SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 7
Downloaden Sie, um offline zu lesen
1
Tafsir QS Al-Mâidah/5: 77
Berislam Tanpa Ghuluw
Nash (Teks) Ayat al-Quran
“Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas)
dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka
telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus".
[QS al-Mâ`idah/5: 77]
Tafsîr al-Mufradât
: Kamu sekalian berlebih-lebihan (melampaui batas). Alllah
mengingatkan (melarang) kepada mereka (Kaum Ahli Kitab)
yang telah melakukan sesuatu yang berlebih-lebihan dan
melampaui batas (ketentuan syari’at Allah, agar tidak
melakukannya.
: Hawa nafsu. Pendapat-pendapat yang didorong oleh
keinginan hawa nafsu tanpa alasan yang benar.
: Mereka telah sesat sebelumnya, dan (mereka) telah
menyesatkan. Mereka Kaum Ahli Kitab telah berpikir,
bersikap dan bertindak melampaui batas (ketentuan) yang
telah disyari’atkan oleh Allah, dan mereka pun teah mengajak
orang lain untuk melakukan hal yang sama, dengan harapan
orang lain pun akan menjadi orang-orang sesat seperti
mereka.
Al-Îdhâh (Penjelasan)
ISLAM merupakan satu-satunya manhaj yang lurus (ash-sirāth al-
mustaqīm). Karakter inilah yang berbeda dengan tipe agama-agama sebelumnya.
Ajaran agama sebelumnya dikoreksi al-Qur’ān disebabkan mereka bersikap
ghuluw (berlebih-lebihan). Seperti Nasrani yang menuhankan Nabinya. Sikap ini
yang dijauhi Islam. Peringatan itu telah disampaikan Rasulullah shallalâhu ‘alihi
wa sallam:
2
“Jauhilah sikap berlebihan dalam beragama, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu
hancur karena sikap berlebihan dalam agama.” (HR an-Nasa’i dari Abdullah bin
Abbas, Sunan an-Nasâ’i, IV/228, hadits 3029).
Ada beberapa ungkapan lain yang digunakan oleh syariat Islam selain
ghuluw ini, di antaranya:
1. At-Tanaththu’ (Sikap Ekstrem)
Abdullah bin Mas’ûd r.a. meriwayatkan dari Rasulullah s.a.w., bahwa
beliau pernah bersabda:
“Celakalah orang-orang yang ekstrem!” Beliau mengucapkannya tiga kali.” [HR
Muslim, Shahîh Muslim, VIII/58, hadits no. 6955]
2. At-Tasyaddud (Memberat-beratkan Diri)
Anas bin Malik r.a. meriwayatkan, bahwa Rasulullah s.a.w. pernah
bersabda:
"Janganlah kamu memberat-beratkan dirimu sendiri, sehingga Allah Azza wa Jalla
akan memberatkan dirimu. Sesungguhnya suatu kaum telah memberatkan diri mereka,
lalu Allah Azza wa Jalla memberatkan mereka. Sisa-sisa mereka masih dapat kamu
saksikan dalam biara-biara dan rumah-rumah peribadatan, mereka mengada-adakan
rahbaniyyah (ketuhanan/kerahiban) padahal Kami tidak mewajibkannya atas mereka."
[HR Abu Dawud, Sunan Abî Dâwud, IV/428, hadits no. 4906]
Dalam hadits lain Nabi s.a.w. juga pernah bersabda:
3
"Sesungguhnya agama ini mudah. Dan tiada seseorang yang mencoba mempersulit diri
dalam agama ini melainkan ia pasti kalah (gagal)." [HR al-Bukhari dari Abu
Hurairah, Shahîh al-Bukhâriy, I/16, hadits no. 39]
3. Al-I’tidâ’ (Melampaui Ketentuan Syariat)
Allah SWT berfirman:
ۚ
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah
kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.” [QS al-Baqarah [2]: 190]
Dalam ayat lain Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman:
“Itulah batasan-batasan hukum Allah, maka janganlah kalian melampauinya.” [QS al-
Baqarah [2] :187]
4. At-Takalluf (Memaksa-maksa Diri)
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
“Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas
dakwahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan.” [QS Shâd
[38]: 86]
4
Ghuluw adalah sikap melampaui batas kebenaran. Sesuatu yang berlebih-
lebihan pasti akan keluar dari jalan yang lurus. Ibn Hajar al-Asqalani
menyatakan: “Ghuluw adalah berlebih-lebihan terhadap sesuatu dan menekan
hingga melampau batas.” (Fath al-Bāriy, XIII/278).
Sikap ghuluw telah lama menjangkiti umat-umat terdahulu. Sebelum
Nabi Muhammad s.a.w., umat Nabi Nuh a.s., Musa a.s. dan Isa a.s. dikecam
karena telah melebih-lebihkan aturan yang telah diberikan.
Allah berfirman:
“Orang-orang Yahudi berkata: Uzair itu putera Allah dan orang-orang Nasrani berkata:
"Al masih itu putera Allah. Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka,
mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka ,
bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS at-Taubah [9]: 30)
Inilah sikap ghuluw, seorang nabi dilebih-lebihkan menjadi
dipertuhankan. Mereka melampau batas (had) yang telah ditentukan Allah.
Adakalanya ghuluw itu mulanya dilakukan oleh orang-orang yang baik,
bertujuan mengabdi kepadanya. Hanya saja, karena tidak berilmu, semangat
yang berlebihan tidak terarahkan.
Jadi ghuluw dalam beragama adalah sikap melampau batas-batas dalam
perintah agama. Hal itu dilakukan dengan cara menambah dengan porsi yang
berlebihan sehingga mengeluarkannya dari apa yang diinginkan syariat. Sebab
menjalankan perintah syariat itu tidak berlebihan (ifrāth) tidak pula menganggap
remeh (tafrīth) (Mas’ud Shabri, al-Ghuluw fi ad-Dīn wa al-Hayāh, hal. 14).
Seperti pendapat Imam Fakhruddin ar-Rāzi (Mafâtîh al-Ghaib, XII/410),
ghuluw yang dilarang di sini adalah ghuluw madzmūm (sikap berlebihan yang
dikecam). Yaitu ghuluwun bāthil. Imam ar-Rāzi mencontohkan ghuluw madzmūm
dalam QS al-Mā’idah, [5]: 77:
5
“Katakanlah: "Hai Ahlul Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas)
dengan cara tidak benar dalam agamamu. dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka
telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus."
Secara umum, ghuluw dalam agama itu dilarang. Akan tetapi yang
dilarang itu yang telah melampaui batas syari’at seperti yang dilakukan oleh
kaum Ahlul Kitab. Mereka melewati batas-batas kebenaran, sehingga
mengeluarkannya dari agama yang diridhai. Adapun ghuluw yang dilakukan
dalam kerja penelitian, meneliti hakikat sesuatu dan berusaha menemukan
argumentasi yang tepat sebagaimana yang dilakukan oleh mutakallimun
menurut Imam ar-Razi disebut ghuluw mahmūdah (yang terpuji).
Sikap ghuluw madzmūmah (tercela) itu melingkupi ghuluw dalam ibadah,
ghuluw dalam hukum takfîr, ghuluw dalam aqidah dan ghuluw dalam hidup.
Pertama, ghuluw dalam ibadah. Yaitu mewajibkan dirinya kepada
sesuatu yang tidak pernah diwajibkan oleh Allah. Mengharamkan sesuatu untuk
dirinya, padahal Allah tidak pernah mengharamkan untuknya, atau ada pula
yang terlalu berlebihan melaksanakan ibadah sunnah tapi kewajiban-
kewajibannya dilalaikan. Seperti mengharamkan dirinya untuk tidak menikahi
wanita dengan tujuan untuk beribadah secara total. Sikap seperti ini meski
maksudnya baik, akan tetapi karena melampau batas, maka sikap tersebut
mengeluarkan dari jalur kebenaran.
Seperti kisah seorang sahabat Nabi Muhammad s.a.w. (Abdullah ibn
‘Amr ibn a-‘Ash) yang mengaku di depan Nabi s.a.w. bahwa dia shalat malam
tidak berhenti-berhenti, puasa setiap hari dan tidak menikah. Rasulullah s.a.w.
pun terperangah dengan sikap ekstrim tersebut. Beliau melarang sikap tersebut.
Beliau memberi saran, cukup laksanakan apa yang telah diperintahkan syariat.
Kedua, ghuluw dalam hukum takfir. Selama seorang Muslim itu
mengamalkan ijtihad fiqh para ulama, maka ia tidak boleh dikafirkan.
Perbedaan dalam ijtihad fiqih di kalangan para ulama tidak sampai kepada
hukum saling meng’kafir’kan. Seperti hukum membaca qunut subuh, jumlah
shalat tarawih dan ijtihad-ijtihad lainnya tidak diperkenankan sampai
6
mengkafirkan. Perkara-perkara ijtihad itu disebut ikhtilaf al-tanawwu’ (perbedaan
variatif).
Adapun jika seseorang telah keluar jauh dari al-haq, berbuat kekufuran
secara jelas, dan hal-hal lain yang dalam teks agama masuk ke dalam kelompok
yang dikafirkan, maka otoritas hukum tentu menghukumi kafir.
Ketiga, ghuluw dalam aqidah. Ghuluw jenis ini seperti yang dilakukan
oleh kaum Ahlul Kitab. Menuhankan para nabinya. Dan kaum nabi Nuh yang
menyembah matahari, bulan dan bintang padahal mengaku percaya pada Allah.
Dalam hal ini, para ulama’ menyebut kaum Yahudi paling ekstrim. Mereka
adalah kaum yang sangat mudah menyamakan makhluk dan khaliq (pencipta),
menyamakan Allah dengan manusia. Di antara kaum juga ada yang berlebihan
mencintai pemimpin hingga menyematkan sifat ketuhanan kepadanya.
Keempat, ghuluw dalam kehidupan. Di antaranya, makan, minum dan
memakai air secara berlebihan. Rasulullah sa.w. pun melarangnya,
sebagaimana dalam sabdanya:
” Manusia tidak memenuhi wadah yang buruk melebihi perut, cukup bagi manusia
beberapa suapan yang menegakkan tulang punggungnya, bila tidak bisa maka sepertiga
untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga untuk nafasnya." (HR at-
Tirmidzi dari Miqdam bin Ma’dikarib, Sunan at-Tirmidzi, IV/590, hadits no.
2380).
Meskipun, ghuluw jenis ini tidak sampai mengancam keislaman
seseorang, akan tetapi hal ini tetap dilarang. Akibatnya, bisa menjerumuskan
seseorang kepada kerusakan diri, kesehatan dan kehidupannya.
Seseorang bersikap ghuluw disebabkan karena bebarapa hal. Bisa
dikarenakan kekurangan ilmu dan tidak memahami hakikat agama.
Seseorang yang enggan menikah dengan alasan agar lebih konsentrasi
dalam beribadah, itu disebakan tidak memahami konsep nikah dan ibadah. Di
antara fenomena ghuluw disebabkan tidak memahami hakikat agama adalah
memahami nash agama dengan satu pandangan yang sempit serta
7
mengesampingkan persoalan yang lebih besar yang menimpa umat (Yusuf al-
Qaradhawi, al-Shahwah al-Islamiyah bain al-Juhud wa al-Tatharruf).
Bisa pula disebabkan oleh fanatisme buta dan sempitnya wawasan. Oleh
sebab itu, Islam itu ajaran yang komprehensif, maka setiap sesuatu dipandang
secara integral dan berdasarkan ilmu.
Pada hakikatnya, Islam juga melarang orang untuk meremehkan (tafrīth)
ajaran dan perintah agama. Orang meremehkan perintah agama juga akan jatuh
kepada kekeliruan. Ajaran Islam merupakan ajaran yang lurus, tidak tafrîth
tidak pula ifrâth. Karakter ini menyangkut setiap aspek, baik keyakinan, ibadah,
akhalk, muamalah, dan kehidupan sehari-hari.
(Dikutip dan diselaraskan dari tulisan Kholili Hasib, Jum'at, 06 April 2012,
dalam http://www.hidayatullah.com/read/22081/06/04/2012/berislam-
tanpa-ghuluw!.html)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Ajaran Syiah
Ajaran SyiahAjaran Syiah
Ajaran Syiahaswajanu
 
Menimbang sosok ideal seorang da
Menimbang sosok ideal seorang daMenimbang sosok ideal seorang da
Menimbang sosok ideal seorang daMuhsin Hariyanto
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikancyla_fadhila
 
Fiqh ibadah & syahadah
Fiqh ibadah & syahadahFiqh ibadah & syahadah
Fiqh ibadah & syahadahMarhamah Saleh
 
Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]
Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]
Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]badruzaman82
 
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-QuranKeutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-QuranRidlo Abelian
 
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Idrus Abidin
 
Id forty hadith_of_nawawi
Id forty hadith_of_nawawiId forty hadith_of_nawawi
Id forty hadith_of_nawawiMohd Nur Addin
 
Buletin 7 catatan dzikir
Buletin 7 catatan dzikirBuletin 7 catatan dzikir
Buletin 7 catatan dzikirNurulAfifah133
 
Mengenal syiah dari kitab kitab syiah (baru)
Mengenal syiah dari kitab kitab syiah (baru)Mengenal syiah dari kitab kitab syiah (baru)
Mengenal syiah dari kitab kitab syiah (baru)Visnu Candra
 
usuluddin penggal 1 - Metodologi al quran dalam menerapkan akidah
usuluddin penggal 1 - Metodologi al quran dalam menerapkan akidah usuluddin penggal 1 - Metodologi al quran dalam menerapkan akidah
usuluddin penggal 1 - Metodologi al quran dalam menerapkan akidah shun
 

Was ist angesagt? (20)

Ajaran Syiah
Ajaran SyiahAjaran Syiah
Ajaran Syiah
 
Fiqih bid’ah
Fiqih bid’ahFiqih bid’ah
Fiqih bid’ah
 
Menimbang sosok ideal seorang da
Menimbang sosok ideal seorang daMenimbang sosok ideal seorang da
Menimbang sosok ideal seorang da
 
S lide kunci tadabbur qur'an
S lide kunci tadabbur qur'anS lide kunci tadabbur qur'an
S lide kunci tadabbur qur'an
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikan
 
Ringkasan Sirah Nabawiyah
Ringkasan Sirah NabawiyahRingkasan Sirah Nabawiyah
Ringkasan Sirah Nabawiyah
 
Kunci Tadabbur al quran
Kunci Tadabbur al quranKunci Tadabbur al quran
Kunci Tadabbur al quran
 
Fiqh ibadah & syahadah
Fiqh ibadah & syahadahFiqh ibadah & syahadah
Fiqh ibadah & syahadah
 
Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]
Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]
Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]
 
Dalil syara (1)
Dalil syara (1)Dalil syara (1)
Dalil syara (1)
 
Salah obat
Salah obatSalah obat
Salah obat
 
Ajaran syiah
Ajaran syiahAjaran syiah
Ajaran syiah
 
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-QuranKeutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
 
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
 
Id forty hadith_of_nawawi
Id forty hadith_of_nawawiId forty hadith_of_nawawi
Id forty hadith_of_nawawi
 
Buletin 7 catatan dzikir
Buletin 7 catatan dzikirBuletin 7 catatan dzikir
Buletin 7 catatan dzikir
 
Mengenal syiah dari kitab kitab syiah (baru)
Mengenal syiah dari kitab kitab syiah (baru)Mengenal syiah dari kitab kitab syiah (baru)
Mengenal syiah dari kitab kitab syiah (baru)
 
Makalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doaMakalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doa
 
Assigment dpli blog
Assigment dpli blogAssigment dpli blog
Assigment dpli blog
 
usuluddin penggal 1 - Metodologi al quran dalam menerapkan akidah
usuluddin penggal 1 - Metodologi al quran dalam menerapkan akidah usuluddin penggal 1 - Metodologi al quran dalam menerapkan akidah
usuluddin penggal 1 - Metodologi al quran dalam menerapkan akidah
 

Ähnlich wie Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)

Slide sunnah dan bid ah
Slide sunnah dan bid ahSlide sunnah dan bid ah
Slide sunnah dan bid ahKesuma Wahida
 
Penutup kitab-min-ushul-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Penutup kitab-min-ushul-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jama-ahPenutup kitab-min-ushul-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Penutup kitab-min-ushul-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jama-ahRa Hardianto
 
Pengertian al-wasath-dalam-agama
Pengertian al-wasath-dalam-agamaPengertian al-wasath-dalam-agama
Pengertian al-wasath-dalam-agamaRa Hardianto
 
20 kesalahan dalam beraqidah
20 kesalahan dalam beraqidah20 kesalahan dalam beraqidah
20 kesalahan dalam beraqidahAdhitya Ramadian
 
Amalan bidaah dalam masyarakat melayu
Amalan bidaah dalam masyarakat melayuAmalan bidaah dalam masyarakat melayu
Amalan bidaah dalam masyarakat melayuKamarudin Jaafar
 
Ekstremisme Dalam Kalangan Muslim
Ekstremisme Dalam Kalangan MuslimEkstremisme Dalam Kalangan Muslim
Ekstremisme Dalam Kalangan MuslimHIKMAH Wilayah
 
Sifat sifat tercela2
Sifat sifat tercela2Sifat sifat tercela2
Sifat sifat tercela2darma wati
 
Aqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq muliaAqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq muliaChamid Imamsyafi'i
 
fanatik dan taksub kepada guru
 fanatik dan taksub kepada guru fanatik dan taksub kepada guru
fanatik dan taksub kepada guruR&R Darulkautsar
 
Amalan perbomohan atau jampi dalam masyarakat
Amalan perbomohan atau jampi dalam masyarakatAmalan perbomohan atau jampi dalam masyarakat
Amalan perbomohan atau jampi dalam masyarakatR&R Darulkautsar
 
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
Dua komponen utama dakwah
Dua komponen utama dakwahDua komponen utama dakwah
Dua komponen utama dakwahAlip Mulyono
 
Aliran sesat dan cara menghindarinya
Aliran sesat dan cara menghindarinyaAliran sesat dan cara menghindarinya
Aliran sesat dan cara menghindarinyakalenderbijak
 
Studi isalam hal hal yang membatalkan islam
Studi isalam hal hal yang membatalkan islamStudi isalam hal hal yang membatalkan islam
Studi isalam hal hal yang membatalkan islamDwi Febrianto
 

Ähnlich wie Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw) (20)

Slide sunnah dan bid ah
Slide sunnah dan bid ahSlide sunnah dan bid ah
Slide sunnah dan bid ah
 
Penutup kitab-min-ushul-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Penutup kitab-min-ushul-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jama-ahPenutup kitab-min-ushul-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Penutup kitab-min-ushul-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
 
Bida'ah Dalam Masyarakat
Bida'ah Dalam MasyarakatBida'ah Dalam Masyarakat
Bida'ah Dalam Masyarakat
 
Bida'ah dalam masyarakat
Bida'ah dalam masyarakatBida'ah dalam masyarakat
Bida'ah dalam masyarakat
 
Pengertian al-wasath-dalam-agama
Pengertian al-wasath-dalam-agamaPengertian al-wasath-dalam-agama
Pengertian al-wasath-dalam-agama
 
20 kesalahan dalam beraqidah
20 kesalahan dalam beraqidah20 kesalahan dalam beraqidah
20 kesalahan dalam beraqidah
 
Amalan bidaah dalam masyarakat melayu
Amalan bidaah dalam masyarakat melayuAmalan bidaah dalam masyarakat melayu
Amalan bidaah dalam masyarakat melayu
 
Ekstremisme Dalam Kalangan Muslim
Ekstremisme Dalam Kalangan MuslimEkstremisme Dalam Kalangan Muslim
Ekstremisme Dalam Kalangan Muslim
 
Sifat sifat tercela2
Sifat sifat tercela2Sifat sifat tercela2
Sifat sifat tercela2
 
Aqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq muliaAqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq mulia
 
fanatik dan taksub kepada guru
 fanatik dan taksub kepada guru fanatik dan taksub kepada guru
fanatik dan taksub kepada guru
 
Rukun al fahmu pt 5
Rukun al fahmu pt 5Rukun al fahmu pt 5
Rukun al fahmu pt 5
 
Amalan perbomohan atau jampi dalam masyarakat
Amalan perbomohan atau jampi dalam masyarakatAmalan perbomohan atau jampi dalam masyarakat
Amalan perbomohan atau jampi dalam masyarakat
 
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
 
Bid
BidBid
Bid
 
Dua komponen utama dakwah
Dua komponen utama dakwahDua komponen utama dakwah
Dua komponen utama dakwah
 
Aliran sesat dan cara menghindarinya
Aliran sesat dan cara menghindarinyaAliran sesat dan cara menghindarinya
Aliran sesat dan cara menghindarinya
 
Studi isalam hal hal yang membatalkan islam
Studi isalam hal hal yang membatalkan islamStudi isalam hal hal yang membatalkan islam
Studi isalam hal hal yang membatalkan islam
 
Maksud bid
Maksud bidMaksud bid
Maksud bid
 
materi liqo.docx
materi liqo.docxmateri liqo.docx
materi liqo.docx
 

Mehr von Muhsin Hariyanto

Fenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserlFenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserlMuhsin Hariyanto
 
Membuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunciMembuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunciMuhsin Hariyanto
 
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaTawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaMuhsin Hariyanto
 
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharramPuasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharramMuhsin Hariyanto
 
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Muhsin Hariyanto
 
Jalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisJalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisMuhsin Hariyanto
 
Politik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikPolitik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikMuhsin Hariyanto
 
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMenimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMuhsin Hariyanto
 
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMembangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMuhsin Hariyanto
 
Menjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMenjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMuhsin Hariyanto
 
Lailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaLailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaMuhsin Hariyanto
 
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihKebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihMuhsin Hariyanto
 
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezekiIstighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezekiMuhsin Hariyanto
 
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Muhsin Hariyanto
 
Strategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahStrategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahMuhsin Hariyanto
 

Mehr von Muhsin Hariyanto (20)

Fenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserlFenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserl
 
Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01
 
Membuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunciMembuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunci
 
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaTawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
 
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharramPuasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
 
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
 
Jalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisJalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulis
 
Meraih haji mabrur
Meraih haji mabrurMeraih haji mabrur
Meraih haji mabrur
 
Politik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikPolitik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politik
 
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMenimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
 
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMembangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
 
Menjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMenjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halal
 
Lailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaLailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta makna
 
Belajar memberi maaf
Belajar memberi maafBelajar memberi maaf
Belajar memberi maaf
 
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihKebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
 
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezekiIstighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
 
Bermuhammadiyah
BermuhammadiyahBermuhammadiyah
Bermuhammadiyah
 
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
 
Mimpi, apa maknanya
Mimpi, apa maknanyaMimpi, apa maknanya
Mimpi, apa maknanya
 
Strategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahStrategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyah
 

Kürzlich hochgeladen

TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 

Kürzlich hochgeladen (20)

TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 

Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)

  • 1. 1 Tafsir QS Al-Mâidah/5: 77 Berislam Tanpa Ghuluw Nash (Teks) Ayat al-Quran “Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus". [QS al-Mâ`idah/5: 77] Tafsîr al-Mufradât : Kamu sekalian berlebih-lebihan (melampaui batas). Alllah mengingatkan (melarang) kepada mereka (Kaum Ahli Kitab) yang telah melakukan sesuatu yang berlebih-lebihan dan melampaui batas (ketentuan syari’at Allah, agar tidak melakukannya. : Hawa nafsu. Pendapat-pendapat yang didorong oleh keinginan hawa nafsu tanpa alasan yang benar. : Mereka telah sesat sebelumnya, dan (mereka) telah menyesatkan. Mereka Kaum Ahli Kitab telah berpikir, bersikap dan bertindak melampaui batas (ketentuan) yang telah disyari’atkan oleh Allah, dan mereka pun teah mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama, dengan harapan orang lain pun akan menjadi orang-orang sesat seperti mereka. Al-Îdhâh (Penjelasan) ISLAM merupakan satu-satunya manhaj yang lurus (ash-sirāth al- mustaqīm). Karakter inilah yang berbeda dengan tipe agama-agama sebelumnya. Ajaran agama sebelumnya dikoreksi al-Qur’ān disebabkan mereka bersikap ghuluw (berlebih-lebihan). Seperti Nasrani yang menuhankan Nabinya. Sikap ini yang dijauhi Islam. Peringatan itu telah disampaikan Rasulullah shallalâhu ‘alihi wa sallam:
  • 2. 2 “Jauhilah sikap berlebihan dalam beragama, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu hancur karena sikap berlebihan dalam agama.” (HR an-Nasa’i dari Abdullah bin Abbas, Sunan an-Nasâ’i, IV/228, hadits 3029). Ada beberapa ungkapan lain yang digunakan oleh syariat Islam selain ghuluw ini, di antaranya: 1. At-Tanaththu’ (Sikap Ekstrem) Abdullah bin Mas’ûd r.a. meriwayatkan dari Rasulullah s.a.w., bahwa beliau pernah bersabda: “Celakalah orang-orang yang ekstrem!” Beliau mengucapkannya tiga kali.” [HR Muslim, Shahîh Muslim, VIII/58, hadits no. 6955] 2. At-Tasyaddud (Memberat-beratkan Diri) Anas bin Malik r.a. meriwayatkan, bahwa Rasulullah s.a.w. pernah bersabda: "Janganlah kamu memberat-beratkan dirimu sendiri, sehingga Allah Azza wa Jalla akan memberatkan dirimu. Sesungguhnya suatu kaum telah memberatkan diri mereka, lalu Allah Azza wa Jalla memberatkan mereka. Sisa-sisa mereka masih dapat kamu saksikan dalam biara-biara dan rumah-rumah peribadatan, mereka mengada-adakan rahbaniyyah (ketuhanan/kerahiban) padahal Kami tidak mewajibkannya atas mereka." [HR Abu Dawud, Sunan Abî Dâwud, IV/428, hadits no. 4906] Dalam hadits lain Nabi s.a.w. juga pernah bersabda:
  • 3. 3 "Sesungguhnya agama ini mudah. Dan tiada seseorang yang mencoba mempersulit diri dalam agama ini melainkan ia pasti kalah (gagal)." [HR al-Bukhari dari Abu Hurairah, Shahîh al-Bukhâriy, I/16, hadits no. 39] 3. Al-I’tidâ’ (Melampaui Ketentuan Syariat) Allah SWT berfirman: ۚ “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” [QS al-Baqarah [2]: 190] Dalam ayat lain Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman: “Itulah batasan-batasan hukum Allah, maka janganlah kalian melampauinya.” [QS al- Baqarah [2] :187] 4. At-Takalluf (Memaksa-maksa Diri) Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas dakwahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan.” [QS Shâd [38]: 86]
  • 4. 4 Ghuluw adalah sikap melampaui batas kebenaran. Sesuatu yang berlebih- lebihan pasti akan keluar dari jalan yang lurus. Ibn Hajar al-Asqalani menyatakan: “Ghuluw adalah berlebih-lebihan terhadap sesuatu dan menekan hingga melampau batas.” (Fath al-Bāriy, XIII/278). Sikap ghuluw telah lama menjangkiti umat-umat terdahulu. Sebelum Nabi Muhammad s.a.w., umat Nabi Nuh a.s., Musa a.s. dan Isa a.s. dikecam karena telah melebih-lebihkan aturan yang telah diberikan. Allah berfirman: “Orang-orang Yahudi berkata: Uzair itu putera Allah dan orang-orang Nasrani berkata: "Al masih itu putera Allah. Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS at-Taubah [9]: 30) Inilah sikap ghuluw, seorang nabi dilebih-lebihkan menjadi dipertuhankan. Mereka melampau batas (had) yang telah ditentukan Allah. Adakalanya ghuluw itu mulanya dilakukan oleh orang-orang yang baik, bertujuan mengabdi kepadanya. Hanya saja, karena tidak berilmu, semangat yang berlebihan tidak terarahkan. Jadi ghuluw dalam beragama adalah sikap melampau batas-batas dalam perintah agama. Hal itu dilakukan dengan cara menambah dengan porsi yang berlebihan sehingga mengeluarkannya dari apa yang diinginkan syariat. Sebab menjalankan perintah syariat itu tidak berlebihan (ifrāth) tidak pula menganggap remeh (tafrīth) (Mas’ud Shabri, al-Ghuluw fi ad-Dīn wa al-Hayāh, hal. 14). Seperti pendapat Imam Fakhruddin ar-Rāzi (Mafâtîh al-Ghaib, XII/410), ghuluw yang dilarang di sini adalah ghuluw madzmūm (sikap berlebihan yang dikecam). Yaitu ghuluwun bāthil. Imam ar-Rāzi mencontohkan ghuluw madzmūm dalam QS al-Mā’idah, [5]: 77:
  • 5. 5 “Katakanlah: "Hai Ahlul Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus." Secara umum, ghuluw dalam agama itu dilarang. Akan tetapi yang dilarang itu yang telah melampaui batas syari’at seperti yang dilakukan oleh kaum Ahlul Kitab. Mereka melewati batas-batas kebenaran, sehingga mengeluarkannya dari agama yang diridhai. Adapun ghuluw yang dilakukan dalam kerja penelitian, meneliti hakikat sesuatu dan berusaha menemukan argumentasi yang tepat sebagaimana yang dilakukan oleh mutakallimun menurut Imam ar-Razi disebut ghuluw mahmūdah (yang terpuji). Sikap ghuluw madzmūmah (tercela) itu melingkupi ghuluw dalam ibadah, ghuluw dalam hukum takfîr, ghuluw dalam aqidah dan ghuluw dalam hidup. Pertama, ghuluw dalam ibadah. Yaitu mewajibkan dirinya kepada sesuatu yang tidak pernah diwajibkan oleh Allah. Mengharamkan sesuatu untuk dirinya, padahal Allah tidak pernah mengharamkan untuknya, atau ada pula yang terlalu berlebihan melaksanakan ibadah sunnah tapi kewajiban- kewajibannya dilalaikan. Seperti mengharamkan dirinya untuk tidak menikahi wanita dengan tujuan untuk beribadah secara total. Sikap seperti ini meski maksudnya baik, akan tetapi karena melampau batas, maka sikap tersebut mengeluarkan dari jalur kebenaran. Seperti kisah seorang sahabat Nabi Muhammad s.a.w. (Abdullah ibn ‘Amr ibn a-‘Ash) yang mengaku di depan Nabi s.a.w. bahwa dia shalat malam tidak berhenti-berhenti, puasa setiap hari dan tidak menikah. Rasulullah s.a.w. pun terperangah dengan sikap ekstrim tersebut. Beliau melarang sikap tersebut. Beliau memberi saran, cukup laksanakan apa yang telah diperintahkan syariat. Kedua, ghuluw dalam hukum takfir. Selama seorang Muslim itu mengamalkan ijtihad fiqh para ulama, maka ia tidak boleh dikafirkan. Perbedaan dalam ijtihad fiqih di kalangan para ulama tidak sampai kepada hukum saling meng’kafir’kan. Seperti hukum membaca qunut subuh, jumlah shalat tarawih dan ijtihad-ijtihad lainnya tidak diperkenankan sampai
  • 6. 6 mengkafirkan. Perkara-perkara ijtihad itu disebut ikhtilaf al-tanawwu’ (perbedaan variatif). Adapun jika seseorang telah keluar jauh dari al-haq, berbuat kekufuran secara jelas, dan hal-hal lain yang dalam teks agama masuk ke dalam kelompok yang dikafirkan, maka otoritas hukum tentu menghukumi kafir. Ketiga, ghuluw dalam aqidah. Ghuluw jenis ini seperti yang dilakukan oleh kaum Ahlul Kitab. Menuhankan para nabinya. Dan kaum nabi Nuh yang menyembah matahari, bulan dan bintang padahal mengaku percaya pada Allah. Dalam hal ini, para ulama’ menyebut kaum Yahudi paling ekstrim. Mereka adalah kaum yang sangat mudah menyamakan makhluk dan khaliq (pencipta), menyamakan Allah dengan manusia. Di antara kaum juga ada yang berlebihan mencintai pemimpin hingga menyematkan sifat ketuhanan kepadanya. Keempat, ghuluw dalam kehidupan. Di antaranya, makan, minum dan memakai air secara berlebihan. Rasulullah sa.w. pun melarangnya, sebagaimana dalam sabdanya: ” Manusia tidak memenuhi wadah yang buruk melebihi perut, cukup bagi manusia beberapa suapan yang menegakkan tulang punggungnya, bila tidak bisa maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga untuk nafasnya." (HR at- Tirmidzi dari Miqdam bin Ma’dikarib, Sunan at-Tirmidzi, IV/590, hadits no. 2380). Meskipun, ghuluw jenis ini tidak sampai mengancam keislaman seseorang, akan tetapi hal ini tetap dilarang. Akibatnya, bisa menjerumuskan seseorang kepada kerusakan diri, kesehatan dan kehidupannya. Seseorang bersikap ghuluw disebabkan karena bebarapa hal. Bisa dikarenakan kekurangan ilmu dan tidak memahami hakikat agama. Seseorang yang enggan menikah dengan alasan agar lebih konsentrasi dalam beribadah, itu disebakan tidak memahami konsep nikah dan ibadah. Di antara fenomena ghuluw disebabkan tidak memahami hakikat agama adalah memahami nash agama dengan satu pandangan yang sempit serta
  • 7. 7 mengesampingkan persoalan yang lebih besar yang menimpa umat (Yusuf al- Qaradhawi, al-Shahwah al-Islamiyah bain al-Juhud wa al-Tatharruf). Bisa pula disebabkan oleh fanatisme buta dan sempitnya wawasan. Oleh sebab itu, Islam itu ajaran yang komprehensif, maka setiap sesuatu dipandang secara integral dan berdasarkan ilmu. Pada hakikatnya, Islam juga melarang orang untuk meremehkan (tafrīth) ajaran dan perintah agama. Orang meremehkan perintah agama juga akan jatuh kepada kekeliruan. Ajaran Islam merupakan ajaran yang lurus, tidak tafrîth tidak pula ifrâth. Karakter ini menyangkut setiap aspek, baik keyakinan, ibadah, akhalk, muamalah, dan kehidupan sehari-hari. (Dikutip dan diselaraskan dari tulisan Kholili Hasib, Jum'at, 06 April 2012, dalam http://www.hidayatullah.com/read/22081/06/04/2012/berislam- tanpa-ghuluw!.html)