1. Allah berjanji kepada orang-orang beriman bahwa mereka akan menjadi penguasa di bumi seperti umat-umat sebelumnya.
2. Allah akan menegakkan agama yang diridhai-Nya dan menjadikan mereka aman walaupun sebelumnya dalam ketakutan.
3. Barang siapa yang kafir setelah janji itu, mereka adalah orang-orang fasik.
6. FASE
MAKKAH
FASE
MADINAH
13TAHUN 10TAHUN
• Membangun kepribadian
Islam pada diri kadae dakwah
• Membentuk kader &
kelompok dakwah
• Memperbanyak anggota
dakwah
• Rasulullah saw membina para
shahabat di rumah al-Arqam
• Rasulullah saw mengajari para
shahabat sholat dan membaca
al-Quran
• Rasulullah menyampaikan dakwah terang-
terangan, menyerang keyakinan dan sistem
kufur, beserta pendukung-pendukungnya
• Menanamkan ideologi ke tengah-tengah
masyarakat
• Menyerang seluruh keyakinan dan sistem
masyarakat yang rusak
• Mengungkap makar musuh-musuh Islam dan
antek-anteknya
• Rasulullah menegakkan Daulah Islam di Madinah
• Menegakkan pemerintahan Islam dengan cara
membai’at seseorang yang akan menduduki
jabatan Khilafah
• Menerapkan hukum Islam di dalam negeri
dengan syamil dan kamil, mengemban dakwah
Islam ke seluruh penjuru dunia
THALABUNAN-NUSHRAH
اتلثقيف مرحلة األمة مع اتلفاعل مرحلة احلكم استالم مرحلة
10. • Aspek akidah. Akidah masyarakat Arab saat itu penuh dengan kemusyrikan. Di antara
mereka ada yang menyembah malaikat, jin, ruh terdahulu, binatang dan berhala.
• Kedua: Aspek sosial. Kehidupan sosial Makkah saat itu dicirikan dengan kebobrokan
moral yang luar biasa. Rata-rata dari mereka adalah peminum arak, tukang mabuk.
Pelacuran dan perzinaan di Jazirah Arab saat itu adalah hal biasa. Kebiadaban bangsa
Arab saat itu bahkan sampai melampau batas kemanusiaan. Anak-anak perempuan yang
baru lahir dibenamkan hidup-hidup ke dalam tanah (Lihat: QS at-Takwir: 8-9).
• Ketiga: Aspek ekonomi. Bisnis yang dilakukan bangsa Arab saat itu sangat kental dengan
riba. Bahkan pinjaman dengan bunga yang berlipat ganda (riba fadhl) telah menjadi
tradisi mereka.
• Keempat: Aspek politik. Secara politis bangsa Arab saat itu bukanlah bangsa yang
diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain. Dua negara adidaya saat itu, Persia dan Kristen
Byzantium, sama sekali tidak melihat Arab sebagai sebuah kekuatan politik yang patut
diperhitungkan.
• Pertama: Dari sisi akidah. Yang dominan saat itu adalah akidah Islam.
Bahkan akidah Islam menjadi satu-satunya asas negara dan masyarakat.
Karena itu meski saat itu terdapat kaum Yahudi dan Nasrani, aturan yang
diterapkan di tengah-tengah masyarakat secara keseluruhan adalah
aturan (syariah) Islam.
• Kedua: Dari sisi sosial. Kehidupan sosial saat itu penuh dengan
kedamaian dan ketenteraman serta jauh dari ragam kemaksiatan.
Perjudian diperangi. Perzinaan diberantas. Segala bentuk kemaksiatan
dan kriminalitas dibabat habis melalui penegakkan hukum Islam yang
tegas.
• Ketiga: Dari sisi ekonomi. Saat itu ekonomi berbasis riba benar-benar
dihapus. Penipuan dan berbagai kecurangan diberantas. Sebaliknya,
cara-cara yang diakui syariah dalam meraih kekayaan dibuka seluas-
luasnya.
• Keempat: Dari sisi politik. Pasca Hijrahlah sesungguhnya Islam dan kaum
Muslim benar-benar mulai diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain. Negara
Islam yang dibangun Nabi saw. benar-benar disegani, bahkan ditakuti oleh
musuh-musuh Islam dan kaum Muslim. Bahkan sejarah telah membuktikan,
pada akhirnya dua negara adidaya saat itu, Persia dan Byzantium, dapat
ditaklukan oleh Daulah Islamiyah melalui jihad fi sabilillah. Dengan jihad
yang dilancarkan oleh Daulah Islamiyah itulah hidayah Islam makin tersebar
dan kekuasan Islam makin meluas.
18. • BERDAKWAH BERDASARKAN WAHYU
• BERDAKWAH SECARA JAMA’I
• SIFAT DAKWAHNYA POLITIK
• DILAKUKAN TANPA KEKERASAN
DAULAH ISLAM KHILAFAH ISLAMIYYAH
RUNTUH3Maret1924
HUKUM-HUKUMALLAHTETAPDITERAPKAN
MELANJUTKANKEHIDUPAN
ISLAM
KHILAFAH ISLAMIYYAHii
• DIBUTUHKAN KESABARAN DAN
KEIKHLASAN
• SEKALIGUS KESADARAN POLITIK YANG
KUAT
• BERBASIS PADA IDEOLOGI
• MEMAHAMI UNSUR-UNSUR
PERUBAHAN MASYARAKAT
Sampaisekarangumat
hiduptanpasyariah
dankhilafah
Rasulullah wafat
19. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka
berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap
menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun
dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu,
maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur;55)
ِاتَ ِاحل
ذَ
الص وا
ُ
لِم
َ
عَو
ْ
م
ُ
ك
ْ
نِم وا
ُ
ن
َ
آم َِين
ذَ
اَل
َُ
اَّلل
َ
د
َ
عَو
َ
فِل
ْ
خ
َ
ت
ْ
س
َ
ي
َ
ل
ْ
م
ُ
ه
ذَ
ن
َو
ْ
مِهِل
ْ
ب
َ
ق
ْ
نِم َِين
ذَ
اَل
َ
ف
َ
ل
ْ
خ
َ
ت
ْ
اس ا
َ
م
َ
ك ِض
ْ
األر ِِفِد
ْ
م
ُ
ه
َ
ل
ذَ َ
ن
ذ
ِك
َ
مُ َ
َلُم
ُ
ه
َ
ين
ْ
م
ُ
ه
َ
ل
َ
َض
َ
ت
ْ
ار ِي
ذَ
اَلا
ً
ن
ْ
م
َ
أ
ْ
مِِهف
ْ
و
َ
خ ِد
ْ
ع
َ
ب
ْ
نِم
ْ
م
ُ
هذَ َ
ل
ذ
ِد
َ
بُ َ
َلَوو
ُ
د
ُ
ب
ْ
ع
َ
يال ِِن
َ
ن
ِسا
َ
ف
ْ
ال ُم
ُ
ه
َ
ِك
َ
وَل
ُ
أ
َ
ف
َ
ِكل
َ
ذ
َ
د
ْ
ع
َ
ب َر
َ
ف
َ
ك
ْ
ن
َ
مَو ا
ً
ئ
ْ
ي
َ
ش ِِب
َ
ون
ُ
كِ
ْ
ْش
ُ
ي
َ
ون
ُ
ق
22. “Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas
izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya
jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian
akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.
Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia
akan mengangkatnya jika Dia berkehendak
mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan
(kerajaan) yang zalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia
akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia
berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada
kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan;
ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada.
Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang
mengikuti manhaj kenabian”. (HR. Ahmad)
23. Agama itu bagaikan pondasi, sementara kekuasaan
(imamah/khilafah) itu merupakan penjaga. Sesuatu
(bangunan) yang tidak ada pondasinya, pastilah
roboh, sementara sesuatu (bangunan dan pondasi)
yang tidak ada penjaganya, pasti akan hilang.
[Hujjat al-Islam, Abu Hamid al-Ghazali, al-Iqtishad fi
al-I'tiqad, Maktabah al-Hilal, t.t., Beirut].
«،
ٌ
مْو
ُ
د
ُ
ه
ْ
م
َ
ف ُ َ
َل
َّ
س
ُ
أ
َ
اال
َ
م ،
ٌ
سِار
َ
ح
ُ
ان
َ
ط
ْ
ل
ُ
السَو
ٌّ
س
ُ
أ ُن
ْ
يِّادل
ُ
عِئا
َ
ض
َ
ف ُ َ
َل
َ
سِر
َ
حا
َ
ال
َ
ماَو»