SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
Downloaden Sie, um offline zu lesen
1
MATERI KAJIAN KHUSUS TIAP SENIN BAKDA MAGHRIB
AKHLAQ QUR’ANI
MASJID BETENG BINANGUN KADIPATEN WETAN YOGYAKARTA
Tafsir QS al-Qashsash/28 : 77
Menggapai Kemuliaan Hidup dengan Rûh (Spirit) al-Ihsân
Teks (Nash) Ayat al-Quran
ِ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اب‬َ‫و‬ِ‫ا‬َ‫يم‬‫ف‬َِِ‫اك‬
َ
‫آت‬ِِ‫ه‬ َ
‫اّلل‬َِِ‫ار‬َ‫اّدل‬ِِ
َ
‫ة‬َ‫ر‬‫خ‬
ْ
‫اْل‬ِۖ
َ
‫ل‬َ‫و‬ِِ َ‫نس‬
َ
‫ت‬ِِ
َ
‫ك‬َ‫يب‬‫ص‬
َ
‫ن‬ِِ‫م‬َِ‫ن‬ِ
‫ا‬َ‫ي‬
ْ
‫ن‬ُ‫اّدل‬ۖ‫ن‬‫س‬
ْ
‫ح‬
َ
‫أ‬َ‫و‬ِ‫ا‬َ‫م‬
َ
‫ك‬َِِ‫ن‬ َ‫س‬
ْ
‫ح‬
َ
‫أ‬ِِ‫ه‬ َ
‫اّلل‬ِِ
َ
‫ك‬ْ َ
‫َل‬‫إ‬ِۖ
َ
‫ل‬َ‫و‬ِِ‫غ‬ْ‫ب‬
َ
‫ت‬ِِ
َ
‫اد‬ َ‫س‬
َ
‫ف‬
ْ
‫ال‬ِِ‫ف‬ِ
ِ‫ض‬ْ‫ر‬
َ ْ
‫اْل‬ِۖ
َ
‫ن‬‫إ‬َِِ َ
‫اّلل‬ِِ
َ
‫ل‬ُِِ‫ب‬
‫ه‬
‫ُي‬َِِ‫ين‬‫د‬‫س‬
ْ
‫ف‬‫ه‬‫م‬
ْ
‫ال‬
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan..” (QS al-
Qashsash/28 : 77)
Tafsîr al-Mufradât
: Berbuat baiklah kamu. Ini adalah perintah yang pada waktu itu
ditujukan kepada Nabi Muhammad s.a.w., tetapi pesan moralnya
tertuju pada semua orang yang menjadi umat Nabi Muhammad
s.a.w. (umat Islam)
: Kerusakan. Kata ‘kerusakan’ di sini menunjuk pada segala bentuk
kerusakan yang bisa terjadi pada diri manusia, binatang, alam dan
segala hal yang terkait dengannya, baik yang bersifat jasmaniah
maupun ruhaniah.
Penjelasan
Sekurang-kurangnya sebelas kali Allah menggunakan kata “ihsân”
dalam al-Quran untuk menyebut perbuatan yang baik. Dua di antaranya
memakai “alif-lâm”, al-ihsân, yaitu pada QS ar-Rahmân/55: 60,
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).”
dan an-Nahl [16]: 90,
2
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
Bila diterjemahkan secara harfiah, keduanya berarti “kebaikan atau
kebajikan”.
Yang pertama Allah menjelaskan: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali
kebaikan (pula).” Sedang yang kedua, penjelasan itu berbunyi: ”Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan (ihsân), memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.”
Demikian pula dalam sembilan ayat lainnya, kata “ihsân”
diterjemahkan menjadi suatu kebaikan dan perbuatan baik. Bahkan pada QS al-
Baqarah/2: 83, “ihsân” digunakan sebagai pengganti kata berbuat baik kepada
kedua orang tua, sebagaimana dalam firman-Nya:
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah (ihsân)
kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak
memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil darimu, dan kamu selalu
berpaling.”
Pada ayat tersebut, Allah menyebut “ihsân” sejajar dengan larangan
berbuat syirik, perintah berbuat baik kepada orang tua dan kaum kerabat,
berbuat baik kepada fakir miskin da anak-anak yatim, mengucapkan kata-kata
yang baik kepada sesama manusia, serta mendirikan shalat dan menunaikan
zakat. Secara sederhana dapat dipahami bahwa konsep “ihsân” adalah sama dan
sebangun dengan konsep akhlak, baik akhlak kepada Sang Pencipta, maupun
akhlak kepada sesama manusia.
3
Pendeknya, dapat pula diartikan bahwa faktor “ihsân” harus selalu
hadir menyertai seluruh perilaku dan perilaku manusiawi. Ihsân sejatinya
menjadi napas dan inspirasi dari keseluruhan amal manusia, bersenyawa
dengan jenis pekerjaan dan profesi apapun. Karena itu ihsân adalah juga
pengendali motif-motif insani yang mendasari keseluruhan tindakan aktivitas
yang dilaluinya setiap saat.
Itulah sebabnya, ketika berdialog dengan Rasulullah s.a.w., Jibril
menempatkan pertanyaan tentang ihsân ini pada urutan terakhir setelah “iman
dan islam”. Ihsân dalam hal ini menjadi dimensi penggenap amal setelah
seseorang menyatakan keimanan dan melaksanakan serangkaian ajaran seperti
disyariatkan Islam. Ihsân merupakan kekuatan moral yang menyempurnakan
setiap tindakan. Sebagaimana hadits berikut:
…
…
“… maka beritahukanlah padaku tentang ihsân.“ Rasulullah s.a.w.
pun menjawab: "hendaklah engkau menyembah kepada Allah seolah-
olah engkau dapat melihatNya, tetapi jikalau tidak dapat seolah-olah
melihatNya, maka sesungguhnya Allah itu dapat melihatmu …“
(Hadits Riwayat Muslim, Shahîh Muslim, juz I, hal. 28, hadits no.
102; An-Nasâi, Sunan an-Nasâi, juz VIII, hal. 97, hadits no. 4990;
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz I, hal. 51,
hadits no. 363, Abû Dâwud, Sunan Abî Dâwud, juz II, hal. 635,
4695, dari Umar bin al-Khaththâb)
Dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi serta budaya masyarakat
saat ini, kita perlu menghidupkan kembali rûh (spirit) ihsân yang mungkin telah
mati, sehingga tidak ada lagi kebijakan, program, dan tindakan yang hanya
berorientasi pada kepentingan pribadi ataupun kelompok. Semuanya
merupakan implementasi pengabdian hanya kepada-Nya untuk mewujudkan
kebaikan.
Kita tidak cukup hanya menjadi seorang pemeluk agama. Beragama
saja tidak cukup. Beragama (Islam) itu harus pula diikuti oleh ber-ihsân.
Demikianlah, Allah menjelaskan bahwa:
”(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri (ber-
Islam) kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan (ber-ihsan), maka
baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS, al-
Baqarah/2: 112).
1. Cakupan Makna Ihsân
4
Berbuat sesuatu dengan cara ihsân, cakupannya sangat luas. Secara
bahasa ihsân artinya (puncak) kebaikan, yaitu melakukan apa pun dengan
sepenuh hati atau memurnikan niat (ikhlâsh) dan berbuat yang terbaik (itqân)
dalam segala hal. Sedangkan secara istilah, ihsân adalah memurnikan niat dan
melaksanalan ibadah sepenuh hati hanya untuk Allah SWT dengan
menyempurnakan pelaksanaannya seakan-akan kita (umat manusia) “melihat”
Allah SWT padsa saat beribadah, atau (jika ‘kita’ tidak mampu untuk
melakukannya hingga sampai pada derajat tersebut) kita berupaya seoptimal
mungkin untuk merasakan bahwa Allah SWT tengah menyaksikan apa pun
yang tengah kita kerjakan hingga sampai pada hal yang sekecil-kecilnya.
Sebagaimana disabdakan Rasulullah s.a.w. dalam sebuah hadits hadits yang
berkisah tentng dialog antara Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad s.a.w.
tersebut di atas:
…
…
“… maka beritahukanlah padaku tentang ihsân.“ Rasulullah s.a.w.
punnmenjawab: "hendaklah engkau menyembah kepada Allah seolah-
olah engkau dapat melihatNya, tetapi jikalau tidak dapat seolah-olah
melihatNya, maka sesungguhnya Allah itu dapat melihatmu …“
(Hadits Riwayat Muslim, Shahîh Muslim, juz I, hal. 28, hadits no.
102; An-Nasâi, Sunan an-Nasâi, juz VIII, hal. 97, hadits no. 4990;
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz I, hal. 51,
hadits no. 363, Abû Dâwud, Sunan Abî Dâwud, juz II, hal. 635,
4695, dari Umar bin al-Khaththâb)
Cakupan makna ihsân, meliputi antara lain:
a. Ihsân kepada sesama manusia, khususnya kepada orang tua, kerabat dan
manusia pada umumnya. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah SWT:
”
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil (orang yang tengah berada
dalam perjalanan dan bekalnya tidak memadai untuk mencukupi
kebutuhan primernya), dan dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan
diri.” (QS an-Nisâ’/4 : 36)
5
b. Ihsân kepada hewan dan tumbuhan. Selain diperintahkan
untuk berbuat ihsân terhadap manusia, kita juga diperintahkan
untuk berbuat ihsân kepada hewan dan juga kepada tumbuhan.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits di atas:
“Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika
kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu; hendaklah kalian
mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya.”
Dan QS al-Baqarah/2: 205,
ۗ
“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk
mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan
binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.”
Dalam hadits di atas -- secara khusus -- diperintahkan dua hal, yaitu:
1) Berbuat ihsân dalam membunuh, baik membunuh manusia karena alasan
yang dibenarkan Allah SWT, seperti membunuh pelaku kejahatan yang
sudah divonis untuk dihukum mati. Maka hukuman tersebut perlu
dilaksanakan dengan cara yang baik dan tidak menyakitinya. Atau
membunuh hewan-hewan yang dianggap berbahaya atau buas dan
mengancam nyawa, juga harus dilakukan dengan cara yang baik pula.
Misalnya tidak boleh membunuhnya dengan membakar atau
menyiksanya.
2) Berbuat ihsân dalam menyembelih, yaitu dengan cara menajamkan pisau
yang digunakan untuk menyembelih dan kedua menyenangkan hewan
sembelihannya. Atau dengan kata lain memerlakukan hewan yang akan
disembelih dengan baik, seperti memberi makan dan minum dengan
baik, menyediakan kandang yang baik dan sebagainya. Dan ketika
menyembelihnya juga dilakukan dengan sebaik-baiknya, seperti
dianjurkan untuk dihadapkan ke arah kiblat, membaca lafazh basmalah,
dengan menggunakan pisau yang tajam, dan sebagainya.
Dan dalam ayat di atas, Allah mengingatkan kepada umat Islam agar
tidak merusak harmoni alam, termasuk di dalamnya (tidak merusak) tumbuh-
tumbihan.
Wallâhu A’lam bish-Shawâb.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

05 wakaf workshop nazhir us
05 wakaf workshop nazhir us05 wakaf workshop nazhir us
05 wakaf workshop nazhir us
Pristiyanto SS
 
konsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamkonsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islam
Ahmad Rudi
 
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Marhamah Saleh
 
Bab 5 Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa Syukur
Bab 5 Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa SyukurBab 5 Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa Syukur
Bab 5 Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa Syukur
TeukuMahawira
 

Was ist angesagt? (20)

yunus
yunusyunus
yunus
 
Infaq, Shodaqoh, dan Zakat
Infaq, Shodaqoh, dan ZakatInfaq, Shodaqoh, dan Zakat
Infaq, Shodaqoh, dan Zakat
 
05 wakaf workshop nazhir us
05 wakaf workshop nazhir us05 wakaf workshop nazhir us
05 wakaf workshop nazhir us
 
Konsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islamKonsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islam
 
konsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamkonsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islam
 
Makalah zakat kelompok 4
Makalah zakat kelompok 4Makalah zakat kelompok 4
Makalah zakat kelompok 4
 
Makna dan Konsekuensi Syahadat
Makna dan Konsekuensi SyahadatMakna dan Konsekuensi Syahadat
Makna dan Konsekuensi Syahadat
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
 
Koperasi syariah dan pembiayaan
Koperasi syariah dan pembiayaanKoperasi syariah dan pembiayaan
Koperasi syariah dan pembiayaan
 
Bukti kebenaran al quran
Bukti kebenaran al quranBukti kebenaran al quran
Bukti kebenaran al quran
 
Pentingnya Dakwah untuk Kita
Pentingnya Dakwah untuk KitaPentingnya Dakwah untuk Kita
Pentingnya Dakwah untuk Kita
 
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
 
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
 
I'jaz Al Qur'an
 I'jaz Al Qur'an I'jaz Al Qur'an
I'jaz Al Qur'an
 
Makalah hukum islam
Makalah hukum islamMakalah hukum islam
Makalah hukum islam
 
Nuzulul Qur’An
Nuzulul Qur’AnNuzulul Qur’An
Nuzulul Qur’An
 
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
 
Bab 5 Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa Syukur
Bab 5 Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa SyukurBab 5 Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa Syukur
Bab 5 Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa Syukur
 
Al-aam dan Khos Fiqh Muamalah
Al-aam dan Khos Fiqh MuamalahAl-aam dan Khos Fiqh Muamalah
Al-aam dan Khos Fiqh Muamalah
 
Al qur’an sebagai pedoman hidup
Al qur’an sebagai pedoman hidupAl qur’an sebagai pedoman hidup
Al qur’an sebagai pedoman hidup
 

Andere mochten auch (6)

Tafsir ayat (arif)
Tafsir ayat (arif)Tafsir ayat (arif)
Tafsir ayat (arif)
 
Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Etos Kerja
Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Etos KerjaAyat-Ayat Al-Qur’an tentang Etos Kerja
Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Etos Kerja
 
Ayat qur’an dan hadis tentang taat, kompetisi
Ayat qur’an dan hadis tentang taat, kompetisiAyat qur’an dan hadis tentang taat, kompetisi
Ayat qur’an dan hadis tentang taat, kompetisi
 
Ayat ayat tentang etos kerja
Ayat ayat tentang etos kerjaAyat ayat tentang etos kerja
Ayat ayat tentang etos kerja
 
Dalil Al -Quran dan Hadist Tentang Etos Kerja
Dalil Al -Quran dan Hadist Tentang Etos KerjaDalil Al -Quran dan Hadist Tentang Etos Kerja
Dalil Al -Quran dan Hadist Tentang Etos Kerja
 
Makalah hadis tentang etos kerja
Makalah hadis tentang etos kerjaMakalah hadis tentang etos kerja
Makalah hadis tentang etos kerja
 

Ähnlich wie Tafsir qs al qashash ayat 77

Adil-Ikhsan 5.docx
Adil-Ikhsan 5.docxAdil-Ikhsan 5.docx
Adil-Ikhsan 5.docx
MohZaini6
 
AQIDAH TAUHID.docx
AQIDAH TAUHID.docxAQIDAH TAUHID.docx
AQIDAH TAUHID.docx
ObenRegar
 
Mari berpuasa lahir dan batin 01
Mari berpuasa lahir dan batin 01Mari berpuasa lahir dan batin 01
Mari berpuasa lahir dan batin 01
Muhsin Hariyanto
 
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt
debujalanan
 

Ähnlich wie Tafsir qs al qashash ayat 77 (20)

Adil-Ikhsan 5.docx
Adil-Ikhsan 5.docxAdil-Ikhsan 5.docx
Adil-Ikhsan 5.docx
 
Berbuat ihsan dalam segala hal
Berbuat ihsan dalam segala halBerbuat ihsan dalam segala hal
Berbuat ihsan dalam segala hal
 
MODUL IHSAN.docx
MODUL IHSAN.docxMODUL IHSAN.docx
MODUL IHSAN.docx
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Hakikat beribadah dan urgensinya - Materi PAG Islam di Perguruan Tinggi
Hakikat beribadah dan urgensinya - Materi PAG Islam di Perguruan TinggiHakikat beribadah dan urgensinya - Materi PAG Islam di Perguruan Tinggi
Hakikat beribadah dan urgensinya - Materi PAG Islam di Perguruan Tinggi
 
kuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.ppt
kuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.pptkuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.ppt
kuliah_IV _hakikat_manusia_menurut_islam_ok.ppt
 
Tawassul dan tahlilan
Tawassul dan tahlilanTawassul dan tahlilan
Tawassul dan tahlilan
 
Saya Mestilah Muslim Dari Sudut Ibadah
Saya Mestilah Muslim Dari Sudut IbadahSaya Mestilah Muslim Dari Sudut Ibadah
Saya Mestilah Muslim Dari Sudut Ibadah
 
Hadist
HadistHadist
Hadist
 
AQIDAH TAUHID.docx
AQIDAH TAUHID.docxAQIDAH TAUHID.docx
AQIDAH TAUHID.docx
 
Romadhan membentuk sifat ihsan
Romadhan membentuk sifat ihsanRomadhan membentuk sifat ihsan
Romadhan membentuk sifat ihsan
 
Mari berpuasa lahir dan batin 01
Mari berpuasa lahir dan batin 01Mari berpuasa lahir dan batin 01
Mari berpuasa lahir dan batin 01
 
Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...
Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...
Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...
 
Hadits arbain ke 27
Hadits arbain ke 27Hadits arbain ke 27
Hadits arbain ke 27
 
IM 1 IHSANUL AMAL & THOLABUL ILMI.pptx
IM 1 IHSANUL AMAL & THOLABUL ILMI.pptxIM 1 IHSANUL AMAL & THOLABUL ILMI.pptx
IM 1 IHSANUL AMAL & THOLABUL ILMI.pptx
 
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt
02 Menyatukan Pemikiran, Perasaan dan Perbuatan(1).ppt
 
pengertian ihsan dan masalah ihsan
pengertian ihsan dan masalah ihsanpengertian ihsan dan masalah ihsan
pengertian ihsan dan masalah ihsan
 
Buletin Rumbai Edisi 12 Mengingat Kematian Melancarkan Kemaslahatan
Buletin Rumbai Edisi 12 Mengingat Kematian Melancarkan KemaslahatanBuletin Rumbai Edisi 12 Mengingat Kematian Melancarkan Kemaslahatan
Buletin Rumbai Edisi 12 Mengingat Kematian Melancarkan Kemaslahatan
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 

Mehr von Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Muhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Muhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Muhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
Muhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
Muhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Muhsin Hariyanto
 

Mehr von Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Tafsir qs al qashash ayat 77

  • 1. 1 MATERI KAJIAN KHUSUS TIAP SENIN BAKDA MAGHRIB AKHLAQ QUR’ANI MASJID BETENG BINANGUN KADIPATEN WETAN YOGYAKARTA Tafsir QS al-Qashsash/28 : 77 Menggapai Kemuliaan Hidup dengan Rûh (Spirit) al-Ihsân Teks (Nash) Ayat al-Quran ِ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اب‬َ‫و‬ِ‫ا‬َ‫يم‬‫ف‬َِِ‫اك‬ َ ‫آت‬ِِ‫ه‬ َ ‫اّلل‬َِِ‫ار‬َ‫اّدل‬ِِ َ ‫ة‬َ‫ر‬‫خ‬ ْ ‫اْل‬ِۖ َ ‫ل‬َ‫و‬ِِ َ‫نس‬ َ ‫ت‬ِِ َ ‫ك‬َ‫يب‬‫ص‬ َ ‫ن‬ِِ‫م‬َِ‫ن‬ِ ‫ا‬َ‫ي‬ ْ ‫ن‬ُ‫اّدل‬ۖ‫ن‬‫س‬ ْ ‫ح‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ِ‫ا‬َ‫م‬ َ ‫ك‬َِِ‫ن‬ َ‫س‬ ْ ‫ح‬ َ ‫أ‬ِِ‫ه‬ َ ‫اّلل‬ِِ َ ‫ك‬ْ َ ‫َل‬‫إ‬ِۖ َ ‫ل‬َ‫و‬ِِ‫غ‬ْ‫ب‬ َ ‫ت‬ِِ َ ‫اد‬ َ‫س‬ َ ‫ف‬ ْ ‫ال‬ِِ‫ف‬ِ ِ‫ض‬ْ‫ر‬ َ ْ ‫اْل‬ِۖ َ ‫ن‬‫إ‬َِِ َ ‫اّلل‬ِِ َ ‫ل‬ُِِ‫ب‬ ‫ه‬ ‫ُي‬َِِ‫ين‬‫د‬‫س‬ ْ ‫ف‬‫ه‬‫م‬ ْ ‫ال‬ “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan..” (QS al- Qashsash/28 : 77) Tafsîr al-Mufradât : Berbuat baiklah kamu. Ini adalah perintah yang pada waktu itu ditujukan kepada Nabi Muhammad s.a.w., tetapi pesan moralnya tertuju pada semua orang yang menjadi umat Nabi Muhammad s.a.w. (umat Islam) : Kerusakan. Kata ‘kerusakan’ di sini menunjuk pada segala bentuk kerusakan yang bisa terjadi pada diri manusia, binatang, alam dan segala hal yang terkait dengannya, baik yang bersifat jasmaniah maupun ruhaniah. Penjelasan Sekurang-kurangnya sebelas kali Allah menggunakan kata “ihsân” dalam al-Quran untuk menyebut perbuatan yang baik. Dua di antaranya memakai “alif-lâm”, al-ihsân, yaitu pada QS ar-Rahmân/55: 60, “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” dan an-Nahl [16]: 90,
  • 2. 2 “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” Bila diterjemahkan secara harfiah, keduanya berarti “kebaikan atau kebajikan”. Yang pertama Allah menjelaskan: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” Sedang yang kedua, penjelasan itu berbunyi: ”Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan (ihsân), memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” Demikian pula dalam sembilan ayat lainnya, kata “ihsân” diterjemahkan menjadi suatu kebaikan dan perbuatan baik. Bahkan pada QS al- Baqarah/2: 83, “ihsân” digunakan sebagai pengganti kata berbuat baik kepada kedua orang tua, sebagaimana dalam firman-Nya: “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah (ihsân) kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil darimu, dan kamu selalu berpaling.” Pada ayat tersebut, Allah menyebut “ihsân” sejajar dengan larangan berbuat syirik, perintah berbuat baik kepada orang tua dan kaum kerabat, berbuat baik kepada fakir miskin da anak-anak yatim, mengucapkan kata-kata yang baik kepada sesama manusia, serta mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Secara sederhana dapat dipahami bahwa konsep “ihsân” adalah sama dan sebangun dengan konsep akhlak, baik akhlak kepada Sang Pencipta, maupun akhlak kepada sesama manusia.
  • 3. 3 Pendeknya, dapat pula diartikan bahwa faktor “ihsân” harus selalu hadir menyertai seluruh perilaku dan perilaku manusiawi. Ihsân sejatinya menjadi napas dan inspirasi dari keseluruhan amal manusia, bersenyawa dengan jenis pekerjaan dan profesi apapun. Karena itu ihsân adalah juga pengendali motif-motif insani yang mendasari keseluruhan tindakan aktivitas yang dilaluinya setiap saat. Itulah sebabnya, ketika berdialog dengan Rasulullah s.a.w., Jibril menempatkan pertanyaan tentang ihsân ini pada urutan terakhir setelah “iman dan islam”. Ihsân dalam hal ini menjadi dimensi penggenap amal setelah seseorang menyatakan keimanan dan melaksanakan serangkaian ajaran seperti disyariatkan Islam. Ihsân merupakan kekuatan moral yang menyempurnakan setiap tindakan. Sebagaimana hadits berikut: … … “… maka beritahukanlah padaku tentang ihsân.“ Rasulullah s.a.w. pun menjawab: "hendaklah engkau menyembah kepada Allah seolah- olah engkau dapat melihatNya, tetapi jikalau tidak dapat seolah-olah melihatNya, maka sesungguhnya Allah itu dapat melihatmu …“ (Hadits Riwayat Muslim, Shahîh Muslim, juz I, hal. 28, hadits no. 102; An-Nasâi, Sunan an-Nasâi, juz VIII, hal. 97, hadits no. 4990; Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz I, hal. 51, hadits no. 363, Abû Dâwud, Sunan Abî Dâwud, juz II, hal. 635, 4695, dari Umar bin al-Khaththâb) Dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi serta budaya masyarakat saat ini, kita perlu menghidupkan kembali rûh (spirit) ihsân yang mungkin telah mati, sehingga tidak ada lagi kebijakan, program, dan tindakan yang hanya berorientasi pada kepentingan pribadi ataupun kelompok. Semuanya merupakan implementasi pengabdian hanya kepada-Nya untuk mewujudkan kebaikan. Kita tidak cukup hanya menjadi seorang pemeluk agama. Beragama saja tidak cukup. Beragama (Islam) itu harus pula diikuti oleh ber-ihsân. Demikianlah, Allah menjelaskan bahwa: ”(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri (ber- Islam) kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan (ber-ihsan), maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS, al- Baqarah/2: 112). 1. Cakupan Makna Ihsân
  • 4. 4 Berbuat sesuatu dengan cara ihsân, cakupannya sangat luas. Secara bahasa ihsân artinya (puncak) kebaikan, yaitu melakukan apa pun dengan sepenuh hati atau memurnikan niat (ikhlâsh) dan berbuat yang terbaik (itqân) dalam segala hal. Sedangkan secara istilah, ihsân adalah memurnikan niat dan melaksanalan ibadah sepenuh hati hanya untuk Allah SWT dengan menyempurnakan pelaksanaannya seakan-akan kita (umat manusia) “melihat” Allah SWT padsa saat beribadah, atau (jika ‘kita’ tidak mampu untuk melakukannya hingga sampai pada derajat tersebut) kita berupaya seoptimal mungkin untuk merasakan bahwa Allah SWT tengah menyaksikan apa pun yang tengah kita kerjakan hingga sampai pada hal yang sekecil-kecilnya. Sebagaimana disabdakan Rasulullah s.a.w. dalam sebuah hadits hadits yang berkisah tentng dialog antara Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad s.a.w. tersebut di atas: … … “… maka beritahukanlah padaku tentang ihsân.“ Rasulullah s.a.w. punnmenjawab: "hendaklah engkau menyembah kepada Allah seolah- olah engkau dapat melihatNya, tetapi jikalau tidak dapat seolah-olah melihatNya, maka sesungguhnya Allah itu dapat melihatmu …“ (Hadits Riwayat Muslim, Shahîh Muslim, juz I, hal. 28, hadits no. 102; An-Nasâi, Sunan an-Nasâi, juz VIII, hal. 97, hadits no. 4990; Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz I, hal. 51, hadits no. 363, Abû Dâwud, Sunan Abî Dâwud, juz II, hal. 635, 4695, dari Umar bin al-Khaththâb) Cakupan makna ihsân, meliputi antara lain: a. Ihsân kepada sesama manusia, khususnya kepada orang tua, kerabat dan manusia pada umumnya. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah SWT: ” “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib- kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil (orang yang tengah berada dalam perjalanan dan bekalnya tidak memadai untuk mencukupi kebutuhan primernya), dan dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS an-Nisâ’/4 : 36)
  • 5. 5 b. Ihsân kepada hewan dan tumbuhan. Selain diperintahkan untuk berbuat ihsân terhadap manusia, kita juga diperintahkan untuk berbuat ihsân kepada hewan dan juga kepada tumbuhan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits di atas: “Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu; hendaklah kalian mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya.” Dan QS al-Baqarah/2: 205, ۗ “Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.” Dalam hadits di atas -- secara khusus -- diperintahkan dua hal, yaitu: 1) Berbuat ihsân dalam membunuh, baik membunuh manusia karena alasan yang dibenarkan Allah SWT, seperti membunuh pelaku kejahatan yang sudah divonis untuk dihukum mati. Maka hukuman tersebut perlu dilaksanakan dengan cara yang baik dan tidak menyakitinya. Atau membunuh hewan-hewan yang dianggap berbahaya atau buas dan mengancam nyawa, juga harus dilakukan dengan cara yang baik pula. Misalnya tidak boleh membunuhnya dengan membakar atau menyiksanya. 2) Berbuat ihsân dalam menyembelih, yaitu dengan cara menajamkan pisau yang digunakan untuk menyembelih dan kedua menyenangkan hewan sembelihannya. Atau dengan kata lain memerlakukan hewan yang akan disembelih dengan baik, seperti memberi makan dan minum dengan baik, menyediakan kandang yang baik dan sebagainya. Dan ketika menyembelihnya juga dilakukan dengan sebaik-baiknya, seperti dianjurkan untuk dihadapkan ke arah kiblat, membaca lafazh basmalah, dengan menggunakan pisau yang tajam, dan sebagainya. Dan dalam ayat di atas, Allah mengingatkan kepada umat Islam agar tidak merusak harmoni alam, termasuk di dalamnya (tidak merusak) tumbuh- tumbihan. Wallâhu A’lam bish-Shawâb.