Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019
1. Drh. Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat
Veteriner dan Karantina Hewan
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian
Rapat Pembahasan Draf Kiatvetindo African swine Fever
Jakarta, 23-24 Oktober 2019
Prosedur ‘stamping out’
(babi domestik)
2. STRATEGI PENGENDALIAN ASF
DI TINGKAT NASIONAL
Legislasi yang komprehensif
Sistim kesehatan hewan nasional yang kuat
dengan rantai komando
Rencana kontingensi yang secara teknis
tersusun dengan baik
Sumberdaya anggaran dan dana darurat yang
memadai, dengan skema kompensasi penyakit
Kemitraan pemerintah dan swasta yang kuat
Sumber: Presentation Dr Rozstalnyy (FAO) and Dr Plavšić (OIE). Strategic challenges to global
control of African Swine Fever. 87th General Session, 26-31.05.2019. Paris.
3. TINDAKAN PENGENDALIAN
DAN PEMBERANTASAN ASF
Selama berlangsungnya wabah ASF:
• Penerapan depopulasi di peternakan babi tertular secara tepat
waktu dan benar;
• Pengumpulan dan disposal yang aman dari karkas babi, termasuk
babi liar;
• Pembersihan dan disinfeksi;
• Penghentian pergerakan (stand-still) dan pembatasan lalu lintas;
• Peningkatan kapasitas peringatan dini dan deteksi cepat melalui
surveilans epidemiologi (contoh: babi mati dan sakit);
• Pelarangan ketat terhadap perburuan dan pemberian pakan untuk
babi hutan liar langsung di sekeliling populasi liar yang terinfeksi;
• Pengendalian aktivitas turisme dan keseluruhan manajemen babi
liar;
• Pelatihan dan kampanye peningkatan kesadaran.
Sumber: Presentation Dr Rozstalnyy (FAO) and Dr Plavšić (OIE). Strategic challenges to global
control of African Swine Fever. 87th General Session, 26-31.05.2019. Paris.
4. DEFINISI ‘STAMPING OUT’ (1)
OIE TAHC 2019 (Glossary) – Stamping out:
• pemusnahan hewan yang terkena dampak dan yang diduga
terkena dampak dalam satu kelompok atau flok dan jika
diperlukan, hewan dalam kelompok atau flok lain yang telah
terpapar infeksi secara langsung melalui kontak hewan
dengan hewan, atau secara tidak langsung dengan agen
patogen penyebab, hewan harus dibunuh sesuai dengan
Chapter 7.6.;
• disposal karkas dan jika relevan, produk-produk hewan
melalui cara ‘rendering’, penguburan atau pembakaran, atau
metoda lain seperti yang diterangkan dalam Chapter 4.13.;
• pembersihan dan disinfeksi dari bangunan kandang ternak
melalui prosedur yang ditetapkan dalam Chapter 4.14.
5. KEBIJAKAN ‘STAMPING OUT’
Kebijakan ‘stamping-out’ menurut OIE TAHC:
Otoritas Veteriner mengeliminasi wabah melalui cara:
a) Pemusnahan hewan (killing of animals);
b) Disposal karkas (carcass disposal); dan
c) Pembersihan dan disinfeksi (cleaning and disinfection)
Sumber: Westergaard J. M. Stamping out procedures (domestic pigs). Sixth meeting of the
Standard Group of Experts on ASF in the Baltic and Eastern Europe Region. Vilnius, Lithuania –
28-29 November 2016
6. DEFINISI ‘STAMPING OUT’ (2)
FAO Manual: Stamping out:
adalah suatu strategi yang diakui dan terbukti untuk eliminasi
cepat dari kemunculan suatu penyakit eksotik atau darurat
penyakit ternak lainnya.
Eleman penting dari ‘stamping out’ adalah:
• penetapan zona tertular;
• surveilans penyakit yang intensif untuk identifikasi peternakan yang
tertular dan peternakan atau desa yang kontak di dalam zona tertular;
• pemberlakuan karantina dan pembatasan pergerakan ternak;
• pemusnahan segera dari semua hewan peka baik yang terinfeksi dan
peternakan yang kontak di dalam zona tertular;
• disposal yang aman dari karkas dan material yang berpotensi
terinfeksi;
• disinfeksi dan pembersihan dari peternakan tertular;
• mempertahankan peternakan yang telah didepopulasi hewan
pekanya untuk jangka waktu yang tepat.
7. BABI MANA YANG HARUS
DIMUSNAHKAN?
Seluruh babi yang terkena African swine fever (ASF).
Babi-babi yang terduga terkena di dalam kelompok
atau di kelompok lain yang telah terdedah infeksi
melalui kontak langsung antara hewan dengan
hewan atau kontak tidak langsung yang mungkin
disebabkan oleh penularan virus ASF.
Sumber: Westergaard J. M.
Stamping out procedures
(domestic pigs). Sixth meeting of
the Standard Group of Experts on
ASF in the Baltic and Eastern
Europe Region. Vilnius, Lithuania
– 28-29 November 2016
8. ‘STAMPING OUT’ ASF (1)
Diterapkan hanya pada introduksi baru ke suatu wilayah
atau area.
Hanya jika wabah dapat dideteksi dini dan secara
geografis terbatas pada suatu wilayah atau area kecil.
Hanya dengan komunikasi yang tepat terhadap pemangku
kepentingan yang terkena dampak mengenai tindakan-
tindakan sebelum pelaksanaan.
Hanya dengan kompensasi yang tepat waktu.
Hanya dengan pra-alokasi sumberdaya yang memadai
yang dapat dimobilisasi tepat waktu: personil yang telah
dilatih, peralatan dan bahan habis pakai.
Sumber: Presentation Bouna Diop at the African Swine Fever Diagnostics, Surveillance,
Epidemiology and Control Workshop, Nairobi, Kenya, 20-21 July 2011
9. STAMPING OUT’ ASF (2)
Hanya dengan kebijakan yang telah ditentukan sebelumnya dan
standar prosedur operasi terhadap ka[an/bagaimana/kapan/
apa yang harus di ‘stamp out’ (definisi unit epidemiologi, dan
populasi babi perlu dipertimbangkan) mengikuti situasi
epidemiologi.
Hanya dengan tindakan-tindakan tambahan seperti invetigasi
wabah (termasuk penelusuran ke belakang dan ke depan).
Pegendalian lalu lintas, disposal karkas yang benar,
pembersihan dan disinfeksi area terdampak dan lainnya
sebagaimana yang berlaku.
Hanya dengan disertai dengan tindakan-tindakan yang dapat
mengurangi risiko introduksi ulang, termasuk meningkatkan
kesadaran di antara seluruh pemangku kepentingan.
Sumber: Presentation Bouna Diop at the African Swine Fever Diagnostics, Surveillance,
Epidemiology and Control Workshop, Nairobi, Kenya, 20-21 July 2011
10. ALTERNATIF TINDAKAN
PENGENDALIAN ASF
Tindakan-tindakan biosekuriti yang memadai sesuai
dengan sistim produksi babi.
Bio-exclusion (mencegah masuknya patogen baru)
adalah tindakan yang paling sesuai.
Praktik-praktik yang berisiko tinggi harus dicegah:
Kontak langsung dengan babi-babi domestik dan babi liar
yang terinfeksi.
Transportasi hewan buruan ke desa/rumah
Pemberian pakan ke babi dengan residu yang terinfeksi,
tidak disterilisasi secara baik.
Pemotongan babi-babi sakit.
Tidak menguburkan atau membakar babi-babi mati.
11. BAGAIMANA CARA
PEMUSNAHAN BABI?
Perhatian harus diberikan pada:
• Kesejahteraan hewan (animal welfare)
– Hewan harus terhindar dari setiap rasa sakit, kesulitan atau
penderitaan selama pemusnahan dan operasi terkait lainnya.
• Metoda pemingsanan (stunning methods)
• Metoda pemusnahan (killing methods)
• Prosedur standar operasi (Standard operating
procedures)
• Rencana tindakan depopulasi (Depopulation action plan)
• Tenaga yang terlatih dengan sertifikat kompetensi.
Sumber: Westergaard J. M. Stamping out procedures (domestic pigs). Sixth meeting of the
Standard Group of Experts on ASF in the Baltic and Eastern Europe Region. Vilnius, Lithuania –
28-29 November 2016
12. ‘STAMPING OUT’ - PEMUSNAHAN
Babi hanya dapat dibunuh setelah dilakukan
‘stunning’ yang tepat (simple stunning)
‘Simple stunning’ hanya dapat diikuti secepat mungkin
dengan suatu prosedur yang memastikan kematian:
• Perdarahan (Bleeding)
• Memasukkan jarum ke otak (Pithing)
• Elektrokusi (Electrocution)
• Paparan berkepanjangan terhadap anoksia
Sumber: Westergaard J. M. Stamping out procedures (domestic pigs). Sixth meeting of the
Standard Group of Experts on ASF in the Baltic and Eastern Europe Region. Vilnius, Lithuania –
28-29 November 2016
13. PRINSIP UMUM PEMUSNAHAN (1)
OIE TAHC Artikel 7.6.1.
1. Seluruh personil yang terlibat dalam pemusnahan hewan yang
berperikemanusiaan (humane killing) harus memiliki ketrampilan
dan kompetensi yang relevan. Kompetensi dapat diperoleh melalui
pelatihan formal dan/atau pengalaman praktik.
2. Jika diperlukan, prosedur operasional harus diadaptasikan dengan
keadaan spesifik yang beroperasi di peternakan dan harus
memperhatikan juga, selain dari kesejahteraan hewan, estetika
metoda eutanasia, biaya metoda, keselamatan operator, biosekuriti
dan aspek lingkungan.
3. Setelah ada keputusan pemusnahan, pemusnahan harus
dilaksanakan secepat mungkin dan budidaya normal harus
dipertahankan sampai hewan selesai dimusnahkan.
4. Penanganan dan pergerakan hewan harus diminimalisir dan jika
selesai dilaksanakan, harus mengikuti rekomendasi seperti yang
diuraikan dalam OIE TAHC.
14. PRINSIP UMUM PEMUSNAHAN (2)
OIE TAHC Artikel 7.6.1.
5. Pengekangan hewan (animal restraint) harus dilakukan secara
memadai untuk memfasilitasi pemusnahan yang efektif, dan
sesuai dengan kesejahteraan hewan dan persyaratan
keselamatan keamanan operator; jika pengekangan diperlukan,
pemusnahan harus dengan keterlambatan seminimal mungkin.
6. Jika hewan dimusnahkan untuk tujuan pengendalian penyakit,
metoda yang digunakan harus mengakibatkan kematian segera
atau segera kehilangan kesadaran yang berlangsung sampai
kematian; jika tidak berlangsung segera, induksi ketidaksadaran
harus non-aversif atau yang paling mungkin aversif dan tidak boleh
menyebabkan kecemasan, kesakitan, kesulitan atau penderitaan
hewan.
15. PRINSIP UMUM PEMUSNAHAN (3)
OIE TAHC Artikel 7.6.1.
7. Untuk pertimbangan kesejahteraan hewan, hewan muda harus
dimusnahkan sebelum hewan yang lebih tua; untuk pertimbangan
biosekuriti, hewan terinfeksi harus dimusnahkan pertama, diikuti
dengan hewan yang kontak, dan baru sisa hewan yang lain.
8. Perlu ada monitoring berkelanjutan terhadap prosedur yang
dilakukan oleh Otoritas Kompeten untuk memastikan bahwa hal
itu konsisten dengan kesejahteraan hewan, keselamatan operator
dan biosekuriti.
9. Apabila prosedur operasional diakhiri, harus ada laporan tertulis
yang menjelaskan praktik yang diterapkan dan efeknya terhadap
kesejahteraan hewan, keselamatan operator dan biosekuriti.
10. Prinsip umum ini juga diterapkan jika hewan harus dimusnahkan
untuk tujuan-tujuan lain seperti setelah bencana alam atau untuk
memusnahkan populasi hewan.
16. METODA PEMUSNAHAN (1)
Kisaran umur Prosedur Perlu
dikekang
Dampak kesejahteraan
hewan
Semua umur Peluru (free bullet) Tidak Luka tidak mematikan
Semua umur
kecuali baru
lahir
Penetrating captive
bolt, diikuti dengan
pithing atau
bleeding
Ya ‘stunning’ tidak efektif, luka
tidak mematikan, sadar
kembali sebelum mati
Semua umur
kecuali Baru
lahir
Non-penetrating
captive bolt, diikuti
dengan bleeding
Ya Luka tidak mematikan
Baru lahir Penetrating captive
bolt
Ya Luka tidak mematikan
Semua umur Elektrik, aplikasi dua-
tahap
Ya Rasa sakit dihubungkan
dengan serangan jantung
setelah ‘stunning’ tidak efektif
Semua umur Elektrik, aplikasi
tunggal (metoda 1)
Ya ‘stunning’ tidak efektif
OIE TAHC Artikel 7.6.5.
17. METODA PEMUSNAHAN (2)
Kisaran
umur
Prosedur Perlu
dikekang
Dampak kesejahteraan
hewan
Hanya baru
lahir
CO2/ campur udara Ya Induksi ketidaksadaran
berlangsung perlahan,
kekakuan induksi
Hanya baru
lahir
Nitrogen atau gas
inert campur CO2
Ya Induksi ketidaksadaran
berlangsung perlahan,
kekakuan induksi
Hanya baru
lahir
Nitrogen atau gas
inert
Ya Induksi ketidaksadaran
berlangsung perlahan
Semua umur Suntikan dengan
barbiturate dan
lainnya
Ya Dosis mematikan, rasa sakit
dihubungkan dengan lokasi
penyuntikan
OIE TAHC Artikel 7.6.5.
19. CAPTIVE BOLT GUN
“Cash Special” Captive
Bolt Stunner Gun .25
calibar (standard)
Schermer KR
Stunner Standard
Bolt.
Blitz-Kerner
Captive Bolt
Stunner Bolt
Stunner.
Sumber: Westergaard J. M. Stamping out procedures (domestic pigs). Sixth meeting of
the Standard Group of Experts on ASF in the Baltic and Eastern Europe Region. Vilnius,
Lithuania – 28-29 November 2016
20. PEMUSNAHAN BABI DENGAN
“MECHANICAL STUNNING”
Sumber: Westergaard J. M.
Stamping out procedures
(domestic pigs). Sixth meeting of
the Standard Group of Experts
on ASF in the Baltic and Eastern
Europe Region. Vilnius, Lithuania
– 28-29 November 2016
Ingat, sinus pada
babi jantan dan
induk berukuran
besar.
21. MECHANICAL STUNNING
EQUIPMENT
Sumber: Westergaard J. M. Stamping out procedures (domestic pigs). Sixth meeting of
the Standard Group of Experts on ASF in the Baltic and Eastern Europe Region. Vilnius,
Lithuania – 28-29 November 2016
22. PEMUSNAHAN BABI DENGAN
“ELECTRIC STUNNING”
• Posisi elektroda pada saat stunning dilakukan secara manual
Sumber: Westergaard J. M. Stamping out
procedures (domestic pigs). Sixth meeting
of the Standard Group of Experts on ASF in
the Baltic and Eastern Europe Region.
Vilnius, Lithuania – 28-29 November 2016
23. ELECTRIC STUNNING
EQUIPMENT
Sumber: Westergaard
J. M. Stamping out
procedures (domestic
pigs). Sixth meeting of
the Standard Group of
Experts on ASF in the
Baltic and Eastern
Europe Region.
Vilnius, Lithuania – 28-
29 November 2016
24. PEMUSNAHAN BABI DENGAN
“SUNTIKAN ANASTESI”
• Suntikan anastesi termasuk: Barbiturate; sodium pentabarbitol
Sumber: Westergaard
J. M. Stamping out
procedures (domestic
pigs). Sixth meeting of
the Standard Group of
Experts on ASF in the
Baltic and Eastern
Europe Region.
Vilnius, Lithuania – 28-
29 November 2016
26. DISPOSAL KARKAS DENGAN
CARA PENGUBURAN (1)
Pertimbangan penting untuk memilih lokasi penguburan:
Akses ke peralatan untuk menggali lubang penguburan dan untuk
pengiriman ternak, karkas atau bahan lain yang akan dikuburkan;
Aspek lingkungan, seperti:
Jarak antara aliran air, lubang yang digali dan sumur
Tinggi permukaan air tanah
Kedekatan dengan bangunan, terutama perumahan
Kedekatan dengan lahan yang bersebelahan atau lahan publik,
termasuk jalan
Kemiringan tanah dan drainase ke dan dari lubang yang digali
Daya serap tanah
Ruang penyimpanan sementara apabila terlampau berlebihan
Arah angin (bau)
Sumber: FAO Manual On
Procedures For Disease Eradication
by Stamping Out (2001).
27. DISPOSAL KARKAS DENGAN
CARA PENGUBURAN (2)
Pertimbangan konstruksi tanah, seperti:
Hindari area yang berbatu, yang akan menyebabkan
penggalian berjalan lambat dan meningkatkan biaya
Pilih tanah yang stabil yang dapat menahan berat peralatan
yang digunakan untuk menggali dan mengisi lubang
Cegah permukaan tanah berguguran memasuki lubang
dengan membuat tempat pengalihan tanah
Gali tempat pengalihan tanah yang sama untuk mencegah
cairan keluar dari lokasi penguburan
Pemagaran mungkin diperlukan untuk hewan tidak masuk
sampai lokasi penguburan aman untuk digunakan.
Sumber: FAO Manual On Procedures For Disease Eradication by Stamping Out (2001).
28. DISPOSAL KARKAS
(PENGUBURAN)
Tempat penguburan (burial site):
dalam 5 m
Lebar 3 m
Tanah untuk menutupi karkas
Area untuk karkas
Jarak minimum ke permukaan air
2 meter
2 meter
1 meter
Sumber: Westergaard J. M. Stamping out
procedures (domestic pigs). Sixth meeting
of the Standard Group of Experts on ASF
in the Baltic and Eastern Europe Region.
Vilnius, Lithuania – 28-29 November 2016
29. DISPOSAL KARKAS DENGAN
PEMBAKARAN
Buat onggokan kayu api:
• Bantalan rel kereta api dan kayu hutan (Railway
sleepers or Forestry Timber)
• Jerami (Straw)
• Kayu (Wood)
• Batu bara (Coal)
Sumber: Westergaard J. M. Stamping out
procedures (domestic pigs). Sixth meeting
of the Standard Group of Experts on ASF
in the Baltic and Eastern Europe Region.
Vilnius, Lithuania – 28-29 November 2016
30. PEMBERSIHAN DAN DISINFEKSI
Disinfektan/Inaktivasi:
NaOH, 8/1000, 30 menit.
Hypochlorines – 2,3% chlorine, 30 menit.
Formalin, 3/1000, 30 menit.
Ortho-phenylphenol – 3%, 30 menit.
Iodine compounds
Sumber: Westergaard J. M. Stamping out procedures (domestic pigs). Sixth meeting of the
Standard Group of Experts on ASF in the Baltic and Eastern Europe Region. Vilnius, Lithuania –
28-29 November 2016
31. KESIMPULAN
Untuk sejumlah penyakit hewan menular, tidak ada alternatif
metoda pengendalian dan pemberantasan selain dengan
kebijakan ‘stamping out’.
Penerapan yang berhasil dalam menggunakan ‘stamping out’
pada babi domestik memerlukan suatu pengetahuan dan
sumberdaya yang baik sesuai dengan:
• ketentuan yang berlaku.
• penyidikan penyakit dan konfirmasi
• tindakan-tindakan biosekuriti
• epidemiologi
• metoda pemusnahan (kesejahteraan hewan + operasional
logistik)
• disposal karkas
• pembersihan dan disinfeksi Sumber: Westergaard J. M. Stamping
out procedures (domestic pigs). Sixth
meeting of the Standard Group of
Experts on ASF in the Baltic and
Eastern Europe Region. Vilnius,
Lithuania – 28-29 November 2016