SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 20
Dalam menyampaikan sebuah hadits terkadang Nabi berhadapan dengan
orang yang jumlahnya amat banyak, terkadang dengan beberapa orang, terkadang
pula hanya dengan satu atau dua orang saja. Demikian juga halnya dengan para
Sahabat Nabi, untuk menyampaikan hadits tertentu ada yang didengar oleh banyak
murid, tetapi hadis yang lainnya lagi didengar oleh beberapa orang, bahkan ada yang
didengar oleh satu orang saja. Begitu seterusnya sampai dengan generasi yang
mengabadikan hadits dalam kitab-kitab. Sudah barang tentu, informasi yang dibawa
oleh banyak orang lebih menyakinkan dibandingkan dengan informasi yang dibawa
oleh hanya satu atau dua orang.
Para ulama berbeda pendapat tentang pembagian hadits yang ditinjau dari
segi kuantitas atau jumlah rawi yang menjadi sumber berita. Diantara mereka ada
yang mengelompokkan menjadi tiga bagian, yakni hadits mutawatir, masyhur, ahad,
dan ada yang membaginya menjadi dua yakni hadits mutawatir dan ahad.
Ulama golongan pertama yang menjadikan hadits masyhur berdiri sendiri
dan tidak termasuk bagian dari hadis ahad dianut sebagian ulama ushul, diantaranya
adalah Abu Bakar Al Jashshah (305-307 H). Adapun golongan kedua diikuti oleh
kebanyakan ulama ushul dan ulama kalam. Menurut mereka, hadits masyhur bukan
merupakan hadits yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari hadits ahad,
itulah sebabnya mereka membagi hadits menjadi dua bagian,
yaitu mutawatir dan ahad.
A. PEMBAGIAN HADITS DITINJAU DARI SEGI KUANTITASNYA
1. Hadits Mutawatir
a. Pengertian Hadits Mutawatir
Secara etimologi, kata mutawatir berarti : Mutatabi’ (beriringan tanpa
jarak). Dalam terminologi ilmu hadits, ia merupakan haidts yang diriwayatkan oleh
orang banyak, dan berdasarkan logika atau kebiasaan, mustahil mereka akan sepakat
untuk berdusta. Periwayatan seperti itu terus menerus berlangsung, semenjak
thabaqat yang pertama sampai thabaqat yang terakhir.
Dari redaksi lain pengertian mutawatir adalah :
Hadits yang berdasarkan pada panca indra (dilihar atau didengar) yang diberitakan
oleh segolongan orang yang mencapai jumlah banyak yang mustahil menurut tradisi
mereka sepakat berbohong.
Ulama mutaqaddimin berbeda pendapat dengan ulama muta’akhirin
tentang syarat-syarat hadits mutawatir. Ulama mutaqaddimin berpendapat bahwa
hadits mutawatir tidak termasuk dalam pembahasan ilmu isnad al-hadits, karena
ilmu ini membicarakan tentang shahih tidaknya suatu khabar, diamalkan atau tidak,
adil atau tidak perawinya. Sementara dalam hadits mutawatir masalah tersebut tidak
dibicarakan. Jika sudah jelas statusnya sebagai hadits mutawatir, maka wajib diyakini
dan diamalkan.
2. Macam-macam hadis mutawatir
Hadits mutawatir ada tiga macam, yaitu :
1) Hadits mutawatir Lafzhi, yaitu hadits yang diriwayatkan dengan lafaz dan
makna yang sama, serta kandungan hukum yang sama, contoh :
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang ini sengaja berdusta atas namaku,
maka hendaklah dia siap-siap menduduki tempatnya di atas api neraka.
Menurut Al-Bazzar, hadits ini diriwayatkan oleh 40 orang sahabat. Al-Nawawi
menyatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 200 orang sahabat.
2) Hadits Mutawatir Ma’nawi, yaitu hadits mutawatir yang berasal dari berbagai
hadits yang diriwayatkan dengan lafaz yang berbeda-beda, tetapi jika disimpulkan,
mempunyai makna yang sama tetapi lafaznya tidak. Contoh hadits yang
meriwayatkan bahwa Nabu Muhammad SAW mengangkat tangannya ketika
berdo’a.
Abu Musa Al-Asy’ari berkata bahwa Nabi Muhammad SAW, tidak pernah
mengangkat kedua tangannya dalam berdo’a hingga nampak putih kedua ketiaknya
kecuali saat melakukan do’a dalam sholat istisqo’ (HR. Bukhori dan Muslim)
3) Hadits Mutawatir ‘Amali, yakni amalan agama (ibadah) yang dikerjakan oleh
Nabi Muhammad SAW, kemudian diikuti oleh para sahabat, kemudian diikuti lagi oleh
Tabi’in, dan seterusnya, diikuti oleh generasi sampai sekarang. Contoh, hadits-hadits
nabi tentang shalat dan jumlah rakaatnya, shalat id, shalat jenazah dan sebagainya.
Segala amal ibadah yang sudah menjadi ijma’ di kalangan ulama dikategorikan
sebagai hadits mutawatir ‘amali.
2. Hadits Ahad
a. Pengertian Hadits Ahad
Al Ahad jama’ dari ahad, menurut bahasa berarti al-wahid atau satu.
Dengan demikian khabar wahid adalah suatu berita yang disampaikan oleh satu
orang.
Sedangkan ahad secara istilah, banyak didefinisikan para ulama, antara lain:
“Khabar yang tiada sampai jumlah banyak pemberitanya kepada jumlah khabar
mutawatir, baik pengkhabar itu seorang, dua, tiga, empat, lima dan seterusnya dari
bilangan-bilangan yang tiada memberi pengertian bahwa khabar itu dengan
bilangan tersebut masuk ke dalam khabar mutawatir”.
Ulama lainnya memberikan definisi:[
“khabar wahid adalah khabar yang dinukilkan seorang rawi dari seorang rawi yang
lain, atau yang dinukilkan seorang rawi dari sekelompok rawi, atau sekelompok rawi
menukil dari seorang rawi dan secara jumlah tidak sampai pada batasan jumlah
hadits masyhur”
Melihat dari beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa hadits ahad adalah sebagai berikut:
1) Hadits yang diriwayatkan oleh beberapa rawi, akan tetapi tidak mencapai
derajat mutawatir
2) Perawi-perawi tersebut dalam jumlah mengalami variasi dalam setiap
thabaqah (tingkatan)
3) Perawi-perawi dalam hadits ahad tidak berdasarkan jumlah, akan tetapi lebih
tertuju pada kredibilitas perawi.
b. Pembagian Hadits Ahad
1) Hadits Masyhur
Masyhur menurut bahasa ialah al-intisyar wa az-zuyu’ (sesuatu yang sudah
tersebar dan populer). Atau Masyhur ialah hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang
atau lebih, tetapi belum mencapai derajat mutawatir.
Menurut ulama ushul:
“Hadis yang diriwayatkan dari sahabat, tetapi bilangannya tidak sampai ukuran
bilang mutawatir, kemudian baru mutawatir setelah sahabat dan demikian pula
setelah mereka”
Ada juga yang mendefinisikan:
“Hadits yang mempunyai jalan yang terhingga, tetapi lebih dari dua jalan dan tidak
sampai kepada batas hadis yang mutawatir”.
Adapun menurut istilah terdapat beberapa definisi yang jika
disimpulkan hadits masyhur adalah hadits yang:
· Diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih
· Hadis yang dalam jumlah setiap tingkatan tidak sama, tetapi jumlah lebih dari
tiga
· Hadis yang memiliki jalur terbatas
· Hadis yang tidak mencapai derajat atau batasan mutawatir
Macam-macam hadits masyhur dapat dilihat dan dikaji dalam dua bagian
besar, yaitu pembagian hadits masyhur dilihat dari tersebarnya (intisyaar) hadits
dalam perspektif-perspektif dan pembagian hadits masyhur dilihat dari kualitas dari
pembawa berita dalam rangkaian sanad.
Hadits masyhur yang dilihat dari beberapa perspektif bahasa (intisyaar) – masyhur
dalam pembicaraan khalayak, tidak berdasarkan pada kajian hadits yang
sebenarnya, boleh jadi hadits masyhur itu hanya terdiri dari dua sanad, satu sanad,
tidak bersanad, bahkan sanadnya palsu.
u
2) Hadits ‘Aziz
Hadits ‘aziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua orang, walaupun dua orang rawi
tersebut terdapat pada satu thabaqah saja, kemudian orang-orang meriwayatkannya.
Atau yang dikategorikan sebagai hadis aziz yaitu:
1) Disetiap tabaqah hanya terdapat dua perawi saja.
2) Disalah satu tabaqah hanya terdapat dua perawi, meskipun di tabaqah lainnya lebih
dari tiga perawi.
Contoh hadits ‘aziz pada thabaqah pertama:
Artinya: “Kami adalah orang-orang terakhir di dunia yang terdahulu pada hari
kiamat”. (H.R Ahmad dan An Nasa’i).
Hadits tersebut diriwayatkan oleh dua orang sahabat (thabaqah) pertama, yakni
Hudzaifah ibn Al Yaman dan Abu Hurairah, hadits tersebut pada thabaqah kedua sudah
menjadi masyhur sebab melalui periwayatan Abu Hurairah, hadits diriwayatkan oleh tujuh
orang yaitu Abu Salamah, Abu Hazim, Thawus, Al A’raj, Abu Shalih, Humam, dan ‘Abd Ar
Rahman.
3) Hadits Garibb
Hadits Gharib adalah hadits yang diriwayatkan oleh satu orang rawi (sendirian) pada
tingkatan maupun sanad. Dengan batasan tersebut, maka apabila suatu hadits
diriwayatkan oleh seorang sahabat Nabi saw dan baru pada tingkatan berikutnya
diriwayatkan oleh banyak rawi, hadits tersebut dipandang sebagai hadits gharib.
Hadits Gharib dibagi menjadi dua macam, yaitu hadits gharib
mutlak dan hadits gharib nisbi. Hadits gharib mutlak adalah hadits yang gharabahnya
(perawi satu orang) terletak pada pokok sanad, pokok sanad adalah ujung sanad yaitu
seorang sahabat.
Contohnya hadist gharib mutlak:
Artinya: “Kekerabatan dengan jalan memerdekakan, sama dengan kekerabatan
dengan nasab, tidak boleh dijual dan tidak boleh dihibahkan”.
hadits di atas diterima dari Nabi oleh Ibnu Umar dan dari Ibnu Umar hanya
Abdullah bin Dinar saja yang meriwayatkannya. Abdullah bin Dinar adalah seorang
tabi’in yang hafizh, kuat ingatannya, dan dapat dipercaya.
Sedangkan hadist gharib nisbi adalah hadits yang terjadi gharabah
(perawinya satu orang) di tengah sanad. Peneyendirian seorang rawi seperti itu
biasanya terjadi berkaitan dengan keadilan dan kedhabitan (kesiqahan) perawi atau
mengenai tempat tinggal/kota tertentu.
Contohnya hadits gharib nisbi berkenaan dengan kesiqahan perawi antara lain
adalah:
Artinya: “Dikabarkan bahwa Rasulullah SAW pada hari raya kurban dan hari raya
fitrah membaca Surat Qaf dan Surat Al Qamar”
Hadits tersebut diriwayatkan melalui dua jalur , yakni jalur Muslim dan
Jalur Ad Daruqutni. Melalui jalur Muslim terdapat rentetan sanad: Muslim, Malik,
Dumrah bin Said, Ubaidillah, dan Abu Waqid Al Laisi yang menerima langsung dari
Rasulullah saw. Adapun melalui jalur Daruqutni, terdapat rentetan sanad: Daruqutni,
Ibnu Lahiah, Khalid bin Yazid Urwah, Aisyah yang langsung menerima dari Nabi saw.
Pada rentetan sanad yang pertama, Dumrah bin Said Al Muzani disifati
sebagai seorang muslim yang tsiqah. Tidak seorangpun rawi-rawitsiqah yang
meriwayatkan hadits tersebut selain dirinya sendiri. Sementara itu, melalui jalur
kedua, Ibnu Lahiah yang meriwayatkan hadits tersebut dari Khalid bin Yazid dari
Urwah dari Aisyah. Ibnu Lahiah disifati sebagai seorang rawi yang lemah.
B. PEMBAGIAN HADITS DITINJAU DARI SEGI KUALITASNYA
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa hadits mutawatir memberikan
pengertian yang yaqin bi al- qath’, artinya Nabi Muhammad benar-benar
bersabda, berbuat atau menyatakan taqrir (persetujuannya) di hadapan para
sahabat berdasarkan sumber-sumber yang banyak dan mustahil mereka
bersepakat berdusta kepada Nabi. Karena kebenaran sumbernya sungguh telah
menyakinkan, maka ia harus diterima dan diamalkan tanpa perlu diteliti lagi,
baik terhadap sanad-nya maupun matan-nya.
Berbeda dengan hadits ahad yang hanya memberikan
faedah zhanni (dugaan yang kuat akan kebenarannya), mengharuskan kita untuk
mengadakan penyelidikan, baik terhadap matan maupun sanad-nya, sehingga
status hadits tersebut menjadi jelas apakah dapat diterima sebagai hujjah atau
ditolak. Sehubungan dengan itu, para ulama ahli hadits membagi hadits dilihat
dari segi kualitasnya, menjadi tiga bagian, yaitu hadits shahih, hadits hasan,
dan hadits dha’if.
1. HADITS SHAHIH
a. Pengertian Hadits Shahih
Menurut istilah, hadits shahih adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi-rawi yang
adil, sempurna ingatannya, sanad-nya bersambung-sambung, tidak ber-‘illat, dan
tidak janggal.
Definisi yang lain dinyatakan oleh Al Suyuthi:
“Hadis yang bersambung sanadnya,diriwayatkan oleh perawi yang adil lagi dhabit,
tidak syaz, dan tidak ber’illat”
b. Syarat Hadits Shahih
Menurut muhaddisin, suatu hadits dapat dinilai shahih apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1) Rawinya bersifat adil
Menurut Ar Razi, keadilan adalah tenaga jiwa yang mendorong untuk selalu bertindak
takwa, menjauhi dosa-dosa besar, menjauhi kebiasaan melakukan dosa-dosa kecil,
dan meninggalkan perbuatan-perbuatan mubah yang menodai muru’ah, seperti
makan sambil berdiri di jalanan, buang air (kencing) di tempat yang sembarangan,
bergurau berlebihan, dll
Menurut Syuhudi Ismail, kriteria-kriteria periwayat yang bersifat adil, adalah:
· Beragama Islam
· Berstatus mukalaf
· Melaksanakan ketentuan agama
· Memelihara muru’ah
2) Rawinya bersifat dhabit
Dhabit adalah bahwa rawi yang bersangkutan dapat menguasai hadisnya dengan baik, baik
dengan hafalan yang kuat atau dengan kitabnya, lalu ia mampu mengungkapkan kembali ketika
meriwayatkannya
Kalau seseorang mempunyai ingatan yang kuat, sejak menerima hingga menyampaikan kepada
orang lain dan ingatannya itu sanggup dikeluarkan kapan saja, orang itu dinamakan dhabtu
shadri, sedangkan kalau apa yang disampaikan itu berdasarkan buku catatan (teks book) ia
disebut dhabtu kitab. Rawi yang ‘adil dan sekaligus dhabith disebuttsiqah.
3) Sanad-nya bersambung
Yang dimaksud dengan ketersambungan sanad adalah bahwa setiap rawi hadits yang
bersangkutan benar-benar menerimanya dari rawi yang berada di atasnya dan begitu
selanjutnya sampai kepada pembicara yang pertama. Jadi suatu sanad hadits dapat dinyatakan
bersambung apabila:
· Seluruh rawi dalam sanad itu benar-benar tsiqat (adil dan dhabit)
· Antara masing-masing rawi dengan rawi terdekat sebelumnya dalam sanad itu benar-benar
telah terjadi hubungan periwayatan hadits secara sah menurut ketentuan tahamul wa ada al
hadits
4) Tidak ber-‘illat
Maksud bahwa hadist yang bersangkutan terbebas dari cacat kesahihannya, yakni
hadits itu terbebas dari sifat samar-samar yang membuatnya cacat, meskipun tampak
bahwa hadits itu tidak menunjukan adanya cacat tersebut.
5) Tidak syadz (janggal)[
Kejanggalan hadits terletak pada adanya perlawanan antara suatu hadits yang
diriwayatkan oleh rawi yang maqbul (yang dapat diterima periwayatannya) dengan
hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang lebih kuat (rajah) daripadanya, disebabkan
kelebihan jumlah sanad dalam kedhabitan atau adanya segi-segi tarjih yang lain.
c. Klasifikasi Hadits Shahih
Para ulama hadits membagi hadits shahih memjadi dua macam, yaitu:
1) Shahih Li dzatihi, yaitu hadits yang memenuhi syarat-syarat atau sifat-sifat
hadits maqbul secara sempurna, yaitu syarat-syarat yang lima sebagaimana tersebut
di atas.
2) Shahih Li Ghairihi, yaitu hadits dibawah tingkatan sahih yang menjadi hadits
shahih karena diperkuat oleh hadits-hadits lain. sekiranya hadits yang memperkuat
itu tidak ada, maka hadits tersebut hanya berada pada tingkatanhadits hasan. Hadits
sahih li ghairihi hakekatnya adalah hadits hasan lizatih (hadits hasan karena dirinya
sendiri)
Hadits dibawah ini merupakan contoh hadits hasan li dzatih yang naik derajatnya
menjadi hadits shahih li ghairih
2. HADITS HASAN
a. Pengertian Hadits Hasan
Hadits hasan adalah hadist yang telah memenuhi lima persyaratanhadits
shahih sebagaimana disebutkan terdahulu, hanya saja bedanya, padahadits shahih daya
ingatan perawinya sempurna, sedangkann pada hadits hasan daya ingatan perawinya
kurang sempurna.
Menurut Ibn Hajar, hadis hasan adalah:
“Khabar ahad yang dinukil oleh orang yang adil, kurang sempurna hapalannya,
bersambung sanadnya, tidak cacat, dan tidak syadz”
4. HADITS DHA’IF
a. Pengertian Hadits Dha’if
Hadits dha’if secara bahasa berarti hadits yang lemah. Secara istilah hadits
dha’if adalah hadits yang hilang salah satu syaratnya dari syarat-syarat hadits
maqbul (hadits shahih atau hadits hasan). Contoh hadits dha’if:
Artinya: “Barangsiapa yang mendatangi pada seorang wanita menstruasi (haid) atau
pada seorang wanita dari jalan belakang (dubur) atau pada seorang dukun, maka ia
telah mengingkari apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw”.
Hadist tersebut diriwayatkan oleh At Tirmidzi melalui jalan Hakim Al Atsram
dari Abu Tamimah Al Hujaimi dari Abu Hurairah dari Nabi SAW. Dalam sanad itu terdapat
seorang dha’if yaitu Hakim Al Atsram yang dinilaidha’if oleh para ulama.
Yang dapat disimpulkan dari makalah ini, antara lain sebagai berikut:
1. Hadits ditinjau dari segi kuantitasnya dibagi menjadi dua, yaitu hadits
mutawatir danhadits ahad
2. Hadits mutawatir terbagi menjadi tiga macam yaitu: mutawatir
lafzhi, mutawatir ma’nawi, dan mutawatir ‘amali
3. Sedangkan hadits ahad dibagi menjadi tiga
yaitu: masyhur, ‘azis, gharib (gharib mutlak dan gharib nisbi)
4. Hadits ditinjau dari segi kualitasnya dibagi menjadi tiga, yaitu hadits
shahih, hadits hasan, dan hadits dha’if.
5. Baik hadist shahih maupun hadits hasan terbagi menjadi dua
yaitu lidzatih danlighairihi.
6. Para perawi hadits mutawatir tidak perlu di persoalkan , baik mengenai
keadilan maupun ke-dhabit-annya,sebab dengan adanya persyaratan yang begitu
ketat,sebagaimana telah di tetapkan di atas ,menjadikan mereka tidak mungkin
melakukan dusta
PEMBAGIAN HADITS BERDASARKAN KUANTITAS DAN KUALITAS

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATMutiara permatasari
 
PPT Corak Tafsir Periode Pertengahan (1).pptx
PPT Corak Tafsir Periode Pertengahan (1).pptxPPT Corak Tafsir Periode Pertengahan (1).pptx
PPT Corak Tafsir Periode Pertengahan (1).pptxFadliRahman21
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul haditsMoh Yakub
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaRiana Arum
 
Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ibnu Ahmad
 
11 .ilmu jarh wa ta’dil dan urgensinya
11 .ilmu jarh wa ta’dil dan urgensinya11 .ilmu jarh wa ta’dil dan urgensinya
11 .ilmu jarh wa ta’dil dan urgensinyaFakhri Cool
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARIarfian kurniawan
 
Generasi muda dan perubahan slide
Generasi muda dan perubahan slideGenerasi muda dan perubahan slide
Generasi muda dan perubahan slideNur Aisyah Radzuan
 
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadPpt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadRendiTrida
 
Pengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaifPengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaifYunus Muzakki
 
Hukum Seputar Shaum Ramadhan
Hukum Seputar Shaum RamadhanHukum Seputar Shaum Ramadhan
Hukum Seputar Shaum RamadhanErwin Wahyu
 
Ustadz Felix Siauw - Beyond The Inspiration
Ustadz Felix Siauw - Beyond The InspirationUstadz Felix Siauw - Beyond The Inspiration
Ustadz Felix Siauw - Beyond The InspirationRidlo Abelian
 
10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhanasnin_syafiuddin
 

Was ist angesagt? (20)

Takhrij Hadits
Takhrij HaditsTakhrij Hadits
Takhrij Hadits
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
 
PPT Corak Tafsir Periode Pertengahan (1).pptx
PPT Corak Tafsir Periode Pertengahan (1).pptxPPT Corak Tafsir Periode Pertengahan (1).pptx
PPT Corak Tafsir Periode Pertengahan (1).pptx
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 
Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)
 
Konsep Dasar Tasawuf
Konsep Dasar TasawufKonsep Dasar Tasawuf
Konsep Dasar Tasawuf
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 
11 .ilmu jarh wa ta’dil dan urgensinya
11 .ilmu jarh wa ta’dil dan urgensinya11 .ilmu jarh wa ta’dil dan urgensinya
11 .ilmu jarh wa ta’dil dan urgensinya
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
Generasi muda dan perubahan slide
Generasi muda dan perubahan slideGenerasi muda dan perubahan slide
Generasi muda dan perubahan slide
 
Qawaid fiqh pt 1
Qawaid fiqh  pt 1Qawaid fiqh  pt 1
Qawaid fiqh pt 1
 
Pertemuan ke-13: ilmu Jarh wa Ta'dil
Pertemuan ke-13:  ilmu Jarh wa Ta'dilPertemuan ke-13:  ilmu Jarh wa Ta'dil
Pertemuan ke-13: ilmu Jarh wa Ta'dil
 
Asbabul wurud
Asbabul wurudAsbabul wurud
Asbabul wurud
 
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadPpt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
 
Pengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaifPengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaif
 
TA'RIF (ILMU MANTIQ)
TA'RIF (ILMU MANTIQ)TA'RIF (ILMU MANTIQ)
TA'RIF (ILMU MANTIQ)
 
Hukum Seputar Shaum Ramadhan
Hukum Seputar Shaum RamadhanHukum Seputar Shaum Ramadhan
Hukum Seputar Shaum Ramadhan
 
Ustadz Felix Siauw - Beyond The Inspiration
Ustadz Felix Siauw - Beyond The InspirationUstadz Felix Siauw - Beyond The Inspiration
Ustadz Felix Siauw - Beyond The Inspiration
 
10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan
 

Andere mochten auch

Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaKlasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaAbdul Fauzan
 
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasPembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasSuya Yahya
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiFakhri Cool
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaHolong Marina Ops
 
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi savedFakhri Cool
 
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWI
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWIHADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWI
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWInuzulLaa
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahjuniska efendi
 
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatKhairul Muttaqin
 
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’anKedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’anVia Dewi Syahara
 
Peter Zaitsev - Practical MySQL Performance Optimization
Peter Zaitsev - Practical MySQL Performance OptimizationPeter Zaitsev - Practical MySQL Performance Optimization
Peter Zaitsev - Practical MySQL Performance OptimizationCaroline_Rose
 
The Big Brew Up - British Embassy in Rome
The Big Brew Up - British Embassy in RomeThe Big Brew Up - British Embassy in Rome
The Big Brew Up - British Embassy in RomeEasy Diplomacy
 
11 camera angles
11 camera angles11 camera angles
11 camera anglesaaroncmedia
 
Tegnologi Informasi dan Komunikasi (TIK) - “Menggunakan Menu dan Ikon yang ...
Tegnologi Informasi dan Komunikasi (TIK) - “Menggunakan Menu  dan  Ikon yang ...Tegnologi Informasi dan Komunikasi (TIK) - “Menggunakan Menu  dan  Ikon yang ...
Tegnologi Informasi dan Komunikasi (TIK) - “Menggunakan Menu dan Ikon yang ...Mulia Fathan
 
Tegnologi Informasi dan Komunikasi - LAPTOP
Tegnologi Informasi dan Komunikasi - LAPTOPTegnologi Informasi dan Komunikasi - LAPTOP
Tegnologi Informasi dan Komunikasi - LAPTOPMulia Fathan
 
2014 Collegiate Effie Award Winner
2014 Collegiate Effie Award Winner2014 Collegiate Effie Award Winner
2014 Collegiate Effie Award WinnerCamille Trent
 
Turner's tour of britain
Turner's tour of britainTurner's tour of britain
Turner's tour of britainnathalieden
 
Mandarin Oriental - Pictures
Mandarin Oriental - PicturesMandarin Oriental - Pictures
Mandarin Oriental - Picturesvalentinamuda1989
 

Andere mochten auch (20)

Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaKlasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
 
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasPembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
 
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
 
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWI
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWIHADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWI
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWI
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
 
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
 
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’anKedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
 
Peter Zaitsev - Practical MySQL Performance Optimization
Peter Zaitsev - Practical MySQL Performance OptimizationPeter Zaitsev - Practical MySQL Performance Optimization
Peter Zaitsev - Practical MySQL Performance Optimization
 
The Big Brew Up - British Embassy in Rome
The Big Brew Up - British Embassy in RomeThe Big Brew Up - British Embassy in Rome
The Big Brew Up - British Embassy in Rome
 
tweter
twetertweter
tweter
 
11 camera angles
11 camera angles11 camera angles
11 camera angles
 
Dal deck
Dal deckDal deck
Dal deck
 
Tegnologi Informasi dan Komunikasi (TIK) - “Menggunakan Menu dan Ikon yang ...
Tegnologi Informasi dan Komunikasi (TIK) - “Menggunakan Menu  dan  Ikon yang ...Tegnologi Informasi dan Komunikasi (TIK) - “Menggunakan Menu  dan  Ikon yang ...
Tegnologi Informasi dan Komunikasi (TIK) - “Menggunakan Menu dan Ikon yang ...
 
Tegnologi Informasi dan Komunikasi - LAPTOP
Tegnologi Informasi dan Komunikasi - LAPTOPTegnologi Informasi dan Komunikasi - LAPTOP
Tegnologi Informasi dan Komunikasi - LAPTOP
 
2014 Collegiate Effie Award Winner
2014 Collegiate Effie Award Winner2014 Collegiate Effie Award Winner
2014 Collegiate Effie Award Winner
 
Turner's tour of britain
Turner's tour of britainTurner's tour of britain
Turner's tour of britain
 
The Phoenician - Pictures
The Phoenician - PicturesThe Phoenician - Pictures
The Phoenician - Pictures
 
Mandarin Oriental - Pictures
Mandarin Oriental - PicturesMandarin Oriental - Pictures
Mandarin Oriental - Pictures
 

Ähnlich wie PEMBAGIAN HADITS BERDASARKAN KUANTITAS DAN KUALITAS

TUGAS QURDIS_KELOMPOK 5_KELAS X4 (PEMAHAMAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN KU...
TUGAS QURDIS_KELOMPOK 5_KELAS X4 (PEMAHAMAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN KU...TUGAS QURDIS_KELOMPOK 5_KELAS X4 (PEMAHAMAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN KU...
TUGAS QURDIS_KELOMPOK 5_KELAS X4 (PEMAHAMAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN KU...AbdoelHakeem
 
hadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxhadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxRaefanggaAngga
 
Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas
Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitasQurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas
Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitasTatik Suwartinah
 
qurdits kelas 10 semester 2 klasifikasi hadits menurut kualitas
qurdits kelas 10 semester 2 klasifikasi hadits menurut kualitasqurdits kelas 10 semester 2 klasifikasi hadits menurut kualitas
qurdits kelas 10 semester 2 klasifikasi hadits menurut kualitasTatik Suwartinah
 
Hadits ahad
Hadits ahadHadits ahad
Hadits ahadLtfltf
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnyasholihiyyah
 
Hadits Mutawatir, Ahad, dan Masyhur
Hadits Mutawatir, Ahad, dan MasyhurHadits Mutawatir, Ahad, dan Masyhur
Hadits Mutawatir, Ahad, dan MasyhurJimatul Arrobi
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaRafi Mariska
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyasholihiyyah
 
Hadits ahad citra apriliani 24062120009
Hadits ahad citra apriliani 24062120009Hadits ahad citra apriliani 24062120009
Hadits ahad citra apriliani 24062120009Citra Apriliani
 
ulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptx
ulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptxulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptx
ulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptxssuserffaed6
 
Agama hadits
Agama haditsAgama hadits
Agama haditsIntandea
 
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis hKELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis harifrahman87863
 
Makalah nanti malem uy...................................
Makalah nanti malem uy...................................Makalah nanti malem uy...................................
Makalah nanti malem uy...................................Thak Lagie Chama Chama
 
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifHadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifAzzahra Azzahra
 

Ähnlich wie PEMBAGIAN HADITS BERDASARKAN KUANTITAS DAN KUALITAS (20)

TUGAS QURDIS_KELOMPOK 5_KELAS X4 (PEMAHAMAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN KU...
TUGAS QURDIS_KELOMPOK 5_KELAS X4 (PEMAHAMAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN KU...TUGAS QURDIS_KELOMPOK 5_KELAS X4 (PEMAHAMAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN KU...
TUGAS QURDIS_KELOMPOK 5_KELAS X4 (PEMAHAMAN HADITS DARI SEGI KUANTITAS DAN KU...
 
Hadits Ahad
Hadits AhadHadits Ahad
Hadits Ahad
 
hadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxhadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptx
 
Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas
Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitasQurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas
Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas
 
qurdits kelas 10 semester 2 klasifikasi hadits menurut kualitas
qurdits kelas 10 semester 2 klasifikasi hadits menurut kualitasqurdits kelas 10 semester 2 klasifikasi hadits menurut kualitas
qurdits kelas 10 semester 2 klasifikasi hadits menurut kualitas
 
Hadits ahad
Hadits ahadHadits ahad
Hadits ahad
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
 
Hadits
HaditsHadits
Hadits
 
Hadits Mutawatir, Ahad, dan Masyhur
Hadits Mutawatir, Ahad, dan MasyhurHadits Mutawatir, Ahad, dan Masyhur
Hadits Mutawatir, Ahad, dan Masyhur
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
 
Hadits ahad citra apriliani 24062120009
Hadits ahad citra apriliani 24062120009Hadits ahad citra apriliani 24062120009
Hadits ahad citra apriliani 24062120009
 
ulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptx
ulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptxulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptx
ulumul hadis - sesi 2 yusuf.pptx
 
Agama hadits
Agama haditsAgama hadits
Agama hadits
 
Al hadist (as-sunnah)
Al hadist (as-sunnah)Al hadist (as-sunnah)
Al hadist (as-sunnah)
 
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis hKELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
KELOMPOK 9 Hadits.pptx hadis hadis hadis h
 
Makalah nanti malem uy...................................
Makalah nanti malem uy...................................Makalah nanti malem uy...................................
Makalah nanti malem uy...................................
 
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifHadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
 
5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber
 
Hadis dhaif
Hadis dhaifHadis dhaif
Hadis dhaif
 

Mehr von Mulia Fathan

Sejarah - Masa Penjajahan Jepang di Indonesia (Tingkat XI MA sederajat)
Sejarah - Masa Penjajahan Jepang di Indonesia (Tingkat XI MA sederajat)Sejarah - Masa Penjajahan Jepang di Indonesia (Tingkat XI MA sederajat)
Sejarah - Masa Penjajahan Jepang di Indonesia (Tingkat XI MA sederajat)Mulia Fathan
 
Pendidikan dan Kewarganegaraan 'Pkn' - sosialisasi budaya politik (LKS simple)
Pendidikan dan Kewarganegaraan 'Pkn' - sosialisasi budaya politik (LKS simple)Pendidikan dan Kewarganegaraan 'Pkn' - sosialisasi budaya politik (LKS simple)
Pendidikan dan Kewarganegaraan 'Pkn' - sosialisasi budaya politik (LKS simple)Mulia Fathan
 
Kelompok 10. Kerajaan Makassar 2 (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di...
Kelompok 10. Kerajaan Makassar 2 (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di...Kelompok 10. Kerajaan Makassar 2 (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di...
Kelompok 10. Kerajaan Makassar 2 (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di...Mulia Fathan
 
Kelompok 9 Kerajaan Tidore (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indon...
Kelompok 9 Kerajaan Tidore (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indon...Kelompok 9 Kerajaan Tidore (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indon...
Kelompok 9 Kerajaan Tidore (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indon...Mulia Fathan
 
Kelompok 8. Kerajaan Ternate (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...
Kelompok 8. Kerajaan Ternate (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...Kelompok 8. Kerajaan Ternate (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...
Kelompok 8. Kerajaan Ternate (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...Mulia Fathan
 
Kelompok 7 Kerajaan Makassar (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...
Kelompok 7 Kerajaan Makassar (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...Kelompok 7 Kerajaan Makassar (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...
Kelompok 7 Kerajaan Makassar (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...Mulia Fathan
 
Kelompok 6 ~ Sejarah Kerajaan Banten (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...
Kelompok 6 ~ Sejarah Kerajaan Banten (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...Kelompok 6 ~ Sejarah Kerajaan Banten (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...
Kelompok 6 ~ Sejarah Kerajaan Banten (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...Mulia Fathan
 
Kelompok 5 Kerajaan Mataram Islam (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam d...
Kelompok 5 Kerajaan Mataram Islam (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam d...Kelompok 5 Kerajaan Mataram Islam (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam d...
Kelompok 5 Kerajaan Mataram Islam (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam d...Mulia Fathan
 
Kelompok 4. Kerajaan Pajang (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indo...
Kelompok 4. Kerajaan Pajang (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indo...Kelompok 4. Kerajaan Pajang (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indo...
Kelompok 4. Kerajaan Pajang (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indo...Mulia Fathan
 
Kelompok 3. Kerajaan Demak (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indon...
Kelompok 3. Kerajaan Demak (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indon...Kelompok 3. Kerajaan Demak (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indon...
Kelompok 3. Kerajaan Demak (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indon...Mulia Fathan
 
Kelompok 2. Kerajaan Aceh Darussalam (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...
Kelompok 2. Kerajaan Aceh Darussalam (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...Kelompok 2. Kerajaan Aceh Darussalam (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...
Kelompok 2. Kerajaan Aceh Darussalam (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...Mulia Fathan
 
Kelompok 1.Kerajaan Samudra Pasai (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam d...
Kelompok 1.Kerajaan Samudra Pasai (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam d...Kelompok 1.Kerajaan Samudra Pasai (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam d...
Kelompok 1.Kerajaan Samudra Pasai (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam d...Mulia Fathan
 
Biologi ~ Gangguan dan Penyakit pada Sistem Gerak
Biologi ~ Gangguan dan Penyakit pada Sistem Gerak Biologi ~ Gangguan dan Penyakit pada Sistem Gerak
Biologi ~ Gangguan dan Penyakit pada Sistem Gerak Mulia Fathan
 
English Lesson - Reported Direct & Indirect Speech Change in verb of Tenses
English Lesson - Reported Direct & Indirect Speech Change in verb of TensesEnglish Lesson - Reported Direct & Indirect Speech Change in verb of Tenses
English Lesson - Reported Direct & Indirect Speech Change in verb of TensesMulia Fathan
 
Likok Puloe Dance Song [Acehnist Traditional Dance]
Likok Puloe Dance Song [Acehnist Traditional Dance] Likok Puloe Dance Song [Acehnist Traditional Dance]
Likok Puloe Dance Song [Acehnist Traditional Dance] Mulia Fathan
 
Asma'ul Husna (Nama-nama Allah)
Asma'ul Husna (Nama-nama Allah)Asma'ul Husna (Nama-nama Allah)
Asma'ul Husna (Nama-nama Allah)Mulia Fathan
 
Klasifikasi Kingdom Animalia
Klasifikasi Kingdom Animalia Klasifikasi Kingdom Animalia
Klasifikasi Kingdom Animalia Mulia Fathan
 
Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Singasari, Kerajaan Bali, K...
Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Singasari, Kerajaan Bali, K...Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Singasari, Kerajaan Bali, K...
Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Singasari, Kerajaan Bali, K...Mulia Fathan
 
Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu ...
Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu ...Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu ...
Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu ...Mulia Fathan
 
Makalah Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) - Laptop (untuk kelas x MA/SMA...
Makalah Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) - Laptop (untuk kelas x MA/SMA...Makalah Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) - Laptop (untuk kelas x MA/SMA...
Makalah Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) - Laptop (untuk kelas x MA/SMA...Mulia Fathan
 

Mehr von Mulia Fathan (20)

Sejarah - Masa Penjajahan Jepang di Indonesia (Tingkat XI MA sederajat)
Sejarah - Masa Penjajahan Jepang di Indonesia (Tingkat XI MA sederajat)Sejarah - Masa Penjajahan Jepang di Indonesia (Tingkat XI MA sederajat)
Sejarah - Masa Penjajahan Jepang di Indonesia (Tingkat XI MA sederajat)
 
Pendidikan dan Kewarganegaraan 'Pkn' - sosialisasi budaya politik (LKS simple)
Pendidikan dan Kewarganegaraan 'Pkn' - sosialisasi budaya politik (LKS simple)Pendidikan dan Kewarganegaraan 'Pkn' - sosialisasi budaya politik (LKS simple)
Pendidikan dan Kewarganegaraan 'Pkn' - sosialisasi budaya politik (LKS simple)
 
Kelompok 10. Kerajaan Makassar 2 (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di...
Kelompok 10. Kerajaan Makassar 2 (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di...Kelompok 10. Kerajaan Makassar 2 (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di...
Kelompok 10. Kerajaan Makassar 2 (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di...
 
Kelompok 9 Kerajaan Tidore (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indon...
Kelompok 9 Kerajaan Tidore (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indon...Kelompok 9 Kerajaan Tidore (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indon...
Kelompok 9 Kerajaan Tidore (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indon...
 
Kelompok 8. Kerajaan Ternate (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...
Kelompok 8. Kerajaan Ternate (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...Kelompok 8. Kerajaan Ternate (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...
Kelompok 8. Kerajaan Ternate (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...
 
Kelompok 7 Kerajaan Makassar (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...
Kelompok 7 Kerajaan Makassar (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...Kelompok 7 Kerajaan Makassar (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...
Kelompok 7 Kerajaan Makassar (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Ind...
 
Kelompok 6 ~ Sejarah Kerajaan Banten (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...
Kelompok 6 ~ Sejarah Kerajaan Banten (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...Kelompok 6 ~ Sejarah Kerajaan Banten (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...
Kelompok 6 ~ Sejarah Kerajaan Banten (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...
 
Kelompok 5 Kerajaan Mataram Islam (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam d...
Kelompok 5 Kerajaan Mataram Islam (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam d...Kelompok 5 Kerajaan Mataram Islam (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam d...
Kelompok 5 Kerajaan Mataram Islam (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam d...
 
Kelompok 4. Kerajaan Pajang (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indo...
Kelompok 4. Kerajaan Pajang (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indo...Kelompok 4. Kerajaan Pajang (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indo...
Kelompok 4. Kerajaan Pajang (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indo...
 
Kelompok 3. Kerajaan Demak (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indon...
Kelompok 3. Kerajaan Demak (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indon...Kelompok 3. Kerajaan Demak (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indon...
Kelompok 3. Kerajaan Demak (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indon...
 
Kelompok 2. Kerajaan Aceh Darussalam (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...
Kelompok 2. Kerajaan Aceh Darussalam (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...Kelompok 2. Kerajaan Aceh Darussalam (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...
Kelompok 2. Kerajaan Aceh Darussalam (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Isla...
 
Kelompok 1.Kerajaan Samudra Pasai (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam d...
Kelompok 1.Kerajaan Samudra Pasai (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam d...Kelompok 1.Kerajaan Samudra Pasai (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam d...
Kelompok 1.Kerajaan Samudra Pasai (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam d...
 
Biologi ~ Gangguan dan Penyakit pada Sistem Gerak
Biologi ~ Gangguan dan Penyakit pada Sistem Gerak Biologi ~ Gangguan dan Penyakit pada Sistem Gerak
Biologi ~ Gangguan dan Penyakit pada Sistem Gerak
 
English Lesson - Reported Direct & Indirect Speech Change in verb of Tenses
English Lesson - Reported Direct & Indirect Speech Change in verb of TensesEnglish Lesson - Reported Direct & Indirect Speech Change in verb of Tenses
English Lesson - Reported Direct & Indirect Speech Change in verb of Tenses
 
Likok Puloe Dance Song [Acehnist Traditional Dance]
Likok Puloe Dance Song [Acehnist Traditional Dance] Likok Puloe Dance Song [Acehnist Traditional Dance]
Likok Puloe Dance Song [Acehnist Traditional Dance]
 
Asma'ul Husna (Nama-nama Allah)
Asma'ul Husna (Nama-nama Allah)Asma'ul Husna (Nama-nama Allah)
Asma'ul Husna (Nama-nama Allah)
 
Klasifikasi Kingdom Animalia
Klasifikasi Kingdom Animalia Klasifikasi Kingdom Animalia
Klasifikasi Kingdom Animalia
 
Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Singasari, Kerajaan Bali, K...
Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Singasari, Kerajaan Bali, K...Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Singasari, Kerajaan Bali, K...
Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Singasari, Kerajaan Bali, K...
 
Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu ...
Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu ...Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu ...
Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu ...
 
Makalah Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) - Laptop (untuk kelas x MA/SMA...
Makalah Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) - Laptop (untuk kelas x MA/SMA...Makalah Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) - Laptop (untuk kelas x MA/SMA...
Makalah Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) - Laptop (untuk kelas x MA/SMA...
 

Kürzlich hochgeladen

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 

PEMBAGIAN HADITS BERDASARKAN KUANTITAS DAN KUALITAS

  • 1.
  • 2. Dalam menyampaikan sebuah hadits terkadang Nabi berhadapan dengan orang yang jumlahnya amat banyak, terkadang dengan beberapa orang, terkadang pula hanya dengan satu atau dua orang saja. Demikian juga halnya dengan para Sahabat Nabi, untuk menyampaikan hadits tertentu ada yang didengar oleh banyak murid, tetapi hadis yang lainnya lagi didengar oleh beberapa orang, bahkan ada yang didengar oleh satu orang saja. Begitu seterusnya sampai dengan generasi yang mengabadikan hadits dalam kitab-kitab. Sudah barang tentu, informasi yang dibawa oleh banyak orang lebih menyakinkan dibandingkan dengan informasi yang dibawa oleh hanya satu atau dua orang. Para ulama berbeda pendapat tentang pembagian hadits yang ditinjau dari segi kuantitas atau jumlah rawi yang menjadi sumber berita. Diantara mereka ada yang mengelompokkan menjadi tiga bagian, yakni hadits mutawatir, masyhur, ahad, dan ada yang membaginya menjadi dua yakni hadits mutawatir dan ahad. Ulama golongan pertama yang menjadikan hadits masyhur berdiri sendiri dan tidak termasuk bagian dari hadis ahad dianut sebagian ulama ushul, diantaranya adalah Abu Bakar Al Jashshah (305-307 H). Adapun golongan kedua diikuti oleh kebanyakan ulama ushul dan ulama kalam. Menurut mereka, hadits masyhur bukan merupakan hadits yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari hadits ahad, itulah sebabnya mereka membagi hadits menjadi dua bagian, yaitu mutawatir dan ahad. A. PEMBAGIAN HADITS DITINJAU DARI SEGI KUANTITASNYA
  • 3. 1. Hadits Mutawatir a. Pengertian Hadits Mutawatir Secara etimologi, kata mutawatir berarti : Mutatabi’ (beriringan tanpa jarak). Dalam terminologi ilmu hadits, ia merupakan haidts yang diriwayatkan oleh orang banyak, dan berdasarkan logika atau kebiasaan, mustahil mereka akan sepakat untuk berdusta. Periwayatan seperti itu terus menerus berlangsung, semenjak thabaqat yang pertama sampai thabaqat yang terakhir. Dari redaksi lain pengertian mutawatir adalah : Hadits yang berdasarkan pada panca indra (dilihar atau didengar) yang diberitakan oleh segolongan orang yang mencapai jumlah banyak yang mustahil menurut tradisi mereka sepakat berbohong. Ulama mutaqaddimin berbeda pendapat dengan ulama muta’akhirin tentang syarat-syarat hadits mutawatir. Ulama mutaqaddimin berpendapat bahwa hadits mutawatir tidak termasuk dalam pembahasan ilmu isnad al-hadits, karena ilmu ini membicarakan tentang shahih tidaknya suatu khabar, diamalkan atau tidak, adil atau tidak perawinya. Sementara dalam hadits mutawatir masalah tersebut tidak dibicarakan. Jika sudah jelas statusnya sebagai hadits mutawatir, maka wajib diyakini dan diamalkan.
  • 4. 2. Macam-macam hadis mutawatir Hadits mutawatir ada tiga macam, yaitu : 1) Hadits mutawatir Lafzhi, yaitu hadits yang diriwayatkan dengan lafaz dan makna yang sama, serta kandungan hukum yang sama, contoh : Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang ini sengaja berdusta atas namaku, maka hendaklah dia siap-siap menduduki tempatnya di atas api neraka. Menurut Al-Bazzar, hadits ini diriwayatkan oleh 40 orang sahabat. Al-Nawawi menyatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 200 orang sahabat. 2) Hadits Mutawatir Ma’nawi, yaitu hadits mutawatir yang berasal dari berbagai hadits yang diriwayatkan dengan lafaz yang berbeda-beda, tetapi jika disimpulkan, mempunyai makna yang sama tetapi lafaznya tidak. Contoh hadits yang meriwayatkan bahwa Nabu Muhammad SAW mengangkat tangannya ketika berdo’a. Abu Musa Al-Asy’ari berkata bahwa Nabi Muhammad SAW, tidak pernah mengangkat kedua tangannya dalam berdo’a hingga nampak putih kedua ketiaknya kecuali saat melakukan do’a dalam sholat istisqo’ (HR. Bukhori dan Muslim)
  • 5. 3) Hadits Mutawatir ‘Amali, yakni amalan agama (ibadah) yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW, kemudian diikuti oleh para sahabat, kemudian diikuti lagi oleh Tabi’in, dan seterusnya, diikuti oleh generasi sampai sekarang. Contoh, hadits-hadits nabi tentang shalat dan jumlah rakaatnya, shalat id, shalat jenazah dan sebagainya. Segala amal ibadah yang sudah menjadi ijma’ di kalangan ulama dikategorikan sebagai hadits mutawatir ‘amali.
  • 6. 2. Hadits Ahad a. Pengertian Hadits Ahad Al Ahad jama’ dari ahad, menurut bahasa berarti al-wahid atau satu. Dengan demikian khabar wahid adalah suatu berita yang disampaikan oleh satu orang. Sedangkan ahad secara istilah, banyak didefinisikan para ulama, antara lain: “Khabar yang tiada sampai jumlah banyak pemberitanya kepada jumlah khabar mutawatir, baik pengkhabar itu seorang, dua, tiga, empat, lima dan seterusnya dari bilangan-bilangan yang tiada memberi pengertian bahwa khabar itu dengan bilangan tersebut masuk ke dalam khabar mutawatir”. Ulama lainnya memberikan definisi:[ “khabar wahid adalah khabar yang dinukilkan seorang rawi dari seorang rawi yang lain, atau yang dinukilkan seorang rawi dari sekelompok rawi, atau sekelompok rawi menukil dari seorang rawi dan secara jumlah tidak sampai pada batasan jumlah hadits masyhur”
  • 7. Melihat dari beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hadits ahad adalah sebagai berikut: 1) Hadits yang diriwayatkan oleh beberapa rawi, akan tetapi tidak mencapai derajat mutawatir 2) Perawi-perawi tersebut dalam jumlah mengalami variasi dalam setiap thabaqah (tingkatan) 3) Perawi-perawi dalam hadits ahad tidak berdasarkan jumlah, akan tetapi lebih tertuju pada kredibilitas perawi.
  • 8. b. Pembagian Hadits Ahad 1) Hadits Masyhur Masyhur menurut bahasa ialah al-intisyar wa az-zuyu’ (sesuatu yang sudah tersebar dan populer). Atau Masyhur ialah hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih, tetapi belum mencapai derajat mutawatir. Menurut ulama ushul: “Hadis yang diriwayatkan dari sahabat, tetapi bilangannya tidak sampai ukuran bilang mutawatir, kemudian baru mutawatir setelah sahabat dan demikian pula setelah mereka” Ada juga yang mendefinisikan: “Hadits yang mempunyai jalan yang terhingga, tetapi lebih dari dua jalan dan tidak sampai kepada batas hadis yang mutawatir”. Adapun menurut istilah terdapat beberapa definisi yang jika disimpulkan hadits masyhur adalah hadits yang: · Diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih · Hadis yang dalam jumlah setiap tingkatan tidak sama, tetapi jumlah lebih dari tiga · Hadis yang memiliki jalur terbatas · Hadis yang tidak mencapai derajat atau batasan mutawatir
  • 9. Macam-macam hadits masyhur dapat dilihat dan dikaji dalam dua bagian besar, yaitu pembagian hadits masyhur dilihat dari tersebarnya (intisyaar) hadits dalam perspektif-perspektif dan pembagian hadits masyhur dilihat dari kualitas dari pembawa berita dalam rangkaian sanad. Hadits masyhur yang dilihat dari beberapa perspektif bahasa (intisyaar) – masyhur dalam pembicaraan khalayak, tidak berdasarkan pada kajian hadits yang sebenarnya, boleh jadi hadits masyhur itu hanya terdiri dari dua sanad, satu sanad, tidak bersanad, bahkan sanadnya palsu.
  • 10. u 2) Hadits ‘Aziz Hadits ‘aziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua orang, walaupun dua orang rawi tersebut terdapat pada satu thabaqah saja, kemudian orang-orang meriwayatkannya. Atau yang dikategorikan sebagai hadis aziz yaitu: 1) Disetiap tabaqah hanya terdapat dua perawi saja. 2) Disalah satu tabaqah hanya terdapat dua perawi, meskipun di tabaqah lainnya lebih dari tiga perawi. Contoh hadits ‘aziz pada thabaqah pertama: Artinya: “Kami adalah orang-orang terakhir di dunia yang terdahulu pada hari kiamat”. (H.R Ahmad dan An Nasa’i). Hadits tersebut diriwayatkan oleh dua orang sahabat (thabaqah) pertama, yakni Hudzaifah ibn Al Yaman dan Abu Hurairah, hadits tersebut pada thabaqah kedua sudah menjadi masyhur sebab melalui periwayatan Abu Hurairah, hadits diriwayatkan oleh tujuh orang yaitu Abu Salamah, Abu Hazim, Thawus, Al A’raj, Abu Shalih, Humam, dan ‘Abd Ar Rahman.
  • 11. 3) Hadits Garibb Hadits Gharib adalah hadits yang diriwayatkan oleh satu orang rawi (sendirian) pada tingkatan maupun sanad. Dengan batasan tersebut, maka apabila suatu hadits diriwayatkan oleh seorang sahabat Nabi saw dan baru pada tingkatan berikutnya diriwayatkan oleh banyak rawi, hadits tersebut dipandang sebagai hadits gharib. Hadits Gharib dibagi menjadi dua macam, yaitu hadits gharib mutlak dan hadits gharib nisbi. Hadits gharib mutlak adalah hadits yang gharabahnya (perawi satu orang) terletak pada pokok sanad, pokok sanad adalah ujung sanad yaitu seorang sahabat. Contohnya hadist gharib mutlak: Artinya: “Kekerabatan dengan jalan memerdekakan, sama dengan kekerabatan dengan nasab, tidak boleh dijual dan tidak boleh dihibahkan”. hadits di atas diterima dari Nabi oleh Ibnu Umar dan dari Ibnu Umar hanya Abdullah bin Dinar saja yang meriwayatkannya. Abdullah bin Dinar adalah seorang tabi’in yang hafizh, kuat ingatannya, dan dapat dipercaya.
  • 12. Sedangkan hadist gharib nisbi adalah hadits yang terjadi gharabah (perawinya satu orang) di tengah sanad. Peneyendirian seorang rawi seperti itu biasanya terjadi berkaitan dengan keadilan dan kedhabitan (kesiqahan) perawi atau mengenai tempat tinggal/kota tertentu. Contohnya hadits gharib nisbi berkenaan dengan kesiqahan perawi antara lain adalah: Artinya: “Dikabarkan bahwa Rasulullah SAW pada hari raya kurban dan hari raya fitrah membaca Surat Qaf dan Surat Al Qamar” Hadits tersebut diriwayatkan melalui dua jalur , yakni jalur Muslim dan Jalur Ad Daruqutni. Melalui jalur Muslim terdapat rentetan sanad: Muslim, Malik, Dumrah bin Said, Ubaidillah, dan Abu Waqid Al Laisi yang menerima langsung dari Rasulullah saw. Adapun melalui jalur Daruqutni, terdapat rentetan sanad: Daruqutni, Ibnu Lahiah, Khalid bin Yazid Urwah, Aisyah yang langsung menerima dari Nabi saw. Pada rentetan sanad yang pertama, Dumrah bin Said Al Muzani disifati sebagai seorang muslim yang tsiqah. Tidak seorangpun rawi-rawitsiqah yang meriwayatkan hadits tersebut selain dirinya sendiri. Sementara itu, melalui jalur kedua, Ibnu Lahiah yang meriwayatkan hadits tersebut dari Khalid bin Yazid dari Urwah dari Aisyah. Ibnu Lahiah disifati sebagai seorang rawi yang lemah.
  • 13. B. PEMBAGIAN HADITS DITINJAU DARI SEGI KUALITASNYA Sebagaimana telah dikemukakan bahwa hadits mutawatir memberikan pengertian yang yaqin bi al- qath’, artinya Nabi Muhammad benar-benar bersabda, berbuat atau menyatakan taqrir (persetujuannya) di hadapan para sahabat berdasarkan sumber-sumber yang banyak dan mustahil mereka bersepakat berdusta kepada Nabi. Karena kebenaran sumbernya sungguh telah menyakinkan, maka ia harus diterima dan diamalkan tanpa perlu diteliti lagi, baik terhadap sanad-nya maupun matan-nya. Berbeda dengan hadits ahad yang hanya memberikan faedah zhanni (dugaan yang kuat akan kebenarannya), mengharuskan kita untuk mengadakan penyelidikan, baik terhadap matan maupun sanad-nya, sehingga status hadits tersebut menjadi jelas apakah dapat diterima sebagai hujjah atau ditolak. Sehubungan dengan itu, para ulama ahli hadits membagi hadits dilihat dari segi kualitasnya, menjadi tiga bagian, yaitu hadits shahih, hadits hasan, dan hadits dha’if.
  • 14. 1. HADITS SHAHIH a. Pengertian Hadits Shahih Menurut istilah, hadits shahih adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi-rawi yang adil, sempurna ingatannya, sanad-nya bersambung-sambung, tidak ber-‘illat, dan tidak janggal. Definisi yang lain dinyatakan oleh Al Suyuthi: “Hadis yang bersambung sanadnya,diriwayatkan oleh perawi yang adil lagi dhabit, tidak syaz, dan tidak ber’illat” b. Syarat Hadits Shahih Menurut muhaddisin, suatu hadits dapat dinilai shahih apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Rawinya bersifat adil Menurut Ar Razi, keadilan adalah tenaga jiwa yang mendorong untuk selalu bertindak takwa, menjauhi dosa-dosa besar, menjauhi kebiasaan melakukan dosa-dosa kecil, dan meninggalkan perbuatan-perbuatan mubah yang menodai muru’ah, seperti makan sambil berdiri di jalanan, buang air (kencing) di tempat yang sembarangan, bergurau berlebihan, dll
  • 15. Menurut Syuhudi Ismail, kriteria-kriteria periwayat yang bersifat adil, adalah: · Beragama Islam · Berstatus mukalaf · Melaksanakan ketentuan agama · Memelihara muru’ah 2) Rawinya bersifat dhabit Dhabit adalah bahwa rawi yang bersangkutan dapat menguasai hadisnya dengan baik, baik dengan hafalan yang kuat atau dengan kitabnya, lalu ia mampu mengungkapkan kembali ketika meriwayatkannya Kalau seseorang mempunyai ingatan yang kuat, sejak menerima hingga menyampaikan kepada orang lain dan ingatannya itu sanggup dikeluarkan kapan saja, orang itu dinamakan dhabtu shadri, sedangkan kalau apa yang disampaikan itu berdasarkan buku catatan (teks book) ia disebut dhabtu kitab. Rawi yang ‘adil dan sekaligus dhabith disebuttsiqah. 3) Sanad-nya bersambung Yang dimaksud dengan ketersambungan sanad adalah bahwa setiap rawi hadits yang bersangkutan benar-benar menerimanya dari rawi yang berada di atasnya dan begitu selanjutnya sampai kepada pembicara yang pertama. Jadi suatu sanad hadits dapat dinyatakan bersambung apabila: · Seluruh rawi dalam sanad itu benar-benar tsiqat (adil dan dhabit) · Antara masing-masing rawi dengan rawi terdekat sebelumnya dalam sanad itu benar-benar telah terjadi hubungan periwayatan hadits secara sah menurut ketentuan tahamul wa ada al hadits
  • 16. 4) Tidak ber-‘illat Maksud bahwa hadist yang bersangkutan terbebas dari cacat kesahihannya, yakni hadits itu terbebas dari sifat samar-samar yang membuatnya cacat, meskipun tampak bahwa hadits itu tidak menunjukan adanya cacat tersebut. 5) Tidak syadz (janggal)[ Kejanggalan hadits terletak pada adanya perlawanan antara suatu hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang maqbul (yang dapat diterima periwayatannya) dengan hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang lebih kuat (rajah) daripadanya, disebabkan kelebihan jumlah sanad dalam kedhabitan atau adanya segi-segi tarjih yang lain.
  • 17. c. Klasifikasi Hadits Shahih Para ulama hadits membagi hadits shahih memjadi dua macam, yaitu: 1) Shahih Li dzatihi, yaitu hadits yang memenuhi syarat-syarat atau sifat-sifat hadits maqbul secara sempurna, yaitu syarat-syarat yang lima sebagaimana tersebut di atas. 2) Shahih Li Ghairihi, yaitu hadits dibawah tingkatan sahih yang menjadi hadits shahih karena diperkuat oleh hadits-hadits lain. sekiranya hadits yang memperkuat itu tidak ada, maka hadits tersebut hanya berada pada tingkatanhadits hasan. Hadits sahih li ghairihi hakekatnya adalah hadits hasan lizatih (hadits hasan karena dirinya sendiri) Hadits dibawah ini merupakan contoh hadits hasan li dzatih yang naik derajatnya menjadi hadits shahih li ghairih
  • 18. 2. HADITS HASAN a. Pengertian Hadits Hasan Hadits hasan adalah hadist yang telah memenuhi lima persyaratanhadits shahih sebagaimana disebutkan terdahulu, hanya saja bedanya, padahadits shahih daya ingatan perawinya sempurna, sedangkann pada hadits hasan daya ingatan perawinya kurang sempurna. Menurut Ibn Hajar, hadis hasan adalah: “Khabar ahad yang dinukil oleh orang yang adil, kurang sempurna hapalannya, bersambung sanadnya, tidak cacat, dan tidak syadz” 4. HADITS DHA’IF a. Pengertian Hadits Dha’if Hadits dha’if secara bahasa berarti hadits yang lemah. Secara istilah hadits dha’if adalah hadits yang hilang salah satu syaratnya dari syarat-syarat hadits maqbul (hadits shahih atau hadits hasan). Contoh hadits dha’if: Artinya: “Barangsiapa yang mendatangi pada seorang wanita menstruasi (haid) atau pada seorang wanita dari jalan belakang (dubur) atau pada seorang dukun, maka ia telah mengingkari apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw”. Hadist tersebut diriwayatkan oleh At Tirmidzi melalui jalan Hakim Al Atsram dari Abu Tamimah Al Hujaimi dari Abu Hurairah dari Nabi SAW. Dalam sanad itu terdapat seorang dha’if yaitu Hakim Al Atsram yang dinilaidha’if oleh para ulama.
  • 19. Yang dapat disimpulkan dari makalah ini, antara lain sebagai berikut: 1. Hadits ditinjau dari segi kuantitasnya dibagi menjadi dua, yaitu hadits mutawatir danhadits ahad 2. Hadits mutawatir terbagi menjadi tiga macam yaitu: mutawatir lafzhi, mutawatir ma’nawi, dan mutawatir ‘amali 3. Sedangkan hadits ahad dibagi menjadi tiga yaitu: masyhur, ‘azis, gharib (gharib mutlak dan gharib nisbi) 4. Hadits ditinjau dari segi kualitasnya dibagi menjadi tiga, yaitu hadits shahih, hadits hasan, dan hadits dha’if. 5. Baik hadist shahih maupun hadits hasan terbagi menjadi dua yaitu lidzatih danlighairihi. 6. Para perawi hadits mutawatir tidak perlu di persoalkan , baik mengenai keadilan maupun ke-dhabit-annya,sebab dengan adanya persyaratan yang begitu ketat,sebagaimana telah di tetapkan di atas ,menjadikan mereka tidak mungkin melakukan dusta