itu, melalui pengajaran 21 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 26. Belajar Untuk Masa Depanku kontekstual, siswa harus diperkenankan melakukan ujicoba menggunakan waktu dan struktur materi yang refleksi, dan memperoleh dukungan yang cukup serta bantuan untuk berubah dari pembelajar yang dependen menjadi pembelajar yang independen. Perangkat multimedia pembelajaran interaktif dan bentuk perangkat TIK lainnya hendaknya digunakan untuk mendukung siswa menjadi pembelajar mandiri. 4. Mempertimbangkan keragaman konteks hidup yang dimiliki siswa. Secara menyeluruh ternyata populasi siswa sangatlah beragam, ditinjau dari perbedaan dalam nilai, adat istiadat, sosial, perspektif. Didalam proses pembelajaran kontekstual perbedaan tersebut dapat menjadi daya pendorong untuk belajar dan sekaligus menambah kompleksitas pembelajaran itu sendiri. Kerjasama tim dan aktivitas kelompok (group) belajar didalam proses pembelajaran kontekstual sangatlah menghargai keragaman siswa, memperluas perspektif, dan membangun keterampilan interpersonal, yaitu berpikir melalui berkomunikasi dengan orang lain. 5. Mendorong siswa untuk belajar dari sesamanya dan bersama-sama atau menggunakan group belajar interdependen (Interdependent Learning Group). Siswa akan dipengaruhi dan sekaligus berkontribusi terhadap pengetahuan dan kepercayaan orang lain. Group belajar atau komunitas pembelajaran akan terbentuk didalam tempat kerja dan sekolah kaitannya dengan suatu usaha untuk bersama-sama memakai pengetahuan, memusatkan pada tujuan pembelajaran dan memperkenankan semua orang untuk belajar dari sesamanya. Dalam hal ini, para pendidik harus bertindak sebagai fasilitator, pelatih, dan pembimbing akademis. 6. Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk mengaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/ pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dan mengaitkan apa yang dipelajarinya dengan fenomena kehidupan sehari-hari. Selanjutnya siswa didorong untuk membangun kesimpulan yang merupakan pemahaman siswa terhadap konsep/teori yang sedang dipelajarinya. C. Penilaian Penilaian autentik dalam pembelajaran kontekstual berbasis TIK digunakan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar. Penggunaan penilaian autentik (autentic assessment) pada pembelajaran 22 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 27. Belajar Untuk Masa Depanku kontekstual diharapkan mampu membangun pengetahuan dan keterampilan, dengan cara yang bermakna melalui pengikutsertaan siswa ke dalam kehidupan nyata atau konteks autentik. Untuk proses pembelajaran yang demikian itu diperlukan suatu bentuk penilaian yang didasarkan kepada metodologi dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri, yang disebut penilaian autentik. Penilaian autentik menyatu ke dalam proses belajar mengajar, memberikan kesempatan dan arahan kepada siswa untuk maju, dan sekaligus dipergunakan sebagai alat kontrol untuk melihat kemajuan siswa serta umpan balik bagi praktik pengajaran. Perangkat TIK untuk e-learning sangat besar kontribusinya dalam mendukung penilaian autentik. Porto folio hasil penilaian siswa dan perangkat instrumen dapat disusun dalam format e-learning. 1. Penilaian oleh Pendidik Pasal 63 ayat 1 PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilaksanakan dalam bentuk ujian sekolah. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan melalui ujian nasional. Penilaian oleh pendidik dilaksanakan secara berkesinambungan (terus menerus) untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian oleh pendidik pada dasarnya digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi siswa, dasar memperbaiki proses pembelajaran, dan bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar siswa. Berdasarkan ketentuan pada Permen Diknas Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, pendidik melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar siswa disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. Penilaian oleh masing-masing pendidik tersebut secara keseluruhan selanjutnya dilaporkan kepada orang tua/wali siswa dalam bentuk rapor. 23 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 28. Belajar Untuk Masa Depanku 2. Prinsip-prinsip Penilaian Penilaian hasil belajar siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini. a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan siswa karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan siswa. g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. 3. Mekanisme Penilaian oleh Pendidik Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar siswa serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut. a. Menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. b. Mengembangkan indikator pencapaian kompetensi dasar (KD) dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran. 24 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 29. Belajar Untuk Masa Depanku c. Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih. d. Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. e. Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar siswa. f. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan siswa disertai balikan/komentar yang mendidik. g. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran. h. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk SATU NILAI PRESTASI BELAJAR siswa disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. i. Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhlak dan kepribadian siswa pada akhir semester dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik. 4. Strategi Penilaian Autentik Strategi penilaian autentik dalam pembelajaran kontekstual adalah suatu kombinasi dari beberapa teknik penilaian sebagai berikut : a. Penilaian kinerja (Performance assessment): penilaian kinerja dikembangkan untuk menguji kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan (apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan) pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu. Penilaian kinerja ini dapat dipersingkat atau diperluas dalam bentuk pertanyaan terbuka (open-ended question) atau bentuk pilihan berganda (multiple choice). Dalam pengertian yang lebih luas, penilaian kinerja dapat berupa membaca, menulis, proyek, proses, pemecahan masalah, tugas analisis, atau bentuk tugas-tugas lain yang memungkinkan siswa untuk mendemontrasikan kemampuannya dalam memenuhi tujuan dan dampak tertentu. Beberapa faktor berikut ini yang secara aktif berhubungan dengan siswa dalam proses mencapai keberhasilan kaitannya dengan prestasi (Performan). • Siswa memahami tugas-tugas, prestasi dan harapan. • Siswa percaya akan mampu melaksanakannya dengan sukses. 25 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 30. Belajar Untuk Masa Depanku • Siswa memahami nilai dan memiliki komitmen terhadap tugas. • Siswa memerlukan pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan untuk melaksanakannya dengan sukses. • Siswa mempraktikkan berbagai keterampilan dan memperbaikinya sesuai dengan umpan balik. • Siswa memperlihatkan penguasaan terhadap tugas. • Siswa mengklaim penguasaan Observasi sistematik (Systematic Observation), yang bermanfat untuk menyajikan informasi tentang dampak aktivitas pembelajaran terhadap sikap siswa. Dalam hal ini, semua siswa diobservasi secara berkala dan sering. Hasil observasi dicatat dalam bentuk sikap khusus maupun tidak, dan selanjutnya dipergunakan oleh pengamat (Observer) untuk merefleksikan dan menginterpretasikan apakah petunjuk siswa sesuai dengan tujuan dan outcome pembelajaran. Kunci dari kebermanfaatan observasi adalah sistimatiknya. Suatu observasi dikatakan bermanfaat, jika data dicatat dan dievaluasi serta dipergunakan untuk meningkatkan prestasi (performa) siswa. b. Portfolio (Portfolio) adalah koleksi/kumpulan dari berbagai keterampilan, ide, minat dan keberhasilan atau prestasi siswa selama jangka waktu tertentu (Hart, 1994 ) yang memberikan gambaran perkembangan siswa setiap saat. Ia bukan harus selalu dalam bentuk catatan atau tulisan, karena siswa yang tidak memiliki keterbatasan kemampuan dalam menulis dapat juga menyampaikan pemahaman dan kinerjanya dengan menggunakan gambar, model fisik atau alat peraga. Awalnya portfolio dipergunakan untuk menunjukkan prestasi (performan) siswa di dalam berbagai bidang termasuk arsitektur, seni grafik, fotograpi dan penulisan, tetapi sekarang ini, ia juga telah dipergunakan untuk memperoleh contoh yang representatif dari pekerjaan siswa dalam satu disiplin (mata pelajaran) selama jangka waktu tertentu. Seringkali siswa diberi kesempatan untuk menyeleksi pekerjaan yang mereka rasakan terbaik untuk mempresentasikan pengetahuan dan usaha mereka selama dalam tingkat/kelas tertentu. Misalnya nilai ujian yang terbaik, keberhasilannya dalam merancang 26 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 31. Belajar Untuk Masa Depanku suatu percobaan dan sebagainya. Portfolio sangat berguna bagi siswa dalam rangka mengembangkan keahliannya untuk menilai diri sendiri dan juga memberikan kesempatan kepada mereka untuk memikirkan perkembangan dirinya. Oleh karena itu, portfolio seharusnya dikumpulkan secara terintegrasi dan bersifat reflektif, sehingga siswa mampu melihat gambaran yang luas mengenai bagaimana dia membangun pengetahuan dan keahlian/keterampilannya serta menilai efektifitas kinerjanya. c. Jurnal sains (Journal) merupakan suatu proses refleksi di mana siswa berpikir tentang proses belajar dan hasilnya, kemudian menuliskan ide-ide, minat dan pengalamannya. Dengan kata lain jurnal membantu siswa dalam mengorganisasikan cara berpikirnya dan menuangkannya secara eksplisit dalam bentuk gambar, tulisan dan bentuk lainnya. Jurnal menyajikan suatu cara bagi siswa untuk merefleksikan atau mengaitkan pemikirannya dengan pemikiran sebelumnya dan kemudian guru menguji refleksi tersebut untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi mengenai sejauhmana pemahaman berpikir siswa. Jurnal sangat tepat untuk mendokumentasikan perubahan persepsi siswa terhadap diri mereka sendiri dan kemampuannya. Penggunaan jurnal memakan waktu lama (time comsuming), tetapi sangat berarti di dalam menilai suatu persepsi siswa terhadap pengalamannya. Ia juga dapat menjadi sesuatu alat komunikasi yang bernilai/berarti bagi guru dan siswa. Jurnal biasanya terdiri dari dua (2) bentuk yang berbeda tetapi keduanya sangat bernilai, yaitu: • Jurnal arahan pribadi (Self-directed jurnaling), dimana siswa akan menentukan topik, isi dan arah kemana refleksi akan diambil. • Jurnal arahan guru (teacher-directed jurnaling) akan mengarahkan respon dari refleksi mendekati tujuan khusus outcome atau topik. 27 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 32.
  • 33. Belajar Untuk Masa Depanku BAB V PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI SEKOLAH Pembelajaran kontekstual berbasis TIK merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang sangat relevan untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP. Berkaitan dengan hal tersebut, diharapkan setiap sekolah dapat mengembangkan dan menerapkan pembelajaran kontekstual untuk semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Beberapa langkah utama yang perlu dipertimbangkan untuk dilakukan sekolah dalam upaya mengembangkan dan menerapkan pembelajaran kontekstual di sekolah adalah sebagai berikut: A. Penyiapan Guru 1. Sekolah mengidentifikasi kemampuan guru dalam mengembangkan dan menerapkan pembelajaran kontekstual berbasis TIK sesuai mata pelajarannya. Meskipun telah dilakukan pelatihan pembelajaran kontekstual sejak tahun 2001/2002, baik yang dilakukan oleh Depdiknas pusat, dinas pendidikan provinsi dan kab/kota, namun belum semua guru memperoleh kesempatan pelatihan tersebut. Bahkan, dimungkinkan tidak semua guru yang sudah pernah dilatih telah menguasai pembelajaran kontekstual dengan baik. Apalagi penguasaan guru terhadap TIK masih jauh dari optimal. 2. Para guru yang belum menguasai pembelajaran kontekstual berbasis TIK dengan baik perlu diikutkan dalam suatu pelatihan pembelajaran kontekstual. Pelatihan tersebut dapat dilakukan oleh sekolah sendiri atau melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga lain (Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dinas pendidikan provinsi, kab/kota, kegiatan MGMP). Di samping itu, para guru juga bisa mempelajari sendiri (autodidak) tentang pembelajaran kontekstual melalui buku-buku dan perangkat yang dikembangkan Direktorat Pembinaan SMP, termasuk model-model pembelajaran kontekstual dalam bentuk VCD dan bahan ajar dalam bentuk CD. Jika sekolah belum memiliki, sebaiknya sekolah mengajukan permohonan untuk memperoleh master perangkat tersebut ke Direktorat Pembinaan SMP Jakarta. Guru juga bisa berkonsultasi atau magang pada rekan 29 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 34. Belajar Untuk Masa Depanku guru lain yang telah menguasai dan melaksanakan pembelajaran kontekstual di sekolahnya. B. Penyiapan Perangkat Pembelajaran Kontekstual Sekolah perlu mengembangkan perangkat pembelajaran kontekstual yang sesuai dengan KTSP dan konteks sekolahnya. Perangkat tersebut meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku siswa, lembar kerja siswa dan lembar penilaian. Di dalam KTSP terdapat komponen silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Untuk menerapkan pembelajaran kontekstual berbasis TIK, sekolah perlu menyempurnakan RPP yang telah disusun dan menyiapkan bahan ajarnya. Sekolah akan lebih mudah mengembangkan perangkat tersebut jika sekolah telah memperoleh master perangkat pembelajaran kontekstual dalam bentuk cetakan atau soft copy (CD) yang telah dikembangkan Direktorat Pembinaan SMP. Untuk mengembangkan perangkat tersebut, sebaiknya pelaksanaannya dikoordinir para guru yang telah lebih dahulu mengikuti pelatihan atau yang lebih menguasai pembelajaran kontekstual. Di samping itu, hampir di setiap kab/kota terdapat para guru atau instruktur yang sangat menguasai tentang pembelajaran kontekstual. Sekolah bisa meminta bantuan mereka untuk membimbing pengembangan perangkat pembelajaran kontekstual. C. Penyiapan Media dan Sumber Belajar Pada dasarnya, penerapan pembelajaran kontekstual tidak menuntut media dan sumber belajar yang serba canggih dan mahal. Guru bisa memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar yang telah tersedia di sekolah atau yang ada di lingkungan sekolah. Masyarakat di sekitar, fenomena alam sekitar, benda-benda, koran, majalah bekas, biji-bijian, pohon dan berbagai hal lainnya dapat digunakan sebagai media dan sumber belajar. Namun demikian, agar pembelajaran menjadi lebih efektif, akan lebih baik jika sekolah secara bertahap menyiapkan media dan sumber belajar elektronik (TIK) Para guru diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai media dan sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah. Setiap guru mata pelajaran, terutama pada saat menyusun RPP, hendaknya secara cermat memilih atau mengembangkan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang akan dibahas serta konteks lingkungan dan karakteristik siswa. Sebagai contoh, pada pelaksanaan pembelajaran 30 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 35. Belajar Untuk Masa Depanku Bahasa Inggris di siang hari saat siswa merasa lelah atau jenuh, guru bisa menggunakan tape recorder sederhana. Guru memutarkan lagu dalam bahasa Inggris yang menjadi favorit siswa. Siswa diminta mendengarkan, dan tentu saja mereka akan menikmatinya. Kemudian, siswa diminta untuk berdiskusi dan menyampaikan isi atau syair lagu tersebut. Mereka akan merasa senang sekaligus belajar meningkatkan kompetensi listening dalam bahasa Inggris. Beberapa contoh lain yang terkait dengan media dan sumber belajar untuk penerapan pembelajaran kontekstual antara lain: tokoh agama sebagai sumber belajar dalam mata pelajaran agama; pedagang di pasar tradisional untuk mata pelajaran IPS; kejadian gempa bumi sebagai materi pembahasan untuk pelajaran IPA atau IPS; artikel atau puisi di koran sebagai sumber belajar untuk Bahasa Indonesia; dan berbagai hal yang ada di sekitar sekolah dapat dimanfaatkan sebagai media dan sumber belajar. Media dan sumber belajar dalam bentuk elektronik akan lebih mengefektifkan pembelajaran kontekstual. D. Penyiapan Fasilitas Multimedia Pembelajaran kontekstual dapat dilaksanakan dengan media sederhana dan sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah. Meskipun demikian, sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan tuntutan mutu pendidikan, sekolah hendaknya berupaya melengkapi perangkat TIK secara bertahap. Pembelajaran kontekstual dapat lebih efektif jika didukung dengan perangkat TIK yang memadai. Idealnya, sekolah memiliki beberapa fasilitas laboratorium dan ruang kelas yang dilengkapi dengan perangkat TIK. Beberapa ruang atau laboratorium di sekolah yang perlu dilengkapi dengan perangkat TIK adalah seperti diuraikan pada bagian sebelumnya, antara lain kelengkapan perangkat TIK di: Ruang kelas, Laboratorium Komputer, Ruang Perpustakaan, Ruang multi media, Laboratorium Bahasa, Laboratorium IPA, Laboratorium IPS, Ruang Guru, dan Penyimpanan data Manajemen Pembelajaran/kurikulum. Peralatan TIK sekolah memiliki fungsi utama sebagai sarana dan sumber pembelajaran seluruh mata pelajaran. Tujuannya untuk mendukung pencapaian penguasaan kompetensi setiap mata pelajaran. 31 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 36. Belajar Untuk Masa Depanku E. Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran kontekstual berbasis TIK dapat diterapkan pada setiap mata pelajaran, termasuk yang ada pada KTSP, KBK atau kurikulum 1994. Diharapkan setiap sekolah dapat mengembangkan dan menerapkan pembelajaran kontekstual untuk mata pelajaran-mata pelajaran sesuai yang ada pada struktur kurikulum KTSP. Direktorat Pembinaan SMP telah mengembangkan perangkat pembelajaran secara lengkap. Sekolah dapat menggunakan perangkat tersebut dan melakukan pembenahan sesuai dengan konteks dan kurikulum yang digunakan sekolah. Pelaksanaan pembelajaran kontekstual berbasis TIK di sekolah hendaknya mempertimbangkan beberapa hal, antara lain: penguasaan guru terhadap pembelajaran kontekstual, ketersediaan perangkat pembelajaran dan dukungan fasilitas media dan sumber belajar. Apabila guru yag bersangkutan belum memiliki penguasaan memadai, hendaknya lebih dulu magang atau ikut mencermati pembelajaran pada mata pelajaran lain yang gurunya telah menguasai dan berpengalaman dalam pembelajaran kontekstual. Pendampingan secara intensif oleh guru yang berpengalaman dalam menerapkan pembelajaran kontekstual kepada rekan guru juga perlu dilakukan. Sekolah hendaknya menyusun program pendampingan dalam pembelajaran kontekstual. Secara teknis, pelaksanaan pembelajaran kontekstual dan penilaian hasil belajar pada setiap mata pelajaran perlu mengacu pada strategi pelaksanaan seperti diuraikan sebelumnya pada bagian III. B dan C. F. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan pembelajaran kontekstual di sekolah perlu dipantau secara sistematis. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan hambatan-hambatan yang ditemui dalam mengimplementasikan pembelajaran kontekstual, sekaligus mencari alternatif solusi untuk mengatasinya. Hambatan tersebut dapat bersumber dari penguasaan guru terhadap pembelajaran kontekstual, perangkat pembelajaran, media dan sumber belajar, proses pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dalam bentuk supervisi klinis oleh kepala sekolah, terutama yang berkaitan dengan manajemen. Supervisi klinis yang memfokuskan pada pelaksanaan teknis substantif hendaknya perlu dilakukan oleh suatu tim guru yang berpengalaman dalam pembelajaran kontekstual dari dalam sekolah. Jika 32 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 37. Belajar Untuk Masa Depanku memungkinkan, sekolah bisa minta bantuan instruktur dari dinas pendidikan kab/kota atau guru dari sekolah lain yang memiliki penguasaan dan pengalaman memadai dalam pembelajaran kontekstual. Hasil evaluasi hendaknya dijadikan masukan untuk penyempurnaan program pelaksanaan pembelajaran kontekstual di sekolah. 33 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 38.
  • 39. Belajar Untuk Masa Depanku BAB VI PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL OLEH DIREKTORAT PEMBINAAN SMP Direktorat Pembinaan SMP Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional sejak tahun 1999/2000 telah mengembangkan pembelajaran kontekstual atau CTL secara sistematis. Konsep dan perangkat pembelajaran kontekstual dikembangkan secara cermat melalui pengkajian teoritis dan empiris. Bahkan dengan melibatkan beberapa tenaga pengajar dari perguruan tinggi dan para guru Rintisan SMP di Indonesia telah dilakukan pengkajian dan short course ke beberapa perguruan tinggi yang mengembangkan CTL di Amerika Serikat. Perangkat pembelajaran atau bahan ajar kontekstual juga telah selesai dikembangkan. Isi perangkat tersebut disusun berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Perangkat yang telah selesai dikembangkan adalah untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan, Seni dan Budaya, Keterampilan, Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bahan ajar kontekstual untuk keperluan progam pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris juga telah dikembangkan. Bahan ajar tersebut meliputi mata pelajaran Matematika dan IPA yang disusun dalam bahasa Inggris dan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Perangkat tersebut telah diberikan ke SMP Bertaraf Internasional untuk digunakan dalam pembelajaran MIPA billingual. Seiring dengan dikembangkannya perangkat pembelajaran kontekstual, Direktorat Pembinaan SMP juga telah melakukan berbagai pelatihan pembelajaran kontekstual kepada para guru bidang studi. Melalui pelatihan tersebut diharapkan para guru dapat memahami esensi pembelajaran kontekstual, menguasai perangkat pembelajaran kontekstual, serta mampu menyelenggarakan pembelajaran kontekstual secara nyata di sekolahnya. Model pelaksanaan pembelajaran kontekstual juga telah dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan SMP dalam bentuk VCD. Melalui model tersebut guru dapat lebih mudah dalam mempelajari berbagai model kegiatan pembelajaran kontekstual sehingga mampu menguasai dan 35 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 40. Belajar Untuk Masa Depanku menerapkan pembelajaran kontekstual sesuai mata pelajarannya di sekolah. Model-model pembelajaran tersebut mencakup tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yaitu; konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, penilaian autentik dan refleksi. Pengembangan model pembelajaran dalam bentuk VCD meliputi mata pelajaran: Matematika, Fisika, Biologi, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif juga telah dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan SMP. Multimedia interaktif yang telah selesai dikembangkan adalah untuk mata pelajaran IPA dan Matematika, untuk Kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Pengembangan multimedia interaktif untuk mata pelajaran lainnya sedang dalam proses pengembangan. Pada tahun 2008/2009, lebih dari 3000 SMP yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia telah menerapkan pembelajara kontekstual. CTL diterapkan pada Rintisan SMP Bertaraf Internasional (RSBI) dan SMP Standar Nasional (SSN), serta SMP lainnya. Direktorat Pembinaan SMP secara khusus membantu SMP dalam menerapkan CTL. Bantuan tersebut diberikan baik dalam bentuk pemberian perangkat pembelajaran CTL, bantuan finansial yang terpadu dalam block grant untuk SBI dan SSN, serta bantuan teknis lainnya. 36 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 41. Belajar Untuk Masa Depanku BAB VII PENUTUP Pembelajaran kontekstual berbasis TIK merupakan salah suatu pendekatan pembelajaran yang sangat sesuai untuk mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang saat ini terus dikembangkan. Pengembangan dan penerapan pembelajaran kontekstual sangat penting untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Keragaman potensi dan kecepatan belajar siswa menuntut pelayanan pembelajaran yang optimal dari guru. Guru yang baik akan berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan belajar setiap siswa. Melalui pedoman ini diharapkan para guru dapat menguasai pembelajaran kontekstual berbasis TIK, baik konsep, pengembangan dan penerapannya sesuai mata pelajarannya. Guru yang baik tidak akan pernah berhenti belajar guna meningkatkan kompetensi dan performansinya. Semoga, para guru diberi kemudahan dalam memahami pedoman ini dan menerapkannya untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pada akhirnya, siswa dapat memahami materi pelajaran secara bermakna, luas dan mendalam serta dapat menerapkannya pada berbagai konteks kehidupannya. Dengan demikian, upaya peningkatan mutu pendidikan yang berkeadilan dapat tercapai. 37 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 42.
  • 43. Belajar Untuk Masa Depanku LAMPIRAN 39 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 44.
  • 45. Belajar Untuk Masa Depanku ILMU PENGETAHUAN SOSIAL: RENCANA PELAKSANAA PEMBELAJARAN ( RPP ) SMP/MTs : ................................ Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : VII / 1 Standar : 4. Memahami usaha manusia Kompetensi untuk mengenali perkembangan lingkungannya. Kompetensi Dasar : 4.1 Menggunakan peta, atlas,dan globe, untuk mendapat-kan informasi keruangan. Indikator : • Membedakan peta, atlas, dan globe. • Mengidentifikasi jenis,bentuk dan pemanfaatan peta. • Mengidentifikasi informasi geografis dari peta, atlas dan globe. • Mengartikan berbagai skala. • Memperbesar dan memperkecil peta dengan bantuan garis-garis koordinat Alokasi Waktu : 8 Jam pelajaran (2 x pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran : Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat : 1. Mengidentifikasi perbedaan antara peta, atlas, dan globe. 2. Mengidentifikasi jenis-jenis peta. 3. Mengidentifikasi bentuk-bentuk peta. 4. Megidentifikasi pemanfaatan peta. 5. Mengartikan berbagai skala. 6. Menentukan letak suatu tempat menggunakan garis lintang dan bujur. 7. Memperagakan gerak rotasi bumi menggunakan globe. 41 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 46. Belajar Untuk Masa Depanku 8. Mempergunakan indeks untuk mencari letak suatu tempat di atlas. 9. Memperbesar dan memperkecil peta dengan bantuan garis-garis koordinat. B. Materi Pembelajaran 1. Pengertian peta, atlas, dan globe. 2. Jenis peta : Peta umum Peta tematik (khusus) 3. Bentuk peta: Peta datar Peta timbul 4. Menentukan letak suatu tempat menggunakan garis lintang dan bujur. 5. Memperagakan gerak rotasi bumi menggunakan globe. 6. Penggunaan indeks dan daftar isi pada atlas. 7. Skala peta: Skala angka Skala garis 8. Memperbesar dan memperkecil peta. C. Metode Pembelajaran 1. Ceramah bervariasi 2. Diskusi 3. Inquiri 4. Tanya jawab 5. Simulasi 6. Observasi / Pengamatan D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan 1 a. Pendahuluan - Apersepsi : Tulislah rute perjalananmu dari rumah ke sekolah ! - Motivasi : - Siswa diminta untuk saling bertukar tulisan tentang rute perjalanan tersebut dengan temannya, kemudian ditanya “Mudah atau sukarkah kamu menemukan rumah temanmu dengan uraian rute perjalanan tersebut ?” - Alat bantu apakah yang dapat memudahkan untuk menemukan rumah temanmu tersebut ? 42 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 47. Belajar Untuk Masa Depanku b. Kegiatan inti - Siswa dibagi dalam empat kelompok. - Setiap kelompok diberi tugas untuk mengamati peta, atlas, dan globe: - Kelompok 1 : Perbedaan peta, atlas, dan globe - Kelompok 2 : Perbedaan unsur-unsur peta dan atlas. - Kelompok 3 : Simbol-simbol pada peta dan contoh-contohnya. - Kelompok 4 : Jenis-jenis peta beserta contoh- contohnya - Setiap kelompok membuat laporan hasil pengamatan. - Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil pengamatannya. - Tanya jawab tentang perbedaannya. c. Penutup - Penilaian - Refleksi : Siswa mengungkapkan kesan terhadap pentingnya mempelajari peta, atlas, dan globe. 2. Pertemuan 2 a. Pendahuluan - Apersepsi : Jelaskan perbedaan peta, atlas, dan globe. - Motivasi : Cerita tentang pentingnya peta, atlas, dan globe sebagai sumber informasi. b. Kegiatan inti - Menentukan letak lintang dan bujur (astronomi) suatu tempat di permukaan bumi pada peta. - Menggunakan daftar isi pada atlas untuk mencari peta tertentu. - Menggunakan indeks pada atlas untuk mencari letak suatu tempat. - Mendemonstrasikan gerak rotasi bumi menggunakan globe. - Diskusi tentang informasi geografis yang didapat dari peta, atlas, dan globe. 43 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 48. Belajar Untuk Masa Depanku c. Penutup - Penilaian - Refleksi : siswa menyimpulkan manfaat peta, atlas, dan globe dalam kehidupan sehari-hari. 3. Pertemuan 3 a. Pendahuluan - Apersepsi : Sebutkan unsur peta yang berkaitan berkaitan dengan jarak - Motivasi : Siswa diajak keluar kelas untuk mengukur panjang dan lebar halaman sekolah, kemudian ditanyakan “Dapatkah halaman tersebut digambarkan pada kertas sesuai dengan ukuran yang sebenarnya ?” b. Kegiatan inti - Tanya jawab tentang arti skala yang ada dalam peta. - Menghitung jarak menggunakan skala pada peta. - Menentukan skala peta. - Mengamati dan tanya jawab tetang berbagai jenis skala pada peta. - Tanya jawab tentang pengertian skala. c. Penutup - Penilaian - Refleksi : Siswa membuat kesimpulan tentang manfaat skala peta. 4. Pertemuan 4 a. Pendahuluan - Apersepsi : Jelaskan manfaat skala pada peta ! - Motivasi : Mengamati suatu peta. Dapatkah peta tersebut diperbesar atau diperkecil. b. Kegiatan inti - Tanya jawab tentang alat memperbesar atau memperkecil peta. - Tanya jawab tentang bahan dan alat yang digunakan dalam memperbesar atau memperkecil peta dengan menggunakan garis-garis koordinat. - Menyiapkan alat dan bahan memperbesar atau memperkecil peta dengan menggunakan garis-garis koordinat. 44 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 49. Belajar Untuk Masa Depanku - Menentukan peta yang akan diperbesar atau diperkecil menggunakan garis-garis koordinat. - Membuat garis-garis koordinat pada peta yang akan diperbesar atau diperkecil. - Membuat garis-garis koordinat pada kertas kerja sesuai dengan perbesaran atau perkecilan yang diinginkan. - Menyalin peta dari peta asli ke kertas kerja. - Menentukan skala pada peta yang telah diperbesar atau diperkecil. - Tanya jawab tentang unsur yang berubah dan tidak berubah dari peta setelah diperbesar atau diperkecil. c. Penutup - Penilaian - Refleksi : Siswa menyampaikan kesan tentang kesulitan dalam memperbesar atau memperkecil peta. E. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Peta 2. Atlas 3. Globe 4. Kertas karton/ HVS 5. Lembar Penilaian Psikomotorik 6. OHP 7. Buku geografi yang relevan 8. Perangkat LCD Viewer & Komputer (Jika tersedia di sekolah) F. Penilaian 1. Teknik Penilaian: a. Tes Tulis. b. Tes unjuk kerja. 2. Bentuk Instrumen a. Tes uraian. b. Tes identifikasi. c. Uji petik kerja produk 3. Soal/instrumen: Tes uraian : (1) Sebutkan unsur-unsur peta dan atlas. 45 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK
  • 50. Belajar Untuk Masa Depanku (2) Berikan masing-masing 2 contoh peta umum dan peta khusus! (3) Jelaskan 2 bentuk peta! (4) Sebutkan 3 informasi geografis dari peta ! (5) Jika di peta yang berskala 1 : 1.000.000 jarak kota A dan B adalah 5 cm, hitunglah jarak yang sebenarnya! (6) Tentukan letak astronomis (lintang dan bujur) dari kota Jakarta! (7) Peragakan gerak rotasi bumi dengan menggunakan globe! Tes identifikasi : - Carilah letak Kota Bulukumba pada atlas dengan menggunakan indeks! Uji petik kerja produk : - Pilihlah peta salah satu pulau di Indonesia dalam atlasmu, kemudian perbesarlah 2 kali ! ........................., ............................. 2009 Mengetahui, Kepala SMP/MTs ................................... Guru Mata Pelajaran, _________________________ ________________________ 46 Direktorat PSMP - QEC24711
  • 51. Belajar Untuk Masa Depanku RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN MENGGUNAKAN ATLAS Aspek yang dinilai/skor maksimal Jumlah Mencari nama Mencari Mencari Menunjuk No Nama Siswa skor tempat pada halaman kolom letak daftar indeks dan baris tempat 5 5 5 5 20 RUBRIK PENILAIAN MEMPERBESAR DAN MEMPERKECIL PETA Aspek yang dinilai Jumlah No Nama Siswa Grid Bentuk Skala Kerapian skor 5 5 5 5 20 47 QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual SMP Berbasis TIK