SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 49
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Disusun oleh :
Tim dosen fisika dasar
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
NAMA : ……………………………………...
NIM : ……………………………………...
GOL/KEL : ……………………………………….
KOORDINATOR ASISTEN : ……………………………….
PENUNTUN PRAKTIKUM
Fisika dasar umum
LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA 2017 Page v
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ........................ i
Kata Pengantar ........................ ii
Pedoman Praktikum ........................ iii
Daftar Isi ........................ v
Percobaan I : Dasar-Dasar Pengukuran ........................ 1
Percobaan I : Vektor Dan Resultan Gaya ........................ 13
Percobaan Ii : Massa Jenis Dan Hukum Archimedes ........................ 16
Percobaan Iii : Tekanan Dan Hukum Utama Hidrostatika ........................ 22
Percobaan Iv : Osilasi Gerak Harmonik ........................ 26
Percobaan V : Pemantulan Dan Pembiasan ........................ 31
Percobaan Vi : Jarak Fokus Lensa ........................ 35
Percobaan Vii : Rangkaian Dasar Listrik ........................ 42
Daftar Pustaka ........................ 47
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 1
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
PERCOBAAN 1
DASAR-DASAR PENGUKURAN
A. Tujuan Percobaan
Yang menjadi tujuan percobaan dalam percobaan alat ukur dasar adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara menentukan NST (Nilai Skala Terkecil) dari alat ukur.
2. Untuk mengetahui fungsi dari alat ukur dasar.
3. Mampu menggunakan alat ukur dasar dengan tepat.
4. Memahami hasil pengukuran dari sebuah alat ukur dasar
5. Mampu Menggunakan termometer laboratorium sebagai alat ukur besaran suhu.
6. Mampu Menggunakan Mistar, Jangka sorong, Spherometer dan Micrometer sekrup sebagai
alat ukur besaran panjang
7. Mampu Menggunakan Stopwach sebagai alat ukur besaran waktu.
8. Mampu Menggunakan Neraca Ohauss sebagai alat ukur besaran Massa.
9. Mampu Menggunakan Basic meter sebagai alat ukur besaran listrik.
B. Kajian Teori
1. Pengukuran
Mengukur adalah membandingkan nilai besaran dengan nilai besaran sejenis yang
digunakan sebagai satuan. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur. Satuan adalah
sesuatu yang berfungsi sebagai pembanding pada suatu besaran. Atau satuan adalah cara
menuliskan/menyatakan nilai suatu besaran.
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya sudah didefinisikan terlebih dahulu.
Dalam Sistem Internasional (SI) terdapat 7 besaran pokok, Yaitu; Besaran panjang (l)
satuannya meter (m), massa (m) satuannya (kg), waktu (t) satuannya (s), Suhu (T)
satuannya (K), Intensitas Cahaya satuannya Candella (c).
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 2
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diperoleh dari besaran pokok. Dapat
dilihat dari satuannya. Apabila bukan dari ke-7 besaran pokok maka termasuk besaran
turunan. Misalnya Kecepatan, Usaha, luas, volume, percepatan, dan lain-lain.
Pengukuran dilakukan dengan alat ukur dan Setiap alat ukur memiliki nilai skala
terkecil (NST). Pada umumnya alat-alat ukur memiliki skala. Pada skala terdapat goresan
besar dan kecil.Goresan besar dibubuhi angka sedangkan goresan kecil tidak
dibubuhiangka. Jadi tiap alat ukur memiliki NST yaitu nilai dari jarak antara dua goresan
terdekat.
NST dengan nonius = 1 /n (NST tampa nonius)
Atau
NST alat = Nilai SU/Jml. Skala Nonius
2. Ketidakpastian pengukuran
Ada tiga sumber utama yang menimbulkan ketidakpastian pengukuran, yaitu:
a. Ketidakpastian Sistematik
Ketidakpastian sistematik bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi
yang menyertai saat pengukuran. Bila sumber ketidakpastian adalah alat ukur, maka
setiap alat ukur tersebut digunakan akan memproduksi ketidakpastian yang sama.
Yang termasuk ketidakpastian sistematik antara lain:
 Ketidakpastian Alat
Ketidakpastian ini muncul akibat kalibrasi skala penunjukkan angka pada alat tidak
tepat, sehingga pembacaan skala menjadi tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
Misalnya, kuat arus listrik yang melewati suatu beban sebenarnya 1,0 A, tetapi bila
diukur menggunakan suatu Ampermeter tertentu selalu terbaca 1,2 A. Untuk
mengatasi ketidakpastian alat, harus dilakukan kalibrasi setiap alat tersebut
dipergunakan.
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 3
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
 Kesalahan Titik Nol
Ketidaktepatan penunjukkan alat pada skala nol juga melahirkan ketidakpastian
sistematik. Hal ini sering terjadi, tetapi juga sering terabaikan. Pada sebagian besar
alat umumnya sudah dilengkapi dengan skrup pengatur/pengenol. Bila sudah diatur
maksimal tetap tidak tepat pada skala nol, maka untuk mengatasinya harus
diperhitungkan selisih kesalahan tersebut setiap kali melakukan pembacaan skala.
 Waktu Respon Yang Tidak Tepat
Ketidakpastian pengukuran ini muncul akibat dari waktu pengukuran (pengambilan
data) tidak bersamaan dengan saat munculnya data yang seharusnya diukur,
sehingga data yang diperoleh bukan data yang sebenarnya. Misalnya, kita ingin
mengukur periode getar suatu beban yang digantungkan pada pegas dengan
menggunakan stopwatch. Selang waktu yang kita ukur sering tidak tepat karena
terlalu cepat atau terlambat menekan tombol stopwatch saat kejadian berlangsung.
 Kondisi Yang Tidak Sesuai
Ketidakpastian pengukuran ini muncul karena kondisi alat ukur dipengaruhi oleh
kejadian yang hendak diukur. Misal, mengukur nilai transistor saat dilakukan
penyolderan, atau mengukur panjang sesuatu pada suhu tinggi menggunakan mistar
logam. Hasil yang diperoleh tentu bukan nilai yang sebenarnya karena panas
mempengaruhi sesuatu yang diukur maupun alat pengukurnya.
b. Ketidakpastian Random
Ketidakpastian random umumnya bersumber dari gejala yang tidak mungkin
dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi secara tuntas. Gejala tersebut
umumnya merupakan perubahan yang sangat cepat dan acak hingga pengaturan atau
pengontrolannya di luar kemampuan kita. Misalnya:
 Fluktuasi pada besaran listrik. Tegangan listrik selalu mengalami fluktuasi
(perubahan terus menerus secara cepat dan acak). Akibatnya kalau kita ukur,
nilainya juga berfluktuasi. Demikian pula saat kita mengukur kuat arus listrik,
 Getaran landasan. Alat yang sangat peka (misalnya seismograf) akan melahirkan
ketidakpastian karena gangguan getaran landasannya,
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 4
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
 Radiasi latar belakang. Radiasi kosmos dari angkasa dapat mempengaruhi hasil
pengukuran alat pencacah, sehingga melahirkan ketidakpastian random.
 Gerak acak molekul udara. Molekul udara selalu bergerak secara acak (gerak
Brown), sehingga berpeluang mengganggu alat ukur yang halus, misalnya mikro-
galvanometer dan melahirkan ketidakpastian pengukuran.
c. Ketidakpastian Pengamatan
Ketidakpastian pengamatan merupakan ketidakpastian pengukuran yang
bersumber dari kekurangterampilan manusia saat melakukan kegiatan pengukuran.
Misalnya: metode pembacaan skala tidak tegak lurus (paralaks), salah dalam membaca
skala, dan pengaturan atau pengesetan alat ukur yang kurang tepat.
3. Alat ukur dasar
a. Jangka sorong
Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang memilki bentuk seperti gambar
dibawah ini, yang dapat digunakan untuk menentukan dimensi dalam, luar dan
kedalaman benda uji. Jangka sorong dapat meningkatkan akurasi pengukuran hingga
1/20 mm karena memilikiskala 1 mm = 20 skala nonius.
Gambar.1: Jangka sorong
Ada tiga fungsi pengukuran panjang yang memiliki jangka sorong, yaitu:
1. Pengukuran panjang bagian luar benda.
2. Pengukuran panjang bagian rongga dalam benda.
3. Pengukuran kedalaman lubang dalam benda
0 1
2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
c
m 2
c
m
3
c
m
0 5 1
0
X1
X2
X3
X4
X5
X6
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 5
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
b. Mikrometerskrup
Mikrometer skrup dipergunakan untuk mengukur panjang benda yang memiliki
ukuran maksimum sekitar 2,50 cm, dan bentuk mikrometerskrup di tunjukkan pada
gambar
Gambar. 2 MikrometerSekrup
Benda yang diukur panjangnya dijepitan tara bagia A dan B. Untuk menggerakkan
bagian B, anda harus memutar skrup bagian C.
c. Spherometer
Seperti halnya dengan mikrometer, maka spherometer juga mempunyai dua bagian
skala yaitu skala vertikal (SV) sebagai skala utama dan skala horizontal (SH) sebagai
skala noniusnya. Cara menentukan NST-nya sama dengan mikrometer dan mistar
geser. Pada umumnya NST skala vertikal = 1 mm dan jumlah skala horizontalnya =
100 skala.
Jadi NST alat =
100
1
(1 mm) = 0,01 mm
Hasil pengukuran dapat ditentukan dengan membaca penunjukan skala horizontal
terhadap skala vertikal dan penunjukan skala vertikal terhadap skala horizontal.
c. Neraca Ohauss
Setiap benda tersusun dari materi. Jumlah materi yang terkandung dalam masing-
masing benda disebut massa benda. Massa diukur dengan neraca ohauss, dan berat
diukur dengan neraca pegas. Neraca ohauss dan neraca pegas termasuk jenis neraca
mekanik. Neraca ohauss terdiri dari 3 jenis yaitu masing-masing Ohauss 310 gram,
1 2 3 40 0
4
54
03
5
5
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 6
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
311 gram, dan 2610 gram. Cara menentukan hasil pengukuran dari neraca ohauss 311
dan 2610 gram sama saja yaitu dengan menjumlahkan penunjukan masing-masing
lengannya. Oleh karena itu sebelum menggunakannya, terlebih dahulu ditentukan NST
masing-masing lengannya. Neraca Ohauss 310 gram adalah neraca yang berlengan dua
dan dilengkapi dengan skala berputar sebagai skala nonius. Oleh karena itu neraca ini
jauh lebih teliti dari neraca 2610 dan 311 gram. Cara menentukan hasil pengukurannya
adalah dengan menjumlahkan pengukuran masing-masing lengan, skala berputar dan
penunjukan nonius. Cara menentukan NST-nya sama dengan mistar geser dan
mikrometer.
d. Stopwatch
Alat ini terdiri dari dua bagian skala yaitu skala detik (pada lingkaran luar) dan
skala menit pada lingkaran dalam. Cara menggunakan alat ini yaitu dengan menekan
tombol. Penekanan pertama jalan, penekanan kedua berhenti dan penekanan ketiga
kembaliketitik nol. Cara menentukan hasil pengukurannya ialah dengan membaca
penunjukan jarum menit dan jarum detiknya kemudian dijumlahkan sebelum
menggunakannya hitunglah NST skala menit dan detiknya.
e. Basic meter
Basic meter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial
(tegangan). Untuk mengukur kuat arus maka pada basic meter harus dipasang shunt
dan jika digunakan untuk mengukur tegangan maka pada basic meter harus dipasangi
multiplier. Sebelum menggunakan alat ini maka pertama-tama usahakan agar
jarumnya tepat menunjuk angka nol, dengan memutar sekrup pada bagian atas alat,
dengan demikian alat tidak mempunyai kesalahan titik nol, kemudian NST-nya
ditentukan dengan cara membagi batas ukur tertinggi dari multiplier dan shunt yang
digunakan dengan banyaknya skala kecil pada basic meter.
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yangh digunakan dalam percobaan alat ukur dasar adalah sebagai berikut:
a. Alat
1) Termometer 1 buah 7) Neraca Ohauss 1 buah
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 7
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
2) Mister biasa 1 buah 8) Basic meter 1 buah
3) Jangka sorong 1 buah 9) Gelas Ukur 1 buah
4) Micrometer sekrup 1 buah 10) Kasa 1 buah
5) Spherometer 1 buah 11) Power suplay 1 buah
6) Stopwach 1 buah
b. Bahan
1) Uang logam 6) Kabel
2) Air Dingin 7) Resistor
3) Beban 8) Pulpen
4) Tabung 9) Balok
D. Prosedur kerja
1. Pengukuran besaran suhu, panjang dan massa
a. Mengambil alat ukur yang digunakan kemudian menentukan nilai skala terkecil (NST)
dan Kesalahan titik Nol (KTN).
b. Melakukan pengukuran dengan teliti
c. Dalam melakukan pengukuran dengan thermometer menggunakan air dingin, dan air
panas.
d. Dalam pengukuran besaran panjang: jangka sorong digunakan untuk mengukur
diamemeter dan kedalaman tabung, micrometer sekrup untuk mengukur ketebalan,
Spherometer untuk mengukur ketebalan logam, dan mistar mengukur panjang balok.
e. Untuk pengukuran besaran massa menggunakan bebanyang diukur menggunakan
Neraca Ohauss.
2. Pengukuran besaran waktu dan listrik
a. menentukan nilai skala terkecil (NST) dan Kesalahan titik Nol (KTN).
b. Melakukan pengukuran dengan teliti
c. Dalam melakukan pengukuran besaran waktu digunakan bandul.
d. Untuk pengukuran besaran listrik digunakan power suplay yang dirangkai dengan
sebuah resistor, sehingga diperoleh nilai tegangan dan arus listrik dalam rangkaian
tersebut.
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 8
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
E. Hasil Pengamatan
Setelah dilakukan pengukuran dalam percobaan alat ukur dasar diperoleh data
sebagai berikut:
1) Hasil Pengamatan
a. Pengukuran Besaran suhu
Tabel 1.1 : Pengukuran Besaran Suhu dengan Termometer (Pengukuran Tunggal)
NST Termometer =...........(o
C)
Alat Ukur
Penunjukan
skala
Hasil pengukuran
temperatur air
dingin
Penunjukan
skala
Hasil pengukuran
temperatur air
panas
Termometer .........skala ............ o
C .........skala ............ o
C
Tabel 1.2 : Pengukuran Besaran Suhu dengan Termometer (Pengukuran Berulang)
NST Termometer =...........(o
C).
Alat Ukur
Penunjukan
skala
Hasil pengukuran
temperatur air dingin
Penunjukan
skala
Hasil pengukuran
temperatur air panas
Termometer
.........skala
.........skala
.........skala
1. ............. o
C
2. ............. o
C
3. ............. o
C
.........skala
.........skala
.........skala
1. ....... o
C
2. ....... o
C
3. ....... o
C
b. Pengukuran Besaran Panjang
Tabel 1.3 : Pengukuran Besaran Panjang dengan Jangka Sorong (Pengukuran Tunggal)
NST Jangka sorong =...........mm. KTN Jangka sorong =...........mm
Alat Ukur
Penunjukan
Skala
Hasil pengukuran
diameter tabung
Hasil pengukuran
kedalaman tabung
Jangka Sorong
SU = .......skala
SN = ........kala
.................mm .................mm
Tabel 1.4 : Pengukuran Besaran Panjang dengan Jangka Sorong (Pengukuran Berulang)
NST Jangka sorong =...........mm. KTN Jangka sorong =...........mm
Alat Ukur Penunjukan skala
Hasil pengukuran
diameter tabung
Hasil pengukuran
kedalaman tabung
Jangka Sorong
1. SU = ......skala
SN = ..... skala
2. SU = ......skala
SN = ......skala
3. SU = ......skala
SN = .....skala
.................mm
.................mm
.................mm
.................mm
.................mm
.................mm
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 9
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
Tabel 1.5 : Pengukuran Besaran Panjang Dengan Spherometer (Pengukuran Tunggal)
NST Spherometer =...........mm. KTN Spherometer =...........mm
Alat Ukur Penunjukan skala Hasil pengukuran ketebalan uang logam
Spherometer
SU = .......... skala
SN = .......... skala
.................mm
Tabel 1.6 : Pengukuran Besaran Panjang Dengan Spherometer (Pengukuran Berulang)
NST Spherometer =...........mm. KTN Spherometer =...........mm
Alat Ukur Penunjukan skala Hasil pengukuran ketebalan uang logam
Spherometer
1. SU = .........skala
SN = .........skala
2. SU = .........skala
SN = .........skala
3. SU = .........skala
SN = .........skala
.................mm
.................mm
.................mm
Tabel 1.7 : Pengukuran Besaran Panjang dengan Mikrometer Sekrup (Pengukuran
Tunggal)
NST Mikrometer sekrup =...........mm. KTN Mikrometer sekrup =...........mm
Alat Ukur Penunjukan skala Hasil pengukuran tebal plat
Mikrometer sekrup
SM = ....... skala
SP = ........ skala
.................mm
Tabel 1.8 : Pengukuran Besaran Panjang Dengan Mikrometer Sekrup (Pengukuran
Berulang)
NST Mikrometer sekrup =...........mm. KTN Mikrometer sekrup =...........mm
Alat Ukur Penunjukan skala Hasil pengukuran tebal plat
Mikrometer sekrup
1. SM = ..... skala
SP = ..... skala
2. SM = ..... skala
SP = ..... skala
3. SM = ..... skala
SP = ..... skala
.................mm
.................mm
.................mm
c. Pengukuran Besaran Massa
Tabel 1.9 : Penentuan Nilai Skala Terkecil dan Kesalahan Titik Nol (KTN)
Alat Ukur Nilai Skala Terkecil (NST) Kesalahan Titik Nol
Neraca Ohauss 311 gr .................gram .................gram
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 10
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
Tabel 1.10 : Pengukuran Besaran Massa dgn Neraca (Pengukuran Tunggal)
Alat Ukur Penunjukan skala tiap lengan
Hasil pengukuran
massa anak
timbangan
Neraca Ohauss 311 gram
Lengan 1 =...... Skala
Lengan 2 =...... Skala
Lengan 3 =...... Skala
Lengan 4 =...... Skala
.................gram
Tabel 1.11 : Pengukuran Besaran Massa Dengan Neraca (Pengukuran Berulang)
Alat Ukur Penunjukan skala tiap lengan
Hasil pengukuran
massa anak timbangan
Neraca Ohauss 311 gram
1. Lengan 1 =...... skala
Lengan 2 =...... skala
Lengan 3 =...... skala
Lengan 4 =...... skala
................. gram
2. Lengan 1 =...... skala
Lengan 2 =...... skala
Lengan 3 =...... skala
Lengan 4 =...... skala
................. gram
3. Lengan 1 =...... skala
Lengan 2 =...... skala
Lengan 3 =...... skala
Lengan 4 =...... skala
................. gram
d. Pengukuran Besaran Waktu
Tabel 1.12 : Pengukuran besaran waktu dengan stopwatch (pengukuran tunggal)
NST stopwatch =........detik. NST stopclock =...........detik.
Panjang tali bandul = ..... cm;
Alat Ukur
Penunjukan
skala
Hasil pengukuran
waktu 10 kali ayun (t)
Periode ayun
(T=t/n)
Stopwatch ............ skala ............detik ............detik
Tabel 1.13 : Pengukuran besaran waktu dengan stopwatch (pengukuran berulang)
NST stopwatch =.......detik. NST stopclock =...........detik
Panjang tali bandul = ......cm;
Alat Ukur
Penunjukan
skala
Hasil pengukuran
waktu 5 kali ayun
Periode ayun
(T=t/n)
Stopwatch
1. ........... skala
2. ........... skala
3. ........... skala
...........detik
...........detik
...........detik
...........detik
...........detik
...........detik
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 11
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
e. Pengukuran Besaran Listrik
Tabel 1.14 : Pengukuran besaran listrik dengan voltmeter (pengukuran tunggal)
NST Voltmeter skala atas = ........... V
NST Voltmeter skala bawah = ........... V
Alat Ukur
Tegangan
Baterai
Penunjukan skala Hasil pengukuran tegangan
Skala atas Skala bawah Skala atas Skala bawah
Voltmeter
1 baterai .... skala .... skala .... V .... V
2 baterai .... skala .... skala .... V .... V
Tabel 1.15 : Pengukuran besaran listrik dengan voltmeter (pengukuran ganda)
Batas ukur yang dipakai = ..............V
NST Voltmeter skala atas = ........... VNST Voltmeter skala bawah = ........... V
Alat Ukur
Tegangan
Baterai
Penunjukan skala Hasil pengukuran tegangan
Skala atas Skala
bawah
Skala atas Skala bawah
Voltmeter
1 baterai .... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... V
.... V
.... V
.... V
.... V
.... V
1 baterai .... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... V
.... V
.... V
.... V
.... V
.... V
1 baterai .... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... V
.... V
.... V
.... V
.... V
.... V
Tabel 1.16 : Pengukuran besaran listrik dengan amperemeter (pengukuran tunggal)
Batas ukur yang dipakai = ..............A
NST Amperemeter skala atas = ........... V
NST Amperemeter skala bawah = ........... V
Alat Ukur
Tegangan
Baterai
Penunjukan skala
Hasil pengukuran
tegangan
Skala
atas
Skala
bawah
Skala atas Skala
bawah
Amperemeter
1 baterai .... skala .... skala .... V .... V
2 baterai .... skala .... skala .... V .... V
Tabel 1.17 : Pengukuran besaran listrik dengan voltmeter (pengukuran ganda)
Batas ukur yang dipakai = ..............A
NST Ammeter skala atas = ........... V
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 12
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
NST Ammeter skala bawah = ........... V
Alat Ukur
Tegangan
Baterai
Penunjukan skala
Hasil pengukuran
tegangan
Skala
atas
Skala
bawah
Skala atas Skala
bawah
Amperemeter
1 baterai .... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... V
.... V
.... V
.... V
.... V
.... V
1 baterai .... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... V
.... V
.... V
.... V
.... V
.... V
F. Tugas Pendahuluan
1. Uraikan secara singat apa yang dimaksud :
a. Pegukuran d. Kesalahan kalibrasi g. Skala nonius
b. NST e. Kesalahan titik nol h. Ketidak pastian acak
c. Skala utama f. Pengukuran berganda i. Pengukuran tunggal
2. Bagaimana cara menentukan NST suatu alat dengan menggunakan skala nonius dan
tanpa skala nonius?
3. Jelaskan mengapa hasil pengukuran selalu dihinggapi ketidakpastian? Tuliskan sumber-
sumber ketidakpastian dari suatu pengukuran!
4. Gambarkan masing-masing lengkap alat ukur dasar dan bagian-bagian dari alat ukur
tersebut!
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 13
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
PERCOBAAN II
VEKTOR DAN RESULTAN GAYA
A. Tujuan Percobaan
 Menentukan Jumlah resultan gaya dua vektor.
 Mampu menggambarkan arah-arah gaya pada percobaan vektor dan Resultan gaya
B. Kajian Teori
1. Vektor
Ada kalanya suatu benda dikenai lebih dari satu gaya. Dua gaya atau lebih yang
bekerja pada suatu benda dapat dijumlahkan. Penjumlahan dari gaya-gaya yang bekerja pada
suatu benda disebut resultan gaya. Untuk menjumlahkan beberapa gaya kamu harus
melukiskan gaya-gaya yang bekerja. Sebelumnya telah disebutkan bahwa gaya merupakan
besaran vektor yang memiliki arah dan besar. Gaya dapat digambarkan sebagai garis berupa
anak
panah. Gaya biasa disimbolkan dengan F.
F
O A
1. Titik O merupakan titik pangkal gaya yang disebut titik tangkap gaya.
2. OA merupakan panjang anak panah yang menunjukkan besarnya gaya.
3. Arah anak panah menunjukkan arah gaya.
Gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda dapat berupa gaya-gaya yang searah,
berlawanan arah, saling tegak lurus, atau saling membentuk sudut. Apabila dua buah gaya
atau lebih yang segaris dan searah dapat diganti dengan sebuah gaya lain yang besarnya sama
dengan jumlah gaya-gaya tersebut.
R = F1 +F2 +F3 + . . . +Fn
Apabila pada sebuah benda bekerja dua gaya yang segaris tetapi berlawanan arah,
besarnya kedua gaya tersebut dapat diganti dengan sebuah gaya yang besarnya sama dengan
selisih kedua gaya tersebut dan arahnya sama dengan arah gaya yang besar.
R = F1 – F2
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 14
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
C. Alat dan Bahan
Kegiatan 1: Menentukan Resultan Vektor Gaya
Alat dan bahan yangh digunakan dalam percobaan inir adalah sebagai berikut:
1) Alat
a. Busur Derajat 1 buah
b. Neraca Pegas 1 buah
c. Batang statif Panjang 2 buah
d. Batang statif Panjang 2 buah
e. Neraca pegas 1,5 N 1 buah
f. Balok penduikung
2) Bahan
a. Beban 50 Gram 3 buah
b. Tali nilon Secukupnya
D. Prosedur kerja
Kegitan 1 : Menentukan Resultan Vektor Gaya
1. Mengambil alat ukur yang digunakan kemudian menentukan nilai skala terkecil (NST)
dan Kesalahan titik Nol (KTN).
2. Merakit peralatan sesuai pada gambar
3. Menggantungkan sebuah beban denga massa 50 gram pada neraca pegas dan mencatat
berat beban yang ditunjukan oleh neraca pegas
4. Ukurlah sudut yang terbentuk pada tali terhadap sumbu x dengan menggunakan busur
derajat.
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 15
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
5. Membaca penunjukan besar gaya pada pegas 1 (F1) dan pegas (F2)
6. Mengulani langkah 1 sampai dengan 5 dengan mengubah massa beban yang digantung.
E. Hasil Pengamatan
Kegiatan 1: Menentukan Resultan Vektor Dari Dua Gaya
Tabel 1: Menentukan Resultan Vektor Dari Dua Gaya
Massa Beban (gram) F1 (N) F2 (N) Ө1 (o
) Ө1 (o
) R (N)
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 16
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
PERCOBAAN III
MASSA JENIS DAN HUKUM ARCHIMEDES
A. Tujuan Percobaan
Yang menjadi tujuan percobaan dalam percobaan alat ukur dasar adalah sebagai berikut:
 Menentukan nilai massa jenis berbagai zat cair dengan menggunakan piknometer.
 Menentukan massa jenis zat padat dengan menggunakan prinsip Archimedes.
 Mampu memahami hukum Archimedes dan menerapkannya dalam menghitung
kerapatan zat cair
 Menentukan perbandingan nilai massa jenis zat cair dengan menggunakan piknometer
dengan teori yang ada.
 Menetukan perbandingan nilai massa jenis zat padat dengan menggunakan prinsip
Archimedes dengan teori yang ada.
B. Kajian Teori
Gaya yang dilakukan oleh zat cair pada suatu permukaan harus selalu mempunyai arah
tegak lurus permukaan, maka dalam membahas gaya dalam fluida dipergunakan besaran fisis
skalar yang disebut tekanan yang didefinisikan sebagai besar gaya normal per satuan
luas.Satuan tekanan adalah N/m2
, dyne/cm2
, atau Pascal (Pa)
Massa jenis  dari suatu fluida homogen dapat bergantung pada banyak faktor, seperti
temperature fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida tersebut. Massa jenis suatu fluida
didefinisikan sebagai massa fluida persatuan volume:
V
m
 (1)
Dengan m adalah massa fluida dan V adalah volumenya. Satuan SI massa jenis adalah
Kg/m3
. Kadang-kadang massa jenis dinyatakan dalam satuan gr/cm3
Untuk mengukur massa
jenis zat cair dapat dilakukan dengan menggunkan piknometer
1. Piknometer.
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair adalah
dengan menggunakan piknometer. Apal ini terdiri dari botol gelas yang kecil dengan
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 17
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
sumbat gelas bersaluran kecil. Apabila botol gelas diisi dengan zat cair hingga penuh
kemudian sumbatnya dipasang, maka zat cair tersebut naik melalui saluran kecil hingga
ada zat cair yang menetes keluar.
Untuk menentukan massa jenis zat cair maka diperlukan zat cair sebagai
pembandingnya, misalnya adalah air. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
a. Piknometer ditimbang dalam keadaan kosong beserta sumbatnya dan misalkan
massanya adalah Mo.
b. Piknometer diisi air hingga penuh dan disumbat dengan sumbatnya hingga ada air
yang menetes.
c. Piknometer yang berisi air ini ditimbang kembali dan misalkan massanya adalah M1.
jika masssa jenis zat air adalah 1 gr/cm3
, maka volume air dalam piknometer adalah :
Va = (M1 – M0) cm3
(2)
d. Selanjutnya jika piknometer tersebut, diisi dengan zat cair lain dan ditimbang seperti
uraian di atas, maka dengan mudah dapat ditentukan massa jenis zat cair tersebut yaitu
)(
)(
01
02
MM
MM
x


 (3)
dimana M2 adalah massa zat cair + piknometer.
Prinsip Archimedes
Jika suatu benda berada pada suatu fluida yang diam, maka setiap
bagianpermukaan benda mendapatkan tekanan yang dilakukan oleh fluida dan volume benda
yang tercelup akan sama dengan volume fluida yang dipindahkan. Gaya resultan yang
bekerja pada benda mempunyai arah ke atas, dan disebut gaya apung. Besarnya gaya apung
sebagai berikut :
gVF f
(4)
Hasil ini pertama kali dikemukakan oleh Archimedes, dan disebut Prinsip
Archimedes yang berbunyi sebagai berikut:“ Setiap benda yang terendam seluruhnya
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 18
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
ataupun sebagian di dalam fluida mendapat gaya apung yang berarah ke atas, yang
besarnya adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”.
Misalkan sebuah benda yang tidak teratur bentuknya, bila ditimbang di udara
beratnya adalah Wb akan tetapi bila ditimbang dalam fluida beratnya seakan-akan menjadi
Wf maka besarnya rapat massa fluda dapat adalah:
b
fb
f
gV
WW 

(5)
C. Alat dan Bahan
Kegiatan 1: Menentukan berbagai massa jenis zat cair dengan menggunakan
Piknometer
1. Piknometer + sumbat
2. Neraca ohauss 311 gram
3. Beberapa benda padat homogen dan beraturan seperti kubus logam, silinder dan
sebagainya.
4. Air secukupnya.
5. Aquades secukupnya
6. Spritus secukupnya
7. Gliserin secukupnya.
Kegaiatan 2: Menentukan gaya angkat keatas dan Gaya berat air yang dipindahkan.
1. Neraca ohauss 311 gram 1 buah
2. Gelas ukur 2 buah
3. Neraca Pegas 1 buah
4. Tabung Pancuran 1 buah
5. Kubus materi (Kuningan, Aluminium dan besi) 1 buah
6. Air secukupnya
Kegiatan 3: Menentukan massa jenis berbagai zat padat dengan menggunakan
prinsip Archimedes
1. Neraca ohauss 311 gram 1 buah
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 19
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
2. Gelas ukur 2 buah
3. Neraca Pegas 1 buah
4. Tabung Pancuran 1 buah
5. Kubus materi (Kuningan, Aluminium dan besi) 1 buah
6. Air secukupnya
D. Prosedur kerja
Kegiatan 1: Menentukan berbagai massa jenis zat cair dengan menggunakan Piknometer
Untuk menentukan massa jenis zat cair, cara yang dapat ditempuh yaitu:
1. Dengan menggunakan piknometer.
Adapun langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut:
a. Bersihkan piknometer dari zat cair yang melekat baik pada botol maupun penutupnya.
b. Kemudian timbanglah piknometer kosong beserta penutupnya (M0).
c. Isilah gelas ukurpiknometer kosong dengan air (aquades) hingga penuh dan tutup dengan
penutupnya dan bersihkan tetesan air di piknometer
d. Timbanglah piknometer yang berisi air tersebut kembali dengan neraca Ohauss (M1).
Catat hasil pengukurannya.
e. Bersihkan kembali piknometer seperti kegiatan a, lalu isilah dengan zat cair lain (spritus),
kemudian timbang (M2) dan catat hasil pengukurannya.
f. Ulangi percobaan e untuk zat cair lain (gliserin)
Kegiatan 2: Menentukan gaya angkat keatas dan Gaya berat air yang dipindahkan.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan diguanakan.
2. Menimbang massa gelas ukur kosong dengan menggunakan neraca ohauss 311 gram
3. Menimbang berat benda (besi) diudara (Wu) dengan neraca pegas.
4. Memasukkan zat cair kedalam tabung pancuran.
5. Meletakkan gelas ukur kosong di dekat tabung pancuran sehingga air yang keluar dari
tabung pancuran diterima digelas ukur.
6. Kemudian timbang berat benda di air (Wa), sampai seluruh bagian dari beban (besi)
tercelup seluruhnya kedalam zat cair. Sehingga ada zat zat yang keluar dari tabung
pancuran.
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 20
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
7. Hitunglah massa gelas ukur + air dengan menggunakan neraca ohauss dan tentukan nilai
volume air yang dipindahkan.
8. Hitunglah gaya angkat keatas dan berat air yang pindahkan.
Kegiatan 3: Menetukan Massa jenis Zat Padat dengan menggunakan prinsip
archimedes.
1. Hitunglah Massa jenis berbagai zat padat besi yang digunakan dengan cara mengolah
data yang diperoleh dikegiatan sebelumnya.
2. Menghitung nilai massa jenis zat padat lainnya yakni aluminium dan kuningan dengan
mengulang kegiatan 1 sampai 2.
E. Hasil Pengamatan
Kegiatan 1: Menentukan berbagai massa jenis zat cair dengan menggunakan
Piknometer
a. Sebagai Zat Pembanding (air).
- Massa piknometer kosong + sumbat (Mo) = ...... gram
- Massa piknometer kosong + air + sumbat (Mo) = ...... gram
b. Massa piknometer + Spritus + Sumbat (M2) = .....gram.
c. Massa piknometer + Gliserin + Sumbat (M2) = .....gram.
Data dari hasil pengamatan diatas dapat dituliskan kedalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1: Menentukan Massa jenis air dengan menggunakan piknometer dan gelas ukur.
No Zat Cair Volume (mL) Massa Zat Cair(g) P (gr/m3
)
Tabel 4.2: Menentukan besarnya gaya angkat keatas
No Zat Padat Vb (cm3)
Wb (N) Wf (N) W air
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 21
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
Tabel 4.3 : Menentukan Nilai Massa Jenis Berbagai Zat Padat
No Zat Padat Vb (cm3)
Wb (N) Wf (N) W air
.
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 22
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
PERCOBAAN IV
TEKANAN DAN HUKUM UTAMA HIDROSTATIKA
A. Tujuan Percobaan
Setelah percobaan yang dilakukan mahasiswa diharapan mampu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatik.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatik.
3. Mahasiswa dapat memahami prinsip percobaan tekanan hidrostatik.
4. Mahasiswa dapat menentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan hukum utama
hidrostatika.
B. Kajian Teori
Tekanan Zat Cair
Tekanan ialah gaya yang bekerja tiap satuan luas. Dapat dituliskan dalam pernyatan
rumus yaitu:
A
F
P  (1)
Dimana; P = tekanan (N/m2
) atau pasca
F = gaya (N)
A = Luas Penampang (m2
)
Nilai tekanan sebesar 1 N/m2
dapat dinyatakan sebagai pascal (Pa). Sehingga
satuan SI untuk tekanan dapat dinyatakan dalam N/m2
atau dalam pascal. Untuk kepentingan
praktis, satuan tekanan biasanya dinyatakan dalam atmosfer (atm), cmHg, atau bar.
1 atm = 76 cmHg = 1,013 x 105
Pa = 1,013 bar
Tekanan didalam fluida tak bergerak yang diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi yang
bekerja pada tiap bagian zat cair; besar tekanan itu bergantung pada kedalaman; semakin
dalam letak suatu bagian zat cair, semakin besar tekanan pada bagian itu, tekanan yang
seperti demikian disebut tekanan hidrostatika.
Tekanan hidrostatika dapat dinyatakan :
P = p g h
dimana, P = tekanan hidrostatika (Pa)
p = Massa jenis zat cair (Kg/m3
)
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 23
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
g = Percepatan gravitasi (m/s2
)
h = Kedalaman (m)
C. Alat dan Bahan
1. Manometer 1 buah
2. Gelas Kimia 1 buah
3. Corong 1 buah
4. Mistar Biasa 100 cm 1 buah
5. Selang Plastik 1 buah
6. Corong 1 buah
7. Berbagai jenis zat cair Secukupnya
C. Prosedur Kerja
Kegiatan 1: Pengaruh Kedalaman Terhadap Tekanan Hidrostatika
1. Tentukan massa jenis zat cair yang akan digunakan, dengan mengukur massa dan
volumenya.
2. Hubungkan pipa U yang berisi dengan zat cair dengan sebuah corong gelas oleh selang
plastik
3. Masukkan corong kedalam air, tekan dengan kedalam tertentu, ukur kedalaman dengan
mistar biasa (diukur dari permukaan air ke permukaan air dalam corong)
4. Amatilah perubahan tinggi permukaan zat cair pada kedua pipa U. Ukur selisih
ketinggian zat cair pada pipa U. Catat hasil pengukuran dalam tabel pengamatan.
5. Ulangi langkah percobaan dengan kedalaman yang berbeda-beda.
Kegiatan II : Pengaruh Massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatika
1. Menyiapkan manometer yang berisi air, kemudian tandai ketinggian mula-mula
permukaan air dengan spidol.
2. Memasukkan zat cair yang lain (spritus) kedalam salah satu sisi manometer.
3. Ukur ketinggian spritus dengan menggunakan mistar biasa.
4. Ukur pertambahan ketinggian air dari titik yang telah ditandai.
5. Mengulangi langkah 1 sampai dengan 4 dengan mengganti spritus dengan zat cair yang
lain.
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 24
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
6. Catat hasil pengukuran kedalam tabel pengamatan.
Kegiatan III : Menetukan Massa jenis zat cair dengan prinsip hukum utama
hidrosatika
1. Menyiapkan manometer yang berisi air, kemudian tandai ketinggian mula-mula permukaan
air dengan spidol.
2. Memasukkan zat cair (air) kedalam salah satu sisi pipa U.
3. Ukur ketinggian air dengan menggunakan mistar biasa. Beri tanda dengan menggunakan
spidol atau label.
4. Masukkan zat cair (spritus) yang akan dihitung massa jenis kedalam sisi yang lain pipa U.
5. Ukur pertambahan ketinggian air dari titik yang telah ditandai.
6. Mengulangi langkah 1 sampai dengan 4 dengan mengganti spritus dengan zat cair yang
lain.
Catat hasil pengukuran kedalam tabel pengamatan
D. Tabel Pengamatan
Kegiatan 1 : Pengaruh Kedalaman Terhadap Tekanan Hidrostatik
Tabel 1: Hubungan Antara Kedalaman Zat Cair dengan Tekanan Hidrostatika
P air = ..............
No Kedalaman (cm) Tekanan (Pa)
1
2
3
4
5
6
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 25
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
Kegiatan 2: Pengaruh Massa Jenis Zat Cair Terhadap Tekanan Hidrostatik
Tabel 2 : Pengaruh Massa Jenis Zat Cair Terhadap Tekanan Hidrostatik
Kedalaman = ...........................
No Jenis zat cair Tekanan (Pa)
1
2
3
Kegiatan 3: Menentukan Massa jenis cair dengan prinsip hukum utama hidrostatika
Tabel 3 : Menentukan Massa jenis cair dengan prinsip hukum utama hidrostatika
p air = ..............
No Zat Cair (cm) h2(cm)
1
2
3
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 26
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
PERCOBAAN V
OSILASI DAN GERAK HARMONIK
A. Tujuan Percobaan
Yang menjadi tujuan percobaan dalam percobaan alat ukur dasar adalah sebagai berikut:
1. Mengamati gerak harmonik pada getaran pegas dan Ayunan bandul sederhana
2. Menentukan kaitan konsep gaya pegas dengan sifat elastisitas bahan
3. Mempelajari hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas.
4. Mengetahui faktor– faktor yang mempengaruhi besarnya periode ayunan.
5. Mempelajari pengaruh panjang tali (l), massa (m) dan simpangan terhadap ayunan suatu
ayunan sederhana.
6. Menentukan besarnya percepatan gravitasi bumi dan konstanta pegas
B. Kajian Teori
Jika suatu bahan dapat meregang atau menyusut karena pengaruh gaya dari luar dan dapat
kembali ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya dihilangkan,maka keadaan tersebut
dikatakan mempunyai sifat elastis (misalnya pegas).
Selama batas elastisitasnya belum terlampaui maka perpanjangan pegas sebanding dengan
gaya yang digunakan untuk memperpanjangkannnya, yang menurut Hukum Hooke sebagai
berikut :
F = k. x.
Dimana : k = konstanta gaya pegas
Sedangkan suatu pegas akan memberikan gaya perlawanan
atau reaksi sebesar: F = - k. x, dimana tanda (-)
menunjukkan arah gaya yang berlawanan dengan gaya
penyebabnya.Pada saat pegas diregangkan, maka dia juga
akan mempunyai energi potensial, yang disebut energi
potensial pegas.
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 27
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
Sebuah bandul adalah sebuah benda yang digantungkan
dengan sebuah tali seperti pada gambar 1. Jika bandul itu
ditarik ke samping (perhatikan gambar di bawah), lalu
dilepaskan, gaya berat yang bekerja pada bandul itu akan
menyebabkan bandul mengayun ke asalnya (kedudukan
setimbangnya).
Besarnya gaya pemulihan F (yang menyebabkan bandul
mengayun ke kedudukan seimbangnya) adalah F = -w sin θ
atau F = m.g.sin θ.
Menentukan percepatan grafitasi g dengan cara demikian
akan cukup teliti jika dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Tali jauh lebih ringan disbanding bola/beban Gambar : Ayunan Bandul
2. Simpangan harus < 150 cm
3. Gesekan antara tali dengan udara haruslah sangat kecil, sehingga dapat diabaikan
4. Tali penggantung bola tidak boleh mengalami puntiran , sehingga gaya puntiran dapat di
abaikan
Secara matematis dapat dibuktikan bahwa periode bandul sederhana itu adalah :
g
l
T 2 ………….(pers. 4.1)
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yangh digunakan dalam percobaan alat ukur dasar adalah sebagai berikut :
1. Pegas spiral 1 buah.
2. Neraca ohauss 311 gram 1 buah
3. Mistar plastik biasa 100 cm
4. Statif + Klem 1 set
5. Beberapa beban 10 buah
6. Kertas grafik secukupnya
7. Beban bandul sederhana 5 buah.
8. Pengait bandul 1 buah
9. Benang / tali secukupnya
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 28
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
10. Tiang berskala 150 cm
11. Stopwatch 1 buah
12. Penggaris (100 cm) 1 buah.
13. Neraca Ohauss 311 gram 1 buah.
D. Prosedur kerja
1. Hukum Hooke
1. Pilih salah satu pegas yang telah disediakan, timbang massa pegas yang akan dicari
harga konstantanya (M), perhatikan posisi skala nol neraca sebelum penimbangan
dilakukan, usahakan tidak terjadi kesalahan paralaks .
2. Gantungkan penggaris bersama pegas pada statif usahakan pegas tidak bersinggungan
dengan penggaris.
3. Ukur dan catat panjang awalnya ketika belum dibebani, usahakan hindari kesalahan
paralaks.
4. Bebani pegas dengan beban gantung yang telah diketahui massanya, kemudian ukur dan
catat massa beban gantung dan panjang pegas pada keadaan itu.
5. Ulangi langkah d). sebanyak 6 kali dengan penambahan beban gantung (usahakan
penambahan beban gantung dengan massa beban gantung yang terkecil  5 gr, 10 gr,
dan seterusnya)
2. Gerak bandul matematis
Adapun langkah-langkah kerjanya dari perrcobaan “Bandul Sederhana“ adalah
sebagai berikut :
1. Susun bandul sederhana dengan salah satu ujung tali pada ketinggian 150 cm diikatkan
diatas lantai kemudian ujung yang lain digantungkan dengan beban 50 gr.
2. Bagi tali menjadi tiga bagian dan tandai ketiga bagian tersebut dengan spidol.
3. Ukur panjang tali pada saat itu dan catat pada tabel pengamatan.
4. Berikan simpangan beban sebesar x =  5 cm kemudian lepaskan beban bersamaan
dengan menekan stopwatch, hitung 10 kali ayunan (n) dan tepat pada hitungan ke 10
matikan stopwatch . Catat waktu 10 ayunan tersebut (t) sehingga diperoleh periode
5. Ulangi langkah 4 diatas dengan simpangan  10 cm dan simpangan  15 cm.
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 29
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
6. Lakukan langkah 4) sampai 5) di atas sebanyak 10 kali ayunan (n) dengan massa yang
berbeda-beda, panjang tali tali tetap, dan simpangan tetap
7. Lakukan langkah 4) sampai 6) di atas sebanyak 10 kali ayunan dengan panjang tali tali
berbeda-beda, massa tetap dan simpangan tetap.
E. Tabel Pengamatan
Kegiatan 1: Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Tabel 1 : Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Panjang mula (Lo) =..........cm; g = ..........cm/s2
NO
Massa beban
(gram)
Lakhir
(cm)
)(cmL
F = m . g
(gr.cm/s)
1
2
3
4
5
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
Kegiatana 2: Hubungan amplitudo dengan periode
Tabel2 : Pengukuran Periode dengan Amplitudo Yang Berbeda-beda
m = ......gram; n = .......kali
Percobaan ke
Amplitudo
(A dalam 0
)
Waktu
(t dalam s)
Periode
T= t/n (s)
1
2
3
4
5
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 30
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
Kegaiatan 3: Hubungan massa dengan periode
Tabel 3 : Pengukuran Periode dengan Massa Yang Berbeda-beda
L = .......cm; A = ......0
; n = .......kali
Percobaan ke
Massa
(m dalam gram)
Waktu
(t dalam s)
Periode
T= t/n (s)
1
2
3
4
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
Kegiatan 4 : Hubungan panjang tali dengan periode
Tabel 4: Pengukuran Periode dengan Panjang Tali Yang Berbeda-beda
A = ..........o
; m = ......gram; n = ......kali
Percobaan ke Panjang tali (cm)
Waktu
(t dalam s)
Periode dalam
T= t/n (s)
Percepatan
Gravitasi
T=
g
l
2 (s)
1
2
3
4
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 31
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
PERCOBAAN VI
PEMANTULAN DAN PEMBIASAN
A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan indeks bias cermin datar dan kaca plan paralel
2. Menjelaskan hukum Snelius dan hukum pembiasaan.
3. Menentukan sifat-sifat cahaya pada cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung.
B. Kajian Teori
Cermin
Cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya merambat ke segala arah. Bila
medium yang dilaluinya homogen. Berdasarkan bentuk permukaan benda yang memantulkan
cahaya, maka ada dua jenis pemantulan, yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur.
Pemantulan teratur terjadi pada benda dengan permukaan rata sedangkan pemantulan baur
terjadi pada benda dengan permukaan yang tidak teratur.
Cermin, benda yang berwarna putih dan logam yang mengkilap hampir memantulkan
semua cahaya yang mengenainya. Ketika kita berdiri didepan cerminkan tampak bayangan
kita didalamnya. Bayangan yang bagus bisa dihasilkan jika pemantulan secara teratur oleh
suatu bpermukaan. Pemantulan tertur seperti yang terjadi pada cermin.
Mengikuti hukum pemantulan cahaya yang dikemukakan oleh wilebord Snell (1591 1626).
Hukum Snell berbunyi sebagai berikut :
1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sifat bayangan pada cermin datar adalah sebagai berikut :
1. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
2. Tinggi (besar) bayangan sama dengan tinggi (besar) benda.
3. Maya (Semu)
Bila kita amati suatu benda melalui sebuah cermin maka kita akan melihat objek asli dengan
bayangannya benar-benar mirip, tingginya sama, jaraknya sama hanya bagian kiri terbalik
menjadi bagian kanan.
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 32
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
C. Alat dan Bahan
Kegiatan 1 :Hukum Pemantulandan Pembiasan
1. Alat
 Power suplay AC 12 Volt 1 buah
 Light Box 1 buah
 Kabel Penghubung 2 buah
 Busur derajat 1 buah
2. Bahan
 Kaca plan paralel 1 buah
 Cermin datar 1 buah
Kegiatan 2 :Indeks Bias
1. Alat
 Power suplay AC 12 Volt 1 buah
 Light Box 1 buah
 Kabel Penghubung 2 buah
 Busur derajat 1 buah
2. Bahan
 Kaca plan paralel 1 buah
 Cermin datar 1 buah
D. PROSEDUR KERJA
Kegiatan 1 : Hukum Pemantulan dan pembiasan
1. Pemantulan dan Pembiasan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Menyusun gambar seperti pada gambar rangkaian berikut.
Gambar 3.1 : Rangkaian pada pemantulan cahaya
c. Menyalakan power suplay yang telah dihubungkan dengan Ligth box.
d. Amati pemantulan pada cermin dan tentukan karakteristik sifat pemantulan yang
terjadi.
e. Ulangi langkah a sampai dengan e dengan mengganti cermin dengan kaca planparalel.
Untuk mengamati hukum pembiasan.
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 33
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
Kegiatan 2 : Menetukan nilai indek bias dari berbagai jenis benda
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Menyusun gambar seperti pada gambar rangkaian berikut.
Gambar 3.2 : Rangkaian indeks Bias
c. Menyalakan power suplay yang telah dihubungkan dengan Ligth box.
d. Menentukan besar sudut derajat sinar dating dengan menggunakan busur derajat.
e. Amati pemantulan pada cermin dan ukurlah berapa besar sudut pemantulan yang
terbentuk.
f. Ulangi langkah a sampai dengan e dengan mengganti bahan yang digunakan (berbagai
jenis kaca).
g. Catatlah hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
E. HASIL PENGAMATAN
Kegiatan1 :Hukum Pemantulan dan Hukum pembiasan
1. Hukum Pemantulan
Tabel 1 : Pemantulan cahaya pada cermin datar
No Sudut Datang (o
) Sudut Pantul (o
)
Hukum Pemantulan “............” (isilah sesuai dengan percobaan)
2. Pembiasan
Tabel 2 : Pembiasan cahaya pada kaca plan parallel
No Sudut Datang (o
) Sudut Pantul (o
)
Hukum Pembiasan“............” (isilah sesuai dengan percobaan)
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 34
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
Kegiatan II : Menetukan indeks bias dari berbagai jenis bahan.
NO Jenis Bahan Sudut Datang (o
) Sudut Pantul (o
) Indeks Bias
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 35
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
PERCOBAAN VII
JARAK FOKUS LENSA
A. Tujuan Percobaan
1. Menyelidiki besar jarak fokus lensa
2. Menentukan sifat-sifat lensa
B. Kajian Teori
1. Pembiasan pada Lensa Cembung
Lensa cembung bersifat membiaskan cahaya.Lensa cembung memiliki bentuk yang
tipis pada kedua bagian ujungnya.Lensa cembung bersifat mengumpulkan sinar
(konvergen). Perhatikan jenis-jenis lensa cembung pada Gambar berikut
Gambar 1 Jenis-jenis Lensa Cembung
Bagaimana pembentukan bayangan pada lensa cembung?Sebelum membahas
tentang pembentukan bayangan pada lensa cembung, perlu kamu pahami sinar-sinar
istimewa yang dimiliki lensa cembung.Sinar istimewa ini sangat penting sebagai dasar
melukis pembentukan bayangan padalensa cembung.Adapun sinar-sinar istimewa pada
lensacembung adalah sebagai berikut.
1)Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskanmelalui titik fokus (F1) di belakang
lensa.
2)Sinar datang menuju titik fokus di depan lensa (F2) akandibiaskan sejajar sumbu utama.
3)Sinar yang datang melewati pusat optik lensa (O)diteruskan, tidak dibiaskan.
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 36
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa pada lensacembung di atas dapat
digambarkan pembentukanbayangan oleh lensa cembung.Berikut adalah pembentukan
bayangan pada lensa cembunguntuk berbagai posisi benda.
1) Jarak benda lebih besar 2F2
Jarak benda lebih besar 2F2, dengan menggunakan sinaristimewa lensa
cembung yaitu nomor 1 dan nomor 3,diperoleh bayangan yang bersifat nyata,
terbalik,diperkecil, dan letak bayangannya di antara F1 dan 2F1
.
2) Benda diletakkan di antara 2F2 dan F2
Benda diletakkan di antara 2F2dan F2. Dengan menggunakan sinar istimewa
lensa cembung yaitu nomor 1dan nomor 3, diperoleh bayangan yang bersifat
nyata,terbalik, diperbesar, dan letak bayangannya di luar 2F1
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 37
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
3) Benda diletakkan di titik F2
Benda diletakkan di F2objek. Dengan menggunakan
sinar istimewa lensa cembung yaitu nomor 1 dan nomor3, diperoleh bayangan yang
bersifat maya di tak hingga.
4) Benda diletakkan di antara F2 objek dan pusat lensa
Benda diletakkan di antara F2 dan pusat lensa. Denganmenggunakan sinar istimewa
lensa cembung yaitunomor 1 dan nomor 3, diperoleh bayangan yang bersifatmaya, tegak,
diperbesar, dan terletak di depan lensa.
Pada lensa juga berlaku persamaan-persamaan seperti padacermin yaitu sebagai
berikut
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 38
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
.
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian
tepinya.Lensa cekung memiliki tiga bentuk yaitu lensa bikonkaf, plankonkaf dan konveks
konkaf.Lensa bikonkaf merupakan lensa cekung dimana kedua sisi berbentuk cekung
(Gambar 7.35 (a).Lensaplankonkaf dibatasi oleh satu bidang datar dan satu bidang cekung
(Gambar 7.35 (b)), sedangkan lensa konveks konkaf dibatasi oleh sebuah bidang cekung dan
satu bidang cembung (Gambar 7.35 (c)).Bagian tengah lensa cekung selalu lebih tipis
daripada bagian pinggirnya.Lensa cekung sering disebut sebagai lensa divergen karena
mempunyai sifat menyebarkan berkas cahaya. (Gambar 7.36)
Untuk melukiskan bayangan pada lensa cekung cukup dua sinar dari tiga sinar istimewa
berikut.
- Sinar yang dating sejajar sumbu utama keluar dari lensa
seolah-olah berasal dari titik focus utama f2
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 39
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
- Sinar yang datang menuju titik focus utama f1 dibiaskan sejajar dengan sumbu utama
- Sinar yang datang melalui pusat optic diteruskan tanpa
dibiaskan
Semua bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung dari benda sejati yangberada di depan
lensa selalu bersifat maya, tegak, dan diperkecil. Letaknya di
antaraf2 dan O. Bayangan tersebut tidak dapat ditangkap oleh layar,melainkan dapat dilihat
oleh mata yang berada di belakang lensa. Benda mayadi antara O dan f1. Bayangan benda
bersifat nyata,tegak,dandiperbesar. Titikfokus, jarak benda, jarak bayangan dan
pembesaran.Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan titik fokus dinyatakan
dalam persamaan:
Dimana: f = titik fokus lensa
s = jarak benda
s' = jarak bayangan
C. Alat dan Bahan
1. Alat
 Meja Optik 1 buah
 Rel Presisi 2 buah
 Kaki Rel Presisi 2 buah
 Penyambung Rel Presesi 1 buah
 Rumah Lampu 1 buah
 Bola Lampu 12 V 18 W 1 buah
 Pemegang Diafragma 1 buah
 Tumpukan Penjepit 3 buah
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 40
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
 Mistar 100 cm 1 buah
 Catu daya 1 buah
2. Bahan
 Lensa +100 2 buah
 Kabel Penghubung 2 buah
D. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Susun alat dan bahan seperti pada gambar.
3. Setelah rangkaian tersusun, nyalakan lampu dengan cara menghidupkan catu daya
4. Tentukan jarak benda dengan cara menggeser lensa, kemudian catat nilainya pada tabel
pengamatan
5. Tentukan jarak bayangan dengan cara menggeser layar sehingga diperoleh bayangan yang
jelas dan terang, kemudian catat hasilnya pada tabel pengamatan
6. Tentukan perbesaran bayangan dan sifat-sifat bayangan
7. Ulangi langkah 4 sampai 6 dengan jarak benda yang berbeda-beda
8. Menentukan jarak focus lensa f = …. cm.
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 41
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
E. Tabel Pengamatan
1. Hasil pengamatan
No
Jarak
benda S
(cm)
Ruang
benda
Jarak
bayangan S’
(cm)
Ruang
benda
Perbesaran
Bayangan
M =
Sifat-sifat
bayangan
1
2
3
4
5
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 42
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
PERCOBAAN VIII
LISTRIK DASAR
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mampu memahami perbedaan dasar rangkaian seri dan parallel
2. Terampil dalam melakukan pengukuran arus dan tegangan dalam rangkaian seri dan
parallel hambatan.
3. Terampil dalam melakukan pengukuran arus dan tegangan dalam rangkaian seri dan
parallel bohlam.
4. Mampu membuktikan dan menjelaskan Hukum Ohm.
B. DASAR TEORI
Hukum Kirchoff menyatakan bahwa jumlah aljabar arus-arus yang menuju ke suatu titik
simpul adalah sama dengan nol. Gambar 2.1 menunjukkan suatu titik simpul dari sebuah
rangkaian, dengan arus-arus I1, I2, I3, dan I4 yang tehubung dengan titik simpul tersebut.
Untuk dapat menunjukkan aljabar maka arus yang arahnya menuju titik simpul diberi tanda
positif yang meningkatkan titik simpul diberi tanda negative. Jadi berlaku:
I1 + I2 - I3 + I4 = 0
Gambar .1
a. Beberapa buah tahanan listrik dapat dihubungkan dalam seri. Dalam suatu hubungan seri,
setiap tahanan dilalui arus yang sama.
Gambar .2
I1
I2
I3
I4
R
1
R
2
R
3
V
1
V
2
V
3
V
I
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 43
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
Gambar 2.2 menunjukkan tahanan-tahanan R1, R2, R3, yang dihubungkan secara seri
menurut Hukum Ohm, maka:
V = V1 + V2 + V3
= I (R1 – R2 + R3)
Rangkaian seluruhnya seolah-olah dapat diganti dengan satu tahanan R yang harus
memenuhi
R = R1 + R2 + R3
Secara umum kalau ada tahanan R1, R2, R3, … Rn yang dihubungkan secara seri, maka
tahanan penggantinya adalah:
∑
b. Tahanan dapat juga dihubungkan dala parallel. Dalam hubungan parallel, antara setiap
jepitan masing-masing tahanan terdapat tegangan yang sama. Pada gambar 2.3 tahanan-
tahanan R 1 ,R2 ,R3, dihubungkan parallel dan dipasang pada tegangan V. Sesuai dengan
Hukum Kirchoff I maka berlaku:
I = I1 + I2 + I3
( )
Jadi secara umum, bila tahanan-tahanan dengan R1, R2,
R3, ……. Rn yang terhubung parallel, maka penggantinya
harus mempunyai nilai:
∑
Gambar .3
C. ALAT DAN BAHAN
1. Voltmeter 1 buah
2. Amperemeter 1 buah
3. Resistor 3 buah
R1
R2
R3
I1
I2
I3
V
A
B
I
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 44
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
4. Sumber tegangan (power supply) 1 buah
5. Kabel Penghubung 6 buah
6. Bohlam 3 buah
D. PROSEDUR KERJA
Kegiatan 1 : Rangkaian Seri
1. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut:
2. Setelah anda yakin tidak ada kekeliruan (tanyakan pada asisten), nyalakan power supply.
3. Tetapkan satu nilai tegangan pada power supply.
4. Mulailah melakukan pengukuran dengan mengukur kuat arus listrik yang melalui
masing-masing resistor. Catat hasil pengukuran pada tabel pengamatan.
5. Lanjutkan dengan mengukur tegangan pada masing-masing resistor. Catat hasil
pengukuran pada tabel pengamatan.
6. Ulangi langkah 3 samapai 5 dengan nilai tegangan yang berbeda.
7. Ulangi langkah 2 sampai dengan 6 dengan mengganti resistor dengan bohlam.
8. Bandingkan hasil analisis ini dengan hasil pengukuran.
Kegiatan 2 : Rangkaian Paralel
1. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut:
I
6
I
5
I
7
+_
+_
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 45
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
2. Setelah anda yakin tidak ada kekeliruan (tanyakan pada asisten), nyalakan power supply.
3. Tetapkan satu nilai tegangan pada power supply.
4. Mulailah melakukan pengukuran dengan mengukur kuat arus listrik yang melalui
masing-masing resistor. Catat hasil pengukuran pada tabel pengamatan.
5. Lanjutkan dengan mengukur tegangan pada masing-masing resistor. Catat hasil
pengukuran pada tabel pengamatan.
6. Ulangi langkah 3 samapai 5 dengan nilai tegangan yang berbeda.
7. Ulangi langkah 2 sampai dengan 6 dengan mengganti resistor dengan bohlam.
8. Bandingkan hasil analisis ini dengan hasil pengukuran.
Kegiatan 3 : Hukum Ohm
1. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut:
2. Setelah anda yakin tidak ada kekeliruan (tanyakan pada asisten), nyalakan power supply.
3. Tetapkan satu nilai tegangan pada power supply.
4. Mulailah melakukan pengukuran dengan mengukur kuat arus listrik yang melalui
masing-masing resistor. Catat hasil pengukuran pada tabel pengamatan.
5. Lanjutkan dengan mengukur tegangan pada masing-masing resistor. Catat hasil
pengukuran pada tabel pengamatan.
6. Ulangi langkah 3 samapai 5 dengan nilai tegangan yang berbeda.
7. Ulangi langkah 2 sampai dengan 6 dengan mengganti resistor dengan bohlam.
8. Bandingkan hasil analisis ini dengan hasil pengukuran.
+_
A
V
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 46
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
E. TABEL HASIL PENGAMATAN
Kegiatan 1 : Rangkaian Seri Hambatan dan Bohlam
R1 =
R2 =
R3 =
Tegangan Sumber (Volt)
Kuat Arus Listrik
(A)
Tegangan Pada R
I1 I2 I3 V1 V2 V3
3
4,5
Dst
Kegiatan 2 : Rangkaian Paralel Hambatan dan Bohlam
R1 =
R2 =
R3 =
Tegangan Sumber (Volt)
Kuat Arus Listrik
(A)
Tegangan Pada R
I1 I2 I3 V1 V2 V3
3
4,5
Dst
Kegiatan 3 : Rangkaian Hukum Ohm
R1 =
R2 =
R3 =
Tegangan Sumber (Volt)
Kuat Arus Listrik
(A)
Tegangan Pada R
I1 I2 I3 V1 V2 V3
3
4,5
Dst
Laboratorium Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar 2017
P a g e | 47
Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017
DAFTAR PUSTAKA
Dauglas C. Giancoli. 2001. Fisika Universitas Jilid I. Jakarta : Erlangga
Haliday, 1984. Fisika Universitas I, Jakarta : Erlangga
Paken pandingan, 2008: Materi pokok praktikum fisika. Jakarta : UT
Said. 2009. Materi Kuliah Fisika Dasar I. Makassar
Tim Pengajar Fisika UNHAS. 2003. Fisika Dasar. Makassar: Unhas
Tim Penyusun, Pedoman Perkuliahan Fisika dasar I UNM, Makassar : UNM Pres
Tim Penyusun, Pedoman Praktikum Fisika dasar I UT jakarta, Jakarta: UT Pres

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Rezki Amaliah
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada PegasNur Azizah
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodWidya arsy
 
Viskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokesViskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokesPutri Aulia
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"ilmanafia13
 
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianUnit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianRezky Amaliah
 
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)Nurfaizatul Jannah
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambahSofyan Dwi Nugroho
 
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)NovaPriyanaLestari
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)umammuhammad27
 
Harga Air kalorimeter
Harga Air kalorimeterHarga Air kalorimeter
Harga Air kalorimetersilvi novrian
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianWidya arsy
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMdenson siburian
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair Widya arsy
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan PegasLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegasyudhodanto
 

Was ist angesagt? (20)

laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
 
Laporan Fisika - pegas
Laporan Fisika - pegasLaporan Fisika - pegas
Laporan Fisika - pegas
 
Viskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokesViskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokes
 
Massa jenis zat cair
Massa jenis zat cairMassa jenis zat cair
Massa jenis zat cair
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
 
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianUnit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
 
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
 
Kalorimeter bom
Kalorimeter bomKalorimeter bom
Kalorimeter bom
 
Harga Air kalorimeter
Harga Air kalorimeterHarga Air kalorimeter
Harga Air kalorimeter
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan PegasLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
 
PERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLERPERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLER
 

Ähnlich wie FISIKA DASAR

Alat ukur
Alat ukur Alat ukur
Alat ukur VJ Asenk
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatNurul Hanifah
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda PadatLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padatyudhodanto
 
UNIT_1_DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKPASTIAN.pdf
UNIT_1_DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKPASTIAN.pdfUNIT_1_DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKPASTIAN.pdf
UNIT_1_DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKPASTIAN.pdfAgathaHaselvin
 
rpp besaran dan satuan.pdf
rpp besaran dan satuan.pdfrpp besaran dan satuan.pdf
rpp besaran dan satuan.pdfNurMahmudah14
 
RPP Fisika Besaran dan Satuan
RPP Fisika Besaran dan SatuanRPP Fisika Besaran dan Satuan
RPP Fisika Besaran dan SatuanJun Hidayat
 
Pengukuran ipa smp semester 1
Pengukuran ipa smp semester 1Pengukuran ipa smp semester 1
Pengukuran ipa smp semester 1Febri Susanti
 
Termodinamika (1- 2) m tekanan
Termodinamika (1- 2) m tekananTermodinamika (1- 2) m tekanan
Termodinamika (1- 2) m tekananjayamartha
 
bab-1-objek-ipa-dan-pengamatan.pptx
bab-1-objek-ipa-dan-pengamatan.pptxbab-1-objek-ipa-dan-pengamatan.pptx
bab-1-objek-ipa-dan-pengamatan.pptxBUDIKURNIAWAN353944
 
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerang
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerangModul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerang
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerangAndhikaHartanty
 
Makalah fisika besaran dan satuan
Makalah fisika besaran dan satuanMakalah fisika besaran dan satuan
Makalah fisika besaran dan satuanAhwal Dejiro
 
BAB 1 OBJEK IPA DAN PENGUKURAN.pptx
BAB 1 OBJEK IPA DAN PENGUKURAN.pptxBAB 1 OBJEK IPA DAN PENGUKURAN.pptx
BAB 1 OBJEK IPA DAN PENGUKURAN.pptxRatnaWardani7
 
Pengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPotpotya Fitri
 

Ähnlich wie FISIKA DASAR (20)

Alat ukur
Alat ukur Alat ukur
Alat ukur
 
Besaran dan satuan
Besaran dan satuanBesaran dan satuan
Besaran dan satuan
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
 
Alat ukur 4
Alat ukur 4Alat ukur 4
Alat ukur 4
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda PadatLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
 
Materi.pengukuran
Materi.pengukuranMateri.pengukuran
Materi.pengukuran
 
UNIT_1_DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKPASTIAN.pdf
UNIT_1_DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKPASTIAN.pdfUNIT_1_DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKPASTIAN.pdf
UNIT_1_DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKPASTIAN.pdf
 
PENGUKURAN
PENGUKURANPENGUKURAN
PENGUKURAN
 
rpp besaran dan satuan.pdf
rpp besaran dan satuan.pdfrpp besaran dan satuan.pdf
rpp besaran dan satuan.pdf
 
RPP Fisika Besaran dan Satuan
RPP Fisika Besaran dan SatuanRPP Fisika Besaran dan Satuan
RPP Fisika Besaran dan Satuan
 
Pengukuran ipa smp semester 1
Pengukuran ipa smp semester 1Pengukuran ipa smp semester 1
Pengukuran ipa smp semester 1
 
Termodinamika (1- 2) m tekanan
Termodinamika (1- 2) m tekananTermodinamika (1- 2) m tekanan
Termodinamika (1- 2) m tekanan
 
bab-1-objek-ipa-dan-pengamatan.pptx
bab-1-objek-ipa-dan-pengamatan.pptxbab-1-objek-ipa-dan-pengamatan.pptx
bab-1-objek-ipa-dan-pengamatan.pptx
 
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerang
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerangModul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerang
Modul ipa kelas 7a smp benteng betawi tangerang
 
Makalah fisika besaran dan satuan
Makalah fisika besaran dan satuanMakalah fisika besaran dan satuan
Makalah fisika besaran dan satuan
 
BAB 1 OBJEK IPA DAN PENGUKURAN.pptx
BAB 1 OBJEK IPA DAN PENGUKURAN.pptxBAB 1 OBJEK IPA DAN PENGUKURAN.pptx
BAB 1 OBJEK IPA DAN PENGUKURAN.pptx
 
Pengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokok
 
Rpp fis 1.1
Rpp fis 1.1Rpp fis 1.1
Rpp fis 1.1
 
Kelas07 02 bab 1
Kelas07 02 bab 1Kelas07 02 bab 1
Kelas07 02 bab 1
 
Kelas07 02 bab 1
Kelas07 02 bab 1Kelas07 02 bab 1
Kelas07 02 bab 1
 

Kürzlich hochgeladen

Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 

FISIKA DASAR

  • 1. Disusun oleh : Tim dosen fisika dasar JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR NAMA : ……………………………………... NIM : ……………………………………... GOL/KEL : ………………………………………. KOORDINATOR ASISTEN : ………………………………. PENUNTUN PRAKTIKUM Fisika dasar umum
  • 2. LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA 2017 Page v DAFTAR ISI Halaman Sampul ........................ i Kata Pengantar ........................ ii Pedoman Praktikum ........................ iii Daftar Isi ........................ v Percobaan I : Dasar-Dasar Pengukuran ........................ 1 Percobaan I : Vektor Dan Resultan Gaya ........................ 13 Percobaan Ii : Massa Jenis Dan Hukum Archimedes ........................ 16 Percobaan Iii : Tekanan Dan Hukum Utama Hidrostatika ........................ 22 Percobaan Iv : Osilasi Gerak Harmonik ........................ 26 Percobaan V : Pemantulan Dan Pembiasan ........................ 31 Percobaan Vi : Jarak Fokus Lensa ........................ 35 Percobaan Vii : Rangkaian Dasar Listrik ........................ 42 Daftar Pustaka ........................ 47
  • 3. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 1 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 PERCOBAAN 1 DASAR-DASAR PENGUKURAN A. Tujuan Percobaan Yang menjadi tujuan percobaan dalam percobaan alat ukur dasar adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui cara menentukan NST (Nilai Skala Terkecil) dari alat ukur. 2. Untuk mengetahui fungsi dari alat ukur dasar. 3. Mampu menggunakan alat ukur dasar dengan tepat. 4. Memahami hasil pengukuran dari sebuah alat ukur dasar 5. Mampu Menggunakan termometer laboratorium sebagai alat ukur besaran suhu. 6. Mampu Menggunakan Mistar, Jangka sorong, Spherometer dan Micrometer sekrup sebagai alat ukur besaran panjang 7. Mampu Menggunakan Stopwach sebagai alat ukur besaran waktu. 8. Mampu Menggunakan Neraca Ohauss sebagai alat ukur besaran Massa. 9. Mampu Menggunakan Basic meter sebagai alat ukur besaran listrik. B. Kajian Teori 1. Pengukuran Mengukur adalah membandingkan nilai besaran dengan nilai besaran sejenis yang digunakan sebagai satuan. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur. Satuan adalah sesuatu yang berfungsi sebagai pembanding pada suatu besaran. Atau satuan adalah cara menuliskan/menyatakan nilai suatu besaran. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya sudah didefinisikan terlebih dahulu. Dalam Sistem Internasional (SI) terdapat 7 besaran pokok, Yaitu; Besaran panjang (l) satuannya meter (m), massa (m) satuannya (kg), waktu (t) satuannya (s), Suhu (T) satuannya (K), Intensitas Cahaya satuannya Candella (c).
  • 4. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 2 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diperoleh dari besaran pokok. Dapat dilihat dari satuannya. Apabila bukan dari ke-7 besaran pokok maka termasuk besaran turunan. Misalnya Kecepatan, Usaha, luas, volume, percepatan, dan lain-lain. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur dan Setiap alat ukur memiliki nilai skala terkecil (NST). Pada umumnya alat-alat ukur memiliki skala. Pada skala terdapat goresan besar dan kecil.Goresan besar dibubuhi angka sedangkan goresan kecil tidak dibubuhiangka. Jadi tiap alat ukur memiliki NST yaitu nilai dari jarak antara dua goresan terdekat. NST dengan nonius = 1 /n (NST tampa nonius) Atau NST alat = Nilai SU/Jml. Skala Nonius 2. Ketidakpastian pengukuran Ada tiga sumber utama yang menimbulkan ketidakpastian pengukuran, yaitu: a. Ketidakpastian Sistematik Ketidakpastian sistematik bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi yang menyertai saat pengukuran. Bila sumber ketidakpastian adalah alat ukur, maka setiap alat ukur tersebut digunakan akan memproduksi ketidakpastian yang sama. Yang termasuk ketidakpastian sistematik antara lain:  Ketidakpastian Alat Ketidakpastian ini muncul akibat kalibrasi skala penunjukkan angka pada alat tidak tepat, sehingga pembacaan skala menjadi tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Misalnya, kuat arus listrik yang melewati suatu beban sebenarnya 1,0 A, tetapi bila diukur menggunakan suatu Ampermeter tertentu selalu terbaca 1,2 A. Untuk mengatasi ketidakpastian alat, harus dilakukan kalibrasi setiap alat tersebut dipergunakan.
  • 5. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 3 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017  Kesalahan Titik Nol Ketidaktepatan penunjukkan alat pada skala nol juga melahirkan ketidakpastian sistematik. Hal ini sering terjadi, tetapi juga sering terabaikan. Pada sebagian besar alat umumnya sudah dilengkapi dengan skrup pengatur/pengenol. Bila sudah diatur maksimal tetap tidak tepat pada skala nol, maka untuk mengatasinya harus diperhitungkan selisih kesalahan tersebut setiap kali melakukan pembacaan skala.  Waktu Respon Yang Tidak Tepat Ketidakpastian pengukuran ini muncul akibat dari waktu pengukuran (pengambilan data) tidak bersamaan dengan saat munculnya data yang seharusnya diukur, sehingga data yang diperoleh bukan data yang sebenarnya. Misalnya, kita ingin mengukur periode getar suatu beban yang digantungkan pada pegas dengan menggunakan stopwatch. Selang waktu yang kita ukur sering tidak tepat karena terlalu cepat atau terlambat menekan tombol stopwatch saat kejadian berlangsung.  Kondisi Yang Tidak Sesuai Ketidakpastian pengukuran ini muncul karena kondisi alat ukur dipengaruhi oleh kejadian yang hendak diukur. Misal, mengukur nilai transistor saat dilakukan penyolderan, atau mengukur panjang sesuatu pada suhu tinggi menggunakan mistar logam. Hasil yang diperoleh tentu bukan nilai yang sebenarnya karena panas mempengaruhi sesuatu yang diukur maupun alat pengukurnya. b. Ketidakpastian Random Ketidakpastian random umumnya bersumber dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi secara tuntas. Gejala tersebut umumnya merupakan perubahan yang sangat cepat dan acak hingga pengaturan atau pengontrolannya di luar kemampuan kita. Misalnya:  Fluktuasi pada besaran listrik. Tegangan listrik selalu mengalami fluktuasi (perubahan terus menerus secara cepat dan acak). Akibatnya kalau kita ukur, nilainya juga berfluktuasi. Demikian pula saat kita mengukur kuat arus listrik,  Getaran landasan. Alat yang sangat peka (misalnya seismograf) akan melahirkan ketidakpastian karena gangguan getaran landasannya,
  • 6. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 4 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017  Radiasi latar belakang. Radiasi kosmos dari angkasa dapat mempengaruhi hasil pengukuran alat pencacah, sehingga melahirkan ketidakpastian random.  Gerak acak molekul udara. Molekul udara selalu bergerak secara acak (gerak Brown), sehingga berpeluang mengganggu alat ukur yang halus, misalnya mikro- galvanometer dan melahirkan ketidakpastian pengukuran. c. Ketidakpastian Pengamatan Ketidakpastian pengamatan merupakan ketidakpastian pengukuran yang bersumber dari kekurangterampilan manusia saat melakukan kegiatan pengukuran. Misalnya: metode pembacaan skala tidak tegak lurus (paralaks), salah dalam membaca skala, dan pengaturan atau pengesetan alat ukur yang kurang tepat. 3. Alat ukur dasar a. Jangka sorong Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang memilki bentuk seperti gambar dibawah ini, yang dapat digunakan untuk menentukan dimensi dalam, luar dan kedalaman benda uji. Jangka sorong dapat meningkatkan akurasi pengukuran hingga 1/20 mm karena memilikiskala 1 mm = 20 skala nonius. Gambar.1: Jangka sorong Ada tiga fungsi pengukuran panjang yang memiliki jangka sorong, yaitu: 1. Pengukuran panjang bagian luar benda. 2. Pengukuran panjang bagian rongga dalam benda. 3. Pengukuran kedalaman lubang dalam benda 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 c m 2 c m 3 c m 0 5 1 0 X1 X2 X3 X4 X5 X6
  • 7. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 5 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 b. Mikrometerskrup Mikrometer skrup dipergunakan untuk mengukur panjang benda yang memiliki ukuran maksimum sekitar 2,50 cm, dan bentuk mikrometerskrup di tunjukkan pada gambar Gambar. 2 MikrometerSekrup Benda yang diukur panjangnya dijepitan tara bagia A dan B. Untuk menggerakkan bagian B, anda harus memutar skrup bagian C. c. Spherometer Seperti halnya dengan mikrometer, maka spherometer juga mempunyai dua bagian skala yaitu skala vertikal (SV) sebagai skala utama dan skala horizontal (SH) sebagai skala noniusnya. Cara menentukan NST-nya sama dengan mikrometer dan mistar geser. Pada umumnya NST skala vertikal = 1 mm dan jumlah skala horizontalnya = 100 skala. Jadi NST alat = 100 1 (1 mm) = 0,01 mm Hasil pengukuran dapat ditentukan dengan membaca penunjukan skala horizontal terhadap skala vertikal dan penunjukan skala vertikal terhadap skala horizontal. c. Neraca Ohauss Setiap benda tersusun dari materi. Jumlah materi yang terkandung dalam masing- masing benda disebut massa benda. Massa diukur dengan neraca ohauss, dan berat diukur dengan neraca pegas. Neraca ohauss dan neraca pegas termasuk jenis neraca mekanik. Neraca ohauss terdiri dari 3 jenis yaitu masing-masing Ohauss 310 gram, 1 2 3 40 0 4 54 03 5 5
  • 8. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 6 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 311 gram, dan 2610 gram. Cara menentukan hasil pengukuran dari neraca ohauss 311 dan 2610 gram sama saja yaitu dengan menjumlahkan penunjukan masing-masing lengannya. Oleh karena itu sebelum menggunakannya, terlebih dahulu ditentukan NST masing-masing lengannya. Neraca Ohauss 310 gram adalah neraca yang berlengan dua dan dilengkapi dengan skala berputar sebagai skala nonius. Oleh karena itu neraca ini jauh lebih teliti dari neraca 2610 dan 311 gram. Cara menentukan hasil pengukurannya adalah dengan menjumlahkan pengukuran masing-masing lengan, skala berputar dan penunjukan nonius. Cara menentukan NST-nya sama dengan mistar geser dan mikrometer. d. Stopwatch Alat ini terdiri dari dua bagian skala yaitu skala detik (pada lingkaran luar) dan skala menit pada lingkaran dalam. Cara menggunakan alat ini yaitu dengan menekan tombol. Penekanan pertama jalan, penekanan kedua berhenti dan penekanan ketiga kembaliketitik nol. Cara menentukan hasil pengukurannya ialah dengan membaca penunjukan jarum menit dan jarum detiknya kemudian dijumlahkan sebelum menggunakannya hitunglah NST skala menit dan detiknya. e. Basic meter Basic meter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial (tegangan). Untuk mengukur kuat arus maka pada basic meter harus dipasang shunt dan jika digunakan untuk mengukur tegangan maka pada basic meter harus dipasangi multiplier. Sebelum menggunakan alat ini maka pertama-tama usahakan agar jarumnya tepat menunjuk angka nol, dengan memutar sekrup pada bagian atas alat, dengan demikian alat tidak mempunyai kesalahan titik nol, kemudian NST-nya ditentukan dengan cara membagi batas ukur tertinggi dari multiplier dan shunt yang digunakan dengan banyaknya skala kecil pada basic meter. C. Alat dan Bahan Alat dan bahan yangh digunakan dalam percobaan alat ukur dasar adalah sebagai berikut: a. Alat 1) Termometer 1 buah 7) Neraca Ohauss 1 buah
  • 9. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 7 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 2) Mister biasa 1 buah 8) Basic meter 1 buah 3) Jangka sorong 1 buah 9) Gelas Ukur 1 buah 4) Micrometer sekrup 1 buah 10) Kasa 1 buah 5) Spherometer 1 buah 11) Power suplay 1 buah 6) Stopwach 1 buah b. Bahan 1) Uang logam 6) Kabel 2) Air Dingin 7) Resistor 3) Beban 8) Pulpen 4) Tabung 9) Balok D. Prosedur kerja 1. Pengukuran besaran suhu, panjang dan massa a. Mengambil alat ukur yang digunakan kemudian menentukan nilai skala terkecil (NST) dan Kesalahan titik Nol (KTN). b. Melakukan pengukuran dengan teliti c. Dalam melakukan pengukuran dengan thermometer menggunakan air dingin, dan air panas. d. Dalam pengukuran besaran panjang: jangka sorong digunakan untuk mengukur diamemeter dan kedalaman tabung, micrometer sekrup untuk mengukur ketebalan, Spherometer untuk mengukur ketebalan logam, dan mistar mengukur panjang balok. e. Untuk pengukuran besaran massa menggunakan bebanyang diukur menggunakan Neraca Ohauss. 2. Pengukuran besaran waktu dan listrik a. menentukan nilai skala terkecil (NST) dan Kesalahan titik Nol (KTN). b. Melakukan pengukuran dengan teliti c. Dalam melakukan pengukuran besaran waktu digunakan bandul. d. Untuk pengukuran besaran listrik digunakan power suplay yang dirangkai dengan sebuah resistor, sehingga diperoleh nilai tegangan dan arus listrik dalam rangkaian tersebut.
  • 10. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 8 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 E. Hasil Pengamatan Setelah dilakukan pengukuran dalam percobaan alat ukur dasar diperoleh data sebagai berikut: 1) Hasil Pengamatan a. Pengukuran Besaran suhu Tabel 1.1 : Pengukuran Besaran Suhu dengan Termometer (Pengukuran Tunggal) NST Termometer =...........(o C) Alat Ukur Penunjukan skala Hasil pengukuran temperatur air dingin Penunjukan skala Hasil pengukuran temperatur air panas Termometer .........skala ............ o C .........skala ............ o C Tabel 1.2 : Pengukuran Besaran Suhu dengan Termometer (Pengukuran Berulang) NST Termometer =...........(o C). Alat Ukur Penunjukan skala Hasil pengukuran temperatur air dingin Penunjukan skala Hasil pengukuran temperatur air panas Termometer .........skala .........skala .........skala 1. ............. o C 2. ............. o C 3. ............. o C .........skala .........skala .........skala 1. ....... o C 2. ....... o C 3. ....... o C b. Pengukuran Besaran Panjang Tabel 1.3 : Pengukuran Besaran Panjang dengan Jangka Sorong (Pengukuran Tunggal) NST Jangka sorong =...........mm. KTN Jangka sorong =...........mm Alat Ukur Penunjukan Skala Hasil pengukuran diameter tabung Hasil pengukuran kedalaman tabung Jangka Sorong SU = .......skala SN = ........kala .................mm .................mm Tabel 1.4 : Pengukuran Besaran Panjang dengan Jangka Sorong (Pengukuran Berulang) NST Jangka sorong =...........mm. KTN Jangka sorong =...........mm Alat Ukur Penunjukan skala Hasil pengukuran diameter tabung Hasil pengukuran kedalaman tabung Jangka Sorong 1. SU = ......skala SN = ..... skala 2. SU = ......skala SN = ......skala 3. SU = ......skala SN = .....skala .................mm .................mm .................mm .................mm .................mm .................mm
  • 11. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 9 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 Tabel 1.5 : Pengukuran Besaran Panjang Dengan Spherometer (Pengukuran Tunggal) NST Spherometer =...........mm. KTN Spherometer =...........mm Alat Ukur Penunjukan skala Hasil pengukuran ketebalan uang logam Spherometer SU = .......... skala SN = .......... skala .................mm Tabel 1.6 : Pengukuran Besaran Panjang Dengan Spherometer (Pengukuran Berulang) NST Spherometer =...........mm. KTN Spherometer =...........mm Alat Ukur Penunjukan skala Hasil pengukuran ketebalan uang logam Spherometer 1. SU = .........skala SN = .........skala 2. SU = .........skala SN = .........skala 3. SU = .........skala SN = .........skala .................mm .................mm .................mm Tabel 1.7 : Pengukuran Besaran Panjang dengan Mikrometer Sekrup (Pengukuran Tunggal) NST Mikrometer sekrup =...........mm. KTN Mikrometer sekrup =...........mm Alat Ukur Penunjukan skala Hasil pengukuran tebal plat Mikrometer sekrup SM = ....... skala SP = ........ skala .................mm Tabel 1.8 : Pengukuran Besaran Panjang Dengan Mikrometer Sekrup (Pengukuran Berulang) NST Mikrometer sekrup =...........mm. KTN Mikrometer sekrup =...........mm Alat Ukur Penunjukan skala Hasil pengukuran tebal plat Mikrometer sekrup 1. SM = ..... skala SP = ..... skala 2. SM = ..... skala SP = ..... skala 3. SM = ..... skala SP = ..... skala .................mm .................mm .................mm c. Pengukuran Besaran Massa Tabel 1.9 : Penentuan Nilai Skala Terkecil dan Kesalahan Titik Nol (KTN) Alat Ukur Nilai Skala Terkecil (NST) Kesalahan Titik Nol Neraca Ohauss 311 gr .................gram .................gram
  • 12. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 10 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 Tabel 1.10 : Pengukuran Besaran Massa dgn Neraca (Pengukuran Tunggal) Alat Ukur Penunjukan skala tiap lengan Hasil pengukuran massa anak timbangan Neraca Ohauss 311 gram Lengan 1 =...... Skala Lengan 2 =...... Skala Lengan 3 =...... Skala Lengan 4 =...... Skala .................gram Tabel 1.11 : Pengukuran Besaran Massa Dengan Neraca (Pengukuran Berulang) Alat Ukur Penunjukan skala tiap lengan Hasil pengukuran massa anak timbangan Neraca Ohauss 311 gram 1. Lengan 1 =...... skala Lengan 2 =...... skala Lengan 3 =...... skala Lengan 4 =...... skala ................. gram 2. Lengan 1 =...... skala Lengan 2 =...... skala Lengan 3 =...... skala Lengan 4 =...... skala ................. gram 3. Lengan 1 =...... skala Lengan 2 =...... skala Lengan 3 =...... skala Lengan 4 =...... skala ................. gram d. Pengukuran Besaran Waktu Tabel 1.12 : Pengukuran besaran waktu dengan stopwatch (pengukuran tunggal) NST stopwatch =........detik. NST stopclock =...........detik. Panjang tali bandul = ..... cm; Alat Ukur Penunjukan skala Hasil pengukuran waktu 10 kali ayun (t) Periode ayun (T=t/n) Stopwatch ............ skala ............detik ............detik Tabel 1.13 : Pengukuran besaran waktu dengan stopwatch (pengukuran berulang) NST stopwatch =.......detik. NST stopclock =...........detik Panjang tali bandul = ......cm; Alat Ukur Penunjukan skala Hasil pengukuran waktu 5 kali ayun Periode ayun (T=t/n) Stopwatch 1. ........... skala 2. ........... skala 3. ........... skala ...........detik ...........detik ...........detik ...........detik ...........detik ...........detik
  • 13. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 11 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 e. Pengukuran Besaran Listrik Tabel 1.14 : Pengukuran besaran listrik dengan voltmeter (pengukuran tunggal) NST Voltmeter skala atas = ........... V NST Voltmeter skala bawah = ........... V Alat Ukur Tegangan Baterai Penunjukan skala Hasil pengukuran tegangan Skala atas Skala bawah Skala atas Skala bawah Voltmeter 1 baterai .... skala .... skala .... V .... V 2 baterai .... skala .... skala .... V .... V Tabel 1.15 : Pengukuran besaran listrik dengan voltmeter (pengukuran ganda) Batas ukur yang dipakai = ..............V NST Voltmeter skala atas = ........... VNST Voltmeter skala bawah = ........... V Alat Ukur Tegangan Baterai Penunjukan skala Hasil pengukuran tegangan Skala atas Skala bawah Skala atas Skala bawah Voltmeter 1 baterai .... skala .... skala .... skala .... skala .... skala .... skala .... V .... V .... V .... V .... V .... V 1 baterai .... skala .... skala .... skala .... skala .... skala .... skala .... V .... V .... V .... V .... V .... V 1 baterai .... skala .... skala .... skala .... skala .... skala .... skala .... V .... V .... V .... V .... V .... V Tabel 1.16 : Pengukuran besaran listrik dengan amperemeter (pengukuran tunggal) Batas ukur yang dipakai = ..............A NST Amperemeter skala atas = ........... V NST Amperemeter skala bawah = ........... V Alat Ukur Tegangan Baterai Penunjukan skala Hasil pengukuran tegangan Skala atas Skala bawah Skala atas Skala bawah Amperemeter 1 baterai .... skala .... skala .... V .... V 2 baterai .... skala .... skala .... V .... V Tabel 1.17 : Pengukuran besaran listrik dengan voltmeter (pengukuran ganda) Batas ukur yang dipakai = ..............A NST Ammeter skala atas = ........... V
  • 14. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 12 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 NST Ammeter skala bawah = ........... V Alat Ukur Tegangan Baterai Penunjukan skala Hasil pengukuran tegangan Skala atas Skala bawah Skala atas Skala bawah Amperemeter 1 baterai .... skala .... skala .... skala .... skala .... skala .... skala .... V .... V .... V .... V .... V .... V 1 baterai .... skala .... skala .... skala .... skala .... skala .... skala .... V .... V .... V .... V .... V .... V F. Tugas Pendahuluan 1. Uraikan secara singat apa yang dimaksud : a. Pegukuran d. Kesalahan kalibrasi g. Skala nonius b. NST e. Kesalahan titik nol h. Ketidak pastian acak c. Skala utama f. Pengukuran berganda i. Pengukuran tunggal 2. Bagaimana cara menentukan NST suatu alat dengan menggunakan skala nonius dan tanpa skala nonius? 3. Jelaskan mengapa hasil pengukuran selalu dihinggapi ketidakpastian? Tuliskan sumber- sumber ketidakpastian dari suatu pengukuran! 4. Gambarkan masing-masing lengkap alat ukur dasar dan bagian-bagian dari alat ukur tersebut!
  • 15. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 13 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 PERCOBAAN II VEKTOR DAN RESULTAN GAYA A. Tujuan Percobaan  Menentukan Jumlah resultan gaya dua vektor.  Mampu menggambarkan arah-arah gaya pada percobaan vektor dan Resultan gaya B. Kajian Teori 1. Vektor Ada kalanya suatu benda dikenai lebih dari satu gaya. Dua gaya atau lebih yang bekerja pada suatu benda dapat dijumlahkan. Penjumlahan dari gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda disebut resultan gaya. Untuk menjumlahkan beberapa gaya kamu harus melukiskan gaya-gaya yang bekerja. Sebelumnya telah disebutkan bahwa gaya merupakan besaran vektor yang memiliki arah dan besar. Gaya dapat digambarkan sebagai garis berupa anak panah. Gaya biasa disimbolkan dengan F. F O A 1. Titik O merupakan titik pangkal gaya yang disebut titik tangkap gaya. 2. OA merupakan panjang anak panah yang menunjukkan besarnya gaya. 3. Arah anak panah menunjukkan arah gaya. Gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda dapat berupa gaya-gaya yang searah, berlawanan arah, saling tegak lurus, atau saling membentuk sudut. Apabila dua buah gaya atau lebih yang segaris dan searah dapat diganti dengan sebuah gaya lain yang besarnya sama dengan jumlah gaya-gaya tersebut. R = F1 +F2 +F3 + . . . +Fn Apabila pada sebuah benda bekerja dua gaya yang segaris tetapi berlawanan arah, besarnya kedua gaya tersebut dapat diganti dengan sebuah gaya yang besarnya sama dengan selisih kedua gaya tersebut dan arahnya sama dengan arah gaya yang besar. R = F1 – F2
  • 16. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 14 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 C. Alat dan Bahan Kegiatan 1: Menentukan Resultan Vektor Gaya Alat dan bahan yangh digunakan dalam percobaan inir adalah sebagai berikut: 1) Alat a. Busur Derajat 1 buah b. Neraca Pegas 1 buah c. Batang statif Panjang 2 buah d. Batang statif Panjang 2 buah e. Neraca pegas 1,5 N 1 buah f. Balok penduikung 2) Bahan a. Beban 50 Gram 3 buah b. Tali nilon Secukupnya D. Prosedur kerja Kegitan 1 : Menentukan Resultan Vektor Gaya 1. Mengambil alat ukur yang digunakan kemudian menentukan nilai skala terkecil (NST) dan Kesalahan titik Nol (KTN). 2. Merakit peralatan sesuai pada gambar 3. Menggantungkan sebuah beban denga massa 50 gram pada neraca pegas dan mencatat berat beban yang ditunjukan oleh neraca pegas 4. Ukurlah sudut yang terbentuk pada tali terhadap sumbu x dengan menggunakan busur derajat.
  • 17. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 15 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 5. Membaca penunjukan besar gaya pada pegas 1 (F1) dan pegas (F2) 6. Mengulani langkah 1 sampai dengan 5 dengan mengubah massa beban yang digantung. E. Hasil Pengamatan Kegiatan 1: Menentukan Resultan Vektor Dari Dua Gaya Tabel 1: Menentukan Resultan Vektor Dari Dua Gaya Massa Beban (gram) F1 (N) F2 (N) Ө1 (o ) Ө1 (o ) R (N)
  • 18. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 16 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 PERCOBAAN III MASSA JENIS DAN HUKUM ARCHIMEDES A. Tujuan Percobaan Yang menjadi tujuan percobaan dalam percobaan alat ukur dasar adalah sebagai berikut:  Menentukan nilai massa jenis berbagai zat cair dengan menggunakan piknometer.  Menentukan massa jenis zat padat dengan menggunakan prinsip Archimedes.  Mampu memahami hukum Archimedes dan menerapkannya dalam menghitung kerapatan zat cair  Menentukan perbandingan nilai massa jenis zat cair dengan menggunakan piknometer dengan teori yang ada.  Menetukan perbandingan nilai massa jenis zat padat dengan menggunakan prinsip Archimedes dengan teori yang ada. B. Kajian Teori Gaya yang dilakukan oleh zat cair pada suatu permukaan harus selalu mempunyai arah tegak lurus permukaan, maka dalam membahas gaya dalam fluida dipergunakan besaran fisis skalar yang disebut tekanan yang didefinisikan sebagai besar gaya normal per satuan luas.Satuan tekanan adalah N/m2 , dyne/cm2 , atau Pascal (Pa) Massa jenis  dari suatu fluida homogen dapat bergantung pada banyak faktor, seperti temperature fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida tersebut. Massa jenis suatu fluida didefinisikan sebagai massa fluida persatuan volume: V m  (1) Dengan m adalah massa fluida dan V adalah volumenya. Satuan SI massa jenis adalah Kg/m3 . Kadang-kadang massa jenis dinyatakan dalam satuan gr/cm3 Untuk mengukur massa jenis zat cair dapat dilakukan dengan menggunkan piknometer 1. Piknometer. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair adalah dengan menggunakan piknometer. Apal ini terdiri dari botol gelas yang kecil dengan
  • 19. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 17 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 sumbat gelas bersaluran kecil. Apabila botol gelas diisi dengan zat cair hingga penuh kemudian sumbatnya dipasang, maka zat cair tersebut naik melalui saluran kecil hingga ada zat cair yang menetes keluar. Untuk menentukan massa jenis zat cair maka diperlukan zat cair sebagai pembandingnya, misalnya adalah air. Adapun caranya adalah sebagai berikut: a. Piknometer ditimbang dalam keadaan kosong beserta sumbatnya dan misalkan massanya adalah Mo. b. Piknometer diisi air hingga penuh dan disumbat dengan sumbatnya hingga ada air yang menetes. c. Piknometer yang berisi air ini ditimbang kembali dan misalkan massanya adalah M1. jika masssa jenis zat air adalah 1 gr/cm3 , maka volume air dalam piknometer adalah : Va = (M1 – M0) cm3 (2) d. Selanjutnya jika piknometer tersebut, diisi dengan zat cair lain dan ditimbang seperti uraian di atas, maka dengan mudah dapat ditentukan massa jenis zat cair tersebut yaitu )( )( 01 02 MM MM x    (3) dimana M2 adalah massa zat cair + piknometer. Prinsip Archimedes Jika suatu benda berada pada suatu fluida yang diam, maka setiap bagianpermukaan benda mendapatkan tekanan yang dilakukan oleh fluida dan volume benda yang tercelup akan sama dengan volume fluida yang dipindahkan. Gaya resultan yang bekerja pada benda mempunyai arah ke atas, dan disebut gaya apung. Besarnya gaya apung sebagai berikut : gVF f (4) Hasil ini pertama kali dikemukakan oleh Archimedes, dan disebut Prinsip Archimedes yang berbunyi sebagai berikut:“ Setiap benda yang terendam seluruhnya
  • 20. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 18 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 ataupun sebagian di dalam fluida mendapat gaya apung yang berarah ke atas, yang besarnya adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”. Misalkan sebuah benda yang tidak teratur bentuknya, bila ditimbang di udara beratnya adalah Wb akan tetapi bila ditimbang dalam fluida beratnya seakan-akan menjadi Wf maka besarnya rapat massa fluda dapat adalah: b fb f gV WW   (5) C. Alat dan Bahan Kegiatan 1: Menentukan berbagai massa jenis zat cair dengan menggunakan Piknometer 1. Piknometer + sumbat 2. Neraca ohauss 311 gram 3. Beberapa benda padat homogen dan beraturan seperti kubus logam, silinder dan sebagainya. 4. Air secukupnya. 5. Aquades secukupnya 6. Spritus secukupnya 7. Gliserin secukupnya. Kegaiatan 2: Menentukan gaya angkat keatas dan Gaya berat air yang dipindahkan. 1. Neraca ohauss 311 gram 1 buah 2. Gelas ukur 2 buah 3. Neraca Pegas 1 buah 4. Tabung Pancuran 1 buah 5. Kubus materi (Kuningan, Aluminium dan besi) 1 buah 6. Air secukupnya Kegiatan 3: Menentukan massa jenis berbagai zat padat dengan menggunakan prinsip Archimedes 1. Neraca ohauss 311 gram 1 buah
  • 21. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 19 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 2. Gelas ukur 2 buah 3. Neraca Pegas 1 buah 4. Tabung Pancuran 1 buah 5. Kubus materi (Kuningan, Aluminium dan besi) 1 buah 6. Air secukupnya D. Prosedur kerja Kegiatan 1: Menentukan berbagai massa jenis zat cair dengan menggunakan Piknometer Untuk menentukan massa jenis zat cair, cara yang dapat ditempuh yaitu: 1. Dengan menggunakan piknometer. Adapun langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut: a. Bersihkan piknometer dari zat cair yang melekat baik pada botol maupun penutupnya. b. Kemudian timbanglah piknometer kosong beserta penutupnya (M0). c. Isilah gelas ukurpiknometer kosong dengan air (aquades) hingga penuh dan tutup dengan penutupnya dan bersihkan tetesan air di piknometer d. Timbanglah piknometer yang berisi air tersebut kembali dengan neraca Ohauss (M1). Catat hasil pengukurannya. e. Bersihkan kembali piknometer seperti kegiatan a, lalu isilah dengan zat cair lain (spritus), kemudian timbang (M2) dan catat hasil pengukurannya. f. Ulangi percobaan e untuk zat cair lain (gliserin) Kegiatan 2: Menentukan gaya angkat keatas dan Gaya berat air yang dipindahkan. 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan diguanakan. 2. Menimbang massa gelas ukur kosong dengan menggunakan neraca ohauss 311 gram 3. Menimbang berat benda (besi) diudara (Wu) dengan neraca pegas. 4. Memasukkan zat cair kedalam tabung pancuran. 5. Meletakkan gelas ukur kosong di dekat tabung pancuran sehingga air yang keluar dari tabung pancuran diterima digelas ukur. 6. Kemudian timbang berat benda di air (Wa), sampai seluruh bagian dari beban (besi) tercelup seluruhnya kedalam zat cair. Sehingga ada zat zat yang keluar dari tabung pancuran.
  • 22. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 20 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 7. Hitunglah massa gelas ukur + air dengan menggunakan neraca ohauss dan tentukan nilai volume air yang dipindahkan. 8. Hitunglah gaya angkat keatas dan berat air yang pindahkan. Kegiatan 3: Menetukan Massa jenis Zat Padat dengan menggunakan prinsip archimedes. 1. Hitunglah Massa jenis berbagai zat padat besi yang digunakan dengan cara mengolah data yang diperoleh dikegiatan sebelumnya. 2. Menghitung nilai massa jenis zat padat lainnya yakni aluminium dan kuningan dengan mengulang kegiatan 1 sampai 2. E. Hasil Pengamatan Kegiatan 1: Menentukan berbagai massa jenis zat cair dengan menggunakan Piknometer a. Sebagai Zat Pembanding (air). - Massa piknometer kosong + sumbat (Mo) = ...... gram - Massa piknometer kosong + air + sumbat (Mo) = ...... gram b. Massa piknometer + Spritus + Sumbat (M2) = .....gram. c. Massa piknometer + Gliserin + Sumbat (M2) = .....gram. Data dari hasil pengamatan diatas dapat dituliskan kedalam tabel berikut ini: Tabel 4.1: Menentukan Massa jenis air dengan menggunakan piknometer dan gelas ukur. No Zat Cair Volume (mL) Massa Zat Cair(g) P (gr/m3 ) Tabel 4.2: Menentukan besarnya gaya angkat keatas No Zat Padat Vb (cm3) Wb (N) Wf (N) W air
  • 23. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 21 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 Tabel 4.3 : Menentukan Nilai Massa Jenis Berbagai Zat Padat No Zat Padat Vb (cm3) Wb (N) Wf (N) W air .
  • 24. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 22 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 PERCOBAAN IV TEKANAN DAN HUKUM UTAMA HIDROSTATIKA A. Tujuan Percobaan Setelah percobaan yang dilakukan mahasiswa diharapan mampu : 1. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatik. 2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatik. 3. Mahasiswa dapat memahami prinsip percobaan tekanan hidrostatik. 4. Mahasiswa dapat menentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan hukum utama hidrostatika. B. Kajian Teori Tekanan Zat Cair Tekanan ialah gaya yang bekerja tiap satuan luas. Dapat dituliskan dalam pernyatan rumus yaitu: A F P  (1) Dimana; P = tekanan (N/m2 ) atau pasca F = gaya (N) A = Luas Penampang (m2 ) Nilai tekanan sebesar 1 N/m2 dapat dinyatakan sebagai pascal (Pa). Sehingga satuan SI untuk tekanan dapat dinyatakan dalam N/m2 atau dalam pascal. Untuk kepentingan praktis, satuan tekanan biasanya dinyatakan dalam atmosfer (atm), cmHg, atau bar. 1 atm = 76 cmHg = 1,013 x 105 Pa = 1,013 bar Tekanan didalam fluida tak bergerak yang diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi yang bekerja pada tiap bagian zat cair; besar tekanan itu bergantung pada kedalaman; semakin dalam letak suatu bagian zat cair, semakin besar tekanan pada bagian itu, tekanan yang seperti demikian disebut tekanan hidrostatika. Tekanan hidrostatika dapat dinyatakan : P = p g h dimana, P = tekanan hidrostatika (Pa) p = Massa jenis zat cair (Kg/m3 )
  • 25. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 23 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 g = Percepatan gravitasi (m/s2 ) h = Kedalaman (m) C. Alat dan Bahan 1. Manometer 1 buah 2. Gelas Kimia 1 buah 3. Corong 1 buah 4. Mistar Biasa 100 cm 1 buah 5. Selang Plastik 1 buah 6. Corong 1 buah 7. Berbagai jenis zat cair Secukupnya C. Prosedur Kerja Kegiatan 1: Pengaruh Kedalaman Terhadap Tekanan Hidrostatika 1. Tentukan massa jenis zat cair yang akan digunakan, dengan mengukur massa dan volumenya. 2. Hubungkan pipa U yang berisi dengan zat cair dengan sebuah corong gelas oleh selang plastik 3. Masukkan corong kedalam air, tekan dengan kedalam tertentu, ukur kedalaman dengan mistar biasa (diukur dari permukaan air ke permukaan air dalam corong) 4. Amatilah perubahan tinggi permukaan zat cair pada kedua pipa U. Ukur selisih ketinggian zat cair pada pipa U. Catat hasil pengukuran dalam tabel pengamatan. 5. Ulangi langkah percobaan dengan kedalaman yang berbeda-beda. Kegiatan II : Pengaruh Massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatika 1. Menyiapkan manometer yang berisi air, kemudian tandai ketinggian mula-mula permukaan air dengan spidol. 2. Memasukkan zat cair yang lain (spritus) kedalam salah satu sisi manometer. 3. Ukur ketinggian spritus dengan menggunakan mistar biasa. 4. Ukur pertambahan ketinggian air dari titik yang telah ditandai. 5. Mengulangi langkah 1 sampai dengan 4 dengan mengganti spritus dengan zat cair yang lain.
  • 26. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 24 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 6. Catat hasil pengukuran kedalam tabel pengamatan. Kegiatan III : Menetukan Massa jenis zat cair dengan prinsip hukum utama hidrosatika 1. Menyiapkan manometer yang berisi air, kemudian tandai ketinggian mula-mula permukaan air dengan spidol. 2. Memasukkan zat cair (air) kedalam salah satu sisi pipa U. 3. Ukur ketinggian air dengan menggunakan mistar biasa. Beri tanda dengan menggunakan spidol atau label. 4. Masukkan zat cair (spritus) yang akan dihitung massa jenis kedalam sisi yang lain pipa U. 5. Ukur pertambahan ketinggian air dari titik yang telah ditandai. 6. Mengulangi langkah 1 sampai dengan 4 dengan mengganti spritus dengan zat cair yang lain. Catat hasil pengukuran kedalam tabel pengamatan D. Tabel Pengamatan Kegiatan 1 : Pengaruh Kedalaman Terhadap Tekanan Hidrostatik Tabel 1: Hubungan Antara Kedalaman Zat Cair dengan Tekanan Hidrostatika P air = .............. No Kedalaman (cm) Tekanan (Pa) 1 2 3 4 5 6
  • 27. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 25 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 Kegiatan 2: Pengaruh Massa Jenis Zat Cair Terhadap Tekanan Hidrostatik Tabel 2 : Pengaruh Massa Jenis Zat Cair Terhadap Tekanan Hidrostatik Kedalaman = ........................... No Jenis zat cair Tekanan (Pa) 1 2 3 Kegiatan 3: Menentukan Massa jenis cair dengan prinsip hukum utama hidrostatika Tabel 3 : Menentukan Massa jenis cair dengan prinsip hukum utama hidrostatika p air = .............. No Zat Cair (cm) h2(cm) 1 2 3
  • 28. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 26 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 PERCOBAAN V OSILASI DAN GERAK HARMONIK A. Tujuan Percobaan Yang menjadi tujuan percobaan dalam percobaan alat ukur dasar adalah sebagai berikut: 1. Mengamati gerak harmonik pada getaran pegas dan Ayunan bandul sederhana 2. Menentukan kaitan konsep gaya pegas dengan sifat elastisitas bahan 3. Mempelajari hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas. 4. Mengetahui faktor– faktor yang mempengaruhi besarnya periode ayunan. 5. Mempelajari pengaruh panjang tali (l), massa (m) dan simpangan terhadap ayunan suatu ayunan sederhana. 6. Menentukan besarnya percepatan gravitasi bumi dan konstanta pegas B. Kajian Teori Jika suatu bahan dapat meregang atau menyusut karena pengaruh gaya dari luar dan dapat kembali ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya dihilangkan,maka keadaan tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis (misalnya pegas). Selama batas elastisitasnya belum terlampaui maka perpanjangan pegas sebanding dengan gaya yang digunakan untuk memperpanjangkannnya, yang menurut Hukum Hooke sebagai berikut : F = k. x. Dimana : k = konstanta gaya pegas Sedangkan suatu pegas akan memberikan gaya perlawanan atau reaksi sebesar: F = - k. x, dimana tanda (-) menunjukkan arah gaya yang berlawanan dengan gaya penyebabnya.Pada saat pegas diregangkan, maka dia juga akan mempunyai energi potensial, yang disebut energi potensial pegas.
  • 29. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 27 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 Sebuah bandul adalah sebuah benda yang digantungkan dengan sebuah tali seperti pada gambar 1. Jika bandul itu ditarik ke samping (perhatikan gambar di bawah), lalu dilepaskan, gaya berat yang bekerja pada bandul itu akan menyebabkan bandul mengayun ke asalnya (kedudukan setimbangnya). Besarnya gaya pemulihan F (yang menyebabkan bandul mengayun ke kedudukan seimbangnya) adalah F = -w sin θ atau F = m.g.sin θ. Menentukan percepatan grafitasi g dengan cara demikian akan cukup teliti jika dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Tali jauh lebih ringan disbanding bola/beban Gambar : Ayunan Bandul 2. Simpangan harus < 150 cm 3. Gesekan antara tali dengan udara haruslah sangat kecil, sehingga dapat diabaikan 4. Tali penggantung bola tidak boleh mengalami puntiran , sehingga gaya puntiran dapat di abaikan Secara matematis dapat dibuktikan bahwa periode bandul sederhana itu adalah : g l T 2 ………….(pers. 4.1) C. Alat dan Bahan Alat dan bahan yangh digunakan dalam percobaan alat ukur dasar adalah sebagai berikut : 1. Pegas spiral 1 buah. 2. Neraca ohauss 311 gram 1 buah 3. Mistar plastik biasa 100 cm 4. Statif + Klem 1 set 5. Beberapa beban 10 buah 6. Kertas grafik secukupnya 7. Beban bandul sederhana 5 buah. 8. Pengait bandul 1 buah 9. Benang / tali secukupnya
  • 30. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 28 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 10. Tiang berskala 150 cm 11. Stopwatch 1 buah 12. Penggaris (100 cm) 1 buah. 13. Neraca Ohauss 311 gram 1 buah. D. Prosedur kerja 1. Hukum Hooke 1. Pilih salah satu pegas yang telah disediakan, timbang massa pegas yang akan dicari harga konstantanya (M), perhatikan posisi skala nol neraca sebelum penimbangan dilakukan, usahakan tidak terjadi kesalahan paralaks . 2. Gantungkan penggaris bersama pegas pada statif usahakan pegas tidak bersinggungan dengan penggaris. 3. Ukur dan catat panjang awalnya ketika belum dibebani, usahakan hindari kesalahan paralaks. 4. Bebani pegas dengan beban gantung yang telah diketahui massanya, kemudian ukur dan catat massa beban gantung dan panjang pegas pada keadaan itu. 5. Ulangi langkah d). sebanyak 6 kali dengan penambahan beban gantung (usahakan penambahan beban gantung dengan massa beban gantung yang terkecil  5 gr, 10 gr, dan seterusnya) 2. Gerak bandul matematis Adapun langkah-langkah kerjanya dari perrcobaan “Bandul Sederhana“ adalah sebagai berikut : 1. Susun bandul sederhana dengan salah satu ujung tali pada ketinggian 150 cm diikatkan diatas lantai kemudian ujung yang lain digantungkan dengan beban 50 gr. 2. Bagi tali menjadi tiga bagian dan tandai ketiga bagian tersebut dengan spidol. 3. Ukur panjang tali pada saat itu dan catat pada tabel pengamatan. 4. Berikan simpangan beban sebesar x =  5 cm kemudian lepaskan beban bersamaan dengan menekan stopwatch, hitung 10 kali ayunan (n) dan tepat pada hitungan ke 10 matikan stopwatch . Catat waktu 10 ayunan tersebut (t) sehingga diperoleh periode 5. Ulangi langkah 4 diatas dengan simpangan  10 cm dan simpangan  15 cm.
  • 31. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 29 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 6. Lakukan langkah 4) sampai 5) di atas sebanyak 10 kali ayunan (n) dengan massa yang berbeda-beda, panjang tali tali tetap, dan simpangan tetap 7. Lakukan langkah 4) sampai 6) di atas sebanyak 10 kali ayunan dengan panjang tali tali berbeda-beda, massa tetap dan simpangan tetap. E. Tabel Pengamatan Kegiatan 1: Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas Tabel 1 : Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas Panjang mula (Lo) =..........cm; g = ..........cm/s2 NO Massa beban (gram) Lakhir (cm) )(cmL F = m . g (gr.cm/s) 1 2 3 4 5 ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... Kegiatana 2: Hubungan amplitudo dengan periode Tabel2 : Pengukuran Periode dengan Amplitudo Yang Berbeda-beda m = ......gram; n = .......kali Percobaan ke Amplitudo (A dalam 0 ) Waktu (t dalam s) Periode T= t/n (s) 1 2 3 4 5 ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ...........
  • 32. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 30 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 Kegaiatan 3: Hubungan massa dengan periode Tabel 3 : Pengukuran Periode dengan Massa Yang Berbeda-beda L = .......cm; A = ......0 ; n = .......kali Percobaan ke Massa (m dalam gram) Waktu (t dalam s) Periode T= t/n (s) 1 2 3 4 ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... Kegiatan 4 : Hubungan panjang tali dengan periode Tabel 4: Pengukuran Periode dengan Panjang Tali Yang Berbeda-beda A = ..........o ; m = ......gram; n = ......kali Percobaan ke Panjang tali (cm) Waktu (t dalam s) Periode dalam T= t/n (s) Percepatan Gravitasi T= g l 2 (s) 1 2 3 4 ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ........... ...........
  • 33. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 31 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 PERCOBAAN VI PEMANTULAN DAN PEMBIASAN A. Tujuan Percobaan 1. Menentukan indeks bias cermin datar dan kaca plan paralel 2. Menjelaskan hukum Snelius dan hukum pembiasaan. 3. Menentukan sifat-sifat cahaya pada cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung. B. Kajian Teori Cermin Cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya merambat ke segala arah. Bila medium yang dilaluinya homogen. Berdasarkan bentuk permukaan benda yang memantulkan cahaya, maka ada dua jenis pemantulan, yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur. Pemantulan teratur terjadi pada benda dengan permukaan rata sedangkan pemantulan baur terjadi pada benda dengan permukaan yang tidak teratur. Cermin, benda yang berwarna putih dan logam yang mengkilap hampir memantulkan semua cahaya yang mengenainya. Ketika kita berdiri didepan cerminkan tampak bayangan kita didalamnya. Bayangan yang bagus bisa dihasilkan jika pemantulan secara teratur oleh suatu bpermukaan. Pemantulan tertur seperti yang terjadi pada cermin. Mengikuti hukum pemantulan cahaya yang dikemukakan oleh wilebord Snell (1591 1626). Hukum Snell berbunyi sebagai berikut : 1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar. 2. Sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul Jadi, dapat disimpulkan bahwa sifat bayangan pada cermin datar adalah sebagai berikut : 1. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin. 2. Tinggi (besar) bayangan sama dengan tinggi (besar) benda. 3. Maya (Semu) Bila kita amati suatu benda melalui sebuah cermin maka kita akan melihat objek asli dengan bayangannya benar-benar mirip, tingginya sama, jaraknya sama hanya bagian kiri terbalik menjadi bagian kanan.
  • 34. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 32 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 C. Alat dan Bahan Kegiatan 1 :Hukum Pemantulandan Pembiasan 1. Alat  Power suplay AC 12 Volt 1 buah  Light Box 1 buah  Kabel Penghubung 2 buah  Busur derajat 1 buah 2. Bahan  Kaca plan paralel 1 buah  Cermin datar 1 buah Kegiatan 2 :Indeks Bias 1. Alat  Power suplay AC 12 Volt 1 buah  Light Box 1 buah  Kabel Penghubung 2 buah  Busur derajat 1 buah 2. Bahan  Kaca plan paralel 1 buah  Cermin datar 1 buah D. PROSEDUR KERJA Kegiatan 1 : Hukum Pemantulan dan pembiasan 1. Pemantulan dan Pembiasan a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. b. Menyusun gambar seperti pada gambar rangkaian berikut. Gambar 3.1 : Rangkaian pada pemantulan cahaya c. Menyalakan power suplay yang telah dihubungkan dengan Ligth box. d. Amati pemantulan pada cermin dan tentukan karakteristik sifat pemantulan yang terjadi. e. Ulangi langkah a sampai dengan e dengan mengganti cermin dengan kaca planparalel. Untuk mengamati hukum pembiasan.
  • 35. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 33 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 Kegiatan 2 : Menetukan nilai indek bias dari berbagai jenis benda a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. b. Menyusun gambar seperti pada gambar rangkaian berikut. Gambar 3.2 : Rangkaian indeks Bias c. Menyalakan power suplay yang telah dihubungkan dengan Ligth box. d. Menentukan besar sudut derajat sinar dating dengan menggunakan busur derajat. e. Amati pemantulan pada cermin dan ukurlah berapa besar sudut pemantulan yang terbentuk. f. Ulangi langkah a sampai dengan e dengan mengganti bahan yang digunakan (berbagai jenis kaca). g. Catatlah hasil pengamatan pada tabel pengamatan. E. HASIL PENGAMATAN Kegiatan1 :Hukum Pemantulan dan Hukum pembiasan 1. Hukum Pemantulan Tabel 1 : Pemantulan cahaya pada cermin datar No Sudut Datang (o ) Sudut Pantul (o ) Hukum Pemantulan “............” (isilah sesuai dengan percobaan) 2. Pembiasan Tabel 2 : Pembiasan cahaya pada kaca plan parallel No Sudut Datang (o ) Sudut Pantul (o ) Hukum Pembiasan“............” (isilah sesuai dengan percobaan)
  • 36. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 34 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 Kegiatan II : Menetukan indeks bias dari berbagai jenis bahan. NO Jenis Bahan Sudut Datang (o ) Sudut Pantul (o ) Indeks Bias
  • 37. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 35 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 PERCOBAAN VII JARAK FOKUS LENSA A. Tujuan Percobaan 1. Menyelidiki besar jarak fokus lensa 2. Menentukan sifat-sifat lensa B. Kajian Teori 1. Pembiasan pada Lensa Cembung Lensa cembung bersifat membiaskan cahaya.Lensa cembung memiliki bentuk yang tipis pada kedua bagian ujungnya.Lensa cembung bersifat mengumpulkan sinar (konvergen). Perhatikan jenis-jenis lensa cembung pada Gambar berikut Gambar 1 Jenis-jenis Lensa Cembung Bagaimana pembentukan bayangan pada lensa cembung?Sebelum membahas tentang pembentukan bayangan pada lensa cembung, perlu kamu pahami sinar-sinar istimewa yang dimiliki lensa cembung.Sinar istimewa ini sangat penting sebagai dasar melukis pembentukan bayangan padalensa cembung.Adapun sinar-sinar istimewa pada lensacembung adalah sebagai berikut. 1)Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskanmelalui titik fokus (F1) di belakang lensa. 2)Sinar datang menuju titik fokus di depan lensa (F2) akandibiaskan sejajar sumbu utama. 3)Sinar yang datang melewati pusat optik lensa (O)diteruskan, tidak dibiaskan.
  • 38. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 36 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa pada lensacembung di atas dapat digambarkan pembentukanbayangan oleh lensa cembung.Berikut adalah pembentukan bayangan pada lensa cembunguntuk berbagai posisi benda. 1) Jarak benda lebih besar 2F2 Jarak benda lebih besar 2F2, dengan menggunakan sinaristimewa lensa cembung yaitu nomor 1 dan nomor 3,diperoleh bayangan yang bersifat nyata, terbalik,diperkecil, dan letak bayangannya di antara F1 dan 2F1 . 2) Benda diletakkan di antara 2F2 dan F2 Benda diletakkan di antara 2F2dan F2. Dengan menggunakan sinar istimewa lensa cembung yaitu nomor 1dan nomor 3, diperoleh bayangan yang bersifat nyata,terbalik, diperbesar, dan letak bayangannya di luar 2F1
  • 39. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 37 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 3) Benda diletakkan di titik F2 Benda diletakkan di F2objek. Dengan menggunakan sinar istimewa lensa cembung yaitu nomor 1 dan nomor3, diperoleh bayangan yang bersifat maya di tak hingga. 4) Benda diletakkan di antara F2 objek dan pusat lensa Benda diletakkan di antara F2 dan pusat lensa. Denganmenggunakan sinar istimewa lensa cembung yaitunomor 1 dan nomor 3, diperoleh bayangan yang bersifatmaya, tegak, diperbesar, dan terletak di depan lensa. Pada lensa juga berlaku persamaan-persamaan seperti padacermin yaitu sebagai berikut
  • 40. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 38 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 . Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian tepinya.Lensa cekung memiliki tiga bentuk yaitu lensa bikonkaf, plankonkaf dan konveks konkaf.Lensa bikonkaf merupakan lensa cekung dimana kedua sisi berbentuk cekung (Gambar 7.35 (a).Lensaplankonkaf dibatasi oleh satu bidang datar dan satu bidang cekung (Gambar 7.35 (b)), sedangkan lensa konveks konkaf dibatasi oleh sebuah bidang cekung dan satu bidang cembung (Gambar 7.35 (c)).Bagian tengah lensa cekung selalu lebih tipis daripada bagian pinggirnya.Lensa cekung sering disebut sebagai lensa divergen karena mempunyai sifat menyebarkan berkas cahaya. (Gambar 7.36) Untuk melukiskan bayangan pada lensa cekung cukup dua sinar dari tiga sinar istimewa berikut. - Sinar yang dating sejajar sumbu utama keluar dari lensa seolah-olah berasal dari titik focus utama f2
  • 41. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 39 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 - Sinar yang datang menuju titik focus utama f1 dibiaskan sejajar dengan sumbu utama - Sinar yang datang melalui pusat optic diteruskan tanpa dibiaskan Semua bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung dari benda sejati yangberada di depan lensa selalu bersifat maya, tegak, dan diperkecil. Letaknya di antaraf2 dan O. Bayangan tersebut tidak dapat ditangkap oleh layar,melainkan dapat dilihat oleh mata yang berada di belakang lensa. Benda mayadi antara O dan f1. Bayangan benda bersifat nyata,tegak,dandiperbesar. Titikfokus, jarak benda, jarak bayangan dan pembesaran.Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan titik fokus dinyatakan dalam persamaan: Dimana: f = titik fokus lensa s = jarak benda s' = jarak bayangan C. Alat dan Bahan 1. Alat  Meja Optik 1 buah  Rel Presisi 2 buah  Kaki Rel Presisi 2 buah  Penyambung Rel Presesi 1 buah  Rumah Lampu 1 buah  Bola Lampu 12 V 18 W 1 buah  Pemegang Diafragma 1 buah  Tumpukan Penjepit 3 buah
  • 42. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 40 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017  Mistar 100 cm 1 buah  Catu daya 1 buah 2. Bahan  Lensa +100 2 buah  Kabel Penghubung 2 buah D. Prosedur Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Susun alat dan bahan seperti pada gambar. 3. Setelah rangkaian tersusun, nyalakan lampu dengan cara menghidupkan catu daya 4. Tentukan jarak benda dengan cara menggeser lensa, kemudian catat nilainya pada tabel pengamatan 5. Tentukan jarak bayangan dengan cara menggeser layar sehingga diperoleh bayangan yang jelas dan terang, kemudian catat hasilnya pada tabel pengamatan 6. Tentukan perbesaran bayangan dan sifat-sifat bayangan 7. Ulangi langkah 4 sampai 6 dengan jarak benda yang berbeda-beda 8. Menentukan jarak focus lensa f = …. cm.
  • 43. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 41 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 E. Tabel Pengamatan 1. Hasil pengamatan No Jarak benda S (cm) Ruang benda Jarak bayangan S’ (cm) Ruang benda Perbesaran Bayangan M = Sifat-sifat bayangan 1 2 3 4 5
  • 44. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 42 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 PERCOBAAN VIII LISTRIK DASAR A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mampu memahami perbedaan dasar rangkaian seri dan parallel 2. Terampil dalam melakukan pengukuran arus dan tegangan dalam rangkaian seri dan parallel hambatan. 3. Terampil dalam melakukan pengukuran arus dan tegangan dalam rangkaian seri dan parallel bohlam. 4. Mampu membuktikan dan menjelaskan Hukum Ohm. B. DASAR TEORI Hukum Kirchoff menyatakan bahwa jumlah aljabar arus-arus yang menuju ke suatu titik simpul adalah sama dengan nol. Gambar 2.1 menunjukkan suatu titik simpul dari sebuah rangkaian, dengan arus-arus I1, I2, I3, dan I4 yang tehubung dengan titik simpul tersebut. Untuk dapat menunjukkan aljabar maka arus yang arahnya menuju titik simpul diberi tanda positif yang meningkatkan titik simpul diberi tanda negative. Jadi berlaku: I1 + I2 - I3 + I4 = 0 Gambar .1 a. Beberapa buah tahanan listrik dapat dihubungkan dalam seri. Dalam suatu hubungan seri, setiap tahanan dilalui arus yang sama. Gambar .2 I1 I2 I3 I4 R 1 R 2 R 3 V 1 V 2 V 3 V I
  • 45. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 43 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 Gambar 2.2 menunjukkan tahanan-tahanan R1, R2, R3, yang dihubungkan secara seri menurut Hukum Ohm, maka: V = V1 + V2 + V3 = I (R1 – R2 + R3) Rangkaian seluruhnya seolah-olah dapat diganti dengan satu tahanan R yang harus memenuhi R = R1 + R2 + R3 Secara umum kalau ada tahanan R1, R2, R3, … Rn yang dihubungkan secara seri, maka tahanan penggantinya adalah: ∑ b. Tahanan dapat juga dihubungkan dala parallel. Dalam hubungan parallel, antara setiap jepitan masing-masing tahanan terdapat tegangan yang sama. Pada gambar 2.3 tahanan- tahanan R 1 ,R2 ,R3, dihubungkan parallel dan dipasang pada tegangan V. Sesuai dengan Hukum Kirchoff I maka berlaku: I = I1 + I2 + I3 ( ) Jadi secara umum, bila tahanan-tahanan dengan R1, R2, R3, ……. Rn yang terhubung parallel, maka penggantinya harus mempunyai nilai: ∑ Gambar .3 C. ALAT DAN BAHAN 1. Voltmeter 1 buah 2. Amperemeter 1 buah 3. Resistor 3 buah R1 R2 R3 I1 I2 I3 V A B I
  • 46. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 44 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 4. Sumber tegangan (power supply) 1 buah 5. Kabel Penghubung 6 buah 6. Bohlam 3 buah D. PROSEDUR KERJA Kegiatan 1 : Rangkaian Seri 1. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut: 2. Setelah anda yakin tidak ada kekeliruan (tanyakan pada asisten), nyalakan power supply. 3. Tetapkan satu nilai tegangan pada power supply. 4. Mulailah melakukan pengukuran dengan mengukur kuat arus listrik yang melalui masing-masing resistor. Catat hasil pengukuran pada tabel pengamatan. 5. Lanjutkan dengan mengukur tegangan pada masing-masing resistor. Catat hasil pengukuran pada tabel pengamatan. 6. Ulangi langkah 3 samapai 5 dengan nilai tegangan yang berbeda. 7. Ulangi langkah 2 sampai dengan 6 dengan mengganti resistor dengan bohlam. 8. Bandingkan hasil analisis ini dengan hasil pengukuran. Kegiatan 2 : Rangkaian Paralel 1. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut: I 6 I 5 I 7 +_ +_
  • 47. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 45 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 2. Setelah anda yakin tidak ada kekeliruan (tanyakan pada asisten), nyalakan power supply. 3. Tetapkan satu nilai tegangan pada power supply. 4. Mulailah melakukan pengukuran dengan mengukur kuat arus listrik yang melalui masing-masing resistor. Catat hasil pengukuran pada tabel pengamatan. 5. Lanjutkan dengan mengukur tegangan pada masing-masing resistor. Catat hasil pengukuran pada tabel pengamatan. 6. Ulangi langkah 3 samapai 5 dengan nilai tegangan yang berbeda. 7. Ulangi langkah 2 sampai dengan 6 dengan mengganti resistor dengan bohlam. 8. Bandingkan hasil analisis ini dengan hasil pengukuran. Kegiatan 3 : Hukum Ohm 1. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut: 2. Setelah anda yakin tidak ada kekeliruan (tanyakan pada asisten), nyalakan power supply. 3. Tetapkan satu nilai tegangan pada power supply. 4. Mulailah melakukan pengukuran dengan mengukur kuat arus listrik yang melalui masing-masing resistor. Catat hasil pengukuran pada tabel pengamatan. 5. Lanjutkan dengan mengukur tegangan pada masing-masing resistor. Catat hasil pengukuran pada tabel pengamatan. 6. Ulangi langkah 3 samapai 5 dengan nilai tegangan yang berbeda. 7. Ulangi langkah 2 sampai dengan 6 dengan mengganti resistor dengan bohlam. 8. Bandingkan hasil analisis ini dengan hasil pengukuran. +_ A V
  • 48. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 46 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 E. TABEL HASIL PENGAMATAN Kegiatan 1 : Rangkaian Seri Hambatan dan Bohlam R1 = R2 = R3 = Tegangan Sumber (Volt) Kuat Arus Listrik (A) Tegangan Pada R I1 I2 I3 V1 V2 V3 3 4,5 Dst Kegiatan 2 : Rangkaian Paralel Hambatan dan Bohlam R1 = R2 = R3 = Tegangan Sumber (Volt) Kuat Arus Listrik (A) Tegangan Pada R I1 I2 I3 V1 V2 V3 3 4,5 Dst Kegiatan 3 : Rangkaian Hukum Ohm R1 = R2 = R3 = Tegangan Sumber (Volt) Kuat Arus Listrik (A) Tegangan Pada R I1 I2 I3 V1 V2 V3 3 4,5 Dst
  • 49. Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar 2017 P a g e | 47 Praktikum Fisika Dasar Umum 2016/2017 DAFTAR PUSTAKA Dauglas C. Giancoli. 2001. Fisika Universitas Jilid I. Jakarta : Erlangga Haliday, 1984. Fisika Universitas I, Jakarta : Erlangga Paken pandingan, 2008: Materi pokok praktikum fisika. Jakarta : UT Said. 2009. Materi Kuliah Fisika Dasar I. Makassar Tim Pengajar Fisika UNHAS. 2003. Fisika Dasar. Makassar: Unhas Tim Penyusun, Pedoman Perkuliahan Fisika dasar I UNM, Makassar : UNM Pres Tim Penyusun, Pedoman Praktikum Fisika dasar I UT jakarta, Jakarta: UT Pres