SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
Downloaden Sie, um offline zu lesen
1
UNIVERSITY RESIDENCE - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
KARASIBAZHU
(Kajian Rabu Siang Ba’da Zhuhur)
Kebahagiaan Mana Yang Ingin Anda Raih?1
Oleh: Muhsin Hariyanto2
SEBAGIAN orang berkata, 'Hidup itu yang penting ‘happy'. Dari situ
kemudian mereka berbuat semaunya. Mereka tidak peduli dengan segala macam
aturan. Mereka ingin hidup bahagia, tettapi melakukan perbuatan maksiat yang
membahayakan dirinya di akhirat. Mereka tertipu dengan kebahagiaan sesaat
yang mereka rasakan di dunia ini, sehingga mereka tetap berani dan tetap ‘nekad’
melakukan perbuatan yang dilarang agama. Memang, hidup bahagia merupakan
dambaan setiap makhluk. Namun banyak orang yang tidak tahu atau tidak mau
tahu bahwa kebahagiaan hakiki adalah kebahagiaan akhirat.
Allâh ‘Azza wa Jalla berfirman:
‫ما‬َ‫و‬ِ‫ه‬ِ‫هذ‬‫ياة‬َ‫ح‬
‫اْل‬‫يا‬
‫ح‬
‫ن‬ُ‫اّدل‬
ّ
‫ال‬ِ‫إ‬‫و‬
‫ح‬
‫ه‬
َ
‫ل‬َ‫و‬‫ب‬ِ‫ع‬
َ
‫ل‬َ‫و‬
ّ
‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ار‬ّ‫اّدل‬
َ
‫ة‬َ‫ر‬ِ‫خ‬
‫ح‬
‫اْل‬َ ِ‫ه‬
َ
‫ل‬‫وان‬َ‫ي‬َ‫ح‬
‫اْل‬‫ح‬‫و‬
َ
‫ل‬
‫وا‬‫اكن‬
َ
‫ون‬‫م‬
َ
‫ل‬
‫ح‬
‫ع‬
َ
‫ي‬
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main dan
sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka
mengetahui.” [QS al-‘Ankabût/29: 64]
Ketika menjelaskan maksud ayat ini, Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh
mengatakan, bahwa Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (dalam rangka)
memberitakan betapa dunia itu hina, akan hancur dan akan sirna (pada saat yang
telah ditentukan). Dan dunia ini tidak kekal, dan sekedar mendatangkan kelalaian
dan bersifat permainan. Dia berfirman, “dan sesungguhnya akhirat itulah yang
sebenarnya kehidupan”, maksudnya (akhirat itu) adalah kehidupan yang kekal,
yang ‘haq’, yang tidak akan binasa dan tidak sirna. Kehidupan akhirat
berlangsung terus-menerus selama-lamanya. Firman-Nya (yang artinya,) “kalau
mereka mengetahui”, maksudnya, jika manusia tahu, maka sungguh mereka
1
Disampaikan Dalam Acara Kajian Rabu Siang (Karasibazhu) University Residence Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu – 22 Juni 2016, di Mushalla Unires Puteri Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
2
Penasihat University Residence Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Dosen Teap Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2
akan lebih mengutamakan sesuatu yang bersifat baqâ’ (kekal) daripada yang fanâ’
(akan binasa).” (Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm (QS al-‘Ankabût/29: 64),
juz VI, hal. 296)
Oleh karena itu, agar tidak salah langkah, tujuan dan prioritas dalam
mengejar kebahagiaan yang kita inginkan, di sini akan kami sampaikan beberapa
hal terkait kebahagiaan di dunia dan akhirat.
1. Bahagia Di Dunia, Bahagia Di Akhirat
Inilah puncak kebahagiaan. Inilah yang selalu dimohon oleh hamba-
hamba Allâh ‘Azza wa Jalla yang shalih, sebagaimana tertuang dalam firman-Nya:
‫م‬‫ه‬
‫ح‬
‫ن‬ِ‫م‬ِ‫و‬‫ن‬
ّ
‫م‬‫ول‬‫ق‬
َ
‫ي‬‫ا‬
َ
‫ن‬ّ‫ّب‬َ‫ر‬‫ا‬
َ
‫ن‬ِ‫ت‬‫آ‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ي‬
‫ح‬
‫ن‬ُ‫اّدل‬‫ة‬
َ
‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬ِ‫ف‬َ‫و‬ِ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫اْلخ‬‫ة‬
َ
‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬‫ا‬
َ
‫ن‬ِ‫ق‬َ‫و‬
َ‫اب‬
َ
‫ذ‬َ‫ع‬ِ‫ار‬ّ‫اّنل‬(١٠٢)
َ
‫ك‬ِ
َ
‫وَل‬‫أ‬‫ه‬
َ
‫ل‬‫ح‬‫م‬‫يب‬ ِ‫ص‬
َ
‫ن‬‫ا‬ّ‫م‬
ِ
‫ّم‬
‫ح‬
‫وا‬‫ب‬ َ‫س‬
َ
‫ك‬
ّ
‫اّلل‬َ‫و‬‫يع‬ِ
َ‫َس‬ِ‫اب‬ َ‫س‬ِ
‫ح‬
‫اْل‬
(١٠١)
“Dan di antara mereka ada orang yang berdo'a, “Ya Rabb kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka”. Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari (amal) yang
mereka usahakan; dan Allâh sangat cepat perhitungan-Nya.” [QS al-Baqarah/2:
201-202]
Ini juga merupakan do'a dan permohonan Nabi Musa ‘Alaihis Salam dan
kaumnya yang shalih, sebagaimana yang Allâh ‘Azza wa Jalla beritakan dalam
kitab-Nya:
‫ح‬‫ب‬‫ت‬
‫ح‬
‫اك‬َ‫و‬‫ا‬َ َ
‫ّنل‬ِ‫ف‬ِ‫ه‬ِ‫ذ‬
َ
‫ه‬‫ا‬َ‫ي‬
‫ح‬
‫ن‬ُ‫اّدل‬‫ة‬
َ
‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬ِ‫ف‬َ‫و‬ِ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫اْلخ‬‫ا‬
ّ
‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬
َ
‫ن‬
‫ح‬
‫د‬‫ه‬
َ
‫ك‬‫ح‬ َ
‫َل‬ِ‫إ‬
َ
‫ال‬
َ
‫ق‬ِ‫اب‬
َ
‫ذ‬َ‫ع‬
‫يب‬ ِ‫ص‬‫أ‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫ح‬‫ن‬َ‫م‬‫اء‬
َ
‫ش‬
َ
‫أ‬ِ‫ت‬َ ‫ح‬
‫ْح‬َ‫ر‬َ‫و‬‫ح‬‫ت‬َ‫ع‬ِ‫س‬َ‫و‬
ّ
‫ُك‬‫ء‬ ‫ح‬ َ
‫َش‬‫ا‬َ‫ه‬‫ب‬‫ت‬
‫ح‬
‫ك‬
َ
‫أ‬ َ‫س‬
َ
‫ف‬َ‫ين‬ِ
ّ
‫َّل‬ِ‫ل‬
َ
‫ون‬‫ق‬
ّ
‫ت‬
َ
‫ي‬
َ
‫ون‬‫ت‬
‫ح‬
‫ؤ‬‫ي‬َ‫و‬
َ
‫ة‬
َ
‫اك‬ّ‫الّز‬‫ي‬ِ
ّ
‫اَّل‬َ‫و‬َ‫ن‬‫م‬‫ه‬‫ا‬
َ
‫ن‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫آي‬ِ‫ب‬
َ
‫ون‬‫ن‬ِ‫م‬
‫ح‬
‫ؤ‬‫ي‬
“Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya
Kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: “Siksa-Ku akan
Kutimpakan kepada siapa yang aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala
sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa,
3
yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami”.
[QS al-A’râf/7: 156]
Derajat tertinggi ini akan diraih oleh orang-orang yang bertaqwa dan
berbuat ihsan, sebagaimana kita ketahui bahwa ihsân adalah derajat agama yang
tertinggi, berdasarkan kandungan hadits Jibrîl ‘Alaihis Salâm.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
َ
‫يل‬ِ‫ق‬َ‫و‬َ‫ين‬ِ
ّ
‫َّل‬ِ‫ل‬
‫ح‬
‫ا‬‫ح‬‫و‬
َ
‫ق‬
ّ
‫اّت‬‫ا‬
َ
‫اذ‬َ‫م‬
َ
‫ل‬َ‫نّز‬
َ
‫أ‬‫ح‬‫م‬‫ك‬ُ‫ّب‬َ‫ر‬
‫ح‬
‫وا‬‫ال‬
َ
‫ق‬‫ا‬ ‫ح‬‫ْي‬
َ
‫خ‬َ‫ين‬ِ
ّ
‫َّل‬
ِ
‫ل‬
‫ح‬
‫وا‬‫ن‬ َ‫س‬
‫ح‬
‫ح‬
َ
‫أ‬ِ‫ف‬ِ‫ه‬ِ‫ذ‬
َ
‫ه‬
‫ا‬َ‫ي‬
‫ح‬
‫ن‬ُ‫اّدل‬‫ة‬
َ
‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬‫ار‬َ َ
‫ّدل‬َ‫و‬ِ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫اْلخ‬‫ح‬‫ْي‬
َ
‫خ‬َ‫م‬
‫ح‬
‫ع‬ِ
َ
‫ّنل‬َ‫و‬‫ار‬
َ
‫د‬َ‫ي‬ِ‫ق‬
ّ
‫ت‬‫م‬
‫ح‬
‫ال‬
“Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah
diturunkan oleh Rabbmu?” Mereka menjawab: “(Allâh telah menurunkan)
kebaikan”. Orang-orang yang berbuat ihsân (sebaik-baiknya) di dunia ini
mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah
lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa.” [QS an-
Nahl/16: 30]
2. Sengsara di Dunia, Bahagia di Akhirat
Ada lagi orang yang meraih kebahagiaan di akhirat, walaupun di dunia
mendapatkan berbagai macam musibah dan ujian, bahkan kesusahan dan
kecelakaan. Jenis manusia ini disabdakan oleh Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi
wa sallam:
َ
‫ت‬
‫ح‬
‫ؤ‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ع‬
‫ح‬
‫ن‬
َ
‫أ‬ِ‫ب‬ِ‫ل‬
‫ح‬
‫ه‬
َ
‫أ‬ُ‫اّدل‬‫ا‬َ‫ي‬
‫ح‬
‫ن‬‫ح‬‫ن‬ِ‫م‬ِ‫ل‬
‫ح‬
‫ه‬
َ
‫أ‬ِ‫ار‬ّ‫اّنل‬َ‫م‬‫ح‬‫و‬َ‫ي‬ِ‫ة‬َ‫ام‬َ‫ي‬ِ‫ق‬
‫ح‬
‫ال‬‫غ‬َ‫ب‬
‫ح‬
‫ص‬‫ي‬
َ
‫ف‬ِ‫ف‬ِ‫ار‬ّ‫اّنل‬‫ة‬
َ
‫غ‬‫ح‬‫ب‬ َ‫ص‬
ّ‫م‬‫ث‬‫ال‬
َ
‫ق‬‫ي‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ن‬‫ح‬‫اب‬َ‫م‬
َ
‫آد‬
‫ح‬
‫ل‬
َ
‫ه‬َ‫ت‬‫ح‬‫ي‬
َ
‫أ‬َ‫ر‬‫ا‬ ‫ح‬‫ْي‬
َ
‫خ‬ُ‫ط‬
َ
‫ق‬
‫ح‬
‫ل‬
َ
‫ه‬ّ‫ر‬َ‫ّم‬
َ
‫ك‬ِ‫ب‬‫يم‬ِ‫ع‬
َ
‫ن‬ُ‫ط‬
َ
‫ق‬‫ول‬‫ق‬َ‫ي‬
َ
‫ف‬
َ
‫ال‬
ِ
ّ
‫اّلل‬َ‫و‬‫ا‬َ‫ي‬
ِ
‫ب‬َ‫ر‬
َ
‫ت‬
‫ح‬
‫ؤ‬‫ي‬َ‫و‬
ِ
‫د‬
َ
‫ش‬
َ
‫أ‬ِ‫ب‬ِ‫اس‬ّ‫اّنل‬‫ا‬‫س‬
‫ح‬
‫ؤ‬‫ب‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ي‬
‫ح‬
‫ن‬ُ‫اّدل‬‫ح‬‫ن‬ِ‫م‬ِ‫ل‬
‫ح‬
‫ه‬
َ
‫أ‬ِ‫ة‬
ّ
‫ن‬َ‫ح‬
‫اْل‬‫غ‬َ‫ب‬
‫ح‬
‫ص‬‫ي‬
َ
‫ف‬
‫ة‬
َ
‫غ‬‫ح‬‫ب‬ َ‫ص‬ِ‫ف‬ِ‫ة‬
ّ
‫ن‬َ‫ح‬
‫اْل‬‫ال‬
َ
‫ق‬‫ي‬
َ
‫ف‬
َ
‫ل‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ن‬‫ح‬‫اب‬َ‫م‬
َ
‫آد‬
‫ح‬
‫ل‬
َ
‫ه‬َ‫ت‬‫ح‬‫ي‬
َ
‫أ‬َ‫ر‬‫ا‬‫س‬
‫ح‬
‫ؤ‬‫ب‬ُ‫ط‬
َ
‫ق‬
‫ح‬
‫ل‬
َ
‫ه‬ّ‫ر‬َ‫ّم‬
َ
‫ك‬ِ‫ب‬
‫ة‬
ّ
‫د‬ِ‫ش‬ُ‫ط‬
َ
‫ق‬‫ول‬‫ق‬َ‫ي‬
َ
‫ف‬
َ
‫ال‬ِ
ّ
‫اّلل‬َ‫و‬‫ا‬َ‫ي‬
ِ
‫ب‬َ‫ر‬‫ا‬َ‫م‬ّ‫ر‬َ‫ّم‬ِ‫ب‬‫س‬
‫ح‬
‫ؤ‬‫ب‬ُ‫ط‬
َ
‫ق‬
َ
‫ال‬َ‫و‬‫ت‬‫ح‬‫ي‬
َ
‫أ‬َ‫ر‬‫ة‬
ّ
‫د‬ِ‫ش‬ُ‫ط‬
َ
‫ق‬
“Pada hari Kiamat nanti akan didatangkan seorang penduduk dunia yang paling
banyak mendapatkan kenikmatan, namun dia termasuk penduduk neraka. Lalu
4
dia dimasukkan sebentar di dalam api neraka, kemudian dia ditanya, ‘Hai anak
Adam, pernahkah engkau melihat kebaikan? Pernahkah engkau mendapatkan
kenikmatan?’ Maka dia menjawab, ‘Tidak, demi Allâh, wahai Rabbku. Selanjutnya,
akan didatangkan seorang yang paling sengsara di dunia, namun dia termasuk
penduduk surga. Lalu dia dimasukkan sebentar ke dalam surga, kemudian dia
ditanya, ‘Hai anak Adam, pernahkah engkau melihat kesengsaraan? Pernahkah
engkau menderita kesusahan?’ Maka dia menjawab, ‘Tidak, demi Allâh, wahai
Rabbku. Aku tidak pernah mendapatkan kesengsaraan sama sekali, dan aku tidak
pernah melihat kesusahan sama sekali’.” [Hadis Riwayat Muslim dari Anas bin
Malik radhiyâllahu ‘anhu, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 135, hadits no. 7266]
3. Bahagia di Dunia, Celaka di Akhirat
Hadits shahîh dari Sahabat Anas bin Mâlik radhiyallâhu ‘anhu di atas juga
menjelaskan adanya jenis manusia yang berbahagia –secara lahiriyah- di dunia,
namun di akhirat akan mengalami kesengsaraan yang sangat berat. Kita lihat
bahwa kebanyakan tokoh masyarakat yang berharta dan berpangkat adalah
penentang dakwah para rasul. Allâh ‘Azza wa Jalla berfirman:
‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬‫ا‬
َ
‫ن‬
‫ح‬
‫ل‬َ‫س‬‫ح‬‫ر‬
َ
‫أ‬ِ‫ف‬‫ة‬َ‫ي‬‫ح‬‫ر‬
َ
‫ق‬‫ن‬
ِ
‫م‬‫ير‬ِ‫ذ‬
ّ
‫ن‬
ّ
‫ال‬ِ‫إ‬
َ
‫ال‬
َ
‫ق‬‫ف‬َ ‫ح‬
‫ْت‬‫م‬‫ا‬
َ
‫وه‬‫ا‬
ّ
‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬‫م‬‫ت‬
‫ح‬
‫ل‬ِ‫س‬‫ح‬‫ر‬‫أ‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬
َ
‫ون‬‫ر‬ِ‫ف‬
َ
‫اك‬
(٤٣)‫وا‬‫ال‬
َ
‫ق‬َ‫و‬‫ن‬
‫ح‬ َ
‫َن‬
َ
‫ث‬
‫ح‬
‫ك‬
َ
‫أ‬‫اال‬َ‫و‬
‫ح‬
‫ّم‬
َ
‫أ‬‫ا‬‫الد‬‫ح‬‫و‬
َ
‫أ‬َ‫و‬‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬‫ن‬
‫ح‬ َ
‫َن‬َ‫ي‬ِ‫ب‬
ّ
‫ذ‬َ‫ع‬‫م‬ِ‫ب‬(٤٣)
‫ح‬
‫ل‬‫ق‬
ّ
‫ن‬ِ‫إ‬
ِ
‫ّب‬َ‫ر‬‫ط‬‫س‬
‫ح‬
‫ب‬َ‫ي‬
َ
‫ق‬‫ح‬‫ز‬ِ‫الر‬‫ن‬َ‫م‬ِ‫ل‬‫اء‬
َ
‫ش‬َ‫ي‬‫ر‬ِ‫د‬
‫ح‬
‫ق‬َ‫ي‬َ‫و‬ّ‫ن‬ِ‫ك‬
َ
‫ل‬َ‫و‬َ َ
‫ث‬
‫ح‬
‫ك‬
َ
‫أ‬ِ‫اس‬ّ‫اّنل‬‫ال‬
َ
‫ون‬‫م‬
َ
‫ل‬
‫ح‬
‫ع‬
َ
‫ي‬
(٤٣)
“Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun,
melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, “Sesungguhnya
kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya.” Dan mereka
berkata, “Harta dan anak- anak kami lebih banyak (daripada kamu) dan kami
sekali-kali tidak akan diazab”.Katakanlah: “Sesungguhnya Rabbku melapangkan
rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang
dikehendaki-Nya). Akan tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui.” [QS
Saba’/34: 34-36]
Cobalah perhatikan, orang kafir di bawah ini, bagaimana dia bergembira
dan berbahagia di dunia, namun di akhirat dia mendapatkan penderitaan yang
tidak akan tertahan. Allâh ‘Azza wa Jalla berfirman:
5
‫ا‬
ّ
‫م‬
َ
‫أ‬َ‫و‬‫ح‬‫ن‬َ‫م‬َ
ِ‫وت‬‫أ‬‫ه‬َ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬‫اء‬َ‫ر‬َ‫و‬ِ‫ه‬ِ‫ر‬
‫ح‬
‫ه‬
َ
‫ظ‬(٢٠)
َ
‫ف‬‫ح‬‫و‬ َ‫س‬
َ
‫ف‬‫و‬‫ع‬
‫ح‬
‫د‬َ‫ي‬‫ا‬‫ور‬‫ب‬‫ث‬(٢٢)
َ
‫ل‬
‫ح‬
‫ص‬َ‫ي‬َ‫و‬
‫ا‬‫ْي‬ِ‫ع‬َ‫س‬(٢١)‫ه‬
ّ
‫ن‬ِ‫إ‬
َ
‫ن‬
َ
‫اك‬ِ‫ف‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬
‫ح‬
‫ه‬
َ
‫أ‬‫ا‬‫ور‬
‫ح‬
‫ْس‬َ‫ّم‬(٢٤)‫ه‬
ّ
‫ن‬ِ‫إ‬ّ‫ن‬
َ
‫ظ‬‫ن‬
َ
‫أ‬‫ن‬
ّ
‫ل‬َ‫ور‬
َ
‫َي‬(٢٣)
َ
‫ل‬َ‫ب‬
ّ
‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬ّ‫ّب‬َ‫ر‬
َ
‫ن‬
َ
‫اك‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫ا‬‫ْي‬ ِ‫ص‬َ‫ب‬(٢٣)
“Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan
berteriak: “Celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala
(neraka). Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya
(yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak
akan kembali (kepada Tuhannya). (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya
Rabbnya selalu melihatnya.” [QS al-Insyiqâq/84: 10-15]
Lihatlah tokoh-tokoh kafir zaman dahulu dan sekarang. Lihatlah Fir’aun,
Hâmân, Qârûn, dan lainnya. Janganlah kita tidak silau dengan kebahagiaan
mereka yang bersifat sementara, tidak terperangah dengan limpahan harta yang
mereka miliki, karena tempat kembali orang-orang kafir adalah neraka.
Oleh karena itu, jangan sampai seseorang bercita-cita meraih kebahagiaan
di dunia saja. Karena dunia itu bersifat sementara, akan hancur dan sangat hina di
sisi Allâh ‘Azza wa Jalla. Sesungguhnya Allâh ‘Azza wa Jalla mencela orang-orang
yang berdo'a dan memohon kepada-Nya hanya untuk mendapatkan kebaikan
dunia. Allâh ‘Azza wa Jalla berfirman:
‫ا‬
َ
‫ذ‬ِ‫إ‬
َ
‫ف‬‫م‬‫ت‬‫ح‬‫ي‬
َ
‫ض‬
َ
‫ق‬‫ح‬‫م‬‫ك‬
َ
‫ك‬ِ‫اس‬
َ
‫ن‬
ّ
‫م‬
‫ح‬
‫وا‬‫ر‬‫ك‬
‫ح‬
‫اذ‬
َ
‫ف‬َ ّ
‫اّلل‬‫ح‬‫م‬‫ك‬ِ‫ر‬
‫ح‬
‫ك‬ِ‫ذ‬
َ
‫ك‬‫ح‬‫م‬‫ك‬َ‫اء‬َ‫آب‬‫ح‬‫و‬
َ
‫أ‬
ّ
‫د‬
َ
‫ش‬
َ
‫أ‬‫ا‬‫ر‬
‫ح‬
‫ك‬ِ‫ذ‬
َ‫ن‬ِ‫م‬
َ
‫ف‬ِ‫اس‬ّ‫اّنل‬‫ن‬َ‫م‬‫ول‬‫ق‬
َ
‫ي‬‫ا‬
َ
‫ن‬ّ‫ّب‬َ‫ر‬‫ا‬
َ
‫ن‬ِ‫ت‬‫آ‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ي‬
‫ح‬
‫ن‬ُ‫اّدل‬‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬
َ
‫ل‬ِ‫ف‬ِ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫اْلخ‬‫ح‬‫ن‬ِ‫م‬‫ق‬
َ
‫ال‬
َ
‫خ‬
“Maka di antara manusia ada orang yang berdo'a, “Ya Rabb kami, berilah kami
(kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bagian (yang menyenangkan) di
akhirat.” [QS al-Baqarah/2: 200]
4. Celaka di Dunia, Celaka di Akhirat
Jenis manusia terakhir, adalah orang yang celaka di dunia dan akhirat.
Nas`alullâh as-salâmah wal 'âfiyah. Orang yang tidak memahami dan jauh dari
ajaran Islam yang benar dan jauh dari kemudahan rezeki di dunia, hidup
sengsara, namun anehnya ia memiliki cita-cita dan keinginan yang sangat buruk
(seperti berbuat maksiat atau merusak bila memiliki kekayaan).
6
Sesungguhnya keempat jenis manusia ini dijelaskan oleh Nabi Shallallâhu
‘alaihi wa sallam di dalam sabda beliau sebagai berikut:
‫ح‬‫م‬‫ك‬‫ث‬
ِ
‫د‬َ‫ح‬‫أ‬َ‫و‬‫يث‬ِ‫د‬َ‫ح‬‫ا‬‫وه‬‫ظ‬
َ
‫ف‬
‫ح‬
‫اح‬
َ
‫ف‬:
َ
‫ال‬
َ
‫ق‬‫ا‬َ‫م‬
ّ
‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬َ‫ي‬
‫ح‬
‫ن‬ُ‫اّدل‬ِ‫ة‬َ‫ع‬َ‫ّب‬‫ح‬‫ر‬
َ
ِ‫ِل‬‫ر‬
َ
‫ف‬
َ
‫ن‬:‫د‬‫ح‬‫ب‬
َ
‫ع‬‫ه‬
َ
‫ق‬َ‫ز‬َ‫ر‬
ّ
‫اّلل‬‫اال‬َ‫م‬‫ا‬‫م‬
‫ح‬
‫ل‬ِ‫ع‬َ‫و‬َ‫و‬‫ه‬
َ
‫ف‬ِ‫ق‬
ّ
‫ت‬
َ
‫ي‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ه‬ّ‫ّب‬َ‫ر‬‫ل‬ ِ‫ص‬َ‫ي‬َ‫و‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ه‬َ ِ‫ْح‬َ‫ر‬‫م‬
َ
‫ل‬
‫ح‬
‫ع‬َ‫ي‬َ‫و‬ِ
ّ
ِ‫ّلل‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ا‬
ً
‫ق‬َ‫ح‬
‫ا‬
َ
‫ذ‬َ‫ه‬
َ
‫ف‬ِ‫ل‬
َ
‫ض‬
‫ح‬
‫ف‬
َ
‫أ‬ِ‫ب‬ِ‫ل‬ِ‫از‬
َ
‫ن‬َ‫م‬
‫ح‬
‫ال‬‫د‬‫ح‬‫ب‬
َ
‫ع‬َ‫و‬‫ه‬
َ
‫ق‬َ‫ز‬َ‫ر‬
ّ
‫اّلل‬‫ا‬‫م‬
‫ح‬
‫ل‬ِ‫ع‬َ‫و‬‫ح‬‫م‬
َ
‫ل‬‫ه‬
‫ح‬
‫ق‬‫ز‬‫ح‬‫ر‬َ‫ي‬‫اال‬َ‫م‬َ‫و‬‫ه‬
َ
‫ف‬‫ق‬ِ‫د‬‫ا‬ َ‫ص‬
ِ‫ة‬ّ‫ي‬ِ‫اّنل‬‫ول‬‫ق‬
َ
‫ي‬‫ح‬‫و‬
َ
‫ل‬
ّ
‫ن‬
َ
‫أ‬ِ‫ل‬‫اال‬َ‫م‬‫ت‬
‫ح‬
‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬
َ
‫ل‬ِ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ِ‫ب‬‫ن‬
َ
‫ال‬‫ف‬َ‫و‬‫ه‬
َ
‫ف‬ِ‫ه‬ِ‫ت‬ّ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫م‬‫ه‬‫ر‬
‫ح‬
‫ج‬
َ
‫أ‬
َ
‫ف‬‫اء‬َ‫و‬َ‫س‬
‫د‬‫ح‬‫ب‬
َ
‫ع‬َ‫و‬‫ه‬
َ
‫ق‬َ‫ز‬َ‫ر‬
ّ
‫اّلل‬‫اال‬َ‫م‬‫ح‬‫م‬
َ
‫ل‬َ‫و‬‫ه‬
‫ح‬
‫ق‬‫ز‬‫ح‬‫ر‬َ‫ي‬‫ا‬‫م‬
‫ح‬
‫ل‬ِ‫ع‬َ‫و‬‫ه‬
َ
‫ف‬‫ط‬ِ‫ب‬
‫ح‬ َ
‫َي‬ِ‫ف‬ِ ِ‫ال‬َ‫م‬ِ
‫ح‬‫ْي‬
َ
‫غ‬ِ‫ب‬‫م‬
‫ح‬
‫ل‬ِ‫ع‬
َ
‫ال‬
ِ‫ق‬
ّ
‫ت‬
َ
‫ي‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ه‬ّ‫ّب‬َ‫ر‬
َ
‫ال‬َ‫و‬‫ل‬ ِ‫ص‬َ‫ي‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ه‬َ ِ‫ْح‬َ‫ر‬
َ
‫ال‬َ‫و‬‫م‬
َ
‫ل‬
‫ح‬
‫ع‬
َ
‫ي‬ِ
ّ
ِ‫ّلل‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ا‬
ً
‫ق‬َ‫ح‬‫ا‬
َ
‫ذ‬َ‫ه‬
َ
‫ف‬ِ‫ث‬َ‫ب‬
‫ح‬
‫خ‬
َ
‫أ‬ِ‫ب‬
ِ‫ل‬ِ‫از‬
َ
‫ن‬َ‫م‬
‫ح‬
‫ال‬‫د‬‫ح‬‫ب‬
َ
‫ع‬َ‫و‬‫ح‬‫م‬
َ
‫ل‬‫ه‬
‫ح‬
‫ق‬‫ز‬‫ح‬‫ر‬َ‫ي‬
ّ
‫اّلل‬‫اال‬َ‫م‬
َ
‫ال‬َ‫و‬‫ا‬‫م‬
‫ح‬
‫ل‬ِ‫ع‬َ‫و‬‫ه‬
َ
‫ف‬‫ول‬‫ق‬
َ
‫ي‬‫ح‬‫و‬
َ
‫ل‬
ّ
‫ن‬
َ
‫أ‬ِ‫ل‬‫اال‬َ‫م‬
‫ت‬
‫ح‬
‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬
َ
‫ل‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ِ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ِ‫ب‬‫ن‬
َ
‫ال‬‫ف‬َ‫و‬‫ه‬
َ
‫ف‬ّ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫ب‬ِ‫ه‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫م‬‫ه‬‫ر‬‫ح‬‫ز‬ِ‫و‬
َ
‫ف‬‫اء‬َ‫و‬َ‫س‬
“Dan aku akan menyampaikan satu perkataan kepada kamu, maka hafalkanlah!
Beliau bersabda: Sesungguhnya dunia itu untuk 4 (empat) orang:
 Hamba yang Allâh berikan rezeki kepadanya berupa harta (dari jalan yang
halal) dan ilmu (agama Islam), kemudian dia bertakwa kepada Rabbnya
pada rezeki itu (harta dan ilmu), dia berbuat baik kepada kerabatnya
dengan rezekinya, dan dia mengetahui hak bagi Allâh padanya. Hamba ini
berada pada kedudukan yang paling utama (di sisi Allâh).
 Hamba yang Allâh berikan rezeki kepadanya berupa ilmu, namun Dia
(Allâh) tidak memberikan rezeki berupa harta. Dia memiliki niat yang baik.
Dia mengatakan, “Seandainya aku memiliki harta aku akan berbuat (baik)
seperti perbuatan si Fulan (orang pertama yang melakukan kebaikan itu)”.
Maka dia (dibalas) dengan niatnya (yang baik), pahala keduanya (orang
pertama dan kedua) sama.
 Hamba yang Allâh berikan rezeki kepadanya berupa harta, namun Dia
(Allâh) tidak memberikan rezeki kepadanya berupa ilmu, kemudian dia
berbuat sembarangan dengan hartanya dengan tanpa ilmu. Dia tidak
bertakwa kepada Rabbnya padanya, dia tidak berbuat baik kepada
kerabatnya dengan hartanya, dan dia tidak mengetahui hak bagi Allâh
7
padanya. Jadilah hamba ini berada pada kedudukan yang paling buruk (di
sisi Allâh).
 Hamba yang Allâh tidak memberikan rezeki kepadanya berupa harta dan
ilmu, kemudian dia mengatakan: “Seandainya memiliki harta, aku akan
berbuat seperti perbuatan si Fulan (dengan orang ketiga yang melakukan
keburukan itu)”. Maka dia (dibalas) dengan niatnya, dosa keduanya sama.”
(Hadis Riwayat At-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, juz IV, hal. 562, hadits no.
2325; Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz IV, hal. 230-
231, hadits no. 17570; dan Ibnu Majah, Sunan ibn Mâjah, juz V, hal. 306,
hadits no. 4228 dari Sahabat Abu Kabsyah al-Anmari radhiyâllahu ‘anhu.
Dishahîhkan Syaikh al-Albâni rahimahullah dalam Shahîh Sunan ibn
Mâjah, juz II, hal. 413, hadits no. 3406)
Inilah berbagai jenis kebahagiaan yang ada, jangan sampai kita salah
langkah dalam memilih dan menggapai hakikat kebahagiaan. Karena
sesungguhnya orang yang berakal akan lebih mengutamakan akhirat yang kekal
abadi ketimbang kenikmatan duniawi yang fanâ’. Hanya Allâh yang memberikan
taufiq dan hidayah.
Selanjutnya, sejenak kita renungkan kutipan catatan berikut:
Di Manakah Kebahagiaan?
JIKA kekayaan bisa membuat orang bahagia, tentunya Adolt Merckle, orang
terkaya dari Jerman, tidak akan menabrakkan badannya ke kereta api ...
JIKA ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson, penyanyi
terkenal di USA, tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis ...
JIKA kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G. Vargas, Presiden Brazil,
tidak akan menembak jantungnya ...
JIKA kecantikan bisa membuat orang bahagia, tentunya Marilyn Monroe, artis
cantik dari USA, tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga overdosis
...
JIKA kesehatan bisa membuat orang bahagia, tentunya Thierry Costa, dokter
terkenal dari Perancis, tidak akan membunuh dirinya akibat acara di televisi …
TERNYATA, bahagia atau tidaknya hidup seseorang itu, bukan ditentukan oleh
seberapa kayanya, tenarnya, cantiknya, kuasanya, sehatnya atau sesukses apa pun
hidupnya.
TETAPI, yang bisa membuat seseorang itu bahagia adalah dirinya sendiri ...
mampukah ia mau mensyukuri semua yang sudah dimilikinya dalam segala hal.
8
“KALAU kebahagiaan bisa dibeli, pasti orang-orang kaya akan membeli
kebahagiaan itu. dan kita akan sulit mendapatkan kebahagiaan karena sudah
diborong oleh mereka.”
“KALAU kebahagiaan itu ada di suatu tempat, pasti belahan lain di bumi ini akan
kosong, karena semua orang akan kesana berkumpul dimana kebahagiaan itu
berada .”
“Untungnya kebahagiaan itu berada di dalam hati setiap manusia.”
JADI, kita tidak perlu membeli atau pergi mencari kebahagiaan itu.
“Yang kita perlukan adalah hati yang bersih dan ikhlas serta pikiran yang jernih,
maka kita bisa menciptakan rasa bahagia itu kapan pun, dimana pun dan dengan
kondisi apa pun.”
KEBAHAGIAAN itu hanya dimiliki oleh “orang-orang yang dapat bersyukur”.
INGATLAH: ¤”jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa
yang kamu miliki saat ini”¤
BERSYUKUR adalah suatu kemampuan yang bisa dipelajari oleh siapa pun.
BERSYUKUR bukanlah hasil dari suatu keadaan tertentu, melainkan hasil dari
sebuah life style (gaya hidup)
(Sepucuk renungan dari sahabat di daratan Borneo, yang telah diakses oleh
[sahabat saya] Satya Wiragraha)
Wallâhu A'lamu bish-Shawâb.
(Dikutip dan diselaraskan dari tulisan Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari, dalam
http://almanhaj.or.id/content/3593/slash/0/kebahagiaan-mana-yang-ingin-anda-
raih/’ diakses Jumat, 26 April 2013 08:07:44 WIB; Sumber: Majalah As-Sunnah, Edisi
08/Tahun XIV/1431H/2010. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo
– Purwodadi Km. 8, Selokaton Gondangrejo, Solo 57183, Telp. 0271-858197 Fax 0271-
858196])

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...
47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...
47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...azznor7881
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"Nur Rohim
 
Menemukan Arah Kehidupan, Dari Mana..? Untuk Apa..? Mau Kemana..?
Menemukan Arah Kehidupan, Dari Mana..? Untuk Apa..? Mau Kemana..?Menemukan Arah Kehidupan, Dari Mana..? Untuk Apa..? Mau Kemana..?
Menemukan Arah Kehidupan, Dari Mana..? Untuk Apa..? Mau Kemana..?EKO PURNOMO
 
Siksa Pemakan Riba
Siksa Pemakan RibaSiksa Pemakan Riba
Siksa Pemakan RibaErwin Wahyu
 
Khutbah jumat sunda
Khutbah jumat sundaKhutbah jumat sunda
Khutbah jumat sundaDani Al-Fath
 
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusiaMateri ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusiarendra visual
 
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhirat
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhiratKhutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhirat
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhiratEko Sufian
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi BerpahalaMeski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahalatundungmemolo
 
Doa doa islami-2.txt
Doa doa islami-2.txtDoa doa islami-2.txt
Doa doa islami-2.txtAjus Styo
 
Bersegera melaksanakan Syariat
Bersegera melaksanakan SyariatBersegera melaksanakan Syariat
Bersegera melaksanakan SyariatErwin Wahyu
 
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanMarhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanErwin Wahyu
 
Aneka doaku 2
Aneka doaku 2Aneka doaku 2
Aneka doaku 2teguh.qi
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiMuhsin Hariyanto
 

Was ist angesagt? (19)

47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...
47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...
47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"
 
Menemukan Arah Kehidupan, Dari Mana..? Untuk Apa..? Mau Kemana..?
Menemukan Arah Kehidupan, Dari Mana..? Untuk Apa..? Mau Kemana..?Menemukan Arah Kehidupan, Dari Mana..? Untuk Apa..? Mau Kemana..?
Menemukan Arah Kehidupan, Dari Mana..? Untuk Apa..? Mau Kemana..?
 
Siksa Pemakan Riba
Siksa Pemakan RibaSiksa Pemakan Riba
Siksa Pemakan Riba
 
Khutbah jumat sunda
Khutbah jumat sundaKhutbah jumat sunda
Khutbah jumat sunda
 
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusiaMateri ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
 
Azab kubur
Azab kuburAzab kubur
Azab kubur
 
Fitnah, nikmat, dan siksa kubur
Fitnah, nikmat, dan siksa kuburFitnah, nikmat, dan siksa kubur
Fitnah, nikmat, dan siksa kubur
 
POKOK-POKOK KEIMANAN
POKOK-POKOK KEIMANANPOKOK-POKOK KEIMANAN
POKOK-POKOK KEIMANAN
 
Slide ihsanul amal
Slide ihsanul amalSlide ihsanul amal
Slide ihsanul amal
 
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhirat
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhiratKhutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhirat
Khutbah Jumat; Meraih sukses dunia dan akhirat
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi BerpahalaMeski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
 
Doa doa islami-2.txt
Doa doa islami-2.txtDoa doa islami-2.txt
Doa doa islami-2.txt
 
Bersegera melaksanakan Syariat
Bersegera melaksanakan SyariatBersegera melaksanakan Syariat
Bersegera melaksanakan Syariat
 
Hukuman hudud
Hukuman hududHukuman hudud
Hukuman hudud
 
Shalawat basyairul khairat
Shalawat basyairul khairatShalawat basyairul khairat
Shalawat basyairul khairat
 
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanMarhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan
 
Aneka doaku 2
Aneka doaku 2Aneka doaku 2
Aneka doaku 2
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 

Andere mochten auch

Kebahagiaan sejati
Kebahagiaan sejatiKebahagiaan sejati
Kebahagiaan sejatiAzwir Azwir
 
Jika Engkau Ingin Bahagia
Jika Engkau Ingin BahagiaJika Engkau Ingin Bahagia
Jika Engkau Ingin Bahagianinindahlan
 
Meraih Kebahagiaan Hakiki
Meraih Kebahagiaan HakikiMeraih Kebahagiaan Hakiki
Meraih Kebahagiaan Hakikislidedakwah
 
Meraih Kebahagiaan Hakiki
Meraih Kebahagiaan HakikiMeraih Kebahagiaan Hakiki
Meraih Kebahagiaan HakikiEKO PURNOMO
 

Andere mochten auch (7)

Kebahagiaan sejati
Kebahagiaan sejatiKebahagiaan sejati
Kebahagiaan sejati
 
Jika Engkau Ingin Bahagia
Jika Engkau Ingin BahagiaJika Engkau Ingin Bahagia
Jika Engkau Ingin Bahagia
 
Mencari kebahagiaan
Mencari kebahagiaanMencari kebahagiaan
Mencari kebahagiaan
 
Makna bahagia
Makna bahagiaMakna bahagia
Makna bahagia
 
Konsep kebahagiaan
Konsep kebahagiaanKonsep kebahagiaan
Konsep kebahagiaan
 
Meraih Kebahagiaan Hakiki
Meraih Kebahagiaan HakikiMeraih Kebahagiaan Hakiki
Meraih Kebahagiaan Hakiki
 
Meraih Kebahagiaan Hakiki
Meraih Kebahagiaan HakikiMeraih Kebahagiaan Hakiki
Meraih Kebahagiaan Hakiki
 

Ähnlich wie Kebahagiaan mana yang ingin anda raih

Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihKebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihMuhsin Hariyanto
 
Agama sebagai sumber kebahagiaan
Agama sebagai sumber kebahagiaanAgama sebagai sumber kebahagiaan
Agama sebagai sumber kebahagiaanWarnet Raha
 
Agama sebagai sumber kebahagiaan
Agama sebagai sumber kebahagiaanAgama sebagai sumber kebahagiaan
Agama sebagai sumber kebahagiaanWarnet Raha
 
Sirah Nabawiyah 59: Syafa'at Nabi ShallaLlahu 'Alaihi wa Sallam
Sirah Nabawiyah 59: Syafa'at Nabi ShallaLlahu 'Alaihi wa SallamSirah Nabawiyah 59: Syafa'at Nabi ShallaLlahu 'Alaihi wa Sallam
Sirah Nabawiyah 59: Syafa'at Nabi ShallaLlahu 'Alaihi wa SallamAbuNailah
 
Aisha Ainun Putri_Agama Islam_Ilmu Komunikasi_ Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M...
Aisha Ainun Putri_Agama Islam_Ilmu Komunikasi_ Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M...Aisha Ainun Putri_Agama Islam_Ilmu Komunikasi_ Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M...
Aisha Ainun Putri_Agama Islam_Ilmu Komunikasi_ Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M...AishaAinunPutri
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiMuhsin Hariyanto
 
10 amalan ringan pembuka jalan menuju
10 amalan ringan pembuka jalan menuju10 amalan ringan pembuka jalan menuju
10 amalan ringan pembuka jalan menujumochammad rasyiid
 
Keluarga berencana islami
Keluarga berencana islamiKeluarga berencana islami
Keluarga berencana islamiIman Beriman
 
KELOMPOK 2 - Iman Kepada Hari Akhir.pptx
KELOMPOK 2 - Iman Kepada Hari Akhir.pptxKELOMPOK 2 - Iman Kepada Hari Akhir.pptx
KELOMPOK 2 - Iman Kepada Hari Akhir.pptxunggalawi
 
Rdk ja 1440_opening
Rdk ja 1440_openingRdk ja 1440_opening
Rdk ja 1440_openingAMIR HAMZAH
 
Fiqih Zakat I'tikaf.pptx
Fiqih Zakat I'tikaf.pptxFiqih Zakat I'tikaf.pptx
Fiqih Zakat I'tikaf.pptxHamamBedul
 
Menjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang BeruntungMenjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang BeruntungErwin Wahyu
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiMuhsin Hariyanto
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiMuhsin Hariyanto
 
Visi dan misi hidup muslim
Visi dan misi hidup muslimVisi dan misi hidup muslim
Visi dan misi hidup muslimibrahim salim
 
Kunci Kebahagiaan.ppt
Kunci Kebahagiaan.pptKunci Kebahagiaan.ppt
Kunci Kebahagiaan.pptArifSigit3
 
Shalat tahajud
Shalat tahajudShalat tahajud
Shalat tahajudmochdahlan
 

Ähnlich wie Kebahagiaan mana yang ingin anda raih (20)

Maulana malik ibrahim.pdf
Maulana malik ibrahim.pdfMaulana malik ibrahim.pdf
Maulana malik ibrahim.pdf
 
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihKebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
 
Agama sebagai sumber kebahagiaan
Agama sebagai sumber kebahagiaanAgama sebagai sumber kebahagiaan
Agama sebagai sumber kebahagiaan
 
Agama sebagai sumber kebahagiaan
Agama sebagai sumber kebahagiaanAgama sebagai sumber kebahagiaan
Agama sebagai sumber kebahagiaan
 
TUGAS IPI MOCH. YUSUF SHOLEH AFANDI.docx
TUGAS IPI MOCH. YUSUF SHOLEH AFANDI.docxTUGAS IPI MOCH. YUSUF SHOLEH AFANDI.docx
TUGAS IPI MOCH. YUSUF SHOLEH AFANDI.docx
 
Sirah Nabawiyah 59: Syafa'at Nabi ShallaLlahu 'Alaihi wa Sallam
Sirah Nabawiyah 59: Syafa'at Nabi ShallaLlahu 'Alaihi wa SallamSirah Nabawiyah 59: Syafa'at Nabi ShallaLlahu 'Alaihi wa Sallam
Sirah Nabawiyah 59: Syafa'at Nabi ShallaLlahu 'Alaihi wa Sallam
 
Aisha Ainun Putri_Agama Islam_Ilmu Komunikasi_ Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M...
Aisha Ainun Putri_Agama Islam_Ilmu Komunikasi_ Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M...Aisha Ainun Putri_Agama Islam_Ilmu Komunikasi_ Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M...
Aisha Ainun Putri_Agama Islam_Ilmu Komunikasi_ Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M...
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
10 amalan ringan pembuka jalan menuju
10 amalan ringan pembuka jalan menuju10 amalan ringan pembuka jalan menuju
10 amalan ringan pembuka jalan menuju
 
Keluarga berencana islami
Keluarga berencana islamiKeluarga berencana islami
Keluarga berencana islami
 
KELOMPOK 2 - Iman Kepada Hari Akhir.pptx
KELOMPOK 2 - Iman Kepada Hari Akhir.pptxKELOMPOK 2 - Iman Kepada Hari Akhir.pptx
KELOMPOK 2 - Iman Kepada Hari Akhir.pptx
 
Rdk ja 1440_opening
Rdk ja 1440_openingRdk ja 1440_opening
Rdk ja 1440_opening
 
Fiqih Zakat I'tikaf.pptx
Fiqih Zakat I'tikaf.pptxFiqih Zakat I'tikaf.pptx
Fiqih Zakat I'tikaf.pptx
 
Menjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang BeruntungMenjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang Beruntung
 
Khasiat doa sapu jagat
Khasiat doa sapu jagatKhasiat doa sapu jagat
Khasiat doa sapu jagat
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
Visi dan misi hidup muslim
Visi dan misi hidup muslimVisi dan misi hidup muslim
Visi dan misi hidup muslim
 
Kunci Kebahagiaan.ppt
Kunci Kebahagiaan.pptKunci Kebahagiaan.ppt
Kunci Kebahagiaan.ppt
 
Shalat tahajud
Shalat tahajudShalat tahajud
Shalat tahajud
 

Mehr von Muhsin Hariyanto

Fenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserlFenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserlMuhsin Hariyanto
 
Membuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunciMembuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunciMuhsin Hariyanto
 
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaTawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaMuhsin Hariyanto
 
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharramPuasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharramMuhsin Hariyanto
 
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Muhsin Hariyanto
 
Jalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisJalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisMuhsin Hariyanto
 
Politik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikPolitik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikMuhsin Hariyanto
 
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMenimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMuhsin Hariyanto
 
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMembangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMuhsin Hariyanto
 
Menjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMenjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMuhsin Hariyanto
 
Lailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaLailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaMuhsin Hariyanto
 
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezekiIstighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezekiMuhsin Hariyanto
 
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Muhsin Hariyanto
 
Strategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahStrategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahMuhsin Hariyanto
 
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkunMemahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkunMuhsin Hariyanto
 

Mehr von Muhsin Hariyanto (20)

Fenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserlFenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserl
 
Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01
 
Membuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunciMembuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunci
 
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaTawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
 
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharramPuasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
 
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
 
Jalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisJalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulis
 
Meraih haji mabrur
Meraih haji mabrurMeraih haji mabrur
Meraih haji mabrur
 
Politik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikPolitik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politik
 
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMenimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
 
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMembangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
 
Menjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMenjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halal
 
Lailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaLailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta makna
 
Belajar memberi maaf
Belajar memberi maafBelajar memberi maaf
Belajar memberi maaf
 
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezekiIstighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
 
Bermuhammadiyah
BermuhammadiyahBermuhammadiyah
Bermuhammadiyah
 
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
 
Mimpi, apa maknanya
Mimpi, apa maknanyaMimpi, apa maknanya
Mimpi, apa maknanya
 
Strategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahStrategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyah
 
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkunMemahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
 

Kebahagiaan mana yang ingin anda raih

  • 1. 1 UNIVERSITY RESIDENCE - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA KARASIBAZHU (Kajian Rabu Siang Ba’da Zhuhur) Kebahagiaan Mana Yang Ingin Anda Raih?1 Oleh: Muhsin Hariyanto2 SEBAGIAN orang berkata, 'Hidup itu yang penting ‘happy'. Dari situ kemudian mereka berbuat semaunya. Mereka tidak peduli dengan segala macam aturan. Mereka ingin hidup bahagia, tettapi melakukan perbuatan maksiat yang membahayakan dirinya di akhirat. Mereka tertipu dengan kebahagiaan sesaat yang mereka rasakan di dunia ini, sehingga mereka tetap berani dan tetap ‘nekad’ melakukan perbuatan yang dilarang agama. Memang, hidup bahagia merupakan dambaan setiap makhluk. Namun banyak orang yang tidak tahu atau tidak mau tahu bahwa kebahagiaan hakiki adalah kebahagiaan akhirat. Allâh ‘Azza wa Jalla berfirman: ‫ما‬َ‫و‬ِ‫ه‬ِ‫هذ‬‫ياة‬َ‫ح‬ ‫اْل‬‫يا‬ ‫ح‬ ‫ن‬ُ‫اّدل‬ ّ ‫ال‬ِ‫إ‬‫و‬ ‫ح‬ ‫ه‬ َ ‫ل‬َ‫و‬‫ب‬ِ‫ع‬ َ ‫ل‬َ‫و‬ ّ ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ار‬ّ‫اّدل‬ َ ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫خ‬ ‫ح‬ ‫اْل‬َ ِ‫ه‬ َ ‫ل‬‫وان‬َ‫ي‬َ‫ح‬ ‫اْل‬‫ح‬‫و‬ َ ‫ل‬ ‫وا‬‫اكن‬ َ ‫ون‬‫م‬ َ ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ع‬ َ ‫ي‬ “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” [QS al-‘Ankabût/29: 64] Ketika menjelaskan maksud ayat ini, Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh mengatakan, bahwa Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (dalam rangka) memberitakan betapa dunia itu hina, akan hancur dan akan sirna (pada saat yang telah ditentukan). Dan dunia ini tidak kekal, dan sekedar mendatangkan kelalaian dan bersifat permainan. Dia berfirman, “dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan”, maksudnya (akhirat itu) adalah kehidupan yang kekal, yang ‘haq’, yang tidak akan binasa dan tidak sirna. Kehidupan akhirat berlangsung terus-menerus selama-lamanya. Firman-Nya (yang artinya,) “kalau mereka mengetahui”, maksudnya, jika manusia tahu, maka sungguh mereka 1 Disampaikan Dalam Acara Kajian Rabu Siang (Karasibazhu) University Residence Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu – 22 Juni 2016, di Mushalla Unires Puteri Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2 Penasihat University Residence Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Dosen Teap Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
  • 2. 2 akan lebih mengutamakan sesuatu yang bersifat baqâ’ (kekal) daripada yang fanâ’ (akan binasa).” (Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm (QS al-‘Ankabût/29: 64), juz VI, hal. 296) Oleh karena itu, agar tidak salah langkah, tujuan dan prioritas dalam mengejar kebahagiaan yang kita inginkan, di sini akan kami sampaikan beberapa hal terkait kebahagiaan di dunia dan akhirat. 1. Bahagia Di Dunia, Bahagia Di Akhirat Inilah puncak kebahagiaan. Inilah yang selalu dimohon oleh hamba- hamba Allâh ‘Azza wa Jalla yang shalih, sebagaimana tertuang dalam firman-Nya: ‫م‬‫ه‬ ‫ح‬ ‫ن‬ِ‫م‬ِ‫و‬‫ن‬ ّ ‫م‬‫ول‬‫ق‬ َ ‫ي‬‫ا‬ َ ‫ن‬ّ‫ّب‬َ‫ر‬‫ا‬ َ ‫ن‬ِ‫ت‬‫آ‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ي‬ ‫ح‬ ‫ن‬ُ‫اّدل‬‫ة‬ َ ‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬ِ‫ف‬َ‫و‬ِ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫اْلخ‬‫ة‬ َ ‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬‫ا‬ َ ‫ن‬ِ‫ق‬َ‫و‬ َ‫اب‬ َ ‫ذ‬َ‫ع‬ِ‫ار‬ّ‫اّنل‬(١٠٢) َ ‫ك‬ِ َ ‫وَل‬‫أ‬‫ه‬ َ ‫ل‬‫ح‬‫م‬‫يب‬ ِ‫ص‬ َ ‫ن‬‫ا‬ّ‫م‬ ِ ‫ّم‬ ‫ح‬ ‫وا‬‫ب‬ َ‫س‬ َ ‫ك‬ ّ ‫اّلل‬َ‫و‬‫يع‬ِ َ‫َس‬ِ‫اب‬ َ‫س‬ِ ‫ح‬ ‫اْل‬ (١٠١) “Dan di antara mereka ada orang yang berdo'a, “Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari (amal) yang mereka usahakan; dan Allâh sangat cepat perhitungan-Nya.” [QS al-Baqarah/2: 201-202] Ini juga merupakan do'a dan permohonan Nabi Musa ‘Alaihis Salam dan kaumnya yang shalih, sebagaimana yang Allâh ‘Azza wa Jalla beritakan dalam kitab-Nya: ‫ح‬‫ب‬‫ت‬ ‫ح‬ ‫اك‬َ‫و‬‫ا‬َ َ ‫ّنل‬ِ‫ف‬ِ‫ه‬ِ‫ذ‬ َ ‫ه‬‫ا‬َ‫ي‬ ‫ح‬ ‫ن‬ُ‫اّدل‬‫ة‬ َ ‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬ِ‫ف‬َ‫و‬ِ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫اْلخ‬‫ا‬ ّ ‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬ َ ‫ن‬ ‫ح‬ ‫د‬‫ه‬ َ ‫ك‬‫ح‬ َ ‫َل‬ِ‫إ‬ َ ‫ال‬ َ ‫ق‬ِ‫اب‬ َ ‫ذ‬َ‫ع‬ ‫يب‬ ِ‫ص‬‫أ‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫ح‬‫ن‬َ‫م‬‫اء‬ َ ‫ش‬ َ ‫أ‬ِ‫ت‬َ ‫ح‬ ‫ْح‬َ‫ر‬َ‫و‬‫ح‬‫ت‬َ‫ع‬ِ‫س‬َ‫و‬ ّ ‫ُك‬‫ء‬ ‫ح‬ َ ‫َش‬‫ا‬َ‫ه‬‫ب‬‫ت‬ ‫ح‬ ‫ك‬ َ ‫أ‬ َ‫س‬ َ ‫ف‬َ‫ين‬ِ ّ ‫َّل‬ِ‫ل‬ َ ‫ون‬‫ق‬ ّ ‫ت‬ َ ‫ي‬ َ ‫ون‬‫ت‬ ‫ح‬ ‫ؤ‬‫ي‬َ‫و‬ َ ‫ة‬ َ ‫اك‬ّ‫الّز‬‫ي‬ِ ّ ‫اَّل‬َ‫و‬َ‫ن‬‫م‬‫ه‬‫ا‬ َ ‫ن‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫آي‬ِ‫ب‬ َ ‫ون‬‫ن‬ِ‫م‬ ‫ح‬ ‫ؤ‬‫ي‬ “Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya Kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: “Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa,
  • 3. 3 yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami”. [QS al-A’râf/7: 156] Derajat tertinggi ini akan diraih oleh orang-orang yang bertaqwa dan berbuat ihsan, sebagaimana kita ketahui bahwa ihsân adalah derajat agama yang tertinggi, berdasarkan kandungan hadits Jibrîl ‘Alaihis Salâm. Allâh Azza wa Jalla berfirman: َ ‫يل‬ِ‫ق‬َ‫و‬َ‫ين‬ِ ّ ‫َّل‬ِ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ا‬‫ح‬‫و‬ َ ‫ق‬ ّ ‫اّت‬‫ا‬ َ ‫اذ‬َ‫م‬ َ ‫ل‬َ‫نّز‬ َ ‫أ‬‫ح‬‫م‬‫ك‬ُ‫ّب‬َ‫ر‬ ‫ح‬ ‫وا‬‫ال‬ َ ‫ق‬‫ا‬ ‫ح‬‫ْي‬ َ ‫خ‬َ‫ين‬ِ ّ ‫َّل‬ ِ ‫ل‬ ‫ح‬ ‫وا‬‫ن‬ َ‫س‬ ‫ح‬ ‫ح‬ َ ‫أ‬ِ‫ف‬ِ‫ه‬ِ‫ذ‬ َ ‫ه‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ‫ح‬ ‫ن‬ُ‫اّدل‬‫ة‬ َ ‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬‫ار‬َ َ ‫ّدل‬َ‫و‬ِ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫اْلخ‬‫ح‬‫ْي‬ َ ‫خ‬َ‫م‬ ‫ح‬ ‫ع‬ِ َ ‫ّنل‬َ‫و‬‫ار‬ َ ‫د‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ ّ ‫ت‬‫م‬ ‫ح‬ ‫ال‬ “Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah diturunkan oleh Rabbmu?” Mereka menjawab: “(Allâh telah menurunkan) kebaikan”. Orang-orang yang berbuat ihsân (sebaik-baiknya) di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa.” [QS an- Nahl/16: 30] 2. Sengsara di Dunia, Bahagia di Akhirat Ada lagi orang yang meraih kebahagiaan di akhirat, walaupun di dunia mendapatkan berbagai macam musibah dan ujian, bahkan kesusahan dan kecelakaan. Jenis manusia ini disabdakan oleh Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wa sallam: َ ‫ت‬ ‫ح‬ ‫ؤ‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ع‬ ‫ح‬ ‫ن‬ َ ‫أ‬ِ‫ب‬ِ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ه‬ َ ‫أ‬ُ‫اّدل‬‫ا‬َ‫ي‬ ‫ح‬ ‫ن‬‫ح‬‫ن‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ه‬ َ ‫أ‬ِ‫ار‬ّ‫اّنل‬َ‫م‬‫ح‬‫و‬َ‫ي‬ِ‫ة‬َ‫ام‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ ‫ح‬ ‫ال‬‫غ‬َ‫ب‬ ‫ح‬ ‫ص‬‫ي‬ َ ‫ف‬ِ‫ف‬ِ‫ار‬ّ‫اّنل‬‫ة‬ َ ‫غ‬‫ح‬‫ب‬ َ‫ص‬ ّ‫م‬‫ث‬‫ال‬ َ ‫ق‬‫ي‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ن‬‫ح‬‫اب‬َ‫م‬ َ ‫آد‬ ‫ح‬ ‫ل‬ َ ‫ه‬َ‫ت‬‫ح‬‫ي‬ َ ‫أ‬َ‫ر‬‫ا‬ ‫ح‬‫ْي‬ َ ‫خ‬ُ‫ط‬ َ ‫ق‬ ‫ح‬ ‫ل‬ َ ‫ه‬ّ‫ر‬َ‫ّم‬ َ ‫ك‬ِ‫ب‬‫يم‬ِ‫ع‬ َ ‫ن‬ُ‫ط‬ َ ‫ق‬‫ول‬‫ق‬َ‫ي‬ َ ‫ف‬ َ ‫ال‬ ِ ّ ‫اّلل‬َ‫و‬‫ا‬َ‫ي‬ ِ ‫ب‬َ‫ر‬ َ ‫ت‬ ‫ح‬ ‫ؤ‬‫ي‬َ‫و‬ ِ ‫د‬ َ ‫ش‬ َ ‫أ‬ِ‫ب‬ِ‫اس‬ّ‫اّنل‬‫ا‬‫س‬ ‫ح‬ ‫ؤ‬‫ب‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ي‬ ‫ح‬ ‫ن‬ُ‫اّدل‬‫ح‬‫ن‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ه‬ َ ‫أ‬ِ‫ة‬ ّ ‫ن‬َ‫ح‬ ‫اْل‬‫غ‬َ‫ب‬ ‫ح‬ ‫ص‬‫ي‬ َ ‫ف‬ ‫ة‬ َ ‫غ‬‫ح‬‫ب‬ َ‫ص‬ِ‫ف‬ِ‫ة‬ ّ ‫ن‬َ‫ح‬ ‫اْل‬‫ال‬ َ ‫ق‬‫ي‬ َ ‫ف‬ َ ‫ل‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ن‬‫ح‬‫اب‬َ‫م‬ َ ‫آد‬ ‫ح‬ ‫ل‬ َ ‫ه‬َ‫ت‬‫ح‬‫ي‬ َ ‫أ‬َ‫ر‬‫ا‬‫س‬ ‫ح‬ ‫ؤ‬‫ب‬ُ‫ط‬ َ ‫ق‬ ‫ح‬ ‫ل‬ َ ‫ه‬ّ‫ر‬َ‫ّم‬ َ ‫ك‬ِ‫ب‬ ‫ة‬ ّ ‫د‬ِ‫ش‬ُ‫ط‬ َ ‫ق‬‫ول‬‫ق‬َ‫ي‬ َ ‫ف‬ َ ‫ال‬ِ ّ ‫اّلل‬َ‫و‬‫ا‬َ‫ي‬ ِ ‫ب‬َ‫ر‬‫ا‬َ‫م‬ّ‫ر‬َ‫ّم‬ِ‫ب‬‫س‬ ‫ح‬ ‫ؤ‬‫ب‬ُ‫ط‬ َ ‫ق‬ َ ‫ال‬َ‫و‬‫ت‬‫ح‬‫ي‬ َ ‫أ‬َ‫ر‬‫ة‬ ّ ‫د‬ِ‫ش‬ُ‫ط‬ َ ‫ق‬ “Pada hari Kiamat nanti akan didatangkan seorang penduduk dunia yang paling banyak mendapatkan kenikmatan, namun dia termasuk penduduk neraka. Lalu
  • 4. 4 dia dimasukkan sebentar di dalam api neraka, kemudian dia ditanya, ‘Hai anak Adam, pernahkah engkau melihat kebaikan? Pernahkah engkau mendapatkan kenikmatan?’ Maka dia menjawab, ‘Tidak, demi Allâh, wahai Rabbku. Selanjutnya, akan didatangkan seorang yang paling sengsara di dunia, namun dia termasuk penduduk surga. Lalu dia dimasukkan sebentar ke dalam surga, kemudian dia ditanya, ‘Hai anak Adam, pernahkah engkau melihat kesengsaraan? Pernahkah engkau menderita kesusahan?’ Maka dia menjawab, ‘Tidak, demi Allâh, wahai Rabbku. Aku tidak pernah mendapatkan kesengsaraan sama sekali, dan aku tidak pernah melihat kesusahan sama sekali’.” [Hadis Riwayat Muslim dari Anas bin Malik radhiyâllahu ‘anhu, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 135, hadits no. 7266] 3. Bahagia di Dunia, Celaka di Akhirat Hadits shahîh dari Sahabat Anas bin Mâlik radhiyallâhu ‘anhu di atas juga menjelaskan adanya jenis manusia yang berbahagia –secara lahiriyah- di dunia, namun di akhirat akan mengalami kesengsaraan yang sangat berat. Kita lihat bahwa kebanyakan tokoh masyarakat yang berharta dan berpangkat adalah penentang dakwah para rasul. Allâh ‘Azza wa Jalla berfirman: ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬‫ا‬ َ ‫ن‬ ‫ح‬ ‫ل‬َ‫س‬‫ح‬‫ر‬ َ ‫أ‬ِ‫ف‬‫ة‬َ‫ي‬‫ح‬‫ر‬ َ ‫ق‬‫ن‬ ِ ‫م‬‫ير‬ِ‫ذ‬ ّ ‫ن‬ ّ ‫ال‬ِ‫إ‬ َ ‫ال‬ َ ‫ق‬‫ف‬َ ‫ح‬ ‫ْت‬‫م‬‫ا‬ َ ‫وه‬‫ا‬ ّ ‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬‫م‬‫ت‬ ‫ح‬ ‫ل‬ِ‫س‬‫ح‬‫ر‬‫أ‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ ‫ون‬‫ر‬ِ‫ف‬ َ ‫اك‬ (٤٣)‫وا‬‫ال‬ َ ‫ق‬َ‫و‬‫ن‬ ‫ح‬ َ ‫َن‬ َ ‫ث‬ ‫ح‬ ‫ك‬ َ ‫أ‬‫اال‬َ‫و‬ ‫ح‬ ‫ّم‬ َ ‫أ‬‫ا‬‫الد‬‫ح‬‫و‬ َ ‫أ‬َ‫و‬‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬‫ن‬ ‫ح‬ َ ‫َن‬َ‫ي‬ِ‫ب‬ ّ ‫ذ‬َ‫ع‬‫م‬ِ‫ب‬(٤٣) ‫ح‬ ‫ل‬‫ق‬ ّ ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ ‫ّب‬َ‫ر‬‫ط‬‫س‬ ‫ح‬ ‫ب‬َ‫ي‬ َ ‫ق‬‫ح‬‫ز‬ِ‫الر‬‫ن‬َ‫م‬ِ‫ل‬‫اء‬ َ ‫ش‬َ‫ي‬‫ر‬ِ‫د‬ ‫ح‬ ‫ق‬َ‫ي‬َ‫و‬ّ‫ن‬ِ‫ك‬ َ ‫ل‬َ‫و‬َ َ ‫ث‬ ‫ح‬ ‫ك‬ َ ‫أ‬ِ‫اس‬ّ‫اّنل‬‫ال‬ َ ‫ون‬‫م‬ َ ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ع‬ َ ‫ي‬ (٤٣) “Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya.” Dan mereka berkata, “Harta dan anak- anak kami lebih banyak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab”.Katakanlah: “Sesungguhnya Rabbku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). Akan tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui.” [QS Saba’/34: 34-36] Cobalah perhatikan, orang kafir di bawah ini, bagaimana dia bergembira dan berbahagia di dunia, namun di akhirat dia mendapatkan penderitaan yang tidak akan tertahan. Allâh ‘Azza wa Jalla berfirman:
  • 5. 5 ‫ا‬ ّ ‫م‬ َ ‫أ‬َ‫و‬‫ح‬‫ن‬َ‫م‬َ ِ‫وت‬‫أ‬‫ه‬َ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬‫اء‬َ‫ر‬َ‫و‬ِ‫ه‬ِ‫ر‬ ‫ح‬ ‫ه‬ َ ‫ظ‬(٢٠) َ ‫ف‬‫ح‬‫و‬ َ‫س‬ َ ‫ف‬‫و‬‫ع‬ ‫ح‬ ‫د‬َ‫ي‬‫ا‬‫ور‬‫ب‬‫ث‬(٢٢) َ ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ص‬َ‫ي‬َ‫و‬ ‫ا‬‫ْي‬ِ‫ع‬َ‫س‬(٢١)‫ه‬ ّ ‫ن‬ِ‫إ‬ َ ‫ن‬ َ ‫اك‬ِ‫ف‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ه‬ َ ‫أ‬‫ا‬‫ور‬ ‫ح‬ ‫ْس‬َ‫ّم‬(٢٤)‫ه‬ ّ ‫ن‬ِ‫إ‬ّ‫ن‬ َ ‫ظ‬‫ن‬ َ ‫أ‬‫ن‬ ّ ‫ل‬َ‫ور‬ َ ‫َي‬(٢٣) َ ‫ل‬َ‫ب‬ ّ ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬ّ‫ّب‬َ‫ر‬ َ ‫ن‬ َ ‫اك‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫ا‬‫ْي‬ ِ‫ص‬َ‫ب‬(٢٣) “Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: “Celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Rabbnya selalu melihatnya.” [QS al-Insyiqâq/84: 10-15] Lihatlah tokoh-tokoh kafir zaman dahulu dan sekarang. Lihatlah Fir’aun, Hâmân, Qârûn, dan lainnya. Janganlah kita tidak silau dengan kebahagiaan mereka yang bersifat sementara, tidak terperangah dengan limpahan harta yang mereka miliki, karena tempat kembali orang-orang kafir adalah neraka. Oleh karena itu, jangan sampai seseorang bercita-cita meraih kebahagiaan di dunia saja. Karena dunia itu bersifat sementara, akan hancur dan sangat hina di sisi Allâh ‘Azza wa Jalla. Sesungguhnya Allâh ‘Azza wa Jalla mencela orang-orang yang berdo'a dan memohon kepada-Nya hanya untuk mendapatkan kebaikan dunia. Allâh ‘Azza wa Jalla berfirman: ‫ا‬ َ ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ ‫ف‬‫م‬‫ت‬‫ح‬‫ي‬ َ ‫ض‬ َ ‫ق‬‫ح‬‫م‬‫ك‬ َ ‫ك‬ِ‫اس‬ َ ‫ن‬ ّ ‫م‬ ‫ح‬ ‫وا‬‫ر‬‫ك‬ ‫ح‬ ‫اذ‬ َ ‫ف‬َ ّ ‫اّلل‬‫ح‬‫م‬‫ك‬ِ‫ر‬ ‫ح‬ ‫ك‬ِ‫ذ‬ َ ‫ك‬‫ح‬‫م‬‫ك‬َ‫اء‬َ‫آب‬‫ح‬‫و‬ َ ‫أ‬ ّ ‫د‬ َ ‫ش‬ َ ‫أ‬‫ا‬‫ر‬ ‫ح‬ ‫ك‬ِ‫ذ‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ ‫ف‬ِ‫اس‬ّ‫اّنل‬‫ن‬َ‫م‬‫ول‬‫ق‬ َ ‫ي‬‫ا‬ َ ‫ن‬ّ‫ّب‬َ‫ر‬‫ا‬ َ ‫ن‬ِ‫ت‬‫آ‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ي‬ ‫ح‬ ‫ن‬ُ‫اّدل‬‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ َ ‫ل‬ِ‫ف‬ِ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫اْلخ‬‫ح‬‫ن‬ِ‫م‬‫ق‬ َ ‫ال‬ َ ‫خ‬ “Maka di antara manusia ada orang yang berdo'a, “Ya Rabb kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bagian (yang menyenangkan) di akhirat.” [QS al-Baqarah/2: 200] 4. Celaka di Dunia, Celaka di Akhirat Jenis manusia terakhir, adalah orang yang celaka di dunia dan akhirat. Nas`alullâh as-salâmah wal 'âfiyah. Orang yang tidak memahami dan jauh dari ajaran Islam yang benar dan jauh dari kemudahan rezeki di dunia, hidup sengsara, namun anehnya ia memiliki cita-cita dan keinginan yang sangat buruk (seperti berbuat maksiat atau merusak bila memiliki kekayaan).
  • 6. 6 Sesungguhnya keempat jenis manusia ini dijelaskan oleh Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa sallam di dalam sabda beliau sebagai berikut: ‫ح‬‫م‬‫ك‬‫ث‬ ِ ‫د‬َ‫ح‬‫أ‬َ‫و‬‫يث‬ِ‫د‬َ‫ح‬‫ا‬‫وه‬‫ظ‬ َ ‫ف‬ ‫ح‬ ‫اح‬ َ ‫ف‬: َ ‫ال‬ َ ‫ق‬‫ا‬َ‫م‬ ّ ‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬َ‫ي‬ ‫ح‬ ‫ن‬ُ‫اّدل‬ِ‫ة‬َ‫ع‬َ‫ّب‬‫ح‬‫ر‬ َ ِ‫ِل‬‫ر‬ َ ‫ف‬ َ ‫ن‬:‫د‬‫ح‬‫ب‬ َ ‫ع‬‫ه‬ َ ‫ق‬َ‫ز‬َ‫ر‬ ّ ‫اّلل‬‫اال‬َ‫م‬‫ا‬‫م‬ ‫ح‬ ‫ل‬ِ‫ع‬َ‫و‬َ‫و‬‫ه‬ َ ‫ف‬ِ‫ق‬ ّ ‫ت‬ َ ‫ي‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ه‬ّ‫ّب‬َ‫ر‬‫ل‬ ِ‫ص‬َ‫ي‬َ‫و‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ه‬َ ِ‫ْح‬َ‫ر‬‫م‬ َ ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ع‬َ‫ي‬َ‫و‬ِ ّ ِ‫ّلل‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ا‬ ً ‫ق‬َ‫ح‬ ‫ا‬ َ ‫ذ‬َ‫ه‬ َ ‫ف‬ِ‫ل‬ َ ‫ض‬ ‫ح‬ ‫ف‬ َ ‫أ‬ِ‫ب‬ِ‫ل‬ِ‫از‬ َ ‫ن‬َ‫م‬ ‫ح‬ ‫ال‬‫د‬‫ح‬‫ب‬ َ ‫ع‬َ‫و‬‫ه‬ َ ‫ق‬َ‫ز‬َ‫ر‬ ّ ‫اّلل‬‫ا‬‫م‬ ‫ح‬ ‫ل‬ِ‫ع‬َ‫و‬‫ح‬‫م‬ َ ‫ل‬‫ه‬ ‫ح‬ ‫ق‬‫ز‬‫ح‬‫ر‬َ‫ي‬‫اال‬َ‫م‬َ‫و‬‫ه‬ َ ‫ف‬‫ق‬ِ‫د‬‫ا‬ َ‫ص‬ ِ‫ة‬ّ‫ي‬ِ‫اّنل‬‫ول‬‫ق‬ َ ‫ي‬‫ح‬‫و‬ َ ‫ل‬ ّ ‫ن‬ َ ‫أ‬ِ‫ل‬‫اال‬َ‫م‬‫ت‬ ‫ح‬ ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬ َ ‫ل‬ِ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ِ‫ب‬‫ن‬ َ ‫ال‬‫ف‬َ‫و‬‫ه‬ َ ‫ف‬ِ‫ه‬ِ‫ت‬ّ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫م‬‫ه‬‫ر‬ ‫ح‬ ‫ج‬ َ ‫أ‬ َ ‫ف‬‫اء‬َ‫و‬َ‫س‬ ‫د‬‫ح‬‫ب‬ َ ‫ع‬َ‫و‬‫ه‬ َ ‫ق‬َ‫ز‬َ‫ر‬ ّ ‫اّلل‬‫اال‬َ‫م‬‫ح‬‫م‬ َ ‫ل‬َ‫و‬‫ه‬ ‫ح‬ ‫ق‬‫ز‬‫ح‬‫ر‬َ‫ي‬‫ا‬‫م‬ ‫ح‬ ‫ل‬ِ‫ع‬َ‫و‬‫ه‬ َ ‫ف‬‫ط‬ِ‫ب‬ ‫ح‬ َ ‫َي‬ِ‫ف‬ِ ِ‫ال‬َ‫م‬ِ ‫ح‬‫ْي‬ َ ‫غ‬ِ‫ب‬‫م‬ ‫ح‬ ‫ل‬ِ‫ع‬ َ ‫ال‬ ِ‫ق‬ ّ ‫ت‬ َ ‫ي‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ه‬ّ‫ّب‬َ‫ر‬ َ ‫ال‬َ‫و‬‫ل‬ ِ‫ص‬َ‫ي‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ه‬َ ِ‫ْح‬َ‫ر‬ َ ‫ال‬َ‫و‬‫م‬ َ ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ع‬ َ ‫ي‬ِ ّ ِ‫ّلل‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ا‬ ً ‫ق‬َ‫ح‬‫ا‬ َ ‫ذ‬َ‫ه‬ َ ‫ف‬ِ‫ث‬َ‫ب‬ ‫ح‬ ‫خ‬ َ ‫أ‬ِ‫ب‬ ِ‫ل‬ِ‫از‬ َ ‫ن‬َ‫م‬ ‫ح‬ ‫ال‬‫د‬‫ح‬‫ب‬ َ ‫ع‬َ‫و‬‫ح‬‫م‬ َ ‫ل‬‫ه‬ ‫ح‬ ‫ق‬‫ز‬‫ح‬‫ر‬َ‫ي‬ ّ ‫اّلل‬‫اال‬َ‫م‬ َ ‫ال‬َ‫و‬‫ا‬‫م‬ ‫ح‬ ‫ل‬ِ‫ع‬َ‫و‬‫ه‬ َ ‫ف‬‫ول‬‫ق‬ َ ‫ي‬‫ح‬‫و‬ َ ‫ل‬ ّ ‫ن‬ َ ‫أ‬ِ‫ل‬‫اال‬َ‫م‬ ‫ت‬ ‫ح‬ ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬ َ ‫ل‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ِ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ِ‫ب‬‫ن‬ َ ‫ال‬‫ف‬َ‫و‬‫ه‬ َ ‫ف‬ّ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫ب‬ِ‫ه‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫م‬‫ه‬‫ر‬‫ح‬‫ز‬ِ‫و‬ َ ‫ف‬‫اء‬َ‫و‬َ‫س‬ “Dan aku akan menyampaikan satu perkataan kepada kamu, maka hafalkanlah! Beliau bersabda: Sesungguhnya dunia itu untuk 4 (empat) orang:  Hamba yang Allâh berikan rezeki kepadanya berupa harta (dari jalan yang halal) dan ilmu (agama Islam), kemudian dia bertakwa kepada Rabbnya pada rezeki itu (harta dan ilmu), dia berbuat baik kepada kerabatnya dengan rezekinya, dan dia mengetahui hak bagi Allâh padanya. Hamba ini berada pada kedudukan yang paling utama (di sisi Allâh).  Hamba yang Allâh berikan rezeki kepadanya berupa ilmu, namun Dia (Allâh) tidak memberikan rezeki berupa harta. Dia memiliki niat yang baik. Dia mengatakan, “Seandainya aku memiliki harta aku akan berbuat (baik) seperti perbuatan si Fulan (orang pertama yang melakukan kebaikan itu)”. Maka dia (dibalas) dengan niatnya (yang baik), pahala keduanya (orang pertama dan kedua) sama.  Hamba yang Allâh berikan rezeki kepadanya berupa harta, namun Dia (Allâh) tidak memberikan rezeki kepadanya berupa ilmu, kemudian dia berbuat sembarangan dengan hartanya dengan tanpa ilmu. Dia tidak bertakwa kepada Rabbnya padanya, dia tidak berbuat baik kepada kerabatnya dengan hartanya, dan dia tidak mengetahui hak bagi Allâh
  • 7. 7 padanya. Jadilah hamba ini berada pada kedudukan yang paling buruk (di sisi Allâh).  Hamba yang Allâh tidak memberikan rezeki kepadanya berupa harta dan ilmu, kemudian dia mengatakan: “Seandainya memiliki harta, aku akan berbuat seperti perbuatan si Fulan (dengan orang ketiga yang melakukan keburukan itu)”. Maka dia (dibalas) dengan niatnya, dosa keduanya sama.” (Hadis Riwayat At-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, juz IV, hal. 562, hadits no. 2325; Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz IV, hal. 230- 231, hadits no. 17570; dan Ibnu Majah, Sunan ibn Mâjah, juz V, hal. 306, hadits no. 4228 dari Sahabat Abu Kabsyah al-Anmari radhiyâllahu ‘anhu. Dishahîhkan Syaikh al-Albâni rahimahullah dalam Shahîh Sunan ibn Mâjah, juz II, hal. 413, hadits no. 3406) Inilah berbagai jenis kebahagiaan yang ada, jangan sampai kita salah langkah dalam memilih dan menggapai hakikat kebahagiaan. Karena sesungguhnya orang yang berakal akan lebih mengutamakan akhirat yang kekal abadi ketimbang kenikmatan duniawi yang fanâ’. Hanya Allâh yang memberikan taufiq dan hidayah. Selanjutnya, sejenak kita renungkan kutipan catatan berikut: Di Manakah Kebahagiaan? JIKA kekayaan bisa membuat orang bahagia, tentunya Adolt Merckle, orang terkaya dari Jerman, tidak akan menabrakkan badannya ke kereta api ... JIKA ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson, penyanyi terkenal di USA, tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis ... JIKA kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G. Vargas, Presiden Brazil, tidak akan menembak jantungnya ... JIKA kecantikan bisa membuat orang bahagia, tentunya Marilyn Monroe, artis cantik dari USA, tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga overdosis ... JIKA kesehatan bisa membuat orang bahagia, tentunya Thierry Costa, dokter terkenal dari Perancis, tidak akan membunuh dirinya akibat acara di televisi … TERNYATA, bahagia atau tidaknya hidup seseorang itu, bukan ditentukan oleh seberapa kayanya, tenarnya, cantiknya, kuasanya, sehatnya atau sesukses apa pun hidupnya. TETAPI, yang bisa membuat seseorang itu bahagia adalah dirinya sendiri ... mampukah ia mau mensyukuri semua yang sudah dimilikinya dalam segala hal.
  • 8. 8 “KALAU kebahagiaan bisa dibeli, pasti orang-orang kaya akan membeli kebahagiaan itu. dan kita akan sulit mendapatkan kebahagiaan karena sudah diborong oleh mereka.” “KALAU kebahagiaan itu ada di suatu tempat, pasti belahan lain di bumi ini akan kosong, karena semua orang akan kesana berkumpul dimana kebahagiaan itu berada .” “Untungnya kebahagiaan itu berada di dalam hati setiap manusia.” JADI, kita tidak perlu membeli atau pergi mencari kebahagiaan itu. “Yang kita perlukan adalah hati yang bersih dan ikhlas serta pikiran yang jernih, maka kita bisa menciptakan rasa bahagia itu kapan pun, dimana pun dan dengan kondisi apa pun.” KEBAHAGIAAN itu hanya dimiliki oleh “orang-orang yang dapat bersyukur”. INGATLAH: ¤”jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini”¤ BERSYUKUR adalah suatu kemampuan yang bisa dipelajari oleh siapa pun. BERSYUKUR bukanlah hasil dari suatu keadaan tertentu, melainkan hasil dari sebuah life style (gaya hidup) (Sepucuk renungan dari sahabat di daratan Borneo, yang telah diakses oleh [sahabat saya] Satya Wiragraha) Wallâhu A'lamu bish-Shawâb. (Dikutip dan diselaraskan dari tulisan Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari, dalam http://almanhaj.or.id/content/3593/slash/0/kebahagiaan-mana-yang-ingin-anda- raih/’ diakses Jumat, 26 April 2013 08:07:44 WIB; Sumber: Majalah As-Sunnah, Edisi 08/Tahun XIV/1431H/2010. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8, Selokaton Gondangrejo, Solo 57183, Telp. 0271-858197 Fax 0271- 858196])