Identifikasi Risiko dan Metoda Deteksi Dini Dalam Kasus Pelaporan Terduga PMK di Wilayah Bebas Berbasis Pulau di Indonesia - PUSVETMA, Surabaya, 22-24 September 2022
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Tata Naipospos
Weitere ähnliche Inhalte
Ähnlich wie Identifikasi Risiko dan Metoda Deteksi Dini Dalam Kasus Pelaporan Terduga PMK di Wilayah Bebas Berbasis Pulau di Indonesia - PUSVETMA, Surabaya, 22-24 September 2022
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Monkeypox-2.pdfCindyKesty2
Ähnlich wie Identifikasi Risiko dan Metoda Deteksi Dini Dalam Kasus Pelaporan Terduga PMK di Wilayah Bebas Berbasis Pulau di Indonesia - PUSVETMA, Surabaya, 22-24 September 2022 (20)
Identifikasi Risiko dan Metoda Deteksi Dini Dalam Kasus Pelaporan Terduga PMK di Wilayah Bebas Berbasis Pulau di Indonesia - PUSVETMA, Surabaya, 22-24 September 2022
1. Identifikasi Risiko dan
Metode Deteksi Dini Dalam
Kasus Pelaporan Dugaan
Penyakit Mulut dan Kuku
di Wilayah Bebas Berbasis
Pulau di Indonesia
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan Rapat Penyakit Mulut dan Kuku
Pusvetma, Surabaya, 22-24 September 2022
4. Ancaman Virus PMK
● Penyakit paling menular yang pernah
diketahui
● Ancaman global yang parah saat ini
dan berkelanjutan
● Dampak ekonomi, sosial dan
lingkungan yang menghancurkan
❑ Kehilangan produktivitas
❑ Gangguan dalam berbagai kegiatan
pertanian, industrial dan sosial
❑ Ancaman besar terhadap pasokan
pangan/ketahanan pangan
● 7 serotipe virus
● Lebih dari 60 subtipe
● Perubahan genetik
● Kekebalan sangat spesifik
● Tidak ada vaksin tunggal
● Tidak ada uji tunggal
● Setiap wabah berbeda
5. Potensi masuknya penyakit
hewan ke Indonesia
Tahun Penyakit Spesies Masuk ke
1994 CSF Babi Sumut
2019 ASF Babi Sumut
2022 LSD Sapi Riau
2022 PMK Sapi Jatim, Aceh
● Potensi masuknya virus lewat perdagangan
ilegal hewan rentan dari negara tertular
penyakit hewan menular di Asia Tenggara
melalui pantai timur Pulau Sumatera.
CSF = Classical swine fever; ASF = African swine fever
LSD = Lumpy skin disease; PMK = Penyakit mulut dan kuku
Sepanjang
pantai timur
Sumatra
12. Grafik Wabah PMK (1 Mei – 14 Sep 2022)
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
01-May-22
08-May-22
15-May-22
22-May-22
29-May-22
05-Jun-22
12-Jun-22
19-Jun-22
26-Jun-22
03-Jul-22
10-Jul-22
17-Jul-22
24-Jul-22
31-Jul-22
07-Aug-22
14-Aug-22
21-Aug-22
28-Aug-22
04-Sep-22
11-Sep-22
● Jumlah hewan sakit s/d 14
September 2022 (4,5 bulan)
= 530.625 ekor.
Endemik
13. Jumlah vaksinasi (1 Mei s/d 14 Sep 2022)
● Jumlah ternak
yang divaksinasi
s/d pertengahan
September 2022
(4,5 bulan) =
2.476.303 ekor.
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
50.000
55.000
60.000
65.000
70.000
75.000
80.000
85.000
01-May-22 01-Jun-22 01-Jul-22 01-Aug-22 01-Sep-22
Vaksinasi (ekor) Total sakit (ekor)
14. Wabah PMK di Asia Tenggara
Negara Spesies terjangkit Sumber wabah Distribusi temporal
Indonesia Sapi, kerbau, kambing,
domba, babi
Importasi ilegal Belum diketahui
Kamboja Sapi, kerbau Tidak diketahui Pola musiman1)
Laos Sapi, kerbau, babi Lalu lintas ternak Pola musiman1), wabah
sporadis
Myanmar Sapi, kerbau Kontak dengan hewan negara
tetangga
Pola musiman1)
Malaysia Sapi, kerbau Lalu lintas ternak ilegal Festival2)
Thailand Sapi, kerbau, babi (sedikit) Lalu lintas ternak legal & ilegal Festival2)
Vietnam Sapi, kerbau, babi Lalu lintas ilegal Festival3)
1) Puncak kasus selama musim hujan (Juni s/d September)
2) Festival pada Oktober s/d Januari
3) Meningkat sebelum dan sesudah Festival Tet Sumber: Presentation Abila R. (SRR SEA WOAH)
15. Hubungan dagang Indonesia dengan
negara-negara endemik PMK
Ke
Dari
China India Pakistan Bangladesh Mesir Korea Tunisia
Indonesia H, P P
Kamboja P P H, P
Laos
Myanmar H H
Malaysia H, P H, P H, P P P
Filipina P
Singapura H, P P P P
Thailand P P P P P P P
Vietnam H P
H: hewan hidup; P: produk hewan dan/atau hasil sampingan (by-products)
Teks hitam mengindikasikan perdagangan legal; teks merah mengindikasikan perdagangan informal;
teks hijau mengindikasikan perdagangan ekstensif.
Sumber: Bartels C. et al. (2017). Risk analysis on incursion of exotic FMD viruses into Southeast Asia.
16. Hubungan dagang Indonesia dengan
negara-negara di Asia Tenggara
Ke
Dari
Kamboja Laos Myanmar Malaysia Filipina Thailand Vietnam
Indonesia H, P P P
Kamboja H H, P H
Laos H H H
Myanmar H H H, H
Malaysia H H, P H
Filipina P H
Thailand H, P H H, P P
Vietnam H, P H H, P P
H: hewan hidup; P: produk hewan dan/atau hasil sampingan (by-products)
Teks hitam mengindikasikan perdagangan legal; teks merah mengindikasikan perdagangan informal;
teks hijau mengindikasikan perdagangan ekstensif.
Sumber: Bartels C. et al. (2017). Risk analysis on incursion of exotic FMD viruses into Southeast Asia.
17. Wilayah bebas berbasis pulau
24 provinsi
terdampak
Wilayah bebas
berbasis pulau
Daerah sentra konsumsi utama daging
sapi adalah DKI Jakarta dan Jawa Barat.
18. Peta penyebaran wilayah produksi dan
perdagangan sapi antar wilayah
SUMBER TERNAK:
1. Nusa Tenggara Timur
2. Bali
3. Jawa Timur
4. Jawa Tengah
5. Lampung
1
2
3
4
5
Sumber: https://www.sapibagus.com/
19. Daerah peternakan sapi terbesar
DAERAH PETERNAKAN SAPI (2021):
1. Jawa Timur (4.938.874 ekor)
2. Jawa Tengah (1.863.327 ekor)
3. Sulawesi Selatan (1.461.457 ekor)
4. Nusa Tenggara Barat (1.336.324 ekor)
5. Nusa Tenggara Timur (1.248.930 ekor)
Lanjutan:
6. Sumatera Utara (927.711 ekor)
7. Lampung (860.951 ekor)
8. Bali (594.379 ekor)
9. Aceh (452.284 ekor)
10. Sumatera Barat (423.606 ekor)
1
2
3
4 5
6
7 8
9
10
Sumber: https://www.sapibagus.com/
20. Jalur perdagangan sapi antar provinsi
Lalu lintas sapi terinfeksi atau produk hewan
dan barang lain yang terkontaminasi adalah
sarana penting dalam penyebaran penyakit.
Dengan interaksi orang dan
hewan, ada banyak peluang
penularan virus PMK.
21. Analisis rantai pasar (value chain)
● Analisa rantai pasar (value chain analysis) adalah metoda untuk menilai risiko
penyebaran penyakit di sepanjang rantai pasar yang menghubungkan sistim
produksi, pasar dan konsumen.
● Analisis rantai pasar digunakan bersama dengan analisis risiko (risk analysis) untuk
mengidentifikasi ‘hotspot’ risiko di rantai pasar.
● ‘Hotspot’ risiko kemudian diperiksa untuk menetapkan tindakan-tindakan
pengendalian apa yang harus ditargetkan dan bagaimana tindakan-tindakan dapat
diterapkan untuk mengurangi risiko.
● Analisis rantai pasar juga dapat menyediakan informasi mengenai kelayakan dari
tindakan-tindakan pengendalian dan dampak potensial terhadap orang-orang yang
terlibat dalam rantai pasar (misalnya dinamika bisa merubah rantai pasar setelah
adanya intervensi).
Sumber: FAO 2011. A value chain approach to Animal diseases Risk management..
22. Rantai nilai
(value chain)
Konsumen daging
Kabupaten lain
Provinsi lain
Pemotongan
Horeka Retailer Retailer Retailer
Importir daging sapi
Prosesor daging
Peternak bibit skala kecil
Peternak penggemukan
Pengumpul desa
Pedagang antar kabupaten
Pedagangn antar provinsi
Importir sapi hidup
Feedlot
Grosir daging
Kulit ke pabrik penyamakan
● Pemetaan ‘value chain’
untuk mengidentifikasi
stakeholder kunci, produk,
rute perdagangan, dengan
mempertimbangkan:
❑ Jumlah (# produsen,
skala peternak)
❑ Volume produk (proporsi)
❑ Nilai uang sepanjang
rantai
❑ Musiman (seasonal)
Sumber: USAID 2007. A Value Chain Assessment
of the Livestock Sector in Indonesia.
24. Diferensial diagnosa - Penyakit vesikular
Penyakit Sapi Domba &
Kambing
Babi Rusa Kuda
Penyakit mulut & kuku (PMK) Ya Ya Ya Ya Tidak
Swine vesicular disease (SVD) Tidak Tidak Ya Tidak Tidak
Vesiculer exanthema (VE)* Tidak Tidak Ya Tidak Tidak
Vesicular stomatitis (VS) Ya Tidak Ya Tidak Ya
● Karena PMK sangat menular dan wabah akan memiliki dampak ekonomi yang
signifikan terutama bagi wilayah bebas, maka seluruh diferensial diagnosa PMK
yang termasuk dalam penyakit-penyakit vesikular (vesicular disease) yang eksotik
bagi Indonesia harus diinvestigasi dan didiagnosa dengan benar.
Sumber: Emergency animal diseases: A field guide for Australian veterinarians, Canberra, 2019.
* Tidak terlihat lagi secara global sejak 1956
25. Kasus pelaporan dugaan PMK
● Dugaan rendah: Beberapa tanda klinis
mengindikasikan PMK, sedikit hewan
terkena dan/atau penyakit ringan.
● Dugaan moderat: Beberapa tanda klinis
mengindikasikan PMK, lebih banyak hewan
terkena dan/atau penyakit mudah terlihat.
● Dugaan kuat: Tanda klinis sangat
mengindikasikan PMK, banyak hewan
terkena dan/atau penyakit parah.
PELAPORAN PETERNAK
Dugaan rendah Dugaan moderat Dugaan kuat
Peternak tidak
mengenali
hewan sakit
Peternak
mengenali
hewan sakit
Peternak tidak
mengambil
tindakan
Peternak
konsultasi ke
dokter hewan
Tidak ada
tindak lanjut
Dokter hewan
mengunjungi
peternak
sangat mungkin (likely)
mungkin (possibly)
tidak mungkin (unlikely)
Sumber: Eschbaumer M., et al. (2020) Non-discriminatory
Exclusion Testing as a Tool for the Early Detection of Foot-
and-Mouth Disease Incursions. Front. Vet. Sci. 7:552670.
26. Pelaporan cepat sangat penting di
wilayah bebas!
● Pelaporan sangat penting dilakukan secepat mungkin, meskipun
kasus terduga hanya ringan, tidak menunggu sampai tingkat
morbiditas tinggi.
● Waktu harus diperhitungkan antara mulainya infeksi, munculnya
pertama kali gejala klinis, pengenalan gejala oleh peternak, dan
akhirnya pengiriman sampel untuk pengujian laboratorium.
● Keparahan dan prevalensi antar-kelompok begitu juga risiko
penularan lebih lanjut berkaitan dengan waktu yang telah
berlalu sejak introduksi virus PMK ke dalam kelompok ternak.
● Faktor ini adalah elemen penting untuk membatasi besarnya
wabah di wilayah bebas PMK.
27. Pengambilan sampel
● Swab dari cairan vesikular, jaringan epitel dari vesikel yang pecah, darah
dalam antikoagulan, serum, dan cairan esofageal/faringeal adalah pilihan
sampel diagnostik dari hewan hidup.
● Penting untuk mempertahankan teknik pengambilan sampel aseptik, yaitu
menggunakan set instrumen steril yang terpisah untuk pengambilan sampel
setiap hewan sejauh yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemungkinan
pengumpulan sampel diagnostik yang berkualitas.
● Penting untuk memeriksa jumlah hewan yang cukup untuk menemukan lesi
terbaru, serta mengumpulkan sampel representatif baik dari hewan yang
sakit dan hewan yang sembuh, dan di semua unit epidemiologi yang relevan
di peternakan (misalnya hingga mencapai jumlah 10 ekor hewan dalam
kelompok, kandang, padang rumput, dll.)
28. Hewan sembuh dari PMK
● Hewan sembuh (non-carrier dan carrier): istilah ini mengacu pada sapi yang
telah sembuh dari penyakit klinis dan masuk ke tahap ‘carrier’ dan ‘non-carrier’:
a) Sapi ‘non-carrier’ tidak lagi membawa virus dan dianggap tidak infeksius
lagi dan sepenuhnya sembuh dari PMK.
b) Sapi ‘carrier’ didefinisikan memiliki setidaknya satu dari beberapa sampel
esofagus-faring positif 28 hari pasca infeksi dengan virus PMK
(didefinisikan oleh WOAH).
● Data menunjukkan lebih dari 50% sapi dapat menjadi ‘carrier’ dengan proporsi
bervariasi dari 3,34% hingga 80%.
● Sapi bisa sepenuhnya sembuh, tetapi kehilangan banyak kondisi selama periode
penyakit yang singkat.
● Probabilitas penularan virus PMK dari ‘carrier’ sangat rendah.
30. Kesiapsiagaan di wilayah bebas PMK
● Semua pemilik/pengusaha ternak harus menerapkan tindakan biosekuriti yang ketat di
propertinya, termasuk catatan akurat tentang ternak yang akan dilalu lintaskan (ke
pasar, ke pedagang penampung, peternak lain dlsbnya).
● Strategi pencegahan meliputi:
1) Tindakan-tindakan yang ditujukan untuk meminimalisir risiko masuk dan
menyebarnya PMK di daerah bebas, dengan mempertimbangkan risiko introduksi
yang dinilai (assessed risk) dan adanya strategi untuk mengurangi risiko tersebut
melalui pengendalian pergerakan ternak lintas batas.
2) Pastikan hanya hewan sehat yang dilalu lintaskan (dengan pemeriksaan fisik dari
dokter hewan, SKKH, dan identifikasi ternak sebelum dilalu lintaskan).
3) Lakukan sosialisasi ke stakeholder untuk meningkatkan kesadaran mengenai
pentingnya lalu lintas ternak dalam penyebaran PMK.
4) Peningkatan kesadaran untuk fokus pada risiko lalu lintas ilegal antar pulau.
31. Komunikasi dengan pedagang ternak
● Di wilayah yang masih bebas PMK, direkomendasikan untuk
membangun hubungan yang lebih dekat antara Dinas yang
membidangi fungsi kesehatan hewan dengan pedagang
ternak (pedagang penampung desa, antar kabupaten, antar
provinsi, pedagang antar pulau) yang membawa ternak
melewati perbatasan wilayah.
● Hal ini harus mencakup kampanye edukasi mengenai bahaya
PMK dan penyakit hewan lintas batas yang serius lainnya.
● Kerja sama dengan pedagang ternak mengarah kepada
bagaimana mendorong penerapan prosedur karantina yang
praktis dan biaya terjangkau, tetapi dapat mencegah
penularan PMK dan juga tempat di mana surveilans pasif
penyakit (pelaporan cepat gejala klinis) dapat dilakukan.
31
32. Identifikasi stakeholder kesiapsiagaan PMK
1. Peternak skala kecil (98%)
2. Peternak skala menengah dan besar
komersial
3. Asosiasi peternak dan pedagang
ternak
4. Asosiasi peternak domba dan kambing
5. Asosiasi peternak sapi perah
6. Asosiasi pedagang sapi
7. Asosiasi produsen daging dan feedlot
8. Asosiasi obat hewan
9. Produsen obat hewan dan vaksin
9. Pengusaha industri pangan asal
hewan
10. Dokter hewan swasta yang bekerja
pada produsen hewan besar
11. Paramedik dan petugas IB
12. Penyuluh pertanian
13. Akademisi peternakan dan
kesehatan hewan
14. Konsumen (masyarakat secara
keseluruhan)
15. Lain-lain.
32
34. ● Penularan PMK masih akan terus menjadi risiko besar sebagai akibat dari lalu
lintas dari hewan dan produk hewan domestik yang tidak terkendali, termasuk
juga ke wilayah-wilayah bebas berbasis pulau di Indonesia.
● Dalam waktu pendek (seringkali dalam hitungan hari bukan minggu), wabah
PMK meluas ke banyak rumah tangga peternak yang membuat pemerintah
yang bertanggung jawab atas urusan peternakan dan kesehatan hewan
mengalami kesulitan dalam mengendalikan penyebarannya.
● Sapi yang telah sembuh dari PMK biasanya kebal terhadap infeksi dengan
jenis virus yang sama selama 1 tahun atau lebih, tetapi kekebalan tidak
berlaku seumur hidup.
● Sapi yang sembuh, bagaimanapun, dapat dengan cepat terinfeksi dengan
salah satu jenis virus PMK lain dan memperlihatkan gejala klinis.
35. ● Alasan penyebaran PMK yang cepat adalah:
❑ sifat virus yang secara alami sangat menular;
❑ produksi titer virus yang tinggi dalam sekresi pernafasan dan volume
droplet dan aerosol yang besar yang dikeluarkan oleh hewan yang
terinfeksi;
❑ stabilitas virus dalam droplet;
❑ siklus replikasi yang cepat dengan produksi virus yang sangat tinggi;
dan
❑ masa inkubasi yang pendek.
36. “Dalam merespons wabah PMK di
wilayah barat (Jawa, Sumatera dan
Kalimantan), seluruh dinas di wilayah
bebas berbasis pulau harus waspada,
meningkatkan kesadaran peternak dan
pedagang ternak, terutama di mana risiko
masuknya PMK tinggi baik karena
perdagangan legal maupun ilegal.”