4. Manajemen konflik
Howard Ross (1993)
Howard Ross
mendefinisikan
manajemen konflik sebagai
langkah-langkah yang
diambil pelaku atau pihak
ketiga yang bertujuan
untuk mengarahkan
perselisihan ke arah hasil
tertentu yang mungkin
atau tidak menghasilkan
akhir berupa penyelesaian
konflik, dan mungkin atau
tidak menghasilkan
ketenangan, hal positif,
kreatif, bermufakat atau
agresif.
Penyelesaian
Menjaga tingkat
konflik yang
kondusif bagi
perkembangan
organisasi sehingga
dapat berfungsi
untuk menjamin
efektivitas dan
dinamika
organisasi yang
optimal
5. Kepemimpinan
Menurut Jacobs dan
Jacques (1990:281)
Kepemimpinan
adalah sebuah proses
memberi arti
terhadap usaha
kolektif, dan
mengakibatkan
kesediaan untuk
melakukan usaha
yang diinginkan
untuk mencapai
sasaran
Motivasi karyawan
Mangkunegara (2005,61)
menyatakan : “motivasi
terbentuk dari sikap (attitude)
karyawan dalam menghadapi
situasi kerja di perusahaan
(situation). Motivasi
merupakan kondisi atau energi
yang menggerakkan diri
karyawan yang terarah atau
tertuju untuk mencapai tujuan
organisasi perusahaan. Sikap
mental karyawan yang pro dan
positif terhadap situasi kerja
itulah yang memperkuat
motivasi kerjanya untuk
mencapai kinerja maksimal”
6. Hubungan manajemen konflik dengan kepemimpinan
Hubungan antara manajemen
konflik dengan kepemimpinan
yaitu dengan adanya konflik
dengan para karyawan atau
dengan atasan, diharapkan
dapat membuat hubungan
keduanya lebih bekerjasama
lagi. Dengan adanya
kepemimpinan suatu organisasi
dapat berjalan dengan baik
dengan adanya bantuan dari
karyawan. Sehingga karyawan
akan dapat meningkatkan
kinerjanya
7. Hubungan manajemen konflik dengan
motivasi karyawan
Hubungan antara
manajemen konflik
dengan motivasi
karyawan yaitu dengan
adanya konflik dalam
organisasi sehingga
para karyawan yang
ada didalam organisasi
akan termotivasi untuk
membenahi kinerjanya
sehingga para
karyawan akan lebih
semangat lagi dalam
meningkatkan
kinerjanya.