SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 44
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Kesiapsiagaan Darurat dan Respon
Wabah Penyakit Hewan Menular
(Emergency Preparedness & Response for
Animal Disease Outbreak)
Drh Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD
Veterinary Epidemiologist
KuliahTamu di FKH-IPB
Kampus Darmaga, Bogor
28 Februari 2009
Darurat Penyakit (Animal Disease Emergency)
 Wabah penyakit epidemik yang tidak
diharapkan
 Seringkali disebabkan oleh wabah yang
disebabkan oleh penyakit-penyakit yang
tidak mengenal batas (transboundary
animal diseases), yang secara ekonomi,
perdagangan dan/atau ketahanan pangan
sangat penting bagi sejumlah negara
Contoh TADs
 Foot-and-mouth disease(FMD)
 Rinderpest
 Bovine spongiform encephalopathy (BSE)
 Contagious bovine pleuropneumonia (CBPP)
 RiftValley fever (RVF)
 African swine fever
 Hog cholera (classical swine fever)
 Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI)
Melawan penyakit epidemik sama
dengan PERANG
 Perlu tingkat disiplin yang sama
 Perlu kemampuan yang sama untuk membuat
keputusan yang cepat berdasarkan analisis
informasi yang terbaik
 Punya kemampuan merubah keputusan menjadi
perintah yang jelas langsung kepada orang-orang
yang ditugaskan untuk bertanggung jawab
melaksanakannya
 Punya kemampuan mengetahui perintah sudah
dijalankan dan apa hasilnya
Apa itu Kesiapsiagaan dan Respon
Darurat?
 Kesiapsiagaan dan Respon Darurat (Emergency
preparedness and response = ERP) adalah suatu
mekanisme untuk memastikan bahwa suatu negara
siap siaga dalam merespon situasi darurat penyakit
 Suatu negara yang memiliki ERP telah
mempertimbangkan dan memasukkan ke dalam
sistem kesehatan hewannya, hal-hal yang menyangkut
manajemen darurat yang tepat dan komprehensif
dan secara terus menerus memperbaiki cara dalam
merespon situasi darurat penyakit
Tujuan EPR
 Untuk memastikan suatu negara memiliki
pengaturan yang terdokumentasi yang
menjelaskan secara cukup rinci hal-hal yang
menyangkut:
◦ kegiatan kesiapsiagaan darurat;
◦ bagaimana merespon situasi darurat penyakit;
dan
◦ bagaimana mempertahankan keadaan normal
dengan tindakan-tindakan manajemen darurat
yang kontemporer
Kegagalan mengatasi darurat penyakit
 Dampaknya jauh lebih mahal
 Ancaman yang membahayakan kehidupan dan
kesehatan masyarakat (zoonosis)
 Suatu kendala yang permanen terhadap sistem
produksi ternak
 Menghambat pembukaan kesempatan ekspor
perdagangan hewan dan produk hewan
Apakah kita siap?
 Apakah kita sudah menilai risikonya?
• Apakah kita sudah menyiapkan dokumen
(rencana) untuk merespon dan memulihkan situasi
dari risiko tersebut?
• Apakah kita sudah membangun sumberdaya yang
diperlukan?
• Apakah kita menyiapkan pesan-pesan peringatan
yang diperlukan masyarakat?
• Apakah kita sudah melaksanakan training dan
edukasi?
• Apakah kita sudah menguji, menilai atau
mengevaluasi kesiapsiagaan kita?
• Apakah kita melakukan tindakan koreksi?
Darurat Penyakit sebagai komponen dari Rencana
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
 Banyak negara telah membangun rencana nasional
penanggulangan bencana
 Rencana nasional penanggulangan bencana pada
umumnya dimaksudkan untuk bencana alam yang
spesifik yang sifatnya darurat seperti kebakaran besar,
banjir, badai/topan, gempa bumi dan gunung meletus
 Suatu epidemik penyakit hewan memiliki karakteristik
yang sama seperti bencana alam lainnya
 Pengakuan resmi darurat penyakit sebagai situasi
bencana alam, sehingga bisa dimasukkan ke dalam
rencana nasional penanggulangan bencana dinyatakan
dalam Undang-undang No. 24 tahun 2007
Konsep Manajemen Darurat Penyakit
 Manajemen risiko (Risk management)
 Semua bahaya (All Hazards)
 Semua institusi (All Agencies)
 Masyarakat yang dipersiapkan (Prepared
Community)
 Pendekatan komprehensif:
◦ Pencegahan (Prevention);
◦ Kesiapsiagaan (Preparedness);
◦ Respons (Response); dan
◦ Pemulihan (Recovery)
Pendekatan Manajemen Risiko
(Risk Management Approach)
 Risiko darurat penyakit harus diidentifikasi,
probabilitas dan konsekuensinya harus dinilai,
penanganan risiko yang ada dievaluasi, kemudian
lebih lanjut diseleksi dan dilaksanakan apabila
diperlukan
 Ini bisa dilakukan dengan cara menelaah/
menskaning secara berkelanjutan lingkungan
penyakit hewan dalam upaya untuk identifikasi
risiko baru dan mendapatkan penanganan risiko
yang lebih efisien dan efektif
Pendekatan Semua Bahaya
(All Hazards Approach)
 Risiko penyakit hewan yang potensial harus bisa
diatasi dengan cara yang konsisten dan
terkoordinir
 Sedapat mungkin, pengaturan manajemen
darurat umum (generic) yang sama digunakan
dalam setiap situasi darurat penyakit
 Dalam kasus penyakit hewan yang spesifik,
berisiko tinggi bisa diidentifikasi pengaturan dan
strategi manajemen darurat yang spesifik pula
Pendekatan Semua Institusi
(All Agencies Approach)
 Semua stakeholder yang terlibat dalam manajemen
darurat penyakit harus dilibatkan, termasuk semua
tingkatan di pemerintahan, industri dan masyarakat
 Kemitraan aktif harus bisa dikembangkan dan
dipromosikan untuk memastikan semua institusi dan
organisasi dapat melaksanakan tanggung jawabnya
 Institusi pemimpin (lead agency) harus diidentifikasi
untuk memimpin respon darurat dengan dukungan
jurisdiksi dan sistem manajemen darurat negara
secara keseluruhan, sesuai yang diperlukan
Masyarakat yang dipersiapkan
(Prepared Community)
 Partisipasi aktif masyarakat harus bisa didorong
untuk memastikan identifikasi dan pelaporan
setiap kemungkinan kejadian penyakit hewan dan
kerjasama dalam manajemen darurat penyakit
 Suatu masyarakat yang siap akan memberikan
kontribusi nyata dalam mengurangi konsekuensi
dan kemungkinan kejadian darurat penyakit
Pendekatan komprehensif
 Pencegahan (Mitigation) darurat penyakit meliputi
tindakan regulasi dan fisik untuk mengurangi risiko dan
memastikan darurat penyakit dapat dicegah atau
dampaknya dapat dikurangi, berdasarkan kepada penilaian
risiko, dana yang memadai dan melibatkan semua
stakeholder
 Kesiapsiagaan (Preparedness) untuk melakukan
respon dan pemulihan dari darurat penyakit meliputi
tindakan dan kegiatan yang dapat memastikan semua
sumberdaya dan layanan yang diperlukan untuk mengatasi
dampak yang cepat maupun lanjutannya dapat dimobilisasi
dan digunakan secara efisien
Pendekatan komprehensif (lanjt..)
 Respon (Response) terhadap darurat penyakit meliputi
semua tindakan yang diambil dalam mengantisipasi
selama dan segera setelah terjadinya suatu darurat
penyakit untuk memastikan dampaknya dapat
diminimalkan
 Pemulihan (Recovery) dari situasi darurat dimulai
pada kesempatan sedini mungkin dan meliputi tindakan-
tindakan yang diperlukan untuk merekonstruksi
infrastruktur fisik dam merestorasi situasi emosi, sosial,
ekonomi dan fisik sebagai dampak dari darurat penyakit
Siklus Manajemen Darurat
(The Cycle of Emergency Management)
Prevention
Preparedness
ResponseRevovery
Awareness
Rencana Darurat Penyakit
(Contingency Action Plans)
 Suatu dokumentasi rencana aksi untuk darurat penyakit yang
spesifik dan berprioritas tinggi yang dijalankan bersamaan
dengan suatu seri rencana aksi yang sifatnya umum
 Memerlukan rencana sumberdaya dan keuangan serta
dukungan legislasi yang kuat untuk melatarbelakangi semua
tindakan yang akan dilakukan
 Memerlukan pertimbangan dan kesepakatan sebelumnya dari
semua stakeholder utama, mencakup politik dan birokrasi
pemerintahan dan sektor swasta, terutama dari organisasi
komoditi dan profesi
 Rencana daurat penyakit harus dipelajari ulang melalui
pelatihan simulasi dan personil harus dilatih dalam masing-
masing peran dan tanggung jawabnya
Komponen dasar Rencana
Darurat Penyakit
 Peringatan Dini (Early warning)
◦ Deteksi cepat dari timbulnya atau terjadinya kenaikan
dari suatu insidens penyakit hewan yang memiliki
potensi untuk berkembang ke proporsi epidemik
dan/atau menyebabkan konsekuensi sosio-ekonomi
yang serius atau ancaman kesehatan masyarakat
 Reaksi Dini (Early reaction)
◦ Kegiatan penanggulangan wabah penyakit yang
diperlukan berlangsung tanpa terlambat; dan kemudian
◦ pemberantasan penyakit dan infeksi berlangsung
dalam waktu yang sesingkat mungkin dan dengan cara
yang paling hemat biaya (cost-effective)
Perencanaan Kesiapsiagaan
Darurat Penyakit
 Umum (generic)
 Rencana darurat untuk penyakit spesifik
◦ FMD, HPAI (dll)
 Prosedur operasi
◦ Dekontaminasi (decontamination)
◦ Pemusnahan hewan (destruction of animals)
◦ Disposal (disposal)
◦ Hubungan masyarakat (public relations)
 Kesiapsiagaan laboratorium (laboratory
preparedness)
Kapabilitas Peringatan Dini
 Pemilik hewan/peternak/pengusaha ternak yang
dipersiapkan melalui program peningkatan kesadaran
masyarakat (public awareness)
 Tenaga dokter hewan lapangan dan tenaga pendukung
veteriner yang terlatih
 Aktif surveilans yang berkesinambungan sebagai suplemen
dari monitoring pasif
 Sistem identifikasi ternak yang dapat dipercaya untuk
kapabilitas telusur balik penyakit
 Mekanisme pelaporan penyakit yang baik ke tingkat
regional dan/atau tingkat nasional
 Kemampuan praktek diagnostik laboratorium yang baik
untuk penyakit-penyakit hewan prioritas
Elemen pendukung Peringatan Dini
 Pengembangan hubungan yang kuat antara
laboratorium nasional dan laboratorium referensi
regional/dunia (termasuk pengiriman spesimen
untuk antigenik spesial dan karakteristik genetika)
 Penguatan kemampuan nasional epdemiologik untuk
mendukung kesiapsiagaan darurat dan strategi
manajemen penyakit
 Pelaporan internasional penyakit yang cepat dan
komprehensif ke OIE dan negara-negara tetangga
Kapabilitas Reaksi Dini
 Adanya rencana nasional kesiapsiagaan darurat penyakit ,
yang sudah dibangun, diuji coba dan dikaji melalui simulasi
 Komite Nasional Kesiapsiagaan Darurat Penyakit
(KNKDP)
 Komite Konsultatif Darurat Penyakit (KKDP)
 Instalasi kapabilitas diagnostik untuk ancaman penyakit
yang berisiko tinggi (BSL-3)
 Pengaturan yang memungkinkan pendanaan untuk
penanggulangan wabah dapat disediakan secara cepat
 Memastikan mekanisme pelaporan penyakit berjalan dan
implementasi koordinasi nasional penanggulangan wabah
tanpa terlambat selama berlangsungnya darurat penyakit
Elemen untuk Reaksi Dini
 Penyediaan tenaga terlatih dan sumberdaya lain yang
diperlukan
 Keterlibatan sektor swasta (seperti organisasi peternak,
komoditi, profesi, pedagang ternak, perusahaan ternak
komersial, prosesor/pengelola produk hewan dan
eksportir)
 Pengaturan penyakit epidemik termasuk dalam rencana
nasional penanggulangan bencana, sehingga dapat
melibatkan polisi, tentara dan layanan pemerintah lainnya,
sesuai kebutuhan
 Kerangka legislasi dan administrasi yang mengizinkan
tindakan-tindakan yang diperlukan untuk penanggulangan
darurat penyakit dapat dilaksanakan tanpa terlambat
Elemen lainnya untuk Reaksi Dini
 Memastikan akses kepada vaksin dengan jaminan kualitas
(mengandung strain antigen yang tepat dengan strain
wabah) melalui suatu stok vaksin atau bank vaksin atau
sumber lainnya
 Pengaturan dimana kompensasi dapat dibayarakan
secara adil dan cepat
Tanggung Jawab Darurat Penyakit
 ChiefVeterinary Officer (CVO) atau ekuivalen
dengan itu, seperti Direktur Jenderal Peternakan
(kalau dokter hewan) atau Direktur Kesehatan
Hewan dari suatu negara, memiliki tanggung jawab
teknis secara keseluruhan dalam kaitan dengan
kesiapsiagaan dan manajemen darurat penyakit
 Menteri Pertanian yang bertanggung jawab secara
keseluruhan
Layanan pemerintah yang esensial
dalam keadaan darurat
 Polisi
 Pertahanan negara (tentara dan angkatan udara)
 Departemen Perhubungan
 Departemen Dalam Negeri
 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) di tingkat provinsi dan kabupaten
INCIDENT COMMAND
SYSTEM (ICS)
Incident Command System (ICS)
 Asalnya diprakarsai oleh US Forestry
Service pada awal tahun 1970-an
 Sejak itu mulai diadopsi secara luas oleh
institusi di AS, termasuk USDA
 Australia juga mengembangkan versi sendiri
yang dikembangkan oleh otoritas pemadam
kebakaran dan mulai diperkenalkan pada
awal tahun 1990-an
Apa itu ICS?
 Suatu sistem yang memfasilitasi koordinasi semua
kegiatan yang dilakukan semua pihak yang terlibat
dalam resolusi suatu darurat penyakit
 ICS didisain untuk berjalan dalam pengaturan
legislasi, kebijakan dan operasional dari masing-
masing jurisdiksi atau organisasi
 ICS menyediakan kerangka dan terminologi
bersama untuk pihak-pihak yang bekerja dalam
operasi respon dan pemulihan darurat
Karakteristik ICS
 ICS sifatnya dapat diadaptasikan (adaptable)
dan dapat berbeda skala (scalable) tergantung
kepada alamiah dan kompleksitas dari insiden
(incident) yang terjadi
 Apabila skala dari ‘insiden’ meningkat atau
menurun, maka fungsi dapat didelegasikan atau
dikombinasikan.
 ICS digunakan baik oleh satu organisasi
tersendiri atau beberapa organisasi yang saling
bekerjasama
SEOC War Room
We have a great team!
Pemerintah Pusat
MasyarakatIndustri
RESPON
Provinsi
Internasional
Komite
Penanganan Bencana
Nasional
Komisi-komisi
konsultatif
Provinsi
Pusat Pengendali Darurat
Otoritas Penanganan
Darurat
Departemen
Pertanian
Kegiatan Lapangan
Terminologi dan struktur ICS
 ICS menggunakan terminologi dan struktur
bersama dengan komunikasi yang tepat
antar organisasi pada setiap tingkatan dari
‘insiden’.
 Terminologi seperti perintah (command),
kendali (control) dan koordinasi
(coordination)
ICS
• Perintah
(Command)
• Kendali
(Control) dan
• Koordinasi
(Coordination)
 Perintah (Command) adalah arahan bagi para anggota
dari suatu organisasi dalam rangka melaksanakan peran
dan tugas yang telah disepakati atau sesuai dengan legislasi
yang berlaku. Perintah biasanya bekerja secara vertikal
 Kendali (Control) adalah keseluruhan arahan dari
kegiatan dalam suatu situasi darurat penyakit. Otoritas
kendali dibangun dalam legislasi atau dalam suatu rencana
darurat penyakit dan melekat didalamnya tanggung jawab
untuk memberikan tugas kepada organisasi lain sesuai
kebutuhan. Kendali berkaitan dengan situasi keseluruhan
dan biasanya beroperasi lintas organisasi
 Koordinasi (Coordination) adalah membawa semua
organisasi dan sumberdaya lainnya untuk secara bersama
mendukung suatu respon darurat. Ini meliputi akuisisi
sistematik dan aplikasi sumberdaya (organisasi, tenaga, dan
peralatan)
Prinsip-prinsip Kunci ICS
 Manajemen berdasarkan tujuan
(Management by objectives)
 Manajemen berdasarkan fungsi (Functional
management)
 Lintas kendali (Span of control)
 Manajemen berdasarkan tujuan
(Management by objectives): pengembangan
tujuan-tujuan yang jelas dan komunikatif yang
didokumentasikan dalam suatu Rencana Aksi
(Incident Action Plan);
 Manajemen berdasarkan fungsi (Functional
management): meliputi fungsi-fungsi kendali,
komunikasi, perencanaan, operasi, logistik dan
administrasi; dan
 Lintas kendali (Span of control): identifikasi
masing-masing peran mempunyai tidak lebih dari
5-7 peran per kelompok
Incident Command System
RENCANA OPERASI LOGISTIK
INCIDENT
COMMAND
Tingkatan ICS
 ICS dapat digunakan pada tingkatan
strategik, operasional dan taktis, namun
harus diketahui bahwa kepentingan dari
masing-masing fungsi dalam kerangka akan
bervariasi berdasarkan tingkatan mana hal
itu dilaksanakan
 Di tingkat nasional fokusnya lebih strategis,
sedangkan di tingkat lokal fokusnya lebih
taktis/operasional
ICS – Tingkatan taktis
RENCANA OPERASI LOGISTIK
INCIDENT
COMMAND
ICS – Tingkatan Operasional
RENCANA OPERASI LOGISTIK ADMIN
KOMUNIKASI
PUBLIK
INCIDENT
CONTROL
Kontak dg pihak
eksternal
ICS – Tingkatan Strategis
RENCANA OPERASI LOGISTIK ADMIN
KOMUNIKASI
PUBLIK
INCIDENT
CO-ORD
Kontak dg pihak
eksternal
Kesiagaan Darurat dan Respon Wabah Penyakit Hewan Menular - Kuliah Tamu di FKH IPB, Bogor, 29 Februari 2009

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

#2. manajemen bencana ns individu cikarang2020
#2. manajemen bencana ns individu cikarang2020#2. manajemen bencana ns individu cikarang2020
#2. manajemen bencana ns individu cikarang2020Segarnis Dhiasy
 
Manajemen bencana ns individu
Manajemen bencana ns individuManajemen bencana ns individu
Manajemen bencana ns individuSegarnis Dhiasy
 
Kb 2 resiko bencana
Kb 2 resiko bencanaKb 2 resiko bencana
Kb 2 resiko bencanapjj_kemenkes
 
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi darurat
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi daruratKetahanan pangan dan gizi dalam situasi darurat
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi daruratDhenok Citra Panyuluh
 
Pencegahan klb wabah
Pencegahan klb wabahPencegahan klb wabah
Pencegahan klb wabahAnggita Dewi
 
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahKonsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahAnggita Dewi
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanJoni Iswanto
 
Manajemen bencana kedaruratan
Manajemen bencana kedaruratanManajemen bencana kedaruratan
Manajemen bencana kedaruratanJoni Iswanto
 
Ppt program pemantauan dan evaluasi pasca bencana
Ppt program pemantauan dan evaluasi pasca bencanaPpt program pemantauan dan evaluasi pasca bencana
Ppt program pemantauan dan evaluasi pasca bencanaaldiani setyawaty
 
Pengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabahPengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabahAnggita Dewi
 
Kesehatan Lingkungan Bencana
Kesehatan Lingkungan BencanaKesehatan Lingkungan Bencana
Kesehatan Lingkungan BencanaMuhammad Arafat
 
Emergency Respon Plan pada Bencana
Emergency Respon Plan pada BencanaEmergency Respon Plan pada Bencana
Emergency Respon Plan pada BencanaAhmad Kholid
 
Kb 3 siklus bencana
Kb 3 siklus bencanaKb 3 siklus bencana
Kb 3 siklus bencanapjj_kemenkes
 
Pendokumentasian kegiatan pencegahan dan pengendalian klb wabah
Pendokumentasian kegiatan pencegahan dan pengendalian klb wabahPendokumentasian kegiatan pencegahan dan pengendalian klb wabah
Pendokumentasian kegiatan pencegahan dan pengendalian klb wabahAnggita Dewi
 
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...Tata Naipospos
 
Perawatan individu dan komunitas pada bencana
Perawatan individu dan komunitas pada bencanaPerawatan individu dan komunitas pada bencana
Perawatan individu dan komunitas pada bencanaKhairulAnwar237
 

Was ist angesagt? (19)

9. gizi bencana
9. gizi bencana9. gizi bencana
9. gizi bencana
 
#2. manajemen bencana ns individu cikarang2020
#2. manajemen bencana ns individu cikarang2020#2. manajemen bencana ns individu cikarang2020
#2. manajemen bencana ns individu cikarang2020
 
Manajemen bencana ns individu
Manajemen bencana ns individuManajemen bencana ns individu
Manajemen bencana ns individu
 
Kb 2 resiko bencana
Kb 2 resiko bencanaKb 2 resiko bencana
Kb 2 resiko bencana
 
Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1
 
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi darurat
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi daruratKetahanan pangan dan gizi dalam situasi darurat
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi darurat
 
Pencegahan klb wabah
Pencegahan klb wabahPencegahan klb wabah
Pencegahan klb wabah
 
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahKonsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatan
 
Manajemen bencana kedaruratan
Manajemen bencana kedaruratanManajemen bencana kedaruratan
Manajemen bencana kedaruratan
 
Ppt program pemantauan dan evaluasi pasca bencana
Ppt program pemantauan dan evaluasi pasca bencanaPpt program pemantauan dan evaluasi pasca bencana
Ppt program pemantauan dan evaluasi pasca bencana
 
Pengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabahPengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabah
 
Kesehatan Lingkungan Bencana
Kesehatan Lingkungan BencanaKesehatan Lingkungan Bencana
Kesehatan Lingkungan Bencana
 
Emergency Respon Plan pada Bencana
Emergency Respon Plan pada BencanaEmergency Respon Plan pada Bencana
Emergency Respon Plan pada Bencana
 
Kb 3 siklus bencana
Kb 3 siklus bencanaKb 3 siklus bencana
Kb 3 siklus bencana
 
Pendokumentasian kegiatan pencegahan dan pengendalian klb wabah
Pendokumentasian kegiatan pencegahan dan pengendalian klb wabahPendokumentasian kegiatan pencegahan dan pengendalian klb wabah
Pendokumentasian kegiatan pencegahan dan pengendalian klb wabah
 
Risk Assesment
Risk AssesmentRisk Assesment
Risk Assesment
 
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
 
Perawatan individu dan komunitas pada bencana
Perawatan individu dan komunitas pada bencanaPerawatan individu dan komunitas pada bencana
Perawatan individu dan komunitas pada bencana
 

Ähnlich wie Kesiagaan Darurat dan Respon Wabah Penyakit Hewan Menular - Kuliah Tamu di FKH IPB, Bogor, 29 Februari 2009

C3 outbreak-management
C3 outbreak-managementC3 outbreak-management
C3 outbreak-managementintanzhofir
 
Penilaian Tingkat Kesiapan Kesiapsiagaan dan Respons Darurat - DKH-AIHS, 4 Ju...
Penilaian Tingkat Kesiapan Kesiapsiagaan dan Respons Darurat - DKH-AIHS, 4 Ju...Penilaian Tingkat Kesiapan Kesiapsiagaan dan Respons Darurat - DKH-AIHS, 4 Ju...
Penilaian Tingkat Kesiapan Kesiapsiagaan dan Respons Darurat - DKH-AIHS, 4 Ju...Tata Naipospos
 
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021Tata Naipospos
 
ppt.pptx
ppt.pptxppt.pptx
ppt.pptxzak011
 
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one health
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one healthPenerapan epidemiologi berbasis pendekatan one health
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one healthAnggita Dewi
 
0. Kebijakan Pengelolaan Krisis Kesehatan.pptx
0. Kebijakan Pengelolaan Krisis Kesehatan.pptx0. Kebijakan Pengelolaan Krisis Kesehatan.pptx
0. Kebijakan Pengelolaan Krisis Kesehatan.pptxkurniacipta
 
Penilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencanaPenilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencanaJoni Iswanto
 
Sistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptx
Sistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptxSistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptx
Sistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptxtifannie
 
pengelolaan krisis kesehata TANGGAL 24 AGUSTUS 2022.pptx
pengelolaan krisis kesehata TANGGAL 24 AGUSTUS 2022.pptxpengelolaan krisis kesehata TANGGAL 24 AGUSTUS 2022.pptx
pengelolaan krisis kesehata TANGGAL 24 AGUSTUS 2022.pptxARGHASENA
 
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdfPenerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdfAsepSaefunnajat
 
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptxPENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptxBANGSAICHANNEL
 
Peran Perawat Dalam Bencana.ppt
Peran Perawat Dalam Bencana.pptPeran Perawat Dalam Bencana.ppt
Peran Perawat Dalam Bencana.pptDeni Wahyudi
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaDhenok Citra Panyuluh
 
Manajemen_penyakit_berbasis_wilayah_pertemuan_3.pptx
Manajemen_penyakit_berbasis_wilayah_pertemuan_3.pptxManajemen_penyakit_berbasis_wilayah_pertemuan_3.pptx
Manajemen_penyakit_berbasis_wilayah_pertemuan_3.pptxAbdulAzis238528
 
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN,LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN.pptx
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN,LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN.pptxSISTEM PELAYANAN KESEHATAN,LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN.pptx
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN,LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN.pptxcahyafaturohman
 
gawat darurat
gawat daruratgawat darurat
gawat daruratYani West
 
Sesi-Masa depan kesehatan masyarakat_BS-1 (1) (1).pptx
Sesi-Masa depan kesehatan masyarakat_BS-1 (1) (1).pptxSesi-Masa depan kesehatan masyarakat_BS-1 (1) (1).pptx
Sesi-Masa depan kesehatan masyarakat_BS-1 (1) (1).pptxbalqisnurmauli
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
Manajemen tanggap darurat bencana.pptx
Manajemen tanggap darurat bencana.pptxManajemen tanggap darurat bencana.pptx
Manajemen tanggap darurat bencana.pptxArifinHidayat11
 

Ähnlich wie Kesiagaan Darurat dan Respon Wabah Penyakit Hewan Menular - Kuliah Tamu di FKH IPB, Bogor, 29 Februari 2009 (20)

C3 outbreak-management
C3 outbreak-managementC3 outbreak-management
C3 outbreak-management
 
Penilaian Tingkat Kesiapan Kesiapsiagaan dan Respons Darurat - DKH-AIHS, 4 Ju...
Penilaian Tingkat Kesiapan Kesiapsiagaan dan Respons Darurat - DKH-AIHS, 4 Ju...Penilaian Tingkat Kesiapan Kesiapsiagaan dan Respons Darurat - DKH-AIHS, 4 Ju...
Penilaian Tingkat Kesiapan Kesiapsiagaan dan Respons Darurat - DKH-AIHS, 4 Ju...
 
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021
 
ppt.pptx
ppt.pptxppt.pptx
ppt.pptx
 
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one health
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one healthPenerapan epidemiologi berbasis pendekatan one health
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one health
 
0. Kebijakan Pengelolaan Krisis Kesehatan.pptx
0. Kebijakan Pengelolaan Krisis Kesehatan.pptx0. Kebijakan Pengelolaan Krisis Kesehatan.pptx
0. Kebijakan Pengelolaan Krisis Kesehatan.pptx
 
Penilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencanaPenilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencana
 
Sistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptx
Sistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptxSistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptx
Sistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptx
 
pengelolaan krisis kesehata TANGGAL 24 AGUSTUS 2022.pptx
pengelolaan krisis kesehata TANGGAL 24 AGUSTUS 2022.pptxpengelolaan krisis kesehata TANGGAL 24 AGUSTUS 2022.pptx
pengelolaan krisis kesehata TANGGAL 24 AGUSTUS 2022.pptx
 
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdfPenerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
 
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptxPENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
 
Peran Perawat Dalam Bencana.ppt
Peran Perawat Dalam Bencana.pptPeran Perawat Dalam Bencana.ppt
Peran Perawat Dalam Bencana.ppt
 
penanggulangan bencana 2.ppt
penanggulangan bencana 2.pptpenanggulangan bencana 2.ppt
penanggulangan bencana 2.ppt
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
 
Manajemen_penyakit_berbasis_wilayah_pertemuan_3.pptx
Manajemen_penyakit_berbasis_wilayah_pertemuan_3.pptxManajemen_penyakit_berbasis_wilayah_pertemuan_3.pptx
Manajemen_penyakit_berbasis_wilayah_pertemuan_3.pptx
 
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN,LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN.pptx
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN,LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN.pptxSISTEM PELAYANAN KESEHATAN,LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN.pptx
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN,LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN.pptx
 
gawat darurat
gawat daruratgawat darurat
gawat darurat
 
Sesi-Masa depan kesehatan masyarakat_BS-1 (1) (1).pptx
Sesi-Masa depan kesehatan masyarakat_BS-1 (1) (1).pptxSesi-Masa depan kesehatan masyarakat_BS-1 (1) (1).pptx
Sesi-Masa depan kesehatan masyarakat_BS-1 (1) (1).pptx
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Manajemen tanggap darurat bencana.pptx
Manajemen tanggap darurat bencana.pptxManajemen tanggap darurat bencana.pptx
Manajemen tanggap darurat bencana.pptx
 

Mehr von Tata Naipospos

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Tata Naipospos
 

Mehr von Tata Naipospos (20)

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 

Kürzlich hochgeladen

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10maulitaYuliaS
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 

Kesiagaan Darurat dan Respon Wabah Penyakit Hewan Menular - Kuliah Tamu di FKH IPB, Bogor, 29 Februari 2009

  • 1. Kesiapsiagaan Darurat dan Respon Wabah Penyakit Hewan Menular (Emergency Preparedness & Response for Animal Disease Outbreak) Drh Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD Veterinary Epidemiologist KuliahTamu di FKH-IPB Kampus Darmaga, Bogor 28 Februari 2009
  • 2. Darurat Penyakit (Animal Disease Emergency)  Wabah penyakit epidemik yang tidak diharapkan  Seringkali disebabkan oleh wabah yang disebabkan oleh penyakit-penyakit yang tidak mengenal batas (transboundary animal diseases), yang secara ekonomi, perdagangan dan/atau ketahanan pangan sangat penting bagi sejumlah negara
  • 3. Contoh TADs  Foot-and-mouth disease(FMD)  Rinderpest  Bovine spongiform encephalopathy (BSE)  Contagious bovine pleuropneumonia (CBPP)  RiftValley fever (RVF)  African swine fever  Hog cholera (classical swine fever)  Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI)
  • 4. Melawan penyakit epidemik sama dengan PERANG  Perlu tingkat disiplin yang sama  Perlu kemampuan yang sama untuk membuat keputusan yang cepat berdasarkan analisis informasi yang terbaik  Punya kemampuan merubah keputusan menjadi perintah yang jelas langsung kepada orang-orang yang ditugaskan untuk bertanggung jawab melaksanakannya  Punya kemampuan mengetahui perintah sudah dijalankan dan apa hasilnya
  • 5. Apa itu Kesiapsiagaan dan Respon Darurat?  Kesiapsiagaan dan Respon Darurat (Emergency preparedness and response = ERP) adalah suatu mekanisme untuk memastikan bahwa suatu negara siap siaga dalam merespon situasi darurat penyakit  Suatu negara yang memiliki ERP telah mempertimbangkan dan memasukkan ke dalam sistem kesehatan hewannya, hal-hal yang menyangkut manajemen darurat yang tepat dan komprehensif dan secara terus menerus memperbaiki cara dalam merespon situasi darurat penyakit
  • 6. Tujuan EPR  Untuk memastikan suatu negara memiliki pengaturan yang terdokumentasi yang menjelaskan secara cukup rinci hal-hal yang menyangkut: ◦ kegiatan kesiapsiagaan darurat; ◦ bagaimana merespon situasi darurat penyakit; dan ◦ bagaimana mempertahankan keadaan normal dengan tindakan-tindakan manajemen darurat yang kontemporer
  • 7. Kegagalan mengatasi darurat penyakit  Dampaknya jauh lebih mahal  Ancaman yang membahayakan kehidupan dan kesehatan masyarakat (zoonosis)  Suatu kendala yang permanen terhadap sistem produksi ternak  Menghambat pembukaan kesempatan ekspor perdagangan hewan dan produk hewan
  • 8. Apakah kita siap?  Apakah kita sudah menilai risikonya? • Apakah kita sudah menyiapkan dokumen (rencana) untuk merespon dan memulihkan situasi dari risiko tersebut? • Apakah kita sudah membangun sumberdaya yang diperlukan? • Apakah kita menyiapkan pesan-pesan peringatan yang diperlukan masyarakat? • Apakah kita sudah melaksanakan training dan edukasi? • Apakah kita sudah menguji, menilai atau mengevaluasi kesiapsiagaan kita? • Apakah kita melakukan tindakan koreksi?
  • 9. Darurat Penyakit sebagai komponen dari Rencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  Banyak negara telah membangun rencana nasional penanggulangan bencana  Rencana nasional penanggulangan bencana pada umumnya dimaksudkan untuk bencana alam yang spesifik yang sifatnya darurat seperti kebakaran besar, banjir, badai/topan, gempa bumi dan gunung meletus  Suatu epidemik penyakit hewan memiliki karakteristik yang sama seperti bencana alam lainnya  Pengakuan resmi darurat penyakit sebagai situasi bencana alam, sehingga bisa dimasukkan ke dalam rencana nasional penanggulangan bencana dinyatakan dalam Undang-undang No. 24 tahun 2007
  • 10. Konsep Manajemen Darurat Penyakit  Manajemen risiko (Risk management)  Semua bahaya (All Hazards)  Semua institusi (All Agencies)  Masyarakat yang dipersiapkan (Prepared Community)  Pendekatan komprehensif: ◦ Pencegahan (Prevention); ◦ Kesiapsiagaan (Preparedness); ◦ Respons (Response); dan ◦ Pemulihan (Recovery)
  • 11. Pendekatan Manajemen Risiko (Risk Management Approach)  Risiko darurat penyakit harus diidentifikasi, probabilitas dan konsekuensinya harus dinilai, penanganan risiko yang ada dievaluasi, kemudian lebih lanjut diseleksi dan dilaksanakan apabila diperlukan  Ini bisa dilakukan dengan cara menelaah/ menskaning secara berkelanjutan lingkungan penyakit hewan dalam upaya untuk identifikasi risiko baru dan mendapatkan penanganan risiko yang lebih efisien dan efektif
  • 12. Pendekatan Semua Bahaya (All Hazards Approach)  Risiko penyakit hewan yang potensial harus bisa diatasi dengan cara yang konsisten dan terkoordinir  Sedapat mungkin, pengaturan manajemen darurat umum (generic) yang sama digunakan dalam setiap situasi darurat penyakit  Dalam kasus penyakit hewan yang spesifik, berisiko tinggi bisa diidentifikasi pengaturan dan strategi manajemen darurat yang spesifik pula
  • 13. Pendekatan Semua Institusi (All Agencies Approach)  Semua stakeholder yang terlibat dalam manajemen darurat penyakit harus dilibatkan, termasuk semua tingkatan di pemerintahan, industri dan masyarakat  Kemitraan aktif harus bisa dikembangkan dan dipromosikan untuk memastikan semua institusi dan organisasi dapat melaksanakan tanggung jawabnya  Institusi pemimpin (lead agency) harus diidentifikasi untuk memimpin respon darurat dengan dukungan jurisdiksi dan sistem manajemen darurat negara secara keseluruhan, sesuai yang diperlukan
  • 14. Masyarakat yang dipersiapkan (Prepared Community)  Partisipasi aktif masyarakat harus bisa didorong untuk memastikan identifikasi dan pelaporan setiap kemungkinan kejadian penyakit hewan dan kerjasama dalam manajemen darurat penyakit  Suatu masyarakat yang siap akan memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi konsekuensi dan kemungkinan kejadian darurat penyakit
  • 15. Pendekatan komprehensif  Pencegahan (Mitigation) darurat penyakit meliputi tindakan regulasi dan fisik untuk mengurangi risiko dan memastikan darurat penyakit dapat dicegah atau dampaknya dapat dikurangi, berdasarkan kepada penilaian risiko, dana yang memadai dan melibatkan semua stakeholder  Kesiapsiagaan (Preparedness) untuk melakukan respon dan pemulihan dari darurat penyakit meliputi tindakan dan kegiatan yang dapat memastikan semua sumberdaya dan layanan yang diperlukan untuk mengatasi dampak yang cepat maupun lanjutannya dapat dimobilisasi dan digunakan secara efisien
  • 16. Pendekatan komprehensif (lanjt..)  Respon (Response) terhadap darurat penyakit meliputi semua tindakan yang diambil dalam mengantisipasi selama dan segera setelah terjadinya suatu darurat penyakit untuk memastikan dampaknya dapat diminimalkan  Pemulihan (Recovery) dari situasi darurat dimulai pada kesempatan sedini mungkin dan meliputi tindakan- tindakan yang diperlukan untuk merekonstruksi infrastruktur fisik dam merestorasi situasi emosi, sosial, ekonomi dan fisik sebagai dampak dari darurat penyakit
  • 17. Siklus Manajemen Darurat (The Cycle of Emergency Management) Prevention Preparedness ResponseRevovery Awareness
  • 18. Rencana Darurat Penyakit (Contingency Action Plans)  Suatu dokumentasi rencana aksi untuk darurat penyakit yang spesifik dan berprioritas tinggi yang dijalankan bersamaan dengan suatu seri rencana aksi yang sifatnya umum  Memerlukan rencana sumberdaya dan keuangan serta dukungan legislasi yang kuat untuk melatarbelakangi semua tindakan yang akan dilakukan  Memerlukan pertimbangan dan kesepakatan sebelumnya dari semua stakeholder utama, mencakup politik dan birokrasi pemerintahan dan sektor swasta, terutama dari organisasi komoditi dan profesi  Rencana daurat penyakit harus dipelajari ulang melalui pelatihan simulasi dan personil harus dilatih dalam masing- masing peran dan tanggung jawabnya
  • 19. Komponen dasar Rencana Darurat Penyakit  Peringatan Dini (Early warning) ◦ Deteksi cepat dari timbulnya atau terjadinya kenaikan dari suatu insidens penyakit hewan yang memiliki potensi untuk berkembang ke proporsi epidemik dan/atau menyebabkan konsekuensi sosio-ekonomi yang serius atau ancaman kesehatan masyarakat  Reaksi Dini (Early reaction) ◦ Kegiatan penanggulangan wabah penyakit yang diperlukan berlangsung tanpa terlambat; dan kemudian ◦ pemberantasan penyakit dan infeksi berlangsung dalam waktu yang sesingkat mungkin dan dengan cara yang paling hemat biaya (cost-effective)
  • 20. Perencanaan Kesiapsiagaan Darurat Penyakit  Umum (generic)  Rencana darurat untuk penyakit spesifik ◦ FMD, HPAI (dll)  Prosedur operasi ◦ Dekontaminasi (decontamination) ◦ Pemusnahan hewan (destruction of animals) ◦ Disposal (disposal) ◦ Hubungan masyarakat (public relations)  Kesiapsiagaan laboratorium (laboratory preparedness)
  • 21. Kapabilitas Peringatan Dini  Pemilik hewan/peternak/pengusaha ternak yang dipersiapkan melalui program peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness)  Tenaga dokter hewan lapangan dan tenaga pendukung veteriner yang terlatih  Aktif surveilans yang berkesinambungan sebagai suplemen dari monitoring pasif  Sistem identifikasi ternak yang dapat dipercaya untuk kapabilitas telusur balik penyakit  Mekanisme pelaporan penyakit yang baik ke tingkat regional dan/atau tingkat nasional  Kemampuan praktek diagnostik laboratorium yang baik untuk penyakit-penyakit hewan prioritas
  • 22. Elemen pendukung Peringatan Dini  Pengembangan hubungan yang kuat antara laboratorium nasional dan laboratorium referensi regional/dunia (termasuk pengiriman spesimen untuk antigenik spesial dan karakteristik genetika)  Penguatan kemampuan nasional epdemiologik untuk mendukung kesiapsiagaan darurat dan strategi manajemen penyakit  Pelaporan internasional penyakit yang cepat dan komprehensif ke OIE dan negara-negara tetangga
  • 23. Kapabilitas Reaksi Dini  Adanya rencana nasional kesiapsiagaan darurat penyakit , yang sudah dibangun, diuji coba dan dikaji melalui simulasi  Komite Nasional Kesiapsiagaan Darurat Penyakit (KNKDP)  Komite Konsultatif Darurat Penyakit (KKDP)  Instalasi kapabilitas diagnostik untuk ancaman penyakit yang berisiko tinggi (BSL-3)  Pengaturan yang memungkinkan pendanaan untuk penanggulangan wabah dapat disediakan secara cepat  Memastikan mekanisme pelaporan penyakit berjalan dan implementasi koordinasi nasional penanggulangan wabah tanpa terlambat selama berlangsungnya darurat penyakit
  • 24. Elemen untuk Reaksi Dini  Penyediaan tenaga terlatih dan sumberdaya lain yang diperlukan  Keterlibatan sektor swasta (seperti organisasi peternak, komoditi, profesi, pedagang ternak, perusahaan ternak komersial, prosesor/pengelola produk hewan dan eksportir)  Pengaturan penyakit epidemik termasuk dalam rencana nasional penanggulangan bencana, sehingga dapat melibatkan polisi, tentara dan layanan pemerintah lainnya, sesuai kebutuhan  Kerangka legislasi dan administrasi yang mengizinkan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk penanggulangan darurat penyakit dapat dilaksanakan tanpa terlambat
  • 25. Elemen lainnya untuk Reaksi Dini  Memastikan akses kepada vaksin dengan jaminan kualitas (mengandung strain antigen yang tepat dengan strain wabah) melalui suatu stok vaksin atau bank vaksin atau sumber lainnya  Pengaturan dimana kompensasi dapat dibayarakan secara adil dan cepat
  • 26. Tanggung Jawab Darurat Penyakit  ChiefVeterinary Officer (CVO) atau ekuivalen dengan itu, seperti Direktur Jenderal Peternakan (kalau dokter hewan) atau Direktur Kesehatan Hewan dari suatu negara, memiliki tanggung jawab teknis secara keseluruhan dalam kaitan dengan kesiapsiagaan dan manajemen darurat penyakit  Menteri Pertanian yang bertanggung jawab secara keseluruhan
  • 27. Layanan pemerintah yang esensial dalam keadaan darurat  Polisi  Pertahanan negara (tentara dan angkatan udara)  Departemen Perhubungan  Departemen Dalam Negeri  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi dan kabupaten
  • 29. Incident Command System (ICS)  Asalnya diprakarsai oleh US Forestry Service pada awal tahun 1970-an  Sejak itu mulai diadopsi secara luas oleh institusi di AS, termasuk USDA  Australia juga mengembangkan versi sendiri yang dikembangkan oleh otoritas pemadam kebakaran dan mulai diperkenalkan pada awal tahun 1990-an
  • 30. Apa itu ICS?  Suatu sistem yang memfasilitasi koordinasi semua kegiatan yang dilakukan semua pihak yang terlibat dalam resolusi suatu darurat penyakit  ICS didisain untuk berjalan dalam pengaturan legislasi, kebijakan dan operasional dari masing- masing jurisdiksi atau organisasi  ICS menyediakan kerangka dan terminologi bersama untuk pihak-pihak yang bekerja dalam operasi respon dan pemulihan darurat
  • 31. Karakteristik ICS  ICS sifatnya dapat diadaptasikan (adaptable) dan dapat berbeda skala (scalable) tergantung kepada alamiah dan kompleksitas dari insiden (incident) yang terjadi  Apabila skala dari ‘insiden’ meningkat atau menurun, maka fungsi dapat didelegasikan atau dikombinasikan.  ICS digunakan baik oleh satu organisasi tersendiri atau beberapa organisasi yang saling bekerjasama
  • 32. SEOC War Room We have a great team!
  • 34. Terminologi dan struktur ICS  ICS menggunakan terminologi dan struktur bersama dengan komunikasi yang tepat antar organisasi pada setiap tingkatan dari ‘insiden’.  Terminologi seperti perintah (command), kendali (control) dan koordinasi (coordination)
  • 35. ICS • Perintah (Command) • Kendali (Control) dan • Koordinasi (Coordination)
  • 36.  Perintah (Command) adalah arahan bagi para anggota dari suatu organisasi dalam rangka melaksanakan peran dan tugas yang telah disepakati atau sesuai dengan legislasi yang berlaku. Perintah biasanya bekerja secara vertikal  Kendali (Control) adalah keseluruhan arahan dari kegiatan dalam suatu situasi darurat penyakit. Otoritas kendali dibangun dalam legislasi atau dalam suatu rencana darurat penyakit dan melekat didalamnya tanggung jawab untuk memberikan tugas kepada organisasi lain sesuai kebutuhan. Kendali berkaitan dengan situasi keseluruhan dan biasanya beroperasi lintas organisasi  Koordinasi (Coordination) adalah membawa semua organisasi dan sumberdaya lainnya untuk secara bersama mendukung suatu respon darurat. Ini meliputi akuisisi sistematik dan aplikasi sumberdaya (organisasi, tenaga, dan peralatan)
  • 37. Prinsip-prinsip Kunci ICS  Manajemen berdasarkan tujuan (Management by objectives)  Manajemen berdasarkan fungsi (Functional management)  Lintas kendali (Span of control)
  • 38.  Manajemen berdasarkan tujuan (Management by objectives): pengembangan tujuan-tujuan yang jelas dan komunikatif yang didokumentasikan dalam suatu Rencana Aksi (Incident Action Plan);  Manajemen berdasarkan fungsi (Functional management): meliputi fungsi-fungsi kendali, komunikasi, perencanaan, operasi, logistik dan administrasi; dan  Lintas kendali (Span of control): identifikasi masing-masing peran mempunyai tidak lebih dari 5-7 peran per kelompok
  • 39. Incident Command System RENCANA OPERASI LOGISTIK INCIDENT COMMAND
  • 40. Tingkatan ICS  ICS dapat digunakan pada tingkatan strategik, operasional dan taktis, namun harus diketahui bahwa kepentingan dari masing-masing fungsi dalam kerangka akan bervariasi berdasarkan tingkatan mana hal itu dilaksanakan  Di tingkat nasional fokusnya lebih strategis, sedangkan di tingkat lokal fokusnya lebih taktis/operasional
  • 41. ICS – Tingkatan taktis RENCANA OPERASI LOGISTIK INCIDENT COMMAND
  • 42. ICS – Tingkatan Operasional RENCANA OPERASI LOGISTIK ADMIN KOMUNIKASI PUBLIK INCIDENT CONTROL Kontak dg pihak eksternal
  • 43. ICS – Tingkatan Strategis RENCANA OPERASI LOGISTIK ADMIN KOMUNIKASI PUBLIK INCIDENT CO-ORD Kontak dg pihak eksternal